• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stroke dan pola hidup pasien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Stroke dan pola hidup pasien"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

CAREGIVER

PERAWATAN SEHARI – HARI PASIEN STROKE

Stroke &

Pola Hidup

Pasien

Disusun oleh:

(2)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

PANDUAN CAREGIVER :

PERAWATAN SEHARI – HARI PASIEN STROKE Seri 1 : Stroke & Pola Hidup Pasien

Tim Penyusun : Anis Ika Nur Rohmah Anja Hesnia Kholis Ginanjar Sasmito Adi Junaedi Yunding Jufrika Gusni

Pembimbing :

Yunisar Gultom, S.Kp, MCIN Ns. Siti Aisah , S.Kep. Ns. Winda Wati, S.Kep.

Prof. DR. Ratna Sitorus, S.Kp, M.App.Sc I Made Kariasa, S.Kp., MM, M.Kep., Sp.KMB dr. Mohammad Kurniawan, Sp.S (K), FICA

(3)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

(4)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

# Fungsi Otak

Otak merupakan pusat kendali yang mengelola semua

kegiatan fisik, mental dan fungsi emosional manusia. Hal itu termasuk :

Motorik – fungsi pergerakan dan koordinasi gerakan • Sensorik – seperti rasa raba,

sentuhan dan nyeri

Persepsi – bagaimana kita mengartikan informasi dari perasaan kita.

Penglihatan – bagaimana cara melihat

Kognitif – berpikir, mengingat, memahami, perencanaan, dan pemecahan masalah

Komunikasi – bicara dan memahami bahasa • Kepribadian – emosi dan perilaku

(5)

Booklet Panduan Caregiver Stroke Otak bagian kiri

mengendalikan :

• Pergerakan anggota tubuh dan sensasi (seperti rasa raba, sentuhan dan nyeri) dari tubuh bagian kanan • Fungsi memahami masalah • Memahami tulisan dan

bahasa

• Kemampuan

mempertimbangkan

Otak bagian kanan mengendalikan :

• Fungsi pergerakan anggota tubuh dan sensasi dari tubuh bagian kiri

• Fungsi seni seperti : musik, tarian, wawasan.

• Persepsi : kesadaran akan lingkungan sekitarnya.

Tangan Kanan

Musik Tangan Kiri

Otak Bagian Kiri Otak Bagian Kanan

Pemahaman

Pertimbangan Kesadaran dan

Wawasan kreativitas

Kesenian

(6)

Booklet Panduan Caregiver Stroke # Memahami Stoke

Stroke adalah serangan mendadak pada bagian otak yang disebabkan karena terhentinya aliran darah di otak atau yang menuju ke otak. Daerah otak yang terkena akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal ini akan merusak sel saraf dan menyebabkan gangguan fungsi daerah otak tersebut. Jika aliran darah tidak dikembalikan segera, maka sel saraf yang rusak akan mati dan terjadi kerusakan fungsi otak selamanya. Sel saraf yang mati tidak dapat diganti atau dikembalikan.

# Jenis Stroke

Stroke dapat dibagai menjadi dua, yaitu : 1. Stroke akibat penyumbatan

Terhentinya aliran darah di otak karena adanya sumbatan pada pembuluh darah

sumbatan pembuluh darah

2. Stroke akibat perdarahan

Terganggunya aliran darah di otak karena pecahnya pembuluh darah

Arteri

Pecahnya pembuluh darah menyebabkan darah keluar dari pembuluh darah

(7)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

# Transient Ischemic Attack (TIA) / serangan penyumbatan sementara

Ketika pembuluh darah di otak mengalami sumbatan sementara, hal tersebut dapat menyebabkan munculnya TIA. Gejala gangguan fungsi otak ini biasanya terjadi hanya beberapa menit sampai satu jam. TIA tidak menyebabkan kerusakan otak selamanya, namun tidak boleh diabaikan karena merupakan pertanda meningkatnya kemungkinan terjadinya stroke. Penanganan medis yang segera dapat mengurangi risiko stroke lebih lanjut.

TIA dan stroke harus segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Stroke menyebabkan kerusakan yang cepat dan membunuh sel saraf otak. Kenali tanda – tanda awal dan penanganan yang cepat. Semakin cepat ditangani, kerusakan otak yang terjadi juga minimal.

5 tanda stroke yang umum

Stroke dapat ditangani. Hal ini mengapa sangat penting untuk mengenali dan menangani tanda-tanda serangan stroke.

Kelemahan – kehilangan kekuatan secara tiba-tiba pada satu sisi tubuh, di daerah wajah, lengan, atau tungkai

Gangguan bicara – tiba-tiba mengalami bicara pelo/cadel atau kesulitan berbicara atau pemahaman bahasa

(8)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

Nyeri kepala – tiba-tiba sakit kepala yang hebat dan tidak biasa

Pusing – tiba-tiba kehilangan keseimbangan, pusing berputar, terutama jika bersamaan dengan gejala yang lain di atas.

Jika seseorang mengalami salah satu gejala di atas, segera hubungi petugas kesehatan.

Faktor Risiko Stroke

Siapa yang memungkinkan mengalami stroke? Apa saja yang menjadi faktor risiko stroke? Ada 2 jenis faktor risiko stroke, antara lain:

Jenis faktor risiko Contoh faktor risiko Faktor risiko yang

dapat diubah

- Hipertensi/tekanan darah tinggi

- Tingginya kolesterol dalam darah

- Detak jantung yang tidak beraturan

- Diabetes

- Merokok

- Obesitas/ kegemukan

- Konsumsi alkohol

- Stress

Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol

- Usia (paling banyak di atas 65 tahun)

- Suku

- Riwayat keluarga

(9)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

Resiko stroke berulang berisiko pada pasien stroke

Mengalami stroke atau TIA meningkatkan risiko stroke berulang. Risiko setelah mengalami stroke atau TIA tetap tinggi selama 5 tahun. Secara keseluruhan, 30% dari pasien stroke mengalami stroke kedua/berulang.

Menurunkan risiko stroke berulang

Pasien stroke dapat mengurangi risiko stroke berulang dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah. Menentukan tujuan bersama dengan caregiver dan memotivasi pasien untuk terus berusaha.

Dampak stroke

Dampak dari stroke tergantung dari banyak hal. Beberapa diantaranya adalah:

• Daerah otak yang mengalami gangguan. • Luas daerah yang mengalami kerusakan • Fungsi dari daerah yang mengalami kerusakan.

Stroke yang cukup luas dapat mengenai beberapa daerah otak dan mempengaruhi banyak fungsi. Misalnya, stroke pada otak kiri dapat merusak motorik, sensorik, dan fungsi bahasa. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk bergerak, merasakan sensasi dan berkomunikasi.

Dampak stroke yang sering terjadi

Dampak yang sering terjadi pada pasien stroke yaitu : • Kelumpuhan atau kelemahan pada satu sisi tubuh • Gangguan penglihatan

• Ganngguan sensorik, seperti rasa raba, sentuhan dan nyeri

• Gangguan komunikasi • Kelelahan

• Kesulitan mengontrol BAK

(10)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

POLA HIDUP SEHAT

(11)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

Pentingnya gaya hidup sehat pada pasien stroke

Banyak kebiasaan hidup masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatannya, diantaranya kebiasaan merokok, minum alkohol, mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol, dan stress. Hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan pada manusia, salah satunya penyakit stroke.

Tujuan dalam mengendalikan gaya hidup sehat pada pasien adalah untuk menjaga tubuh dengan memperhatikan hal-hal tertentu yang mempengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. Selain itu, gaya hidup seseorang juga mempengaruhi tingkat kesehatannya, misalnya mengontrol tekanan darah dan tidak merokok.

1.

Kontrol tekanan darah

(12)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

2.

Penggunaan aspirin /pengencer darah

Obat ini digunakan pada pasien Transient Ischemic Attack (TIA) /serangan sumbatan sementara untuk mengurangi kekambuhan. Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak di perut, mual dan perdarahan saluran cerna. Biasanya pada pemberian obat ini diberikan bersama obat mual untuk mengurangi efek tersebut.

3.

Jauhi rokok

Merokok meningkatkan resiko terkena stroke dua sampai empat kali. Hal ini berlaku untuk semua jenis rokok (sigaret, pipa atau cerutu) dan untuk semua tipe stroke, terutama pada stroke pendarahan dan stroke penyumbatan. Merokok menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah. Asap rokok mengandung beberapa zat berbahaya yang sering disebut zat oksidator. Zat oksidator ini menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah sehingga merokok dapat memicu terjadinya sumbatan aliran pembuluh darah dan menyebabkan darah menggumpal sehingga beresiko terkena stroke.

4.

Manajemen Nyeri

a. Pengertian nyeri

Nyeri adalah sensasi pada tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan atau pasienan.

Nyeri dapat dijelaskan oleh:

 Berapa lama terjadi (durasi)

(13)

Booklet Panduan Caregiver Stroke Durasi nyeri

Nyeri dibagi menjadi akut dan kronis

 Nyeri akut biasanya terjadi singkat. Nyeri ini berasal dari sebuah peristiwa, seperti pembedahan atau trauma. Jika tidak ditangani dengan tepat, nyeri ini dapat berlanjut menjadi nyeri kronis.

 Nyeri kronis biasanya terjadi lebih dari 3 sampai 6 bulan. Nyeri ini lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka. Nyeri kronis mungkin dapat menyebabkan kecemasan, ketakutan, depresi, dan gangguan tidur.

Sumber nyeri

Kerusakan jaringan merangsang nyeri menjadi lebih tajam, tumpul atau sakit. Nyeri ini sangat mungkin menjadi awal dari sumber kerusakan.

Kerusakan saraf dapat terjadi pada:

 Sistem saraf pusat (otak dan tulang belakang)

 Sistem saraf perifer (saraf di luar sistem saraf pusat)

Orang yang mengalami kerusakan saraf

(14)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

b. Fakta penting tentang nyeri pada pasien

 Nyeri mungkin dirasakan pada bagian tubuh dengan gangguan saat berpindah posisi

 Orang dengan demensia/pikun atau kerusakan kognitif mengalami nyeri

 Nyeri mungkin terjadi bahkan pada saat seseorang tidak sadar

 Nyeri berpengaruh pada kualitas hidup

Jika tidak ditangani dengan tepat, nyeri dapat:

 Menyebabkan kecemasan, gangguan tidur, masalah ingatan, depresi, mengganggu pengambilan sikap, dan menurunkan nafsu makan

 Mengganggu kegiatan aktivitas harian, seperti mandi, memakai baju, dan berhias

 Mengurangi kemampuan untuk beraktivitas, berinteraksi dengan orang lain, dan berpartisipasi pada aktivitas-aktivitas hiburan

 Nyeri dapat meningkatkan sikap cepat marah dan menyebabkan pasien menolak perawatan

c. Bagaimana caregiver dapat membantu pasien

 Cermati gejala yang mungkin mengindikasikan nyeri pada pasien stroke

 Menyatakan nyeri pasien

 Melaporkan nyeri tersebut pada orang yang tepat, seperti tenaga kesehatan

 Tidak memaksa lengan pasien untuk bergerak

 Menggunakan posisi yang tepat untuk melindungi tangan dan lengan

(15)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

Mengidentifikasi dan merawat nyeri bahu pasien stroke lebih dini sangat penting. Perawatan menjadi sulit dan bahkan akan lebih sulit lagi setelah nyeri timbul dalam waktu yang lama.

d. Identifikasi nyeri pada pasien stroke

Pada pasien tidak sadar bukan berartipasien tidak dapat merasakan nyeri. Pasien stroke mungkin tidak mengatakan bahwa mereka merasakan nyeri, tetapi mereka bisa mengekspresikan nyeri melalui:

Verbal

 Penggunaan kata-kata nyeri, seperti panas, gatal, berdenyut

 Membuat suara seperti merintih, mengerang, menangis, teregah-engah, mendesah

 Seruan dan makian, seperti sakit! Aduh! Stop! Hentikan!

Fisik

 Menggosok atau memijat daerah nyeri

 Menahan, menopang suatu area, khususnya ketika pasien bergerak

 Sering berpindah, gelisah, atau tidak dapat tenang

 Kelemahan fungsi berkemih dan buang air besar

Ekspresi wajah

 Mengerutkan dahi

 Meringis, menyeringai

Perubahan perilaku

 Bagi pasien yang biasanya aktif menjadi diam

 Bagi pasien yang biasanya diam, jadi gelisah

(16)

Booklet Panduan Caregiver Stroke e. Pengkajian nyeri

Pengkajian nyeri sangat subyektif, sehingga nyeri yang dirasakan masing-masing orang akan berbeda nilainya.

Skala nyeri

Penggunaan skala nyeri secara teratur membantu mengetahui keparahan nyeri pasien. Anda dapat menggunakannya untuk mengkaji nyeri pada waktu yang berbeda, sebelum dan setelah tindakan.

Pengkajian skala nyeri mudah untuk digunakan. Pasien diminta menyebutkan angka pada skala yang menunjukkan jumlah nyeri yang dia rasakan. Pada skala ini. 0 berarti tidak ada nyeri dan 10 berarti nyeri yang paling berat dirasakan oleh pasien.

(17)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

Pengetahuan dan pemahaman Anda tentang pasien stroke memiliki peran penting dalam mengenali nyeri. Bertanyalah pada pasien yang melaporkan nyeri untuk informasi lebih lanjut:

 Bertanyalah menggunakan pertanyaan ya atau tidak

 Gunakan kata-kata sederhana untuk membantu pasien mengenali masalahnya

 Bertanyalah tentang nyeri selama atau setelah pergerakan

 Bersabarlah dan berikan waktu. Pasien mungkin membutuhkan waktu lebih untuk menjelaskan apa yang dia rasakan

 Gunakan pengkajian skala nyeri secara berkala untuk mengidentifikasi nyeri pasien.

(18)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

DAFTAR PUSTAKA

Heart and Stroke Foundation of Ontario (2010). Development the Ontario Stroke System in collaboration with Long Term Care Stakeholders and based on the best practice resource: Tips and Tools for Everyday Living

Heart and Stroke Foundation. (2013). Tips and Tools for Everyday Living: A Guide for Stroke Caregivers.

NIH. (2015). NIH Clinical Center Patient Education Materials Giving a subcutaneous injection. National Institutes of

Health, 1–5. Retrieved from

(19)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

TIM PENYUSUN

Anis Ika Nur Rohmah, Lahir di Bantul tanggal 15 April 1988, merupakan lulusan S2

keperawatan di Universitas Indonesia.

Pernah menjadi dosen di Universitas

Muhammadiyah Malang, Dosen tamu di Universitas Esa Unggul.

Email : [email protected]

Anja Hesnia Kholis, Lahir di Jombang tanggal 2 September 1988, Merupakan lulusan S2 keperawatan di Universitas Indonesia. Saat ini bekerja di Stikes Pemkab Jombang. Pernah bekerja di RSUD Kab. Jombang.

Email : [email protected]

Ginanjar Sasmito Adi, lahir di Jember Tanggal 10 Februari 1990, merupakan lulusan S2 keperawatan di Universitas Indonesia. Saat ini bekerja di Universitas Muhammadiyah Jember.

Email : [email protected]

Junaedi Yunding, lahir di Polman tanggal 5

Desember 1986, merupakan lulusan S2

keperawatan di Universitas Indonesia. Saat ini bekerja di Stikes Marendeng Majene Sulawasi Barat. Pernah bekerja di RSUD Kab. Majene.

(20)

Booklet Panduan Caregiver Stroke

Jufrika Gusni, lahir di sumatra Barat tanggal 5 Juni 1982, merupakan lulusan S2 keperawatan di Universitas Indonesia. pernah menjadi staf pengajar di Stikes Mercu Bakti Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan dalam penelitian menguraikan tentang kemampuan fungsi tubuh pada pasien pasca stroke, dukungan keluarga pada pasien pasca stroke, depresi pada pasien pasca stroke,

Banyaknya pasien yang mengalami gangguan nutrisi disebabkan oleh gejala yang timbul akibat serangan stroke seperti mual, muntah dan gangguan menelan sehingga

Gangguan fungsi keseimbangan teru- tama saat berdiri tegak, merupakan akibat stroke yang paling berpengaruh pada faktor aktivitas sejak kemampuan keseimbangan tubuh dibidang

karakteristik sosiodemografi, terapi antihipertensi, komorbiditas, dan kepatuhan pasien dengan HRQoL pada pasien stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN)

A.B dkk (2020) mengatakan bahwa mayoritas pasien pasca stroke mempunyai kualitas hidup yang kurang baik.[9] Begitu juga dengan penelitian dari Parikh dkk (2018), penderita stroke

Mengingat kondisi pasien yang mengalami gangguan fungsi kognitif akibat dampak dari serangan stroke maka perlu dilakukan peningkatan keterlibatan lingkungan

Tabel 4.9 Hubungan Kemampuan Fungsi Tubuh dan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Pasien Pasca Stroke di Ruang Poli Stroke RSUD Dr..

Dokumen ini membahas dampak stroke pada gangguan emosi depresi dan menggaris về tầm quan trọng của hỗ trợ tâm lý cho bệnh nhân đột