• Tidak ada hasil yang ditemukan

COLLABORATIVE COMMERCE PADA APLIKASI EDI ( ELECTRONIC DATA INTERCHANGE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COLLABORATIVE COMMERCE PADA APLIKASI EDI ( ELECTRONIC DATA INTERCHANGE)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

132

COLLABORATIVE COMMERCE PADA APLIKASI EDI

( ELECTRONIC DATA INTERCHANGE)

Septi Andryana

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas Nasional Jl. Sawo Manila, Pejaten Pasar Minggu No.61, Jakarta 12520

E-mail: ict@unas.ac.id

ABSTRAK

Electronic Commerce (e -Commerce) sangat mendukung dalam peningkatan, pengembangan, suatu perusahaan. Dengan adanya e-commerce akan dapat memberikan suatu kelayakan bagi pihak manajemen dalam memproses berbagai sumberdaya yang digunakan.

Aplikasi perangkat lunak komputer dan internet telah berkembang pesat pada dasawarsa ini, demikian pula degan aplikasi web dan browser internet maupun intranet. Aplikasi E-commerce telah lama berkembang diawali dengan EDI (Electronic Data Interchange) yang telah berkembang dalam lingkup internasional.

Tampilan media e-commerce menjadikan pelanggan dapat leluasa melihat segala aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam memasarkan produknya. Pemasaran terbentuk karena adanya aset yang unik sehingga menjadi sebuah jaringan pemasaran yang terdiri dari perusahaan dan pemercaya (stake holder) pendukung, karyawan, pemasok distribusi, pengecer, agen periklanan dan sebagainya seiring dengan langkah perusahaan membangun hubungan timbale balik yang saling menguntungkan..

Kata Kunci : Collaborative commerce, Electronic Data Interchange, E-commerce

I. PENDAHULUAN

Definisi E-Commerce ( Electronic Commerce) meripakan suatu cara untuk berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling (berjualan secara langsung) lewat internet yang memanfaatkan media electronik yang sekarang sudah banyak digunakan yaitu fasilitas internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and delivery”.

E-commerce akan dapat merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus dapat memotong biaya – biaya operasional untuk kegiatan trading partne (perdagangan dengan mitra bisnis) proses yang terjadi pada e- commerce meliputi : pembuatan website untuk produk dan layanan, pemesanan secara langsung, tersedianya billing atau tagihan dari seller kepada buyers, adanya otomatisasi nomor kartu kredit atau nomor rekening dari konsumen dimana pembayaran dapat dilakukan secara langsung (online ) dan penangan dari transaksi bagi perusahaan antara lain adalah dapat meningkatkan pendapatan, karena pembayaran dilakukan secara online, dan biaya lebih murah. Dapat mengurangi biaya – biaya yang ada hubungannya dengan kertas, misalnya biaya pos surat, pencetakan report dan biaya lainnya. Dapat mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer electronik sehingga pembayaran tepat waktu dan dapat langung dicek, mempercepat pelayanan kepada pelanggan dan pelayanan lebih responsive.

(2)

133 II. LANDASAN TEORI

2.1 Kegunaan Internet

Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di Amerika. Dahulu hal ini mungkin akan sulit dilakukan karena perusahaan lokal akan memiliki akses yang lebih mudah kepada pasar lokalnya. Perlu diingat, hal yang sebaliknya (perusahaan luar mengakses pasar Indonesia) dapat juga dilakukan dengan mudah. Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka pasar dalam negeri kita akan dijarah oleh perusahaan asing.

IT dan Internet dipercaya menjadi salah satu penopang ekonomi Amerika Serikat. Demikian percayanya mereka kepada hal ini sehingga pemerintah Amerika sangat bersungguh-sungguh untuk menjaga dominasi mereka dalam hal ini. Berbagai inisiatif dilaksanakan oleh pemerintah Amerika Serikat seperti dapat dilihat pada dokumen-dokumen yang dapat diperoleh di Web site mereka: “Digital Economy 2000” (Sumber: http://www.ecommerce.gov)

Ekonomi yang berbasis kepada IT dan Internet ini bahkan memiliki nama sendiri: New Digital

Networked Economy. Dalam ekonomi baru ini banyak kaidah ekonomi lama (old economy) yang

dijungkirbalikkan. Pasar modal seperti NASDAQ yang didominasi oleh saham perusahaan yang berbasis teknologi ramai diburu dan dimonitor oleh pelaku bisnis. Saham -saham perusahaan teknologi, terutama yang berbasis IT dan Internet, dicari-cari oleh orang meskipun perusahaan tersebut masih dalam keadaan merugi. Ini berbeda dengan kaidah old economy. Apakah ini sehat atau tidak, banyak sudah kajian tentang hal ini. Ada yang mengatakannya sebagai bubble economy

Di dalam industri software telah terjadi sebuah peruba han filosofi. Source code program yang semula dijaga kerahasiaannya sekarang dibuka dan dapat dibaca oleh siapa saja. Bagaimana perusahaan bisa menjual produk softwarenya? Perubahan filosofi ini dituangkan dalam sebuah model yang disebut model “Bazaar” dengan implementasi yang disebut “open source”. Contoh keberhasilan pendekatan ini adalah adanya operating system Linux yang gratis dan perusahaan Redhat yang mengkomersialkan produk Linux tersebut

2.2 Pengertian E-commerce

Aplikasi dari e-commerce yang pe rtama kali dikembangkan adalah Electronic Funds Transfer (EFT) pada awal tahun 1970. Penggunaan aplikasi tersebut dibatasi hanya pada perusahaan-perusahaan besar dan lembaga keuangan. Aplikasi selanjutnya yang berkembang adalah Electronic Data Interchange (EDI), yaitu sebuah aplikasi transfer dokumen seperti invoice dan purchase order secara elektronik. Pengguna dari aplikasi EDI lebih banyak dibandingkan EFT, yakni meliputi manufaktur, retailer , dan service provider. Perkembangan e-commerce semakin meluas sejak tahun 1990-an. Ketika itu, hampir semua perusahaan skala menengah maupun besar memiliki website untuk menjual produk/jasa mereka. AOL, eBay, VeriSign, dan Checkpoint adalah contoh-contoh pengembangan aplikasi e-commerce pure online yang sukses. GE, IBM, Intel, dan Schwab adalah contoh pengembangan aplikasi partial e-commerce yang juga sukses (untuk mengetahui beda pure

e-commerce dan partial e-commerce , baca subbab Jenis di bawah). Namun, kesuksesan ini diikuti

oleh kegagalan kebanyakkan aplikasi e-co mmerce pada tahun 1999 walaupun ketika itu Amazon.com juga mulai bertumbuh pesat

E-commerce merupakan terobosan baru dalam dunia informasi, karena dapat memberikan suatu informasi dalam bentuk lebih menarik, menyenangkan dan on line setiap saat tanpa batas waktu, asalkan semua perangkat teknologi memenuhi. Berkaitan dengan itu, perusahaan yang sudah mapan menjadikan objek dalam penerapan pamasaran melalui e -commerce.

E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan

(3)

134 perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. M. Suyanto (2003) mengatakan, e-commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, king, Chung, 2000).

Kalakota dan Whinston (1997) mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut: 1. Dari perspektif komunitas, e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan,

atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.

2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.

4. Dari perspektif on line, e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan informasi di internet dan jasa on line lainnya.

E-commerce bisa beragam bentuknya tergsntung pada tin gkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari rasional yang dimainka n oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/ organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya, strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991). Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya bisa menjual sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk konsep pemasaran menegaskan behwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan perusahaan tersebut haruslah efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan.

2.3 Model E-commerce

1. Business-to -Business (B2B): Badan usaha jenis ini menggunakan Internet untuk menghasilkan pendapatannya dengan bertransaksi dengan badan usaha lain.

2. Business-to -Customer (B2C): Badan usaha jenis ini biasanya berbentuk retailer atau pengecer di mana badan usaha menghasilkan pendapatannya dengan menjual langsung ke konsumen. Contoh badan usaha jenis ini adalah Amazon.com.

3. Business-to -Government (B2G): Badan usaha jenis ini menggunakan Internet untuk menghasilkan pendapatannya dan pelanggan utamanya adalah pemerintah.

4. Customer-to-Customer (C2C): Badan usaha jenis ini memfasilitasi perdagangan langsung antara konsumen dengan konsumen lainnya. Contoh badan usaha jenis ini adalah Ebay.com,

classified2000.com.

5. Goverment-to -Customer (G2C): Badan usaha yang membangun fasilitas satu pintu yang mudah ditemui dan mudah digunakan untuk semua layanan pemerintahan kepada warga negara, contoh pelayanan pembuatan KTP, Pendidikan, dll.

Kita mengenal adanya pure e-commerce dan partial e-commerce. Suatu e-commerce dikategorikan pure atau partial berdasarkan pada tingkat digitasi dari suatu produk yang diperdagangkan, proses, dan agen pengirimannya. Apabila segala aspek dalam sistem e-commerce

(4)

135 itu digital maka dapat dikategorikan sebagai pure commerce. Selain itu, ciri lain dari pure

e-commerce adalah organisasi penyelenggara benar -be nar organisasi online, menggunakan model

bisnis new-economy organization, dan menjual produk atau jasanya hanya secara online. Sedangkan, partial e-commerce dicirikan dengan penggabungan antara aspek digital dan tradisional/fisik, penggunaan model bisnis click -and -mortar organization (penggabungan antara

offline dan online), serta melakukan kegiatan-kegiatan bisnis utamanya di dunia nyata.

Selain itu, klasifikasi e-commerce berdasarkan kecenderungan bertransaksi yakni Business to Business (B2B), Business to Consumer (B2C), Business to Business to Consumer (B2B2C). Penggiat dari B2B adalah antar perusahaan. Sedangkan, pada B2C, suatu perusahaan menjual produk/jasa mereka kepada pembeli individual. Contoh dari B2C adalah penjualan mobil bermerek ABC kepada konsumennya. B2B2C adalah gabungan dari keduanya, di mana terdapat perusahaan yang menyediakan produk/jasa mereka kepada klien/agen dan di lain sisi klien/agen tersebut juga mempunyai customer tempat mereka menjual produk/jasa tersebut.

Hal yang menarik dari B2B dan B2C adalah bahwa B2B ternyata memiliki prospek yang lebih menguntungkan dilihat dari peta e-commerce dunia. Data Forrester Research Inc. menunjukan transaksi B2B di tahun 1998 US$43 milyard dengan tingkat pertumbuhan 99% yang mencapai US$1.3 trily un di tahun 2003. Sedangkan B2C bisa dilihat dari pembelanjaan iklan di Internet yang hanya US$ 2.8 Milyard di tahun 1998 dan meningkat ke US$ 22 Milyard di tahun 2004. Statistik Forrester Research Inc. Ini menunjukan kesimpulan yang sederhana yaitu bahwa B2B akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan B2C [2].

Selain B2B, B2C, dan B2B2C, klasifikasi e-commerce berdasarkan kecenderungan bertransaksi lainnya adalah Consumer to Business (C2B) dan Consumer to Consumer (C2C). C2B terjadi ketika seorang individu menjual produk/jasa mereka melalui internet kepada sebuah perusahaan. Sedangkan, C2C adalah ketika seorang individu melakukan penjualan produk/jasa langsung kepada individu lainnya. Menurut saya, C2C adalah model e-commerce yang menjamur di Indonesia saat ini. Contoh dari C2C adalah iklan baris dan toko-toko buku online dadakan (dimiliki oleh individu yang umumnya memanfaatkan layanan blog gratis seperti multiply).

Selain itu, ada pula yang namanya Business to Employee (B2E) dan Government to Citizens (G2C/E -Government). Pada B2E, suatu perusahaan yang menyediakan informasi mengenai suatu produk/jasa yang dijual kepada karyawannya. Sedangkan pada G2C, pemerintahlah yang menyediakan informasi, produk/jasa kepada masyarakatnya atau kepada perusahaan-perusahaan yang ada dalam pemerintahan negara tersebut.

Sebenarnya, masih banyak lagi klasifikasi e-commerce berdasarkan kecenderungan bertransaksi, antara lain Mobile Commerce (m-commerce), Location Commerce (l-commerce), Collaborative Commerce (c-commerce), dan Exchange to Exchange (E2E).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Electronic Data Interchange adalah aplikasi penggunaan teknologi Informasi yaitu merupakan suatu system pertukaran dokumen elektronik yng dikembangkan untuk penyampaian dokumen secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan EDI. Dimana setiap pelanggan memiliki identifikasi khusus yang disebut EDI number dan password yang berfungsi sebagai identitas atau alamat pelanggan jaringan serta menjamin keamanan transaksi dokumen.

Meskipun teknologi berkembang dengan pesatnya dan bukan sebagai jaminan untuk suksesnya suatu e-commerce, namun itu hanya merupakan suatu alat bukan model bisnis. Dalam e-commerce yang pertama dan terpenting adalah dalam segi perencanaan yang didasarkan pada strategi yang bisa dijala nkan. Karena model bisnis inovatif dan praktek yang solid berevolusi untuk e-commerce,

(5)

136 penerimaan publik semakin luas, dan makin banyak perusahaan yang bergabung di dalam kegiatan tersebut.

Banyak manfaat yang tercipta dari adanya e-commerce perusahaan dan ada pula faktor-faktor penghambat dalam terciptanya layanan online tersebut. Namun di antara keuntungan dan kerugian penciptaan e-commerce terdapat pula peluang-peluang maupun kesempatan untuk melakukan terobosan baru dalam meningkatkan banding produk yang menjadi daya tarik ke konsumen sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

E-commerce memungkinkan perusahaan memiliki hubungan satu-lawan-satu dengan pelanggan. Perusahaan bisa mengumpulkan informasi pemasaran yang berharga dari pelanggan berdasarkan jawaban dalam survei online yang sederhana. Suatu alamat e-mail atau formulir sederhana yang menyediakan metode menyenangkan bagi pelanggan untuk memberi umpan balik dengan segera kepada perusahaan.

IV. KESIMPULAN

Manfaat dari e-commerce bagi konsumen diantaranya dapat melayani transaksi 24 jam hampir disetiap lokasi, memberikan banyak pilihan pada pelanggan, menyediakan produk yang tidak mahal dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan pembandinagn secara tepat, pengiriman menjadi cepat, partisipasi dalam pelayanan maya (virtual action), dapat berinteraksi denagn pelanggan lain dan memudahkan persaingan. Banyak model bisnis yang bisa dipilih di dalam e-commerce. Kebanyakan bisnis model ini dapat diklasifikasikan menjadi: Business-to-Business (B2B), Business-to-Customer (B2C), Business-to-Government (B2G), Customer-to-Customer (C2C), dan Goverment-to-Customer (G2C).Pengembangan aplikasi dari electronik commerce bagi perusahaan atau suatu lembaga atau organisasi merupakan proses yang cukup rumit dan kompleks, melibatkan beberapa organisasi atau situs dalam penanganan sekuriti dan otorisasi

Perangkat lunak perlu dirancang untuk mengimplementasikan system e – commerce dalam dunia bisnis yang mendukung pemotongan rantai distribusi sehingga kunsumen dalam memperoleh suatu produk dengan harga yang lebih murah.

Karakteristik dari Business to Business adalah trading partner merupakan pertukaran informasi hanya berlangsung diantara mereka dan karena sudah mengenal, maka pertukaran dilakukan atas dasar kebutuhan dan kepercayaan,, pertukaran data dilakukan secara berulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati. Jadi service yang dipergunakan antar kedua sistem tersebut sama dan menggunakan standar yang sama pula, salah satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka lainnya untuk mengirimkan data, model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana processing Intelligence dapat didistribusikan dikedua pelaku bisnis.

Model Bisnis B2B,Yaitu penjualan produk / jasa antar perusahaan atau antar badan bisnis. C- Commerce didefinisikan sebagai hubungan komersil atas suatu kerangka kolaboratif untuk mengintegrasikan proses bisnis perusahaan, hubungan pelanggan dan mengatur batasan-batasan yang berhubungan dengan perusahaa n.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Slide Electronic Commerce Chapter 1, Fasilkom UI

[2] Artikel “Apa saja jenis e-commerce? Dan mana yang lebih mudah untuk survive?” oleh Onno W. Purbo

[3] www.kadin.or.id/webpages/nl/PDF/Newsletter

[4] http://www.verticalnet.com

(6)

137 [6] http://www.indiainfoline.com/bisc/ieec.html [7] http://www.makethemove.com [8] http://www.computinginsights.com/Topic1.html [9] http://www.apqc.org/PresFiles/smith/tsld052.htm

Referensi

Dokumen terkait

Untuk sistem pelaporannya, kami dari pihak Dago resort Hotel akan selalu membawa check list serta surat jalan, yang digunakan sebagai bukti pengiriman dan memastikan bahwa

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diketahui bahwa proses analisis kelayakan pemberian kredit yang telah dilaksanakan oleh BRI

Mereka juga tidak pernah kenal dengan tamu dari luar negeri yang pernah berkunjung ke gapoktan yaitu sebesar 80%, 60% mereka tidak pernah kenal dengan pejabat pemerintah pusat,

Sedangkan menurut istilah al-qard} adalah memberikan (menghutangkan) harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, untuk dikembalikan dengan pengganti yang sama dan

Sebaliknya jumlah individu yang rendah terdapat pada titik sampling 1,2 dan 3 yaitu berkisar antara 95 – 199 individu yang terletak pada Stasiun II yang mana

Kompetensi yang paling utama diharapkan pada materi pecahan adalah siswa mampu memahami definisi tentang bilangan pecahan serta melakukan operasi ( ) yang melibatkan

Katakanlah akan dilakukan otomatisasi terhadap proses manajemen material (materials management) dari yang bersifat manual untuk dirubah kemudian menjadi berbasis komputer

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu sampel yang digunakan dengan menggunakan kriteria tertentu, yaitu Perusahaan telah