• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

25 BAB III

POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING A. Populasi

1. Pengertian Populasi

Populasi berasal dari kata Population (Bahasa Inggris), yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kepen-dudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer yang dipergunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. 2. Macam-Macam Populasi

Pengelompokkan populasi berdasarkan penentuan sumber data, populasi terbagi menjadi dua yaitu:

a. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif. Misalnya jumlah siswa SLTA di Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 125.000 siswa, terdiri dari 75.000 murid laki-laki dan 50.000 murid perempuan. b. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data

yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenanya, luas populasi bersifat tak terhingga dan hanya

(2)

26

dapat dijelaskan secara kualitatif. Misalnya, jumlah pengangguran di Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun, dan tiap kota. Tidak saja perhitungan terhadap jumlah pengangguran yang ada sekarang, tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah pengangguran di waktu yang datang.

Sedangkan berdasarkan dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan, populasi homogen dan populasi heterogen. a. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota

pupolasi, memiliki sifat-sifat yan grelatif sama satu sama lainnya. Sifat populasi seperti ini banyak dijumpai pada medan eksakta, contohnya air. Air memiliki sifat yang homogen, sehingga keseluruhan yang besar tak terhingga di air, sama dengan bagian kecil dari keseluruhan tersebut. Seorang ibu membuat secangkir kopi. Untuk mengetahui kadar gula yang terkandung di dalam kopi tersebut, cukup hanya mencoba setitik air kopi yang diambil dari cangkir tersebut. Ciri yang menonjol dari populasi homogen, tidak ada perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda. Maksudnya adalah, gejala yang timbul pada satu kali percobaan atau tes merupakan gejala yang timbul pada seratus kali atau lebih kali tes terhadap populasi yang sama.

b. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif memiliki sifat-sifat individual, di mana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu dengan lainnya. Dengan kata lain, bahwa individu anggota populasi memiliki sifat yang bervariasi, sehingga memerlukan penjelasan terhadap sifat-sifat tersebut, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian sosial yang berobjekkan manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat amat unik dan kompleks kecenderungan memiliki kategori populasi heterogen.

Selain itu, dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 yaitu populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi

(3)

27

target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakukan kesimpulan penelitian kita (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).

Contoh: - Populasi umum adalah seluruh mahasiswa IAIN Surakarta - Populasi targetnya adalah seluruh mahasiswa jurusan PAI

IAIN Surakarta

- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi mahasiswa di luar jurusan PAI

Orang, benda, lembaga, organisasi, atau seluruh yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.

B. Sampel

1. Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009). Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau menentukan populasi target.

2. Pertimbangan Penentuan Sampel

Ada 4 (empat) hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian yaitu:

a. Derajat keseragaman (degree of homogenity). Makin seragam populasi makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna (completely homogenous), maka satu satuan elementer saja dari seluruh populasi sudah cukup representatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak seragam

(4)

28

(completely heterogenous), maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat memberikan gambaran yang representatif.

b. Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi presisi (ketepatan) yang dikehendaki, makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Jadi sampel yang besar cenderung memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya (true value).

c. Rencana analisa. Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisis, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi. Misalnya, kita ingin menghubungkan tingkat pendidikan responden dengan keberhasilan dalam membina rumah tangga. Kalau kita membagi tingkat pendidikan secara terinci (misalnya, belum sekolah, belum tamat SD, tamat SD, belum tamat SLTP, tamat SLTP dst) mungkin tidak cukup dengan mengambil responden 50 orang. Berbeda bila rincian tingkat pendidikan misalnya SD, SMP, SMA, dan PT.

d. Tenaga, biaya dan waktu. Kalau menginginkan presisi (ketepatan) yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisi akan menurun.

Namun kadang-kadang terjadi beberapa kekeliruan dalam penarikan sampel, antara lain: 1). Dalam menentukan populasi target, misalnya: populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja. 2). Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target, misalnya: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadap pemberian layanan BK disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang belum mendapatkan layanan BK di sekolah. 3). Salah dalam menentukan wilayah, misalnya: populasi target adalah seluruh Jateng, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan di daerah pedesaan saja.

(5)

29 C. Tehnik Sampling

Tehnik sampling merupakan tehnik dalam pengambilan sampling. Pada dasarnya tehnik sampling dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah tehnik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pemilihan sampel dengan cara probabilitas (probability) ini sangat dianjurkan pada penelitian kuantitatif.

Dalam Probability sampling, ada 4 macam tehnik yang dapat digunakan, antara lain:

a. Sampling acak (random sampling)

Sampling acak adalah sampling dimana eleman-eleman sampelnya ditentuka atau dipilih berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihannya dilakukan secara acak (Supranto, 1998). Sampling acak ini mempunyai kelemahan, antara lain: sampling jenis ini sukar atau sulit, ada kalanya tidak mungkin memperoleh data lengkap tentang keseluruhan populasi. Sedangkan ciri sampling acakan yaitu, setiap unsure dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Nasution, 2003).

Dalam penelitian hal penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan responden yang akan dijadikan sempel, maka peneliti harus mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Tehnik memilih sampling acak ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

1). Cara manual atau tradisional

Cara manual atau tradisional ini yaitu dengan cara diundi. Cara ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

 Tentukan jumlah populasi

 Daftar semua anggota dalam populasi dan masukkan dalam kotak yang ada lubang penarikan

(6)

30

 Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat

 Nomor anggota yang dikeluarkan adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian

 Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai 2). Menggunakan tabel random

Sampling acakan dengan menggunakan tabel ini mudah dilaksanakan, selain itu sampel yang diperoleh cukup presentatif asal populasi yang sesungguhnya telah diketahui. Langkah-langkah yang digunakan untuk memilih sampel, yaitu:

 Identifikasi jumlah total populasi

 Tentukan jumlah sampel yang diinginkan

 Daftar semua anggota dengan nomor kode yang diminta

 Pilih secara acak dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada didalam tabel

 Pada angka-angka yang dipilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih

 Jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam dalam sampel

 Gerakan penunjuk dalam kolom atau angka, ulangi terus hingga jumlah sampel yang diinginkan tercapai

 Membagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian

Langkah-langkah dalam penarikan sampel adalah menetapkan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan akan diwakili oleh sampel di dalam penyelidikan. Penarikan sampel dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai populasi tersebut. Dalam teknik acak ini ada beberapa macam sampling acak (Nana Syaodih, 2009), yaitu:

1. Sampling Acakan yang Sederhana (Simple random sampling)

Dalam pengambilan acakan sederhana (Simple random sampling) seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang

(7)

31

sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Setiap individu memiliki peluang yg sama untuk diambil sebagai sampel, karena individu-individu tersebut memiliki karakteristik yang sama. Setiap individu juga bebas dipilih karena pemilihan individu-individu tersebut tidak akan mempengaruhi individu yang lain.

2. Sampling Acakan dengan Stratifikasi (Stratified random sampling) Populasi biasanya perlu digolongkan menurut ciri (stratifikasi) tertentu untuk keperluan penelitian. Setelah melakukan stratifikasi atau penggolongan menurut cirri baru kemudian kita menentuka sampel setiap golongan secara acak

3. Sampling acakan secara proporsional (Proportionate stratified random

sampling)

4. Sampling acakan secara tak proporsional menurut stratifikasi (disproportionate stratified random sampling)

Sampling ini hampir sama dengan sampling stratifikasi, bedanya proporsi subkategori-kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi. Hal ini dilakukan karena subkategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya. Misal, kita mengambil populasi tenaga pengajar di perguruan tinggi (PT) yang terdiri atas guru besar, lektor kepala, lektor, dan asisten ahli. Misalnya sampel dapat diambil secara merata yakni untuk masing-masing kategori 1/5 atau 20 persen.

Bila jumlah sampel cukup besar, maka kepincangan sampling dengan sendirinya teratasi. Sampling ini tidak memakan banyak waktu dibandingkan dengan sampling secara proporsional. Sedangkan kelemahan sampling jenis adalah proporsi tiap kategori yang sebenarnya menurut populasi jadi terganggu.

5. Sampling Acak Klaster-Berstrata (stratified-cluster)

Random ini merupakan gabungan atau perpaduan dari cara pengambilan sampel acak berstrata dengan sampel acak cluster. Setiap populasi memiliki karakteristik yang berbeda. Populasi yang memiliki strata saja terjadi karena peneliti sendiri sudah membatasi populasinya

(8)

32

pada klaster tertentu tapi klaster ini masih cukup luas. Contoh: SMA di perkotaan. Sedangkan populasi yang memiliki klaster saja karena peneliti telah membatasi pada strata tertentu. Contoh: populasi guru-guru lulusan D3 atau S1 saja. Pengambilan sampel secara acak klaster-berstrata harus tetap memperhatikan syarat acak atau karakteristik yang sama.

b. Tehnik Klaser/Sampling Daerah/Area sampling (Cluster sampling) Area sampling ini merupakan sampling menurut daerah atau pengelompokannya Tehnik klaser ini memilih sample berdasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek secara alami berkumpul bersama. Langkah-langkah dalam menggunakan teknik klaser (Sukardi, 2003), yaitu:

 Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi  Tentukan besar sampel yang digunakan

 Tentukan dasar logika untuk menentukan klaser

 Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaser

 Daftar semua objek dalam setiap klaser dengan membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaster yang ada

 Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaser

 Jumlah sampel adalah jumlah klaser dikalikan jumlah anggota populasiper klaser

Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area sampling ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, antara lain:

 Keuntungan:

1) teknik ini dapat digunakan peneliti yang melibatkan jumlah populasi yang besar dan tersebar didaerah yang luas,

2) pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang digunakan lebih murah kerana berpusat pada daerah yang terbatas,

3) generalisasi yang diperoleh berdasarkan penelitian daerah-daerah tertentu dapat berlaku pada daerah-daerah diluar sampel.

(9)

33 c. Teknik secara stratifikasi

Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Teknik stratifikasi ini mempunyai beberapa langkah (Sukardi, 2003), yaitu:

 Identifikasi jumlah total populasi

 Tentukan jumlah sampel yang diinginkan

 Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi

 Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki

 Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random diatas

 Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada, sampai jumlah sampel yang ada.

d. Teknik secara sistematis (systematic sampling)

Teknik pemilihan sampel ini menggunakan prinsip proporsional, dengan cara menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k dimana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan (misal: 2, 4 atau 6). Pada teknik secara sistematis ini mempunyai beberapa langkah dalam memilih sampel (Sukardi, 2003), antara lain:

 Identifikasi total populasi yang akan digunakan dalam proses penelitian

 Daftar semua anggota populasi

 Berikan nomor kode untuk setiap anggota populasi  Tentukan besarnya jumlah sampel yang ada

 Tentukan proporsional sistematis k yang besarnya sama dengan jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel

(10)

34

 Ambil setiap k terpilih untuk menjadi anggota cuplikan, samapi jumlah total terpenuhi

2. Non Probability Sampling

Tehnik non probability sampling merupakan cara pengambilan sampel yang pada prinsipnya menggunakan pertimbangan tertentu yang digunakan oleh peneliti. Tehnik ini dapat dalakukan dengan mudah dalam waktu yang sangat singkat. Tapi kelemahan tehnik ini adalah hasilnya tidak dapat diterima dan berlaku bagi seluruh populasi, karena sebagian besar dari populasi tidak dilibatkan dalam penelitian. Dalam tehnik non probability sampling ini ada 4 macam tehnik memilih sampel (Nasution, 2003), yaitu:

a. Tehnik memilih sampel secara kebetulan (accidental sampling)

Tehnik ini dikatakan secara kebetulan karena peneliti memang sengaja memilih sampel kepada siapapun yang ditemui peneliti atau by accident pada tempat, waktu, dan cara yang telah ditentukan. Sampel aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada. Misal, menanyakan setiap mahasiswa yang dijumpai di perpustakaan meminta pendapat mereka tentang pelayanan perpustakaan.

Teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, kelebihan dari tehnik ini adalah mudah untuk dilakukan dan mudah memperoleh informasi yang diinginkan. Sedangkan kekurangan teknik ini adalah sampel ini sama sekali tidak representatif tentu saja tak mungkin diambil suatu kesimpulan yang bersifat generalisasi.

b. Teknik Sampling sistematis

Sampling sistematis yaitu memilih sampel dari suatu daftar menurut urutan tertentu. Cara menentukan daftar individu, yaitu:

 Tentukan besar sampel yang diinginkan

 Silidiki jumlah populasi, yaitu nama atau data pada daftar itu  Untuk menarik nama pertama cabut suatu nomor secara acakan

(11)

35

 Sebagai variasi dapat kita lakukan sebagai berikut, setelah memperoleh sejumlah individu tertentu, kita ambil lagi suatu nomor baru secara acak untuk memilih jumlah orang berikutnya dan seterusnya sampai tercapai jumlah sampel yang diinginkan.

Sampling sistematis ini mempunyai keuntungan dan kekurangan yaitu:  Keuntungan, cara ini mudah dalam pelaksanaannya dan cepat

diselesaikan serta kesalahan tentang memilih individu mudah diketahui dan tidak mempengaruhi hasil.

 Kerugian, bahwa individu yang berada diantara yang kesekian dan kesekian dikesampingkan, sehingga cara ini tidak sebaik sampling acakan.

c. Memilih sampel dengan tehnik bertujuan (purposive sampling)

Penelitian tertentu dilakukan secara intensif untuk memperoleh gambaran utuh tentang suatu kasus. Tehnik ini biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan mempelajari kasus-kasus tertentu. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu: Kelebihan: 1). Sampel ini dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dengan desain penelitian. 2). Cara ini relatif mudah dan murah untuk dilaksanakan 3). Sampel yang dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan penelitian dapat didekati. Sedangkan kurangan: 1). Tidak ada jaminan sepenu.hnya bahwa sempel itu representatif seperti halnya dengan sampel acakan atau random. 2). Setiap sampling yang acakan atau random yang tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih kepada semua anggota populasi, 3). Tidak dapat dipakai penggolongan statistik guna mengambil kesimpulan

d. Memilih sampel dengan kuota atau jatah (Quota sampling)

Sampling kuota ini merupakan metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Teknik ini juga mempunyai kekurangan dan kelebihan, yaitu: Kelebihan: 1). Dalam pelaksanaannya mudah, murah, dan cepat, 2). Hasilnya berupa

(12)

36

kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai generalisai umum. 3). Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan. Adapun Kekurangannya: 1). Kecenderungan memilih orang yang dekat dengan peneliti. 2). Memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya

e. Memilih sampel dengan cara ”getok tular” (snowball sampling)

Sampling ini digunakan untuk menyelidiki hubungan antar manusia dalam kelompok yang akrab atau menyelidiki cara-cara informasi tersebar dikalangan tertentu. Sampling ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu: Kelebihan: Sampling ini digunakan untuk meneliti penyebaran informasi tertentu dikalangan kelompok terbatas sampling serupa ini sangat bermanfaat. Dan kekurangannya: 1). Dalam penentuan kelompok bermula ada unsur subyektif , jadi tidak dipilih secara random atau acak. 2). Penanganannya sukar sekali dikendalikan jika jumlah sampel melebihi 100 orang

f. Sampling jenuh dan padat

Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila seluruh populasi dijadikan sampel (Nasution, 2003). Misal, semua guru disuatu sekolah. Sedangkan dikatakan padat bila jumlah sampel lebih dari setengah dari populasi, misalnya 250-300 orang dari populasi 500 orang. Sampling jenuh baik digunakan jika jumlah populasinya dibawah 1000 orang. tapi, apabila jumlah samplingnya lebih dari 1000 orang maka sampling jenuh tidak praktis lagi dikarenakan biaya dan waktu yang digunakan sangat banyak. D. Menentukan Ukuran Jumlah Sampel

Ketepatan jumlah anggota sampel yang diambil akan sangat mempengaruhi keterwakilan (representativeness) sampel terhadap populasi. Keterwakilan populasi akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari hasil penelitian. Semakin besar ukuran sampel akan semakin mewakili popul. Biasanya para peneliti ingin bekerja dengan sampel sekecil mungkin,

(13)

37

karena semakin besar jumlah sampel yang digunakan maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan, makin banyak tenaga yang digunakan dan semakin lama waktu yang diperlukan.

Beberapa rumus statistik dalam menentukan ukuran jumlah sampel agar jumlah sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang ada.

1. Simple random sampling atau systematic random sampling a. Untuk data kontinu rumus besar sampel adalah

N Z21-/2 2 n = --- (N-1) d2 + Z21-/2 2

di mana n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

2 = harga varians di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N = besar populasi

b. Untuk data proporsi rumus besar sampel adalah:

N Z21-/2 P (1-P)

n = --- (N-1) d2 + Z21-/2 P (1-P)

(14)

38

di mana n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku pada  tertentu

P = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N = besar populasi

2. Stratified random sampling

a. Untuk data kontinyu rumus besar sampel adalah :

di mana n = besar sampel minimum N = besar populasi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku pada  tertentu

2h = harga varians di strata-h

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

W h = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L

L = jumlah seluruh strata yang ada N2h 2h

(15)

39

b. Untuk data proporsi rumus besar sampel adalah :

di mana n = besar sampel minimum N = besar populasi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku pada  tertentu

Ph = harga proporsi di strata-h

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

W h = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L

L = jumlah seluruh strata yang ada 3. Cluster random sampling

Pada cluster random sampling, ditentukan jumlah cluster yang akan diambil sebagai sampel.

a. Data kontinu rumus besarnya sampel adalah

N Z21-/2 2

n = --- (N-1) d2 (N/C) 2 + Z21-/2 2

(16)

40

di mana n = besar sampel (jumlah cluster) minimum N = besar populasi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku pada  tertentu

2 = harga varians di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir C = jumlah seluruh cluster di populasi b. Untuk data proporsi rumus besarnya sampel adalah:

N Z21-/2 2

n = --- (N-1) d2 (N/C) 2 + Z21-/2 2

di mana n = besar sampel (jumlah cluster) minimum N = besar populasi = mi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku pada  tertentu

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir C = jumlah seluruh cluster di populasi 2 = (ai – mi P)2/(C’-1) dan P = ai /mi

ai = banyaknya elemen yang masuk kriteria pada cluster ke-i

mi = banyaknya elemen pada cluster ke-i C’ = jumlah cluster sementara

(17)

41

Selain rumus di atas, terdapat berbagai macam rumus lain untuk menghitung besarnya sampel, antara lain dua formula berikut :

1. Rumus Slovin sebagai berikut:

2. Rumus Yamane sebagai berikut:

Dimana:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

d & e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoler Contoh penerapannya sebagai berikut: Sebuah penelitian dengan jumlah populasi 500, sebagaimana pada tabel di bawah:

Kelas Jumlah Siswa

1 200

2 150

3 150

Total 500

Dengan populasi yang berjumlah 500 siswa, dan jika dihitung dengan menggunakan rumus Yamane, dengan tingkat kesalahan sebesar 5% maka diperoleh ukuran sampel yang dibutuhkan adalah sejumlah :

(18)

42

Maka ukuran sampel (minimal) yang diperlukan untuk penelitian tersebut adalah sejumlah 223 siswa, dan karena populasinya berkelas (berstrata) maka besarnya sampel untuk masing-masing kelas adalah :

Penentuan jumlah sampel, juga diperbolehkan dengan menggunakan tabel berikut ini.

223

n

222,222

n

2,25

500

n

1

1,25

500

n

1

)

500(0,0025

500

n

1

500(0,05)

500

n

1

Nd

N

n

2 2

223

sampel

Total

67

x223

500

150

3

Kelas

67

x223

500

150

2

Kelas

89

x223

500

200

1

Kelas

(19)

43

TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10 %

N Siginifikasi N Siginifikasi 1% 5% 10% 1% 5% 10% 10 10 10 10 280 197 155 138 15 15 14 14 290 202 158 140 20 19 19 19 300 207 161 143 25 24 23 23 320 216 167 147 30 29 28 28 340 225 172 151 35 33 32 32 360 234 177 155 40 38 36 36 380 242 182 158 45 42 40 39 400 250 186 162 50 47 44 42 420 257 191 165 55 51 48 46 440 265 195 168 60 55 51 49 460 272 198 171 65 59 55 53 480 279 202 173 70 63 58 56 500 285 205 176 75 67 62 59 550 301 213 182

(20)

44 80 71 65 62 600 315 221 187 85 75 68 65 650 329 227 191 90 79 72 68 700 341 233 195 95 83 75 71 750 352 238 199 100 87 78 73 800 363 243 202 110 94 84 78 850 373 247 205 120 102 89 83 900 382 251 208 130 109 95 88 950 391 255 211 140 116 100 92 1000 399 258 213 150 122 105 97 1100 414 265 217 160 129 110 101 1200 427 270 221 170 135 114 105 1300 440 275 224 180 142 119 108 1400 450 279 227 190 148 123 112 1500 460 283 229 200 154 127 115 1600 469 286 232 210 160 131 118 1700 477 289 234 220 165 135 122 1800 485 292 235 230 171 139 125 1900 492 294 237 240 176 142 127 2000 498 297 238 250 182 146 130 2200 510 301 241

(21)

45

260 187 149 133 2400 520 304 243

270 192 152 135 2600 529 307 245

Dimana: N = jumlah populasi S = jumlah sampel

Gambar

TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU  DENGAN TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10 %

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap usulan pemberian fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus

Perforator Naegele dalam keadaan tertutup dimasukkan jalan lahir secara horisontal dengan bagian lengkung berada diatas dan ujung yang runcing mengarah kebawah dibawah

Dalam penerapan citra visual batik pada bentuk dan massa bangunan sebagai salah satu elemen perancangan kawasan Kampung Batik Jetis ada banyak hal yang

Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 0,05, maka dapat

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2015 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 3

Seleksi selama 21 generasi terhadap sifat produksi puyuh dengan kriteria bobot badan besar dan bobot telur yang kecil memberikan pengaruh respon seleksi kumulatif positif pada

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat bimbingan dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga skripsi yang berjudul “Upaya

Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi dan merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut