• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Manajemen Bencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tinjauan Umum Manajemen Bencana"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

Program Pelatihan Manajemen Bencana

Manajemen

(2)

Program Pelatihan Manajemen Bencana

Edisi ke 2

Manajemen

Bencana

(3)

BAGIAN SATU

: BAHAYA DAN BENCANA

... 11

Bab 1: Kata pengantar tentang bencana ... 11

Problem bencana ... 12

Faktor-faktor sebab akibat dari bencana ... 14

Bab 2: Tahap-tahap dan terminologi bencana ... 19

Istilah-istilah bencana ... 19

Fase-fase dari satu bencana ... 21

Bab 3: Menghubungkan bencana dengan pembangunan ... 25

Terganggunya pembangunan karena bencana ... 26

Bagaimana pembangunan bisa menyebabkan bencana ... 28

Peluang-peluang pembangunan yang dimungkinkan oleh bencana 29 Bab 4: Bahaya alam ... 31

Karakteristik bahaya dan bencana khusus ... 32

Bab 5: Bencana-bencana yang kompleks dan majemuk ... 51

Kekuataan sosio/politik ... 51

Pengungsi ... 52

Peran PBB dalam emergensi kompleks ... 53

Keamanan tim-tim bantuan di dalam daerah-daerah konflik ... 54

BAGIAN DUA: KESIAPAN BENCANA

... 56

Bab 6: Tim manajemen bencana ... 57

Tim manajemen bencana PBB ...57

Tim manajemen bencana negara ... 58

Tugas, peran, dan sumber-sumber daya dari PBB ... 59

Peran-peran dan sumber daya dari UNDP, UNDRO, dan agen-agen PBB yang lain ...59

Koordinasi : Resident Coordinator dan UN-DMT ...66

Bab 7: Kesiapan bencana ... 68

Komponen-komponen kesiapan bencana ... 69

Kesiapan terhadap serangan bencana yang lambat dan yang mendadak ... 72

Kesiapan di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa ... 73

Checklist dari informasi dasar yang diperlukan oleh UN-DMT .... 74

Bab 8: Kerentanan dan penilaian resiko ... 82

Manajemen resiko ... 82

(4)

Evaluasi kerentanan ... 86

Mengurangi kerentanan bagi pengungsi yang dipindahkan ... 88

BAGIAN TIGA: TANGGAPAN TERHADAP BENCANA ... 90

Bab 9: Tanggapan terhadap bencana ... 90

Tujuan-tujuan kedaruratan dan bantuan paska bencana ... 91

Bab 10: Penilaian bencana ... 95

Tujuan penilaian ... 95

Proses penilaian ... 97

Penilaian-penilaian untuk tipe-tipe bencana yang berbeda ... 97

Bagaimana data penilaian digunakan ... 98

Bab 11: Tanggapan PBB terhadap bencana ... 100

Elemen-elemen dan tindakan-tindakan utama dalam menanggapi bencana yang bersifat mendadak ... 100

Pertukaran informasi laporan situasi dengan UNDRO ... 102

Pesan berjaga-jaga dan situasi lingkungan ... 103

Pentingnya koordinasi dan informasi ... 104

Bab 12: Rehabilitasi dan rekonstruksi ... 106

Peluang dan prioritas dalam rehabilitasi dan rekontruksi ... 107

Badai Zenon: sebuah study kasus ... 109

BAGIAN EMPAT: MITIGASI BENCANA

... 122

Bab 13: Mitigasi/Pengurangan ... 122

Mentargetkan mitigasi di tempat yang paling berpengaruh ... 124

Tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko ... 125

Daftar dari tindakan-tindakan mitigasi ... 125

Klasifikasi tindakan-tindakan mitigasi ... 127

Waktu untuk mitigasi ... 128

Bab 14: Bantuan PBB terhadap mitigasi bencana ... 130

Mitigasi bencana sebagai satu thema pembangunan ... 130

Mengkaji kapasitas, kebijakan, dan kebutuhan akan mitigasi bencana ... 131

Sumber daya informasi : Kebutuhan akan ahli teknis ... 134

Formulasi dan identifikasi proyek ... 134

Kajian resiko bencana dari semua proyek di daerah berbahaya ... 135

Daftar perencanaan pengurangan resiko bencana ... 136

Appendix ... 139

(5)

hubungannya di dalam keseluruhan kerangka kerja agen-agen Perserikatan Bangsa Bangsa yang secara aktif terlibat dalam isu-isu emergensi dan bencana.

Modul pelatihan ini dibuat untuk Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/UNDRO oleh Pusat Manajemen Bencana Universitas Wisconsin. Partner-partner Operasional Teknis untuk DMTP telah memberikan saran yang berharga tentang format dan isi naskah ini. Sumber – sumber utama untuk isi mencakup Manual Bencana dan enam modul yang saling melengkapi yang disiapkan untuk DMTP. Intertect Training Services telah mengedit materi ini dan menyiapkan komponen – komponen pendidikan.

Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan edisi pertama, Anda akan melihat banyak perubahan dalam edisi kedua ini. Edisi kedua ini secara siknifikan telah disusun kembali. Bab-bab yang memfokuskan pada PBB telah didekatkan pada bab-bab tentang topik-topik yang berhubungan – bukan hanya dikumpulkan bersama seperti pada bagian 4 yang lama.

Bab tentang Bahaya Alam telah dipadatkan. Setiap tipe bahaya diterangkan dalam satu halaman ringkasan. Peliputan lebih luas sekarang tersedia pada modul pendamping, Pengenalan terhadap Bencana.

(6)
(7)

yang membentuk kelompok-kelompok manajemen bencana, dan badan-badan mitra pemerintah, LSM, dan lembaga donor. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran pembaca akan sifat dan manajemen bencana. Hal ini seharusnya bisa membawa ke pelaksanaan yang lebih baik dalam respon dan kesiapan bencana. Dengan menanyakan “hal yang tidak terelakan lagi “ dari bencana, kami berharap Anda dapat mulai melihat mitigasi bencana sebagai satu bagian dari pembangunan, dan bencana sebagai kesempatan untuk tujuan-tujuan pembangunan yang lebih jauh lagi.

Dalam pelatihan ini kita mengambil pandangan yang luas mengenai bencana. Kami tidak akan berusaha untuk memisahkan masalah-masalah yang mengakar dalam degradasi lingkungan sebagai satu kumpulan tanggung jawab yang jelas. Pelatihan ini juga mencakup emergensi-emergensi yang meliputi kebutuhan peyediaan bantuan untuk penduduk yang mengungsi karena perang saudara atau emergensi-emergensi lainnya.

Banyak bagian dari isi kursus ini didasarkan pada Manual Bencana UNDP/ UNDRO dan mengikuti prinsip-prinsip, prosedur, dan terminologinya.

Tujuan pembelajaran secara keseluruhan

Tujuan keseluruhan dari modul pelatihan ini adalah untuk :

n

menciptakan minat pada menejemen bencana

n

mendorong motivasi

n

menghubungkan pembelajaran dengan aktivitas kerja Anda

n

menghubungkan pembelajaran dengan nilai-nilai dan sikap-sikap mengenai manajemen bencana

Kami berharap hal tersebut akan bisa dicapai lewat membaca naskah ini dan menyelesaikan latihan-latihan yang dianjurkan. Secara khusus, Anda harus dapat melakukan hal –hal berikut ini :

n

menggambarkan hubungan antara bahaya, kerentanan dan bencana

n

menggambarkan konsep dasar, tujuan, dan elemen-elemen bencana

dan manajemen emergensi

n

menggambarkan jarak dari kesiapan yang tersedia/tindakan pengurangan, mempertimbangkan ketepatannya, kesempatan, batasan dan cara-cara pelaksanaan lewat kegiatan-kegiatan pembangunan

n

mengklarifikasikan tujuan, fungsi dan sarana tanggapan dari

badan-badan PBB yang terlibat dalam skenario emergensi dan khususnya skenario dari Tim Manajemen Bencana PBB.

Q

. Sebelum meneruskan, tulislah dua atau tiga alasan penting mengapa Anda mengikuti pelatihan yang membahas tentang manajemen bencana ini.

A

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
(8)

Pentingnya pelatihan manajemen bencana

Mengapa bencana-bencana dan pelatihan manajemen bencana menjadi perhatian badan-badan pemerintahan, PBB, dan khususnya, UNDP dan UNDRO ? Bagaimana pemerintah dapat memberikan pembenaran dengan menambah manajemen bencana ke dalam daftar panjang prioritas yang saling bersaing ? Ada beberapa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini.

n

Pemerintah semakin menuntut badan-badan PBB untuk mengkoordinasikan dalam negara tersebut semua bantuan paska bencana dari PBB dan kadang-kadang semua bantuan internasional. Oleh karena itu, pemerintah dan PBB memerlukan komunikasi yang lebih baik tentang kemampuan dan kebutuhan bersama mereka.

n

Bencana adalah masalah yang berkembang. Bancana akan menjadi

perhatian yang semakin meningkat terhadap pemerintah dan bagian yang meningkat dari aktivitas utama dari PBB. Di negara-negara yang cenderung terkena bencana, program-program negara UNDP sudah dapat dipastikan akan terpengaruh oleh bencana-bencana. Proyek-proyek menjadi mundur atau mengalami penundaan ketika satu negara sedang memulihkan diri dari konsekuensi satu bahaya.

n

Bencana adalah kejadian yang tidak rutin yang memerlukan tanggapan yang tidak rutin juga. Pemerintah dan badan-badan pembangunan pada umumnya tidak dapat menggantungkan pada prosedur normal untuk melaksanakan tanggapan yang memadai. Mereka perlu belajar dan mempraktekan ketrampilan dan perilaku khusus.

n

Bencana secara erat terkait dengan paling tidak empat prioritas lain terhadap prioritas mana UNDP telah menerima, baik itu secara langsung atau lewat peran dukungan : orang-orang yang terusir, pengungsi dan mereka yang kembali, wanita dalam pembangunan, dan perlindungan lingkungan. Isu-isu dari subyek-subyek ini secara siknifikan saling melengkapi. Program pelatihan dalam satu subyek akan mendukung pengembangan profesional dari para staf UNDP dalam semua subyek.

n

UNDRO telah menetapkan mandat internasional di bidang ini. Mandat ini adalah untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang mempromosikan kesiapan dan pengurangan dan juga tanggapan terhadap bencana. Minat-minat UNDRO diwakili di lapangan oleh UNDP. Hal ini wajib bagi kedua badan untuk mempromosikan peningkatan yang nyata dari kesadaran dan kompetensi dalam menangani bahaya, dan untuk melibatkan badan-badan PBB lain yang berkepentingan
(9)

Metode pelatihan

Modul ini dimaksudkan untuk dua pembaca, sebagai modul untuk belajar sendiri dan peserta dalam satu loka karya pelatihan. Metode-metode pelatihan berikut ini dirancang untuk digunakan dalam loka karya dan disimulasikan dalam bentuk modul tertulis. Untuk yang belajar sendiri, naskah ini mendekati naskah tutorial karena dapat dicetak.

Metode-metode pelatihan loka karya meliputi

•

diskusi kelompok

•

simulasi/main peran

•

handout tambahan

•

video

•

sesi-sesi pengulangan

•

latihan-latihan penilaian diri

Anda diajak untuk menggunakan naskah ini sebagai buku kerja. Sebagai tambahan untuk catatan yang ada di pinggir halaman, Anda akan diberi kesempatan untuk berhenti dan mengevaluasi pelajaran Anda sepanjang naskah ini, lewat pertanyaan-pertanyaan yang termuat dalam naskah. Tulislah jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sebelum Anda meneruskanya untuk memastikan bahwa Anda sudah memahami poin-poin penting dari naskah ini.

Naskah ini dibagi ke dalam empat bagian.Bagian Pertama menggambarkan tentang apakah bahaya itu, mengapa bahaya menjadi bencana, dan bagaimana bencana bisa mempengaruhi pembangunan.

Bagian Kedua memberikan identifikasi cakupan dari manajemen bencana, kemungkinan peran Anda dalam manajemen bencana, dan memfokuskan pada aspek-aspek kesiapan.

Bagian yang Ketiga menerima adanya fakta bahwa beberapa bencana akan terjadi dan mengevaluasi bagaimana menanggapi bahaya-bahaya tersebut.

Bagian Keempat menyajikan mitigasi bencana sebagai satu kumpulan kegiatan yang mengurangi resiko dan dampak dari bencana.

(10)
(11)

anda akan dapat :

n

mendefinisikan istilah-istilah penting mengenai manajemen bencana

n

menggambarkan penyebab-penyebab kerentanan terhadap bencana

n

menggambarkan diagram kontinum dari manajemen bencana

n

mengidentifikasikan bahaya-bahaya yang paling penting dan

bagaimana bahaya-bahaya tersebut mempengaruhi masyarakat

n

membedakan antara bahaya karena ulah manusia dan karena

alam

n

mengidentifikasikan paling tidak dua cara bagaimana pembangunan dapat secara langsung menyebabkan satu bencana

n

menggambarkan paling tidak empat cara bagaimana bencana dapat merusak pembangunan

BAB 1

Kata pengantar terhadap bencana

Q

.

Bagaimana Anda mendefinisikan “ bahaya “ dan “ bencana “ ?

A

.

Tulislah pendapat Anda pada ruang jawaban berikut, kemudian

bandingkanlah definisi-definisi Anda dengan definisi-definisi yang terdapat dalam naskah ini.

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Tujuan

(12)

Sebelum melangkah lebih lanjut, kita harus menetapkan pemahaman umum dari istilah-istilah bahaya dan bencana.

Definisi bahaya

Bahaya adalah kejadian yang jarang atau ekstrim dari lingkungan karena ulah manusia atau karena alam yang secara merugikan mempengaruhi kehidupan manusia, properti atau aktivitas pada tingkat yang menyebabkan satu bencana.

Definisi bencana

Bencana adalah gangguan yang serius dari berfungsinya satu masyarakat, yang menyebabkan kerugian-kerugian yang besar terhadap lingkungan, material dan manusia, yang melebihi kemampuan dari masyarakat yang tertimpa bencana untuk menanggulangi dengan hanya menggunakan sumber-sumber daya masyarakat itu sendiri. Bencana sering diklasifikasikan sesuai dengan cepatnya serangan bencana tersebut ( secara tiba-tiba atau perlahan-lahan ), atau sesuai dengan penyebab bencana itu ( secara alami atau karena ulah manusia ).

Definisi dari fenomena alam

Bagian dari modul ini akan memfokuskan pada kedua istilah di atas akan tetapi kita perlu mengevaluasi kedua istilah itu dalam kaitannya dengan istilah lain : fenomena alam. Fenomena alam adalah proses klimatologis, hydrologis, atau ekologis yang ekstrim yang tidak menempatkan ancaman apapun terhadap orang-orang atau properti. Satu gempa bumi yang dahsyat pada satu area yang tidak berpenghuni, sebagai contoh, adalah satu fenomena alam, bukan satu bahaya. Demikian juga dengan banjir tahunan disepanjang sungai Nil, satu elemen penting bagi kesejahteraan dari orang-orang yang tinggal di dekat sungai itu.

Definisi emergensi

Istilah lain yang terkait erat dengan bencana dan digunakan diseluruh modul ini adalah emergensi. Satu bencana mungkin dianggap sebagai satu tipe khusus dari satu emergensi. “Bencana”, menunjuk pada satu periode waktu yang intens dan tingkat urgensi tertentu. Jika bencana terikat oleh satu periode khusus dimana kehidupan dan properti yang berharga seketika berada pada tingkat bahaya, satu emergensi dapat mencakup periode yang lebih umum dimana

n

terdapat penurunan yang jelas dan nyata dari kemampuan penanganan satu kelompok atau satu masyarakat, atau

n

kemampuan-kemampuan penanganan hanya bersifat bertahan karena adanya inisiatif-inisiatif kelompok atau masyarakat atau karena intervensi dari luar.

Problem bencana

(13)

kejadian menyimpang, yang dipisahkan dari “ kehidupan normal “. Dalam kenyataannya, bagaimanapun juga, yang sebaliknyalah yang benar. Bencana dan emergensi adalah refleksi-refleksi mendasar dari kehidupan yang nor-mal. Bencana adalah konsekuensi-konsekuensi dari cara-cara masyarakat membangun diri mereka sendiri, secara ekonomi dan sosial; cara-cara dimana masyarakat dan negara berinteraksi; dan cara-cara dimana hubungan antara para pembuat keputusan dilakukan. Dengan demikian, satu banjir atau gempa bumi bukanlah satu bencana dalam dan dari dirinya sendiri.

Bencana muncul dari fakta bahwa komunitas-komunitas atau kelompok-kelompok tertentu terpaksa untuk menetap di area-area yang rentan terhadap dampak dari sungai yang mengamuk atau letusan gunung berapi. Penting untuk membuat satu perbedaan antara bahaya dan bencana, dan untuk mengenali pengaruh dari bahaya terhadap bencana adalah tolok ukur yang penting untuk mengetahui kerentanan masyarakat.

Diagram berikut menggambarkan kombinasi dari kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan ini. Kerentanan dilihat sebagai gerak maju dari tiga tahapan:

1. Penyebab-penyebab yang mendasari : sekumpulan faktor-faktor

yang sudah mengakar dalam masyarakat yang secara bersama membentuk dan menjaga kerentanan.

2. Tekanan-tekanan yang dinamis : satu proses perubahan yang

memungkinkan penyebab negatif masuk ke dalam kondisi-kondisi yang tidak aman; proses ini disebabkan mungkin karena kurangnya pelayanan-pelayanan atau fasilitas dasar atau mungkin sebagai akibat dari serangkaian kekuatan makro.

3. Kondisi-kondisi tidak aman : konteks kerentanan dimana

orang-orang atau properti terbuka terhadap resiko bencana; lingkungan fisik yang mudah rusak adalah satu bagian; faktor-faktor lain mencakup ekonomi yang tidak stabil dan tingkat pendapatan yang rendah.

Gambar 1.1

Model kesulitan bencana

Materi ini diambil dari bab pertama dari buku yang berjudul” Bencana dan kerentanan dan resiko”Piers Blaike,Terry Cannon,Ian Davis dan Ben

Wisner(Harper Collins, London and NewYork)

Penyebab yang mendasari Kemiskinan Akses yang terbatas terhadap.

- Struktur-struktur tenaga listrik - sumber daya Idiologi Sistem Ekonomi Faktor-faktor pra-kondisi umum Tekanan dinamis Kurangnya -institusi lokal -pendidikan -pelatihan -ketrampilan yang memadai -investasi lokal -pasar lokal -kebebasan pers Kekuatan makro -ekspansi penduduk -urbanisasi -degradasi lingkungan

Kondisi tidak aman Lingkungan fisik yang rentan

-lokasi yang berbahaya -infrastruktur dan bangunan yang berbahaya Ekonomi lokal yang rentan

-kehidupan yang beresiko -tingkat pendapatan yang

(14)

Faktor-faktor sebab akibat dari bencana

Besarnya setiap bencana, diukur dari jumlah kematian, kerusakan, atau biaya-biaya untuk satu negara yang sedang berkembang meningkat dengan meningkatnya marjinalisasi populasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang tinggi, masalah-masalah status tanah dan peluang ekonomi, dan kurangnya atau penempatan yang salah dari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dari satu populasi yang berkembang. Pada saat populasi meningkat, tanah terbaik yang ada di daerah-daerah kota maupun desa sudah terpakai, dan mereka yang mencari tanah untuk pertanian atau perumahan dipaksa untuk menerima tanah yang tidak memadai. Hal ini memberikan produktivitas yang lebih rendah dan tindakan yang lebih kecil dari keamanan fisik atau ekonomi. Bagian berikut ini mempertimbangkan masing-masing dari isu tersebut.

Kemiskinan

Pengaruh tunggal yang sangat penting terhadap dampak dari satu bencana adalah kemiskinan. Semua faktor yang lain dapat dikurangi jika populasi yang terkena pengaruh tidak juga dibatasi oleh kemiskinan. Sebenarnya semua kajian mengenai bencana menunjukan bahwa populasi yang paling kaya bisa bertahan hidup terhadap bencana tanpa terkena akibatnya atau dapat pulih kembali secara cepat. Pada spektrum yang luas dari bencana, kemiskinan pada umumnya menjadikan orang rentan terhadap dampak bahaya. Kemiskinan menjelaskan mengapa orang-or-ang di daerah-daerah perkotaan terpaksa hidup diatas bukit-bukit yang cenderung terkena bencana tanah longsor, atau mengapa orang-orang tinggal didekat gunung berapi atau sungai-sungai yang selalu membanjiri pinggirannya. Kemiskinan menerangkan mengapa kekeringan meminta petani-petani miskin sebagai korban dan jarang sekali terhadap yang kaya, dan mengapa kelaparan lebih sering dari pada tidak, adalah akibat dari kurangnya daya beli untuk membeli makanan dibandingkan dengan tidak adanya makanan. Secara meningkat, kemiskinan juga menerangkan mengapa banyak orang dipaksa untuk pindah dari rumah mereka ke bagian-bagian lain dari negara mereka atau bahkan menyeberangi perbatasan-perbatasan untuk bisa bertahan hidup. Migrasi yang disebabkan karena krisis seperti itu menempatkan tantangan-tantangan yang besar baik yang terkait dengan bantuan yang bersifat segera sampai pada mereka yang harus dipindahkan dan pembangunan yang berjangka lebih lama.

Pertumbuhan penduduk

Terdapat hubungan yang jelas antara meningkatnya kerugian-kerugian dari satu bencana dan meningkatnya populasi. Jika ada lebih banyak orang atau bangunan dimana satu bencana terjadi, kemudian hal ini memberi kemungkinan akan adanya lebih banyak pengaruh. Pertumbuhan populasi sudah sebegitu spektakuler sehingga tidak bisa dihindari lagi bahwa lebih banyak orang akan terkena pengaruh dari bencana karena lebih banyak akan dipaksa untuk hidup dan bekerja di daerah-daerah yang tidak aman.

(15)

Bertambahnya jumlah penduduk akan menimbulkan perebutan jumlah sumber daya yang terbatas ( seperti, kesempatan kerja, dan lahan ) yang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Konflik ini bisa menyebabkan migrasi yang disebabkan karena krisis. Pertumbuhan semacam itu muncul terutama sekali di negara-negara yang sedang berkembang, yang menyebabkan berbagai faktor pendorong terhadap bencana-bencana.

Urbanisasi yang cepat

Migrasi dan pertumbuhan penduduk yang cepat terkait dengan phenomena besar dari urbanisasi yang cepat. Proses ini juga dipercepat di negara-negara yang sedang berkembang. Hal ini dicirikan dengan penduduk pedesaan yang miskin atau kaum sipil di satu daerah konflik yang pindah ke daerah-daerah metropolitan untuk mencari peluang-peluang ekonomi dan keamanan. Jumlah yang banyak sekali dari penduduk kota yang miskin yang secara meningkat mendapatkan pilihan-pilihan yang lebih sedikit terhadap tersedianya tempat-tempat yang aman dan diminati untuk membangun rumah-rumah mereka. Lagi-lagi, terjadi kompetisi untuk sumber-sumber daya yang sudah jarang, konsekuensi yang tidak bisa dielakan lagi dari urbanisasi yang cepat, dapat membawa ke bencana-bencana ciptaan manusia.

Proyeksi penduduk untuk semua kota besar tahun 2025

Resiko iklim yang ekstrim

20-30 juta

Karachi

Jakarta

Kalkuta

Kota Meksiko

Dacca

Shanghai

Sao Paolo

Populasi pada tahun 1984

Gempa bumi

Badai/banjir

Banjir

Banjir Badai/banjir

Badai/gempa bumi

Badai

Populasi dalam juta

Gambar 1.2

Pertumbuhan penduduk 1750-2100

Sumber: Thomas Merrick, et.al, “World Population in Transition,” Population Bulletin,Vol.42, No.2 (1986)

Total dunia

Daerah-daerah yang sedang berkembang

Daerah-daerah

yang sudah berkembang

Gambar 1.3

(16)

Banyak tanah longsor atau bencana-bencana banjir terkait erat dengan urbanisasi yang cepat dan tidak terkendalikan yang memaksa keluarga-keluarga berpenghasilan rendah untuk menetap pada lereng-lereng bukit yang terjal atau jurang-jurang, atau sepanjang tepian-tepian sungai yang cenderung mengalami banjir. Banyak korban gempa bumi di daerah-daerah perkotaan telah menjadi keluarga-keluarga yang miskin yang bidang tanahnya telah gagal dan bukan dengan rumah-rumah mereka, biasanya melalui tanah longsor yang menimpa diatas rumah mereka atau muncul dari bawah rumah mereka.

Transisi-transisi di dalam praktek-praktek kultural

Banyak perubahan-perubahan yang tidak terelakan yang terjadi di semua masyarakat menyebabkan peningkatan kerentanan masyarakat terhadap bencana. Secara jelas, semua masyarakat secara konstan berubah dan dalam satu keadaan transisi yang terus-menerus. Transisi-transisi ini sering kali sangat merusak dan tidak adil, yang menimbulkan gap pada mekanisme penanggulangan dan teknologi. Transisi-transisi ini mencakup populasi nomaden yang menjadikan penduduk pedesaan yang hidup menetap pindah ke daerah-daerah perkotaan, dan baik orang-orang pedesaan maupun perkotaan yang pindah dari satu tingkat ekonomi ke tingkat ekonomi yang lain. Secara lebih luas, contoh-contoh ini adalah perpindahan umum dari masyarakat non-industri ke masyarakat industri.

Satu contoh dari dampak transisi-transisi ini adalah pengenalan akan materi-materi bangunan yang baru dan desain-desain bangunan dalam satu masyarakat yang sudah terbiasa dengan materi-materi dan desain tradisional. Hal ini sering menyebabkan materi baru yang digunakan secara salah. Di daerah-daerah yang rawan bencana, teknik-teknik bangunan baru yang tidak memadai bisa menjadikan rumah-rumah yang tidak dapat menahan gempa bumi atau badai angin ( lihat gambar berikut ).

Berkumpulnya masalah ini adalah komunitas baru dimana mereka yang selamat dari bencana mendapatkan dirinya sendiri mungkin tidak memiliki sistim bantuan sosial atau jaringan untuk dibantu dalam pemulihan dari bencana. Mekanisme penanggulangan tradisional mungkin tidak ada dalam struktur baru dan masyarakat menjadi semakin tergantung pada campur tangan dari luar untuk membantu proses ini.

Benturan dan praktek-praktek transisi kultural dapat juga mengakibatkan konflik sipil, sebagai contoh, sebagai akibat dari kekerasan umum yang dipicu oleh perbedaan-perbedaan agama.

Lereng yang tidak stabil

Sungai Sungai

Gambar 1.4

(17)

Degradasi lingkungan

Banyak bencana disebabkan atau diperburuk oleh degradasi lingkungan. Penggundulan hutan menyebabkan arus air atas yang cepat, yang ikut berperan terhadap terjadinya banjir. Rusaknya rawa-rawa bakau menurunkan kemampuan baris pantai untuk menahan angin tropis dan gelombang badai. Terciptanya kondisi-kondisi kekeringan-dan kedahsyatan yang relatif dan lamanya waktu kekeringan berlangsung- semata-mata satu phenomena alam. Kondisi-kondisi kekeringan bisa diperburuk oleh : pola-pola tanam yang jelek, terlalu banyaknya lahan penggembalaan, hilangnya lapisan tanah bagian atas, teknik-teknik konservasi yang tidak baik, penipisan dibagian permukaan dan bagian bawah persediaan air, dan, pada satu tingkat, urbanisasi yang tidak terkendali.

Gambar 1.6

Penebangan hutan untuk pembangunan

dengan kualitas jelek yang menggunakan material modern

Sandaran dinding yang terlalu tinggi Bentuk asimetrik

yang berbahaya

Sambungan yang jelek dari atap ke tembok

Tembok terlalu tinggi

Kualitas adukan semen yang jelek

Pintu yang terlalu dekat

dengan sudut Serambi yang

berbahaya

Pembuka pintu yang terlalu lebar

Tembok yang terlalu panjang

Kurangnya tembok yang berkerangka baja

(18)

Kurangnya kesadaran dan informasi

Bencana-bencana dapat juga terjadi karena orang-orang yang rentan terhadap bahaya-bahaya itu memang tidak tahu bagaimana lepas dari cara yang merusak itu atau mengambil tindakan – tindakan perlindungan. Ketidak tahuan ini seharusnya tidak menjadi satu fungsi dari kemiskinan, tetapi kurangnya kesadaran atas tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan untuk mendirikan bangunan-bangunan yang aman di lokasi-lokasi yang aman juga. Barangkali sebagian orang tidak tahu tentang rute-rute evakuasi dan prosedur-prosedur yang aman. Penduduk lain mungkin tidak tahu dimana meminta bantuan pada saat mengalami tekanan yang berat. Meskipun demikian, poin ini tidak harus digunakan sebagai pembenaran untuk mengabaikan mekanisme penanggulangan dari sebagian besar orang yang tertimpa bencana tersebut. Di sebagian besar masyarakat yang rentan terhadap bencana, terdapat banyak pemahaman tentang respon dan tantangan terhadap bahaya. Pemahaman ini harus dimasukkan kedalam setiap upaya untuk memberikan bantuan dari luar.

Perang dan kerusuhan sipil

Di dalam naskah ini perang dan kerusuhan sipil dianggap sebagai bahaya, yaitu, kejadian-kejadian yang ekstrim yang mengakibatkan bencana. Perang dan perselisihan sipil terjadi sering kali sebagai akibat dari orang-orang yang terusir, satu sasaran populasi dari program pelatihan ini. Faktor-faktor sebab dan akibat dari perang dan perselisihan sipil mencakup kompetisi untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang sudah langka, kurangnya toleransi terhadap agama atau etnis, dan perbedaan-perbedaan idiologis. Banyak dari hal ini merupakan produk sampingan dari enam faktor sebab-akibat bencana sebelumnya.

Q

. Dari tujuh faktor-faktor sebab akibat bencana yang dibicarakan diatas, bagaimana Anda akan memberikan peringkat dari ketujuh faktor itu untuk negara Anda dimana Anda hidup ?

A

.

Buatlah daftar dari kontributor yang paling serius dulu.
(19)

Fase-fase dan terminologi bencana

Istilah-istilah bencana

Beberapa terminologi manajemen bencana telah diperkenalkan di dalam modul ini. Daftar kata-kata yang ringkas juga disertakan untuk memberikan rincian terhadap beberapa difinisi yang berlaku ini.

Daftar kata ini memuat istilah-istilah manajemen bencana seperti digunakan pada “ Draft Ketiga “ dari “ Satu daftar istilah-istilah yang terkait dengan Manajemen Bencana dengan difinisi-definisi mereka untuk dimasukkan kedalam satu daftar kata multibahasa yang disepakati secara internasional “ yang disiapkan oleh UNDRO, dan didalam Manual Manajemen Bencana UNDP/UNDRO. Meskipun demikian, konsensus tidak muncul diantara semua praktisi menejemen bencana atau akademisi yang menanggapi definisi-definisi ini. Daftar kata yang secara umum dan terstandarisasi yang dapat diterima jelas akan sangat diminati, akan tetapi sepertinya ini tidak akan muncul dalam kurun waktu beberapa tahun yang akan datang. Konsekuensinya, difinisi-difinisi berikut ini akan mewakili satu usaha kearah pengembangan konsensus. Para pengguna dari materi-materi pelatihan DMTP diminta untuk menggunakan definisi-definisi yang berlaku ini demi keseragaman dan untuk memberikan toleransi terhadap definisi-definisi dari kelompok-kelompok lain.

Q

. Dapatkah Anda memberikan satu contoh bagaimana menggunakan setiap istilah ini ? Tulislah contoh Anda pada ruangan dibawah setiap definisi.

Manajemen Bencana adalah sekumpulan kebijakan dan

keputusan-keputusan administratif dan aktivitas-aktivitas operasional yang berhubungan dengan berbagai tahapan dari semua tingkatan bencana.

A

________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Bencana karena ulah manusia adalah situasi-situasi bencana atau

emergensi dimana penyebab-penyebab utama langsung, adalah aksi-aksi manusia yang dapat diidentifisir, secara sengaja atau sebaliknya. Lepas dari “ bencana-bencana “ teknologi “ dan “ ekologi “, hal ini terutama sekali melibatkan situasi-situasi dimana rakyat sipil menderita sebagai korban, kerugian properti, sarana dan pelayanan dasar dari kehidupan sebagai akibat dari perang atau kerusuhan sipil, sebagai contohnya. Emergensi/bencana ciptaan manusia dapat berupa tipe-tipe serangan yang cepat atau lambat, dan dalam kasus kerusuhan internal, dapat mengakibatkan “ emergensi-emegensi kompleks “ juga.

A

__________________________________________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Manajemen bencana

(20)

Satu definisi yang lebih luas dari bencana ciptaan manusia mengakui bahwa semua bencana disebabkan oleh manusia karena manusia telah memilih, apapun alasannya, untuk berada dimana phenomena alam terjadi yang menyebabkan pengaruh-pengaruh yang merugikan terhadap manusia.

A

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________________________

Resiko adalah kerugian-kerugian yang diharapkan ( kehilangan kehidupan, orang-orang yang terluka, kerusakan terhadap properti dan gangguan aktivitas ekonomi ) yang disebabkan oleh satu bahaya khusus. Resiko adalah hasil dari bahaya dan kerentanan.

A

_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________________________

Kerentanan adalah tingkat kerugian ( sebagai contoh, dari 0% - 100 % )

sebagai akibat dari satu phenomena yang berpotensi merusak.

A

_________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________ ____________________________________________________________

Istilah-istilah berikut adalah kunci untuk memahami serangan bencana-bencana yang lambat dan pengaruhnya terhadap populasi.

Perpindahan populasi biasanya dihubungkan dengan migrasi massa sebagai

akibat krisis dimana sejumlah besar orang dipaksa untuk meninggalkan rumah-rumah mereka guna mencari sarana-sarana untuk mempertahankan hidup yang lain. Perpindahan massa seperti itu biasanya sebagai akibat dari konflik, kekurangan pangan yang hebat atau runtuhnya sistim dukungan ekonomi.

A

___________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Emergensi-emergensi kompleks adalah satu bentuk emergensi karena

ulah manusia dimana baik penyebab dari emergensi maupun bantuan terhadap mereka yang terkena penderitaan terikat oleh tingkat-tingkat yang intens dari pertimbangan-pertimbangan politik. Jenis emergensi ini biasanya dihubungkan dengan masalah-masalah pemindahan orang pada saat terjadi konflik sipil atau dengan orang-orang yang terjebak di daerah-daerah konflik

A

__________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Kerentanan

Perpindahan penduduk

(21)

fase-fase dari kontinum waktu. Mengidentifisir dan memahami fase-fase ini membantu untuk menggambarkan kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan bencana dan memberi konsep tentang aktivitas-aktivitas manajemen bencana yang memadai.

Serangan bencana-bencana yang cepat

Definisi-definisi dibawah ini berhubungan dengan urutan waktu yang mengikuti munculnya serangan bencana yang cepat. Lihat Gambar 2.1.

Fase pemulihan adalah periode yang munculnya mengikuti satu bencana

yang tiba-tiba ( atau penemuan yang sudah terlambat dari situasi serangan yang lamban yang diabaikan) jika tindakan-tindakan pengecualiaan harus diambil untuk mencari dan menemukan mereka yang bertahan hidup dan juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tempat berteduh, air, makanan dan perawatan medis.

A

____________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Rehabilitasi adalah tindakan-tindakan atau keputusan-keputasan yang

diambil setelah terjadi satu bencana dengan maksud untuk memulihkan kondisi-kondisi kehidupan sebelumnya dari satu masyarakat yang terkena bencana, sementara mendorong dan memfasilitasi penyesuaian-penyesuaian seperlunya terhadap perubahan-perubahan yang disebabkan oleh bencana.

A

____________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Gambar 2.1

Kontinum manajemen serangan bencana yang cepat

Fase pemulihan

Rehabilitasi fase pemulihan pasca bencana Fase pengurangan resiko pra-bencana

Bantuan

Rehabilitasi

Rekonstruksi Mitigasi

(22)

Pemulihan kembali adalah tindakan yang dilakukan untuk membangun kembali satu komunitas setelah satu periode rehabilitasi akibat dari satu bencana. Tindakan-tindakan mencakup pembangunan rumah yang permanen, pemulihan semua pelayanan-pelayanan secara penuh, dan memulai kembali secara tuntas dari keadaan sebelum bencana.

A

________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Mitigasi adalah istilah gabungan yang digunakan untuk mencakup semua

tindakan yang dilakukan sebelum munculnya satu bencana ( tindakan-tindakan pra-bencana ) yang meliputi kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. ( Pengurangan telah digunakan oleh beberapa institusi atau para penulis dalam pengertian yang lebih sempit, dengan tidak memasukkan kesiapan ).

A

__________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________

Kesiapan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meminimalisir

kerugian dan kerusakan kehidupan, mengorganisir pemindahan sementara orang-orang dan properti dari lokasi yang terancam, dan memfasilitasi secara tepat dan penyelamatan yang efektif, pemulihan dan rehabilitasi.

A

__________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

Serangan bencana-bencana yang lambat

Urutan kontinum bencana untuk serangan bencana yang lambat adalah sama dalam hal kerangka kerja akan tetapi memiliki perbedaan-perbedaan yang penting. Istilah-istilah dan difinisi-difinisi berikut merefleksikan tambahan-tambahan dan modifikasi-modififikasi. Lihat Gambar 2.2.

Mitigasi

Gambar 2.2

Kontinum manajemen serangan bencana yang lamban

Serangan bencana yang lamban

Kesiapan

Rehabilitasi Mitigasi

Bantuan Emergensi Peringatan dini

(23)

lambat. Sebagai contoh, peringatan dini terhadap kelaparan bisa direfleksikan sedemikian rupa dengan indikator-indikator seperti kekeringan, penjualan ternak, atau perubahan-perubahan kondisi ekonomi.

A

_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________

Fase emergensi adalah periode pada saat mana tindakan-tindakan yang luar biasa harus diambil. Kewenangan-kewenangan dan prosedur-prosedur emergensi khusus bisa diterapkan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan manusia, mempertahankan kehidupan, dan melindungi properti untuk menghindari serangan bencana. Fase ini dapat mencakup pra-bencana, kewaspadaan bencana, pemulihan bencana dan periode-periode penyembuhan. Satu fase emergensi bisa sangat banyak, seperti dalam serangan bencana yang lambat misalnya kelaparan. Fase ini juga bisa berjangka pendek, seperti misalnya setelah terjadinya gempa bumi.

A

___________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________

Rehabilitasi adalah tindakan yang diambil setelah satu serangan bencana

yang lambat dimana perhatian harus diberikan terhadap isu-isu penempatan kembali atau program-program orang-orang yang kembali, khususnya untuk orang-orang yang telah dipindahkan untuk alasan-alasan yang muncul dari konflik atau runtuhnya ekonomi.

A

______________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________

Fase emergensi

(24)

Serangan bencana yang lambat Serangan bencana yang cepat

Q

. Ujilah ingatanmu tentang dua diagram kontinum bencana. Berilah tanda pada setiap lingkaran dibawah dengan fase-fase dari satu serangan bencana yang lambat dan satu serangan yang cepat.
(25)

Menghubungkan bencana dengan pembangunan

1

Pendahuluan

Modul pelatihan ini memberikan konsep baru tentang hubungan antara bencana dan pembangunan. Konsep baru ini telah berkembang dalam masyarakat pembangunan dalam beberapa tahun terakhir ini dan merupakan sokoguru utama dari Program Pelatihan Manajemen Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa. Jarang sekali satu minggu berlalu tanpa berita satu bencana besar di media. Yang menyebabkan kematian dan kerusakan adalah satu bencana yang sering kali menghapus program-program pembangunan yang bertahun-tahun lamanya dan menjadikan mundurnya pembangunan di negara-negara dunia ketiga, yang hanya memboroskan sumber-sumber daya yang berharga.

Untuk masa yang lama hubungan sebab dan akibat antara bencana dan pembangunan ekonomi dan sosial telah diabaikan. Para menteri Keuangan dan Perencanaan dan para perencana pembangunan sendiri tidak mempedulikan terhadap bencana-bencana. Hal paling baik, para perencana pembangunan berharap bahwa bencana tidak terjadi lagi, dan jika terjadi lagi, akan sangat efektif kalau hal itu ditangani pemulihannya oleh negara-negara donor dan organisasi-organisasi pemulihan. Program-program pembangunan tidak dinilai dalam konteks bencana, tidak dari pengaruh bencana pada program-program pembangunan atau dari titik apakah pro-gram-program pembangunan meningkatan kemungkinan terjadinya bencana atau meningkatkan pengaruh-pengaruh yang berpotensi merusak dari satu bencana.

Bencana dilihat dalam konteks respon emergensi- tidak sebagai bagian dari program pembangunan jangka panjang. Ketika satu bencana benar-benar terjadi, respon ditujukan ke kebutuhan-kebutuhan emergensi dan pembersihan. Komunitas yang berada dibawah tekanan bencana dilihat tidak layak untuk melaksanakan pembangunan. Lingkungan paska bencana dipandang sebagai terlalu bergolak untuk mempromosikan perubahan-perubahan institusi yang ditujukan pada peningkatan pembangunan jangka panjang.

1Sumber dari bab ini adalah Pembangunan dan Bencana, modul pelatihan UNDP/UNDRO yang disusun

oleh R.S. Stephenson dan Pengembangan dan Bencana: institusi study pembangunan yang disusun

untuk UNDP oleh INTERTECT, Januari 1991.

BIDANG PEMBANGUNAN

Pembangunan bisa menyebabkan kerentanan Pembangunan bisa mengurangi kerentanan Bencana dapat memundurkan pembangunan Bencana dapat memberikan peluang pembangunan

BIDANG BENCANA

B ID A N G P O S IT IF B ID A N G N E G A T IF + -+ -+ + + -+ -Gambar 3.1

(26)

Kumpulan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang tentang hubungan antara bencana dan pembangunan memberikan indikasi empat thema dasar. Thema-thema yang disajikan pada gambar sebelumnya bisa dikembangkan sebagai berikut :

1. Bencana menunda program pembangunan dengan menghancurkan b inisiatif pembangunan bertahun-tahun

- Perbaikan infrastruktur misalnya transport dan sistim-sistim sarana yang hancur karena banjir.

2. Pembangunan kembali setelah satu bencana memberikan peluang-peluang yang signifikan untuk memulai program-program pembangunan.

- Program perumahan mandiri untuk membangun kembali rumah yang rusak akibat gempa bumi mengajarkan ketrampilan-ketrampilan baru, memperkuat kebanggaan komunitas dan kepemimpinan dan mempertahankan dana pembangunan yang jika tidak begitu akan diekspor ke perusahaan-perusahaan konstruksi yang besar.

3. Program-program pembangunan dapat meningkatkan kerentanan satu daerah terhadap bencana.

- Peningkatan besar dalam bidang pembangunan peternakan menyebabkan banyaknya lahan penggembalaan yang berpengaruh terhadap desertifikasi ( berubahnya hutan menjadi padang pasir ) dan meningkatkan kerentanan terhadap kelaparan.

4. Program-program pembangunan dapat dirancang untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana dan konsekuensi-konsekuensi negatifnya.

- Proyek-proyek perumahan yang dibangun dibawah undang-undang yang dirancang untuk bisa menahan angin kencang bisa menyebabkan kurangnya kerusakan selama badai tropis yang akan datang.

Para pembuat keputusan yang mengabaikan hubungan antara bencana dan pembangunan melakukan perbuatan yang merugikan terhadap orang-orang yang menaruh kepercayaan mereka kepada para pembuat keputusan. Secara meningkat, di seluruh dunia , Kementrian Perencanaan dan Keuangan yang berpikir maju dengan dukungan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi Non Pemerintah sedang melakukan penilaian proyek-proyek pembangunan dalam konteks pengurangan bencana dan sedang merancang program-program pemulihan bencana dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pembangunan jangka panjang.

Terganggunya pembangunan karena bencana

Bencana secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa cara, termasuk :

• Hilangnya sumber-sumber daya

• Gangguan terhadap program-program

• Pengaruh pada iklim investasi

• Pengaruh pada sektor non-formal

(27)

produk-produk investasi- hal itu juga memperpendek umur pembangunan investasi. Bencana mempengaruhi pembangunan lewat :

Pengaruh pada inventaris dan cadangan modal

• Kerugian produksi dan penyediaan pelayanan yang disebabkan oleh kerusakan dan meningkatnya harga barang-barang dan jasa

• Pengaruh-pengaruh sekunder dari bencana mencakup inflasi, masalah neraca pembayaran , meningkatnya pengeluaran fiskal, menurunnya cadangan uang

• Kerugian-kerugian secara tidak langsung, sebagai contoh : pengaruh pada posisi hutang negara dapat terjadi ketika beban pelayanan hutang meningkat, negara memiliki sumber-sumber daya yang tersedia dalam jumlah yang lebih sedikit untuk diinvestasikan pada perusahaan-perusahaan yang produktif.

• Akibat kerugian-kerugian dari sumber-sumber daya ini meliputi: hilangnya pertumbuhan ekonomi, penundaan program-program pembangunan, pembatalan-pembatalan program, dan tidak adanya insentif terhadap investasi baru

• Mungkin juga ada pergeseran dalam sumber-sumber daya manusia yang trampil terhadap aktivitas pemulihan yang jelas – satu pengalihan dari kebutuhan jangka panjang ke kebutuhan jangka pendek

Gangguan terhadap program

Bencana menganggu program-program yang sedang berlangsung dan membelokan sumber-sumber daya dari penggunaan-penggunaan yang direncanakan sebelumnya.

Pengaruh pada iklim investasi

Bencana, khususnya pada saat hal itu telah terjadi secara berulang-ulang dalam satu periode waktu yang pendek, memiliki pengaruh negatif pada insentif untuk investasi lebih lanjut. Para investor membutuhkan iklim yang stabil dan kepastian untuk terdorong menginvestasikan uangnya. Bencana lebih lanjut menutupi gambar investasi ketika bencana tersebut menyebabkan hilangnya pekerjaan, dan oleh karena itu memberi tekanan pada tuntutan pasar, dan mengakibatkan stagnasi yang membatasi pertumbuhan secara keseluruhan.

Pengaruh pada sektor informal

(28)

Destabilisasi politik

Tekanan pada satu negara yang disebabkan oleh bencana menyebabkan destabilisasi pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Sebagai contoh, pemerintah mungkin saja telah salah mengelola dana bantuan pemulihan bencana, yang menyebabkan ketidak puasan pada anggota masyarakat yang terkena bencana. Atau mereka yang selamat mungkin tidak bisa memenuhi harapannya, dengan berbagai alasan, kemudian menterjemahkan kedalam bentuk protes. Pemerintah dapat juga menjadi kambing hitam atas masalah-masalah di luar kontrolnya, lagi-lagi membawa ke kemungkinan kehancurannya . Sebenarnya, sangat umum terjadi suatu pemerintah bisa runtuh atau ditumbangkan dalam dua atau tiga tahun setelah bencana besar.

Q

. Ingatlah kembali bencana yang paling akhir menimpa di mana Anda sudah terbiasa dengan bencana itu. Berdasarkan pengalaman tersebut, berilah tanggapan terhadap hal-hal berikut ini.

A

.

1. Identifikasikan satu fasilitas yang kritis terhadap ekonomi setempat yang lumpuh pelayanannya.

_________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Berilah nama satu proyek pembangunan yang terganggu.

________________________________________________________________________

3. Identifikasikan satu kasus dari satu investasi yang ditarik kembali atau dikurangi karena adanya bencana.

________________________________________________________________________

4. Identifikasikan satu kasus dari pembangunan sektor non-formal yang dirugikan karena pemulihan bencana salah menempatkan kebutuhan untuk hal itu.

________________________________________________________________________

5. Terangkan dan berilah contoh bagaimana pemerintah bisa dibuat tidak stabil oleh karena bencana.

________________________________________________________________________

Bagaimana pembangunan bisa menyebabkan bencana

(29)

program sebagai akibat dari satu bencana, seperti misalnya proyek-proyek rekonstruksi yang meningkatkan permintaan akan kayu untuk pembangunan rumah. Akibat dari penggundulan hutan kemudian dapat meningkatkan kerentanan terhadap longsornya tanah lumpur dan mungkin perubahan-perubahan lingkungan untuk jangka panjang.

Proyek-proyek pembangunan mungkin secara sadar memaksa mengambil satu pilihan antara mengurangi kerentanan terhadap bahaya atau kerentanan terhadap ekonomi. Rancangan satu proyek mungkin membutuhkan pertukaran antara dua pilihan dan memaksa satu keputusan antara dua pilihan tersebut.

Q

.

Dapatkah Anda menggambarkan bagaimana pembangunan dapat

memberikan andil terhadap kerentanan berdasarkan pada contoh-contoh konsekuensi-konsekuensi negatif berikut ?

A

.

_______________________________________________________ _________________________________________________________

__________________________________________________________ ________________________________________________________

_______________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________ _______________________________________________________

_______________________________________________________ _______________________________________________________

_______________________________________________________ _______________________________________________________

_______________________________________________________ _______________________________________________________

Peluang-peluang pembangunan yang ditimbulkan oleh

bencana

Meskipun tingkat kesadaran terhadap bencana semakin meningkat dalam masyarakat internasional, dan pengakuan akan pentingnya rencana-rencana pembangunan yang masuk akal untuk aktivitas-aktivitas pemulihan, hal ini sering memerlukan segera satu kejadian yang merusak dalam skala besar untuk menstimulir pemerintah agar memikirkan mengenai satu pendekatan pembangunan. Dengan demikian, satu bencana dapat berfungsi sebagai satu katalisator guna memperkenalkan aktivitas-aktivitas pengurangan.

Hanya sedikit pekerja pembangunan menyadari peluang-peluang bahwa bencana dapat menyediakan lapangan pembangunan. Bencana sering kali menciptakan atmosfir politik dan ekonomi dimana perubahan-perubahan

Lihat tabel pada halaman berikut untuk contoh-contoh dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertayaan ini. Erosi dataran tinggi

Penggundulan hutan

Hilangnya keaneka ragaman hayati

Kurangnya menejemen tanah dan daratan

Polusi air dan udara

Sanitasi perkotaan dan pembuangan sampah yang tidak memadai

(30)

besar dapat dibuat lebih cepat dibandingkan dengan pada saat berada dibawah kondisi-kondisi yang normal. Sebagai contoh, setelah terjadinya bencana, bisa saja tersedia peluang-peluang besar untuk melaksanakan program-pro-gram reformasi tanah, untuk memperbaikki cadangan perumahan secara keseluruhan, untuk menciptakan pekerjaan-pekerjaan dan ketrampilan-ketrampilan pekerjaan baru, dan untuk mengembangkan dan memajukan dasar ekonomi dari peluang-peluang komunitas yang pada saat tidak terjadi bencana hal ini tidak mungkin. Kemauan bersama untuk bertindak adalah merupakan satu keuntungan yang tidak seharusnya disia-siakan.

Bencana juga dapat menyoroti daerah-daerah beresiko tinggi dimana tindakan harus diambil sebelum bencana yang lain menghantam. Realisasi dari kerentanan dapat memotivasi para pembuat kebijakan dan publik untuk berpartisipasi didalam aktivitas-aktivitas mitigasi. Bencana juga dapat berfungsi untuk menyoroti fakta bahwa negara secara serius masih belum berkembang. Dengan demikian, bencana dapat membawa masuk pendanaan dan perhatian dari masyarakat donor untuk menerapkan kebutuhan pembangunan jangka panjang. ( Henderson, 1990 )

Gambar 3.1

Contoh pembangunan yang menyebabkan bencana atau meningkatkan kerentanan

Dari Bencana dan Pembangunan: Study dalam Pembangunan Institusi, Intertect, Januari,1991

Aktivitas pembangunan

Bangunan pabrik kimia yang menyediakan pekerjaan

Pengenalan spesies baru untuk mengontrol hama

Skema irigasi

Meningkatkan penggunaan pestisida atau pupuk untuk menambah hasil tanaman

Konstruksi bendungan listrik tenaga air

Penggalian sumur-sumur di daerah marginal

Pembangunan jalan di hutan tadah hujan

Pembangunan sekolahan pada garis patahan gempa

Sentralisasi proses perencanaan

Pemusatan fasilitas turis pada garis pantai yang rentan, bukit yang labil

Hasil

Kematian akibat ketidak hati-hatian terhadap pembuangan bahan kimia, meningkatnya, masalah kesehatan, kecela-kaan karena sampah beracun atau sampah berbahaya

Ekspansi yang tidak terkendali dari spesies baru ke dalam lingkungan, menyebabkan gagal panen

Banjir dimana kanal berhadapan dengan arus air alam

Cadangan air minum yang terkontaminasi

Pemindahan, pemasaman

Desertifikasi karena pengelompokan penduduk disekitar sumur

Tanah longsor, penggundulan hutan

Kematian/luka karena runtuhnya bangunan

Kelaparan karena kurangnya organisasi pemerintah lokal

Terbukanya populasi yang banyak terhadap resiko kematian luka/kerugian dari gelombang angin topan, angin kencang, tsunami, tanah longsor.

Industri

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Sumber daya Alam

(31)

Bahaya alam

Pada bab-bab sebelumnya, diskusi mengenai bencana dan emergensi akibat dari bahaya ciptaan manusia dan ciptaan alam telah dikembangkan dalam istilah-istilah yang umum. Bagaimanapun juga, setiap bahaya mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri. Untuk memahami siknifikasi dan implikasi dari satu tipe khusus bencana, kita harus memiliki satu pemahaman dasar tentang alam, sebab dan akibatnya dari setiap tipe bahaya.

Daftar dari tipe-tipe bahaya sangatlah panjang. Banyak bahaya yang jarang muncul atau mempengaruhi hanya populasi yang sangat sedikit saja. Bahaya-bahaya yang lain, seperti badai salju yang dahsyat, sering kali terjadi di daerah-daerah yang memang sudah siap untuk menghadapi bahaya-bahaya itu dan bahaya-bahaya tersebut jarang menjadi bencana.Akan tetapi, dari perspektif korban bencana, hal ini secara khusus tidaklah bermanfaat untuk membedakan antara bencana kecil dan bencana besar. Sebagian bencana sekarang ini hanya menjadi perhatian kecil saja bagi komunitas internasional. Hal ini mencakup salju longsor, kabut, cuaca dingin, hujan es, petir, badai salju, dan tornado. Perhatian internasional menjadi berkurang terhadap bahaya-bahaya ini karena dampak dari bahaya-bahaya tersebut hanya relatif mempengaruhi sedikit orang dan negara-negara di mana bahaya-bahaya tersebut biasanya muncul, mempunyai sumber-sumber daya dan sistim-sistim yang memadai untuk merespon tanpa bantuan dari luar.

Ada beberapa tipe bahaya yang mendapatkan perhatian yang luas. Bahaya-bahaya tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :

Serangan bahaya yang mendadak – ( bahaya iklim dan geologis ) gempa bumi, tsunami, banjir, badai tropis, letusan gunung berapi, tanah longsor.

Serangan bahaya yang perlahan-lahan – ( bahaya lingkungan ) kekeringan, kelaparan, degradasi lingkungan, desertifikasi, penggundulan hutan, serbuan hama.

Teknologi/industri – kegagalan sistim/kecelakaan, tumpahan bahan kimia, letusan, kebakaran

Perang dan kerusuhan sipil – agresi bersenjata, pemberontakan, terorisme, dan tindakan-tindakan lain yang mengakibatkan berpindahnya orang-orang atau mengungsi Epidemi – air dan/ makanan yang mengandung penyakit, penyakit yang menular dari satu orang ke orang lain ( lewat kontak dan pernapasan ), penyakit yang mengandung virus dan komplikasi-komplikasi dari luka

(32)

Diskripsi singkat dari setiap tipe bahaya tersebut tersaji di bawah ini. Akan menjadi tanggung jawab Anda untuk menentukan bahaya mana yang menjadi perhatian negara Anda dan kemudian menentukan untu membaca meteri mengenai bahaya-bahaya itu.

Q.

Bahaya mana yang menjadi perhatian negara Anda ?

A

.

Buatlah daftar bahaya-bahaya yang paling penting sesuai dengan tingkat

dampak kedahsyatannya.

1.________________________________________________________ 2.______________________________________________________ 3.______________________________________________________ 4.______________________________________________________

Sekarang pelajarilah lebih banyak tentang masing-masing bencana pada meteri berikut ini.

Bahaya Geologi Gempa bumi Tsunami

Letusan gunung berapi Tanah longsor

Bahaya Iklim Badai tropis Banjir Kekeringan

Bahaya Lingkungan Polusi lingkungan Penggundulan hutan Desertifikasi Penyerbuan hama

Epidemi

Kecelakaan Industri

Karakteristik bahaya dan bencana khusus

1

Bagian ini memberikan satu indikasi dari karakteristik umum dari masing-masing tipe bahaya dan bermacam-macam tindakan menghadapi bencana yang mungkin diperlukan. Anda harus mencatat bahwa bencana mempunyai jaminan atau pengaruh-pengaruh tidak langsung yang bisa menahan bahkan setelah tipe bencana khusus secara langsung ditangani. Masalah pemindahan manusia setelah serangan bencana yang mendadak, seperti misalnya badai, mungkin berlanjut dengan baik setelah mendapatkan pertolongan segera, program-program pemulihan dan bahkan rehabilitasi yang sudah dilakukan. Dampak tambahan dapat merubah serangan bencana yang kelihatannya mendadak menjadi situasi emergensi yang berkesinambungan.

1Materi dalam pencegahan bahaya dan populasinya dikutip dari Manual Manajemen

(33)

oleh karena adanya konflik sipil yang menyebabkan akses menjadi tidak mungkin. Dengan kata lain, terdapat banyak pertentangan. Meskipun demikian, karakteristik dasar dari tipe-tipe bencana khusus dan emergensi dan tindakan-tindakan respon yang memadai dapat disusun sebagai berikut:

n

Phenomena sebab-akibat

n

Pengaruh-pengaruh khusus

n

Karakteristik umum

n

Tindakan pengurangan resiko

yang mungkin

n

Bisa diramalkan

n

Tindakan kesiapan khusus

n

Faktor penyumbang kerentanan

n

Kebutuhan pasca bencana

yang khusus

Tipe-tipe yang berbeda dari bencana mempunyai pengaruh-pengaruh karakteristik sementara mempertahankan aspek-aspek yang unik. Tindakan– tindakan kesiapan dan pengurangan resiko, dan respon pasca bencana dan emergensi semua dapat difasilitasi oleh “ aturan main “ seperti yang diterangkan secara singkat di bagian ini- akan tetapi harus juga disesuaikan dengan kekhususan dari kondisi-kondisi setempat.

Ingat :

(a.) dimana tipe-tipe bencana yang berbeda muncul secara gabungan-contoh : banjir yang menyertai badai tropis- pengaruh gabungannya harus dipertimbangkan; dan dimana satu bencana menyebabkan bencana lain ( sebagai contoh kelaparan yang menyebabkan perselisihan sipil ) pengaruh gabungannya harus diantisipasi. (b) Kedahsyatan dari dampak aktualnya pada masyarakat tergantung

pada faktor-faktor organisasi dan manusia dan juga faktor-faktor topografis dan alam.

Legenda

o

Letusan gunung berapi

o

Daerah daratan yang terpengaruh oleh badai tropis

o

Garis pantai yang terbuka

o

Desertifikasi aktif atau non aktif

terhadap gelombang tsunami

o

Jalur seismik

Gambar 4.1

(34)

______________________________________________________________________________________

Fenomena Sebab-akibat Penurunan batu kerak bumi di sepanjang daerah patahan dan

memantul kembali kedalam jajaran baru

_______________________________________________________________________________________

Pengaruh dan karakteristik Bergetarnya bumi yang disebabkan oleh gelombang pada bagian

umum atas dan bagian bawah permukaan bumi yang menyebabkan

Keretakan permukaan Goncangan

Tsunami

Gempa bumi, vibrasi Pencairan

Tanah longsor

________________________________________________________________________________________

Bisa diramalkan Kemungkinan kemunculannya dapat ditentukan tetapi waktu yang

tepat tidak dapat dipastikan. Peramalan didasarkan pada monitor-ing aktivitas seismik, pengaruh historis, dan observasi.

________________________________________________________________________________________

Faktor-faktor yang memberi Lokasi hunian di daerah seismik.

andil terhadap kerentanan Bangunan-bangunan yang tidak tahan terhadap gerakan tanah.

Kumpulan bangunan yang padat dengan tingkat hunian yang tinggi. Kurangnya akses terhadap informasi tentang resiko gempa ________________________________________________________________________________________

Pengaruh-pengaruh khusus Kerusakan fisik – kerusakan atau hilangnya

yang merugikan bangunan atau infrastruktur. Kebakaran, jebolnya bendungan, tanah

longsor kemungkinan terjadi banjir.

Korban – Sering kali banyak, khususnya di dekat pusat gempa atau pada daerah-daerah yang berpenduduk tinggi atau dimana bangunan-bangunan tidak tahan terhadap gempa.

Kesehatan umum – Luka karena retak tulang merupakan masalah yang menyebar secara luas. Ancaman kedua karena banjir, cadangan air yang terkontaminasi, rusaknya kondisi kondisi sanitasi

Cadangan air – Kemungkinan munculnya masalah serius yang disebabkan karena rusaknya sistim-sistim air, polusi dari sumber mata air yang terbuka dan perubahan skema air.

________________________________________________________________________________________

Kemungkinan tindakan Pemetaan bahaya

pengurangan resiko Pelatihan dan program kesadaran umum

Penilaian dan pengurangan kerentanan struktural Kontrol penggunaan lahan atau zonasi, peraturan Pembangunan dan Asuransi

_______________________________________________________________________________________

Tindakan-tindakan Peringatan akan gempa dan program-program

kesiapan khusus

________________________________________________________________________________________

Kebutuhan umum pasca Mencari dan menyelamatkan (SAR)

bencana Bantuan medis emergensi

Kebutuhan-kebutuhan kerusakan dan survey penilaian Bantuan pemulihan

Reparasi dan rekonstruksi Pemulihan ekonomi

(35)

____________________________________________________________________________________

Alat-alat penilaian dampak Skala gempa ( Mercalli yang dimodifikasi, MSK), formulir kegunaan

dan kerusakan.

_____________________________________________________________________________

Fenomena sebab akibat Gerakan patahan di dasar laut, yang disertai dengan gempa

Tanah longsor yang muncul di bawah atau di atas laut, kemudian masuk kedalam air.

Aktivitas volkanis baik yang berada di pantai atau di dekat pantai _____________________________________________________________________________________________

Karakteristik umum Gelombang tsunami jarang sekali kelihatan di air yang dalam dan

banyak yang berukuran sampai 160 km di antara puncak gelombang Banyak gelombang tsunami terdiri dari 10 atau lebih puncak gelombang bergerak pada kecepatan 800 km per jam dalam perairan dalam dari lautan, berkurang kecepatannya ketika gelombang mendekati pantai

Banyak gelombang tsunami menghantam pantai dalam bentuk gelombang yang pecah atau mungkin membanjiri daratan

Pengaruh banjir tergantung pada bentuk garis pantai dan air pasang ____________________________________________________________________________________

Bisa diramalkan Sistim Peringatan Tsunami di Pacifik memonitor aktivitas seismik

dan menyatakan peringatan dan pengawasan.

Ombak yang digerakkan oleh gempa lokal bisa menghantam pantai terdekat dalam hitungan menit sehingga tidak memungkinkan untuk memberi peringatan.

____________________________________________________________________________________

Faktor-faktor yang memberikan Lokasi hunian pada daerah pantai yang rendah

andil terhadap kerentanan Kurangnya bangunan yang tahan terhadap tsunami

Kurangnya sistim peringatan yang tepat dan rencana evakuasi Ketidak sadaran umum akan kekuatan tsunami yang bisa merusak ____________________________________________________________________________________

Pengaruh-pengaruh umum Kerusakan fisik – Kekuatan air bisa

yang merugikan meruntuhkan segala sesuatu yang berada pada jalurnya tetapi

sebagian besar kerusakan terhadap bangunan dan infrastruktur akibat dari banjir.

Berbaliknya gelombang dari pantai menghilangkan sedimen dan dapat meruntuhkan pelabuhan dan bangunan dan menyebabkan kapal saling bertabrakkan

Korban dan kesehatan umum – Kematian muncul terutama karena hanyut dan luka-luka karena benturan dengan puing-puing. Cadangan air – Kontaminasi karena garam dan puing-puing atau sampah bisa membuat air bersih yang dapat diminum tidak tersedia Tanaman pangan dan cadangan pangan – Panen, cadangan pangan, alat-alat pertanian dan ternak mungkin hilang. Lahan bisa menjadi tidak subur karena masuknya air garam

(36)

___________________________________________________________________________________

Tindakan-tindakan Perlindungan bangunan sepanjang pantai, rumah-rumah yang berada

pengurangan resiko dalam jangkauan.

Membangun penghalang seperti bendungan pemecah gelombang ____________________________________________________________________________________

Tindakan-tindakan Pemetaan bahaya, perencanaan rute evakuasi

kesiapan khusus Mendirikan sistim peringatan

Pendidikan komunitas

____________________________________________________________________________________

Kebutuhan pasca Peringatan dan evakuasi; SAR; bantuan medis;

bencana khusus melakukan penilaian bencana, menyediakan makanan, air dan tempat

berlindung

____________________________________________________________________________________

Alat-alat penilaian dampak Survey udara daerah pantai, survey kerusakan, evaluasi sistim

peringatan dan rencana evakuasi

____________________________________________________________________________________

Fenomena sebab-akibat Magma yang didorong keluar lewat lubang volkanis oleh tekanan

dan busa dari gas-gas yang larut.

____________________________________________________________________________________

Karakteristik umum Tipe gunungnya kerucut, gunung pelindung, gabungan Gunung dan

kubah lava.

Magma yang mengalir keluar pada permukaan adalah lava dan semua partikel yang padat yang dikeluarkan adalah tephra. Kerusakan sebagai akibat dari jenis material yang dikeluarkan seperti misalnya abu, aliran abu panas ( ledakan gas yang mengandung abu dan bagian-bagian kecil ), lumpur, puing, dan aliran lava.

____________________________________________________________________________________

Bisa diramalkan Studi sejarah geologis mengenai gunung berapi terutama sekali yang

terletak pada jalur vulkanis yang dapat didefinisikan dengan jelas, seiring dengan aktivitas seismik dan observasi-observasi yang lain, bisa mengindikasikan satu gunung berapi yang akan muncul. Tidak ada indikator yang dapat dipertanggung jawabkan yang telah ditemukan dan tanda-tanda awal tidak selalu muncul.

________________________________________________________________________________________

Faktor-faktor yang Tempat hunian yang berada di lereng gunung

memberikan kontribusi Tempat hunian pada jalur lumpur atau jalur lava

terhadap kerentanan Bangunan dengan rancangan atap yang tidak tahan terhadap

akumulasi abu

Adanya meterial yang dapat terbakar

Tidak adanya rencana evakuasi atau sistim peringatan

(37)

________________________________________________________________________________________

Pengaruh-pengaruh Korban dan kesehatan – Kematian yang disebabkan oleh

khusus yang merugikan aliran abu panas, aliran lumpur dan kemungkinan aliran lava dan

gas-gas beracun. Luka-luka yang disebabkan oleh batu-batu yang berjatuhan, terbakar; kesulitan bernafas karena gas dan abu. Hunian,infrastruktur dan pertanian-Kerusakan total atas segala sesuatu yang berada pada jalur abu panas, lumpu

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan kombinasi tebal irisan dan arah dengan tebal irisan tidak berpengaruh signifikan terhadap berat kering simplisia karena yang mempengaruhi berat kering

Dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) berfungsi sebagai dokumen kerja Kepala SKPD untuk masa kerja lima tahun mendatang, Kepala

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sisipan resonator celah sempit pada rancangan standar QRD dapat memicu peningkatan koefisen serapan yang bersifat akumulatif dan berdampak

Ekonomi/DU/Akuntansi, Pendidikan Bahasa Jepang, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Fisika, Pendidikan Geografi, Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Pendidikan

Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat.Sebagai

Laporan Kinerja Tahun 2017 menyajikan capaian kinerja sesuai dengan target-target yang tercantum dalam Sasaran Renstra 2016-2020 yaitu terwujudnya proses

Dari hasil penelitian dan data-data yang telah diuraikan di atas, maka secara umum keadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD

Dakwah yang disampaikan oleh Khalid bin Al-Walid kepada salah satu komandan Rumawi yaitu Jarajah, telah berhasil membuat Jarajah masuk Islam dan ia juga ikut