• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN JAWA KANAN SS KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Bambang Soewito, SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN JAWA KANAN SS KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Bambang Soewito, SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN

KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN

JAWA KANAN SS KECAMATAN LUBUKLINGGAU

TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN 2013

Bambang Soewito, SKM.M.Kes

Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

ABSTRAK

Lansia adalah laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena suatu hal tidak mampu lagi berperan secara aktif dalam pembangunan/tidak potensial

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Kujungan Ke Posyandu Lansia di Kelurahan Jawa Kanan Kecamatan Lubuklinggau Timur II kota Lubuklinggau Tahun 2013

Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional, yang dilakukan terhadap variabel independen (pengetahuan dan sikap), variabel dependen (kunjungan ke posyandu lansia). Sampel penelitian ini adalah lansia yang ada di Kelurahan Jawa Kanan SS Kec.Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau dengan jumlah sampel 41 orang dengan Random Sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diolah dengan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tdak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap lansia dengan kunjungan ke posyandu lansia di kelurahan jawa kanan SS wilayah kerja puskesmas taba kota Lubuklinggau, dari hasil analisis bivariat didapat bahwa tidak ada variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kunjungan ke posyandu yaitu pengetahuan lansia dengan p=0,689(p>0,005), dan sikap lansia dengan p=0,140(p>0,140)

(2)

di kota lubuklinggau. Dengan cara memberikan penyuluhan atau kegiat-kegiatan yang bermanfaat bagi lansia di posyandu.

(3)

PENDAHULUAN

Visi Indonesia sehat 2013 adalah

terwujudnya masyarakat yang damai,

demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju

dan sejahtera yang didukung oleh manusia

sehat, mandiri, beriman, bertakwa, dan

berakhlak mulia. Tujuan pembangunan

kesehatan pada hakekatnya adalah

mewujudkan Indonesia sehat 2010 antara lain

memuat harapan agar penduduk Indonesia

memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan

merata. Di dalam UU No 36/2009 yang

berbunyi menetapkan kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spritual maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2009).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),

menggelar World Assembly on Ageing (WAA)

di Wina, yang menghasilkan pernyataan

bahwa masalah lanjut usia yang selanjutnya

disebut lansia, merupakan satu bagian yang

tidak terpisahkan dari kondisi sosial ekonomi

masyarakat. Oleh karena itu, para lanjut usia

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kependudukan dan merupakan unsur penting

dalam proses pembangunan ekonomi.

Sedangkan dalam deklarasi Macau pada tahun

2000, menyatakan beberapa perhatian khusus

pada masalah ini dan menjadikannya sebagai

program kerja tersendiri untuk wilayah Asia

Pasifik (Plan of Action for Asia and the

Pasific ). Sejak dicanangkannya sebagai

Internasional Year of Older Person (IYOP)

atau tahun lansia internasional oleh PBB,

berbagai kegiatan di lingkup internasional,

regional, dan bahkan di lingkup nasional telah

berhasil diselenggarakan (Hardywinoto, 2000).

Pertambahan jumlah penduduk usia

lanjut, akan disertai oleh berbagai masalah dan

akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

lanjut usia baik terhadap individu maupun bagi

keluarga dan masyarakat meliputi fisik,

(4)

Mengingat lansia merupakan kelompok rawan

dalam keluarga, pembinaan lanjut usia sangat

memerlukan perhatian khusus sesuai dengan

keberadaannya. Dalam kehidupan keluarga di

Indonesia, lansia merupakan figur yang

dihormati dan harus dibahagiakan sesuai

dengan budaya yang ada. Di dalam kehidupan

bangsa, lansia merupakan sumber daya

bernilai karena pengetahuan, pengalaman

hidup, serta kearifan yang dimiliki, yang

sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan mutu kehidupan keluarga dan

masyarakat. Pergeseran nilai budaya di

masyarakat yang mengarah pada tatanan

masyarakat individualistik terutama di kota

besar menyebabkan lansia kurang mendapat

perhatian dan sering tersisih dari kehidupan

masyarakat atau menjadi terlantar (Depkes RI,

2006).

Proses menua di dalam

perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal

yang wajar dan akan dialami oleh semua orang

yang di karuniai umur panjang. Hanya cepat

lambatnya proses tersebut bergantung pada

masing-masing individu yang bersangkutan.

Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lansia

di perkirakan ada 500 juta dengan usia

rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun

2025 akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho,

2000).

Berdasarkan data statistik 2007, jumlah

lansia mencapai lebih dari 17,3 juta jiwa

(Swamurti, 2008). Jumlah penduduk lanjut

usia pada tahun 2006 sebanyak 18,4 juta jiwa,

dan Indonesia menempati urutan keempat

negara yang mempunyai jumlah penduduk

usia lanjut terbanyak setelah India, RRC, dan

Amerika. Hal ini seiring dengan keberhasilan

Pemerintah dalam Pembangunan Nasional,

yang telah mewujudkan hasil positif di

berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan

ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran

sehingga dapat meningkatkan kualitas

(5)

harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

penduduk yang berusia lanjut meningkat dan

cenderung bertambah dengan cepat (Nugroho,

2000).

Secara demografi berdasarkan sensus

penduduk tahun 2000, Indonesia memasuki era

penduduk berstruktur tua dengan proporsi usia

lanjut mencapai 14,4 juta jiwa atau 7,18 % dari

total jumlah penduduk (BPS, sensus penduduk

Indonesia 2000). Menurut Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002,

tahun 2005 diperkirakan meningkat lagi

menjadi 24 juta jiwa atau 9,77 % dari total

penduduk pada tahun 2010 (Depkes RI, 2005).

Upaya pembinaan lansia dalam

pelaksanaannya memerlukan penanganan

terpadu melalui peningkatan peran lintas

sektor, lembaga swadaya masyarakat serta

partisipasi aktif masyarakat dalam koordinasi

program kerja, pendataan, pemanfaatan

pelayanan, pengenalan dini masalah lansia,

serta pendanaan. Selama ini keterlibatan sektor

dalam pembinaan lansia sudah dilaksanakan

namun masih belum dilaksanakan secara

terintegrasi, sehingga belum diperoleh hasil

yang optimal. Dengan pendanaan dari United

Nations Population Fund (UNFPA), melalui

Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) dan Menteri Negara

Kependudukan, telah disusun Rencana Aksi

Nasional berupa dokumen nasional yang

memuat peran sektor dalam melakukan

pembinaan terhadap lansia dengan dukungan

keluarga dan masyarakat. Di tingkat Desa /

Kelurahan, LKMD program yang dilakukan

adalah mewujudkan keluarga yang sejahtera

termasuk pelaksanaan Taman

Lansia/Posyandu Lansia (Depkes RI, 2006).

Selain perhatian dari keluarga, posyandu

lansia juga bisa memainkan peran penting

dalam meningkatkan taraf kesehatan para

lansia. Upaya pertama yang bisa dilakukan

adalah skrining (penapisan) problem yang ada,

menyediakan kegiatan dan sarana seperti

tensimeter, timbangan, edukasi tentang nutrisi,

(6)

kadernya mengenai hal-hal yang harus

dilakukan jika ada gejala penyakit yang

berbahaya (Siswono, 2008).

Sikap berhubungan baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan perilaku, salah

satu teori yang bisa menerangkan hubungan

antara sikap dan perilaku adalah teori Fishbein

dan Ajzen. Menurut mereka sikap dan

perbuatan terdapat satu hal psikologis lain

yang harus ada yaitu niat. Secara teoritis dapat

diprediksikan akan terjadi konsistensi antara

sikap dan perbuatan apabila ada niat dan

antara niat dan perbuatan tidak ada hambatan

(Faturochman, 2006).

Perilaku hidup yang sehat adalah

dengan gaya hidup yang sehat dan teratur.

Antara lain, memiliki masa kerja, masa

istirahat, asupan gizi yang seimbang dan rajin

memeriksakan kesehatan. Ketenangan bisa

diperoleh apabila orang tersebut mampu

mengendalikan nafsunya. Ada lima sikap

untuk meperoleh ketenangan batin di hari tua

yaitu ikhlas dan realistis, menerima takdir,

menghadapi masa depan dengan optimisme,

dan tidak meninggalkan kehidupan sosial atau

masih menjadi bagian dari masyarakat di mana

ia berada (Susilo, 2002).

Peningkatan Umur Harapan Hidup

(UHH), merupakan hasil peningkatan di

bidang kesehatan, hal ini ditunjukkan dengan

di tahun 1990 umur harapan hidup mencapai

64,7 tahun untuk perempuan dan untuk

laki-laki mencapai usia 61 tahun. Sedangkan untuk

tahun 2005 meningkat menjadi 66,7 tahun

untuk perempuan dan 62,9 tahun untuk

laki-laki, pada tahun 2005 di perkirakan umur

harapan hidup akan mencapai 68,2 tahun

untuk perempuan dan 64,3 tahun untuk

laki-laki (Depkes RI, 2005).

Jumlah penduduk lanjut usia diprovinsi

Sumatera Selatan tahun 2008 berjumlah

6.596.057 jiwa (Depsos RI, 2008) sedangkan

Jumlah penduduk lanjut usia di Kota Lubuk

Linggau pada tahun 2009 berjumlah 12.440

jiwa, di Puskesmas Taba jumlah penduduk

(7)

jiwa dan pada tahun 2009 jumlah penduduk

lanjut usia berjumlah 2.513 jiwa. Di Kelurahan

Jawa Kanan SS jumlah penduduk lanjut usia

pada tahun 2011 sebanyak 209 jiwa dan

Jumlah Penduduk lanjut usia Dikelurahan

Jawa Kanan SS pada tahun 2009 berjumlah

405 jiwa.

Berdasarkan beberapa uraian di atas,

maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang hubungan pengetahuan dan

sikap lansia dengan kunjungan ke posyandu

lansia di Kelurahan Jawa Kanan SS

Kecamatan Lubuk Linggau Timur II Kota

Lubuk Linggau Tahun 2013.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif analitik dengan pendekatan

Cross Sectional yaitu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk

mendapatkan hubungan atau deskripsi tentang

suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,

2005).

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap

lansia terhadap rutinitas kunjungan ke

posyandu lansia di Kelurahan Jawa Kanan SS

Kecamatan Lubuk Linggau Timur II Kota

Lubuk Linggau Tahun 2013.

Yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah semua penduduk lanjut usia yang

ada di Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan

Lubuk Linggau II Kota Lubuk Linggau yang

berjumlah 405 jiwa.

Cara pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah dengan menggunakan

rumus Arikunto 2002 Jika besar populasi ≤

1000 maka besar sampel bisa diambil 10 – 20

% (Arikunto, 2002). Populasi pada penelitian

ini adalah 405 jiwa.

Penelitian menggunakan nilai persentase 10 %. Rumus :

n =

10

100

×N

Keterangan:

n = Jumlah sampel

(8)

10 % = Persentase yang digunakan

n =

10

100

×

405

=

40.5

= 41 Jiwa

Jadi jumlah sampel yang dalam penelitian ini

adalah 41 jiwa

a. Penduduk lansia yang ada di Kelurahan

Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuk

Linggau Timur II Kota Lubuk Linggau.

b. Bersedia menjadi responden

c. Bisa membaca dan menulis, dan bagi

yang tidak bisa membaca dan tidak

mengerti dilakukan wawancara secara

langsung.

Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Sumber data

a. Data primer

Penelitian ini menggunakan data primer

yang dikumpulkan dengan instrumen berupa

kuesioner yang berisi pertanyaan yang

memiliki beberapa alternatif jawaban. Peneliti

melakukan sendiri pengumpulan data dari

penduduk lansia di Kelurahan Jawa Kanan SS

Kecamatan Lubuk Linggau Timur II Kota

Lubuk Linggau tahun 2013

b. Data sekunder

Penelitian ini menggunakan data

sekunder yang diperoleh peneliti dari :

a. Dinas Kesehatan Kota Lubuk Linggau

tahun 2013.

b. Puskesmas Taba, Kecamatan Lubuk

Linggau Timur II Kota Lubuk Linggau

tahun 2013

2. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara melakukan wawancara

dan angket.

3. Alat atau instrumen pengumpulan data

Pada penelitian ini pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan alat berupa

kuesioner.

Analisa Data

1. Analisa univariabel

Analisa dengan menggunakan diagram

(9)

analisis data yang digunakan adalah teknik

perhitungan persentase sebagai berikut :

a. Menghitung semua hasil dari kuesioner

terhadap setiap alternatif jawaban.

b. Menjumlahkan hasil dari kuesioner

pada setiap alternatif jawaban

Dengan menggunakan rumus :

P=

F

N X

100%

Keterangan :

P : Jumlah persentase yang dicari

F : Frekuensi jawaban yang benar

N : Jumlah pertanyaan

Setelah diperoleh hasil kemudian

disajikan dalam bentuk diagram / tabel.

2. Analisa bivariabel

Analisa untuk melihat hubungan

pengetahuan dan sikap lansia terhadap

kunjungan ke posyandu lansia di Kelurahan

Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuk Linggau

Timur II Kota Lubuk Linggau tahun 2013

dengan menggunakan uji statistik ” Chi

square” dengan menggunakan Komputer dan

digunakan analisis chi square dengan tingkat

kepercayaan / kemaknaan α = 0,05. Hasil yang

diperoleh analasis chi square dengan

menggunakan program komputer yaitu nilai ρ

kemudian dibandingkan dengan α = 0,05.

Apabila nilai ρ lebih kecil dari α = 0,05 maka

ada faktor yang berhubungan antara dua

variabel tersebut, bila nilai ρ lebih besar dari α

= 0,05 maka tidak ada yang berhubungan

antara dua variabel (Agung, 2006).

Hasil Penelitian

Responden penelitian ini adalah lansia yang ada di Kelurahan jawa kanan SS

yang berjumlah 41 responden, dari hasil

penyebaran kuesioner didapat karakteristik

responden tersebut yang dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase

dari variable independent, pengetahuan dan

(10)

a. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Diagram 1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Dengan Kunjungan

Ke Posyandu Lansia Di Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau Timur

II Kota Lubuklinggau Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan

pengetahuan responden yang baik sebanyak 33

responden (80,5%)responden, responden yang

berpengetahuan cukup 7 responden (17,1%)

dan responden yang berpengetahuan kurang

sebanyak 7 responden (2,4%).

b. Distribusi Frekuensi Sikap Diagram 2

Distribusi Frekuensi Sikap Lansia Dengan Kunjungan Ke Posyandu Lansia Di Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau

Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan

sikap responden yang positif sebanyak 21

responden (51,2%) dan responden dengan

sikap negatif sebanyak 20 responden (48,8%).

c. Distribusi frekuensi kunjungan lansia

Diagram 3

Distribusi Frekuensi kunjungan Lansia Dengan Observasi Ke Posyandu Lansia Di

Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau

(11)

Berdasarkan dari tabel 5.4 diketahui

bahwa responden yang berkunjung ke

posyandu lansia sebanyak 25 responden

(61,0%) dan yang tidak berkunjung sebanyak

16 responden (39,0%).

2. Analisa Bivariat

Analisa yang dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara variabel

independent pengetahuan, sikap dengan

variabel dependent kunjungan ke posyandu

lansia dengan mengunakan uji statistik

a. Hubungan pengetahuan Responden Dengan kunjungan ke posyandu

Tabel 1

Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Ke Poyandu Lansia Di Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan

Lubuklinggau Timur II Kota LubuklinggauTahun 2013

Berdasarkan dari tabel 5.5

responden yang mampunyai pengetahuan baik

untuk berkunjung ke posyandu lansia

sebanyak 21 responden (63,6%) dan yang

tidak berkunjung ke posyandu lansia sebanyak

12 responden (12,9%), sedangkan responden

yang mempunyai pengetahuan kurang yang

berkunjung ke posyandu lansia sebanyak 4

respoden (4,9%) dan yang tidak berkunjung

keposyandu lansia sebanyak 4 responden

(3,1%).

Dari analisis statistic fisher‘s exact test

dengan hasil uji statistik P = 0,689 > α (0,05)

dengan demikian tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan kunjungan ke posyandu

lansia di kelurahan jawa kanan SS kecamatan

lubuklinggau timur II kota lubuklinggau tahun

(12)

Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Ke Poyandu Lansia Di Kelurahan Jawa Kanan

SS Kecamatan Lubuklinggau Timur II kota Lubuklinggau

Tahun 2013

Berdasarkan dari tabel 5.6 responden

yang mampunyai sikap positif untuk

berkunjung ke posyandu lansia sebanyak 10

responden (47,6%) dan yang tidak berkunjung

ke posyandu lansia sebanyak 11 responden

(52,4%), sedangkan responden yang

mempunyai sikap negatif untuk berkunjung ke

posyandu lansia sebanyak 15 respoden

(75,0%) dan yang tidak berkunjung

keposyandu lansia sebanyak 5 responden

(25,0%).

Dari analisis statistik fisher‘s

exact test dengan hasil uji statistik P = 0,140 >

α (0,05) dengan demikian tidak ada hubungan

antara sikap dengan Kunjungan Ke Posyandu

Lansia Di Kelurahan Jawa Kanan SS

Dari hasil penelatian tentang hubungan

pengetahuan dan sikap lansia dengan

kunjungan ke posyandu lansia di kelurahan

Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau

Timur II Kota Lubuklinggau dengan jumlah

Responden 41 orang, maka dapat di ambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang pengetahuannya baik

sebanyak 33 orang (80,5%),

pengetahuannya cukup sebanyak 1

orang (2,4%),dan yang pengetahuannya

kurang sebanyak 7 orang (17,1%).

2. Responden yang sikap positif sebanyak

21 orang (51,2%),dan yang sikapnya

negatif sebanyak 20 orang (48,8%).

(13)

3. Responden yang berkunjung ke

posyandu sebanyak 25 orang

(61,0%),dan yang tidak berkunjung ke

posyandu sebanyak 16 orang (19,5%).

4. setelah di lakukan uji statistik, hasil

pengetahuan dengan kunjungan ke

posyandu di peroleh nilai p value =

0,689(p >0,05) sehingga tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan

kunjungan ke posyandu.

5. setelah di lakukan uji statistik, hasil

sikap dengan kunjungan ke posyandu

di peroleh nilai p value = 0,140 (p >

0,05) sehingga tidak ada hubungan

antara sikap dengan kunjungan ke

posyandu lansia.

SARAN

1. Bagi Ka. Perwakilan Jurusan

Keperawatan Lubuklinggau

Bagi Politeknik Kesehatan Palembang

Jurusan Keperawatan Lubuklinggau

hendaknya memberikan dukungan, sarana, dan

fasilitas yang baik bagi mahasiswa untuk

setiap penelitian sehingga hasil penelitian itu

dapat berhasil dengan baik.

2. Bagi Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat berguna sebagai

masukan dalam merencanakan, mangevaluasi

serta menentukan kebijakan program

kesehatan khususnya dalam meningkatkan

Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di

Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan

Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau

Tahun 2013 .

3. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Diharapkan hasil Karya Tulis Ilmiah

ini dapat dijadikan dasar atau metode bagi

peneliti selanjutnya dalam melakukan suatu

penelitian sesuai metodologi ilmiah yang

benar untuk memenuhi tugas akhir pada

Program Studi Keperawatan Politeknik

Kesehatan Palembang Jurusan Keperawatan

Lubuklinggau.

(14)

Arikunto, Suharsimi. Prof. Dr. 2005 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek Edisi V. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Depkes RI, 2003. Direktorat Kesehatan Keluarga Subdit Kesehatan Usia Lanjut.

Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Jakarta

_________, 2003 Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Pemantauan Dan Penilaian Program Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta

_________, 2004 Direktorat Kesehatan Keluarga. Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta

_________, 2004. Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Kemitraan Lintas Sektor Dalam Pembinaan Lanjut Usia Bagi Petugas Tingkat Kecamatan. Jakarta

_________, 2004. Proyek Peningkatan Upaya Kesehatan , Modul pelatihan Konseling kesehatan dan Gizi Bagi Usia Lanjut untuk Petugas Puskesmas. Jakarta

_________, 2005. Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta

_________, 2006. Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Kemitraan Lintas Sektor dalam Pembinaaan Lanjut Usia Bagi Petugas Kecamatan Edisi II. Jakarta

Demartoto, Argyo.2007. Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia. Penerbit UNS Press. Surakarta

Faturochman, Dr. 2006. Pengantar Psikologi Sosial. Penerbit Pustaka. Yogyakarta

Friedman, Marilyn M.2000. Keperawatan Keluarga Edisi III. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Hardywinoto. Dr., dkk, 2000. Panduan Gerontologi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakart

Notoatmodjo, Soekidjo.Dr. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Nugroho, Wahjudi. Skp. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Daya dukung lahan dihitung dari total nilai produksi biohayati aktual yang ada pada lahan di wilayah tertentu, dibandingkan dengan kebutuhan lahan per hektar yang

DINAS PENDIDIKAN KAB/KOTA LPTK SELEKSI AKADEMIK SELEKSI ADM PKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN UJI KOMPETENSI L L REMIDI TL TL PEMBINAAN. 3

Norma atau aturan yang bersumber dari dari pemerintah atau Negara yang mengatur masyarakat adalah norma………... Hukum mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia supaya aman

Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam

Egg size and number are indicative of exploitation level (Chambers & Waiwood, 1996). However, no conclusion could be drawn on exploitation level of both species based on

3 sementara (transient poverty) yang disebabkan (1) perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi; (2) perubahan yang bersifat musiman seperti

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan remaja belum dapat mengaktualisasikan diri secara optimal, antara lain: keadaan ekonomi yang lemah sehingga keluarga tidak

Laporan skripsi ini berjudul “ PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA KINERJA KARYAWAN DENGAN KEADILAN ORGANISASI, KEPERCAYAAN ORGANISASI, DAN SIKAP