• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi RPP Pekerjaan Bangunan Sipil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi RPP Pekerjaan Bangunan Sipil"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

271

PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL

GLOSSARY

Bangunan adalah sebuah benda hasil karya yang dibuat dengan tujuan dan fungsi tertentu, dibuat dari berbagai bahan sehingga membentuk bagian-bagian yang bermanfaat

Bangunan sipil kering, seperti pada bagian bangunan yang letaknya di atas tanah

Bangunan sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air, sehingga memperhitungkan daya dukung tanah dan hidrolika.

Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan, adalah Teknik Sipil, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Fisika bangunan, Studi kelayakan dan analisis proyek dan Manajemen untuk pengelolaan.

Ilmu Struktural adalah cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk pembangunan

Pekerjaan jalan dan jembatan, merupakan pekerjaan bangunan sipil basah, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan. Pekerjaaan jalan (transportasi), khusunya bagian perkerasan, dan drainase yang berhubungan langsung dengan daya dukung tanah, dan juga berhubungan langsung dengan air, tentu strukturnya membutuhkan perhitungan hidrolika yang membuat bagunan jalan ini masuk pada bangunan sipil basah

Pondasi dalam, adalah jenis pondasi yang kedalaman tanah keras jauh ke dalam tanah, dan ahli geoteknik merekomendasikan pondasi dalam apabila beban rancangan berat misalnya bangunan yang lebih dari dua lantai dan tanah yang keras jauh kedalam bumi.

(2)

272

A. Pendahuluan

Bangunan adalah sebuah benda hasil karya yang dibuat dengan tujuan dan fungsi tertentu, dibuat dari berbagai bahan sehingga membentuk bagian-bagian yang bermanfaat. Ilmu yang berhubungan dengan bangunan, seperti Ilmu Bangunan Gedung, yaitu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan-bangunan gedung, dan ilmu lain yang langsung maupun tidak langsung mendukung untuk perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan. Fungsi suatu bangunan gedung dapat dikelompokkan menjadi fungsi perumahan, fungsi usaha/pasar, fungsi komersil, pabrik, fungsisosial budaya dan fungsi khusus. Fungsi bangunan gedung merupakan acuan untuk persyaratan teknis bangunan gedung, baik ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalannya.

Pekerjaan bangunan sipil, adalah pekerjaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan bangunan sipil. Pada ilmu bangunan sipil (teknik sipil), dikenal dua jenis pekerjaan, yaitu;

1) Pekerjaan bangunan sipil kering, yang termasuk ke dalam pekerjaan jenis ini adalah; Pekerjaan bangunan gedung, rumah tinggal, ruko, bangunan transportasi jalan raya, bandara dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan yang termasuk pada sipil kering, yaitu pekerjaan pada bagian atas permukaan tanah, yang tidak berhubungan dengan tanah, dan air secara langsung.

(3)

273

Gambar 10-1: Bagian Pekerjaan Bagunan Sipil Kering dan Basah

(4)

274

Pemahaman tentang istilah bangunan sipil dengan ilmu teknik sipil, dapat disamakan atau dibedaan dngan penjelasan beriku ini. Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar. Kemudian cabang dari ilmu tekik sipil ini, adalah ilmu tentang mekanika, yang membahas dan mengkaji tentang struktur bangunan. Ilmu Struktural adalah cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya.Setiap bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat dipilih material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.

Ditinjau dari susunannya, bangunan gedung dapat dibedakan menjadi dua bagian , yaitu:

A. Bangunan bagian bawah: yaitu bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah, seperti sloof dan pondasi. Bangunan bawah merupakan konstruksi yang dibuat untuk menahan seluruh bangunan. B. Bangunan bagian atas: yatu bagian bangunan yang terletak di atas

permukaan tanah, seperti tembok, kolom, pintu & jendela, ringbalk, rangka atap, atap, eternity dll.

(5)

275

yang termasuk bangunan atas adalah bagian-bagian yang terletak di atas bangunan bawah, sehingga seluruh beratnya diteruskan kepada bangunan bawah sampai ke tanah dasar

B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil

Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air. Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain. Teknik bangunan adalah suatu disiplin ilmu teknik yang berkaitan dengan perencanaan, disain, konstruksi, operasional, renovasi dan pemeliharaan bangunan, termasuk juga kaitannya dengan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.Dalam bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada suatu atau pada beberapa area. Suatu pekerjaan konstruksi merupakan gabungan atau rangkaian dari banyak pekerjaan. Pekerjaan konstruksi umumnya diatur oleh seorang manajer konstruksi (construction manager), serta dilaksanakan dan diawasi oleh manajer proyek, tenaga teknik perancangan (design engineer) atau arsitek lapangan (project architect).

(6)

276

Secara umum, proyek konstruksi ada beberapa jenis, diantaranya yaitu; 1) Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction);

Merupakan suatu proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun (built environment). Pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah baik pada tingkat nasional atau daerah. Pada proyek ini elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan mengutamakan pelayanan masyarakat (public services). Beberapa proyek konstruksi yang termasuk pada jenis proyek ini antara lain proyek pembangkit listrik, jalan raya), jalan kereta api, bendungan, pertambangan, dan lainnya.

2) Konstruksi bangunan gedung (building construction); Merupakan tipe proyek konstruksi yang paling banyak dilakukan. Tipe konstruksi ini menekankan pada pertimbangan konstruksi dan teknologi praktis, dan pertimbangan pada peraturan bangunan setempat.

3) Proyek bangunan perumahan/pemukiman (residential Construction); Merupakan proyek pembangunan perumahan pemukiman didasarkan pada tahapan pembangunan yang secara serempak dengan penyediaan prasarana penunjang. Jenis proyek ini sangat memerlukan perencanaan yang matang untuk infra struktur yang ada dalam lingkungan pemukiman tersebut seperti jaringan jalan, air bersih, listrik dan fasilitas lainnya

4) Konstruksi Bangunan Industri (industrial construction); Merupakan bagian yang relatif kecil dari industri konstruksi, namun merupakan suatu komponen yang penting. Pemilik proyek (owner) biasanya merupakan suatu perusahaan atau industri besar, seperti perusahaan minyak, farmasi, kimia dan industri lain. Proses yang dilakukan dalam industri ini membutuhkan keahlian khusus di bidang perencanaan, desain dan konstruksi.

Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang-undang jasa konstruksi (UU no 18 tahun 1999), meliputi:

(7)

277

2) Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan,

bandar udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau kanal, bendungan, terowongan, struktural gedung, jalan, jembatan, reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan pemboran, dan pembukaan lahan.

3) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan produk-produk rekayasa industri. −Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan turbin,pendirian dan pemasangan instalasi pabrik, kelengkapan instalasi bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air, .minyak dan gas.

4) Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan, telekomunikasi beserta kelengkapannya.

5) Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengolahan dan penataan akhir bangunan maupun lingkungannya.

1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan

Disiplin ilmu yang relevan dengan teknik bangunan dan konstruksi antara lain: 1) Teknik Sipil untuk struktur bangunan dan pondasi

2) Arsitektur, untuk desain bangunan meliputi bentuk bangunan, fungsi, peraturan bangunan dan spesifikasinya

3) Mekanikal, untuk penghawaan, pengkondisian udara dan sistem pelayanan mekanikal bangunan, Elektrikal, untuk distribusi daya serta sistem kontrol dan elektrik bangunan

4) Fisika bangunan untuk pencahayaan dan akustika bangunan 5) Studi kelayakan dan analisis proyek secara ekonomi

6) Manajemen untuk pengelolaan atau manajemen proyek

1.1 Teknik Sipil

(8)

278

1) STRUKTUR, cabang yang mempelajari masalah struktural dari material

yang digunakan untuk pembangunan. Beberapa pilihan jenis material bangunan diantaranya: baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Dalam bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, erowongan dari pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan

2) GEOTEKNIK, cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan penye-lidikan laboratorium.

3) MANAJEMEN KONSTRUKSI, cabang yang mempelajari masalah dalam proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan peker-jaan, pengembalian modal, biaya proyek, serta semua hal yang berkaitan dengan hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai tepat waktu.

4) HIDROLOGI dan LINGKUNGAN, cabang yang mempelajari air dan lingkungan alam, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan air, gaya dorong air, dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, dam, irigasi, waduk/bendungan, kanal hingga teknik penyehatan.

5) TRANSPORTASI, cabang yang mempelajari mengenai sistem transportasi dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup bidang ini antara lain konstruksi dan pengaturan jalan raya, konstruksi bandar udara, terminal, stasiun dan manajemennya.

(9)

279

1.2 Arsitektur

Arsitektur adalah pengetahuan dan seni untuk merancang bangunan dan struktur, dalam pengertian yang lebih luas mencakup perancangan keseluruhan lingkungan terbangun, mulai dari tingkat makro untuk perencanaan kota, kawasan atau lingkungan, lansekap atau bentang alam, hingga tingkat mikro untuk perancangan detail konstruksi bangunan dan desain perabot atau furnitur. Arsitektur sebagai proses awal perencanan dan perancangan ruang dan fisik bangunan harus mempertimbangkan segala aspek kehidupan dalam prosesnya. Tujuan arsitektur yang harus dipenuhi dengan baik adalah pemenuhan akan kegunaan (fungsi), kekuatan (struktur), dan keindahan (estetika).

Bidang-bidang perancangan arsitektur meliputi:

1) Lingkungan Ruang Dalam Bangunan (Building Indoor Environment) meliputi aspek-aspek lingkungan dalam disain, analisis dan efisiensi energi, kesehatan dan kenyamanan bangunan. Kekhususan bidangnya antara lain kenyamanan termal, kualitas udara, penerangan buatan, akustik, HVAC dan sistem kontrol.

2) Building Envelope adalah suatu aplikasi yang menggambarkan semua area dari teknik bangunan, khususnya ilmu bangunan dan lingkungan ruang dalam. Bidang ini memfokuskan pada analisa dan disain selubung bangunana, meliputi ketahanan bangunan, perpindahan panas dan kelembaban serta interaksi dengan lingkungan ruang dalam.

3) Building Science menekankan pada analisis dan kontrol dari fenomena fisika yang mempengaruhi tampilan material bangunan dan sistem penutup bangunan.

4) Building Structure mempertimbangkan prinsip-prinsip mekanika struktur, perilaku material dan analisanya dan disain baja, beton bertulang, struktur bangunan kayu.

5) Manajemen Konstruksi (Construction Management) meliputi teknik konstruksi, proses konstruksi, perencanaan, penjadwalan, pengendalian proyek, pekerja dan pengaturan bangunan.

6) Computer Aided Engineering

(10)

280

1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP)

Mekanikal, elektrikal dan plambing atau MEP merupakan pekerjaan instalasi sistem dan peralatan dalam bangunan sebagai bagian dari fungsi pelayanan bangunan atau utilitas bangunan (building utility).Di Indonesia pengetahuan MEP termasuk dalam bidang-bidang ilmu teknik mesin dan teknik elektro. Keahlian MEP yang termasuk dalam bidang ilmu teknik mesin, yaitu;

1) Instalasi dan mesin-mesin generator listrik dan pompa-pompa air, mesin pengkondisian udara, lift dan eskalator, dll

2) Teknik pengelasan

3) Mesin dan alat berat konstruksi Keahlian MEP yang termasuk dalam bidang ilmu teknik elektro: − Instalasi dan peralatan daya listrik − Instalasi dan peralatan listrik penerangan − Instalasi penangkal petir − Instalasi dan peralatan telepon, jaringan komputer dan multimedia, sistem deteksi dan kontrol bangunan

1.4 Fisika Bangunan

Fisika bangunan merupakan cabang ilmu Fisika yang mempelajarifenomena fisika yang terjadi pada suatu bangunan yangmempengaruhi faktor kenyamanan manusia.Dalam pembahasan fisika bangunan yang menjadi topik utama adalahkenikmatan fisik atau Comfort. Maka permasalahan kenikmatan fisik dalamsuatu bangunan erat kaitannya dengan kenikmatan fisik bangunan, yangdiantaranya adalah :

 Pencahayaan  Temperatur udara  Kelembaban udara  Kejernihan dan oksigen

 Pergerakan udara (Angin) : berpengaruh pada  temperatur, bau, sweating (keringat), debu  Akustik

1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek secara ekonomi

(11)

281

pelaksanaan proyek bangunan tersebut di kemudian hari, sehingga diharapkan target pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai rencana.Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan proyek penegertian terbatas atau artian yang lebih luas, yaitu; artian yang lebih terbatas oleh pihak swasta tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Bagi pemerintah (lembaga nonprofit) pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif yaitu manfaat bagi masyarakat luas contohnya: penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di tempat tersebut, dan sebagainya. Bisa juga dikaitkan dengan penghematan devisa ataupun penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. Kalau seseorang atau suatu pihak melihat suatu kesempatan usaha pertanyaannya apakah kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis?.

(12)

282

C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering

Pekerjaan Struktur sebuah bangunan rumah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:Struktur bangunan bagian Atas, yaitu struktur bangunan yang berada diataspermukaan tanah, yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian atap dan rangka bangunan (dinding dan kolom) dan Struktur Bagian Bawah, yaitu strukturbangunan yang berada dibawah permukaan tanah yang dimaksud disini adalah pondasi, kedua struktur tersebut dalam pelaksanaannya harus memenuhipersyaratan sbb:

a. Kualitas bangunan yang baik

b. Keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai

c. Seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik d. Mutu pengerjaan yang baik

Pekerjaan bangunan sipil kering pada gedung atau rumah tinggal, baik perencanaan, maupun pelaksanaanya dapat kita identifikasi dari mulai bagian atas bangunan.Konsep Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi yang merupakan persiapan yang harus memiliki data yang bernilai sehingga dapat diwujudkan. Dalam bangunan sipil kering, yang menyangkut dengan perencanaan, yaitu;

1) Perencanaan teknis; menyangkuta kekutan 2) Perencanaan ekonomis; menyangkut biaya

3) Perencanaan fungsional; menyangkut penggunaan 4) Perencanaan estetika; menyangkut seni dan keindahan

5) Perencanaan standar; menyangkut standar seperti SNI dan standar perhitungan yang diakui secara internasional.

(13)

283

Gambar 10-2: Bagian Pekerjaan Sipil Kering

Pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering pada bangunan rumah, antara lain yaitu;

1) Atap dan rangka atap 2) Ring balok dan kolom 3) Dinding

4) Sloof

5) Pintu, jendela dan kunci-kunci 6) Plafon

7) Lantai

8) Finishing bagian atas

Pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering pada bangunan berdasarkan fungsi, antara lain yaitu;

(14)

284

air. Perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering tidak memperhitungkan gaya dukung tanah, dan sifat mekanik air (hidrolika) 2) Bangunan yang termasuk pad poin satu di atas, seperti; bangunan rumah

tinggal, ruko, pabrik, kantor, lapangan olah raga, pasar, sekolah perkantoran, bandara, dan lain lain.

3) Bangunan transportasi jalan; jalan aspal, jalan beton dan lain sebagainya.

1. Bangunan Rumah Tinggal

Bangunani rumah tinggal merupakan bagunan yang saat ini banyak dikerjakan oleh ahli dan pekerja teknik sipil. Bangunan rumah tinggal secara umum termasuk pada jenis bangunan sipil kering, walaupun disana ada pekerjaan bagian pondasi, tetapi porsinya sangat sedikit, sehingga kalaupun pekerjaan pondasi bangunan rumah tinggal sederhana dapat dikelompokkan pada bangunan sipil kering.

Gambar 10-3: Potongan Bangunan Rumah Tiggal Sederhana

(15)

285

pembangunan rumah tinggal sedrhana keseluruhannya dapat kita kelompokkkan pada banguna sipil kering.

Beberapa bagian pekerjaan bangunan sipil kering rumah tinggal sederhana, yaitu;

1) Pekerjaan Arsitektur dan Pekerjaan Struktur;  Kolom, Balok & Plat, Kuda-kuda

 Dinding

 Plesteran & Acian  Pelapis Lantai & Dinding

 Pekerjaan Plafond dan Langit-langit  Pekerjaan Pengecatan

 Pekerjaan Kusen dan Penggantung  Pekerjaan Pemasangan Penutup Atap

 Pekerjaan Pondasi (dapat masuk pada kelompok bangunan sipil

basah).

2) Penyusuna Daftar Pekerjaan Untuk RAB (Bill of Quantities)

Beberapa tahapan dalam pekerjaan bangunan sipil kering, sebagai contoh kita ambil pembangunan rumah tinggal sederhan, yang keseluruhan pekerjaannya dimasukkan dalam kelompom pekerjaan bangunan sippil kering, adapun tahapan yang dilaksanakan antara lain yaitu;

1) Tahap Perencanaan; Perumusan ide, akan seperti apa bangunan nanti, fungsinya, besar/luasnya, biayanya, gaya arsitekturnya dll. Perumusan untuk mengelola data awal yang ada seperti luas lahan, kondisi sekitar, peraturan-peraturan di lokasi, anggaran yang dimiliki dan sebagainya 2) Perancangan; berdasarkan rumusan ide, dimulai melakukan perancangan

bangunan, mengatur tata letak, mendisain model bangunan, hingga detail ornamentnya dan rencana instalasi.

(16)

286

4) Rencana Pelaksanaan Bangunan; Berdasarkan gambar rencana yang

telah kita miliki kita mulai membuat rencana kerja, merumuskan besaran material yang kata kita beli, tahapan pembelian material, menseleksi pelaksana bangunan, subkontraktor dan mempersiapakan kontrak kerja dengan pihak lain ( supplier bahan bangunan, pelaksana bangunan, pengawas proyek).

5) Persiapan; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;

 Pembersihan lahan dari timbunan sampah, tumbuhan liar &

binatang liar;

 Pembuatan bedeng;

 Pembuatan sumur bor bila belum tersedia air PAM;

 Pemasangan Bouwplank. Bouwplank (papan bangunan) berfungsi

untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan sesuai dengan hasil pengukuran

6) Pekerjaan Pondasi; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;

 Pekerjaan Galian Tanah, berupa pekerjaan Galian tanah, Urugan

tanah, meratakan tanah dan memadat tanah.

 Pembuatan pondasi, berupa: penggalian tanah pondasi mengikuti

gambar perencanaan sipil & memasang pondasi. 7) Pekerjaan Struktur; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;

 Pekerjaan Beton dan Pembesian Berupa pembuatan frame,

balok-balok struktur dengan beton bertulang yaitu: Sloof yang merupakan balok beton bertulang mendatar yang dibuat diatas pondasi. Colum (kolom) yang merupakan tiang tegak lurus terhadap sloof dan Ring Balk yang serupa sloof tetapi dibangun di atas kolom-kolom. Steger adalah perancah atau alat bantu mendirikan bangunan. esteger bisa berupa konstruksi tangga kayu atau besi.

8) Pekerjaan Pasangan Bata/Dinding, Plesteran dan Acian; Berupa: penyusunan bata (umumnya; batu bata / batako / bata ringan Hebel) dengan adukan semen atau semen khusus.

(17)

287

profile kasar dinding bata, struktur beton bertulang, dan pemlesteran lantai untuk mendapatkan bidang datar sehingga tertutup rapi.

10) Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela; Berupa: pemasangan kusen-kusen pada sisi-sisi dinding tertentu untuk akses keluar masuk penghuni / barang dan penghawaan udara. Pelapisan kusen, daun jendela dan pintu yang terbuat dari kayu dengan politur / melamik / cat duco, agar awet dan sedap dipandang mata. Serta pemasangan kunci-kunci pada pintu dan jendela, termasuk disini pemasangan penggantung dan handle pintu / jendela.

11) Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap; Berupa: pemasangan rangka atap (kuda-kuda, gording, nok, kaso & reng), pemasangan alumninum foil (jika perlu) dan pemasangan genteng beserta aksesories-nya.

12) Pekerjaan Plumbing, Mekanikal dan Elektrikal (M&E); Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;

 Pemasangan sanitary, Berupa: pemasangan kakus / WC, westafel,

bath up, pemanas air kamar mandi, kaca rias, dll. Sudah termasuk pemasangan kran-kran, pancuran dan semprotan air.

 Instalasi pipa air bersih, Berupa: pemasangan pipa-pipa saluran air

bersih untuk keperluan memasak, mencuci dan mandi. Pada masa kini sudah populer digunakan pipa plastik PVC.

 Instalasi pipa air kotorBerupa: pemasangan pipa-pipa saluran air

kotor / sanitasi dari hasil aktifitas memasak, mencuci, mandi dan WC serta limpahan air hujan. Pada saat ini populer digunakan pipa plastik PVC.

 Instalasi listrik Berupa: pemasangan jaringan kabel listrik dari

meteran listrik, kotak sekring / kotak MCB sampai ke titik-titik lampu penerangan, stop kontak dan saklar. Kadang disertakan pula pemasangan jaringan kabel TV dan telepon (bila ada permintaan) yang berakhir di terminal pada titik-titik tertentu. Serta berupa: pemasangan tempat lampu, saklar dan stop kontak di titik-titik tertentu.

13) Pekerjaan Finishing; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;  Pemasangan material lantai & dinding Berupa: pemasangan

(18)

288

untuk dinding di bagian-bagian tertentu, seperti kamar mandi, dapur sampai dengan fasade (tampak muka) rumah.

 Pekerjaan Finishing Kusen, Pintu dan Jendela Berupa: pelapisan

kusen, daun jendela dan pintu yang terbuat dari kayu dengan politur / melamik / cat duco, agar awet dan sedap dipandang mata. Serta pemasangan kunci-kunci pada pintu dan jendela, termasuk disini pemasangan penggantung dan handle pintu / jendela.

 Pekerjaan Plafon; Berupa: pemasangan rangka-rangka besi hollow

atau kayu kaso dan lembaran-lembaran penutup langit-langit agar terlihat rapi.

 Pekerjaan Pengecatan Berupa: pengecatan dengan cat tembok di

bagian interior dan eksterior rumah, termasuk plafond.

14) Pekerjaan Opsional / Outdoor; Pekerjaan yang bisa ditambah sewaktu-waktu, tergantung klien, misalnya : Pekerjaan Kolam Renang, Pemasangan Pagar Halaman dan Pintu Pagar, Pekerjaan Kanopi (Canopy) / Pergola, Pekerjaan Taman (Landscape), Pekerjaan Garasi /Carpor, Pembersihan Lahan, membuang material sisa, dan persiapan serah terima

 SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota  SNI 03-3434-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu

untuk bangunan dan gedung

 SNI 03-2837-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tembok

dan plesteran untuk bangunan sederhana

 SNI 03-2435-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan

penutup langit-langit untuk bangunan dan gedung

 SNI 03-2836-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

(19)

289

 SNI 03-2835-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan

persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan sederhana

 SNI 03-3436-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap

untuk bangunan dan gedung

 SNI 03-2840-1992, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk

penutup atap pada bangunan rumah dan gedung

 SNI 03-3436-1992, Tata cara perhitungan satuan pekerjaan atap untuk

bangunan dan gedung

 SNI 05-1994-F, Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk

rumah dan gedung

 PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Keputusan

Menteri PU No. 20/KPTS/1986, Peraturan Teknis pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun Keputusan Menkes No. 829/MENKES/SK/VII/1999, Persyaratan kesehatan perumahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991

D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah

(20)

290

permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air. Sebagai contoh untuk bangunan rumah tinggal yang tentu ada bangunan (konstruksi) pondasi, baik itu jenis pondasi dangkal dan pondasi dalam, termasuk dalam pekerjaan bangunan sipil basah. Namun dalam prakteknya bisa saja bangunan pondasi dangkal menjadi bagian sipil kering, disamping perhitungan gaya-gayanya sederhana, pekerjaannya juga sederhana. Lain halnya dengan pondasi dalam, seperti pondasi tiang pancang, pondasi sumuran, pondasi tiang straus, dan sebagainya yang termasuk pondasi dalam, menjadi bagian pekerjaan bangunan sipil basah.

Gambar 10-4:

Pekerjaan Pondasi Bagain Pekerjaan Bangunan Sipil Basah

Bila kita lihat gambar potongan bangunan rumah tinggal di atas, bagian pekerjaan bangunan sipil basah, dapat terlihat sesuai dengan keterangan yang diberi tanda, yaitu; bagian galian dan urugan pondasi, pembuatan pondasi, lapisan batu kosong atau aanstamping, dan lantai kerja pondasi. Beberapa bagian perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan yang termasuk pekerjaan bangunan sipil basah, antara lain adalah;

1) Pekerjaan pondasi; Terutama jenis pondasi dalam 2) Pekerjaan Jalan dan jembatan

(21)

291

5) dan lain sebagainya (berhubungan dengan tanah dan air)

1. Pekerjaan Bangunan Pondasi

Pekerjaan pondasi merupakan bangunan bawah yaitu bagian-bagian yang terletak di bawah muka lantai yang ada dalam tanah. Bangunan lain yang berhubungan dengan pondasi, seperti balok beton (sloof) dan pondasi (pondamen) dapat juga digolongkan pada bangunan basah, tetapi pada prakteknya pekerjaan tersebut masuk dalam pekerjaan bangunan sipil kering. Pondasi sebagai bangunan bawah ini dimaksudkan untuk menahan seluruh berat bangunan yang berada diatasnya termasuk berat pondasi itu sendiri dan berat tanah yang langsung diatas pondasi. Dengan demikian pondasi mempunyai hubungan langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya. Karena pondasi harus memikul beratnya sendiri dan berat bangunan bagian atas, maka konstruksi pondasi harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut;

1) Konstruksi pondasi harus terletak diatas lapisan tanah keras yang tidak mengandung humus.

2) Konstruksi pondasi harus mempunyai ukuran yang sesuai, sehingga tanah cukup kuat menahan beban. Untuk bangunan sederhana dasar pondasi harus terletak pada kedalaman 60- 80 cm dibawah muka tanah.

3) Konstruksi pondasi harus cukup kuat, sehingga tidak akan pecah karena muatan yang bekerja pada pondasi. Dan untuk bangunan-bangunan yang berat harus dihitung secara cermat dengan ilmu pondasi.

(22)

292

sudah besar, perhitungan gaya-gaya beban sudah besar, maka kita harus memasukkanny pada kelompok bangunan sipil basah.

1.1 Pondasi dangkal (shallow footing) dapat berupa antara lain, yaitu ; 1) Pondasi telapak (square footing). Dimana beban yang disalurkan

disebarkan melalui lebar telapak pondasi. Dimana intensitas beban yang diteruskan ketanah haruslah lebih kecil dari daya dukung tanah yang diijinkan.

2) Pondasi Setempat. Dibuat pada bagian yang terpisah (dibawah kolom pendukung/kolom struktur) dan juga biasa dipakai pada kontruksi bangunan kayu didaerah yang ber-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam masif dan diletakkan diatas permukaan tanah yang diratakan

3) Pondasi menerus (continous footing); Ciri-ciri Pondasi menerus adalah; Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama, Dipasang dibawah seluruh dinding penyekat dan kolom, Biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat, Untuk kondisi tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang dan bagian bawah diperlebar menjadi pelat.

Pengertian:

Pondasi merupakan suatu komponen struktur yang

sangat penting, karena semua beban yang timbul di

atasnya akan dibebankan padanya, dan selanjutnya

akan disalurkan ke lapisan tanah di bawahnya,

sehingga kemantapan berdirinya suatu bangunan

ditentukan atau tergantung pada kemantapan

konstruksi pondasinya

Mengingat:

 Pondasi dangkal, jika kedalaman tanah keras tidak

terlalu jauh dari permukaan tanah

(23)

293

Bagian pekerjaan bangunan sipil basah pada rencana dan pelaksanaan bangunan pondasi dangkal.

Gambar 10-5 : Pondasi Dangkal

Secara umum pekerjaan bangunan sipil basah, dalam pembuatan

pondasi antara lain, yaitu;

1) Mendesain dan menentukan pondasi, seperti pembuatan gambar rencana, penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS/bestek), dan lain sebagainya yang menyangkut seluruh perencanaan

2) Melaksanakan pembuatan pondasi di lapangan atau perbaikannya, baik sebagai pelaksana maupun pengawas.

(24)

294

Gambar 10-6: Pondasi Dangkal Setempat

Berbagai bentuk pondasi di atas, merupakan pekerjaan bangunan sipil basah,

aplikasi pondasi dangkal banyak digunakan pada bangunan rumah tinggal, ruko

dan kondisi kedalaman tanah keras kurang dari 2-meter.

1.2 Pondasi Dalam (Deep Footing)

Pengertian pondasi dalam adalah jenis pondasi yang kedalaman tanah keras jauh ke dalam tanah, dan ahli geoteknik merekomendasikan pondasi dalam apabila beban rancangan sangatlah berat misalnya bangunan yang lebih dari dua lantai dan tanah yang keras jauh kedalam bumi. Pondasi dalam memiliki berbagai istilah seperti; Tiang pancang (pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam tergantung disiplin keteknikan dan pembuatannya. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton prategang, dan dapat dipasang dengan cara menancapkannya atau memancangnya ke bumi (tanah), atau membor dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton masif atau beton bertulang.

Bentuk Pondasi Setempat

(25)

295

1.2 Pondasi Dalam (Deep Footing) yang antara lain adalah :

1) Pondasi Tiang Pancang. Dengan pondasi ini beban dan bobot akan disalurkan dengan mekanisme pergeseran antara tanah dan pondasi. Dan dukungan dari lapisan tanah keras pada kedalaman tertentu. Pile adalah komponen penerus bebas yang berbentuk panjang dan vertikal yang bisa dibuat dari bahan kayu, besi/baja, beton atau kombinasi diantaranya tergantung dari berat beban yang dipikul.

2) Pondasi Caisson. Merupakan jenis pondasi dalam yang mempunyai diameter tiang yang besar

(26)

296

2. Bangunan Jalan dan Jembatan

Pekerjaan jalan dan jembatan, merupakan pekerjaan bangunan sipil basah, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan. Pekerjaaan jalan (transportasi), khusunya bagian perkerasan, dan drainase yang berhubungan langsung dengan daya dukung tanah, dan juga berhubungan langsung dengan air, tentu strukturnya membutuhkan perhitungan hidrolika yang membuat bagunan jalan ini masuk pada bangunan sipil basah. Pekerjaan jembatan yang dibangun dengan perhitungan perencanaan yang memperhitungan daya dukung tanah, dan langsung berhubungan dengan tanah dan air, sehingga pekerjaan bangunan jembatan masuk dalam kategori bangunan sipil basah

2.1 Bangunan Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Tahapan kegiatan perencanaan jalan, meliputi kegiatan;

1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan

2) Kriteria perencanaan, meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas, kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.

3) Penyiapan peta planimetri, merupakan peta hasil survei topografi yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.

(27)

297

efisien dalam pelayanan arus lalu lintas dan memaksimumkan ratio tingkat pengunaan/ biaya pelaksanaan

5) Geoteknik dan material jalan, menguraikan pengolahan data geoteknik dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan dan drainase jalan 6) Perencanaan perkerasan jalan, meliputi perkerasan lentur dan kaku 7) Drainase jalan, menguraikan analisis hidrologi dan sistem serta

bangunan drainase, kebutuhan material dan sistem drainase bawah

permukaan (subdrain)

8) Bangunan pelengkap jalan, meliputi tembok penahan, rambu-rambu

lalulintas, dan sebagainya.

9) Perkiraan biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga

satuan dan dokumen pelelangan

10) Lampiran, tabel-tabel dan ketentuan lain yang dapat digunakan

untuk perhitungan.

(28)

298

Pada perencanaan alinemen (aligment) vertikal ini dipertimbangkan bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan jarak pandang, dan fungsi jalan. Pemilihan alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus dilakukan. Pada perencanaan Penampang melintang jalan, diperhitungkan dan direncanakan bagian-bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada atau tidaknya median, drainase permukaan, kelandaian lereng tebing galian dan timbunan, serta bangunan pelengkap lainnya. Penampang melintang dapat dimodifikasi untuk kondisi khusus sesuai dengan lokasi, kemiringan sisi tepi yang dituliskan harus ditentukan berdasarkan pada kondisi tanah yang umum dilokasi.

Kemudian tentang system drainase bangunan jalan raya, telah diatur dalam

TATA CARA PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN JALAN SNI 03-3424-1994, yang

memebri pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan jalan raya. Penjelasan tentang Drainase Permukaan; Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan, yang berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi tersebut Antara lain yaitu;

1) Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir

2) Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah perkerasan jalan

3) Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.

(29)

299

1) Menurunkan m.a.t sampai kedalaman min 1.00 m di bawah permukaan

tanah (di dalam base, urugan tanah atau tanah)

2) Mencegat air dari daerah sekitar agar tidak merembes ke dalam urugan tanah

(30)

300

2.2 Bangunan Jembatan

Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubunkan suatu lintasan yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara melompati rintangan tersebut tanpa menimbulkan atau menutup rintangan itu. Lintasan tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan pejalan kaki, sedangkan rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan kereta api, atau jurang (bisa juga berupa jurang pemisah antar gedung bertingkat). Jembatan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu; 1) Bangunan atas, 2) Bangunan bawah (abutment), 3) Pondasi, 4) Tumpuan, 5) Oprit, dan 6) Sandaran (railing), perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 10-11: Bagian-bagian Jembatan

Beberapa tahapan dalam perencanaan jembatan, yang semuanya merupakan bagian pekerjaan bangunan sipil basaha, antara lain yaitu;

1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan

2) Perencanaan teknis; meliputi klasifikasi jembatan, karakteristik lalu-lintas, kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.

3) Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survei topografi yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.

(31)

301

geoteknik dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan jalan/glagar, podasi dan tiang/pilar.

6) Hidrologi sungai, menguraikan analisis material yang terbawa

7) Perkiraan Biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan. Beberapa gambar rencana jembatan di bawah ini yang menjadi bagian pekerjaan sipil basah, disajikann dalam bentuk gambar dari beebrpap model jembatan yang ada di Indonesia.

(32)
(33)

303

3. Bangunan Hidrolik

Bangunan hidrolik adalah bangunan yang dapat digunakan untuk mengalihkan, membatasi, menghentikan, atau mengelola aliran air. Bangunan tersebut dibuat untuk mengatur satu atau lebih parameter yang akan diatur, seperti debit air, tinggi muka air, volume air, kecepatan air, dan arah air. Dalam pekerjaan bangunan jenis bangunan hidrolik, diantaranya adalah tanggul, pintu air, bendung, dan bendungan. Tanggul adalah istilah umum untuk menjelaskan sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan aliran air, baik air sungai, empang, kolam, situ, danau ataupun air laut. Tanggul dapat berfungsi untuk menahan air sehingga tinggi muka air meningkat, dan pada teknik irigasi, beda tinggi air ini menjad tumpuan dalam pembagian volume air dan kecepatan yang berhubungan dengan debit air. Bangunan hidrolik dapat dibuat dari bahan dari batu besar/bronjong, beton dan bahan lain yang sifatnya sementara mapun permanen.

Bendung adalah bangunan untuk mengempang air agar tinggi muka air dan aliran air dapat dikendalikan, sebagai penaik tinggi muka air dan pembagi aliran air. Sedangkan bendungan lebih mirip dengan bendung namun dengan fungsi yang lebih luas mulai dari untuk memenuhi tujuan irigasi, sumber air baku, pengendali banjir, sumber tenaga untuk pembangkit tenaga listrik sampai pada pemenuhan fungsi turisme. Bendungan biasanya dilengkapi dengan drop structure yang dapat digunakan untuk mengalirkan kelebihan air, bangunan-bangunan tersebut dapat menjadi pengendali semua parameter sesuai dengan kebutuhan

(34)

304

3.1 Perencanaan Bendung

Beberapa pekerjaan bangunan sipil basah, tentang perencanaan bendung, adapun kegiatan perencanaan bendung adalah; a) Studi kelayakan pendahuluan, b) Pre Feasibility Study), c) Studi kelayakan (Feasibility Study), d) Perencanaan teknis (Detailed Design), dan e) Pelaksanaan pembangunan (Construction)

Kegiatan Studi Kelayakan Pendahuluan, yatiu Pencarian informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-perhitungan teknis dan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yang sederhana pula. Berikut beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan data, antara lain, yaitu;

a) Peta-peta topografi b) Peta-peta geologi c) Foto udara d) Data klimatologi e) Data hidrologi

f) Data jaringan irigasi (pengairan)

g) Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik, bangunan-bangunan lama).

Kegiatan Studi Kelayakan, di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih kecil, memasang alat-alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan geologi. Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek. Kegiatan utama dalam studi kelayakan, antara lain yaitu;

(35)

305

areal rencana genangan waduk, axis bendungan, tanggul dan lokasi fasilitas bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah irigasi. Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :  Pemasangan Bench Mark (BM) baru

 Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan

daerah genanganny

 Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah

genangannya.

 Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis

Dam hingga batas daerah genangan

 Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan

 Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah genangan, yang disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan dan daerah genangan dengan beda kontur 1 m.

2) Penelitian meteorologi dan klimatologi; Data yang diperoleh adalah temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, radiasi matahari dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu. 3) Penelitian hidrologi; Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter

hidrologi yaitu besaran hujan dan debit air sebagai data masukan dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan utama, bangunan pelimpah, sedimentasi dan volume waduk

4) Penelitian Geoteknik; Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah adalah untuk meneliti, mempelajari, menyelidiki keseimbangan dan perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan, zone gempa baik di lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat dari hasil penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut akan dapat menentukan axis bendungan, tipe dan bahan bendungan serta parameter-parameter lain yang akan digunakan dalam perhitungan pondasi dan stabiltas.

(36)

306

Berikut ini beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Perencanaan Teknis, antara lain yaitu;

1) Analisis Hidrologi; Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya dengan bendungan, hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang sangat penting untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan karakteristik bangunannya. Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai informasi (data) perencanaan hidraulik dari bangunan yang akan dibuat adalah :

2) Analisis Hidroulik; Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi bangunan secara hidrolis dengan mendapatkan parameter-parameter bangunan baik ukuran maupun parameter hidraulik lainnya

3) Perhitungan Stabilitas; Kegiatan ini untuk mendapatkan tingkat stabilitas

dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya-gaya yang akan bekerja

pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan adalah akibat

berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan

beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap

lereng bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.

4) Bangunan Pelengkap; Operasional bendungan perlu ditunjang oleh

bangunan pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan

baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik.

dipakai untuk memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang

(37)

307

5) Penggambaran; Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas

ditranformasikan kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu.

Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi, denah,

potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail-detail. Hasil

penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan,

ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya.

Sehingga akan dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran biaya dan

bestek dalam pelaksanaan proyek.

6) Analisa Ekonomi; Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar

bestek didapatkan besaran tertentu. hitungan ini juga dapat dijadikan

informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule), kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan kebutuhan tenaga kerja (man power

schedule).

Kegiatan Pelaksanaan Pembangunan; Kegiatan pelaksanaan konstruksi dibuat urutan-urutan pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak

tumpang tindih

.

Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari

pembuatan jalan akses (acces road), pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan bendungan. Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan disusun secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap komponen bendungan.

Adapun ruang lingkup desain bangunan pada bendung adalah sebagai berikut;

1) Lokasi tubuh bendung

2) Tubuh bendung (tetap dan gerak) 3) Intake

4) Bangunan peredam energi 5) Bangunan pembilas

(38)

308

8) Lantai hulu dan hilir

9) Kantong lumpur 10) Peilschale

(39)

309

Gambar 10-14: Waduk dan Bendung

Waduk dan bendung, bagian perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan yang berhubungan dengan konstruksi waduk, bendung, dan banguan-bangunan pendukung lainnya, seperti pintu, pengaturan aliran air (debit), keseluruhan itu termasuk dalam kategori bangunan sipil basah.

Gambar

Gambar 10-1: Bagian Pekerjaan Bagunan Sipil Kering dan Basah
Gambar 10-2: Bagian Pekerjaan Sipil Kering
Gambar 10-3: Potongan Bangunan Rumah Tiggal Sederhana
Gambar 10-4:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi pada LPSE Kabupaten Deli Serdang untuk Paket Pekerjaan Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Pengadaan Bangunan Gedung Tempat

yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat

3 CPL-3 Merancang sistem, komponen, dan proses konstruksi bangunan sipil untuk lebih dari satu konteks keteniksipilan, yakni : gedung, bangunan air, pondasi dan bangunan

Umum : Mahasiswa secara berkelompok dapat merencanakan suatu bangunan teknik sipil (struktur gedung) secara utuh dan menyeluruh hingga proyek tersebut

• Untuk pekerjaan PEMBANGUNAN BARU Bangunan Gedung Negara, dilakukan analisis perhitungan kebutuhan biaya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya cq Direktorat Penataan Bangunan

Sedangkan untuk jenis-jenis bangunan gedung antara lain bangunan rumah tinggal, bangunan perkantoran, bangunan hotel, bangunan sekolah, bangunan pertokoan, bangunan

Setiap bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana, harus mempunyai sistem proteksi pasif yang merupakan proteksi terhadap penghuni dan harta

Salah satu bangunan dari kelas tersebut adalah bangunan dengan fungsi rumah tinggal dan kantor di Jalan Tampomas nomor 9, Bandung merupakan bangunan dari jaman kolonial Belanda