• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK

DI SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE

KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

TRI APRIYANTO

NIM 11408273

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2010

(2)

ii

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Webside : http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dra. Siti Zumrotun, M.Ag Dosen STAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Sdr. Tri Apriyanto

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di –

Tempat

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara:

Nama : Tri Apriyanto

NIM : 114 08 273

Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM

KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SDN 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.

Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 31 Juli 2010 Pembimbing

Dra. Siti Zumrotun, M.Ag 19670115 1998 03 2002

(3)

iii

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Webside : http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara TRI APRIYANTO dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408273 yang berjudul PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

Salatiga, 18 Syawal 1431 25 September 2010

Panitia Ujian

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19580827 198303 1 002 NIP. 19670112 199203 1 005

Penguji I Penguji II

Beny Ridwan, M.Hum Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

NIP. 19730520 199903 1 006 NIP. 19680812 199403 2003 Pembimbing

Dra.Siti Zumrotun, M.Ag NIP.19670115 199803 2 002

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tri Apriyanto

NIM : 11408273

Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Ekstensi

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 31 Juli 2010 Penulis

TRI APRIYANTO NIM : 11408273

(5)

v MOTTO

.

ِ

َّ

َ

ْ



َ

ِ

ً



ْ



ِ

َ



ِ

ِ



ّ



َ

َ

َ



ً

ْ

ِ

ْ



َ

ِ



ً

ْ



ِ

َ



َ

َ

َ



ْ

َ



Barang siapa meniti jalan menuju ilmu, maka Allah akan menuntunnya ke jalan menuju ke surga. ( HR. Muslim )

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kehadirat Illahi Rabby, dan dengan kerendahan hati ku persembahkan karya kecil ini untuk

 Bapak dan ibu yang selalu memberiku dorongan dan do’a restu  Istriku tercinta yang selalu setia mendampingi

(7)

vii

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN

UNIT PELAKSANA TEKNIS KECAMATAN KEDU

SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE

Alamat: Bandung, Bandunggede Kec. Kedu Kab. Temanggung Kode Pos 56252

SURAT KETERANGAN No. : 800/ /VI/2010

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, menerangkan bahwa:

Nama : Tri Apriyanto

Nim : 11408273

Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Jurusan : Tarbiyah

Program : S1 Ekstensi

Untuk keperluan pembuatan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK“, mahasiswa tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan /mengadakan penelitian guna mencari data yang diperlukan pada SD kami selama 1 bulan lebih 15 hari mulai tanggal 1 April sampai 15 Juni 2010 dengan baik.

Demikian surat keterangan kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Bandunggede, 15 Juni 2010 Kepala SDN 2 Bandunggede

DWI POERWANTO,S.Pd NIP .19581225 198304 1 004

SWADAYA BHUMI PHALAK T ABU A EN TEMANG NP GU G

(8)

viii ABSTRAK

TRI APRIYANTO. 2010. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap

Ketaatan Beribadah Anak di SD Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga. Kata Kunci: Pendidikan Agama dalam Keluarga dan Ketaatan Beribadah Anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Adakah pengaruh antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini mengggunakan metode observasi, interview, pengumpulan data, menggunakan instrument Kuesioner atau angket untuk menjaring data 2 ..

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak,. Hal ini dapat dilihat dengan angket pendidikan agama dalam keluarga yang memperoleh kategori tinggi sebanyak 21,6%, kategori sedang sebanyak 54%, kategori rendah sebanyak 24,4%, hasil angket ketaatan beribadah siswa yang memperoleh kategori tingggi sebanyak 24,4%, kategori sedang sebanyak 59,4%, kategori rendah sebanyak 16,2%.

Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel, dengan jumlah subyek penelitian 37 siswa dengan taraf signifikansi 5% diperoleh 9,49, pada taraf signifikansi 1% diperoleh 13,3, dan hasil 2 16,3, maka dapat berarti nilai 2 lebih besar dari nilai tabel (9,49<16,3,>13,3). Jadi hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak di SDN 2 Banduggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggug Tahun 2010 diterima.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam menyusun skripsi. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada nabi agung Muhammad SAW yang telah mewariskan ilmu pengetahuan kepada manusia.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kendala namun berkat bantuan dan dorongan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua Program Ekstensi Program Studi Agama Islam

3. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku pembimbing penulisan dalam skripsi ini 4. Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga

5. Bapak Dwi Poerwanto, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN 2 Bandungede Kedu beserta stafnya

6. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

(10)

x

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, maka penulis mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Salatiga, 31 Juli 2010 Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL SKRIPSI ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv PENGESAHAN KELULUSAN... v KEASLIAN TULISAN ... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN ... viii SURAT KETERANGAN ... ix ABSTRAK ... x KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Hipotesis Penelitian ... 5 E. Kegunaan Penelitian ... 5 F. Definisi Operasional ... 6

(12)

xii

G. Metode Penelitian ... 9

H. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 14

A. Pendidikan Agama dalam keluarga ... 14

1. Pengertian Pendidikan ... 14

2. Pengertian Pendidikan agama ... 16

3. Fungsi dan tujuan Pendidikan agama ... 17

4. Pengertian Keluarga ... 19

5. Peran orang tua dalam mendidik anak ... 20

6. Tugas dan tanggungjawab orang tua ... 23

7. Pentingnya Pendidikan agama ... 26

B. Ketaatan Beribadah anak ... 28

1. Pengertian Ketaatan anak dalam beribadah ... 28

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketaatan beribadah anak ... 29

3. Aspek – aspek dalam ketaatan beribadah ... 33

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Ketaatan beribadah anak ... 37

BAB III HASIL PENELITIAN ... 39

A. Gambaran Umum ... 39

1. Sejarah singkat berdirinya ... 39

2. Lokasi dan fasilitas ... 41

(13)

xiii

4. Keadaan siswa ... 45

5. Kegiatan siswa ... 45

6. Struktur organisasi sekolah ... 46

B. Penyajian data ... 49

1. Data tentang pendidikan agama dalam keluarga... 49

2. Data tentang ketaatan beribadah anak ... 57

BAB IV ANALISIS DATA ... 63

A. Analisis tentang pendidikan agama dalam keluarga ... 64

B. Analisis tentang ketaatan beribadah anak ... 65

C. Pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak ... 66 BAB V PENUTUP ... 72 A. Kesimpulan ... 72 B. Saran-saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 76

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

I DATA PERIODESASI KEPEMIMPINAN SDN 2 BANDUNGGEDE DARI TAHUN 1977 – 2010 ... 40 II DAFTAR NAMA GURU DAN PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR SDN 2 BANDUNGGEDE TAHUN PELAJARAN 2009 – 2010 ... 43 III DATA NAMA GURU DAN JABATAN FUNGSIONAL GURU

TAHUN 2009 ... 44 IV KEADAAN SISWA SDN 2 BANDUNGGEDE TAHUN PELAJARAN 2009 – 2010 ... 45 V STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SD NEGERI 2

BANDUNGGEDE TAHUN PELAJARAN 2009 -2010 ... 47 VI STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH ... 48 VII DAFTAR RESPONDEN ... 49 VIII HASIL JAWABAN ANGKET PENDIDIKAN AGAMA DALAM

KELUARGA ... 52

IX NILAI TINGKAT PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA . 54 1

X HASIL JAWABAN ANGKET KETAATAN BERIBADAH ANAK .. 57 XI NILAI TINGKAT KETAATAN BERIBADAH ANAK ... 60 XII FREKUENSI PROSENTASE PENDIDIKAN AGAMA DALAM

KELUARGA ... 65 XIII FREKUENSI PROSENTASE KETAATAN BERIBADAH ANAK ... 66

(15)

xv

XIV DATA TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DAN KETAATAN BERIBADAH ANAK ... 67 XV TABEL FREKUENSI YANG DIPEROLEH ( fo ) ... 69

XVI TABEL FREKUENSI YANG DIHARAPKAN ( fh ) ... 69

XVII TABEL KERJA UNTUK MENCARI CHI-KUADRAT BAHAN fo

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anak merupakan salah satu nikmat Allah yang dianugerahkan kepada orang yang dikehendaki dan tidak diberikan kepada orang yang dikehendaki pula. Ia adalah anugerah terindah yang diperoleh orang tua sebagai karunia dan amanat Allah SWT yang dibebankan kepada orang tuanya. Sebagai sebuah karunia, kehadiran seorang anak sebagai buah hati yang harus disyukuri dan orang tua yang mendapat amanat seorang anak memiliki keharusan untuk menjaga amanat itu dengan penuh tanggungjawab karena setiap amanat akan dimintai pertanggungjawabannya. Selain itu orang tua juga memiliki kewajiban untuk menjaga, mendidik dan mengantarkannya menjadi insan yang sholeh, berilmu, beriman, berakhlak, dan bertaqwa.

Imam Al-Ghazali berkata,”Anak adalah amanat yang dibebankan kepada orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan mutiara yang amat berharga. Jika ia dibiasakan melakukan kebaikan, lalu diajarkan sesuatu tentang ilmu, maka ia akan tumbuh sesuai dengan ajaran itu. Ia akan memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya jika ia dibiasakan berbuat jahat, dibiarkan layaknya binatang yang hidup serba bebas, niscaya ia celaka dan binasa. (Jamal Abdur Rahman, tt: 1)

Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang punya tempat tinggal dan

(17)

2

ditandai oleh kerjasama ekonomi, berkembang, mendidik, merawat dan melindungi. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak untuk menyerap nilai-nilai ketrampilan, pengetahuan dan perilaku di dalamnya.

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam, Zuhairini menyatakan bahwa keluarga merupakan tempat anak didik pertama-tama menerima penddidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya. (Mantep Miharso, 2004 : 2) Pendidikan orang tua terhadap anak adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak dan kodrat yang diterimanya. Orang tua adalah pendidik sejati oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak hendaknya dengan memberikan kasih sayang yang sejati pula. Orang tua yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika orang tua tidak dapat menciptakan suasana pendidikan dan rasa aman dalam keluarga, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat jalannya. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya.

Pendidikaan merupakan masalah yang penting karena memiliki cakupan yang luas. Selain mendiddik, memelihara anak juga harus mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan. Pendidikan agama dalam hal ini pendidikan Islam merupakan salah satu kebutuhan manusia karena pada dasarnya manusia

(18)

3

diciptakan untuk menjadi Kholifah di bumi. Anak terlahir dalam keadaan fitrah tetapi telah dibekali dengan fu‟ad yang senantiasa harus dididik dan dikembangkan. Ditegaskan dalam firman Allah surat An-Nahl ayat 78:

َ



َ

ْ

َ

ْ

َ



َ

ْ

َّ



ُ

ُ

َ



َ

َ

َ

َ



ً

ْ

َ

َ

ْ

ُ

َ

ْ

َ



َ



ْ

ُ

ِ



َ

َّ

ُ



ِ

ْ

ُ

ُ



ْ

ِ



ْ

ُ

َ

َ

ْ



ُلله

َ





َ

ْ

ُ

ُ

ْ

َ



ْ

ُ

َّ

َ

َ

َ

َ

ِ

ْ

َ

ْ

َ



“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, pengelihatan dan hati, agar kamu bersyukur”

Dari ayat di atas, jelas bahwa potensi atau sumber daya insani, yang memungkinkan manusia tumbuh berkembang termasuk pengembang fitrahnya menuju kesempurnaan hidup dalam arti sesuai dengan tujuan hidupnya sangat membutuhkan lingkungan keluarga yang dapat membimbing dan mengarahkannya.

Pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak sejak kecil maka anak akan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi setiap masalah dalam hidupnya. Orang tua harus mengajarkan sesuatu yang baik kepada anaknya karena ditangan orang tualah arah hidup dari seorang anak. Dalam hal ini Rosulullah bersabda:





(19)

4







“Abu Hurairah mengatakan bahwa Rosulullah bersabda, “Seseorang bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau nasrani atau majusi, …”. (M.Nashiruddin Al-Albani, 2005: 938)

Tidak semua anak yang dengan diberikan bekal pengetahuan agama menjadi pandai, berakhlak mulia ataupun secara konsisten mampu mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari karena setiap anak memiliki keinginan dan kemampuan yang berbeda-beda, maka cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan dan menanamkannya pun juga harus berbeda-beda.

Dengan latar belakang uraian di atas, penulis mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap ketaatan beribadah anak di SDN 2 Bandunggede tahun 2010.

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga para siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung ?

2. Bagaimana ketaatan beribadah anak pada siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung ?

(20)

5

3. Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak ?

C. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga para siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

2. Untuk mengetahui ketaatan beribadah anak.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan. (Sutrisno Hadi, 198: 63)

Berdasarkan asumsi tersebut, maka penulis mengemukakan hipotesis “ Pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh positif terhadap ketaatan beribadah siswa SDN 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.

E. Mafaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya pengaruh pedidikan agama dalam keluarga terhadap

(21)

6

ketaatan beribadah anak. Bersumber dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritik, yaitu:

1. Secara praktis

Apabila ternyata ada pengaruh berarti penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi pelaksana pendidikan khususnya orang tua tentang pentingnya pedidikan agama dalam keluarga yang dilakukan dengan baik.

2. Secara teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda, maka penulis perlu menerangkan beberapa istilah pokok yang menjadi variabel penelitian.

Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh

Dalam kamus bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu ( orang, benda ) yang ikut membentuk watak,

(22)

7

kepercayaan, atau perbuatan seseorang. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 849)

Yang dimaksud pengaruh di sini adalah tingkat pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan berintensitas ibadah anak.

2. Pendidikan agama

Dalam kamus bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 849)

Dalam kamus bahasa Indonesia, agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 12) Agama adalah segenap kepercayaan serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut Achmadi agama adalah segala usaha berupa bimbingan yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. (Achmadi, 1992:20)

Jadi pendidikan agama adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang lebih khusus ditekankan untuk

(23)

8

mengembangkan keberagamaannya agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

3. Keluarga

Keluarga adalah masyarakat kecil yang merupakan sel pertama bagi masyarakat besar. (Mantep Miharso, 2004: 2) Keluarga berarti sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota marasakan adanya pertalian.

Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua terhadap perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani seutuhnya sesuai dengan syariat Islam.

Indikator pendidikan agama dalam keluarga adalah:

a. Mendidik anak tentang aqidah dengan mengenalkan rukun iman b. Mendidik anak tentang fiqh dengan mengajarkan rukun islam c. Mendidik anak untuk berakhlak terpuji

d. Membiasakan anak untuk berdoa dan membaca Al Qur‟an 4. Ketaatan

Barasal dari kata taat yang artinya senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah) . (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1042) Taat berarti juga patuh kepada ajaran Islam, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

5. Ibadah

Ibadah adalah perubahan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

(24)

9

Ketaatan beribadah anak yang penulis maksudkan di sini adalah kepatuhan untuk melaksanakan ibadah salat, mengerjakan puasa, membayar zakat, membaca Al Qur‟an, membiasakan berdoa dan berakhlak terpuji serta menjauhi segala yang menjadi larangan Allah.

Indikator ketaatan beribadah adalah:

1. Indikator Ketaatan beribadah yang bersifat mahdloh: a. Melaksanakan sholat fardu tepat pada waktunya b. Selalu berzikir setelah melaksanakaan sholat c. Melaksanakan puasa baik fardu maupun sunah d. Mengeluarkan infaq, zakat maupun shodaqoh e. Terbiasa membaca Al Quran

2. Indikator Ketaatan beribadah yang bersifat ghoiru mahdloh: a. Berperilaku yang baik

b. Taat dan berbakti kepada orang tua dan guru c. Berlaku jujur, rendah hati, ramah

d. Teguh dalam berpendirian terhadap kebenaran

G. Metode Penelitian

1. Metode penelitian subyek a. Populasi

Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan.

(25)

10

(Sutrisno Hadi, 1981: 70) Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 2 Bandunggede tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 131 siswa.

b. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Sebagian individu yang diselidiki disebut sampel atau master. Besar kecilnya sampel yang diambil tidak ditentukan, tapi semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sekedar ancer-ancer bila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih sesuai kemampuan. (Suharsini Arikunto, 1996: 120)

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa, penulis mengambil 37 reponden atau 28% dari siswa SDN 2 Bandunggede. Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik random sampling, maksudnya tiap-tiap individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dimasukkan sebagai sampel.

2. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket

(26)

11

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai pendidikan agama dalam keluarga dan tingkat ketaatan beibadah siswa SDN 2 Bandunggede Kedu.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan cara mengambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah.

3. Metode Analisis Data

Data-data yang diperoleh dianalisis secara bertahap agar mudah untuk menginterpretasi. Dari data yang masih bersifat kualitatif, maka penelitian menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis pendahuluan

Analisis ini digunakan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap variable. Dengan menggunakan rumus:

P =

𝐹

𝑁

𝑥100%

(27)

12

f = frekuensi

N = jumlah responden

Rumus ini digunakan untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga dan ketaatan beribadah anak.

b. Analisis uji hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara mengadakan penghitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi dari analisis statistik chi-kwadrat yaitu:

2 = ∑ 𝑓𝑜 − 𝑓ℎ 2

𝑓ℎ

Keterangan: 2 = lambang chi kwadrat fo = frekuensi yang diperoleh fh = frekeuensi yang diharapkan

H. Sistematika penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian

(28)

13

E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian H. Sistemstika Penulisan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama dalam Keluarga B. Ketaatan Beribadah Anak

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Ketaatan Beribadah Anak

BAB III : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian B. Penyajian Data

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

(29)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan memberikan peluang kepada seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa mencapai kemajuan bagi kehidupannya. a. Pengertian Pendidikan menurut bahasa

Pendidikan berasal dari asal dasar “ didik “ yang artinya memberi ajaran atau tuntunan mengenai tingkah laku, kesopanan dan kecerdasan pikiran. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 849 )

(30)

15

 Dalam Alquran dan hadis, pengertian pendidikan tercangkup dalam kata rabba, kata kerja dari tarbiyyah, „allama, kata kerja dari ta‟lim dan addaba, kata kerja dari ta‟dib. Kata kerja Rabba memiliki arti mengasuh, mendidik dan memelihara. Kata kerja “allama berarti mengajar yang lebih bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Sedangkan kata kerja addaba dapat diartikan mendidik yang lebih tertuju pada penyempurnaan akhlak budi pekerti. Istilah pendidikan dinisbatkan dengan at-tarbiyah karena kata itu mencakup empat unsur yaitu : memelihara pertumbuhan fitrah manusia, mengembangkan potensi dan kelengkapan manusia yang beraneka macam (terutama akal budinya), mengarahkan fitrah dan potensi manusia menuju kesempurnaannya, dan melaksanakan secara bertahap sesuai dengan perkembangan anak. (Achmadi, 1992: 14)

b. Pengertian Pendidikan menurut pendapat para ahli atau secara istilah adalah sebagai berikut:

 Pendidikan menurut UU RI No. 20 tahun 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta

(31)

16

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UU RI, 2003: 4)

 Menurut Achmadi

Pendidikan adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah secara potensi (sumber daya) insan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil). (1992: 16)

 Menurut Ahmad Tafsir

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatka guru (pendidik) mencakup pendidikan formal, maupun non formal serta informal. (1992: 6) Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan baik oleh pendidik maupun bukan pendidik secara bertahap untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia agar lebih optimal sehingga kelak akan berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan seseorang akan belajar untuk berpikir dan belajar mengembangkan seluruh potensi dirinya sehingga ia dapat mandiri, berperilaku yang baik dan berguna bagi masyarakat dan negara.

(32)

17

Dalam konteks ini pendidikan yang penulis maksudkan adalah pendidikan Islam. Dalam buku Islam sebagai paradigm Ilmu pendidikan, dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah: “ Segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. (Achmadi, 1992: 20)

Menurut Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama islam bahwa Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim. (1982:27)

Menurut Armai Arief bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia–manusia yang seutuhnya, beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensnya sebagai khalifah Allahdi muka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-Qur‟an dan sunnah. (2002: 16)

Menurut M. Arifin bahwa pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita – cita islam, karena nilai – nilai Islam telah menjwai dan mewarnai corak kepribadiannya. (1994: 10)

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat dirumuskan bahwa pendidikan Islam adalah proses penyampaian pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensinya untuk mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

(33)

18

3. Fungsi dan tujuan pendidikan agama

Fungsi pendidikan Islam secara makro adalah memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya insani yang ada pada subyek didik menuju terbentuknya insan kamil sesuai norma Islam. Berdasarkan ayat suci al-Qur‟an dan kajian secara sosiologi maupun antropologi, fungsi pendidikan Islam ialah:

a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran Ilahi, sehingga tumbuh kreativitas yang benar.

b. Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaannya.

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individual maupun sosial. (Achmadi, 1992: 20)

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan yang bisa mengarahkan usaha yang akan dikerjakan dan dapat menjadi titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Dalam pendidikan Islam diharapkan terjadi perubahan pada subyek didik dan perilaku yang berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan YME.

Tujuan itu sesuai dengan tujuan pendidikan Islam sebagaimana pendapat Chabib Thoha yaitu tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup seorang muslim yaitu menumbuhkan

(34)

19

kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT, agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya. (1996: 100)

Achmadi memberikan 4 ciri pokok yang dimiliki tujuan pendidikan Islam sebagaimana yang dikutip dari Omar Attoumy Asy syaibani yaitu: a. Sifat yang bercorak agama dan akhlak

b. Sifat kemenyeluruhnya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat.

c. Sifat keseimbangan, kejelasan tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaan.

d. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan. (Achmadi, 1992:60) Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji.

Pendidikan agama memegang peranan penting dalam membentuk pribadi dan watak seseorang tergantung pada kebiasaan dan pendidikan yang diterima dalam keluarga. Dapat diartikan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam menertibkan tata sosial dalam masyarakat. Proses pendidikan yang mampu membentuk sikap anak, memerlukan perhatian dari seluruh anggota keluarga.

(35)

20

4. Pengertian keluarga

Keluarga adalah masyarakat kecil yang merupakan sel pertama bagi masyarakat besar. (Mantep Miharso, 2004: 2) Keluarga berarti sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota marasakan adanya pertallian.

Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua melalui pengajaran, pembiasaan, pengasuhan dan pengembangan potensinya untuk mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. 5. Peran orang tua dalam mendidik anak

a. Orang tua sebagai pendidik

Anak adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada kita untuk diterima dan dididik semaksimal. Ia memerlukan pemeliharaan dengan sebaik-baiknya, pemeliharaan sekarang akan dapat kita petik di kemudian hari. Dengan demikian pula pemeliharaan dengan anak-anak kita tergantung bagaimana cara mendidiknya. Sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam surat Al-Hasyr ayat 18:



































Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(36)

21

Anak adalah amanat Allah bagi orang tua yang akan dimintai pertanggungjawaban. Ia memiliki jiwa yang suci dan cemerlang, apabila sejak kecil dibiasakan baik, dididik dengan baik maka ia akan tumbuuh menjadi anak yang baik, sebaliknya jika ia dibiasakan berbuat buruk maka ia akan terbiasa berbuat buruk sehingga bisa membawa pada kerusakan.

Sebagai pendidik, orang tua tidak hanya memberikan bekal pendidikan ilmu pengetahuan tetapi juga harus membekali anak dengan pendidikan dan bimbingan keagamaan sebagai dasar kepribadian mereka.

Anak adalah bunga hidup, anak adalah pewangi rumah tangga kepadanya tergantung harapan keluarga dikemudian hari dan dialah ujung cita-cita di dalam setiap kepayahan dalam pergaulan suami istri.

Diantara cara-cara praktis yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah dengan cara berikut:

1) Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama dalam bentuknya yang sempurna dalam waktu tertentu.

2) Membiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak kecil sehingga penunaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah mendaging, mereka melakukannya dengan kemauan sendiri dan merasa tenteram sebab mereka melakukannya.

(37)

22

3) Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai di rumah di mana mereka berada.

4) Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama yang berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan Allah dan makhluk-makhluk untuk menjadi bukti kehalusan sistem ciptaan itu dan atas wujud dan keagungannya.

5) Menggalakkan mereka turut serta dalam aktivitas-aktivitas agama, dan lain-lain lagi cara-cara lain. (Hasan Langgulung, 1989: 372) b. Orang tua sebagai pelindung dan pemelihara

Orang tua selain memiliki kekuasaan pendidikan mereka juga memiliki tugas kekeluargaan yaitu memelihara keselamatan kehidupan keluarganya baik moril maupun materiil. Orang tua memiliki kewajiban untuk memberi nafkah kepada anggota keluarganya dengan rejeki yang halal. Menjaga kesehatan anggota keluarganya dan menjaga serta memelihara keselamatan keluarganya baik di dunia maupun di akherat. Sebagaimana firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6:















































Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

(38)

23

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

c. Orang tua sebagai pemimpin

Orang tua sebagai pembentuk dan pemimpin keluarga memiliki kekuasaan pendidikan untuk memelihara dan membimbing anak menjadi manusia dewasa yang mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab. Sebagai seorang pemimpin orang tua hendaknya dapat membimbing dan membiasakan anak untuk senantiasa taat dan patuh kepada Sang pencipta, Allah SWT. Membimbing ke jalan yang benar dan di ridhoi Allah SWT.

6. Tugas dan tanggungjawab orang tua

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan. Anak tempat ia belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Pendidikan yang ada dalam keluarga mencerminkan latar belakang keluarga itu sendiri. Dari latar belakang itulah, orang tua harus memikirkan dan memperhatikan tugas dan tanggungjawabnya sebagai kepala rumah tangga dan juga sebagai seorang pendidik yang utama dan pertama.

Tugas dan tanggungjawab orang tua selain mendidik anak-anaknya juga berkewajiban menafkahi (memenuhi kebuutuhan) keluarganya berupa kebutuhan ekonomi sehari-hari. Oleh karena itu, dari terpenuhinya kebutuhan yang diperlukan setiap hari, maka pendidikan anak-anak akan

(39)

24

terpenuhi, baik itu pendidikan fisik maupun psikis. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abdullah Nashih Ulwan bahwa, orang tua dalam mendidik anak adalah meliputi tiga bagian:

a. Tanggungjawab fisik

Diantara berbagai tanggung jawab besar yang diwajibkan oleh islam pada para pendidik adalah tanggung jawab pendidikan fisik agar anak-anak tumbuh seiring dengan baik pertumbuhan fisiknya, badan sehat dan bersemangat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah ayat 233:













Artinya : Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.

Berikut ini adalah beberapa tanggungjawab orang tua dalam mendidik anak dalam menafkahi keluarganya dan anak-anaknya sebagaimana yang diungkapkan Abdullah Nashih Ulwan:

1) Kewajiban menafkahi keluarga dan anak

2) Mengikuti aturan yang sehat ketika makan, minum dan tidur agar semua itu menjadi kebiasaan bagi akhlak anak-anak.

3) Menghindari penyakit menular 4) Kewajiban mengobati penyakit.

5) Menerapkan prinsip “tidak boleh membahayakan (diri sendiri) dan tidak boleh membahayakan (orang lain)

(40)

25

7) Membiasakan anak hidup sederhana, tidak mewah dan tenggelam dalam kenikmatan.

8) Membiasakan anak hidup bersungguh-sungguh, jantan dan menghindari pengangguran dan penyimpangan. (1990:1)

b. Tanggungjawab intelektual

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan tanggungjawab intlektual adalah membentuk pemikiran anak dengan sesuatu yang bermanfaat seperti ilmu-ilmu syariat, kebudayaan ilmiah dan modern, kesadaran intelektual dan peradaban sehingga anak matang dalam pemikiran dan sikap ilmiahnya.

Tanggungjawab ini tidak kalah pentingnya dari tanggungjawab iman, fisik dan moral. Sebagai persiapan pendidikan moral untuk membentuk akhlak dan kebiasaan. Sedangkan pendidikan intelektual untuk penyadaran dan pembudayaan. (1990: 54)

c. Tanggungjawab psikis

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan bahwasanya pendidikan psikis adalah sejak anak-anak mulai bisa berpikir, seorang anak harus dididik untuk berani menyatakan hak dengan tegas, ksatri dan tugas tanggungjawab sehingga dapat mengendalikan amarah dan berluas diri dengan semua keutamaan jiwa dan moral. (1990:109)

(41)

26

Dari pernyataan Dr. Abdullah Nashih Ulwan di atas bahwasanya tujuan dari tugas dan tanggungjawab orang tua dalam membimbing dan mendidik anak itu merupakan suatu hal yang mendasar dan penting, oleh karena itu anak harus dibiasakan dididik pada hal-hal yang positif sejak dini, karena pendidikan masa kecil akan sengat berpengaruh dalam kehidupan kelak. Di dalam kehidupan sehari-hari, anak selalu mengidentifikasikan setiap perilaku orang tuanya, untuk itu kewajiban orang tua adalah menjadi suri teladan yang baik dalam kehidupan anaknya, karena pendidikan pertama kali sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang.

7. Pentingnya pendidikan agama dalam keluarga

Pendidikan agama merupakan masalah yang sangat penting dalam mendidik anak. Semakin banyak pengalaman beragama semakin banyak pola unsur agama dalam pribadi anak. Pada umumnya pendidikan dalam keluarga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik melainkan karena secara kodrati suasana dan stukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu tewujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. (Zakiah Daradjat, 1995: 35)

Mendidik anak tidak bisa hanya dilaksanakan oleh satu orang aspek saja. Mendidik harus menyeluruh meliputi jasmaniah, rohaniah, akal, kasih

(42)

27

sayang dan ilmu pengetahuan. Sebagaimana Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa “ apabila pendidikan agama itu tidak diberikan pada anak sejak kecil maka sukarlah baginya untuk menerimanya nanti kalau ia dewasa karena dalam kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil itu tidak terdapat unsur-unsur agama. (1991 : 128)

Pendidikan agama dalam keluarga adalah usaha orang dewasa dalam membimbing, memimpin, menuntun perkembangan jasmani dan rohani anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian utama dan sempurna serta mengamalkan ajaran agama sebagai pandangan hidup, adapun yang dimaksud dengan kepribadian utama adalah kepribadian yang tumbuh dalam diri yang membentuk anak didik menjadi insan kamil dengan pola takwa sehingga diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berguna bagi diri, masyarakat, bangsa dan Negara, mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya.

Dalam Islam penyemaian rasa agama dimulai sejak anak dalam kandungan, ketika anak lahir dibisikkan kalimah adzan dan iqomah, orang tua memenuhi kebutuhan makan dan minum dengan rezeki yang halal, ketika anak mulai tumbuh besar ia akan menyerap apa yang dilihatnya, apa yang didengarnya, segala tingkah laku keluarganya akan keliru. Pengalaman agama anak ketika kecil merupakan pendidikan agama yang paling mendasar pada jiwa anak.

Nabi Muhammad mengajarkan bahwa penanaman keagamaan yang berinti pada keimanan pada dasarnya dilakukan orang tua dengan

(43)

28

pembiasaan dan peneladanan. Orang tua menjadi panutan bagi anak-anaknya. Anak yang sejak kecil sudah dibiasakan dilatih dengan pendidikan agama akan tumbuh keimanan dalam dirinya, sebaliknya jika anak tidak mendapatkan pendidikan, latihan dan pembiasaan keagamaan waktu kecil ia akan besar dengan sikap tidak acuh atau anti agama. Kualitas hubungan antara orang tua dan anak di kemudian hari. Bila anak merasa disayang dan diperlakukan adil, maka ia akan meniru dan menyerap agama dan nilai-nilai yang dianut orang tuanya tetapi sebaliknya jika anak hidup tanpa kasih sayang, maka ia akan jauh dari apa yang diharapkan orang tua. Rasa keagamaan yang ditanamkan dan dibiasakan sejak kecil pada diri anak akan menjadi fondasi untuk pendidikan selanjutnya, selain itu keimanan sangat diperlukan oleh anak untuk menjadi landasan dalam pembentukan akhlak mulia. Keimanan diperlukan agar akhlak anak terutama anak remaja tidak merosot, keberimanan diperlukan agar anak-anak mampu hidup mandiri, tenteram dan konstruktif pada zaman global nanti. Jadi pendidikan agama didalam keluarga sangat perlu, karena keluarga merupakan satu-satunya institusi pendidikan yang mampu melakukan pendidikan keberimanan bagi anak-anaknya. Melakukan pendidikan agama dalam keluarga berarti ikut menyelamatkan masa depan generasi muda yang akan menjadi tulang punggung bangsa dan Negara.

B. Ketaatan anak dalam beribadah

(44)

29

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ketaatan berasal dari kata taat yang artinya senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah). (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1042) Taat berarti juga patuh kepada ajaran Islam, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Ibadah adalah perubahan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Sedangkan menurut ahli fiqh, ibadah adalah apa yang dikerjakan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT dan mengharapkan pahala di akhirat. (Zakiah Daradjat, 1995: 3)

Pembinaan ketaatan beribadah pada anak dimulai dari dalam keluarga, anak dilatih, dididik untuk menjalankan ibadah dengan pola pembiasaan dan peneladanan.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketaatan beribadah anak.

Anak adalah karunia dan amanat yang diberikan Allah SWT kepada hambaNya. Sebagai sebuah karunia, kedatangan anak sebagai buah hati harus disyukuri. Orang tua yang mendapat amanat memiliki keharusan untuk menjaga amanat itu dengan penuh tanggung jawab dengan cara mengantarkan buah hatinya untuk mengenal Allah, karena semua amanat yang diberikan itu akan dimintai pertanggungjawaban. Selain itu orang tua juga memiliki kewajiban untuk mendidik dan mengantarkan anaknya menjadi insan yang saleh, berilmu, beriman, berakhlak dan bertaqwa.

(45)

30

Faktor yang mempengaruhi ketaatan anak dalam beribadah ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri anak dan sudah melekat pada sanubari anak. Faktor intern yang ada dalam diri anak misalnya selektivitas diri, daya pilih diri, minat dan perhatian anak.

Menurut Jalaludin rahmat faktor intern ada dua yaitu : a. Faktor biologis

Adanya warisan biologis sampai muncul aliran baru memandang segala kegiatan termasuk agama, budaya, moral dari struktur biologis.

b. Faktor sosio psikologis

Komponen-komponen yang ada dalam sosio psikologis antara lain : 1) Bakat, merupakan suatu kemampuan pembawaan yang potensial

mengacu pada perkembangan kemampuan akademis, ilmiah dan keahlian dalam berbagai bidang kehidupan.

2) Insting, adalah suatu kemampuan berbuat atau bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar. Kemampuan insting ini termasuk kapabilitas yaitu kemampuan berbuat sesuatu tanpa belajar.

3) Nafsu dan dorongan (drives)

Dalam tasawuf dikenal adanya nafsu lawwamah yang mendorong kea rah perbuatan tercela dan merendahkan orang lain (egosentris), nafsu amarah (polemis) yang mendorong kearah perbuatan merusak, nafsu birahi yang mendorong kea rah perbuatan seksual

(46)

31

dan nafsu mutmainnah (religius) yang mendorong kearah ketaatan kepada Allah.

4) Karakter /watak manusia

Karakter merupakan kemampuan psikologis yang terbawa dan terbentuk sejak lahir.

5) Hereditas merupakan faktor dasar yang mengandung ciri psikologis dan fisiologis yang diturunkan orang tua. (1995:34)

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi ketaatan seseorang yang berasal dari luar dirinya. Yang termasuk faktor ekstern adalah keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

a. Faktor keluarga

Keluarga merupakan kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang punya tempat tinggal dan ditandai oleh kerja sama ekonomi, berkembang, mendidik, merawat, melindungi dan sebagainya. Keluarga adalah institusi terkecil dan peletak dasar pendidikan bagi anak. Dimulai dari keluargalah seorang anak mengenal Allah dan agamaNya. Orang tua dalam hal ini berperan sebagai pendidik, harus mengajarkan kebenaran yang tidak menyimpang dari ajaran agama. Keluarga terutama orang tua adalah pendidik yang utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan. Disebut sebagai pendidik pertama karena merekalah yang pertama mendidik anaknya.

Orang tua merupakan bagi anak-anaknya dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal keagamaan pun peran orang tua dan keteladanan

(47)

32

orang tua dapat mempengaruhi perilaku dan keagamaan anak. Perilaku seseorang akan menjadi tolok ukur sebagai diri seseorang bila perilakunya baik sehingga akan mencerminkan pribadi yang baik begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini peran serta keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga pertama yang mengajarkan pendidikan agama. Keluarga yang membiasakan dan mengajarkan anak tentang beribadah melalui peneladanan, melatih anak tentang tata cara salat, menjalankan puasa, membayar zakat, menghormati orang lain dan berperilaku yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi muslim yang diharapkan, mau melaksanakan ibadah dengan kesadaran dirinya bukan karena perasaan takut kepada orang tua.

b. Faktor sekolah dan lingkungan

Sekolah adalah lembaga yang secara khusus mengenai kegiatan pendidikan. Pada dasarnya tanggung jawab yang dipikulnya merupakan limpahan dari orang tua dan masyarakat. Sekolah merupakan lemgaba pendidikan yang melaksanakan pembianaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. (Zakiah Daradjat, 1995: 77)

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan wahana yang benar-benar memenuhi elemen-elemen institusi secara sempurna yang tidak terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan yang lain. Ketaatan anak dalam beribadah yang telah terbina dalam keluarga, dilanjutkan lagi dalam pendidikan agam yang diberikan di sekolah. Guru yang merupakan pengganti orang tua memikul tanggungjawab untuk

(48)

33

memberikan pendidikan keagamaan. Guru masuk ke dalam kelas membawa seluruh unsur kepribadiannya, agamanya, akhlak, pemikiran, sikap dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Guru yang professional mampu mentransfer ilmu pengetahuan baik umum maupun agama. Di lingkungan sekolah anak mulai mendapatkan pengalaman baru yang lebih luas dan kompleks. Lingkungan sekolah yang kondusif mampu meningkatkan ketaatan anak dalam melaksanakan ibadah.

c. Faktor masyarakat

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Masyarakat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan anak terutama para pemimpin masyarakat yang ada di dalamnya. Seorang pemimpin tentu menghendaki setiap anak dididik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, menjadi warga yang baik dan berakhlak mulia. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan masyarakat agamis secara tidak langsung akan tumbuh menjadi anak yang patuh dan taat menjalankan agama, mematuhi peraturan dan berbudi pekerti yang baik. Sebaliknya lingkungan yang tidak kondusif dapat merusak kepribadian anak.

3. Aspek – aspek dalam ketaatan beribadah.

Penulis membagi dua aspek yang berkaitan dengan ketaatan dalam menjalankan ibadah yaitu aspek ibadah dan aspek akhlak.

(49)

34

Aspek ibadah adalah semua yang dilakukan untuk mencapai keridloan Allah SWT dan mengharapkan imbalan pahala di akhirat kelak. Dalam pembahasan ini ibadah dibagi menjadi dua yaitu:

1) Ibadah mahdloh

Adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah SWT semata-mata yakni hubungan vertikal dan hanya terbatas pada ibadah-ibadah khusus.

a) Salat

Salat menurut bahasa berarti doa, sedangkan menurut istilah suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. (Rahmat R dan Zainuddin, 1997 : 87) Menjalankan ibadah salat berarti mengadakan hubungan langsung dengan sang pencipta sehingga dengan menjalankan salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Hal ini bisa diperoleh bila salatnya diresapi benar - benar dan melekat dalam perbuatan sebagaimana firman Allah dalam surat Al ankabut ayat 45:

















Artinya : dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.

(50)

35

Menurut bahasa arab berarti menahan (imsak). Sedangkan menurut istilah suatu ibadah yang dierintahkan Allah yang dilaksanakan dengan cara menahan makan dan minum dan hubungan seksual dari pagi (terbit fajar) sampai sore (terbenam matahari). (Rahmat R dan Zainuddin, 1997: 151) menjalankan puasa merupakan kewajiban atas muslim yang sudah baligh dan berakal. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183.































Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

c) Zakat

Menurut bahasa zakat berarti pengembangan. Sedangkan mmenurut istilah bagian tertentu dari harta kekayaan yang diwajibkan Allah SWT untuk sejumlah orang yang berhak menerimanya. (Rahmat R dan Zainuddin, 1997: 171) Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 110.



































Artinya : dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu

(51)

36

akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

2) Ibadah ghairu mahdloh

Adalah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah tetapi juga berkaitan dengan hubungan dengan sesama manusia.

a) Tadarus Al Qur‟an

Al quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi sebagai petunjuk dan rahmat bagi manusia dalam hidupnya. Al quran merupakan pedoman hidup bagi umat Islam sehingga sangat dianjurkan untuk membaca agar mereka mengetahui apa yang terkandung didalamnya. Hikmah membaca al-qur‟an adalah menghibur perasaan sedih dan sebagai penawar kegelisahan.

b) Berdoa

Kata-kata doa mempunyai makna tertentu. Berdoa kepada Allah ialah menyatakan bahwa ia sangat berhajat kepadaya dan berharap memperoleh sesuatu yang kita kehendaki.

b. Aspek akhlak

Al-Ghazali memberikan pengertian tentang akhlak “Al Khuluq” ( jamak dari akhlak) ibarat (sifat/keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan

(52)

37

meresap dalam jiwa, dari padanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerllukan pikiran dan pertimbangan. (Zainuddin, 1991: 102) Membahas tentang akhalk tidak lepas dari perilaku manusia. Sebab akhlak akan berhubungan dengan tingkah laku manusia yang tidak lepas dari kecenderungan dari jiwa agama.

1) Akhlak terhadap Allah

Dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah sebagai khaliknya.

2) Akhlak terhadap orang tua

Seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada kedua orang tua, melaksanakan perintah orang tua yang tidak bertentangan dengan agama. Berperilaku yang baik kepada orang tua.

3) Akhlak terhadap orang lain

Manusia secara kodrati tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam hidup bermasyarakat tidak terlepas dari hubungan dengan orang lain, oleh sebab itu kita harus menghargai, menghormati, menyayangi orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya sendiri.

C. Pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap ketaatan beribadah anak Anak adalah amanat dan karunia Allah yang harus dijaga, dibimbing dan dibina untuk menjadi generasi penerus yang pandai dan berakhlak mulia.

(53)

38

Anak adalah ibarat intan yang memiliki jiwa suci dan cemerlang. Bila sejak kecil dididik dan dilatih dengan agama dan budi pekerti yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi generasi yang baik pula. Sebaliknya, bila anak dibiarkan begitu saja tanpa sentuhan pendidikan baik umum maupun agama maka kelak ia akan tumbuh menjadi generasi yang lemah.

Pendidikan keagamaan yang paling mendasar merupakan tanggung jawab orang tua, karena dari orang tualah anak-anak mendapat pendidikan yang pertama dan utama, orang tua wajib memberikan pendidikan, pengawasan, pembinaan agama dan akhlak. Pendidikan agama dalam keluarga merupakan fundamen bagi keagamaan anak yang merupakan landasan terbentuknya akhlak yang mulia. Orang tua yang senantiasa memberi contoh anak-anaknya tentang tata cara beribadah, menghormati orang lain dan membiasakan anak untuk melakukan kegiatan keagamaan seperti melaksanakan salat, puasa, membayar zakat, infaq dan sadaqah, berperilaku yang baik, secara tidak langsung akan meningkatkan ketaatan anak dalam menjalankan ibadah. Ketaatan itu tidak berdasarkan atas rasa takut tetapi berdasarkan keikhlasan dalam hatinya. Keimanan dan ketaqwaan akan menjadi bekal anak untuk menempuh masa depannya.

(54)

39

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDN 2 Bandunggede

1. Sejarah singkat berdirinya SDN 2 bandunggede

Bahwa usaha mencerdaskan kehidupan bangsa diwujudkan dalam pendidikan nasional yang pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan nasional berakar pada kebuudayaan nasional Indonesia, pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa Indonesia mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekeliling serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional.

Sekolah Dasar Negeri 2 Bandunggede adalah Sekolah Dasar Negeri yang dibangun pada tahun 1977 di Dusun Bandung Desa Bandunggede, adapun para peminat sekolah dari berbagai dusun dari desa Bandunggede, diantaranya masyarakat Jetakan, Wunut, Getas, Bandung dan Beran. Pada tahun pelajaran 2009/2010 siswa dari SDN 2 Bandunggede mencapai 131

(55)

40

siswa dari 6 kelas yakni dari kelas I – VI . Sedangkan kelas yang penulis teliti yaitu kelas IV dan V dengan jumlah siswa 37 siswa. SDN 2 Bandunggede telah menunjukkan jati dirinya sebagai Sekolah yang dapat menghasilkan lulusan yang cukup menggembirakan, hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai keberhasilan yang dicapai peserta didik.

Hubungan timbal balik dengan masyarakat sangat baik, hal ini dibuktikan dengan peminat peserta didik dari tahun ke tahun terus meningkat.

Akhirnya dari tahun ke tahun sekolah ini menjadi berkembang maju berkat adanya dorongan dan dukungan masyarakat serta pihak-pihak terkait. Semakin tahun peminat SD ini semakin bertambah maka sekolah ini berusaha membangun fasilitas baru untuk mendukung kegiatan pendidikan. Kepemimpinan sekolah atau kepala sekolah telah mengalami beberapa pergantian periodisasi kepemimpinan. Berikut ini penulis memaparkan beberapa periodisasi kepemimpinan SD:

TABEL I

DATA PERIODISASI KEPEMIMPINAN SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE DARI TAHUN 1977 – 2010 No Tahun Kepala SD 1. 2. 3. 1977 – 1984 1984 – 1987 1987 – 1988 Mardumadi Hasan Sahri J Suminto Bersambung . . .

(56)

41 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1988 – 1991 1991 – 2000 2000 – 2005 2005 – 2006 2006 – 2007 2007 – 2010 2010 – sekarang Wilmini Warsidi Sumarlan H Toib Sutrisno Rochmadi Ruaedi Dwi Poerwanto

Berdirinya SD Negeri 2 Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung telah mendapat pengakuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang sekarang berubah menjadi Dinas Pendidikan dengan status negeri berdasarkan SK 421.2/262/ 11 Maret 1982.

2. Lokasi dan fasilitas a. Lokasi/letak Geografi

SD Negeri 2 Bandunggede terletak di desa Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. SD ini merupakan SD Negeri 2 Bandunggede terletak di desa Bandunggede Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. SD ini memiliki letak yang cukup strategis karena terletak di tengah dusun Bandung desa Bandunggede, yang menuju ke dusun jetakan, Wunut, Beran dan Getas.

b. Fasilitas Sambungan . . . .

(57)

42

Fasilitas merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam belajar, sehingga keberadaannya sangat diperlukan sekali. Sesuai yang diketahui penulis melalui pengamatan secara langsung terhadap fasilitas belajar yang tersedia di SD Negeri 2 Bandunggede Kedu dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Tanah : 1300 m2

 Bangunan : 501 m2  Halaman : 294 m2  Ruang kelas : 6 ruang  Perpustakaan : 1 ruang  Ruang UKS : 1 ruang  Ruang kepala sekolah : 1 ruang  Ruang guru : 1 ruang  Rumah penjaga : 1 ruang  WC guru : 2 buah  WC siswa : 4 buah  Tempat parkir : 1 lokal

 Dapur : 1 ruang

 Perlengkapan sekolah

- Komputer : 1 unit - Mesin ketik : 2 unit - Brankas : 2 buah - Lemari : 4 buah

(58)

43

- Meja guru : 16 buah - Printer : 1 buah - TV/ Audio : 2 buah - Meja siwa : 108 buah - Kursi siswa : 194 buah

3. Keadaan guru

Guru merupakan sosok yang berperan dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberadaan guru sangat penting dalam memajukan pendidikan. Jumlah guru pada SD Negeri 2 Bandunggede pada tahun pelajaran 2009-2010 adalah 11 orang, yang terdiri dari 10 orang sebagai guru dan 1 orang sebagai kepala sekolah. Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan secara rinci yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL II

DAFTAR NAMA GURU DAN PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR SD NEGERI 2 BANDUNGGEDE

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

No Nama NIP Bidang

pengajaran 1. 2. 3. 4. 5. Dwi Poerwanto, S.Pd Tulusmi, S.Pd SD Sufyan Umini Sri Wahyuningsih, S.Pd 19581225 198304 1 004 19611121 198304 2 006 19560715 198405 1 003 19620201 198608 2 002 19720815 199303 2 004 Guru Bhs Jawa Guru Kelas I Guru PAI Guru Kelas III Guru Kelas V

Gambar

TABEL  Halaman
TABEL II
TABEL III
TABEL IV
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada kondisi curah hujan rendah (setara peluang 70%), waktu tanam yang paling potensial dan tepat adalah pada dasarian I1 Januari dengan hasil 5.32 t/ha... Ini

Alat pengeluaran kayu sistem kabel layang dapat digunakan secara efektif untuk mengeluarkan kayu di hutan rakyat pada topografi bergelombang dengan produktivitas berkisar antara

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ Perancangan dan Pengujian Motor Linier Switch Reluctance 3 Rotor 8 Stator Berbasis Mikrokontroler PIC18F4550 ” diajukan untuk memenuhi sebagian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemerintah dalam memprediksi fluktuasi harga beras di masa depan agar dapat dijaga kestabilannya

Skripsi ini membahas mengenai Korelasi Persepsi Peserta Didik Tentang Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Ketaatan Beribadah serta Akhlak

Vicky Febrian, D1213074, KOMUNIKASI PEMASARAN JASA TRANPORTASI PARIWISATA(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran PO Gunung Sari), Skripsi, Program Studi

Dari hasil pelaksanaan Pada siklus I ini aktivitas belajar yang dicapai 19 orang siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio yang tidak tuntas dalam Ketepatan benda Perkembangan

[r]