• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Pinrang terletak di ujung utara bagian barat dari. wilayah provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 180 Km dari Ibu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Pinrang terletak di ujung utara bagian barat dari. wilayah provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 180 Km dari Ibu"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Kabupaten Pinrang terletak di ujung utara bagian barat dari wilayah provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 180 Km dari Ibu kota provinsi Sulawesi Selatan (kota makassar). Terletak pada koordinat antara 3° 19 ' 13’’ sampai 4° 10' 30” lintang selatan (LS) dan 119° 26' 30" sampai 119° 47' 20" bujur timur (BT). Dengan luas wilayah 1.961,77 km persegi.

Menurut data badan pusat statistik kabupaten pinrang (data bps 2021). Kabupaten Pinrang memiliki jumlah penduduk 377.119 dengan kepadatan penduduk 190/KM2 dan mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu 355.953 atau sekitar 90% dari total jumlah penduduk, Fasilitas keislaman dengan jumlah tempat ibadah sebanyak 567 unit yang terbagi atas 473 masjid dan 94 mushollah. Melihat kondisi kebutuhan akan fasilitas kegiatan-kegiatan keislaman yang kurang memadai dan banyaknya kegiatan keislaman dan kemasyarakatan yang tidak dapat ditampung oleh sarana dan prasarana yang tersedia seperti kegiatan seminar, pernikahan, pelatihan calon jemaah haji, serta kegiatan membaca dan belajar. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Pinrang membutuhkan suatu wadah terpusat yang dapat menyatukan segala aktivitas yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung yaitu bangunan Islamic Center.

(2)

Menurut John M. Echols dan Hassan Sadly i , Islamic Center merupakan suatu hal yang berhubungan dengan keislaman atau suatu lembanga Islam, dan “center’’ yang merupakan pusat, inti, atau tempat berkumpulnya kegiatan atau aktifis atau sebuah lembaga keagamaan yang berfungsi sebagai pusat pembinaan umat dan pengembangan agama islam yang berperan sebagai mimbar pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan. Islamic Center di Kabupaten Pinrang difungsikan sebagai pusat kegiatan dakwah islam dan pembinaan umat islam terpadu dengan menyelenggarakan kegiatan peribadatan, pendidikan, pelatihan, dan kegiatan muamalah / sosial kemasyarakatan.

Saat ini bangunan-bangunan yang terdapat di Kabupaten Pinrang masih minim yang menerapkan konsep bangunan modern maka dalam perancangan Islamic Center ini konsep yang akan diterapkan adalah konsep Arsitektur Modern.

Menurut Smithson (1981) menyatakan bahwa Arsitektur Modern menonjolkan hubungan antara sisi-sisi suatu segiempat dan isinya, rasio atau perbandingan bagian-bagian di dalamnya sebagai suatu komposisi.

Menurut Farnsworth House (1950), Konsep Arsitektur Modern adalah konsep yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala ornamen(bentuk mengikuti fugsi)

(3)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakan diatas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menerapkan tema Arsitektur Modern pada

bangunan Islamic Center di kabupaten pinrang ?

2. Bagaimana merancang bangunan Islamic Center sebagai penunjang kegiatan sosial dan Keagamaan di Kabupaten Pinrang ?

C. Tujuan dan Sasaran 1.Tujuan penelitian adalah :

a. Menyusun acuan perancangan Islamic Center yang terletak di Kabupaten Pinrang sebagai fasilitas yang menunjang kelancaran kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan dengan penerapan konsep Arsitektur Modern.

2. Sasaran penelitian adalah :

a. Memperhitungkan daya tampung dan pelayanan berdasarkan jumlah pemakai

b. Menentukan lokasi dan site agar dapat berfungsi efektif terhadap tujuan perancangan Islamic Center.

c. Menunjang perpaduan nilai-nilai keislaman dalam penerapan design Arsitektur Modern pada pembagian zona, struktur, bentuk , dan ornamen.

(4)

D. Metode Perancangan

Metode perancangan adalah sistem yang diperlukan untuk mendapatkan informasi ataupun ide untuk menunjang proses perencanaan dan perancangan, adapun metode yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Survey lokasi. Melakukan survey terhadap lokasi site yang dipilih baik secara fisik maupun non fisik serta kebutuhan ruangnya. Survey bertujuan untuk melihat kondisi yang ada serta pengembanganya.

2. Pengumpulan Data. Melalui studi literatur, fasilitas bangunan yang sejenis serta wawancara langsung dengan sumber yang terkait

3. Analisis. Menganalisis data primer dan skunder tentang Islamic Center, sehingga diperoleh potensi-potensi dan masalah-masalah yang akan dihadapi dalam proses perancangan.

E. Ruang Lingkup dan Batasan Pembahasan

1. Lingkup pembahasan

Pembahasan ditinjau dari segi disiplin ilmu Arsitektur, pola alternatif rancangan yang mencakup tata fisik, tata ruang, sistem struktur, persyaratan bangunan, perlengkapan bangunan dan penampilan bangunan

(5)

2. Batasan pembahasan

a. Tinjauan Islamic Center sebagai sarana pusat penyiaran islam dengan pertimbangan penerapan konsep Arsitektur Modern b. Pembahasan dibatasi pada masalah Islamic Center yang

sesuai dengan kondisi di Kabupaten Pinrang dan tingkat perkembangan masyarakat setempat.

F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Gambaran secara garis besar dari pembahasan berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran pembahasan, sistematika pembahasan, metode perancangan dan pengumpulan data.

Bab II : Tinjauan Umum Terhadap Islamic Center

Menjelaskan tentang deskripsi proyek yang terdiri dari tinjauan pustaka tentang proyek, penekanan konsep perancangan bangunan, yang diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman dan studi banding proyek.

Bab III : Tinjauan Lokasi dan Analisis Perencanaan

Menjelaskan mengenai tinjauan lokasi perencanaan terkait dengan tempat dan kondisi pada wilayah yang dipilih dengan mengidentifikasi karakteristiknya, lokasinya, serta alasan pemilihan lokasi tersebut. Analisis perencanaan memuat tentang analisa-analisa dari seluruh kondisi eksisting dari pemilihan lokasi, tapak, program ruang, tampilan bentuk bangunan dan

(6)

memberi/solusi tanggapan untuk menghasilkan perancangan produk yang dihasilkan.

Bab IV : Konsep Perancangan

Analisa perancangan memuat analisa dari konsep yang digunakan sebagai landasan dalam mengembangan atau menghasilkan rancangan yang diharapkan

Bab V : Kesimpulan

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan apa yang diperoleh dari keseluruhan ulasan bab 1 hingga akhir materi pemaparan pada skripsi ini.

(7)

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

1. Pengertian Islamic Centre

Menurut Muis (2010) pengertian Islamic Center yang lebih terperinci diartikan sebagai pusat pengkajian, pendidikan dan penyiaran agama serta kebudayaan Islam. Batasan pengertian tersebut yaitu seperti yang dijelaskan di bawah ini:

a. Pusat, dalam arti koordinasi, sikronisasi dan dinamisasi kegiatan dakwah, tanpa mengikat ataupun mengurangi integritas suatu badan atau lembaga.

b. Pengkajian, adalah studi disertai penelitian terhadap bahan-bahan kepustakaan maupun terhadap segi-segi amallah yang hidup dan berkembang di masyarakat.

c. Pendidikan, yang terdapat di dalam Islamic Center adalah bentuk pendidikan Non-formal maupun formal, yaitu Forum temu pendapat untuk saling melengkapi antara ulama dan umara serta cendikiawan muslim serta Pendidikan dan pembinaan masyarakat melalui pendidikan non formal.

d. Penyiaran, adalah usaha mewujudkan dan menyebarluaskan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

e. Kebudayaan, adalah kebudayaan Islam yang menjadi milik dan merupakan bagian yang integral dalam kebudayaan Indonesia

(8)

segala sesuatu yang bertalian dengan agama Islam. (Budiono, MA ; 2005 : hal 210) Adapun arti kata Islam juga berasal dari kata-kata antara lain:

a.ASLAMA = menyerah Artinya menyerah kepada Allah dan bersedia tunduk kepada segala yang datang dariAllah, dan bersedia berkorban sebagai tanda pengabdian terhadap Allah sebagaiKhaliknya.

b.SULAMUN = Artinya bahwa Islam itu merupakan tangga untuk mencapai kebahagiaan duniaakhirat dan meraih ridha ILAHI.

c.SALIMA = Artinya bahwa Islam itu membawa pemeluknya kearah keselamatan baik di dunia maupun dikhirat kelak.Dan dari ketiga pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, Islam merupakan jalanuntuk mencapai rida Allah dan keselamatan dunia dan akhirat dengan menyerahkan dirisepenuhnya pada Allah. (Drs. KH. Ahmad Dimyathi Badruzzaman, M.A.,2004 : hal 7-8) Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada KitabSuci Al-Quran, yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.(Budiono, MA , 2005 ,hal : 210) Menurut buku petunjuk pelaksanaan Proyek Islamic Center di seluruh indonesia oleh Dirjen Bimbingan masyarakat islam departemen agama RI, Islamic Center adalah lembaga keagamaan yang dalam fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pelasanaan dakwah dalam era pembangunan.

(9)

Menurut Prof. Syafii Karim (1997), Islamic Center merupakan istilah-istilah dari negara barat yang dimana minoritas masyarakatnya beragama islam. Jadi untuk memenuhi segala kebutuhan akan kegiatan-kegiatan islam mereka kesulitan untuk mencari tempat. Untuk itu aktivitas-aktivitas kegiatan islam dipusatkan dalam suatu wadah yang disebut Islamic Center.

Menurut Rupmoroto (1981), Menyatakan bahwa Islamic Center merupakan pusat kegiatan keislaman, semua kegiatan pembinaan dan pengembangan manusia atas dasar ajaran agama islam berlangsung atas inti atau dasar ajaran yang meliputi: ibadah, muamalah, taqwah, dan dakwah.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Islamic Center merupakan suatu wadah atau lembaga yang merupakan pusat untuk kegiatan-kegiatan keislaman yang bertujuan untuk pusat pembinaan dan pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan masyarakat islam secara khusus dan masyarakat indonesia pada umumnya.

2. Sejarah Perkembangan Islamic Centre

Secara umum, perkembangan Islamic Center sangatlah berkaitan erat dengan proses pembinaan dan pengembangan masyarakat islam yang telah dicontohkan pada masa pemerintahan Rasulullah SAW, dimana beliau menjadi salah satu pelopor utama dalam membentuk masyarakat islam sekaligus memelihara dan mempertahankanya. Hal tersebut mengacu pada firman Allah SWT

(10)

dalam Al-Qur’an Surah Al-Mudatssir ayat 1-7 : َكِِّب َرِل َو ْرِبْصاَف َل َو ْنُنْمَت ُرِثْكَتْسَت َزْج ُّرلا َو ْرُجْهاَف َكَباَيِث َو ْرِِّهَطَف َكَّب َر َو ْرِِّبَكَف ْمُق ْرِذْنَأَف اَي اَهُّيَأ ُرِِّثَّدُمْلا ‘’hai orang-orang yang berselimut : bangun dan berilah peringatan! Besarkanlah (nama) Tuhanmu , bersihkanlah pakaianmu, jauhilah perbuatan maksiat, janganlah kamu memberi, karenah hendaklah kamu memperoleh yang banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah tuhanmu”.

Wahyu ini merupakan penjelasan secara umum tentang tugas dalam menyampaikan Risalah-Nya yaitu mengajak umat manusia menyembah Allah yang Maha Esa, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sekutu bagi-Nya (Al-Qur’an dan terjemahanya Yayasan penyelenggara, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qur’an , 1971)

Adapun usaha-usaha yang terlebih dahulu dikerjakan Rasulullah SAW pada masa itu adalah:

a. Mendirikan mesjid

Beliau dahulukan mendirikan mesjid sebelum mengerjakan bangunan-bangunan lainya selain rumah tempat kediaman beliau sendiri, sebab mesjid mempunyai potensi sangat vital, dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan lahir dan batin untuk membina masyarakat islam atau daaulah islamiyah berlandaskan semangat tauhid. Di dalam mesjid, Nabi Muhammad SAW berusaha mengadakan benteng pertahanan yang bersifat moril dan spiritual.

(11)

Mesjid selain tempat untuk bersujud kepada Allah SWT, juga digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pusat pembinaan umat islam yang berjiwa tauhid, sebab mesjid adalah tempat yang sangat efektif dalam menyusun dan menghimpun potensi umat islam. b. Menjalin hubungan silahturahmi dengan semua kaum

Rasulullah berusaha menjalin dan mempererat silahturahmi antara satu kaum dengan yang lainya dimana hukum persaudaraan yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW pada masa itu adalah saudara kandung. Hal tersebut yang kemudian melahirkan satu ikatan masyarakat islam yang kuat dengan semangat kerja gotong royong, senasip sepenanggungan, sesakit, sesenang dengan semangat persaudaraan islam

c. Meletakkan dasar-dasar politik , ekonomi dan sosial untuk masyarakat islam.

Pada masa pemerintahan masyarakat islam, Rasulullah SAW berusaha menentukan dasar dasar yang kuat bagi masyarakat islam baik dari segi politik, ekonomi dan sosial. Hal itu disebabkan karena dalam periode perkembangan masyarakat islam telah turun wahyu dari Allah SWT yang memerintahkan untuk berzakat, berpuasa dan hukum-hukum yang berkaitan dengan pelanggaran atau larangan. Sehingga dari padanya timbullah dua sumber pokok utama dalam menjalankan hal tersebut yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah (Hadits). (Al-Qir’an dan terjemahanya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971 ).

(12)

3. Pola Pengembangan Islamic Center

Pola pengembangan Islamic Center khususnya di Indonesia di prioritaskan pada daerah pengembangan kawasan islam dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain:

a. Pengembangan Ekonomi b. Pengembangan Areal c. Pengembangan fisik

d. Pengembangan kegiatan-kegiatan islam

Sedangkan untuk pengembangan penyiaran islam dititik beratkan pada:

a. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainya.

b. Asas pemerataan pembangunan 4. Faktor-faktor Pengembangan Islamic Center

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Islamic Center:

a. Masjid dimana bermulanya dakwah dikembangkan dan disebarkan oleh para ulama, tidak lagi secara keseluruhan menampung kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya, kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan diatas, kemudian di pindahkan keluar masjid, ke ruang-ruang tertentu, seperti: gedung, lembaga-lembaga sendiri. Perpindahan tersubut mengakibatkan berdirinya kompleks-kompleks bangunan keagamaan tersendiri, dengan pemahaman

(13)

yang berbeda tentang ajaran agama islam yang menimbulkan tentang kerenggangan solidaritas antar sesama umat islam. b. Timbulnya pemahaman yang berbeda antar ulama dalam

penyampaian ajaran agama, terkadang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

c. Arus informasi telah dirasakan banyak merubah pandangan dan cara hidup masyarakat muslim, sehinggah jauh dari agama. Karenah itu pembinaan kehidupan masyarakat beragama merupakan bagian yang tidak dapat di tawar lagi.

d. Kinerja lembaga-lembaga dakwah islam yang sudah ada, namun belum dapat memenuhi dan melayani kebutuhan masyarakan secara maksimal .

e. Sebagai sarana berinteraksi antar sesama umat beragama melalui berbagai kegiatan dan sebagai tujuan wisata berupa wisata religi

f. Penyampaian dakwah yang tidak terlalu menarik minat masyarakat, sehinggah perlu adanya pemikiran atau gagasan baru mengenai cara-cara atau alternatif penyampaian dakwah dalam arti menciptakan paradigma baru dalam penyampaian dakwah sesuai perkembangan zaman.

(14)

5. Fungsi Islamic Center

Pada dasarnya Islamic Center adalah sebagai wadah pelayanan umum yang secara hakikat berfungsi sebagai:

a. Habluminallah yaitu meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan kepada Allah SWT sebagaimana dijelaskan pada Al-Qur’an surah Adz-Dzariaat ayat 56

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

b. Habluminannas yaitu mempererat hubungan silahturahmi antar sesama umat islam dan membina kerukunan hidup antar umat beragama sebagaimana dalam Al-Qur’an surah At-Tahrim ayat 6 ( َن ْوُلَعْفَي َو اَم َن ْو ُرَمْؤُي ُة َراَج ِحْلا َو اَهْيَلَع ةَكِٕىٰۤ لَم ظ َلَِغ داَدِش َّل َن ْوُصْعَي َٰاللّ اَم ْمُهَرَمَا ا َنْيِذَّلا ا ْوُنَم ا ا ْوُق َهُّيَا ي ْمُكَسُفْنَا ْمُكْيِلْهَا َو ا ًراَن اَهُد ْوُق َّو ُساَّنلا) Surat Al-Hujuraat ayat 10 (اَمَّنِا َن ْوُنِمْؤُمْلا ة َوْخِا ا ْوُحِلْصَاَف َنْيَب ْمُكْي َوَخَا اوُقَّتا َو َٰاللّ ْمُكَّلَعَل َن ْوُمَح ْرُت ) dan Surat Al-Hujuraat ayat 13 (اَهُّيَا ي ُساَّنلا اَّنِا ْمُك نْقَلَخ ْنِِّم رَكَذ ى ثْنُا َّو ْمُك نْلَعَج َو اًب ْوُعُش َلِٕىٰۤاَبَق َّو ا ْوُف َراَعَتِل ۚ َّنِا ْمُكَم َرْكَا َدْنِع ِٰاللّ ْمُكى قْتَا ۚ َّنِا َٰاللّ مْيِلَع رْيِبَخ )

“hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya ialah manusia dan batu”, (Q.S At-Tahrim ayat 6)

“sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudaramu karenah itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada allah supaya kamu mendapatkan rahmat” (Q.S Al-Hujuraat ayat 10)

“hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

(15)

ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha mengenal, “Q.S Al-Hujuraat ayat 13)”

c. Habluminallah alamin yaitu menjalankan fungsi sebagai khalifah yakni menjaga kelestarian dan keutuhan alam semesta sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 60

“dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya lalu kami berfirman “ pukullah batu itu dengan tongkatmu “ lalu memancarkan dari padanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki Allah, dan janganlah kamu berkeliaran dimuka bumi dengan berbuat kerusakan .”

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Islamic Centre adalah sebagai berikut:

a. Sebagai wadah pertemuan

Merupakan kegiatan utama dengan menyediakan fasilitas pertemuan dimana akan terselenggaranya kegiatan-kegiatan pertemuan baik yang bersifat education maupun ceremonial seperti seminar, halal bi halal, ceramah keagamaan dan lain-lain

b. Sebagai sarana dan prasarana pusat pelatihan jamaah haji

Merupakan fungsi penunjang dengan menyediakan fasilitas dalam pelaksanaan pelatihan jamaah haji.

c. Sebagai sarana pribadatan dan pengajian

Merupakan kegiatan utama berupa penyediaan sarana peribadatan yaitu masjid dan ruang-ruang untuk pengajian sehingga mampu

(16)

memperluas dan meningkatkan fungsi mesjid sebagai lembaga dakwah.

d. Sebagai sarana pendidikan

Merupakan kegiatan penunjang kegiatan utama berupa penyediaan sarana pendidikan untuk lebih memperdalam pengetahuan khususnya syari’at islam sehinggah dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

6. Tujuan Pengadaan Islamic Center

Secara umum tujuan pengadaan islamic center tidak hanya sebagai sarana pemenuhan kebutuhan batiniah tetapi juga sebagai sarana pemenuhan lahiriah. Hal tersebut dapat dibagi dalam beberapa hal yaitu:

a. Pelayanan umum

Untuk menyediakan ruang bagi umat islam sebagai akibat dan perkembangan tuntutan masyarakat yang bergerak dalam bidang keagamaan, disamping itu merealisasi kebutuhan dan keinginan sebagian besar agar pemerintah kota pinrang menyediakan sarana dan prasarana tempat embarkasi dan debarkasi jamaah haji.

b. Komersial

Untuk menggunakan tanah Pemerintah Kota yang lokasinya strategis dengan memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:

1) Efisiensi dan efektifitas ruang

a) Bentuk dasar denah agar ruang-ruang yang ada benar-benar efektif dan efisien

b) Sistem struktur yang digunakan efektif tanpa mengurangi kekuatan bangunan

(17)

2) Fleksibilitas ruang

Fleksibilitas ruang adalah yang mudah menerima perubahan terhadap fungsi, ruang yang dimaksud adalah ruang-ruang bagi pengunjung. Untuk memenuhi hal tersebut maka dalam perancangan bangunan ditekankan pada kaitanya dengan system modul

3) Kenyamanan

Adapun faktor kenyamanan tersebut meliputi berbagai hal sebagai berikut:

a. Pencapaian

(1.) Pencapaian tempat parkir ke pintu masuk

(2.) Pencapaian dari tempat berhentina kendaraan umum ke pintu masuk

(3.) Pencapaian kesetiap lantai dan dari koridor keruangan lainya. b. Kenyamanan ruang

(1.) Aspek visual

(2.) Pencahayaan dan penerangan (3.) Pengudaraan

(4.) Kebisingan (5.) Sirkulasi

(18)

7. Sifat Pelayanan Islamic Center

Sifat pelayanan pada Islamic Center mengarah kepada nilai-nilai sebagai berikut:

a. Rekreatif

Sebagai kegiatan keagamaan yang lebih terarah bagi pengguna bangunan dengan tujuan memperoleh pengetahuan keagamaan keseimbangan dan kesegaran jasmani serta rohani juga membina kelangsungan hidup yang sehat.

b. Komunikatif

Dapat memberikan kegiatan komunikasi antara pengunjung untuk dapat saling bertukar pikiran dalam hal pengalaman dan pengetahuan sekaligus juga merupakan media komunikasi.

c. Inovatif

Untuk mendapatkan informasi keagamaan yang terarah dan menambah pengetahuan serta pengalaman mendalam tentang keagamaan.

d. Edukatif

Mengandung nilai-nilai keagamaan, pendidikan, kegiatan bersifat kerohanian diarahkan untuk mendidik, membina, dan meningkatkan pengetahuan serta kreatifitas dan kesadaran akan pendidikan agama dan nasional.

e. Universal

Bertujuan menarik pengunjung untuk memenuhi keinginan untuk dapat mempelajari ilmu agama lebih mendalam.

(19)

8. Klasifikasi Islamic Center

Di indonesia Islamic Center diklasifikasikan menjadi: a. Islamic Center tingkat pusat

Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup nasional dan mempunyai mesjid yang bertaraf negara, yang dilengkapi dengan fasilitas penelitian dan pengembangan. perpustakaan, museum, pameran keagamaan, ruang musyawarah besar, ruang rapat konfensi, pusat pembinaan kebudayaan dan agama, balai penyuluhan rohani, balai pendidikan dan pelatihan Mubaligh, pusat radio dakwah dan sebagainya.

Contoh Islamic Center tingkat pusat:

Gambar 2.1 : Islamic Center Padang Sumber : gomuslim.co.id

b. Islamic Center tingkat regional

Islamic Center tingkat regiona yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup propinsi dan mempunyai masjid yang bertaraf propinsi, yaitu mesjid raya dan dilengkapi fasilitas yang hampir sama dengan tingkat pusat tetapi bertaraf dan berciri regional.

(20)

Contoh Islamic Center tingkat regional:

Gambar 2.2 : Islamic Center Lombok Sumber : kompasiana.com

c. Islamic Center tingkat kabupaten

Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup kabupaten dan mempunyai masjid yang bertaraf kabupaten, yaitu masjid agung, yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang bertaraf local dan lebih banyak beriorentasi pada operasional pembangunan dakwah secara langsung.

Contoh Islamic Center tingkat kabupaten:

Gambar 2.3 :Islamic Center Dato’ Tiro Bulukumba Sumber :gosulsel.com

(21)

d. Islamic Center tingkat kecamatan

Islamic Center tigkat kecamatan yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup kecamatan dan mempunyai masjid yang tarafnya kecamatan, yang ditunjang dengan fasilitas-fasilitas seperti balai dakwah, balai kursus kejuruan, balai pustaka, balai kesehatan dan konsultasi mental, fasilitas kantor dan asrama ustads/pengasuh.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa klasifikasi perancangan Islamic Center di Kabupaten Pinrang yaitu Islamic Center tingkat kabupaten.

9. Tinjauan Khusus Terhadap Islamic Center 1. Prinsip-prinsip perancangan Islamic Center

a. Tahapan perencanaan.

Tahapan perencanaan Islamic Center didasarkan pada Al-Qur’an yang merupakan petunjuk dan pedoman bagi manusia sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT yaitu:

“…dan berikanlah tempat bagimu dibumi. Kamu dirikan istana-istana ditanah datar dan kamu pahat gunung-gunung untuk dijadikan dirikan atau dijadikan rumah…” Q.S Al-A’raaf ayat 74 (ا ْو ُرُكْذا َو ْذِا ْمُكَلَعَج َءٰۤاَفَلُخ ْنِم ِدْعَب داَع ْمُكَا َّوَب َّو ىِف ِض ْرَ ْلا َن ْوُذ ِخَّتَت ْنِم اَهِل ْوُهُس ا ًر ْوُصُق َن ْوُت ِحْنَت َّو َلاَب ِجْلا اًت ْوُيُب ۚ ا ْو ُرُكْذاَف َءٰۤ َل ا ِٰاللّ َل َو ا ْوَثْعَت ىِف ِض ْرَ ْلا َنْيِدِسْفُم)

Kesimpulan dari ayat tersebut yaitu: 1) Lahan bersifat relatif datar

2) Terdapatnya sumber-sumber air bersih 3) Tumbuh-tumbuhan dapat hidup

(22)

Dari konsep dasar tersebut, maka pola penataan dapat dibagi atas batasan arsitektur dan non arsitektur:

1) Batasan arsitektur

Batasan arsitektur penataan Islamic Center dan lingkungan terbagi atas beberapa batasan khusus yaitu:

a) Tata guna lahan

Untuk tata guna lahan pada Bangunan Islamic Center mengacu pada Al-Qur’an antara lain:

“Sesungguhnya bagi kaum : Saba’ (Di negeri yaman), ada tanda-tanda (kekuasaan) Allah ditempat kediamanya, yaitu kebun-kebun yang ada disebelah kanan dan kirinya. (kepada mereka dikatakan). “Makanlah rezeki Tuhanmu!! Kamu sudah memperolehnya, negeri yang sentosa (Adil makmur dibawah lindungan) Tuhan yang maha pengampun Q.S Surah Saba’ ayat 15” ( ْدَقَل َناَك اَبَسِل ْيِف ْمِهِنَكْسَم ةَي ا ۚ ِن تَّنَج ْنَع نْيِمَّي لاَمِش َّو ە ا ْوُلُك ْنِم ِق ْز ِِّر ْمُكِِّب َر ا ْو ُرُكْشا َو هَل ۚ ةَدْلَب ةَبِِّيَط ب َر َّو ر ْوُفَغ)

Kesimpulan ayat diatas yaitu:

Pusat kegiatan adalah rumah suci yang dilengkapi dengan pertamanan, penghijauan, dan tempat kerja serta fasilitas sosial dan pendidikan.

b) Orientasi dan tata letak bangunan

“Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang Hak dari Tuhanmu. Dan

(23)

Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. “Q.S Al-Baqarah ayat 149.

( ْنِم َو ُثْيَح َتْج َرَخ ِِّل َوَف َكَهْج َو َرْطَش ِد ِجْسَمْلا ِما َرَحْلا ۚ هَّنِا َو ُّقَحْلَل ْنِم َكِِّب َّر ۚ اَم َو ُٰاللّ لِفاَغِب اَّمَع َن ْوُلَمْعَت) Orientasi tata letak bangunan sangat berpengaruh terhadap

kelancaran aktifitas terhadap suatu lokasi site. c) Konsep struktur

“Dan kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan yang hebat dan banyak manfaatnya bagi manusia. Dan Allah hendak membuktikan siapa saja yang menolong-Nya dan menolong Rasul-Rasul-Nya. Sekalipun Allah tidak kelihatan. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi maha perkasa. “(Q.S Al-Hadid ayat 25)

Agama islam menghormati akal pikiran manusia dalam meneliti, memanfaatkan semua ciptaan Allah SWT termasuk penggunaan besi dalam konstruksi beton bertulang untuk memperkokoh bangunan.

d) Kebersihan sistem utilitas dan sanitasi

Islam sangat mengutamakan kebersihan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an

“…. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. “(Q.S Al-Baqarah 222)”

Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadist

“kebersihan adalah sebagian daripada iman. “(H.R. Ahmad) Agama islam menjelaskan tentang kebersihan dalam hal:

(24)

3) Kebersihan tempat-tempat pribadi perumahan tempat tinggal 4) Kebersihan tempat-tempat umum

5) Kebersihan sistem sanitasi utilitas e) Perancangan tapak lansekap

“Dan kami hemparkan bumi ini dan kami letakkan gunung-gunung yang kokoh dan kami tambahkan padanya segala macam tumbuhan yang indah di pandang mata untuk menjadi pedoman dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).” Didalam perancangan ruang luar dan perlengkapanya berupa pemanfaatan kontur tanah berupa gunungan lansekap dan tanaman penghijauan yang ditata berdasarkan kaidah-kaidah untuk mengespresikan citra keindahan suasana taman.

2. Unsur-unsur kegiatan yang menunjang Islamic Center a. Unsur-unsur pokok

Unsur-unsur pokok yang menentukan dalam perancangan Islamic Center adalah:

1) Pembinaan keimanan 2) Pembinaan keilmuan

3) Pengembangan amal-amal shaleh b. Kegiatan pokok penunjang

Kegiatan pokok yang terjadi dalam pelaksanaan penyelanggaraan Islamic Center, antara lain:

1) Pembinaan keimanan

Yang termasuk dalam kegiatan pembinaan keagamaan adalah kajian, pertemuan dan konsultasi tentang hal-hal yang menyangkut syari’at islam.

(25)

2) Pembinaan keilmuan

Yang termasuk kegiatan pembinaan keilmuan adalah kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan agama islam dan lain-lain

3) Pengembangan amal-amal shaleh

Yang termasuk dan kegiatan pengembangan amal-amal shaleh adalah kesejahteraan ekonomi dan social

3. Mekanisme kegiatan pada Islamic center A. Pelaku kegiatan

Pelaku kegiatan dalam Islamic Center secara umum terbagi dalam beberapa hal:

1) Pengunjung Islamic Center a) Anak-anak

Belajar, mengaji, sholat, serta mendengarkan kajian-kajian mengenai keagamaan.

b) Remaja/dewasa

Shalat, mengkaji ajaran islam lebih mendalam, serta melaksanakan pertemuan-pertemuan keagamaan

c) Orang tua

Shalat, mengkaji ajaran islam lebih mendalam, dan mengadakan pertemuan rutin

2) Pengelolah Islamic Center, dimana kegiatan pelayananya dibedakan atas:

a) Pengelolah yang melayani pengunjung yang bertatapan langsung dengan pengunjung ditempat pelatihan jamaah haji, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, dan ruang pameran.

(26)

b) Pengelolah bagian pengelolaan administrasi dimana hubunganya dengan pengunjung terbatas.

10. Macam-macam kegiatan pada Islamic Center

Adapun macam-macam kegiatan pada Islamic Center adalah:

1) Kegiatan Umum, yakni kegiatan yang dilaksanakan pengunjung didalam memanfaatkan fasilitas Islamic Center yang tersedia. Spesifikasi dari kegiatan ini adalah kegiatan belajar mengajar,

kegiatan membaca, dan kegiatan melihat-melihat. 2) Kegiatan Pengunjung

Adapun kegiatan pengunjung antara lain:

a) Kegiatan loka karya, seminar, rapat, meeting b) Perlombaan

c) Kegiatan kajian Al-Qur’an , hadist, dan segala yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

d) Kegiatan pameran

e) Kegiatan yang bersifat audio visual yaitu kegiatan yang memberikan gambaran tentang Agama Islam secara lebih mendalam 3) Kegiatan Pengelolaan

a) Kegiatan administratif, yakni kegiatan yang menyangkut pengadaan sarana bagi pengunjung, pemeliharaan, serta dana.

b) Kegiatan pelayanan bagi pengunjung baik secara langsung maupun tidak langsung.

(27)

9. Pola Kegiatan

Pola-pola kegiatan yang terjadi didasarkan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaku

kegiatan secara umum dan didasari oleh: 1) Urutan dari proses kegiatan

2) Kegiatan dan sifatnya antara lain: a) Kegiatan hubungan kegiatan

b) Kelancaran kegiatan yang berlangsung 10. Konsep Perancangan Islamic Center

Konsep Arsitektur Modern

Menurut Farnsworth House (1950), Konsep Arsitektur Modern adalah konsep yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala ornamen(bentuk mengikuti fugsi)

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia(2018), pengertian arsitektur modern dapat dijelaskan melalui dua kata yaitu Arsitektur dan Modern. Arsitektur merupakan seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya, serta metode dan rancangan rancangan suatu konstruksi bangunan. Kemudian Modern memiliki makna yaitu terbaru atau mutakhir. Maka secara harfiah Arsitektur Modern dapat di artikan sebagai seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan dengan menggunakan metode atau sesuatu yang terbaru atau termutakhir.

(28)

Wahid dan Alamsyah (2013) menyatakan bahwa pada era arsitektur modern, fungsionalisme merupakan dasar pemikiran utama. Fungsionalisme dimaksudka sebagai penghambat penggunaan yang tidak tepat dari bentuk yang penuh gaya akan tetapi tidak cocok dengan maksud bangunannya. Semboyan “Form Follow Function” yang diungkapkan oleh Louis Sullivan memberi pandangan bahwa bentuk merupakan turunan dari fungsi dan fungsi menciptakan serta mengorganisir bentuk.

Konsep yang dimiliki Arsitektur modern tersebut merupakan suatu pemikiran yang menarik inspiratif karena sesuai dengan konsep semangat islami. Pandangan ini sangan kuat pengaruhnya terhadap konsep pengaruh karya-karya Arsitektur masjid.

Menurut Tanudjaja (1997), Arsitektur Modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang berkembang seturut berjalannya periode ini.

Ciri- ciri dari arsitektur modern antara lain:

1. Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.

2. Bangunan bersifat fungsional, yaitu bangunan yang dapat mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai dengan fungsinya.

3. Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme dan abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki bentuk dasar segi empat.

(29)

4. Memperlihatkan konstruksi.

5. Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur dan tidak diberi ornamen.

6. Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal.

7. Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk elemen-elemen struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan untuk mendapatkan fleksibilitas dan variasi di dalam bangunan. 11. Studi Banding Islamic Center

a. Masjid Islamic Center Samarinda

Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakan, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.

Konsep Islamic Center ini mengusung beberapa filosofi islam ke dalam bangunanya, seperti masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dengan menara utama setinggi 99 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.

(30)

Gambar 2.4 : Fasad Bangunan Islamic Center Samarinda Sumber : uloom.id

Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara dibagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun iman,

Beberapa fasilitas yang terdapat di Islamic Center Samarinda antara lain, lantai basement digunakan untuk area parkir kendaraan dengan kapasitas 200 mobil dan 138 sepeda motor, toilet pria dan wanita untuk para jamaah. Di samping kiri dan kananya di fungsikan sebagai area parkir berkapasitas 391 mobil dan 430 sepeda motor. Di Plaza ini di sediakan keran air di sisi kiri dan kanan yang berfungsi sebagai tempat wudhu. Lantai dasar Islamic Center Samarinda difungsikan sebagai ruang pertemuan. Biasanya dipakai untuk acara seminar dan resepsi pernikahan dengan daya tampung ruangan 5000 undangan. Permukaan lantai masjid ini di tutup dengan granit pilihan dengan aneka ragam corak menampilkan nuansa hangat namun tetap sejuk dengan pemakaian AC di dalam ruangan.

(31)

Gambar 2.5 : Interior Bangunan Islamic Center Samarinda Sumber : tripadvisor.com

b. Jakarta Islamic Center

Jakarta Islamic Center adalah sebuah lembaga pengkajian dan pengembangan islam di Jakarta. JIC menempati lahan bekas kawasan pelacuran terbesar di Jakarta, yaitu Lokalisasi Kramat Tunggak.

Setelah adanya konsultasi terus menerus antara masyarakat,ulama, praktisi baik skala local maupun regional bahkan internasional akhirnya diwujudkan dalam sebuah master plan pembangunan JIC pada tahun 2002. Kemudian dalam rangka memperkuat ide dan gagasan pembangunan JIC, pada Agustus 2002 dilaksanakan Studi Komparasi ke Islamic Center di Mesir, Iran, Inggris, dan Prancis. Dan dilakukan perumusan Organisasi dan Manajemen JIC.

Selain sebagai sebuah masjid yang juga menjadi pusat kajian agama islam. JIC juga mulai dilengkapi dengan sarana pendidikan, bisnis, hingga wisma. Pada tahun 2007 pembangunan wisma dimulai

(32)

dibagi menjadi 3 gedung yaitu gedung bisnis center, convention hall atau balai, dan hotel.

Gambar 2.6. Jakarta Islamic Center Sumber : (megapolitan kompas, 2017) c. Islamic Center Kabupaten Bulukumba

Islamic Center Dato’ tiro merupakan salah satu masjid di kabupaten bulukumba dan merupakan salah satu icon di kabupaten tersebut. Dibangun pada tahun 2014 kemudian secara langsung diresmikan oleh Bupati Bulukmba . selain arsitektur dan bangunan masjid yang begitu megah dan menarik masjid tersebut memiliki suasana yang begitu nyaman.

Lantai Bangunan berbahan marmer sisi kanan kiri menggunakan jendela besar, Kubah masjid berwarnah biru terang daan warnah dominan kuning biru yang khas pada Islamic center tersebut , interior pada masjid menggunakan kaligrafi serta ornamen yang begitu mempesona dengan Kegiatan di Islamic center meliputi kegiatan ibadah, kegiatan dakwah , dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

(33)

Gambar 2.7 : Bangunan Islamic Center Dato Tiro Bulukumba Sumber : (gosulsel.com, 2020)

(34)

BAB III

TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS PERENCANAAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Letak Geografis Kab. Pinrang

Gambar : 3.1 Peta Kabupaten Pinrang Sumber :

Kabupaten Pinrang merupakan salah satu dari sekian banyak kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan yang berjumlah 27 ( 3 kotamadya 24 kabupaten)

Kabupaten pinrang yang mempunyai luas 1.9677.77 km² secara geografis terletak pada 4° 10' 30" sampai 30° 19' 13" lintang selatan dan 119° 26' 30" sampai 119° 47' 20" bujur timur dan berbatasan dengan:

a. Sebelah selatan berbatas dengan Kota Madya Pare-pare b. Sebelah utara berbatas dengan Kabupaten Tanah Toraja c. Sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Enrekan

(35)

d. Sebelah barat berbatas dengan Sulawasi Barat dan Selat Makassar

Wilayah administratif Kabupaten Pinrang terbagi menjadi 12 kecamatan dan 104 kelurahan/desa (39 kelurahan 65 desa)

Berikut adalah 3 lokasi yang ditinjau untuk pemilihan tapak yang sesuai dan strategis untuk proyek Islamic Center di Kabupaten Pinrang.

Table 3.1: Analisis Pemilihan Lokasi

LOKASI A LOKASI B LOKASI B

Jl. Sultan Hasanuddin Jl. Bintang Jl. Jend. Sudirman

Kriteria Bobot Kriteria Bobot Kriteria Bobot

 Akses dengan kampus dan pusat perbelanjaan 4  Akses dekat dengan perkantoran 4  Akses dekat dengan perkantor an & bisnis 4  Kondisi dilokasi ini selalu padat kendaraan 2  Kondisi lokasi memiliki kepadatan yang tinggi 3  Kondisi lokasi berkontur datar dan didukung prasarana yang baik 4  Kawasan perkantoran, pendidikan, perdaganga n & jasa. 3  Kawasan perkantor an, pendidika n, perdagan gan & jasa. 4  Merupakan kawasan campuran bisnis 4 Total 12 9 11

(36)

Lokasi proyek yang terpilih adalah: Jl. Sultan Hasanuddin, Kelurahan Palia, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Luas Site: 252x115 = 28.980 M2 / 2.890 Ha

Gambar 3.2 : Dimensi Tapak

Sumber : Analisis penulis, (2020). KDB : 60% terbangun : 60% x 28.980 m2 : 17.388 m2 : 40% tidak terbangun : 30.450 m2 – 18.270 m2 : 17.388 m2

Gambar 3.3 : Lokasi Tapak

(37)

 Pencapaian

Berdasarkan gambar , akses masuk ke tapak hanya melalui jalan Sultan Hasanuddin yang berada di sebelah utara-selatan dari tapak. Moda transportasi yang dapat mencapai lokasi antara lain dengan kendaraan pribadi, kendaraan roda dua, roda empat

Gambar : 3.4 Jalur Pencapaian pada Tapak Sumber : (www.google.co.id/maps)

3. Keadaan Wilayah

Lokasi bangunan untuk desain perancangan yang terpilih adalah Jl. Sultan Hasanuddin, Kelurahan Maccinae, Kecamatan Palia, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Luas site: 252x115 = 28.980 M2 / 2.890 Ha - Sebelah Utara: Perumahan

- Sebelah Selatan: Lahan kosong - Sebelah Timur: Kampus

(38)

Gambar : 3.5 Eksisting tapak Sumber : Dokumentasi pribadi, (2020). B. Analisi Tapak

1. View

Pada lokasi perancangan Islamic Center yang terletak pada Jalan Sultan Hasanuddin Kabupaten Pinrang terdapat area yang berbatasan langsung dengan tapak. Pandangan ke arah tapak akan mempengaruhi dalam proses perancangan dan bisa menjadi faktor pendukung. Adapun analisis orientasi pada view adalah:

Gambar : 3.6 view tapak

(39)

Ada beberapa potensi tapak orientasi view dari dalam dan luar tapak di antaranya sebagai berikut :

- Potensi

Memiliki view yang baik karena menghadap ke jalan utama

Gambar : 3.7 Output orientasi view Sumber: Olah data lapangan, juni 2020 2. Analisis kebisingan

Berdasarkan hasil pengamatan, lokasi tapak yang berada dipinggil jalan utama menjadikan faktor kebisingan untuk lebih diperhatikan. Diketahui bahwa sumber kebisingan yang paling tinggi berada dijalan utama yang berada didepan lokasi karenah merupakan akses kepemukiman warga. Dari data diatas dapat diambil kesimpulan, adalah menempatkan bangunan dibagian dalam tapak dan penggunaan beberapa pohon untuk mengurangi frekuensi kebisingan.

(40)

Gambar : 3.8 Analisis Kebisingan (sumber: Olahan Sendiri, 2020)

Dari hasil analisis kebisingan pada tapak maka perancanganya akan memaksimalkan RTH dengan pohon perdu ataupun semak untuk menyerap polusi udara dan meredam kebisingan karena memiliki daun yang padat dan peletakan bangunan dijauhkan dari sumber kebisingan.

3. Analisis Sirkulasi

Gambar : 3.9 Analisis Sirkulasi (sumber: olahan sendiri, 2020)

(41)

Dalam menganalisis tapak, pola sirkulasi perlu diperhatikan agar semua kegiatan dapat berlangsung dengan lancar, serta untuk memudahkan pencapaian dan pengontrolan terhadap unit-unit bangunan. Sirkulasi kendaraan pada jl. Sultan Hasanuddin adalah 2 jalur dan 2 arah. Terdapat pusat hiburan keluarga, pusat perbelanjaan, dan pemukiman di sekitar lokasi.

Gambar : 3.10 Output Analisis Sirkulasi (sumber: olahan sendiri,2020)

Tanggapan dari analisis sirkulasi :

a) Entrance dan jalur exit kendaraan dibuat terpisah untuk menghindari kemacetan.

b) Lebar jalan yang disediakan untuk sirkulasi kendaraan disesuaikan dengan kebutuhan satu mobil dan satu arah selebar 8 m, kecuali dropping area dirancang lebih lebar untuk mengantisipasi penumpukan mobil pada area ini saat menurunkan penumpang masuk servis/pengelola/bus (site entrance) berada pada bagian depan (Jalan Sultan Hasanuddin) >50 m dari main enterance dan pintu keluar berada

(42)

c) Bagian A dijadikan enterance dan bagian B adalah pintu keluar kendaraan.

d) No.3 sebagai jalur servis Bagian no.4 dijadikan jalur Pejalan kaki yang mengarah langsung ke plaza Islamic Center.

4. Orientasi Matahari dan Arah Angin.

Sinar matahari yang menyinari bangunan dalam tapak tidak hanya berpengaruh teknis saja, namun dapat mempengaruhi penampilan bangunan ketika sinar matahari muncul. Oleh karena itu penataan bentuk bangunan sebisa mungkin dapat menanggulangi panas sinar matahari secara langsung masuk ke dalam bangunan dengan seperti menanam pohon-pohon yang dapat menyaring sinar matahari langsung.

Tanggapan dari analisis orientasi matahari:

a) Memberikan pelindung untuk semua lubang bangunan terhadap cahaya langsung dan tidak langsung

b) Memberikan penghalang baik berupa vegetasi ataupun shading device pada muka bangunan yang berhadapan langsung dengan matahari.

5. Kondisi Fisik Lokasi

Bentuk tapak persegi empat merupakan lahan kosong dan berkontur datar. Disekitar wilayah terdapat banyak lahan kosong. Untuk aksebilitas dapat dicapai melalui jalur darat. Dalam hal ini

prasarana jalan sangat berperan penting dalam memfasilitasi aksebilitas menuju lokasi. Untuk aksebilitas daerah didukung oleh prasarana yang baik. Lokasi ini dapat dilalui dan diakses oleh transportasi umum.

(43)

6. Karakteristik Tanah dan Iklim a) Iklim

Klasifiksi iklim menurut Smith-Ferguson, tipe iklim Wilayah Kabupaten Pinrang termasuk tipe A dan B dengan curah hujan terjadi pada bulan Desember hingga juli dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan maret . musim kemarau terjadi pada bulan juli sampai desember.

b) Tanah

Jenis tanah di kecamatan yaitu Regosol coklat kelabu; Aluvial Hidromorf; Aluvial kelabu kekuningan; regosol kelabu kekuningan.

c) Kependudukan

Badan pusat statistik dalam melakukan pendataan dengan konsep usual residence yaitu penduduk dicatat dengan dimana biasaya dia tinggal, tanpa memperhatikan apakah orang tersebut mempunyai KTP atau tidak. Dengan menerapkan batasan telah menetap diwilayah tersebut selama 6 bulan atau lebih atau kurang namun berniat tetap menetap diwilayah tersebut.

Kabupaten Pinrang Kepulauan terdiri dari 12 kecamatan, 39 kelurahan dan 69 desa. Pada tahun 2019, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.961,67 km² dan jumlah penduduk sebesar 411.837 jiwa dengan sebaran penduduk 210 jiwa/km²

(44)

C. Analisis Fungsi dan Kebutuhan Ruang 1) Fungsi

Fungsi pokok dari Islamic Center selain sebagai tempat beribadah, yaitu tempat pembinaan dan pengembangan agama Islam. Maka dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi berdasarkan tingkat kepentingannya yaitu:

a. Fungsi utama/primer, yaitu fungsi utama dari bangunan antara lain sebagai sarana peribadatan dan sarana pendidikan, pembinaan dan pengembangan.

b. Fungsi sekunder, yaitu merupakan fungsi yang muncul akibat adanya kegiatan yang digunakan untuk mendukun kegiatan utama. c. Fungsi penunjang, merupakan kegiatan yang mendukung terlaksananya semua kegiatan yang ada di islamic center.

(45)

2) Aktifitas dan pengguna data a. Pengguna

Para pengguna/pelaku yang ada di Islamic Center ini terdiri dari : 1) Pengelola

Pengelola adalah orang-orang yang mengontrol pemeliharaan gedung/ruang yang ada, dan mengawasi serta mengatur fasilitas yang ada.

2) Pengunjung

Pengunjung Islamic Center tidak hanya berasal dari Kabupaten Pinrang saja

Pengunjung Islamic Center dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a) Aktifitas pengunjung umum yaitu menggunakan fasilitas umum yang ada atau sekedar jalan-jalan

b) Aktifitas pengunjung khusus yaitu menghadiri acara pertemuan, pengajian, dll.

3) Analisis penggunaan bangunan Kegiatan dikelompokkan antara lain : a. Unsur pelaku kegiatan

b. Sifat atau karakter kegiatan

c. Pengelompokan ruang-ruang yang berfungsi sejenis. 4) Kebutuhan Ruang

Dari hasil anaisis fungsi dan study literatur maka ruang-ruang yang dibutuhkan pada Islamic Center adalah:

 Kelompok primer, merupakan kelompok yang terdiri dari fungsi ibadah, pendidikan, pembinaan dan pengembangan yaitu:

(46)

a. Masjid

b. Kantor pengelolah

 Kelompok sekunder, merupakan kelompok yang terdiri dari fungsi komersil , informasi, dan hiburan.

- Ruang multi fungsi - Kantin

 Kelompok penunjang yaitu kelompok yang terdiri dari servis, yaitu:

- Pos keamanan - Taman

D. Besaran Ruang

Besaran ruang yang dibutuhkan pada perancangan Islamic Center didasarkan pada standar luasan yang umum dipakai, yaitu:

 NAD : Neufert’s Architect Data

BPDS : Building Planning and Design Standart

BAER : Building for Administration Entertainment & Recreation  PPM : Pedoman Pembinaan Masjid

 NMH : New Metric Handbook

 PPU : PERMEN PU 30/PRT/M/2006

 As: Asumsi

(47)

Table 3.3: Besaran Ruang Islamic Center

No Ruang Kapasitas Sumber Standar Luasan

1 R.Imam/Mihr ab dan Mimbar 2 orang PPM 0,6 m x 1,2 m = 0,72 m2/orang 0,72 m2 x 2 =1,44 m2 2 R.shalat/liwan 1350 orang PPM 0,6 m x 1,2 m = 0,72 m2 /orang 0,72 m2 x 1350 = 972m 2 3. R.Shalat/Mez anine 600 orang PPM 0,6 m x 1,2 m = 0,72 m2/orang 0,72 m2 x 600= 432m2

4. R.Wudhu pria Asumsi jumlah jamaah pria 70% x 1900 = 1330 PPM Tempat wudhu = 0,01 x kapasitas. Satu tempat wudhu= 0,9 x 1= 0,9 m2/orang Tempat wudhu = 0,01 x 1330 = 13.3 Kebutuhan luas = 0,9m2 x 13.3 =- 11,97m2 5. R.Wudhu wanita Asumsi jumlah jamaan wanita 30% x 1900 =570 PPM Tempat wudhu = 0,01 x kapasitas. Satu tempat wudhu= 0,9 x 1 = 0,9m2 Tempat wudhu = 0,01 x 570 = 5,7 Kebutuhan luas = 0,9m2 x 5,7 = 5,1m2 6. Toilet pria (urinoir) 705 x 2000 = 1400 PPM Jumlah urinoir = 0,003 x kapasitas. Satu urinoir = 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 Jumlah urinoir = 0,003 x 1400 = 4,2. Kebutuhan luas = 4,2 x 0,48 m2 = 2 m2

(48)

7. Toilet pria (WC) 70% X 1900 =1300 PPM 1 WC untuk 500 orang. 1,25 x 2 = 2,5 m2 Jumlah WC = 1400 : 500 = 2,8. Kebutuhan luas = 2,8 x 2,5 m2 = 7 m2

8. Teras/Lobby 1000 orang NAD 10% Jumlah orang 10% x 1000 = 100 m2 9. Hall 500 orang As 20000 m2 10.TPA 40 orang As 300 m2 11. R. Ganti wanita 9 orang As 5,7 m2

12. R, Ganti pria 10 orang As 6,3 m2

13. R.

Alat/gudang

As 40 m2

14. Toilet pria 3 WC pria 5 urinoir 3 westafel NMH 1,8 m2 / unit 0,4 m2 / unit 0,54 m2 / unit 1,8 x 3 = 5,4 0,4 x 5 = 2 m2 0,54 x 3 = 1,62 m2

15 Toilet wanita 3 WC wanita 3 westafel NMH 1,8 m2 / unit 0,54 m2 / unit 1,8 x 3 = 5,4 0,54 x 3 = 1,62 m2 16 Toilet wanita (WC) 30% x 1900 = 600 PPM 1 WC untuk 250 orang. 1,25 x 2 = 2,5 m2 Jumlah WC = 600:250 = 2,4. Keutuhan luas 2,4 x 2,5 m2 = 6m2 17 Toilet difabel wanita

2 orang PPU & As 3,3 x 1,6 = 5,2 m2 2 x 5,2 m2 = 10,4 m2 18 R. Elektrikal / Audio 5 orang NAD 0,8 s/d 2 m2 per orang 2 m2 x 5 = 10 m2 19 Gudang 5 orang As 14 m2

(49)

Table 3.4: Besaran ruang Perpustakaan

No Ruang Kapasit

as

Sumber Standar Luasan

1 R. Pimpinan 1 ruang NAD 49 m2 49 m2

2 R. Sekretaris 2 orang NAD 10 m2 2 x 10 = 20 m2

3 R. Staf Admin 4 orang NAD 0,8 s/d 2 m2

per orang

4 x 2 = 8 m2

4 R. Staf Keuangan 4 orang NAD 0,8 s/d 2 m2

per orang

4 x 2 = 8 m2

5 R. Baca 50 orang NAD 0,8 s/d 2 m2

per orang

50 x 2 = 100 m2

7 R. Tamu 5 orang NAD 0,8 s/d 2 m2

per orang

5x 2 m2 = 10

m2

8 R. Istirahat dan pantry

1 ruang NAD 5% dari luas kantor

5% x 357,8 = 17,89 m2

9

Loker 1 ruang NAD 2% dari luas kantor 2% x 357,8 – 7,15 m2 10 Toilet 2 WC pria 4 urunoir 2 westafel 2 WC wanita 2 westafel NMH 1,8 m2 / unit 0,4 m2 / unit 0,54 m2 / unit 1,8 m2 / unit 0,54 m2 / unit 1,8 x 2 = 3,6 m2 0,4 x 4 = 1,6 m2 0,54 x 2 = 1,08 m2 1,8 x 2 = 3,6 m2 0,54m2 x 2 = 1,08m2

(50)

Table 3.6: Besaran Ruang Pujasera/Kantin

No Ruang Kapasitas Sumber Standar Luasan

1 Hall 30 orang NAD 0,9 m2 30 x 0,9 = 27

m2

2 R. Makan 200 orang NAD 1,2 m2 200 x 1,2 =

240 m2 3 Dapur 30% R.Makan BPDS 30% x 240 = 72 m2 4 Pantry 24% R. Makan BAER 25% x 240 = 60 m2 5 Counter 12% R. Makan BAER 12% x 240 = 28,8 m2 6 Gudang 50% Pantry BAER 50% x 60 = 30 m2 7 Toilet 2 WC pria urinoir 2 westafel 3 WC wanita 2 westafel NMH 1,8 m2 / unit 0,4 m2 / unit 0,54 m2 / unit 1,8 m2 / unit 0,54 m2 / unit 1,8 x 2 = 3,6 m2 0,4 x 4 = 1,6 m2 0,54 x 2 = 1,08 m2 1,8 x 3 = 5,4 m2 0,54 x 2 = 1,08 m2

Table 3.7: Besaran Ruang Pos Keamanan

No Ruang Kapasitas Sumber Standar Luasan

1 Pos pusat 5 unit 5 m2 / unit 5 x 5 = 25 m2

2 Pos penjagaan

(51)

Table 3.8: Besaran Ruang Servis dan Lapangan Parkir

No Ruang Kapasitas Sumber Standar Luasan

1 R. Pompa As 30 m2

2 R.Genzet As 30 m2

3 R. Trafo listrik As 20 m2

4. Tandon air As 30 m2

5 Gudang 2 orang NAD 15 s/d 20 m2 15 m2

6 Parkir Mobil = 40% x kapasitas pengunjung masjid = 40% x 2000 org = 800 orang Standar 1 mobil, yaitu 4 orang, jadi 800 : 4 = 200 mobil Motor = 60 % x kapasitas pengunjung masjid= 60% x 2000 org = 1200 orang. Standar 1 motor yaitu 2 orang jadi 1200 : 2 = 600 motor NAD 12,5 m2 / unit mobil 2,1 m2 / unit motor Mobil = 12,5 x 200 = 2500 Motor = 2,1 x 600 = 1260 m2 2500 + 1260 = 3760 m2 Sirkulasi 20 % 777 m2

(52)

Table 3.9. Rekapitulasi Total Besaran Ruang No Fasilitas Ruang 1 Islamic Center 2.000 m2 2 Pujasera/kantin 00 m2 3 Bangunan penunjang (perpus dan kantor pengelolah) 900 m2 4 Pos keamanan 60 m2 x 60 m2= 120 m2 5 Service dan lapangan parkir 2.106 m2 Total 17.340 Ha

Luas total lahan yang akan dibangun sekitar 17.340 Ha. luas ini masih sesuai dengan ketentuan KDB 40%-60% dari luas lahan 28.980 M2 / 2.890 Ha . Sisa lahan yang tidak terbangun akan dijadikan sebagai taman dan ruang terbuka hijau.

E. Analisis Tampilan Bentuk Bangunan

1. Jenis Massa Bangunan

Terdapat dua alternatif penentuan bentuk massa bangunan yaitu massa tunggal dan massa majemuk. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekuran

(53)

Table 3.10. Analisis Jenis Massa Bangunan

Massa tunggal Analisis

Keuntungan :

- Efisiensi lahan

- Kemudahan dalam pengaturan - Orientasi kegiatan terpusat - Baik untuk lahan yang terbatas Kerugian :

- Bersifat monoton.

Massa majemuk Analisis

Keuntungan:

- Tiap aktifitas berdiri sendiri Kerugian

- Membutuhkan lahan yang luas - Kegiatan menyebar

- Ruang sirkulasi yang dibutuhkan semakin luas

Pada perancangan Islamic Center ini menggunakan massa majemuk atau bermassa banyak dengan menggunakan komposisi terpusat. Pusat orientasi kawasan yaitu bangunan Islamic Center yang merupakan bangunan utama. Untuk menghubungkan antara bangunan satu dengan bangunan yang lain dibuuatkan jalur pedestrian kemudian ditambahkan dengan vegetasi sepanjang jalur untuk mengurangi suhu panas dan berfungsi sebagai nilai estetika

(54)

F. Analisis Kelengkapan Bangunan 1. Sistem struktur

a. Lower Struktur

Lower struktur (struktur bawah) adalah struktur yang terletak dibawah permukaan tanah, seperti sloof, pondasi foot plat. Pada perancangan Islamic Center ini menggunakan pondasi foot plat dengan dimensi disesuaikan dengan

beban bangunan yang ditopang.

Gambar : 3.11 pondasi foot plat

Sumber: (https://www.google.com/pondasi+garis) Diakses April 2020

b. Upper Struktur

Upper struktur (struktur atas) adalah struktur yang terletak di atas lower struktur, seperti kolom, balok, ringbal dan rangka atap. Pada perancangan Islamic Center ini menggunakan struktur beton dan rangka atap menggunakan atap baja ringan

(55)

Gambar : 3.12 Struktur beton bertulang Sumber: (https://www.google.com/struktur+beton)

Diakses April 2020

Gambar : 3.13 Struktur Rangka atap baja ringan

Sumber: (https://www.google.com/struktur+atap+baja+ringan) Diakses April 2020

(56)

Sistem up struktur yang digunakan pada bangunan Islamic Center menggunakan struktur baja. Material penutup atap spandek pada struktur tambahan digunakan secondary skin untuk meredam atau mengurangi sinar matahari langsung masuk kedalam agar ruangan menjadi nyaman dan tidak panas

2. Sistem pencahayaan

Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi menjadi 2 bagian yaitu, pencahayaan alami dan buatan.

a. Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan bersumber dari energi listrik yang digunakan apabila pencahayaan alami tidak dapat menjangkau ruangan yang perlu penerangan. Adapun jenis pencahayaan yang digunakan disesuaikan dengan sifat dan macam kegiatan dalam ruangan, fungsi ruang dan warna yang digunakan.

Gambar : 3.14 Pencahayaan Buatan Sumber: (https://www.google.com/struktur+buatan)

(57)

b. Pencahayaan alami

Pencahayaan alami bersumber dari cahaya matahari yang masuk kedalam bangunan melalui bukaan-bukaan yang dibuat berdasarkan orientasi matahari pada lokasi perencanaan

3. Sistem keamanan

Untuk menjaga keamanan pengguna saat beraktifitas di ruangan perlu diberikan pelayanan keselamatan akan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin timbul seperti kebakaran, bencana alam, dan tindak kriminal

- Bahaya kebakaran

Sistem pengaman untuk mengantisipasi kebakaran disediakan alat pemadam yang praktis dan mudah dijangkau dalam bangunan rumah sakit,

antara lain:

• Heat detector, dapat mendeteksi panas seperti suhu atau temperatur.

• Fire alarm call point, yaitu sebuah tombol peringatan yang dapat ditekan ketika terjadi kebakaran.

• Hydrant box dan hydrant pillar, untuk melakukan pemadaman darurat

• Sprinkler, alat penyemprot air otomatis ketika mendeteksi kebakaran

• Alat pemadam api ringan (APAR), tabung yang berisi bahan kimia yang digunakan untuk memadamkan api dan mudah untuk dibawa

(58)

- Bahaya petir

Karena tapak berada dilokasi terbuka maka diperlukan antisipasi terhadap bahaya sambaran petir. Sistem yang digunakan adalah Franklin Rod/konvensional yaitu batang runcing yang berbentuk copper spit, diletakkan pada bagian tertinggi dari bangunan yang terhubung dengan tembaga menuju elektroda dalam tanah.

- Bahaya tindak kriminal

Closed Circuit Television (CCTV) adalah alat berupa kamera yang merekam setiap kejadian disekitar tempat alat ini dipasang, selama masih masuk dalam area cakupan kameranya. Alat ini biasanya digunakan untuk memantau keadaan sebagai pendukung sistem keamanan dan antisipasi tindakan kriminal.

Gambar : 3.15 CCTV (Closed Circuit Television) Sumber: (https://www.google.com/Closed+Circuit+television)

(59)

4. Air bersih dan Air Kotor

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan air hujan, ditampung di tempat penampungan air. Yang terbagi atas 2, satu digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari dan satu untuk penanggulangan kebakaran. Air

kebutuhan sehari-hari difilter sebelum disimpan di penampungan air

yang sudah bersih. Kemudian air di bawa ke reservoir atas., lalu didistribusikan pada tiap lantai

5. Sistem sanitasi dan plumbing

Penyaluran air bersih pada perancangan Islamic Center ini terbagi menjadi 2, yaitu tangki bawah dan tangki atas. Tangki bawah digunakan untuk fasilitas yang tidak memerlukan waktu penuh 24 jam, kecuali ada kegiatan-kegiatan tertentu yang memerlukan waktu penuh. Dan tangki atas didistribusikan hanya untuk fasilitas peribadatan yang dapat berjalan hingga pagi hari.

(60)

Untuk sistem pembuangan air kotor dan kotoran disediakan sumur resapan dan septictank, melalui pipa-pipa yang melewati shaf

Gambar : 3.17 Skema Jalur Air Kotor Sumber: Hasil Analisis, April 2020

6. Sistem penghawaan

Sistem penghawaan yang digunakan pada Islamic Center ini adalah: a. Penghawaan alami

Pada bangunan diberikan bukaan berupa lubang udara atau berupa jendela yang dapat dibuka tutup, berguna sebagai pergantian udara kotor dan udara bersih didalam bangunan. Penghawaan alami diharapkan dapat menghemat penggunaan listrik.

b. Penghawaan Buatan

Menggunakan mesin pendingin (AC) untuk pendinginan yang efektif. Sistem ini digunakan pada ruangan-ruangan tertentu yang membutuhkan penghawaan buatan, seperti:

(61)

- Ruang yang bersifat privat / ruang yang memerlkan ketenangan tanpa diganggu aktivitas dari luar ruangan

-Alat yang menggunakan pendingin hawa seperti alat-alat elektronik 7. Sistem Sirkulasi Vertikal

Pada sirkulasi ini dapat berupa tangga maupun alat transportasi lainnya seperti eskalator, ramp, lift dan lain sebagainya. Namun karena bangunan Islamic Center ini jumlah lantai yang dibutuhkan tidak sampai 4 lantai, maka alternatif yang dipilih adalah tangga. 8. Listrik

Sumber berasal dari PLN, dan Genset sebagai alternatif lain jika Listrik sedang padamia.

Analisis bahan material

Penggunaan bahan sebagai material pada perancangan Islamic Center mengacu pada tema yang digunakan yaitu Arsitekture Modern. Berikut penerapan pada bangunan :

- Struktrur denah berbentuk belah ketupat-segi empat. Mengacu pada konsep

- Penggunaan kaca, beton, dan ACP. Kaca dapat dijadikan dinding pengisi pada bangunan, jendela atau bukaan pada bangunan. Penggunaan kaca dipilih untuk memberikan efek clean,

transparant, dan glowing pada bangunan sesuai dengan fungsinya - Struktur atap menggunakan rangka baja dan dilapisi atap spandek. - Penggunaan beton dipilih agar memberikan efek masif, beton di

(62)

- Pembagian zonasi dibagi seperti perbedaan sifat ruang . Masjid dan zona.

- Menggunakan ornamen yang berhubungan dengan konsep Arsitektur Modern.

- Area fountain (wudhu) nantinya diletakkan sebelum memasuki area privat dalam kasus Islamic Center ini adalah area suci, untuk memelihara thaharah.

9. Tampilan Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan pada bangunan Islamic Center ini mengadopsi dari ciri-ciri Arsitektur Modern yaitu bentuk kotak dan disesuaikan dengan fungsi bangunan yang kemudian dilakukan penambahan bentuk dengan unsur-unsur modern agar bangunan tidak monoton.

(63)

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Tapak

1. Sirkulasi

Akses ke tapak hanya melalui Jln Sultan Hasanuddin, Entrance kedalam tapak dipisahkan berdasarkan sirkulasi kendaraan keluar.

Gambar 18: Konsep Sirkulasi. Sumber: Hasil Rancangan, 2020. 2. View

View utama berada disepanjang Jln Sultan Hasanuddin, dibagian depan terdapat pagar dan tulisan sebagai penanda.

Gambar 19. :Konsep View Sumber : Hasil Rancangan, 2020.

(64)

64 Didalam lokasi perancangan ini terdapat dua posisi view dari luar yang tepat yaitu pada bagian barat dan bagian utara. Untuk mendapatkan view yang bagus, maka posisi bangunan harus mengarah pada bagian tersebut.

3. Aksebilitas

Akses pada bangunan sangat berpengaruh bagi kenyamanan pengunjung karena dengan akses yang bagus dapat mempercepat dalam mencapai bangunan yang akan dituju. Maka dari itu dalam merancang suatu bangunan lokasi perancangan harus dekat dengan jalan raya agar bisa diakses dengan baik.

Gambar 20 :Konsep Aksebilitas. Sumber : Hasil Rancangan, 2020.

Akses utama pada site ini yaitu dari jalan Sultan Hasanuddin bagian barat site, maka penempatan pintu masuk dan pintu keluar berada pada bagian tersebut agar mudah diakses oleh pengunjung.

(65)

4. Kebisingan

Kebisingan adalah hal yang sangat berdampak pada kenyamanan pengguna atau pengunjung suatu bangunan, karena dengan kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu aktifitas seseorang. Untuk itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam merancang suatu bangunan agar dapat mengurangi kebisingan yang ada, diantaranya adalah penempatan bangunan 118 tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan menempatkan vegetasi pada sumber-sumber yang menghasilkan kebisingan.

Gambar 21 :Konsep Kebisingan. Sumber : Hasil Rancangan, 2020. 5. Sistem pencahayaan

Sistem pencahayaan pada bangunan ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

a. Pencahayaan alami

Pencahayaan alami bersumber dari cahaya matahari yang masuk kedalam bangunan melalui bukaan pada pintu masuk utama bangunan Islamic Center dan jendela.

Gambar

Gambar 2.3   :Islamic Center Dato’ Tiro Bulukumba  Sumber   :gosulsel.com
Gambar 2.5 : Interior Bangunan Islamic Center Samarinda  Sumber : tripadvisor.com
Gambar 2.6. Jakarta Islamic Center                        Sumber : (megapolitan kompas, 2017)  c
Gambar 2.7 : Bangunan Islamic Center Dato Tiro Bulukumba  Sumber : (gosulsel.com, 2020)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian ujaran kebencian (hate speech) adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan

Siswa Baru Tingkat 1 (Awal TP) : Isikan dengan Jumlah Siswa Baru Yang Diterima di Tingkat 1 pada Awal TP 2015/2016 berdasarkan Jenis Kelamin (khusus untuk kelas 1).. Jumlahnya

erosa dengan ukuran panjang cangkang yang lebih bervariasi pada stasiun III dan IV (daerah yang bersalinitas tinggi) diduga pada daerah tersebut terdapat spat

Dalam kajian ini, institusi-institusi yang terpilih ialah Masjid Putra, Masjid Negara, Masjid Wilayah yang mewakili institusi peribadatan; Universiti Islam Antarabangsa Malaysia

Untuk itu sebagai sebuah lembaga dakwah, yang harus melahirkan para juru dakwah, LDII perlu memenuhi syarat terkondisinya keadaan tersebut, yaitu melalui upaya pembangunan

Pengamatan yang dilakukan pada situs resmi Weda Bay Nikel menyebutkan bahwa proses assessment untuk memetakan dampak aktivitas penambangan bagi warisan budaya telah dilakukan

Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder; bagian-bagian hanya adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah

Remote desktop dengan Virtual Network Computing (VNC) adalah sebuah software remote control, dimana dengan melalui software ini suatu komputer dapat melakukan