• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. KERANGKA KONSEP, KONSEP PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAl, DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Konsep Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. KERANGKA KONSEP, KONSEP PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAl, DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Konsep Penelitian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM ... i PRASYARAT ...ii PERNYATAAN PERSETUJUAN...iii LEMBAR PENGUJI... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... v

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xvii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 3 1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Halitosis ... 4

2.1.1 Definisi Halitosis ... 4

2.1.2 Etiologi Halitosis ... 4

2.1.3 Klasifikasi Halitosis ... 7

2.1.4 Volatile Sulphur Coumpounds ... 8

2.1.5 Patofisiologi Halitosis ... 9

2.1.6 Pengukuran Halitosis ... 12

2.2 Obat Kumur ... 14

2.2.1 Definisi Obat Kumur... 14

2.2.2 Komposisi Obat Kumur ... 15

2.2.3 Chlorhexidine... 16

(2)

BAB III. KERANGKA KONSEP, KONSEP PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAl,

DAN HIPOTESIS ... 19

3.1 Kerangka Berpikir... 19

3.2 Konsep Penelitian ... 20

3.3 Variabel dan Definisi Operasional... 21

3.4 Hipotesis ... 22

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.3 Populasi dan Sampel…… ... 25

4.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 25

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 25

4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 26

4.5 Pengumpulan Data ... 26

4.5.1 Alat dan Bahan... 26

4.5.2 Langkah Kerja... 27

4.5.2 Alur Penelitian ... 29

4.6 Analisis Data ... 29

BAB V. HASIL PENELITIAN ... 30

5.1 Deskripsi Data... 30

5.2 Ui Normalitas Data ... 32

5.3 Uji Hipotesis ... 34

BAB VI. PEMBAHASAN... 35

BAB VII. PENUTUP... 41

7.1 Kesimpulan ... 41

7.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN

(3)

ABSTRAK

PERBEDAAN EFEKTIVITAS OBAT KUMUR YANG MENGANDUNG CHLORHEXIDINE DAN ESSENTIAL OILS TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT HALITOSIS

Halitosis adalah bau yang tidak menyenangkan yang berasal dari rongga mulut dan cukup serius untuk menyebabkan rasa malu. Penyebab utama dari halitosis adalah pelepasan volatile sulphur compounds (VSCs) yang merupakan hasil produksi dari aktivitas bakteri-bakteri anaerob di dalam mulut. Salah satu cara mengatasi bau mulut adalah berkumur dengan obat kumur. Obat kumur yang tersedia di pasaran diantaranya mengandung chlorhexidine dan essential oils. Chlorhexidine adalah obat antimikroba berspektrum luas. Bertindak sebagai antiseptik, agen bakterisida yang efektif terhadap semua kategori mikroba, termasuk bakteri, ragi, dan virus. Obat kumur yang mengandung essential oils memiliki efek anti mikroba dan mencegah agregasi bakteri. Mekanismenya meliputi destruksi sel bakteri, penghambatan enzim bakteri dan ekstraksi endotoksin dari bakteri Gram negatif yang dapat menyebabkan halitosis. Tujuan penelitian: untuk mengetahui perbedaan efektivitas obat kumur yang mengandung chlorhexidine dan essential oils terhadap penurunan tingkat halitosis. Metode penelitian: penelitian eksperimental dengan subjek penelitian berjumlah 32 yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 berkumur dengan obat kumur chlorhexidine dan kelompok 2 berkumur dengan obat kumur essential oils. Pengukuran dilakukan sebelum perlakuan, 20 menit pertama, menit ke-40 dan ke-60. Data diolah dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji hipotesis non-parametrik Mann-Whitney. Hasil penelitian: menunjukan perbedaan efektivitas obat kumur yang mengandung chlorhexidine dan essential oils terhadap penurunan tingkat halitosis. Kesimpulan: chlorhexidine lebih efektif menurunkan halitosis dibandingkan essential oils.

(4)

ABSTRACT

DIFFERENT EFFECTIVENESS BETWEEN CHLORHEXIDINE AND ESSENTIAL OILS MOUTHWASHES IN REDUCING HALITOSIS LEVEL

Halitosis is a malodor comes from the oral cavity and it is quite serious problem that can cause low self-esteem to a person. Main cause of halitosis is the release of volatile sulphur compounds (VSCs) produced by anaerobic bacterial activity inside the oral cavity. One of the ways to overcome halitosis is using mouthwash. Available mouthwashes in market are chlorhexidine and essential oil. Chlorhexidine is a broad-spectrum antimicrobial drug. Its roles are as an antiseptic agent, an effective bactericidal agent against all kinds of microbe, including bacteria, yeast, and virus. An essential oils mouthwash has antimicrobial effect and prevents bacterial aggregation. Its mechanisms through bacterial cell destruction, bacterial enzyme inhibition and endotoxin extraction from Gram negative bacteria that can cause halitosis. Aim of the study: to difference between chlorhexidine and essential oils mouthwashes in reducing halitosis level. Study method: this study is an experimental study comprised 32 subjects dividing into 2 groups. Group 1 rinsed using chlorhexidine mouthwash and group 2 rinsed using essential oils mouthwash. The measurement was done before intervention, first 20 minutes, 40 minutes and 60 minutes. Collected data was analyzed using Shapiro Wilk for normality test and non parametric Mann-Whitney for statistical hypothesis test. Result: There was different effectiveness of chlorhexidine and essential oils mouthwashes in reducing halitosis level. Conclusion: Chlorhexidine is more effective in reducing halitosis compared to essential oils.

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kepercayaan diri seseorang dalam berinteraksi dengan sesamanya tergantung dari beberapa faktor salah satunya adalah keadaan rongga mulut. Seseorang akan menjadi tidak percaya diri pada saat berkomunikasi dengan lawan bicaranya apabila mengalami masalah dalam rongga mulutnya, misalnya bau mulut karena dapat mengakibatkan hal yang tidak diharapkan seperti dihindari oleh orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, masalah halitosis perlu mendapat perhatian yang serius.

Halitosis dapat dihasilkan dari berbagai sumber diantaranya sinus, saluran pencernaan, makanan yang ditelan, paru-paru dan yang paling sering adalah dari rongga mulut (Kazor dkk., 2003). Senyawa yang dominan pada halitosis adalah volatile sulfur compounds (VSCs) dengan persentase hidrogen sulfida, metil merkaptan, dan dimetil sulfida sebesar 90%. Banyak bakteri rongga mulut, khususnya spesies bakteri anaerob gram negatif yang ditemukan pada plak subgingiva, memproduksi berbagai susunan senyawa yang menyebabkan bau mulut sebagai produk metabolismenya meliputi VSCs dan short-chain organic acids seperti valeric acid, butyric acid, putrescine dan skatole (Kazor dkk., 2003).

Berbagai cara dilakukan untuk menghilangkan bau mulut salah satu yang paling umum dilakukan yaitu berkumur dengan obat kumur dan menyikat gigi. Obat kumur adalah cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut dengan tujuan : untuk menghilangkan atau menghancurkan bakteri, berperan sebagai astringent, penghasil

(6)

2

efek terapeutik dengan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi (Akande dkk., 2004).

Terdapat berbagai jenis kandungan dalam obat kumur salah satunya adalah chlorhexidine dan essential oils. Obat kumur yang mengandung chlorhexidine menghambat pembentukan VSCs dan merupakan antiseptik mulut yang efektif dengan efek antiplak dan antigingivitis (Shetty dkk., 2013). Obat kumur yang mengandung essential oils komposisinya meliputi thymol, menthol, eucalyptol, dan methyl salicylate dan digunakan untuk mencegah penyakit periodontal. Berkumur dengan obat kumur yang mengandung essential oil memiliki efek yang panjang dalam mengurangi bakteri anaerob seperti bakteri Gram-negatif anaerob dan bakteri yang memproduksi VSCs (Ramdurg dkk., 2014).

Masyarakat umum menggunakan obat kumur sebagai tambahan selain menyikat gigi dengan harapan keadaan rongga mulut tetap terjaga salah satunya yaitu terbebas dari bau mulut. Terdapat banyak iklan di media massa yang menawarkan berbagai jenis obat kumur yaitu obat kumur yang mengandung chlorhexidine dan essential oils. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan efektivitas obat kumur yang mengandung chlorhexidine dan essential oils terhadap penurunan tingkat halitosis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : apakah terdapat perbedaan efektivitas obat kumur yang mengandung chlorhexidine dan essential oils terhadap penurunan tingkat halitosis?

(7)

3

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Mengetahui perbedaan efektivitas obat kumur yang mengandung chlorhexidinie dan essential oils terhadap penurunan tingkat halitosis.

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih obat kumur yang sesuai dan efektif dalam mencegah atau mengurangi halitosis.

2. Memberikan informasi pada masyarakat dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Mikrobiologi, Periodontia, Oral Medicine dan Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat. Halitosis disebabkan oleh bakteri (mikrobiologi) yang berada pada jaringan subgingiva (periodonsium) dan juga merupakan tanda adanya kelainan rongga mulut (oral medicine). Sebelum halitosis terjadi dapat dilakukan upaya pencegahan yang masuk ke dalam ranah ilmu kedokteran gigi masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Sertifikasi Mata Pelajaran/Bidang Studi : (diisi dengan kode mata pelajaran).. Nomor Registrasi

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari memberikan daftar pertanyaan atau angket kepada pelaku bisnis di pasar Ngunut sebagai objek penelitian yang

Ada hubungan antara iklim (kejelasan organisasi, kesesuaian, standar, penghargaan, tanggung jawab, dan hubungan kerjasama) dan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja

• Hadirnya Perusahaan seyogianya memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) untuk turut serta dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di lingkungan

Pelaksanaan dilakukan setelah perawat memperoleh pelatihan tentang cara merawat klien halusinasi. Perawat menerapkan pola yang telah diajarkan selama pelatihan. Ada 5 pertemuan

Untuk menghadapi persaingan dengan jejaring sosial, layanan VoIP, serta layanan video call, penulis berpendapat akan jauh lebih efektif jika operator Seluler menyediakan layanan

Sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari dari bulan Syawwal, maka ia seperti berpuasa selama setahun penuh.”

Penelitian ini juga mengungkap adanya inkoherensi antara strategi dan rencana aksi konservasi pesut mahakam (SRAK Pesut) dengan rencana pembangunan (RPJM) dari