RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 1 6.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah
Posisi Kota Pasuruan dalam koordinat global adalah berada antara koordinat 11245’ – 11255’ Bujur Timur dan 735’ – 745’ Lintang Selatan. Wilayah Kota Pasuruan inidibagi menjadi 3 Kecamatan dan terbagi lagi menjadi 34 Kelurahan. Kota ini berbatasan langsung dengan :
Selat Madura di sebelah utara
Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan di sebelah timur
Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan di sebelah selatan
Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan di sebelah barat
Luas wilayah Kota Pasuruan secara keseluruhan adalah 35,29 Km2 dengan rincian: - Kecamatan Purworejo dengan luas wilayah sebesar 8,08 Km2
- Kecamatan Gadingrejo dengan luas wilayah sebesar 8,27 Km2 - Kecamatan Bugul Kidul dengan luas wilayah sebesar 11,11 Km2
- Kecamatan Panggungrejo Kidul dengan luas wilayah sebesar 7,83 Km2
Gambar 6.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Pasuruan (km2)
KECAMATAN LUAS
(km2)
PERSENTASE Sumber: Perda Kota Pasuruan No. 15 Tahun 2012
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 2
Gadingrejo 8,27 23,43
Purworejo 8,08 22,9
Bugulkidul 11,11 31,48
Panggungrejo 7,83 22,19
Jumlah 35,29 100
Sumber : PERDA Kota Pasuruan No.15 Tahun 2012
Tabel 6.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Pasuruan (km2)
Untuk lebih jelasnya lihat pada peta orientasi serta batas wilayah administratif terpampang jelasdalam Peta 6.1 Orientasi Wilayah Kota PasuruandanPeta 6.2Batas Administrasi Kota Pasuruan.
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 3
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 4
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 5 6.2.1. Penduduk
Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan memproyeksikan (berdasarkan Sensus Penduduk 2010) ada sebanyak 194.168 penduduk yang mendiami Kota Pasuruan, dengan sex ratio 98,28 atau lebih dari 50 persennya berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, sebanyak 96.226 penduduk berjenis-kelamin laki-laki dan 97.942 berjenis kelamin perempuan.
Penyebaran penduduk pada ketiga di Kota Pasuruan kurang merata. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan kepadatan penduduk masing-masing kecamatan yang berbeda secara signifikan. Kecamatan Panggungrejo yang memiliki wilayah paling padat penduduk yaitu 8.570 jiwa per Km2. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kota Pasuruan tahun 2013 adalah 5.502 jiwa per Km2.
Gambar 6.2 Piramida Penduduk Kota Pasuruan, 2013
Kecamatan Luas Penduduk KepadatanPenduduk
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Tabel 6.1Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Pasuruan, 2013
Kecamatan
JenisKelamin
Jumlah RasioJenisKelamin
Laki-laki Perempuan
Gadingrejo 21.948 21.593 43.541 101,64
Purworejo 27.115 27.233 54.348 99,57
Bugulkidul 14.380 14.792 29.172 97,21
Panggungrejo 32.783 34.324 67.107 95,51
Kota Pasuruan 96.226 97.942 194.168 98,25
Sumber : SensusPenduduk, Proyeksi
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Kota Pasuruan menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, 2013
KelompokUmur Laki-laki Perempuan Jumlah
Kota Pasuruan 96.226 97.942 194.168
Sumber : SensusPenduduk, Proyeksi
Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Kota Pasuruan menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2013
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 7
2011 2012 (Jiwa/Km2)
Gadingrejo 62.573 42.660 5.158
Purworejo 67.021 47.353 5.861
Bugulkidul 57.536 34.359 3.096
Panggungrejo *) 65.637 8.383
Jumlah 187.310 190.045 5.385
Sumber : BPS Kota Pasuruan
Tabel 6.4 Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pasuruan menurut Kecamatan.
6.3 Gambaran Topografi
Kondisi topografi Kota Pasuruan relatif datar dengan kemiringan antara 0 – 1% dan ketinggian rata-rata 4 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Tinggi DPL (m)
Gadingrejo 4
Purworejo 4
Bugulkidul 4
Panggungrejo 4
Sumber : BPN Kota Pasuruan
Tabel 6.5Ketinggian Rata-rata Masing-masing Kecamatan di Kota Pasuruan
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH Petung. Ketiga sungai diatas berfungsi sebagai drainase alam yang seluruhnya bermuara ke Selat Madura di sebelah utara Kota Pasuruan. Namun sungai-sungai tersebut memiliki daerah aliran yang sempit sehingga sering terjadi banjir sebagai akibat luasan sungai yang kurang dapat menampung curah hujan. Selain itu muara sungai Gembong berfungsi sebagai pelabuhan sungai yang hanya dapat dilayari pada saat air pasang. Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Gembong secara administratif terletak di Kabupaten dan Kota Pasuruan, DPS Welang terletak di Kabupaten Malang dan Pasuruan, DPS Gembong berada di Kabupaten Pasuruan. Sedangkan sub daerah pengaliran sungai disajikan pada Tabel 6.6 dan 6.7.
DPS / Sub DPS Luas Panjang (km2) (km)
Gembong (muara) 68.090 21.660
Tembero 43.435 13.912
SumberSuko 31.250 8.179
Sumber : Master Plan Drainase Kota Pasuruan, 2007
Tabel 6.6Luas DPS, Sub DPS dan Panjang Sungai K. Gembong
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 10
No DPS / Sub DPS Panjang Luas (km) (km2)
22 K. Sentosa 1,35 6,58
23 K. Sumbersuko 4,05 1,95
24 K. Surak 3,11 6,57
25 K. Telebuk 4,69 11,98
26 K. Wedi 4,51 1,88
27 K. Welang 19,88 62,35
28 K. Kepu 1,12 0,48
29 K. Cobanblimbing 0,90 0,90
30 K. Capang 2,32 9,43
Sumber : Master Plan Drainase Kota Pasuruan, 2007
Tabel 6.7Luas DPS, Sub DPS dan Panjang Sungai K. Sumber Made
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 11
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 12
Secara geomorfologi, Kota Pasuruan terbentang diatas dataran alluvial yang terbentuk dari campuran bahan-bahan endapan yang bersumber dari daerah tuf vulkanis intermedier pegunungan Tengger di sebelah Selatan, bukit lipatan dan batuan endapan berkapur Raci di bagian Barat dan Grati di bagian Timur.
Jenis tanah di Kota Pasuruan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
(1) Tanah hidromorfik kelabu, dengan daerah penyebaran terbatas di sepanjang pantai, meliputi kurang lebih 15% luas areal Kota Pasuruan. Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk campuran endapan baru dari sungai dan laut. Dalam keadaan basah tanah mengembang dan lengket, apabila kering tanah berkerut, terjadi celah, dan bersifat keras, sehingga tanah sulit diolah. Keasaman tanah netral sampai mendekati basa dengan kadar hara N, F, K, Ca dan Mg yang cukup tinggi. Tetapi karena kadar Na dan CI juga tinggi sebenarnya tanah jenis ini tidak sesuai untuk lahan pertanian. Tanah ini lebih sesuai untuk budidaya tambak dan penggaraman.
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 13
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 14
6.6. Gambaran Klimatologi
Berdasarkan buku Bantuan Teknis Persampahan dan Drainase Kota Pasuruan Tahun 2007 yang mendasarkan pengklasifikasian iklim pada Peta Agroklimat Jawa - Madura dari Oldeman, iklim Kota Pasuruan termasuk tipe D.2 (agak kering) dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.337 mm. Periode musim kemarau (yaitu curah hujan rata-rata hingga 100 mm/bulan) terjadi selama 7 bulan, yaitu bulan Mei sampai November. Sedangkan periode musim penghujan (yaitu curah hujan rata-rata hingga 200 mm/bulan) terjadi selama 3 bulan, yaitu bulan Januari sampai Maret.
Sebagai perbandingan juga diambil data dari Master Plan Drainase Pasuruan Tahun 2007
berupa data curah hujan harian (point rain fall) yang diambil dari pos penakar hujan P3GI di Kecamatan Bugul Kidul dari tahun 1990 – 2005. Data ini disajikan pada Tabel 6.8.
Tabel 6.8Curah Hujan Bulanan di Stasiun P3GI
TAHUN
Sumber : Master Plan Drainase, 2007
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 15
6.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi Kota Pasuruan
A. Kondisi Sosial
Tolok ukur kesejahteraan masyarakat didasarkan pada konsep Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM mencakup tiga indikator, yaitu derajat pendapatan, derajat kesehatan dan derajat pendidikan. IPM Kota Pasuruan secara umum (yaitu 0.48) masih di bawah rata-rata IPM Jawa Timur (sebesar 0.58).
Ikatan adat dan budaya setempat masih cukup kuat di kota ini. Selain itu suasana kehidupan masyarakat dalam kaitan dengan bidang keagamaan (yang juga terkait moral, motivasi dan etos kerja), sangat mendukung.
Upaya pembangunan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu rangkaian upaya mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan memberikan dampak luas. Krisis telah mengakibatkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan berdampak pula pada penurunan rasa percaya diri dalam kehidupan ekonominya. Untuk itu Pemerintah Kota Pasuruan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Upaya yang ditempuh diantaranya dengan memberikan keterampilan, kewirausahaan danmemberikan fasilitas ekonomi yang memadai bagi masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Permasalahan sosial yang ada di Kota Pasuruan antara lain anak terlantar, pengemis atau gelandangan, wanita tuna susila, korban narkotika dan anak nakal. Berikut ini disajikan informasi statistika masalah sosial di Kota Pasuruan.
Tabel6.9Permasalahan Sosial Menurut Kecamatan dan Kelurahan di Kota Pasuruan
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2008
B. Kondisi Ekonomi
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 17
Oleh karena itu, pemerintah Kota Pasuruan menaruh perhatian besar pada perkembangan ketiga potensi tersebut, tanpa mengabaikan sektor lain.
Pola pergeseran struktur perekonomian yang demikian dan didasarkan pada pengamatan lapangan menegaskan suatu kesimpulan bahwa meskipun profilnya masih sederhana tetapi hal tersebut sudah menunjukkan perkembangan ke arah modernisasi yang lebih maju. Namun demikian peningkatan nilai tambah dalam pola usaha karena perkembangan industri lebih dominan pada jenis industri non formal dan kecil.
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kota Pasuruan tahun 2007 mencapai Rp. 1.124.352.418.000,- yang berarti mengalami kenaikan sebesar Rp. 126,82 milyar atau 12,71 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2007 mencapai sebesar Rp. 326,10 milyar. Yang berarti mengalami kenaikan sebesar Rp. 16,11 milyar atau 5,20 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara rinci perbandingan pertumbuhan PDRB Kota Pasuruan Tahun 2007 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 6.10.
Tabel6.10Perbandingan Pertumbuhan PDRB Kota Pasuruan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2007 (Rp)
No Sektor/Sub Sektor Harga Berlaku Harga Konstan
1 Pertanian 80.853.589 42.331.280
2 Pertambangan dan Penggalian 2.228.586 1.438.273
3 Industri Pengolahan 331.277.875 170.494.969
4 Listrik, gas dan Air Bersih 44.041.683 25.686.009
5 Bangunan 140.997.627 67.232.142
6 Perdagangan, Hotel dan Restauran 665.430.521 335.473.367
7 Angkutan dan Komunikasi 225.092.762 119.717.822
8 Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan 142.807.658 76.659.799
9 Jasa 211.326.854 115.296.867
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2008
Dari
Tabel 6.10 dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi atas dasar harga berlaku lebihRENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KOTA PASURUAN 2014-2018
6 - 18
dan jasa) sehingga kurang memadai jika dipakai sebagai indikator. Selain itu tingkat inflasi antara daerah satu dan daerah lain tidak sama besarnya.
Peranan
gabungan dari dua sektor utama atas dasar harga konstan yang palingberpengaruh, yaitu perdagangan dan industri, mampu mendominasi andil terhadap total PDRB. Bahkan tingkat pertumbuhan sektor utama ini dapat mempengaruhi besaran pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Dalam struktur PDRB, perbedaan laju pertumbuhan antar sektor berakibat berubahnya kontribusi struktur ekonomi yang pada gilirannya menyebabkan pergeseran sektor yang berperan di dalamnya.