• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

V - 30 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Agregat Kertas

5.1.2.Berat Jenis Agregat Kertas

Data berat jenis agregat yang berasal dari kertas didapatkan dari pengujian sebelum nya yang di lakukan sodara Priyo Budi Santoso adalah sebesar 343,13 kg/m3 dalam kondisi kering oven. 5.1 Hasil pemeriksaan Sifat Sifat agregat kertas.

Tabel 5.1 Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Agregat Kertas

No Jenis

Pemeriksaan

Hasil

Pemeriksaan Standar Keterangan

1 Berat Satuan (kg/m3) a. Loose b. Compacted 186,36 212,40 1200 – 2000

Agregat kertas termasuk golongan agregat ringan

2 Berat Jenis (kg/m3) 343,13 2500 - 2700

Agregat kertas termasuk agregat dengan berat

jenis ringan

3 Serapan Air (%) 5,08 1 - 2

Kemampuan agregat kertas dalam menyerap

air cukup tinggi

5.2.Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Agregat Halus (Pasir) 5.2.1.Berat Jenis Pasir

Data berat jenis yang berasal dari Sungai Rangkas , Tangerang Jawa Barat yang diperoleh dari pemeriksaan adalah sebesar 2100 kg/m3 dan dalam kondisi kering jenuh permukaan (SSD) adalah sebesar 2600 kg/m3.

(2)

V - 31 5.2.2.Kandungan Lumpur Pasir

Data kandungan lumpur pasir yang berasal dari Sungai Rangkas ,Tangerang yang diperoleh dari pemeriksaan ini lebih kecil dari standar yaitu 3%. Sehingga pasir ini memenuhi standar sebagai bahan bangunan menurut PBI 1971. Oleh karena itu, pasir ini dapat digunakan untuk elemen struktural maupun elemen non struktural, seperti dinding penyekat yang dibuat dengan menggunakan campuran spesi mortar.

5.2.3.Gradasi Pasir

Pasir yang berasal dari Sungai Rangkas, Tangerang jawa barat yang diuji gradasinya ini termasuk dalam kelompok daerah III, yang merupakan daerah pasir agak halus. Pasir ini memiliki modulus halus butir sebesar 2,13. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa pasir dapat digunakan dalam adukan beton. Gradasi selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 5.2 dan Gambar 5.1 berikut ini.

Tabel 5.2. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir Yang Berasal Dari sungai Rangkas, Tanggerang

Lubang

Berat Tertinggal

Ayakan (mm) (gram) (persen) kumulatif (%)

9,5 0 0,000 0,000 4,75 10,5 2,101 2,101 2,36 13,8 2,762 4,863 1,18 72 14,409 19,272 0,6 88,8 17,771 37,042 0,3 117,6 23,474 60,516 0,15 145,5 29,117 89,634 <0,15 51,8 10,366 100 brt total 500 100 213,428

(3)

V - 32

Gambar 5.1 Grafik Gradasi pasir yang berasal dari sungai Rangkas , Tangerang Jawa Barat

Berikut ini pada Tabel 5.3 disajikan hasil pemeriksaan sifat-sifat fisik agregat halus (pasir) yang berasal dari Sungai Rangkas, Tangerang.

Tabel 5.3 Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Agregat Halus (Pasir) Yang Berasal Dari Sungai Rangkas, Tangerang

No Jenis Pemeriksaan Hasil

Pemeriksaan Standar Keterangan

1 Berat Jenis (kg/m3) a. Kondisi kering mutlak b. Kondisi SSD 2100 2600 2500 – 2700 Pasir termasuk agregat dengan berat jenis berat

3 Kandungan lumpur pasir (%) 3 < 5 Pasir memenuhi standar sebagai bahan bangunan menurut PBI 1971 0 20 40 60 80 100 120 0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 10 Lo lo s A ya ka n (% ) Lubang Ayakan (mm) B.bawah B.atas Pasir

(4)

V - 33

4 Gradasi pasir Daerah III Pasir memiliki

gradasi agak halus

5.3.Pemeriksaan Semen dan Air 5.3.1. Semen

Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Gresik tipe I kemasan 40 kg/kantong yang diproduksi oleh PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk. Dari hasil pengamatan secara visual menunjukkan bahwa semen yang dipakai masih dalam kondisi yang baik, kemasan masih tertutup rapat, tidak menggumpal dan disimpan ditempat yang kering serta terlindung dari gangguan cuaca.

5.3.2.Air

Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air dari laboratorium Bahan Konstruksi Teknik FTSP UMB. Berdasarkan pengamatan secara visual, air tersebut bersih, tidak berwarna dan tidak berbau serta dapat digunakan untuk air minum.

5.3.4.Kebutuhan Bahan Adukan Beton Agregat Kertas

Pada penelitian ini perhitungan mix design untuk beton agregat kertas menggunakan perhitungan yang dipaparkan oleh Tjokrodimuljo, K. (1996) dalam bukunya yang berjudul Teknologi Bahan Konstruksi yaitu dengan metode campuran coba-coba. Dari perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan FAS 0,3 sebagai acuan awal dalam mix design, diperoleh proporsi kebutuhan bahan adukan yang digunakan pada pembuatan beton agregat kertas yang disajikan pada Tabel 5.4

Adapun faktor aman (k) yang digunakan disetiap pengadukan disesuaikan dengan kebutuhan benda uji kubus beton agregat kertas, yakni berkisar antara 1,20 – 1,50 sehingga diambil faktor aman sebesar 1,2. Adapun perhitungan mix design selengkapnya, dapat dilihat pada BAB III

(5)

V - 34

Tabel 5.4 Proporsi Campuran Yang Digunakan Dalam Beton Agregat Kertas Dengan Agregat Kertas Yang Berdiameter 10-20 mm Dengan Nilai FAS 0,3 Sebagai Acuan Awal Dalam Mix Design

Variasi Berat Semen (kg)

Berat Agregat Kertas (kg) Berat Pasir (kg) Berat Air (ltr) 30% 18.9 1.37 30.21 5.67 40% 18.9 1.79 25.92 5.67 50% 18.9 2.24 21.6 5.67 60% 18.9 2.68 17.28 5.67 70% 18.9 3.13 12.96 5.67 Jumlah 94.5 11.18 143.78 28.35

Dari pengujian pencampuran beton di laboratorium, didapatkan bahwa kebutuhan air dengan menggunakan FAS 0,3 sebagai acuan awal sangatlah kurang untuk mendapatkan beton yang homogen, sehingga perlu ditambahkan air sampai beton menjadi homogen dan mendekati dengan nilai slump rencana. Adapun proporsi campuran yang digunakan dalam beton agregat kertas setelah ditambahkan air dapat dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut ini.

Tabel 5.5 Koreksi Proporsi Campuran Yang Digunakan Dalam Beton Agregat Kertas Dengan Agregat Kertas Yang Berdiameter 10-20 mm Dengan Nilai FAS 0,3 Sebagai Acuan Awal Dalam Mix Design Setelah di Tambahkan Air. Variasi Berat Semen (kg) Berat Agregat Kertas (kg) Berat Pasir (kg) Berat Air (ltr) Slump (cm) Tambahan Air (ltr) 30% 18.9 1.37 30.21 5.67 5 0,4 40% 18.9 1.79 25.92 5.67 5.5 0,3 50% 18.9 2.24 21.6 5.67 6 0,6 60% 18.9 2.68 17.28 5.67 5 0,5 70% 18.9 3.13 12.96 5.67 7 0,7 Jumlah 94.5 11.18 143.78 28.35

(6)

V - 35

Pada Tabel 5.5 terlihat bahwa air yang digunakan pada campuran beton dengan variasi agregat kertas 30% sampai 70% dari volume agregat keseluruhan, melebihi jumlah air yang direncanakan. Hal ini dikarenakan perencanaan campuran beton dengan menggunakan FAS sebesar 0,3 sebagai acuan awal, sehingga diperlukan banyak tambahan air untuk mencapai nilai slump yang direncanakan. Hal ini juga disebabkan oleh pasir yang digunakan tidak dalam kondisi saturated surface dry sehingga pasir perlu banyak menyerap air. Selain itu, pengunaan agregat kertas juga sangat berpengaruh didalam penambahan air. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa kemampuan agregat kertas dalam menyerap air cukup tinggi dibandingkan dengan agregat normal yaitu dengan nilai serapan air sebesar 5,078%. Sehingga, semakin banyak variasi agregat kertas yang digunakan, maka akan semakin banyak juga membutuhkan air dalam pencampuran beton tersebut. Dari Tabel 5.5 nilai slump untuk semua perencanaan beton masuk ke dalam nilai slump yang telah ditetapkan dalam perhitungan mix design yaitu 5,0 – 12,5 cm.

5.4. Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Beton Agregat Kertas 5.4.1. Pemeriksaan Berat Satuan Beton Agregat Kertas

Pengujian berat satuan beton dilakukan pada beton berumur 28 hari. Pengujian ini diwakili oleh 5 buah benda uji berbentuk silinder ukuran diameter ±150 mm dan tinggi ±300 mm. Berikut ini adalah hasil dari pemeriksaan berat volume/berat satuan beton agregat kertas dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat. Dari data hasil pemeriksaan pada Tabel 5.6 untuk beton menggunakan agregat kertas dengan variasi agregat kertas 30% dari volume agregat keseluruhan dihasilkan berat satuan beton sebesar 1651,14 kg/m3, untuk variasi agregat kertas 40% dari volume agregat keseluruhan dihasilkan berat satuan beton sebesar 1612,79 kg/m3, untuk variasi agregat kertas 50% dari volume agregat keseluruhan dihasilkan berat satuan beton sebesar 1591,6 kg/m3, untuk variasi 60% dari volume agregat keseluruhan dihasilkan berat satuan beton sebesar 1576,63kg/m3, untuk variasi 70% dari volume agregat keseluruhan dihasilkan berat satuan beton sebesar 1552,77 kg/m3. Berdasarkan hasil pemeriksaan berat satuan beton secara keseluruhan, beton dapat

(7)

V - 36

digolongkan dalam jenis beton ringan, dimana beton ringan adalah beton dengan berat jenis sampai 2000 kg/m3 (Tjokrodimuljo, K, 2003). grafik berat satuan beton rerata dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabel 5.6 Berat Satuan Beton Agregat Kertas Dengan Diameter Agregat Kertas Sebesar 10 – 20 mm

Kandungan kode Diameter Panjang Volume Berat

Berat

Satuan Berat Satuan NO

Agregat Kertas

Benda Uji

Benda Uji Benda Uji Benda Uji Benda Uji Benda Uji

Rerata Benda Uji (%) (cm) (cm) (m3) (kg) (Kg/m3) (Kg/m3) 1 30 B.K 30% - 1 15.09 30.3 0.005416 8.93 1648.772 1651.14 2 B.K 30% - 2 15.12 30.35 0.005447 8.89 1632.187 3 B.K 30% - 3 14.8 30.29 0.005208 8.85 1699.225 4 B.K 30% - 4 5 B.K 30% - 5 1 40 B.K 40% - 1 15.08 30.2 0.005391 8.75 1623.038 1612.79 2 B.K 40% - 2 15.12 30.22 0.005423 8.71 1606.018 3 B.K 40% - 3 15.09 30.48 0.005448 8.76 1607.833 4 B.K 40% - 4 15.15 30.21 0.005443 8.76 1609.379 5 B.K 40% - 5 15.08 30.23 0.005396 8.73 1617.721 1 50 B.K 50% - 1 15.09 30.5 0.005452 8.65 1586.602 1591.6 2 B.K 50% - 2 15.18 30.35 0.00549 8.62 1570.129 3 B.K 50% - 3 15.1 30.22 0.005409 8.65 1599.183 4 B.K 50% - 4 15.1 30.14 0.005395 8.63 1599.72 5 B.K 50% - 5 15.1 30.16 0.005398 8.65 1602.364 1 60 B.K 60% - 1 15.1 30.09 0.005386 8.56 1589.381 1576.63 2 B.K 60% - 2 15.15 30.34 0.005467 8.53 1560.409 3 B.K 60% - 4 15.1 30.3 0.005423 8.57 1580.209 4 B.K 60% - 5 15.1 30.22 0.005409 8.53 1576.998 5 B.K 60% - 3 15.1 30.2 0.005405 8.52 1576.192 1 70 B.K 70% - 1 15.1 30.22 0.005409 8.45 1562.207 2 B.K 70% - 2 15.09 30.5 0.005452 8.42 1544.415 1552.77 3 B.K 70% - 3 15.12 30.34 0.005445 8.43 1548.242 4 B.K 70% - 4 15.1 30.32 0.005427 8.45 1557.055 5 B.K 70% - 5 15.1 30.24 0.005413 8.4 1551.937

(8)

V - 37

Gambar 5.2 Grafik Berat Satuan Rerata Beton dari Penggunaan Agregat Kertas Pada Beton Agregat Kertas dengan Perbandingan 1 Semen : 4 Agregat

Dalam penelitian ini, dari grafik pada Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa bertambahnya persentase penambahan agregat kertas, menyebabkan penurunan berat satuan beton. Pada penambahan agregat kertas sebesar 60% dari volume agregat keseluruhan mampu mengurangi hampir 7,34% dari berat satuan beton normal. Sedangkan pada penambahan agregat kertas sebesar 30% dan 45% dari volume beton memberikan pengurangan berturut-turut 9,30% dan 11,45% dari berat satuan beton normal. Jika nilai berat satuan beton dengan penambahan agregat kertas 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dari volume agregat keseluruhan dibandingkan dengan beton normal, nilai selisih yang terjadi tidak cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan agregat sebesar 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dari volume agregat keseluruhan memberikan pengaruh yang tidak cukup besar. Adapun penyebab perubahan kecilnya berat satuan beton kertas antar variasi agregat adalah karena pada saat beton kertas setelah dituang kedalam cetakan silinder dan dilakukan berlangsungnya pemadatan dengan penumbukan sebanyak 25 kali pada saat 1/3 bagian, 2/3 bagian dan pada saat beton telah memenuhi cetakan silinder, agregat kertas yang seharusnya sesuai dengan proporsi berdasarkan perhitungan volume pada

1500 1520 1540 1560 1580 1600 1620 1640 1660 30% 40% 50% 60% 70% B ERA T V OL UM E B ET ON ( K g/ M 3) % AGREGAT KERTAS

(9)

V - 38

campuran beton kertas tersebut akan menjadi gepeng/penyet, sehingga akan mempengaruhi terhadap besarnya proporsi volume agregat kertas tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada saat pengujian ketahanan aus agregat, agregat kertas tidak menunjukkan keausan yang cukup besar karena pada saat agregat kertas dilakukan ketahanan uji aus, agregat kertas tidak mengalami pecah, tetapi hanya mengalami perubahan bentuk menjadi gepeng/penyet. Dengan begitu, beton yang seharusnya terisi dengan volume agregat kertas yang sesuai dengan perhitungan, tetapi karena bentuknya berubah menjadi gepeng/penyet setelah dilakukan pemadatan, sehingga diisi oleh campuran mortar. Dengan begitu akan berpengaruh juga terhadap kecilnya perubahan terhadap berat satuan beton tersebut.

Beton agregat kertas dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat ini memiliki berat satuan beton rerata diantara 1000 – 2000 kg/m3. Oleh karena itu, beton agregat kertas ini dapat digolongkan pada jenis beton ringan berdasarkan berat satuan menurut Tabel 5.1.

5.5.Pemeriksaan Sifat-Sifat Mekanik Beton Agregat Kertas 5.5.1Pengujian Kuat Tekan Beton Agregat Kertas

Hasil pengujian kuat tekan beton kertas dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat dapat dilihat pada Tabel 5.7, dimana kuat tekan rerata beton agregat kertas pada umur 28 hari adalah sebesar 9.61 MPa, 10.60 MPa, 11,25 MPa, 10.25 MPa dan 9.07 MPa untuk proporsi volume agregat kertas dengan variasi berturut-turut 30%, 40%, 50% , 60% dan 45% dari agregat keseluruhan. Pada penelitian ini, kekuatan beton kertas semakin menaik seiring dengan bertambahnya persentase agregat kertas tersebut. Adapun grafik kuat tekan rerata beton, dapat dilihat pada Gambar 5.3 berikut ini.

Tabel 5.7 Kuat Tekan Benda Uji Silinder Beton Agregat Kertas Dengan Perbandingan 1 Semen : 4 Agregat.

(10)

V - 39

Kandungan kode Beban Luas Kuat Tekan Kuat Tekan

NO

Agregat Kertas

Benda Uji

Maksimum Tampang 28 hari

Rerata 28 hari (%) (KN) (mm2) (MPa) (MPa) 1 30 B.K 30% - 1 168 17875.09 9.4 9.61 2 B.K 30% - 2 165 17946.23 9.19 3 B.K 30% - 3 176 17194.64 10.24 1 40 B.K 40% - 1 192 17851.4 10.76 10.6 2 B.K 40% - 2 190 17946.23 10.59 3 B.K 40% - 3 187 17875.09 10.46 1 50 B.K 50% - 1 202 17875.09 11.3 11.25 2 B.K 50% - 2 198 18088.94 10.95 3 B.K 50% - 3 206 17898.79 11.51 1 60 B.K 60% - 1 189 17898.79 10.56 10.31 2 B.K 60% - 2 176 18017.52 9.77 3 B.K 60% - 3 190 17898.79 10.62 1 70 B.K 70% - 4 160 17898.79 8.94 9.05 2 B.K 70% - 5 164 17875.09 9.17 3 B.K 70% - 5 162 17946.23 9.03

Adapun grafik hubungan antara kuat tekan rata-rata untuk beton kertas dapat dilihat pada Gambar 5.3 berikut ini.

(11)

V - 40

Gambar 5.3 Grafik Kuat Tekan Rerata Beton dari Penggunaan Agregat Kertas Pada Beton Agregat Kertas dengan Perbandingan 1 Semen : 4 Agregat Pada Umur 28 Hari.

Dari hasil pengujian yang dapat dilihat pada Gambar 5.4 diatas, terlihat bahwa dengan semakin banyaknya penambahan persentase agregat kertas pada beton yaitu dengan penambahan agregat kertas sebesar 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dari volume agregat keseluruhan, maka semakin naik juga nilai kuat tekan beton yang dihasilkan dan mengalami penurunan pada variasi tertentu, bahkan kuat tekan beton kertas hampir mendekati kuat tekan beton normal pada saat beton kertas menggunakan variasi agregat kertas 50% dari agregat keseluruhan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa kuat tekan beton sangat dipengaruhi oleh proporsi penggunaan semen terhadap campuran. Apabila proporsi semen pada setiap variasi itu sama dan diikuti dengan proporsi jumlah pasir yang semakin kecil, maka akan dihasilkan beton dengan nilai mutu beton yang semakin besar. Dengan begitu, akan berpengaruh juga terhadap interaksi antara pasta semen dan agregat, yang dapat mempengaruhi nilai kekuatan betonnya. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh kandungan lem kayu dari agregat yang mencair pada saat dilakukannya pencampuran didalam mix desain, sehingga dapat menambah kekuatan tekan beton tersebut.

0 2 4 6 8 10 12 30% 40% 50% 60% 70% K UAT DE SAK B ET ON ( M p a) % AGREGAT KERTAS

(12)

V - 41

Adapun yang menyebabkan tingginya mutu beton yang dihasilkan pada beton normal dibandingkan dengan beton kertas adalah karena besarnya penyerapan air yang terjadi pada agregat halus (pasir) lebih kecil dari pada agregat kertas, yaitu sebesar 4,712% sedangkan pengujian agregat kertas dihasilkan sebesar 5,078%. Semakin kecil nilai penyerapan air pada suatu agregat berarti semakin sedikit juga jumlah air yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan tingginya mutu beton yang akan dihasilkan. Tetapi hal ini tidak berpengaruh pada penambahan agregat kertas pada beton kertas tersebut. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya penambahan agregat kertas, justru menambah kuat tekan beton menjadi semakin naik. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa terjadinya penambahan air pada beton kertas disebabkan oleh banyaknya air yang terserap oleh agregat kertas tersebut, sehingga tidak mempengaruhi terhadap kualitas mutu beton pada beton kertas tersebut. Selain itu, faktor yang menyebabkan tingginya mutu beton yang dihasilkan pada beton normal dibandingkan dengan beton kertas adalah sedikitnya rongga yang terjadi di dalam beton kertas tersebut. Dengan kata lain, semakin sedikitnya rongga yang terjadi pada beton tersebut, maka akan menyebabkan tingginya mutu beton yang akan dihasilkannya juga.

Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pada beton dengan agregat kertas buatan berdiameter 10-20 mm, dengan perbandingan 1 semen: 4 agregat dan kandungan agregat kertas sebanyak 30%, 40%, 50%, 60%, dan 70% dari volume agregat keseluruhan yang memiliki kuat tekan rerata sebesar 9,61 MPa, 10,60 MPa, ,11,25 Mpa , 10, 25 Mpa, dan 9,05 Mpa ini, dapat dikategorikan sebagai beton ringan dengan penggunaan untuk bagian struktural ringan berdasarkan kuat tekannya menurut Tabel 5.9.

Berikut ini adalah hasil penelitian kuat tekan beton agregat kertas terhadap penelitian-penelitian beton ringan yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.8.

(13)

V - 42

Tabel 5.8 Hasil Penelitian Kuat Tekan Beton Agregat Kertas Dengan Beton Ringan Lainnya

Beton Ringan Perbandingan Campuran

Kuat Tekan (MPa) Penggunaan Jenis Beton (SK SNI) Beton Styrofoam (Musana, 2006)

1,0 styrofoam : 0,0 pasir; 250 kg/m3 semen 0,27 Isolasi 0,8 styrofoam : 0,2 pasir; 250 kg/m3 semen 2,54 Isolasi 0,6 styrofoam : 0,4 pasir; 250 kg/m3 semen 2,66 Isolasi 0,4 styrofoam : 0,6 pasir; 250 kg/m3 semen 2,72 Isolasi 0,2 styrofoam : 0,8 pasir; 250 kg/m3 semen 3,55 Isolasi 0,0 styrofoam : 1,0 pasir; 250 kg/m3 semen 13,64 Struktur Ringan

Papercreate/Beton Kertas (Gunarto, A., 2007)

1 semen : 2 bubur kertas; 0,0% gula 2,01 Isolasi 1 semen : 3 bubur kertas; 0,0% gula 1,31 Isolasi 1 semen : 4 bubur kertas; 0,0% gula 1,23 Isolasi 1 semen : 2 bubur kertas; 0,2% gula 2,48 Isolasi 1 semen : 3 bubur kertas; 0,2% gula 2,20 Isolasi 1 semen : 4 bubur kertas; 0,2% gula 1,94 Isolasi Beton Non Pasir

(Nugroho dkk, 2002)

1 semen : 6 bantak 10,13 Struktur Ringan

1 semen : 8 bantak 9,04 Struktur Ringan

1 semen : 10 bantak 4,87 Isolasi

Beton Ringan Dari Limbah Tungku Pembakaraan Nira (Wibawa, N. A. M.,

2008)

1 semen : 6 limbah; 0% kapur 2,07 Isolasi

1 semen : 6 limbah; 10% kapur 1,78 Isolasi 1 semen : 6 limbah; 20% kapur 1,32 Isolasi 1 semen : 6 limbah; 30% kapur 0,88 Isolasi 1 semen : 6 limbah; 40% kapur 0,82 Isolasi Beton Agregat

Kertas (Priyo, B. S., 2010)

1 semen : 4 agregat; 15% volume agregat 8,59 Struktur Ringan 1 semen : 4 agregat; 30% volume agregat 10,15 Struktur Ringan 1 semen : 4 agregat; 45% volume agregat 11,40 Struktur Ringan

(14)

V - 43

5.5.2.Pengujian Kuat Tarik Beton Agregat Kertas

Pengujian tarik silinder beton agregat kertas dilakukan setelah beton berumur 28 hari. Untuk setiap variasi diambil 2 buah benda uji. Pengujian tarik dilakukan dengan uji belah silinder. Hasil pengujian kuat tarik beton kertas rerata dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat dapat dilihat pada Tabel 5.9, Adapun data pengujian kuat tarik selengkapnya dapat dilihat pada Bab IV

Tabel 5.9 Kuat Tarik Benda Uji Silinder Beton Agregat Kertas Dengan Perbandingan 1 Semen : 4 Agregat.

Kandungan kode Beban Luas Kuat Tarik Kuat Tarik

NO

Agregat Kertas

Benda Uji

Maksimum Tampang 28 hari

Rerata 28 hari (%) (KN) (mm2) (MPa) (MPa) 1 30 2 1 40 B.K 40% - 4 85 143711.99 1.182921 1.22 2 B.K 40% - 5 90 143142.68 1.257487 1 50 B.K 50% - 4 97.4 142905.8 1.363136 1.38 2 B.K 50% -5 100 143000.62 1.398595 1 60 B.K 60% - 4 80 143285.11 1.116655 1.15 2 B.K 60% - 5 85 143190.28 1.187231 1 70 B.K 70% - 4 78 143759.25 1.085148 1.07 2 B.K 70% - 5 76 143379.94 1.06012

(15)

V - 44

Adapun grafik hubungan antara kuat tarik rata-rata beton agregat kertas yang dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut ini.

Gambar 5.4 Grafik Kuat Tarik Rerata Beton dari Penggunaan Agregat Kertas Pada Beton Agregat Kertas dengan Perbandingan 1 Semen : 4 Agregat Pada Umur 28 Hari.

Kuat tarik beton berkisar antara 9-15 % dari kuat tekan (Dipohusodo, 1994). Kuat tarik pada beton kertas dengan proporsi volume agregat kertas sebesar 50% dari volume agregat keseluruhan, didapat lebih rendah dari kuat tarik beton normal. Ini disebabkan karena adanya pengurangan jumlah penggunaan semen portland akibat banyaknya penggunaan proporsi pasir. Apabila proporsi semen pada setiap variasi itu sama dan diikuti dengan proporsi jumlah pasir yang semakin besar, maka akan dihasilkan beton dengan nilai mutu beton yang semakin kecil. Dengan begitu, akan berpengaruh juga terhadap interaksi antara pasta semen dan agregat, yang dapat mempengaruhi nilai kekuatan betonnya. Selain itu, hal ini juga didukung oleh besarnya penyerapan air yang terjadi pada agregat kertas yang cukup tinggi yaitu dari hasil pengujian agregat kertas dihasilkan sebesar 5,078%. Semakin tinggi nilai

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 30% 40% 50% 60% 70% K UAT T AR IK B ET ON ( M p a) % AGREGAT KERTAS

(16)

V - 45

penyerapan air berarti semakin banyak jumlah air yang dibutuhkan, sehingga menyebabkan rendahnya mutu beton yang dihasilkan.

Dari hasil pengujian yang dapat dilihat pada Gambar 5.6 diatas, terlihat bahwa dengan semakin banyaknya penambahan persentase agregat kertas pada beton yaitu dengan penambahan agregat kertas sebesar 30%, 40% 50% , 60% dan 70% dari volume agregat keseluruhan, maka semakin besar juga nilai kuat tarik beton yang dihasilkan dan terjadi penurunan di variasi 60 %, Sehingga, dapat dikatakan bahwa kuat tarik beton sangat dipengaruhi oleh proporsi penggunaan semen terhadap campuran. Apabila proporsi semen pada setiap variasi itu sama dan diikuti dengan proporsi jumlah pasir yang semakin kecil, Dengan begitu, akan berpengaruh juga terhadap interaksi antara pasta semen dan agregat, yang dapat mempengaruhi nilai kekuatan betonnya. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh kandungan lem kayu dari agregat yang mencair pada saat dilakukannya pencampuran didalam mix desain, sehingga dapat menambah kekuatan tarik beton tersebut.

dihasilkan pada beton normal dibandingkan dengan beton kertas adalah sedikitnya rongga yang terjadi di dalam beton kertas tersebut. Dengan kata lain, semakin sedikitnya rongga yang terjadi pada beton tersebut, maka akan menyebabkan tingginya mutu beton yang akan dihasilkannya juga.

Gambar

Tabel 5.1 Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Agregat Kertas
Tabel  5.2.  Hasil  Pemeriksaan  Gradasi  Pasir  Yang  Berasal  Dari    sungai    Rangkas,  Tanggerang
Gambar 5.1 Grafik Gradasi pasir  yang berasal dari sungai Rangkas , Tangerang      Jawa Barat
Tabel 5.4  Proporsi  Campuran  Yang  Digunakan  Dalam  Beton  Agregat  Kertas  Dengan  Agregat  Kertas  Yang  Berdiameter  10-20  mm  Dengan  Nilai  FAS 0,3 Sebagai Acuan Awal Dalam Mix Design
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pengeloaaan pembiayaan pendidikan di SMP Negeri 02 Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara mendekati sesuai dengan

Provinsi Kabupaten/Kota Jenjang Nama Sekolah 447 Jawa Tengah Kota Semarang SMA SMA Theresiana 1 Semarang 448 Jawa Tengah Kota Semarang SMA SMA Ksatrian Semarang 449 Jawa Tengah

Pada hari Minggu, 05 Juni 2016 yang akan datang, dalam Kebaktian Umum I dan II, akan diadakan Perjamuan Tuhan.. Bagi Saudara/i yang sudah dibaptis/sidi agar

Dari penelitian pengamatan krom pada limbah cair penyamakan kombinasi krom- gambir dan krom-mimosa dapat diambil beberapa kesimpulan. Penyamakan tahap I yang

Terdapat 3 kemungkinan hasil analisis kemurnian keturunan, yaitu pola pewarisan alel keturunan dengan tetuanya yang sesuai dengan informasi kedua tetuanya, segregasi

Dengan menggunakan sistem pemilihan secara langsung, maka terbuka peluang bagi rakyat untuk ikut menentukan pemimpin bangsa yang diyakini dan dipercayai dapat membawa bangsa

senyawa fenol yang mampu memutus rantai reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa

BAB II Isi, yang terdiri dari Pengertian seni, budaya, dan iptek dalam pandangan agama Islam, Tantangan iptek pada umat Islam, Dampak positif dan negatif dari perkembangan