• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4G63 menggunakan Metode Fuzzy Adaptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4G63 menggunakan Metode Fuzzy Adaptif"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pengaturan Injeksi Bahan Bakar Mesin Mitsubishi 4G63

menggunakan Metode Fuzzy Adaptif

Agoeng Ramadhan, Joko Susila, Imam Arifin

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111,

email : agoengramadhan@yahoo.com, jokosus@ee.its.ac.id, arifin-i@ee.its.ac.id

Abstrak –Injeksi bahan bakar adalah sebuah

teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk menyemprotkan campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang pembakaran. Sistem injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal,elektronik,atau gabungan dari keduanya. Seiring dengan bergulirnya waktu, sistem injeksi mekanik mulai ditinggalkan dan penggunaan sistem injeksi elektronik semakin marak digunakan. Sistem injeksi elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin dan sebuah unit kontrol elektronik (Electronic Control Unit) untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan kecepatan putar mesin Mitsubishi 4G63 pada kondisi stasioner pada nilai referensi yang diinginkan. Berdasarkan hasil simulasi , tampak bahwa respon kecepatan menggunakan kontroler fuzzy mampu untuk mengurangi kesalahan keadaan tunak dengan rata-rata RMSE sebesar 6.61. Ketika kontroler fuzzy diadaptasi tampak nilai RMSE berkurang dengan rata-rata 6.413. Hasil implementasi kontroler fuzzy untuk bukaan idle valve sebesar 0 % dalam bentuk look up table pada mikrokontroler ATMega 8535 menunjukkan masih terdapat kesalahan dengan kriteria RMSE sebesar 554.28

Kata Kunci: Kondisi stasioner, Mesin Mitsubishi 4G63, Look up table, Mikrokontroler ATMega 8535.

1 PENDAHULUAN

Spark-ignition engine atau otto cycle adalah

mesin pengubah energi yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi kinetik dengan bantuan pengapian dari luar. Spark-ignition engine memanfaatkan campuran antara bahan bakar dan udara dari luar ruang bakar sebagai unjuk kerjanya. Ketika piston bergerak turun, campuran bahan bakar dan udara masuk ke dalam ruang bakar. Kemudian

piston akan bergerak ke atas dan mengakibatkan

terjadinya kompresi di ruang bakar. Sumber pengapian dipicu pada interval tertentu dan dengan menggunakan

spark plug (busi). Panas yang dihasilkan pada proses

pembakaran menaikkan tekanan silinder sehingga

piston tertekan ke bawah mendorong crankshaft

menghasilkan energi yang diinginkan. Setelah langkah pembakaran pada silinder terjadi, gas sisa pembakaran dikeluarkan dari ruang bakar dan campuran bahan bakar masuk ke ruang bakar untuk proses berikutnya.

pada umumnya peristiwa pergantian gas hasil pembakaran pada ruang bakar mesin mobil terjadi dalam empat langkah seperti pada Gambar 1, dengan dua kali putaran crankshaft dalam tiap satu siklus.

Gambar 1 Langkah kerja Spark Ignition Engine Emisi gas buang dari hasil pembakaran kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab terbesar dari pencemaran udara. Dari tahun ke tahun standar yang ditetapkan terhadap emisi gas buang dari kendaraan bermotor semakin tinggi. Bahkan, pada beberapa tahun ke depan kendaraan bermotor diharapkan tidak menghasilkan emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan (Zero Emission Vehicle). Hal ini membuat produsen-produsen kendaraan bermotor harus terus membuat inovasi baru agar produknya mampu memenuhi standar tersebut.

Sistem injeksi bahan bakar secara elektronik (EFI) merupakan salah satu hasil pengembangan ilmu elektronik yang membuat pemakaian bahan bakar lebih efektif sesuai dengan perbandingan jumlah campuran bensin dengan udara (AFR) yang ideal, serta meningkatkan performansi dari mesin. Pada teknologi injeksi elektronik, aliran bahan bakar byang dikeluarkan oleh injektor diatur menggunakan Engine

Control Unit (ECU). ECU bertindak sebagai kontroler

dalam sistem penyalaan mesin.

Banyak penelitian yang telah dilakukan menggunakan mesin pengapian busi, termasuk pengaturan volume injeksi bahan bakar untuk meningkatkan efisiensi dari penggunaan bahan bakar. Namun pengaturan volume injeksi tidaklah mudah, karena keluaran ini sangat sensitif terhadap perubahan parameter mesin. Selain itu, proses pembakaran secara keseluruhan merupakan proses yang nonlinier. Pada proses nonlinier, terjadi perubahan parameter yang sangat cepat, sehingga akan sangat sulit untuk

(2)

linier. Kontroler fuzzy memiliki kemampuan yang baik

untuk memodelkan suatu sistem baik linier maupun

non-linier. Oleh karena itu metode fuzzy sangat menjanjikan untuk digunakan dalam pengaturan volume injeksi bahan bakar.

2 MESIN PEMBAKARAN DALAM 2.1 Klasifikasi Mesin Pembakaran dalam[1]

Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang mampu merubah energi kimia yang berasal dari bensin menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran yang terjadi didalam silinder. Mesin

pembakaran dalam dapat diklasifikasikan

berdasarkan beberapa hal yaitu : 1. Aplikasi

Menurut aplikasinya mesin pembakaran dalam digunakan untuk truk, lokomotif, dan pesawat terbang.

2. Langkah Kerja

Berdasarkan langkah kerjanya mesin dapat dibedakan menjadi mesin empat langkah dan mesin dua langkah. Mesin empat langkah adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran terjadi empat langkah piston. Empat langkah tersebut meliputi langkah hisap, kompresi, tenaga dan langkah buang yang secara keseluruhan memerlukan dua putaran poros engkol (crankshaft) per satu siklus mesin. Sedangkan pada mesin dua langkah, langkah hisap dilakukan secara bersama dengan langkah buang dan langkah kompresi terjadi pada waktu yang sama dengan langkah kerja

3. Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan pada mesin pembakarandalamantaralain bensin,solar,liquid

petroleum gas,methanol,etanol,dan hidrogen.

4. Pencampuran bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan kerja dapat dilakukan melalui sistem karburator, sistem injeksi ke intake port atau intake manifold, sistem injeksi ke silinder mesin.

5. Cara pengapian

Jenis mesin pembakaran dalam menurut pengapian yang terjadi dalam silinder adalah mesin spark ignition dan compression ignition. Mesin spark ignition adalah mesin dimana pembakaran bahan bakar yang dihasilkan berasal dari letupan listrik pada busi sedangkan mesin compression ignition adalah mesin dimana pembakaran bahan bakar berasal dari tekanan. Jenis mesin compression ignition biasanya digunakan pada mesin diesel konvensional.

2.2 Kondisi Stasioner Mesin

Pada kondisi stasioner, udara tidak dilewatkan melalui katup throttle, melainkan melalui celah udara yang bukaannya diatur oleh motor stepper. Mesin diupayakan untuk dijaga dalam kondisi berputar dengan kecepatan yang rendah yakni pada kisaran 700 hingga 1200 rpm. Skema kerja dari pengaturan bukaan katup idle pada mesin kondisi stasioner ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema pengaturan katup kecepatan idle

2.3 Electronic Fuel Injection (EFI) [2]

EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan motor bakar sehingga didapatkan daya motor yang optimal dengan pemakaian bahan bakar yang minimal serta mempunyai gas buang yang ramah lingkungan. Pada mesin mobil dengan empat silinder, injektor terpasang pada tiap-tiap saluran masuk dari ruang bakar. Berdasarkan penjadwalan penyemprotan bahan bakar dalam saluran masuk ruang bakar, sistem injeksi dibagi menjadi 2 yaitu sistem injeksi simultan dan sistem injeksi sekuensial. Gambar 3 menunjukkan skema Electronic Fuel Injection.

(3)

Suatu sistem EFI tersusun oleh: 1. Tangki Bensin

2. Pompa bensin 3. Filter

4. Pipa pembagi bahan bakar 5. Regulator tekanan bahan bakar 6. Injektor

7. Electronic Control Unit

2.4 Kontroler Fuzzy Adaptif dengan penalaan fungsi keanggotaan [5]

Skema penalaan yang dilakukan adalah dengan menala fungsi keanggotaan pada bagian keluaran. Misalkan terdapat terdapat kontroler fuzzy adaptif dengan dua masukan dan satu keluaran dengan variabel berikut:

Variabel masukan: e(t)=r(t)-y(t) Ce(t)= e(t)-e(t-1) Variabel keluaran : u(t)

Dimana r(t) adalah setpoint pada waktu t, y(t) adalah keluaran proses pada waktu t, E(t) adalah sinyal kesalahan pada waktu t, dan CE(t) adalah perubahan sinyal kesalahan pada waktu ke t.Lima himpunan fuzzy (PB,PS,ZE,NS,NB) didefinisikan untuk tiap variabel masukan (E(t) atau CE(t)) dengan fungsi keanggotaan segitiga. Himpunan fuzzy untuk variabel E(t) dan CE(t) ditunjukkan pada gambar 4. Jumlah himpunan fuzzy yang sama juga didefinisikan untuk variabel keluaran U(t) akan tetapi dapat ditala

pada semesta pembicaraannya. Gambar 5

menunjukkan himpunan fuzzy untuk variabel U(t). Himpunan fuzzy yang telah didefinisikan dan proses penalaan pada fungsi keanggotaan PS pada semesta pembicaraan keluaran (U) diilustrasikan pada gambar

5. Untuk fungsi keanggotaan dari himpunan

fuzzy ke-k yang didefinisikan untuk variabel U dengan

bentuk yang linear, persamaan penalaan diberikan pada persamaan I.

Gambar 4. Fungsi keanggotaan untuk error dan delta error

Gambar 5. Fungsi keanggotaan untuk u(t).

……….(I)

Dimana uk adalah support saat μk (uk)= 1

sebelum penalaan dibuat pada fungsi keanggotaan himpunan fuzzy ke- k dan du adalah

nilai yang dimodifikasi pada semesta

pembicaraan u. Fungsi keanggotaan tiap himpunan fuzzy yang didefinisikan pada semesta pembicaraan keluaran dapat ditala secara sederhana dengan mengubah nilai du. Perubahan pada nilai du mempengaruhi mempengaruhi gain

kontroler fuzzy adaptif. Sebagai contoh, jika uk

dan du adalah positif, pengurangan nilai du akan meningkatkan amplitudo sinyal kontrol untuk fungsi keanggotaan yang diberikan. Terdapat beberapa cara untuk menentukan nilai du. Salah satu cara yang paling sederhana adalah menggunakan sinyal kesalahan e(t) yang terukur selama proses penalaan. Jika referensi r(t) adalah adalah positif, du dapat ditentukan menggunakan fungsi penalaan yang diilustrasikan pada gambar 6. Ide dasar penalaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Meningkatkan aksi kontrol dengan menskala naik kontribusi tiap aturan jika terdapat sinyal kesalahan yang besar Mengurangi aksi kontrol dengan menskala turun kontribusi tiap aturan jika terdapat sinyal kesalahan yang kecil

Gambar 6. Definisi parameter du

3. PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem terbagi menjadi tiga bagian yaitu perancangan plant, hardware eletronika, pengambilan data serta perancangan kontroler logika fuzzy berbasis look up table.

3.1 Perancangan Plant Spark Ignition Engine

Bagian utama plant terdiri dari sistem injeksi, pengapian, serta sensor-sensor yang dibutuhkan dalam pengontrolan mesin. Plant yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin Mitsubishi 4G63 in line DOHC 2000 cc menggunakan sistem injeksi bahan bakar. Sistem injeksi merupakan sistem distribusi bahan bakar yang menggunakan injektor sebagai penyemprot bahan bakar yang dikendalikan oleh suatu mikrokontroler sebagai pengontrol dan driver injektor

N B N S Z P S P B

E rror,D elta E rror

-2 -1 0 1 2

µA,B (Error, Delta Error)

N B N S Z P S P B A ksi kontrol -2 -1 0 1 2 µc(Aksi kontrol) u du k u k 1 ) ( e rro r -L + L + d u -d u

(4)

sebagai aktuator. Pada Gambar 7 ditunjukkan gambar mesin yang digunakan.

Gambar 7. Mesin Mitsubishi 4g63

3.1.1Konfigurasi sensor

Berikut ini merupakan konfigurasi sensor yang terdapat pada plant.

Sensor posisi throttle

Throttle position sensor adalah sensor yang

berfungsi untuk mengetahui banyak udara yang masuk ke dalam sistem intake. Rentang bukaan

throttle yakni 0ο-90ο yang mewakili tegangan

keluaran sensor sebesar 0-5 Volt , Gambar 8 menunjukkan sensor posisi throttle.

Gambar 8. Sensor posisi throttle

Sensor tekanan Manifold

Sensor tekanan manifold digunakan untuk mengetahui besarnya tekanan yang masuk pada intake

manifold. Perubahan nilai tegangan pada sensor ini

menunjukkan terjadinya perubahan parameter beban. Gambar 9 menunjukkan sensor tekanan manifold.

Gambar 9. Sensor tekanan manifold.

Sensor TDC dan CAS

Sensor TDC (Top Dead Center) dan CAS (Crank

Angle Sensor) digunakan untuk mengetahui posisi titik

mati atas piston dan sudut putaran crankshaft. Berdasarkan informasi dari sensor CAS, dapat ditentukan nilai kecepatan mesin. Gambar 10 menujukkan sensor TDC dan CAS

Gambar 10. Sensor TDC dan CAS

Sensor Kecepatan

Sensor kecepatan digunakan untuk mengetahui kecepatan putar mesin (rpm). Sensor ini bekerja dengan prinsip induksi, yaitu setiap perubahan flux magnet akan menginduksi EMF dalam kumparan. Tegangan keluaran sensor induktif mendekati bentuk gelombang sinusoidal. Amplitudo sinyal ini bergantung pada perubahan flux yang terjadi. Keluaran tegangan akan berbanding lurus dengan kecepatan putar mesin (rpm). Sensor Kecepatan ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Sensor induktif

3.2 Perancangan hardware elektronika

Di dalam ECU terdapat 2 unit mikrokontroler, rangkaian debouncing, dan pengkondisi sinyal keluaran. Mikrokontroler berfungsi sebagai elemen pengolah, pengkalkulasi dan penentu keputusan aksi kontrol, rangkaian debouncing berfungsi sebagai penghalus sinyal sensor TDC dan CAS akibat munculnya efek bounching (semacam ripple kecil pada bagian keadaan high), sedangkan pengkondisi sinyal keluaran digunakan untuk menyesuaikan sinyal agar dapat diterima oleh aktuator. Pada Gambar 12 ditunjukkan ECU yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 12 Electronic Control Unit

3.3 Perancangan pengambilan data

Komponen yang diperlukan dalam pengambilan data antara lain : Driver injeksi dan pengapian Mikrokontr oler untuk pengapian Mikrokontr oler untuk injeksi Rangkaian filter

(5)

seperangkat personal computer (PC) PCI Card Advantech, dan

Software Labview.

Berikut merupakan spesifikasi PC yang digunakan

- Jenis : Personal Computer (PC)

- Processor : Intel® CeleronTM 2.80 GHz

- RAM : DDR 512 MB

- VGA : 64 MB, on board

- Monitor : BenQ T52WA, 15” LCD Monitor

Gambar 13 Personal Computer yang digunakan Komunikasi antara komputer dengan plant dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat antar muka (interface). Teknologi komputer yang berbasis digital, memerlukan pengkonversi sinyal dari bentuk analog ke bentuk digital. Untuk memenuhi kebutuhan di atas maka digunakan data acquisition

card yaitu PCI Card Advantech-1711 seperti pada

Gambar 14.

Gambar 14. PCI Card Advantech

Untuk memonitor data data yang diakuisisi digunakan perangkat lunak LABVIEW. Software ini dapat digunakan untuk pemrosesan dan visualisasi data dalam bidang akuisisi data, kendali instrumentasi serta automasi industri.

4. IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Diagram blok sistem pengaturan yang dibangun tampak pada gambar 15.

Gambar 15. Diagram blok sistem pengaturan kecepatan

Dimana

r(t) : kecepatan referensi e(t) : sinyal kesalahan kecepatan

y(t) : kecepatan aktual

Sebelum melakukan perancangan kontroler fuzzy, perlu diketahui data mengenai titik kerja injeksi bahan bakar yang menghasilkan kecepatan minimal, optimal dan maksimal untuk variasi bukaan idle speed motor stepper untuk merancang fungsi keanggotaan kecepatan dan lebar pulsa injeksi.

Tabel 1 menunjukkan variasi respon kecepatan dan lebar pulsa injeksi untuk berbagai bukaan idle speed motor stepper.

Tabel 1. Variasi kecepatan mesin pada kondisi bukaan

idle yang berubah.

Data injeksi minimal dan optimal kemudian dijadikan masukan PRBS untuk melakukan identifikasi dinamis. Dari data hasil identifikasi dinamis maka dapat diperoleh model sistem dengan menggunakan ARX, dimana fungsi alih yang diperoleh merupakan fungsi alih kecepatan putaran mesin terhadap waktu injeksi Fungsi alih tersebut dapat dijelaskan seperti pada Tabel 2 Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pada percobaan 4 mempunyai error yang paling kecil

Tabel 2 Fungsi transfer yang menghubungkan kecepatan dan lebar pulsa injeksi pada bukaan stepper 0%

Fungsi transfer yang menghasilkan nilai RMSE terkecil kemudian disimulasikan untuk mengamati respon kecepatan terhadap masukan berupa injeksi bahan bakar. Bukaan Idle Kondisi Injeksi Minimal Kondisi Mesin Kecepatan optimal Kondisi Mesin Injeksi Maksimal LPI (ms) Kecepatan (RPM) LPI (ms) Kecepatan (RPM) LPI (ms) Kecepa tan (RPM) 0% 3.162 720 3.57 831 8.058 513 10% 3,315 830 3.57 850 7,65 533 20 % 3.06 870 3.315 920 7,65 569 30% 3.315 950 3.57 1010 8,16 605 40% 3.315 910 3.57 1100 7,65 668

No. Fungsi Transfer RMSE

1. G(s) = s0.80236.141 0.08483401 2. G(s) = s0.79621.392 0.070591908 3. 526 . 1 s 0.8433 = G(s) 0.06780236 4. 393 . 1 s 0.758 = G(s) 0.06635891 5. s 1.452 0.7944 = G(s) 0.077577971 + -K o n tro le r F u z z y L o o k u p ta b le D riv e r In je k to r M e s in S e n s o r K e c e p a ta n

r(t)

y(t

)

(6)

Gambar 16 Blok simulasi loop terbuka untuk mengamati respon kecepatan

Hasil simulasi ditunjukkan pada Gambar 17

Gambar 17. Respon loop terbuka kecepatan untuk pemberian injeksi

. Berdasarkan gambar tersebut didapat informasi bahwa untuk pemberian injeksi minimal yakni sebesar 3.315 ms (0.6 V) menghasilkan kecepatan 1300 rpm (0.6 V). Sedangkan rentang sinyal kesalahan yang terjadi adalah 0.5-1.3 Volt. Maka dibuat fungsi keanggotaan dalam penyusunan kontroler fuzzy seperti berikut

Sedangkan aturan dasar yang digunakan tampak pada tabel 3.

Tabel 3 Aturan dasar yang digunakan

4.1 Simulasi penerapan kontroler

Rancangan kontroler hasil desain kemudian akan disimulasikan pada kecepatan referensi 1000,1100,dan 1200 rpm.

Gambar 18 Simulasi penerapan kontroler pada kecepatan referensi 1000 rpm.

Tabel 4 Perbandingan respon waktu simulasi penerapan kontroler pada kecepatan referensi 1000 rpm

Error/rpm N Z P

N N Z Z

Z N Z P

P Z P P

Kondisi engine Karakteristik respon waktu

Tanpa kontroler τ = 0.75 detik t r = 1.65 detik td = 0.52 detik ts = 2.25 detik RMSE = 46.133 Menggunakan kontroler fuzzy τ = 0.72 detik t r = 1.582 detik td = 0.499 detik ts = 2.16 detik RMSE = 6.6469 Menggunakan kontroler fuzzy adaptif τ = 0.71 detik t r =1.56 detik td =0.49 detik ts = 2.13 detik RMSE = 6.4171 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 waktu(0.1 detik) te g a n g a n ( V o lt )

konversi injeksi ke tegangan (Volt) konversi kecepatan ke tegangan (Volt) sinyal kesalahan (Volt)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0 200 400 600 800 1000 1200 waktu (0.1 detik) k e c e p a ta n ( rp m ) kecepatan referensi respon kecepatan dengan kontroler fuzzy respon kecepatan tanpa kontroler respon kecepatan dengan kontroler fuzzy adaptf

N Z P 0 .7 0.9 1.1 1.3 V µA(error) 1 0.5 0.5 0.2 0.4 0.6 0.8 V µB(kecepatan) 1 0.5 0 0.67 0.72 0.76 0.82 V µC(injeksi) 1 0.5 0.62

(7)

Gambar 19 Simulasi penerapan kontroler pada kecepatan 1100 rpm

Tabel 5 Perbandingan respon waktu simulasi penerapan kontroler pada kecepatan referensi 1100 rpm

Kondisi engine Karakteristik respon waktu

Tanpa kontroler τ = 0.708 detik

t r = 1.55 detik

td = 0.49 detik

ts = 2.124

RMSE = 46.133 Menggunakan

kontroler fuzzy τ = 0.705 detik t r = 1.55 detik

td = 0.488 detik ts = 2.115 detik RMSE = 6.4892 Menggunakan kontroler fuzzy adaptif τ = 0.701 detik t r = 1.54 detik td = 0.486 detik ts = 2.103 RMSE = 6.4049

Gambar 20 Simulasi penerapan kontroler pada kecepatan referensi 1200 rpm.

Tabel 6 Perbandingan respon waktu simulasi penerapan kontroler pada kecepatan referensi 1200 rpm

Kondisi engine Karakteristik respon waktu

Tanpa kontroler τ = 0.735 t r = 1.61 detik td = 0.51 detik ts = 2.205 detik RMSE = 46.133 Menggunakan

kontroler fuzzy τ = 0.725 detik t r = 1.6 detik

td = 0.5 detik ts = 2.175 RMSE = 6.6882 Menggunakan kontroler fuzzy adaptif τ = 0.718 detik t r = 1.577 detik td = 0.497 detik ts = 2.154 detik RMSE = 6.4171 4.2 Implementasi kontroler

Perancangan fungsi keanggotaan untuk bagian anteseden dan konsekuen pada implementasi kontroler adalah sebagai berikut.

Aturan dasar yang digunakan tampak pada tabel 7. Tabel 7. Aturan dasar kontroler fuzzy

Gambar 21 menunjukkan respon kecepatan putar mesin setelah kontroler fuzzy look up table diimplementasikan. Berdasarkan respon kecepatan aktual, dapat diamati bahwa masih terdapat offset pada keadaan steady state. Karakteristik respon waktu setelah kontroler diterapkan adalah sebagai berikut. τ = 0.55 detik

t

r = 1.62 detik td = 0.38 detik RMSE = 554.28 Error/rpm N Z P N N Z Z Z N Z P P Z P P -1 0 0 0 -5 0 0 0 5 0 0 1 0 0 0

µA(Erro r kecep atan )

1 0 .5 rpm 1 0 0 0 1 2 5 0 1 5 0 0 1 7 5 0 2 0 0 0 (rp m ) µB(kecepatan ) 1 0 .5 N Z P N Z P N Z P 3 .4 3 .5 5 3 .7 3 .8 5 4 (m s ) µc(in jeksi) 1 0 .5 0 50 100 150 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 waktu(0.1 detik) k e c e p a ta n ( rp m ) kecepatan referensi respon kecepatan dengan kontroler respon kecepatan tanpa kontroler respon kecepatan dengan kontroler fuzzy adaptif

0 50 100 150 0 200 400 600 800 1000 1200 waktu(0.1 detik) k e c e p a ta n (r p m ) kecepatan referensi respon kecepatan dengan kontroler fuzzy respon kecepatan tanpa kontroler respon kecepatan dengan kontroler fuzzy adaptif

(8)

Gambar 21. Pengujian kontroler pada kecepatan referensi 1200 rpm.

KESIMPULAN

1 Berdasarkan hasil simulasi untuk kecepatan referensi yang ditentukan, respon kecepatan tanpa kontroler menghasilkan nilai RMSE sebesar 46.133

2 Kontroler fuzzy yang diterapkan pada model yang menghubungkan kecepatan dan lebar pulsa injeksi mampu untuk mengurangi kesalahan keadaan tunak pada ketiga kecepatan referensi dengan rata-rata RMSE sebesar 6.61

3 Proses adaptasi yang dilakukan pada kontroler fuzzy dapat memperkecil kesalahan keadaan tunak pada ketiga kecepatan referensi dengan rata-rata RMSE menjadi sebesar 6.413

.

DAFTAR REFERENSI

[1] Heywood,John, “ Internal Combustion Engine Fundamental”, McGraw-Hill.Inc,New York 1998. [2] Denton, Tom, “ Automobile Electrical and Electronic System”, Elsevier Butterworth-Heinemann, Oxford 2004.

[3] Naba, Agus, “Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan MATLAB”,Andi Publisher, Jakarta 2009. [4] Fitriyani, “ Perancangan dan Implementasi Neuro Fuzzy Tracking Optimal Berbasiskan Real Time untuk Pengaturan Temperatur Furnace”,Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro, Juni 2010

[5] Yan, J., Ryan, M., Power, J., “Using Fuzzy Logic” Prentice Hall, London 1994

RIWAYAT HIDUP

Agoeng Ramadhan lahir di Sidoarjo pada tanggal 6 Mei 1988. Setelah lulus dari SMAN I Sooko Mojokerto tahun 2007, penulis kemudian melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Teknologi Industri, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun yang sama. Pada bulan Juli 2011mengikuti seminar dan ujian tugas akhir di bidang studi teknik sistem pengaturan Jurusan Teknik Elektro, FTI-ITS sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro. Selama menjadi warga Laboratorium Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS, penulis aktif sebagai penanggung jawab praktikum sistem pengaturan analog tahun ajaran 2010/2011. 2. 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 0 200 400 600 800 1000 1200 kecepatan aktual kecepatan referensi

(9)

Gambar

Gambar 1 Langkah kerja Spark Ignition Engine  Emisi gas buang dari hasil pembakaran kendaraan  bermotor merupakan salah satu penyebab terbesar dari  pencemaran  udara
Gambar 2. Skema pengaturan katup kecepatan idle   2.3 Electronic Fuel Injection (EFI) [2]
Gambar 4. Fungsi keanggotaan untuk error dan delta  error
Gambar 13 Personal Computer yang digunakan  Komunikasi antara komputer dengan plant dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  sebuah  perangkat  antar  muka  (interface)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, model regresi terpotong lebih tepat jika digunakan untuk penelitian yang berorientasi pada suatu karakteristik tertentu dari obyek pengamatan yaitu

Penelitian TROPICS di Indonesia telah dilakukan di perairan sekitar estuarin Mamberamo, Irian Jaya pada bulan Agustus 2003 dengan menggunakan wahana Kapal Angkatan Laut milik

ada bulan -eptember &4%5 diluncurkan arian  baru +ndomie My oodleA, mi instan goreng pertama untuk anak=anak yang dibuat dengan.. rumput laut dan wortel

Dengan kegiatan menonton video tentang berbagai penyakit yang mempengaruhi organ peredaran darah dan cara pencegahannya, siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam

Layanan informasi yaitu layanan dalam bimbingan yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

Berdasarkan kajian kes ini saya dapat membezakan penyakit pneumonia dengan penyakit respiratori yang lain berdasarkan pada sign and simptom yang ditunjukkan oleh penyakit

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang yang merupakan konsumen Matahari Department Store Java Mall Semarang. Adapun deskripsi responden

Adapun luaran yang dicapai dari hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (IbM) antara lain: - Mitra kelopmpok nelayan Desa Caringin Kecamatan Labuan Kabupaten