• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VIBRATION STIMULATION PADA OTOT TIBIALIS ANTERIOR TERHADAP CONTROL SPASTISITAS ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI PADA REGIO ANKLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH VIBRATION STIMULATION PADA OTOT TIBIALIS ANTERIOR TERHADAP CONTROL SPASTISITAS ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI PADA REGIO ANKLE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VIBRATION STIMULATION PADA OTOT

TIBIALIS ANTERIOR TERHADAP CONTROL SPASTISITAS

ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI PADA REGIO ANKLE

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

AMIR SYARIFUDIN ZUHRI J120 150 032

ROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKART 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH VIBRATION STIMULATION PADA OTOT TIBIALIS

ANTERIOR TERHADAP CONTROL SPASTISITAS ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI PADA REGIO ANKLE

Abstrak

Spastisitas merupakan salah satu manifestasi dari cerebral palsy, kasus spastisitas yang banyak ditemui pada anak adalah pada area gastrocnemius, sehingga memunculkan spastisitas dengan tipe spastik diplegi plantar flection pada regio ankle. Maka, perlu stimulasi Vibration Stimulation (VS) pada otot tibialis anterior. Vibration Stimulation (VS) merupakan teknik stimulasi yang memanfaatkan modalitas getaran yang berguna untuk pengobatan gangguan motorik. Efek getaran akan merangsang muscle spindle dan alpha motoneurons, dimana hal tersebut akan berdampak pada kinerja dari neuromuscular, sehingga

memunculkan Tonic Vibration Reflex (TVR) pada otot tibialis anterior dan terjadi

kontrol spastisitas pada otot gastrocnemius yaitu dangan gerakan dorsal flection pada regio ankle. hal tersebut akan berdampak pada meningkatkan mobilitas pada anak cerebral palsy, dan meningkatnya mobilitas akan memberikan manfaat terhadap kestabilan regio ankle dalam persiapan latihan berjalan selain itu meningkatnya mobilitas pada regio ankle menjaga kondisi jaringan musculosceletal pada anak cerebral palsy agar tak muncul masalah lainya seperti spasm, kontraktur dan lainya. Penelitian ini dilakuakan pada 10 responden,

menggunakan metode quasi experimental dengan one group pretest dan posttest

design, diberikan Vibration Stimulation pada otot tibialis anterior. Teknik pengambilan sample menggunakan teknik purposive sample.Dari hasil pengujian dengan wilcoxon test, didapatkan hasil nilai z = - 2.762 dengan nilai p-value sebesar 0.006 < 0.05.Ada pengaruh yang signifikan pemberian vibration stimulation pada otot tibialis anterior terhadap control spastisitas otot gastrocnemius anak cerebral palsy diplegi pada regio ankle.

Kata Kunci: skala ashworth, cerebral palsy, tibialis anterior dan gastrocnemius, spastisitas, stimulasi vibrasi.

Abstract

spasticityis one manifestation of cerebral palsy, spasticity cases were mostly found in children is on the gastrocnemius area, giving rise to spasticity in spastic type diplegi plantar flection in the region of the ankle. Then, need stimulation Vibration Stimulation (VS) in the tibialis anterior muscle. Vibration Stimulation (VS) technique that utilizes vibration modality useful for the treatment of motor disorders. Vibration effect will stimulate muscle spindles and alpha motoneurons, where it will have an impact on the performance of neuromuscular, which

raisesTonic Vibration Reflex (TVR) in the tibialis anterior muscle and occurs on

the gastrocnemius muscle spasticity control are dangan dorsal flection movement in the ankle region. The movement will draw the pattern of spasticity is happening and will have an impact onimproving mobility in children cerebral palsy, and increased mobility will benefit the stability of the ankle region in preparation for walking exercise, besidesthe increasing mobility in the ankle region will keep the

(6)

2

network conditions musculosceletal on cerebral palsy children so as not to appear other problems such as spasms, contractures and others.This study dilakuakan on

10 respondents, using methods quasi-experimental with one group pretest and

posttest design, given Vibration Stimulation on Muscle tibialis anterior,

Mechanical sampling using purposive sampling technique. From the test results

with the Wilcoxon test, showed the value of z = - 2762 with a p-value 0.006> 0.05. There was a significant influence on the administration of vibration stimulation to the anterior tibialis muscle control gastrocnemius muscle spasticity cerebral palsy children diplegi in the region of the ankle.

Keywords: ashworth scale, cerebral palsy, tibialis anterior and gastrocnemius, spasticity, vibration stimulation.

1. PENDAHULUAN

Spastisitas merupakan salah satu manifestasi dari cerebral palsy, kasus spastisitas yang banyak ditemui pada anak adalah pada area gastrocnemius, sehingga memunculkan spastisitas dengan tipe spastik diplegi plantar flection pada regio ankle. Maka, perlu stimulasi Vibration Stimulation (VS) pada otot tibialis anterior. Vibration Stimulation (VS) merupakan teknik stimulasi yang memanfaatkan modalitas getaran yang berguna untuk pengobatan gangguan motorik. Efek getaran akan merangsang muscle spindle dan alpha motoneurons, dimana hal tersebut akan berdampak pada kinerja dari neuromuscular, sehingga

memunculkan Tonic Vibration Reflex (TVR) pada otot tibialis anterior dan terjadi

kontrol spastisitas pada otot gastrocnemius yaitu dangan gerakan dorsal flection pada regio ankle. hal tersebut akan berdampak pada meningkatkan mobilitas pada anak cerebral palsy, dan meningkatnya mobilitas akan memberikan manfaat terhadap kestabilan regio ankle dalam persiapan latihan berjalan selain itu meningkatnya mobilitas pada regio ankle menjaga kondisi jaringan musculosceletal pada anak cerebral palsy agar tak muncul masalah lainya seperti spasm, kontraktur dan lainya.

2. METODE

Jenis dari penelitian ini adalah quasi experimental dengan one group pretest and posttest design. Diberikan Vibration Stimulation pada otot tibialis anterior terhadap 10 orang responden.

(7)

3 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember dikomunitas anak difable Buah Hati Sukowati. Komunitas ini berlokasi di Jl. R.A Kartini NO 8, Sragen Kulon, Kebayan 4, Sragen Kulon, Kec.Sragen, kab.Sragen, Jawa Tengah 57212. Penelitian ini dilakukan pada 10 sampel diberikan perlakuan vibration stimulation pada otot tibialis anterior.

3.1. Hasil Penelitian

3.1.1 Karakteristik Berdasarkan Usia

Tabel 1 Karakteristik Berdasarkan Usia Usia

Responden

Otot Tibialis Anterior

Frekuensi (∑) Persentase (%) 6 tahun 1 10.0 7 tahun 2 20.0 8 tahun 1 10.0 9 tahun 3 30.0 10 tahun 1 10.0 11 tahun 1 10.0 12 tahun 1 10.0 Total 10 100.0

3.1.2 Karakteristik Berdasarkana Selisih Penurunan Spastisitas

Tabel 2 Karakteristik Berdasarkan Selisih Penurunan Spastisitas

Selisih Otot Tibialis Anterior

Frekuensi (∑) Persentase (%) -2 3 30 -1 6 60 0 1 10 Total 10 100 3.1.3 Uji Normalitas

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

p-value Keterangan

Otot Tibialis Anterior 0.012 Tidak Normal

Tabel diatas merupakan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji shapiro wilk test, diperoleh nilai p-value < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal (nonparametric).

(8)

4 3.1.4 Uji Pengaruh

Tabel 4 Hasil uji Wilcoxon Test

Z p-value α Keterangan

Otot Tibialis Anterior -2.762 0.006 0.05 Berpengaruh

Dari hasil pengujian dengan wilcoxon test, didapatkan hasil nilai z = - 2.762 dengan nilai p-value sebesar 0.006 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian vibration stimulation pada otot tibialis anterior terhadap control spastisitas yang terjadi pada otot gastrocnemius anak cerebral palsy diplegi pada regio ankle.

3.2 Pembahasan

Vibration Stimulation (VT) adalah alat yang berguna untuk pengobatan gangguan motorik (Noma et al., 2012). Efek getaran akan merangsang muscle spindle dan alpha motoneurons, sehingga akan meningkatkan dari kinerja neuromuscular, sehingga akan meningkatkan mobilitas pada anak dengan cerebral palsy (Dudoniene et al., 2017). Frekuensi yang digunakan adalah 40 Hz, dan waktu 5 menit karena memiliki manfaat bahwa getaran dapat meningkatkan mobilitas pada anak dengan cerebral palsy melalui efek positif pada otot (Alp et al., 2018).

Didalam anatomi tubuh manusia terdapat dua mechanoreceptor yang memiliki peran terhadap sensasi getaran yaitu pancinian corpuscle dan meissner’s corpuscle (tactile corpuscle), dari kedua mechanoresceptor tersebut masing-masing memiliki nilai ambang sensitivitas terhadap getaran sebesar (40 – 500) Hz pada pancinian corpuscle dan 80 Hz pada meissner’s corpuscle (tactile corpuscle) (Picu, 2010).

Getaran menstimulasi muscle spindle, menyebabkan impuls aferen Ia yang akan diteruskan kepada alpha motor neurones dan interneurons inhibitor Ia di sumsum tulang belakang. Jalur aferen ini menghasilkan kontraksi involunter di otot yang bergetar atau (TVR) Tonic Vibration Reflex (Noma et al., 2012).

Ketika terjadi Tonic Vibration Reflex (TVR) pada otot tibialis anterior terjadi kontrol spastisitas pada otot gastrocnemius yaitu dangan gerakan dorsal

(9)

5

penurunan spastisitas dengan nilai rata-rata penurunan yakni 2.60 dengan mengguanakan instrument ukur asworth scale.

Ketika penurunan spastisitas terjadi tentu ini akan sangat memberikan manfaat yaitu menjaga jaringan di regio ankel agar tak terjadi kontraktur, menguatkan otot tibialis anterior karena adanya peningkatan tonus otot karena muncul gerakan involunter akibat VS, sehingga hal ini akan berdampak pada kestabilan ankle dalam menapak dan tentu ini baik dalam mempersiapakan latihan berjalan pada anak cerebral palsy.

4. PENUTUP

Ada pengaruh yang signifikan pemberian vibration stimulation pada otot tibialis anterior terhadap control spastisitas otot gastrocnemius anak cerebral palsy diplegi pada regio ankle.

Untuk orang tua, supaya lebih rutin lagi mengajak anaknya ke fisioterapis ataupun klinik tumbuh kembang ataupun rumah sakit yang melayani terapi dengan menggunakan vibration stimulation, supaya perkembangannya lebih maksimal

Diharapkan supaya untuk menambah jumlah sampel supaya hasilnya lebih maksimal, dan sampel yang digunakan lebih baik pasien yang belum mendapatkan terapi vibration stimulation

DAFTAR PUSTAKA

Alibiglou, L., Rymer, W. Z., Harvey, R. L., & Mirbagheri, M. M. (2008). The relation between Ashworth scores and neuromechanical measurements of spasticity following stroke. Journal of NeuroEngineering and Rehabilitation, 5, 1–14. https://doi.org/10.1186/1743-0003-5-18 Alp, A., Efe, B., Korukluoğlu, M., Bilgiç, A., Demir Türe, S., Coşkun, Ş., …

Günay, S. M. (2018). The Impact of Whole Body Vibration Therapy on Spasticity and Disability of the Patients with Poststroke Hemiplegia. Rehabilitation Research & Practice, 2018, 1–6. https://doi.org/10.1155/2018/8637573

Armand, S., Decoulon, G., & Bonnefoy-Mazure, A. (2016). Gait analysis in children with cerebral palsy. EFORT Open Reviews, 1(12), 448–460. https://doi.org/10.1302/2058-5241.1.000052

(10)

6 Genetics, 39(5), 561–563. Brassington Katharina. (2018). No Titl.

Cindy, P., Pratiwi, P., & Indrojarwo, T. (2016). Desain Mainan Anak Khusus Penderita Cerebral Palsy Dengan Konsep Menstimulus Koordinasi Gerak Anak. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 5(2), 2337–3520.

Colver, A., Fairhurst, C., & Pharoah, P. O. D. (2014). Cerebral palsy. Lancet, 383(9924), 1240–1249. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)61835-8

Dudoniene, V., Lendraitiene, E., & Pozeriene, J. (2017). Effect of vibration in the treatment of children with spastic diplegic cerebral palsy. Journal of Vibroengineering, 19(7), 5520–5526. https://doi.org/10.21595/jve.2017.18250

Gema, R., Pamungkas, A., & Fixation, E. F. (2017). Lower Limbs Orthotic Development For Children with Cerebral Palsy Spastic Focus on Joints System and User Convenience, (September).

Irfan, M. (2012). Aplikasi Terapi Latihan Metode Bobath dan Surface Electromyography( SEMG ) Memperbaiki Pola Jalan Insan Pasca Stroke Application of Exercise Therapy With Bobath Methode and Surface Electromyography ( SEMG ) to Improve Gait Pattern in Stroke Patiens, 12(April), 1–20.

Mukherjee, A., & Chakravarty, A. (2010). Spasticity mechanisms - for the

clinician. Frontiers in Neurology, MAR(December), 1–10.

https://doi.org/10.3389/fneur.2010.00149

Mutlu, A., Livanelioglu, A., & Gunel, M. K. (2008). Reliability of Ashworth and Modified Ashworth Scales in children with spastic cerebral palsy. BMC Musculoskeletal Disorders, 9, 1–8. https://doi.org/10.1186/1471-2474-9-44

Noma, T., Matsumoto, S., Shimodozono, M., Etoh, S., & Kawahira, K. (2012). Anti-spastic effects of the direct application of vibratory stimuli to the spastic muscles of hemiplegic limbs in post-stroke patients: A proof-of-principle study. Journal of Rehabilitation Medicine, 44(4), 325– 330. https://doi.org/10.2340/16501977-0946

Novak, I. (2014). Evidence-Based Diagnosis, Health Care, and Rehabilitation for Children With Cerebral Palsy. Journal of Child Neurology, 29(8), 1141–1156. https://doi.org/10.1177/0883073814535503

Numanoǧlu, A., & Günel, M. K. (2012). Intraobserver reliability of modified Ashworth scale and modified Tardieu scale in the assessment of spasticity in children with cerebral palsy. Acta Orthopaedica et Traumatologica Turcica, 46(3), 196–200. https://doi.org/10.3944/AOTT.2012.2697

Oskoui, M., Shevell, M. I., & Swaiman, K. F. (2017). Cerebral Palsy. Swaiman’s Pediatric Neurology, 734–740. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-37101-8.00097-7

Picu, A. N. A. (2010). Study About Evaluation of Human Exposure To Hand-Transmitted Vibration, 2(2), 355–360.

(11)

7

cerebral palsy: A systematic review. Neuropsychiatric Disease and Treatment, 1607–1625. https://doi.org/10.2147/NDT.S152543

Santoso, T. B., & Hardjono, J. (2006). Pengaruh Penggunaan Splint Terhadap

Penurunan Spastisitas Penderita Stroke, 15–24.

Simatwa, E. M. (2010). Piaget’s theory of intellectual development and its. Educational Research and Reviews, 5(7), 366-371.

Sršen, K. G. (2012). Evaluation measures for children with cerebral palsy. Eastern Journal of Medicine, 17(4), 156–165. https://doi.org/10.13140/2.1.3111.4881

Stavsky, M., Mor, O., Mastrolia, S. A., Greenbaum, S., Than, N. G., & Erez, O. (2017). Cerebral Palsy—Trends in Epidemiology and Recent Development in Prenatal Mechanisms of Disease, Treatment, and

Prevention. Frontiers in Pediatrics, 5(February), 1–10.

https://doi.org/10.3389/fped.2017.00021

Trompetto, C., Marinelli, L., Mori, L., Pelosin, E., Currà, A., Molfetta, L., & Abbruzzese, G. (2014). Pathophysiology of spasticity: Implications for neurorehabilitation. BioMed Research International, 2014. https://doi.org/10.1155/2014/354906

Usuki, F., & Tohyama, S. (2016). Three Case Reports of Successful Vibration Therapy of the Plantar Fascia for Spasticity Due to Cerebral Palsy-Like Syndrome, Fetal-Type Minamata Disease. Medicine (United States), 95(15), 1–4. https://doi.org/10.1097/MD.0000000000003385 Utomo. (2013). Cerebral Palsy Tipe Spastic Diplegi Pada Anak Usia Dua Tahun,

1(2), 11–18.

Waluyo, T. S. (2010). Pengaruh Mobilisasi Trunk Terhadap Penurunan Spastisitas Pada Cerebral Palsy Spastik Diplegi. Jurnal Pena, 19(1).

Referensi

Dokumen terkait

mempunyai kehalusan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada penjadwalan Network. Metoda Line of Balance

ABSTRAK PENGARUH KOMPONEN DAYA TARIK WISATA TERHADAP MINAT KUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DI MALUKU TENGGARA Studi pada Pantai Ngurbloat dan Goa Hawang di Kepulauan Kei, Kabupaten

Penelitian yang dilakukan oleh Yuni sari, dan Angga Wibowo (2019) dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran dan Orientasi Pasar terhadap Keunggulan Bersaing pada Usaha

LSF dapat meningkatkan rasa dan menurunkan bau amis telur dan mampu memodifikasi kadar protein, lemak, kolesterol dan kadar karoten kuning telur dan komposisi asam amino lisin dan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat, kekuatan, pertolongan dan kemampuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN SPAREPART TAHUN 2010-.. Nyayu

Dengan teori ekonomi politik terutama siklus politik anggaran model Rogoff dan Sibert (1988) yang menegaskan bahwa pemilih lebih memilih politisi dan membentuk ekspektasi

Kegiatan kedua dalam pengabdian kepada masyarakat adalah pelaksanaan pelatihan pencatatan data penjualan pada Microsoft Excel. Kegiatan pengabdian tahap kedua merupakan