• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Peningkatan kebutuhan energi listrik dalam rangka proses pembangunan diyakini akan terus berlanjut. Listrik merupakan sumber tenaga utama yang menjadi objek vital bagi masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi investor untuk berinvestasi dalam sektor penyediaan arus listrik. Dalam mendistribusikan listrik dibutuhkan beberapa komponen berupa transformator. Transformator dibutuhkan untuk menjaga kestabilan tegangan listrik dari sumber pembangkit hingga ke masyarakat yang jauh dari sumber pembangkit.

Seiring dengan kemajuan teknologi yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk maka dibutuhkan distribusi listrik yang lebih banyak. Dengan demikian komponen penginstalasian listrik seperti transformator juga semakin banyak diperlukan. Hal inilah yang mendorong pendirian perusahaan transformator yang bernama PT. Morawa Electric Transbuana.

PT. Morawa Electric Transbuana merupakan perusahaan swasta dalam negeri yang bergerak dalam bidang industri manufaktur pembuatan transformator tegangan tinggi. Perusahaan ini didirikan dengan ijin usaha tetap No. 127/M/SK/IMLD/VIII/88, tanggal 9 Agustus 1988. Ijin usaha tersebut kemudian diperluas dengan ijin perluasan No. 120/Kanwil-02/IP/ID-IMLDE/X/98 pada tanggal 5 Oktober 1992.

(2)

PT. Morawa Electric Transbuana merupakan pabrik yang memproduksi transformator tegangan tinggi dengan kapasitas jenis satu fasa dan tiga fasa. Pabrik ini berlokasi di Jl. Raya Medan Tanjung Morawa Km. 20,5, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Perusahaan ini juga memiliki kantor yang beralamat di Jl. Perniagaan Baru No. 48D-50D Medan, Sumatera Utara.

PT. Morawa Electric Transbuana berusaha untuk semakin meningkatkan standar mutu operasional, keunggulan teknis dan pelayanan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2000 yang mulai diefektifkan penerapannya pada tanggal 1 Mei 2003 sampai dengan sekarang.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Morawa Electric Transbuana dalam kegiatannya memproduksi dua jenis transformator yaitu transformator satu fasa dan transformator tiga fasa, dimana Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi konsumen utama. Selain itu, transformator yang dihasilkan juga dikonsumsi oleh perusahaan-perusahaan swasta lainnya seperti PT. SOCI, PT. Ariwabana, dan PT. Caltex Pasific Indonesia). Transformator yang diproduksi juga diekspor ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan sekumpulan manusia yang memiliki peran, jabatan, atau fungsi masing-masing dan bersepakat melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. Pengorganisasian kerja

(3)

sebagai salah satu fungsi dasar manajemen, dapatlah dipandang sebagai proses menetapkan hubungan-hubungan baik secara vertikal maupun horizontal antar berbagai sumber daya yang dimiliki organisasi. Organisasi pada dasarnya adalah alat untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian struktur, corak, maupun ukuran setiap organisasi haruslah bersesuaian dengan tujuan yang telah direncanakan ataupun yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut.

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal untuk mengelola organisasi. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, dan juga menunjukkan hubungan antar staff di setiap bagian. Struktur organisasi mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi kerja dalam suatu organisasi.

Jenis desain struktur organisasi yang ada pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah jenis struktur organisasi lini dan fungsional. Organisasi lini adalah struktur organisasi yang paling sederhana. Jenis struktur organisasi ini bercirikan mata rantai vertikal antara berbagai tingkat organisasi. Semua anggota organisasi menerima perintah melalui satu mata rantai komando. Sedangkan organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Struktur organisasi pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(4)

Presiden Direktur

Direktur Pemasaran

Kepala Pabrik

Kepala Pemasaran

Kepala Design

Kepala Produksi

Kepala Bengkel

Kepala Proses Akhir

Kepala Gudang

Kepala Pengujian

Sumber : PT Morawa Electric Transbuana

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Morawa Electric Transbuana Keterangan gambar:

: menunjukkan hubungan lini atau vertikal dalam organisasi --- : menunjukkan hubungan fungsional dalam organisasi.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada struktur organisasi PT. Morawa Electric Transbuana yang menggambarkan aliran informasi yang terjadi selama kegiatan-kegiatan berlangsung, dapat dilihat pada lampiran 1.

(5)

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.3.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi karena apabila terdapat kekurangan tenaga kerja maka kegiatan produksi tidak dapat berjalan dengan semestinya. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, PT. Morawa

Eletric Transbuana mempertimbangkan jumlah dan juga keahlian dari tenaga

kerja baru. Pada PT. Morawa Eletric Transbuana terdapat dua golongan tenaga kerja yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Penempatan posisi setiap tenaga kerja diatur oleh pihak manajemen perusahaan. Rincian tenaga kerja pada PT. Morawa Eletric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.3.3.2. Jam Kerja

Agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka diperlukan pengaturan jam kerja yang baik. Hari kerja yang diberlakukan PT. Morawa Electric Transbuana adalah 6 hari dalam seminggu (Senin sampai Sabtu). Apabila perusahaan memiliki order yang banyak, maka hari minggu juga bekerja (khusus bagian produksi) untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Karyawan yang memiliki jam kerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan dianggap lembur. Pembagian jam kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(6)

Tabel 2.1. Uraian Jabatan dan Jumlah Tenaga Kerja di PT. Morawa Electric

Transbuana

No Posisi/ Jabatan Jumlah (Orang)

1 Presiden Direktur 1

2 Direktur Pemasaran 1

3 Direktur Keuangan/ ADM 1

4 Kepala Pabrik 1

5 Kepala Bagian Pemasaran 1

6 Kepala Bagian Desain 1

7 Kepala Bagian Produksi 1

8 Kepala Bagian Bengkel 1

9 Kepala Bagian Proses Akhir 1

10 Kepala Bagian Gudang 1

11 Kepala Bagian Pengujian 1

12 Kepala Bagian QAS (Quality Assurance) 1

13 Kepala Bagian Keuangan 1

14 Kepala Bagian Personalia 1

15 Kepala Bagian Pembelian 1

16 Karyawan Seksi Desain 1

17 Karyawan Seksi Perawatan 1

18 Karyawan Seksi Bengkel 16

19 Karyawan Seksi Pengujian Material 3

20 Karyawan Seksi Produksi Inti 4

21 Karyawan Seksi Pemanggangan Inti 1

22 Karyawan Seksi Pengujian Inti 2

23 Karyawan Seksi Pembuatan Kertas Isolasi 2 24 Karyawan Seksi Penggulungan Kumparan 7 25 Karyawan Seksi Perakitan/ Koneksi Kumparan 6 26 Karyawan Seksi Pengeringan Trafo 1

27 Karyawan Seksi Finishing 6

28 Karyawan Seksi Gudang 1

29 Karyawan Seksi Lokal 1

30 Karyawan Seksi Ekspor 1

31 Karyawan Seksi Administrasi 4

32 Karyawan Seksi Keamanan 8

Jumlah Total 80

(7)

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana Hari Jam Kerja Keterangan Senin-Kamis 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 16.00 Kerja Jumat 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.30 Istirahat 13.30 - 16.00 Kerja Sabtu 08.30 - 12.00 Kerja 12.00 - 13.00 Istirahat 13.00 - 15.00 Kerja Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Pembayaran upah yang ada pada PT. Morawa Electric Transbuana dilakukan setiap awal bulan dengan besar upah berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, pendidikan, dan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Adapun perincian upah dan sistem pengupahan di PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:

a. Gaji Pokok b. Upah Lembur

c. Tunjangan kesehatan dan keluarga d. Insentif kerajinan

e. Tunjangan hari raya f. Bonus tahunan

(8)

2.4. Proses Produksi

Proses produksi adalah proses transformasi yang mengubah input yang berupa bahan baku, mesin, peralatan, modal, energi, tenaga kerja menjadi output sehingga memiliki nilai tambah.

PT. Morawa Electric Transbuana yang merupakan perusahaan pembuatan transformator jenis satu fasa dan tiga fasa menggunakan teknologi produksi yang semi otomatis yaitu selain menggunakan mesin yang juga memakai tenaga kerja sebagai operator maupun pekerja manual.

2.4.1. Bahan

Bahan yang digunakan untuk proses produksi paku di PT. Morawa

Electric Transbuana terdiri dari bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi transformator adalah :

1. Plat Silicon Steel

Silicon steel merupakan bahan yang digunakan dalam pembuatan inti

transformator. Jenis silicon steel yang digunakan adalah Grain Oriented Core HHB atau Z8H produksi Nippon Steel Jepang dan jenis RG8H produksi

(9)

Kawasaki Steel Jepang. Silicon steel berbentuk lembaran plat yang tergulung

berlapis-lapis.

2. Kawat Tembaga (Cooper Wire)

Kawat tembaga yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Enameled Copper Wire, kawat berbentuk silinder untuk gulungan primer. b. Rectangular Copper Wire, kawat berbentuk persegi untuk gulungan

sekunder dengan ukuran 3,2 mm x 8 mm. 3. Kertas Isolasi

Kertas isolasi digunakan untuk gulungan primer dan koneksi antara kumparan-kumparan ke tap changer pada sisi primernya. Kertas ini juga berfungsi sebagai pengaman dalam mengisolasi antara kawat-kawat, dari kawat ke tangki dan kawat ke inti. Kertas ini berasal dari Jepang dalam bentuk gulungan besar untuk ukuran 0,13 – 0,50 mm, sedangkan untuk ukuran 0,80 – 1,60 mm dikemas dalam peti.

4. Minyak

Minyak yang digunakan adalah jenis Dilla B juga minyak Esso Volta 80 buatan Amerika Serikat. Minyak ini berfungsi sebagai cairan pendingin agar transformator dapat berfungsi dengan stabil, terutama pada saat berbeban besar atau terkena sambaran petir.

5. High and Low Voltage Bushing

High and Low Voltage Bushing merupakan bahan yang digunakan untuk

tempat mengikat kabel jaringan distribusi listrik dan menghubungkannya ke dalam rangkaian transformator. Bahan ini diimport dari Cina.

(10)

6. Tap Changer

Tap Changer berfungsi sebagai switch otomatis yang berfungsi apabila

transformator mendapat beban lebih terutama saat terkena sambaran petir, dan apabila suhu transformator tinggi.

7. Earth Terminal

Earth Terminal merupakan instrumen listrik yang dihubungkan langsung

dengan kawat yang ditanamkan di dalam tanah. 8. Thermometer

Thermometer merupakan alat yang ditambahkan dalam transformator yang digunakan untuk mengukur suhu transformator.

9. Besi plat, besi siku, besi UNP, besi plat strip, dan roda besi hasil produksi dalam negeri, yang digunakan dalam pembuatan casing transformator.

10. Pressure Terminal

Pressure Terminal berfungsi sebagai penghubung transmisi.

2.4.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka memperlancar proses produksi tetapi bahan ini tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah :

1. Gas Nitrogen (N2). Gas ini digunakan dalam proses pemanggangan inti dan juga dalam proses pengujian kebocoran tangki transformator.

(11)

a. Untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dan inti, sehingga tidak terjadi pekaratan inti.

b. Membantu agar temperatur panas di dalam tungku pemanggangan merata. 2. HCL dan Soda Ash

HCL dan Soda Ash digunakan untuk membersihkan tangki dari karat. 3. Kayu Meranti

Kayu meranti digunakan untuk menyangga lilitan kumparan trafo agar kedudukannya tetap.

4. Pasir kuarsa

Pasir digunakan untuk menutupi pinggiran panggangan agar gas nitrogen yang dialirkan tidak keluar dari tungku pemanggangan tersebut.

2.4.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan pada suatu proses produksi dan tampak pada produk akhir. Dalam hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan nilai dari suatu produk. Bahan tambahan yang digunakan pada proses pembuatan transformator di PT. Morawa Electric Transbuana adalah : 1. Cotton band

Merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat kumparan pada inti agar tidak lepas.

2. Plat Merek

Plat merek “Morawa” digunakan untuk menyatakan pabrik yang memproduksikan transformator.

(12)

3. Name plate

Name plate mencantumkan spesifikasi transformator yang ditempatkan pada

tangki trafo. 4. Lem

Lem digunakan sebagai perekat kertas isolasi pada lilitan kumparan. 5. Kawat Las

Kawat las digunakan untuk mengelas tangki trafo dengan kumparan primer dan kumparan sekunder.

6. Baut dan Mur

Baut dan mur digunakan untuk menghubungkan trafo ke tangki, menutup

pressure terminal, menghubungkan oil gauge yang masuk ke dalam tangki,

dan memasang tutup tangki trafo. 7. Hand Hold

Hand Hold berfungsi sebagai pegangan dalam mempermudah pemindahan

transformator dan terdiri dari dua pasang pegangan. 8. Cat

Cat digunakan dalam proses pengecatan tangki transformator.

2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk

PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator inti (core type) yaitu transformator satu fasa dan tiga fasa. Untuk spesifikasi produk transformator satu fasa dapat dilihat pada Tabel 2.3, sedangkan spesifikasi produk transformator tiga fasa dapat dilihat pada Tabel 2.4.

(13)

Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Fasa

Uraian Spesifikasi Transformator

Daya Pengenal kVA 5 10 15 25 50

Jumlah Fasa - 1 1 1 1 1 Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50 Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20 Tegangan Sekunder kV 231/462 231/462 231/462 231/462 231/462

Arus Beban Nol % 2,4 2,3 2 1,6 1,4

Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana

Tabel 2.4. Spesifikasi Produk Transformator Tiga Fasa

Uraian Spesifikasi Transformator

Daya Pengenal (kVA) 25 50 100 150 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600 Jumlah Fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Frekuensi Pengenal (Hz) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 Tegangan Primer (kV) 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 Tegangan Sekunder (kV) 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Arus Beban Nol (%) 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,1 2 1,9 1,9 1,8 2 2 2 2 Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Urutan proses pembuatan transformator pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut:

(14)

1. Proses Pemotongan Silikon (Silicon Steel Cutting)

Inti transformator terbuat dari Silicon Steel yang berfungsi untuk memperbesar fluksi magnet yang timbul bila pada kumparan transformator mengalir arus listrik. Ciri-ciri inti transformator yang baik adalah memiliki rugi-rugi arus pusar yang kecil. Silicon Steel di gudang dibawa ke bagian pemotongan dengan menggunakan hoist crane. Silicon Steel diukur sesuai dengan desain yang diinginkan misalnya untuk trafo 3 Fasa 50 KVA 50 HZ, diperlukan lebar masing-masing 100 mm, 90 mm, 80 mm, 60 mm, 40 mm.

Silicon Steel yang telah selesai diukur kemudian dipotong. Proses pemotongan

inti transformator dilakukan setelah lembaran tergulung diletakkan pada penyangga mesin peletakan, kemudian mesin dijalankan secara perlahan-lahan dengan cara mengatur putarannya melalui panel sehingga plat inti dapat ditarik ke meja pemotongan yang telah diatur jarak pisau-pisaunya sesuai dengan keperluan yang diinginkan. Penyetelan jarak pisau-pisau ini diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada plat inti yang terbuang. Selanjutnya mesin dijalankan dan plat yang telah dipotong diletakkan di tempat penyusunan plat. Hal yang perlu diperhatikan pada proses pemotongan inti harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi pengelupasan fosfor yang melapisi inti.

2. Penggulungan Inti Trafo (Core Winding)

Hasil lembaran inti yang telah selesai dipotong dibawa ke penggulungan inti dengan hoist crane kemudian digulung dengan mesin gulung dan diukur ketebalannya tiap tingkat dengan jangka sorong. Untuk menggulung lembaran-lembaran silicon steel yang telah dipotong maka dibuat

(15)

jendela-jendela yang terbuat dari mal besi dengan ukuran tertentu. Pada transformator model lama, cara menyusun inti ini adalah dengan cara staching (inti susun) yaitu menyusun lembaran inti satu per satu keping. Untuk jenis transformator dengan daya tertentu, dapat digunakan dengan cara penggulungan wound core (inti gulung) dimana dapat diterapkan untuk transformator dengan daya nominal kecil. Wound core memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan cara staching yaitu:

a. Rugi-rugi inti kecil untuk rapat fluksi yang sama, berarti terjadi penghematan dalam penggunaan inti transformator.

b. Arus penguatan (exciting current) adalah sangat kecil, karena kecilnya celah udara (air gap).

c. Tingkat kebisingan (noise level) rendah.

d. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini lebih cepat. e. Jumlah plat yang terbuang lebih sedikit.

Dengan pemakaian inti transformator yang lebih kecil, berarti dimensi transformator akan menjadi lebih kecil, pemakaian komponen-komponen bahan yang lain juga akan sedikit sehingga memberikan suatu penghematan. Kerugian dari cara wound core ini adalah dapat terjadi kerusakan pada beliran (terbakar), dan jika demikian maka seluruh transformator akan diangkat dan diperbaiki di pabrik. Penggulungan inti trafo dengan cara staching atau inti susun, apabila terjadi kerusakan, maka cukup dengan membuka intinya dan mengeluarkan belitannya untuk diganti.

(16)

Penggulungan inti harus memperhatikan tegangan tarik (tensile strength) agar tidak terlalu besar, untuk menghindari kerusakan lapisan fosfor yang dapat menyebabkan rugi-rugi inti bertambah besar.

3. Penimbangan Berat Inti (Weight Measurement)

Inti transformator yang sudah selesai digulung, ditimbang untuk mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah ditentukan menurut desainnya. Penimbangan ini juga berguna untuk menentukan berat total dari transformator yang sudah selesai, misalnya berat transformator 50-150 kVA adalah sekitar 35 kg.

4. Proses Annealing

Tujuan proses annealing adalah melunakkan inti agar lebih mudah dikerjakan. Silicon steel dibawa ke bagian annealing dengan menggunakan hoist crane , kemudian silicon steel tersebut siap untuk dipanaskan dengan menggunakan tungku pemanas (annealing furnace) yang menggunakan energi listrik. Proses

annealing ini berguna untuk:

a. Memperbaiki karakteristik inti yaitu memperkecil rugi-rugi inti.

b. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti transformator, sehingga pada saat inti dikeluarkan bentuknya tidak mengalami perubahan.

Temperatur yang diperlukan untuk annealing inti diatur melalui panel kontrol yang diatur mengatur tegangan dan arus yang akan diberikan ke elemen pada tungku pemanas. Pada panel tersebut thermocouple yang dihubungkan dengan

relay temperature dengan range 0-1200oC, relay ini berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tungku pemanas dari sumber tegangan

(17)

sehingga dapat membatasi temperatur yang diinginkan yaitu 800oC. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali proses annealing ± 24 jam dengan kapasitas satu tungku sebanyak 7 unit. Uraian proses annealing inti transformator adalah sebagai berikut:

a. Inti (Silicon steel) disusun pada bagian dasar tungku yang diberi pasir dan besi.

b. Inti yang telah disusun ditutup dengan penutup pertama dan dilanjutkan dengan penutup kedua. Pada penutup kedua terdapat elemen-elemen pemanas yang menggunakan listrik.

c. Gas N2 dialirkan dengan tekanan ± 0,1 kg/cm selama 30 menit.

d. Arus listrik dialirkan ke dalam tungku melalui heater dengan tegangan 160 volt, sampai temperatur mencapai 300oC, sementara N2 tetap dialirkan dengan tekanan yang sama.

e. Pindahkan switch ke 220 volt hingga temperatur mencapai 600oC dengan tekanan tetap.

f. Tegangan tetap dipertahankan 220 volt hingga temperatur mencapai 830oC selama 4 jam. Setelah itu sumber listrik diputus dan gas N2 tetap dialirkan hingga proses annealing selesai.

g. Temperatur dibiarkan turun secara perlahan hingga mencapai suhu 500oC dan kemudian penutup luar pemanggang diangkat setinggi ± 30 cm dari dasar pemanggangan untuk membantu mengurangi temperatur secara perlahan sampai 350oC.

(18)

h. Penutup luar diangkat secara keseluruhan sedangkan penutup dalam tetap dibiarkan sampai temperatur turun hingga 160oC dan aliran N2 dihentikan. i. Penutup dalam pemanggangan diangkat dan proses annealing selesai.

Gas yang digunakan dalam proses pemanggangan ini berguna untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dengan inti agar tidak berkarat dan menjaga agar temperatur panas merata di dalam tungku. Gas N2 yang dialirkan dalam tungku akan dikeluarkan melalui saluran pembuangan, untuk mengalami pergantian dengan gas N2 yang baru. Inti yang keluar dari tungku pemanggangan kemudian dipindahkan ke bagian pengujian rugi-rugi inti dengan menggunakan hoist crane.

5. Pengujian Rugi-rugi Inti Transformator (Core Lost Test)

Setelah proses pemanggangan dan penimbangan selesai, inti-inti transformator dibawa ke pengujian rugi- rugi inti dengan menggunakan hoist crane dan inti tersebut diuji. Proses pengujian inti transformator ini berfungsi untuk melihat apakah proses pemanggangan itu sudah baik atau tidak dan disesuaikan dengan jumlah lilitan yang akan digulung, dan hasil pengujian ini harus sesuai dengan standard PLN. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengujian rugi-rugi antara lain:

a. Ukur penampang inti tersebut.

b. Susun inti yang akan ditest di atas blok kayu.

c. Lilitkan kabel yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas transformator. d. Jepit ujung belitan ke terminal pengetasan.

(19)

e. Posisikan power dalam keadaan ON dan tekan ON power pada control

panel.

f. Beri tegangan secara perlahan sampai tegangan phase yang dikehendaki. g. Catat hasil pengetesan.

h. Setelah hasil pengetesan, switch off panel kontrol dan matikan power

supply.

6. Proses Pemotongan dan Pembuatan Kertas Isolasi (Paper Cutting)

Kertas isolasi digunakan untuk mengisolasi belitan kawat primer dengan sekunder dan antara kumparan primer dan sekunder. Kertas isolasi ini berfungsi untuk mencegah terjadinya hubungan singkat antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Kertas isolasi yang digunakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Pressure Paper Board, yaitu kertas isolasi yang dilapisi dengan vernis, sehingga pada proses akhir tidak memerlukan perendaman di vernis, hanya cukup melakukan proses pemanasan.

b. Krafit Paper, yaitu kertas isolasi tanpa lapisan vernis, sehingga pada proses akhir transformator harus dicelupkan ke dalam cairan vernis.

PT. Morawa Electric Transbuana menggunakan kertas isolasi jenis Pressure

Paper Board sehingga lebih menguntungkan dari segi waktu dan tenaga

karena tidak lagi membutuhkan proses pencelupan ke dalam cairan vernis. 7. Penggulungan Kumparan (Coil Winding)

Inti trafo yang telah selesai diuji dibawa ke penggulungan dengan menggunakan kereta sorong. Sebelum penggulungan kumparan dilakukan, inti

(20)

trafo diikat dengan cotton band agar lembaran ini tidak lepas saat dilakukan penggulungan kumparan. Kemudian inti trafo dilapisi dengan insulation paper yang tebalnya 0,125 mm dan dibungkus ke roda gigi yang bisa berputar pada

coil winding machine, insulation paper diberi lilin untuk melicinkan putaran

selanjutnya kawat tembaga digulung. a. Kumparan sekunder

Kumparan yang pertama digulung ke inti trafo adalah kumparan sekunder. Kawat tembaga yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 3,2 x 8 mm. Kumparan sekunder mempunyai 88 lilitan pada kedua kaki trafo, dimana pada tiap kaki trafo terdiri dari 44 lilitan dan lilitan pada kaki trafo terdiri dari dua lapisan dengan jumlah lilitan 22 lilitan tiap lapisnya. Pada tiap lapisan tersebut diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Setelah kumparan sekunder selesai digulung kemudian diberi lagi

insulation paper dengan tebal 0,125 mm kemudian dilapisi lagi dengan insulation paper dengan tebal 4,8 mm (kertas OD). Kertas OD ini

merupakan batangan kertas 4,8 mm yang direkatkan pada kertas isolasi dengan ketebalan 2,4 mm dengan jarak tiap batang kertas 2 cm. Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi. Kenaikan suhu tembaga tidak boleh melebihi standard 65oC.

(21)

b. Kumparan primer

Pada kumparan primer kawat tembaga yang digunakan adalah berbentuk silinder dengan diameter 1,60 mm. Kumparan primer mempunyai 4190 lilitan pada tiap kakinya, dimana pada setiap kaki trafo terdiri dari 2095 lilitan dan lilitan pada setiap kaki trafo terdiri dari 20 lapisan dengan jumlah lilitan 201 pada setiap lapisannya. Pada setiap lapisan tersebut diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Setelah kumparan primer selesai digulung kemudian diberi lagi insulation paper dengan tebal 2,4 mm.

Pada penggulungan kumparan, selain ketepatan jumlah lilitan dan penggunaan insulation paper benar, hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah tensile strength tidak boleh terlalu besar. Apabila terlalu besar dapat menyebabkan lapisan permukaan kawat rusak atau terkelupas sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan singkat pada kawat tembaga yang pada akhirnya membuat trafo menjadi rusak.

8. Pemasangan dan Koneksi Kumparan (Coil Assembly)

Inti yang telah selesai digulung dibawa kebagian koneksi dengan hoist crane. Kumparan kemudian disambungkan antara kumparan yang satu dengan kumparan yang lain. Sebelum koneksi dilakukan, terlebih dahulu dipasang plat pendukung inti. Koneksi kumparan pertama sekali dilakukan terhadap kumparan sekunder dengan cara di-las, kemudian dilakukan pemasangan tutup case dengan menggunakan mur dan baut. Setelah itu dilanjutkan dengan pengkoneksian terhadap hubungan primer.

(22)

9. Pengeringan Gulungan Kumparan (First Drying)

Proses ini bertujuan untuk mengeringkan kumparan dari uap air yang mungkin ada di dalam kawat. Inti transformator yang telah dikoneksi dan dipasang tutup serta instrumen yang diperlukan dibawa ke pengeringan dengan menggunakan kereta sorong, kemudian dimasukkan ke dalam alat pengering (drying oven). Lamanya pengeringan tergantung pada besarnya kapasitas transformator. Untuk mensirkulasi temperatur dalam oven, digunakan blower yang digerakkan oleh motor lisrik. Untuk mencegah panas yang berlebihan yang dapat merusak struktur kumparan tranformator, maka relay temperature diatur pada posisi suhu sekitar 115-130oC.

10. Pemasangan Terminal (Terminal Assembly)

Setelah proses pengeringan selesai, maka kumparan transformator tersebut diangkat dari drying oven dan selanjutnya dibawa ke tempat pemasangan terminal dengan hoist crane dan dilakukan pemasangan terminal yang terdiri dari tap changer, bushing primer dan bushing sekunder pada tutup case yang telah dipasang sebelumnya. Kemudian diperiksa apabila semua terminal yang diperlukan sudah terpasang dan terkunci dengan baik sebelum dimasukkan ke dalam case (tangki) transformator.

11. Turn Ratio Test

Jika semua kumparan sudah terhubung dengan baik ke tap changer, maka dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat Turn Ratio Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah perbandingan belitan dari masing-masing kumparan sudah sesuai atau tidak. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

(23)

pada perbandingan transformator ini tidak boleh lebih besar atau lebih kecil 0,5% terhadap harga-harga perbandingan transformator nominal menurut standard.

12. Penyatuan dengan Tangki Transformator

Setelah pengujian selesai dilakukan, transformator dimasukkan ke dalam tangki yang telah disiapkan sesuai dengan desain dan ukuran dari transformator tersebut. Selanjutnya dilakukan pemasangan kran, pressure terminal, oil gauge, thermometer, dan karet packing, untuk kemudian ditutup dengan menggunakan baut dan mur.

13. Pengisian Minyak ke dalam Tangki Transformator (Oil Filling)

Jenis minyak yang digunakan dalam pembuatan transformator ini adalah jenis DIALA B yang diproduksi oleh perusahaan Shell Company Belanda. Tangki diisi dengan minyak trafo yang dipompakan dari tangki oil filter hingga mencapai ±2 cm dari mulut trafo. Minyak ini berfungsi sebagai pendingin (cooling medium) dan juga sebagai isolasi pada kumparan transformator yang sudah dimasukkan ke dalam tangki, maka minyak tersebut perlu dibersihkan dan dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan oil purifier buatan Kato

Electric Jepang. Tujuan pemurnian minyak ini adalah untuk menghilangkan

kadar air yang terdapat pada minyak. 14. Routing Test

Pengujian ini merupakan final test terhadap seluruh transformator yang akan dikirim ataupun disimpan. Setelah selesai di pengisian minyak trafo dibawa ke

(24)

bagian pengujian akhir dengan hoist crane. Secara garis besar, pengujian rutin ini terdiri dari beberapa kegiatan pengujian, yakni:

a. Pengujian beban nol, untuk menguji rugi-rugi inti dan persen beban nol. Pada pengujian beban nol ini, alat ukur dipasang pada bagian sisi sekunder (tegangan rendah), tegangan pengujian diberikan setingkat demi setingkat sampai voltmeter menunjukkan tegangan nominal sekunder dan sisi primer pada rangkaian terbuka.

b. Pengujian hubungan singkat, untuk melihat besar rugi-rugi tembaga trafo. Pada pengujian ini, alat ukur dipasang pada sisi primer (tegangan tinggi) sedangkan sisi sekunder (tegangan rendah) dihubungsingkatkan dengan menggunakan sebuah penghantar/konduktor yang sesuai dengan besarnya arus nominal sekunder. Sumber tegangannya diatur dengan voltage regulator yang dihubung ke sisi primer.

c. Pengukuran tahanan kumparan

Pengukuran tahanan kumparan ini dilakukan dengan menggunakan

Wheatstone-bridge (Jembatan Wheatstone) untuk mengukur tahanan

kumparan primer dan untuk mengukur tahanan pada kumparan sekunder digunakan double-bridge (jembatan ganda).

d. Pengukuran tahanan isolasi

Pengujian ini dilakukan untuk melihat ketahanan isolasi transformator terhadap tegangan tinggi, baik itu pada sisi primer (high voltage) maupun sisi kumparan sekunder (low voltage).

(25)

e. Pengujian frekuensi tinggi

Alat pengujinya terdiri dari generator frekuensi tinggi (350 Hz) yang digerakkan motor induksi. Lama waktu pengujian tergantung dari frekuensi dan tegangannya dua kali dari tegangan nominal sekunder transformator distribusi yang diuji.

f. Pengujian kebocoran dari tangki trafo

Pengujian ini dilakukan dengan mengalirkan gas murni Nitrogen (N2) ke dalam tangki trafo yang telah ditutup rapat.

Selain pengujian yang bersifat routine test, perusahaan ini juga melakukan pengujian tipe yang terdiri dari:

a. Pengujian ketahanan suhu b. Pengujian kenaikan suhu 15. Pemasangan Name Plate

Transformator yang telah diuji dan mendapat persetujuan dari bagian quality

control, maka selanjutnya transformator tersebut dipasangkan name plate

yang memberikan keterangan spesifikasi transformator yang bersangkutan. Dan juga diberi label merek “MORAWA”, yang menandakan identitas perusahaan.

16. Penyimpanan

Transformator yang telah selesai dipasang name plate dan merek selanjutnya dibawa ke bagian penyimpanan dengan menggunakan hoist crane.

Secara garis besar blok diagram proses pembuatan transformator PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(26)

Pemotongan Inti

Penggulungan inti

Penimbangan inti

Pemanggangan inti

Pengujian rugi-rugi inti Pemotongan kertas isolasi

Penggulungan kumparan

Turn Ratio Test

Penghubungan/koneksi kumparan

Pengeringan gulungan kumparan

Pemasangan Terminal

Turn Ratio Test

Penyatuan dengan tangki trafo

Pengisian minyak ke dalam trafo

Routine Test

Pemasangan Name Plate dan Merek Penyimpanan Oil Diala B Name Plate Casing di area penumpukan

Silicon steel (inti)

(27)

2.5. Mesin dan Peralatan

Mesin yang digunakan di PT. Morawa Electric Transbuana sebagian besar adalah buatan luar negeri seperti Taiwan, dan Amerika. Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi di pabrik tidaklah terotomatisasi, dimana seluruh kegiatan melibatkan tenaga manusia sebagai operator yang mendesain, mengoperasikan dan mengontrol jalannya proses produksi di pabrik.

Daftar mesin dan peralatan yang digunakan di pabrik dapat dilihat pada Tabel 2.5., sedangkan spesifikasi mesin dan peralatan produksi dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.5.1. Utilitas

Unit utilitas merupakan penunjang bagi unit lain dalam pabrik atau merupakan saran penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk akhir.

PT. Morawa Electric Transbuana mempunyai utilitas sebagai berikut : 1. Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bulan

sekitar 30.000 KWH.

2. Air, untuk kebutuhan penyediaan air didapat dari PDAM Tirtanadi dengan kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m3.

2.5.2. Safety and Fire Protection

Pihak PT. Morawa Electric Transbuana melakukan tindakan pengamanan (safety), berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin timbul.

(28)

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi PT. Morawa Electric Transbuana No. Nama Mesin Tahun Asal Daya Tegangan

(Volt)

Kuat Arus

(Ampere) Cos φ Jumlah (Unit) Fungsi

1 Core Slitting 1981 Taiwan 3 HP 380 7 0,8 1 Memotong silicon steel sesuai dengan ukuran produk yang akan dibuat

2 Core Wounded 1981 Taiwan 2,5 HP 380 8,1 0,6 2 Menggulung inti transformator

3 Annealing Furnace 1981 Taiwan 60 Kw 380 170 - 1

- Memperbaiki karakteristik inti trafo, yaitu memperkecil arus eksitasi dan mengurangi rugi-rugi inti

- Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti trafo sehingga bentuk tidak berubah 4 Coil Winding 1981 Taiwan 1 HP 380 3,65 0,5 8 Menggulung kumparan transformator 5 Insulating Dryer 1981 Taiwan 12

kVA 380 63 0,5 1 Mengeringkan inti transformator 6 Paper Wrapping 1981 Taiwan 1,5

kVA 380 7,2 0,5 2

Memotong kertas isolasi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

7 Oil Purifier 1981 Taiwan 3,7

(29)

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi ………. (Lanjutan) No. Nama Mesin Tahun Asal Daya Tegangan

(Volt)

Kuat Arus

(Ampere) Cos φ Jumlah (Unit) Fungsi

8 Oil Filter 1981 Taiwan - 380 4 - 1 Mengosongkan udara dari transformator dan

mengisi dengan minyak

9 Compressor 1981 Taiwan 2 HP 380 7,1 0,5 3 Memompa udara

10 Generating Set 1981 Taiwan 350

kVA 400 722 0,8 1 Cadangan pembangkit tenaga listrik 11 High Frequency

Generator 1981 Taiwan 5 kVA 380 4 0,9 1 Menetralkan frekuensi

12 Drying Oven 1981 Amerika 24 kW 380 5 - 1 Mengeluarkan kandungan air dari kertas isolasi

(30)

Maka perusahaan ini melakukannya dengan memisahkan letak bahan baku yang mudah terbakar dengan sumber api. Pada perusahaan ini tindakan fire

protection yang dilakukan adalah dengan memberikan penutup pada panel listrik,

menyediakan racun api berupa alat pemadam api ringan, pada jarak tertentu di lantai pabrik atau pada daerah yang mudah terjadi kebakaran.

2.5.3. Waste Treatment

Limbah yang dihasilkan sepanjang proses produksi berlangsung terdiri dari scrap silicon steel, dan scrap kawat kumparan. Limbah ini dikumpulkan dan dijual kembali kepada pabrik peleburan besi, sedangkan limbah berbentuk serbuk besi langsung dikumpulkan dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

2.5.4. Maintenance

Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja

untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kesalahaan pada saat proses produksi berlangsung yang ditujukan agar seluruh proses produksi dapat berjalan dengan biak, sehingga tidak ada hambatan yang disebabkan oleh mesin atau peralatan yang dapat mengakibatkan cacat pada produk dan keterlambatan waktu penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman. Pada perusahaan ini proses maintenance dilakukan secara berkala hanya saja frekuensinya masih sangat jarang yaitu sebulan sekali.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Morawa Electric Transbuana  Keterangan gambar:
Tabel 2.1. Uraian Jabatan dan Jumlah Tenaga Kerja di PT. Morawa Electric                     Transbuana
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana  Hari  Jam Kerja  Keterangan  Senin-Kamis  08.30 - 12.00  Kerja  12.00 - 13.00  Istirahat  13.00 - 16.00  Kerja  Jumat  08.30 - 12.00  Kerja  12.00 - 13.30  Istirahat  13.30 - 16.00  Kerja  Sabtu  08.30 -
Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Fasa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa variabel sturktur kepemilikan terbesar pertama memiliki pengaruh negatif terhadap dividen perusahaan, dengan nilai signifikansi

Hal ini menyebabkan kesalahan tersebut berlangsung terus-menerus sehingga menjadi hambatan dalam pemerolehan bahasa karena banyak orang tua yang tidak memahami

6ujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain' 6ujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain' untuk mengankat semua

digunakan untuk membubut baja paduan, dimana peralatan yang digunakan dapat digunakan untuk mendeteksi catastrophic pada keausan tepi pahat, sekaligus dapat digunakan

kenyataannya > a > juga dapat dihasilkan pada juga dapat dihasilkan pada campuran yang kurus karena campuran yang kurus karena pembakaran tidak merata karena distribusi

Yang dinamakan bayi besar ialah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Kepala dan bahu tidak mampu menyesuaikannya ke pelvis, selain itu distensi uterus oleh janin yang besar

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan fungsi dan tugasnya3. Seksi Perencanaan Sumber Daya Air

Nilai NLD klon-klon yang diuji pada media pasir umumnya masih lebih besar dibandingkan dengan media dari lahan non tambang, kecuali pada klon K1 (Tabel 5).. Pada