• Tidak ada hasil yang ditemukan

Santy Mayda Batubara 1* 1 Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Pontianak *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Santy Mayda Batubara 1* 1 Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Pontianak *"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 1

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP, EFIKASI DIRI DAN LATAR BELAKANG KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (STUDI EMPIRIS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PONTIANAK)

Santy Mayda Batubara1*

1Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Pontianak *E-mail: sasan.mamay05@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana entrepreneurship, efikasi diri dan latar belakang keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Studi Empiris pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak, Fakultas Ekonomi. Metode Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis deskriptif kuantitatif yang terdiri dari regresi linear berganda, uji normalitas dan uji hipotesis. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan survey, dengan data pimer. Sampel penelitian ini menggunakan tehnik random sampling, dengan jumlah sebanyak 80 responden. Variabel penelitian ini terdiri dari enterpreneurship, efikasi diri dan latar belakang keluarga sebagai variabel independen dan minat berwirausaha sebagai variabel dependen. Hasil penelitian inimenyatakan bahwa: (1) Berdasarkan uji simultan atau serempak bahwa entrepreneurship, efikasi diri dan latar belakang keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha. (2) Berdasarkan uji parsial menyatakan bahwa efikasi diri yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha, sementara entrepreneurship dan latar belakang keluarga tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. (3) Berdasarkan uji goodness of fit menyatakan bahwa keeratan antara enterpreneurship, efikasi diri dan latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha adalah sangat kuat.

kata kunci: enterpreneurship, efikasi diri, latar belakang keluarga dan minat berwirausaha

ABSTRACT

The purpose of this research is to figure out the influence of entrepreneurship, self efficacy and family background on entrepreneurial interest (an Empirical Study on Students of Economics Faculty of Muhammadiyah University of Pontianak). The Method of this research uses a descriptive-qualitative analytical technique consisting of multiple lineal regression, normality and hypothetical testing. The research data are collected using surveys of primary data. The research samples are 80 respondents collected using a random sampling technique. The independent variables of this research are entrepreneurship, self efficacy, and family background while the dependent variable is entrepreneurial interest. The research results show that: (1) simultaneously, entrepreneurship, self efficacy, and family background influence entrepreneurial interest; (2) partially, self efficacy influences

Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 2 (1), 1-12 ISSN 24772836

(2)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 2

entrepreneurial interest, while entrepreneurship and family background don not; (3) based on goodness of fit testing, it shows that entrepreneurship, self efficacy, and family background have a very strong relationship with entrepreneurial interest.

Keywords: entrepreneurship, self efficacy, family background, entrepreneurial

interest

PENDAHULUAN Latar Belakang

Wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat adanya peluang, kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut untuk memulai suatu bisnis yang baru. Mendirikan suatu usaha memberikan keuntungan yang banyak, dapat memiliki kebebasan finansial, kebebasan waktu, dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk, yang artinya masih tergolong rendah dibandingkan standar minimal yang ditetapkan untuk ukuran suatu negara yang makmur (minimal 2% dari jumlah penduduk) Jumlah tersebut masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan negara Malaysia, Thailand, dan Singapura yang jumlah kewirausahaannya di atas 4%. Dalam hal kesehatan ekosistem kewirausahaan negara Indonesia termasuk kedalam peringkat ke 68 dari 121 negara (The Global Entrepreneurship and Development Index pada Tahun 2014).

Wirausaha belum dapat berperan optimal dalam mendukung perekonomian negara. Padahal kewirausahaan bisa menjadi jalan strategis dalam upaya mengatasi permasalahan pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Dengan wirausaha yang berjalan baik,

masyarakat tidak lagi bergantung pada pemerintah karena dapat menyelesaikan permasalahan ekonominya melalui kreativitas dan inovasi. Wirausaha yang berjalan dengan baik akan dapat menyuburkan iklim investasi sehingga menarik investor dari luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Apalagi Indonesia masih memiliki banyak sumber daya yang dapat dikelola oleh para wirausaha.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah usaha menurut hasil sementara pendaftaran usaha Sensus Ekonomi (SE) sebanyak 26,7 juta wirausahawan non pertanian atau naik sekitar 17,6 % atau sekitar 4 juta orang dari hasil SE pada Tahun 2006 sebesar 22,7 juta wirausahawan, dengan perincian jumlah penduduk yang usahanya tidak menetap sebanyak 18,9 juta dan yang usahanya menetap 7,8 juta. Dalam hal ini kewirausahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk menciptakan dan menyediakan produk yang bernilai tambah atau inovasi-inovasi yang baru sehingga dapat menjadikan masyarakat lebih kreatif dalam menyampaikan ide-ide dan kreasinya. Dalam perkembangannya, penciptaan wirausaha pemula tak bisa dipisahkan dengan perkembangan teknologi. Bahkan, sebagian besar wirausaha pemula yang mulai merintis usahanya kini menggunakan teknologi, baik

(3)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 3

untuk memproduksi maupun memasarkan produknya.

Namun realitanya minat dan motivasi pemuda Indonesia masih kurang dalam berwirausaha, khususnya para mahasiswa. Pola pikir pemuda saat ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah. Pemuda cenderung lebih menghargai dan menginginkan profesi lainnya yang dianggap menjanjikan masa depan seperti PNS, dokter, pengacara, insinyur, arsitek dan beberapa profesi lainnya. Adanya budaya yang kurang tepat diterapkan dalam lingkungan pemuda sebagai calon wirausaha, yaitu budaya kekeluargaan yang penerapannya masih belum tepat, seperti kurangnya

support dari pihak keluarga.

Minat merupakan suatu tolak ukur untuk menilai keberhasilan seseorang dalam suatu bidang tertentu. Salah satu faktor yang memengaruhi minat berwirausaha adalah pendidikan. Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap dan perilaku seseorang untuk menjadi

entrepreurner. Semakin banyak ilmu

dan pengetahuan kewirausahaan yang didapat, maka semakin tinggi pula minat seseorang untuk berwirausaha. Tiap-tiap lembaga pendidikan sudah memasukkan mata kuliah kewirausahaan sebagai kurikulum wajib dan menjadi materi yang wajib untuk di berbagai kursus bisnis maupun koperasi.

Efikasi diri atau kondisi motivasi seseorang merupakan rasa percaya diri terhadap objek yang dinilai benar. Dalam membuka suatu

usaha diperlukan keyakinan kepada diri sendiri bahwa usaha yang didirikannya akan berhasil, hal inilah yang menjadi suatu motivasi seseorang untuk berani membuka usaha. Efikasi diri dapat memengaruhi minat seseorang terhadap suatu hal yang positif dan dipercaya.

Motivasi juga dapat diperoleh dari lingkungan seseorang, salah satunya adalah keluarga. Keluarga juga memberikan peran yang sangat penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha. Keluarga menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan karir seseorang. Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Entreprenuer yang memiliki orang tua berlatar belakang wirausaha menjadi faktor penting dalam meningkatkan minat berwirausaha seseorang, karena orang tua mampu memberikan sistem manajemen tentang cara berwirausaha. Dorongan berbentuk motivasi yang kuat dari keluarga merupakan modal awal bagi calon

entrepreneur. Keluarga akan memberi keyakinan pada anaknya bahwa dengan berwirausaha akan memiliki kebebasan berusaha dan bekerja, menjadi pemimpin dan mengelola karyawan serta meraih keuntungan yang tidak terbatas. Latar belakang keluarga merupakan salah satu kunci membentuk minat berwirausaha seseorang.

Untuk memajukan

kewirausahaan di Indonesia maka diperlukan dukungan dan peran serta dari semua pihak. Makin banyak masyarakat yang berwirausaha dan mampu mengembangkan usahanya maka akan berdampak signifikan

(4)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 4

terhadap kemajuan perekonomian. Apabila para investor makin tertarik menanamkan modalnya untuk sektor ril, maka pengangguran dapat diatasi, kemiskinan dapat diatasi, penghasilan masyarakat dan kesejahteraan dapat meningkat.

Identifikasi Masalah

Setiap tahun, tiap Perguruan Tinggi di Indonesia melahirkan jutaan lulusan. Sebagian besar di antara lulusan tersebut tidak terserap pasar tenaga kerja dan menganggur. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2015 mencapai 7,56 juta orang. Angka ini setara dengan 6,18 persen dari total 122,4 juta orang angkatan kerja, (BPS, 2015). Angka itu mengalami peningkatan dibanding TPT pada bulan Februari tahun 2015 sebesar 5,81 persen dan TPT pada bulan Agustus tahun 2014 sebesar 5,94 persen. Sekitar 600 ribu penganggur terbuka itu lulusan perguruan tinggi baik diploma maupun sarjana. Pengangguran terbuka yang diluluskan perguruan tinggi masih relatif banyak dari jumlah angkatan kerja di Indonesia. Hal itu menunjukkan penyerapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi cenderung lambat sehingga menyuburkan pengangguran berlabel sarjana.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini sejauh mana entrepreneurship, efikasi diri dan latar belakang keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Studi Empiris pada

Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Pontianak, Fakultas Ekonomi?)

Hipotesis Penelitian

Noor (2007) mengemukakan bahwa keberhasilan berwirausaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. Harefa (2007) keberhasilan usaha dipengaruhi oleh karakteristik wirausahawan yaitu kecakapan pribadi dan sosial. Kecakapan pribadi berhubungan dengan pengelolaan diri sendiri, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecakapan sosial berhubungan dengan kegiatan dalam bidang wirausaha itu sendiri, terdiri dari empati dan keterampilan sosial. Seorang wirausaha ingin berhasil harus memiliki pengetahuan tentang kewirausahaan.

Hisrich (2008), dalam Sarwono dan Nugroho (2013), pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat individu tersebut. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Bekal pengetahuan kewirausahaan itu meliputi pengetahuan tentang usaha yang dijalankan, cara menjalankan usaha tersebut, pengetahuan tentang manajemen, operasional, pemasaran dan lain-lain.

Anshor dan Ghalib (2010), menyatakan bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi sesuatu yang dilihat, 11% sesuatu yang didengar dan 6% sisanya oleh gabungan dari berbagai stimulus. Dalam perspektif ini, pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembentukan kepribadian, karakter dan minat seseorang dalam berwirausaha sangat dominan.

Dalam hal ini hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa,

(5)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 5

H1: Entrepreneurship berpengaruh terhadap minat berwirausaha H2: Efikasi diri berpengaruh

terhadap minat berwirausaha H3: Latar belakang keluarga

berpengaruh terhadap minat berwirausaha

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana entrepreneurship, efikasi diri dan latar belakang keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Studi Empiris pada

Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Pontianak, Fakultas Ekonomi

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian ini Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Muhammadiyah Pontianak, Fakultas Ekonomi, dengan alamat Jl. Ahmad Yani, No. 111, Pontianak.

Batasan dan Operasional Variabel Penelitian

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: variabel Independen terdiri dari

Entrepreneurship atau Pendidikan

Kewirausahaan (X1), Efikasi Diri (X2) dan Latar Belakang Keluarga (X3). Entrepreneurship atau Pengetahuan Kewirausahaan (X1), didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan sebagai hasil belajar setelah mengikut proses pendidikan wirausaha, yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan usaha,

(Nursito et. al, 2013). Efikasi Diri (X2) adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, (Bandura dalam Indarti, 2008). Latar Belakang Keluarga (X3) adalah habitat pertama dimana anak manusia mengenal dunia, dunia sekitarnya, dunia manusia, dunia kehidupan sosial, (Tilaar, 2005).

Minat Berwirausaha (Y), adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan, (Fuadi, dalam Putra, 2012).

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan tekhnik analisis deskriptif kuantitatif yang terdiri dari regresi linear berganda, uji normalitas dan uji hipotesis. Uji validitas dan reliabilitas juga dilakukan sebagai tahap awal sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan diluar dari sampel penelitian. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan survey, dengan data pimer. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Angkatan tahun ajaran 2015/2016, atau mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan Kewirausahaan, pada semester 6, dengan jumlah sebanyak 403 orang. Penarikan sampel pada penelitian ini dengan rumus slovin dengan e = 10%, dengan teknik random sampling.

(6)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 6

Gambar: 1. Model Rangka Penelitian Sumber: Diolah Penulis (2016)

Sampel penelitian ini sebanyak 80 orang dari keseluruhan mahasiswa yang termasuk dalam kriteria tersebut. Skala pengukuran indikator penelitian menggunakan

Likert. Model penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik histogram dan P-Plot, dapat dilihat sebagai berikut;

Gambar: 2. Pegujian Normalitas dengan Grafik Histogram

Sumber: Data Diolah, 2016

Gambar 2 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini terdistribusi secara normal.

Gambar: 3. Pengujian Normalitas dengan Grafik P Plot

Sumber: Data Diolah, 2016

Pada grafik P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.

Entrepreneurship

(X1)

Efikasi Diri (X2)

Latar Belakang Keluarga (X3)

Minat Berwirausaha (Y)

(7)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 7

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Penggunaan analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menentukan linear antara variabel independen yang terdiri dari

Entrepreneurship, Efikasi Diri dan

Latar Belakang Diri terhadap variabel dependen yang terdiri dari Minat

Berwirausaha. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel berikut,

Tabel 5. Analisis Linear Berganda terhadap Variabel Minar Berwirausaha

Sumber: Data Diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah: Y = 11,333 + 0,172 X1 + 0,344 X2 – 0,001

Persamaan tersebut menguraikan bahwa hasil dari nilai konstanta pada regresi tersebut adalah 11,333. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai variabel independen, terdiri dari: entrepreneurship (X1), efikasi diri (X2) dan latar belakang keluarga (X3) bernilai 0, maka nilai variabel dependen minat berwirausaha (Y) adalah 11,333. Koefisien X1 (b1) = 0,172, artinya hasil koefisien regresi

entrepreneurship adalah 0,172. Variabel entrepreneurship (X1) berhubungan positif terhadap minat berwirausaha (Y). Atau dengan kata lain, jika entrepreneurship (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka minat berwirausaha akan bertambah sebesar 0,172. Koefisien

X2 (b2) = 0,344, artinya hasil koefisien regresi efikasi diri adalah 0,344. Variabel efikasi diri (X2) berhubungan positif terhadap minat berwirausaha. Atau dengan kata lain, jika efikasi diri (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka minat berwirausaha akan bertambah sebesar 0,344. Koefisien X3 (b3) = 0,001, artinya hasil koefisien regresi latar belakang keluarga adalah 0,001. Variabel latar belakang keluarga (X3) berhubungan negative terhadap minat berwirausaha. Atau dengan kata lain, jika latar belakang keluarga (X3) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka minat berwirausaha akan berkurang sebesar 0,001.

3. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji Simultan (uji F) pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut,

(8)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 8

Tabel 6. Hasil Uji Simultan (uji F) pada Variabel Minat Berwirausaha

Sumber: Data Diolah, 2016 Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung yaitu sebesar 11,727 dengan tingkat signifikansi 0,000, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 2,34; dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (11,727 > 2,34). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya

(0,000 < 0.05), menunjukkan bahwa variabel bebas (entrepreneursip, efikasi diri dan latar belakang keluarga) secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (minat berwirausaha).

Berdasarkan uji Parsial (uji t) pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut,

Tabel 7. Hasil Uji Parsial (uji t) pada Variabel Minat Berwirausaha

Sumber: Data Diolah, 2016

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel entrepreneurship adalah 1,293 dan nilai ttabel adalah 1,664 maka thitung < ttabel (1,293 < 1,664) dengan tingkat signifikansi (0,200 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel

entrepreneurship tidak berpengaruh

positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap minat berwirausaha. Nilai thitung variabel efikasi diri adalah 5,049 dan nilai ttabel adalah 1,664 maka thitung > ttabel (5,049 > 1,664) dengan tingkat signifikansi (0,00 < 0,05) sehingga dapat

dinyatakan bahwa variabel efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap minat berwirausaha. Nilai thitung variabel latar belakang keluarga adalah -0,040 dan nilai ttabel adalah 1,664 maka thitung < ttabel (-0,040 < 1,664) dengan tingkat signifikansi (0,968 > 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel latar belakang keluarga tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap minat berwirausaha. Berdasarkan uji Goodness of Fit pada

(9)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 9

penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut,

Tabel 8. Hasil Uji Goodness of Fit pada Variabel Minat Berwirausaha

Sumber: Data Diolah, 2016

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai R adalah 0,563, artinya hubungan antara variabel entrepreneurship

(X1), efikasi diri (X2) dan latar belakang keluarga (X3) terhadap minat berwirausaha (Y) memiliki keeratan yang kuat. Nilai R Square sebesar 0,316 berarti 31,6% variabel minat berwirausaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel

entrepreneurship (X1), efikasi diri

(X2) dan latar belakang keluarga (X3) Sedangkan sisanya 68,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti faktor kepribadian, faktor lingkungan, faktor sosial dan sebagainya. Nilai Standard Error of

Estimated (Standar Deviasi) adalah

1,75487; semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik. Pembahasan

Entrepreneurship terhadap minat wirausaha yaitu terbukti tidak memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan. Entrepreneurship dalam penelitian ini terdiri dari kurikulum, tenaga pengajar dan fasilitas, seperti buku-buku yang berhubungan kewirausahaan; tidak dapat

mendukung sepenuhnya minat seseorang untuk berwirausaha. Untuk membangun sikap dan mental wirausaha, meningkatkan keterampilan dan membangun hubungan dengan orang-orang dapat dilakukan diluar dari pendidikan

kewirausahaan atau

entrepreneurship. Hasil penelitian ini

bertentangan dengan penelitian Yuliyaningsih (2013) yang menguji variabel pengetahuan kewirausahaan atau entrepreneurship terhadap minat berwirausaha, yang menyimpulkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Secara teoritisnya Hisrich (2008), menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan (entrepreneurship) adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Ada beberapa bentuk pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu: pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis dan pengetahuan akan lingkungan usaha di sekitarnya yang akan mempengaruhi kegiatan wirausaha; pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab; pengetahuan tentang

(10)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 10

kepribadian dan tanggung jawab; dan pengetahuan yang terkahir adalah pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis, (Suryana, 2010).

Efikasi diri terhadap minat wirausaha yaitu terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan. Efikasi diri sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003). Efikasi diri sebagai keyakinan seseorang terhadap kapabilitas yang dimilikinya dalam mengorganisir dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tingkat kinerja tertentu. Efikasi diri yang tinggi dalam diri seseorang akan menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya mampu untuk meraih kesuksesan. Efikasi diri pada penelitian ini terdiri dari: (1)

magnitude, (tingkat kesulitan tugas),

yaitu berkaitan dengan kesulitan tugas individu, (2) Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya, dan (3)

generality (generalitas), yaitu hal

yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Indarti dan Rostiani (2008), menyatakan bahwa efikasi diri dapat mempengaruhi intensi mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Kebutuhan akan prestasi, umur, dan jender tidak berpengaruh secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan.

Latar belakang keluarga terhadap minat berwirausaha yaitu terbukti tidak memiliki pengaruh positif dan dan tidak signifikan. Orang tua berlatarbelakang wirausaha tidak menjadi faktor utama dalam

meningkatkan minat berwirausaha seseorang. Dalam penelitian ini latar belakang keluarga terdiri dari: (1) perhatian orang tua, (2) dukungan dari orang tua, dan (3) komunikasi antar anggota keluarga. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Wang dan

Wong dalam Mahesa dan Rahardja

(2012) dan Duchesnau et al. dalam Mahesa (2012). Ada faktor-faktor lain yang dapat dihubungkan dengan minat berwirausaha seseorang, misalnya lingkungan internal dan eksternal individu entrepreneur itu sendiri, personal individu seseorang, dan lainnya, yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha seseorang. Secara teoritisnya ada beberapa faktor yang berhubungan keluarga dalam membentuk minat berwirausaha, yaitu relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan, (Slamet, 2003).

KESIMPULAN

Berdasarkan uji simultan (uji

F) menyatakan bahwa

entrepreneursip, efikasi diri dan latar

belakang keluarga secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil perolehan Fhitung yaitu sebesar 11,727 dengan tingkat signifikansi 0,000, (11,727 > 2,34 dan 0,000 < 0,05).

Berdasarkan uji parsial (uji t) menyatakan bahwa efikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil perolehan thitung yaitu: 5,049 dengan tingkat signifikan 0,00, (5,049 > 1,664 dan 0,00 < 0,05).

(11)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 11

Entrepeneurship dan latar belakang

keluarga tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Berdasarkan uji Goodness of

Fit menyatakan bahwa

entrepreneurship, efikasi diri dan

latar belakang keluarga memiliki keeratan yang kuat terhadap minat berwirausaha. Hasil perolehan nilai R adalah 0,563 dan R Square adalah sebesar 0,316, berarti 31,6% minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh

entrepreneurship efikasi diri dan

latar belakang keluarga. Sedangkan sisanya 68,4% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian ini dibatasi oleh variabel entrepreneurship, efikasi diri dan latar belakang keluarga saja, sementara banyak faktor-faktor lain yang memengaruhi minat berwirausaha, yang dapat dijadkan sebagai variabel independen pada penelitian berikutnya; sehingga harapannya dapat dilanjutkan oleh peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama. Selain itu sampel penelitian ini adalah para mahasiswa yang merupakan calon

entrepreneur pada suatu lembaga

pendidikan, harapannya untuk peneliti lainnya melakukan penelitian dengan objek yang lebih luas ruang lingkupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al Harrasi, A. S. (2014). Factors Impacting Entrepreneurial Intention: A literature Review. Journal of Social,

Behavioral, Educational, Economic, Business and Industrial Engineering, 8(8),

2479-2482.

Alfianto, E. A. (2012). Kewirausahaan: Sebuah Kajian Kepada Masyarakat.

Heritage.

Hattab, H. W. (2014). Impact of Entrepneurship Education on Entrepreneurial Intention of University Students in Egypt.

Journal Entrepreneurship 1(1), 1-18.

Hisrich, R. D., Peters., M.P dan Stepherd D.A (2008). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Kadarsih Retno, S. dan Sri Sumarati . (2013). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Minat

Berwirausaha pada

Mahasiswa Program Stud Pendidikan Ekonomi FKIP UNS. Jurnal Pendidikan, 2(1), 95-106.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan.

Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Kreuger, N. F. Reilly, M., dan Carsrud. A. (2000). Competing Models of Entreprenneurial Intentions.

Journal of Business

Venturing, 1(1), 411-431.

Mahesa, Aditya Dion dan Edi Rahardja. (2012). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha . Journal of

Management, 1(1), 130-137.

Mudjiarto dan Waid, Aliaras. (2006).

Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan.

(12)

Batubara: Pengaruh Entrepreneurship 12

Prasetyo, I. (2009). Membangun Karakter Wirausaha Melalui Pendidikan Berbasis Nilai dalam Program Pendidikan Non Formal. Jurnal PNFI,

1(1), 1-12. Purwanto, M. N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja. Sahertian, P. (2010). Perilaku Kepemimpinan Berorientasi Hubungan dan Tugas sebagai Anteseden Komitmen

Organizational Citizenship Behavior (OCB). Jurnal

Manajemen dan

Kewirausahaan, 12(2),

156-169.

Sarwono, Nursito. Arif Julianto dan Sri Nugroho. (2013). Analisis Pengaruh Interaksi Pengetahuan Kewirausahaan dan Efiksi Diri terhadap Intensi Kewirausahaan. Kiat

Bisnis, 5(2), 148-158.

Slameto. (2010). Belajar dan

Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta:

Bina Aksara.

Suharti, Lieli dan Hani Sirine. (2011). Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan

(Entrepreneurial Intention) Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Jurnal

Manajemen dan

Kewirausahaan, 12(2),

124-134.

Suryana. (2003). Kewirausahaan:

Pedoman Praktir, Kiat dan Proses Menuju Sukses.

Jakarta: Salemba Empat. Suryana, Yuyus dan Bayi Kartib.

(2010). Kewirausahaan, Pendekatan Karakteristik Wirausahaan Sukses. Jakarta:

Kencana.

Yuliyaningsih, Ika Pina. (2013). Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Peluang Kerja di bidang Akuntansi dengan Minat Berwirausaha. Jupe UNS,

Gambar

Gambar  2  dapat  diketahui  bahwa  variabel  berdistribusi  normal,  hal  ini  ditunjukkan  oleh  distribusi  data  yang  berbentuk  lonceng  dan  tidak melenceng ke kiri atau ke kanan
Tabel 5. Analisis Linear Berganda terhadap Variabel Minar Berwirausaha
Tabel 6. Hasil Uji Simultan (uji F) pada Variabel Minat Berwirausaha

Referensi

Dokumen terkait

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah investasi yang dialihkan dan dimiliki serta Nilai Aktiva Bersih

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya bagi kita semua dan memberikan petunjuk, kekuatan, dan kemudahan sehingga dapat terselesaikannya dengan

With very little effort, teams that begin to move their conversations out of email and private messages and into persistent group chat tools (coupled with powerful chatbots

Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, yang diimplementasikan dalam sasaran program, yaitu : Meningkatnya

Sejarah pendidikan Islam hakikatnya sangat berkaitan dengan sejarah Islam sehingga periodesasi sejarah pendidikan Islam berada dalam periode-periode sejarah Islam

Hubungan sebab-akibat menurut Kurniasih dan Sani (2014:39) adalah hal-hal yang mengemukakan sebab terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Pola

[r]

The results of the experiments were focused on the behavioural characteristics of moment versus rota- tion curve for the flush end-plate and extended end- plate