ICD 10 pada chapter V dan VI
Mental, behavioural disorders
Diseases of the nervous system
Prima Soultoni Akbar SST MPH
Prodi D3 RMIK, Jurusan KesehatanTerapan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Kemampuan akhir yang diharapkan:
Mahasiswa mampu memahami
dasar ICD 10
pada chapter V dan VI:
1.
Mental, behavioural disorders
Bab-Bab di Volume 1 ICD-10
A-Z (kecuali U), halaman 107 - 1175
BAB (alfabet) Judul Bab Halaman
I (A-B) Penyakit Infeksi dan Parasitik tertentu 99
II (C-D) Neoplasma 165
III (D) Penyakit Darah dan Organ Pembentuk Darah dan gangguan yang melibatkan Mekanisme
Imunitas 227
IV (E) Penyakit Endokrin, Nutrisional dan Metabolik 247 V (F) Gangguan Mental dan Prilaku 281
VI (G) Penyakit Sistem Saraf 347
VII (H) Penyakit Mata dan Adneksa Mata 379 VIII (H) Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoid 407
BAB (alfabet) Judul Bab Halaman
IX (I ) Penyakit Sistem Sirkulasi 417
X (J) Penyakit Sistem Respirasi 455
XI (K) Penyakit Sistem Digestif 485
XII (L) Penyakit Kulit & Jaringan Bawah Kulit 531 XIII (M) Penyakit Otot-Kerangka Tulang & Jaringan Ikat 557 XIV (N) Penyakit Sistem Genitourinaria 603 XV (O) Kehamilan, persalinan-kelahiran dan nifas 641 XVI (P) Kondisi-kondisi tertentu dimulai dalam
periode perinatal 679
XVII (Q) Malformasi, deformasi dan abnormalitas
BAB (alfabet) Judul Bab Halaman XVIII (R) Simtoma, tanda-tanda dan temuan
klinis, laboratori yang abnormal, NEC
(Not elserwhere classified) 755
XIX (S-T) Cedera, keracunan dan
konsekuensi-konsekuensi lain akibat sebab luar 789
XX (V-W-X-Y) Sebab-sebab luar Mortalitas
dan Morbiditas 891
XXI. (Z) Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan
fasiltas pelayanan kesehatan 979
XXII. (U) Special purposes, SARS, 1023
BAB V
Gangguan Mental dan Prilaku (F00-F99)
Blok-blok di dalam bab ini:
F00-F09 Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa gejala
F10-F19 Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif F20-F29 Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)
F30-F39 Kelainan alam perasaan (mood/affective]
F40-F48 Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan somatoformis. F50-F59 Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis dan faktor fisik F60-F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa.
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Kelainan perkembangan psikologis
F90-F98 Kelainan tingkah laku dan emosi yang biasa mulai pada masa anak dan remaja
F00-F09: Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala
Blok ini berisi kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak, kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak. Kerusakan fungsi ini bisa primer atau sekunder.
Kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara langsung dan selektif mengganggu otak; sedangkan kelainan sekunder adalah pada penyakit yang melibatkan otak sebagai salah satu dari berbagai sistem atau organ tubuh yang diserangnya.
Dementia (F00-F03)
•Dementia merupakan sindroma kekacauan fungsi tinggi korteks
seperti daya ingat, belajar, berpikir, orientasi, memahami, menghitung, dan memutuskan.
•Kesadaran tidak terganggu. Biasanya terdapat kerusakan fungsi
kognitif (pengenalan), yang kadang-kadang didahului oleh
memburuknya kontrol emosi, tingkah-laku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada:
1. Penyakit Alzheimer, yaitu penyakit degenerasi primer otak
yang penyebabnya tidak jelas;
2. Penyakit pembuluh darah otak yang menimbulkan infark
otak, dan
F10-F19
Kelainan jiwa akibat penggunaan
zat psikoaktif
•Blok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik
melalui resep dokter atau tidak.
•Karakter ketiga pada kode menunjukkan jenis zat, dan karakter
keempat menunjukkan keadaan klinis.
•Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga,
namun harus diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat ini bisa digunakan pada semua zat. Subdivisi karakter keempat.
Berikut Subkategori yang digunakan
untuk kategori F10-F19:
•.0 Intoksikasi akut
•.1 Penggunaan yang berbahaya •.2 Sindroma ketergantungan •.3 Keadaan putus obat
•.4 Keadaan putus obat dengan delirium •.5 Kelainan psikosis
•.6 Sindroma amnesia
•.7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat
.0 Intoksikasi akut
Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan kekacauan tingkat kesadaran, kognisi, persepsi, alam perasaan atau tingkah-laku, atau fungsi dan respons psiko-fisiologis lain.
Kekacauan berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut waktu. Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan
jaringan atau komplikasi lain telah terjadi. Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain.
Sifat komplikasi tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut. Contohnya adalah mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk NOS, intoksikasi patologis, ‘kesurupan' dan ‘kemasukan’ pada waktu intoksikasi zat psikoaktif
.1 Penggunaan yang berbahaya
Sebuah pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan. Kerusakan bisa berupa fisik (seperti hepatitis akibat penyuntikan zat psikoaktif) atau mental (misalnya episode depresi setelah meminum alkohol dalam jumlah besar).
.2 Sindroma ketergantungan
•Campuran fenomena tingkah-laku, kognitif, dan fisiologis yang
muncul setelah pemakaian berulang, Sindroma ini khas dengan adanya dorongan untuk menggunakan zat tersebut
.3 Keadaan putus obat
•Kelompok gejala yang terjadi akibat penarikan zat psikoaktif
setelah penggunaan yang menetap. Onset dan arah perjalanan gejala ini terbatas dan tergantung pada zat psikoaktif dan dosis yang digunakan sebelum penggunaannya dihentikan atau
• .4 Keadaan putus obat dengan delirium
Keadaan putus obat yang diikuti oleh delirium (F05.-). Kejang juga bisa timbul. Kalau penyebabnya diduga faktor organik, maka harus
diklasifikasikan pada F05.8. Contohnya delirium tremens (diinduksi alkohol)
• .5 Kelainan psikosis
• Sekelompok fenomena psikosis yang terjadi selama atau sesudah penggunaan zat psikoaktif tapi tidak bisa dijelaskan berdasarkan
intoksikasi akut saja dan tidak merupakan bentuk keadaan putus obat. Kelainan ini khas dengan halusinasi (biasanya auditorius, tapi sering lebih dari satu jenis sensoris), distorsi persepsi, waham (sering bersifat paranoid atau curiga), kekacauan psikomotor (excitement atau
stupor), dan alam perasaan abnormal yang bisa berkisar dari sangat takut atau sangat senang. Sensoris biasanya jernih, namun bisa terjadi penurunan kesadaran walau pun tidak berat.
• Contohnya adalah halusinosis, cemburu, paranoia dan psikosis akibat alkohol
•.6 Sindroma amnesia
Sebuah gejala dengan kerusakan pada ingatan baru dan lama.
Ingatan terbaru masih utuh, sedangkan ingatan baru lebih terganggu daripada ingatan lama.
.7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat (late-onset)
•Perubahan kognisi, alam perasaan, kepribadian, atau tingkah laku
akibat alkohol atau zat psikoaktif berlangsung lebih lama daripada mestinya. Awal terjadinya kelainan harus sesuai dengan penggunaan zat psikoaktif. Kalau kelainan terjadi setelah episode penggunaan zat, kelainan tersebut dikode kalau jelas merupakan efek sisa zat tersebut
•.8 Kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
F20-F29: Schizophrenia,
schizotype dan waham
•
Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan
skhizotipe, waham persisten, dan kelainan psikotik
akut dan sementara.
•
Kelainan skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori
F30-F39
Kelainan alam
perasaan (mood/ affective]
Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan
menjadi tertekan (dengan atau tanpa kecemasan yang terkait) atau menjadi sangat bebas.
Perubahan mood biasanya diikuti oleh perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa merupakan gejala sekunder dari, atau mudah dipahami dari bentuk perubahan mood dan aktifitas.
Hampir semua kelainan ini cenderung berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering berhubungkan dengan kejadian atau situasi yang membuat stress.
F40-F48
Kelainan neurotik,
berhubungan dengan stress-dan
somatoformis.
F50-F59
Sindroma tingkah laku akibat
kekacauan fisiologis dan faktor fisik
Misalnya:
•Kelainan makan • Kelainan tidur
F60-F69
Kelainan kepribadian dan tingkah
laku pada orang dewasa.
•Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang
nyata secara klinis dan cenderung menetap.
•Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan
perubahan kepribadian (F62) merupakan pola tingkah-laku yang tertanam dalam, dan muncul sebagai respons terhadap berbagai situasi.
•Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami,
memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya dengan orang lain.
F70-F79
Retardasi mental
•Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas dengan
kegagalan keterampilan pada masa perkembangan. Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan umum seperti daya kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi dapat terjadi dengan atau tanpa keadaan mental dan fisik lainnya.
•Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang
distandarisasi. Ukuran ini memberi perkiraan derajat retardasi
mental. Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial bisa membaik sebagai hasil latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan pada tingkat kemampuan fungsi saat pemeriksaan.
F80-F89
Kelainan perkembangan psikologis
•
Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak,
berhubungan dengan pematangan sistem syaraf pusat,
dan arah yang tetap tanpa remisi atau relaps.
•
Fungsi yang terganggu mencakup bahasa, keterampilan
visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak.
Biasanya kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau
pun defisit ringan sering ada pada usia dewasa.
F90-F98
Kelainan tingkah laku dan emosi
yang biasa mulai pada masa anak
dan remaja
•Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif,
suka berganti aktifitas tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur dan berlebihan.
•Tidak memiliki rasa sungkan pada orang dewasa, tidak disukai oleh
anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
BAB VI (G00-G99)
PENYAKIT SISTEM PERSYARAFAN
•Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini bisa
disebabkan oleh efek obat atau penyebab eksternal.
SISTEM SARAF
(NERVOUS SYSTEM)
Struktur:
Sistem saraf tersusun dari:
- sel saraf (nerve cells),
- otak (brain),
- korda spinalis (spinal cord),
- 12 pasang saraf kranial (cranial nerves), dan
- 31 pasang saraf spinalis (spinal nerves).
• Otak dan korda spinalis disebut
Sistem Saraf Pusat = Central Nervous System (CNS).
• Saraf kranial (12 ps.) dan saraf spinal (31 ps.) disebut
Fungsi Sistem Saraf
Struktur sistem saraf menjalankan fungsi:
(1) Meregulasi aktifitas tubuh
(2) Mengontrol kesadaran
(3) Mendeteksi stimuli lingkungan
(4) Merespons stimuli lingkungan
(5) Memroses dan menyimpan informasi sensoris
dan, motoris, dan
(6) Mentransmisi impuls sensoris dan motoris
antara otak dan seluruh bagian tubuh.
Blok-blok dalam bab ini adalah:
1. G00-G09 Penyakit peradangan CNS
2. G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS 3. G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan
4. G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf 5. G35-G37 Penyakit-penyakit demielinasi CNS
6. G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal 7. G50-G59 Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus
8. G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer 9. G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
10. G80-G83 Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya 11. G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf
Tugas:
Buatlah rangkuman
mengenai ICD 10 Bab V dan Bab VI
Tulis nama, Nim, Prodi,
Tanggal perkulihan, Judul,Isi rangkuman
Dikumpulkan pertemuan selanjutnya
Praktikum
ICD 10
pada chapter V dan VI
•Tulis nama, Nim, Prodi, Tanggal perkulihan pada selembar kertas •Tulis 30 penyakit yang tertera pada IcD 10 bab I dan bab II (Mental,
(Behavioural disorders, Diseases of the nervous system) secara acak