BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fertilisasi adalah suatu keadaan dimana organ-organ reproduksi
berfungsi baik dan terjadinya masa kesuburan. Sedangkan antifertil
adalah suatu obat atau bahan yang dapatmenurunkan kesuburan pada
alat reproduksi.
Pengobatan fertilitas dan berbagai penyakit lainnya
yangberhubungan dengan alat reproduksi dapat dilakukan dengan
carapemberian obat-obat fertilitas seperti estrogen sintesis atau
lainnya.Disamping pengobatan dengan obat modern fertilitas dapatpula
diobati dengan obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
hewan, maupun mineral. Pengobatan secara tradisionalmemiliki efek
samping yang kurang dibanding obat modern.
Hormon estrogen dan progesteron termasuk hormon steroidkelamin,
karena keduanya mempunyai struktur kimia berintikan steroiddan secara
fisiologik sebagian terbesar diproduksi oleh kelenjarendokrin sistem
produksi. Fungsi utamanya juga berhubungan eratdengan fungsi alat
kelamin primer dan sekunder, terutama padawanita.
Pada manusia ada beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah
kehamilan seperti menunda perkawinan, sistem berkala,
mengalami sterilisasi wanita atau pria, menggunakan kondom, menjalani
Pengujian efek farmakologi dari obat kontrasepsi yang beredar di
pasaran perlu dilakukan untuk mengetahui keefektivan dari obat tersebut.
Selain itu, sebagai seorang farmasis kita harus mengetahui obat
kontrasepsi yang ideal dan tidak memiliki efek samping yang merugikan
bagi pengguna obat tersebut.
B. Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
efek obat antifertilitas dengan menggunakan obat Andalan®, Microgynon®,
dan Na CMC pada kontrasepsi hewan coba mencit betina. (Mus
musculus).
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas
antifertilitas dari obat Andalan®, Microgynon®, dan Na CMC sebagai
kontrasepsi oral terhadap hewan coba mencit betina (Mus musculus).
D. Prinsip Percobaan
Penentuan efektivitas obat andalan®, Microgynon®, dan Na CMC
pada mencit betina (Mus musculus) berdasarkan ada tidaknya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder untuk
membentuk sel spindel sel diploid-zigot yang mengandung kromosom
maternal dan paternal ( Sloane,2004).
Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan
kehamilan, bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat
dilakukan tanpa alat, secara mekanis, menggunakan obat atau alat, atau
dengan operasi, yaitu (Mansjoer, 2001):
1. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri di bawah 20 tahun,
dianjurkan menunda kehamilannya.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat isteri
berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak
dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri di atas 30
tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2
anak.
Keluarga Berencana merupakan suatu cara efektif untuk antara lain
mencegah mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilan resiko
tinggi, mengurangi angka kesakitan, menghindari kelahiran yang tidak
mengaturjarak kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Tan, 2008).
Penggolongan kontrasepsi, yaitu (Mansjoer, 2001):
1. Kontrasepsi Alamiah, terdiri atas 4, yaitu :
a. Pantang Berkala
Prinsip sistem ini adalah tidak melakukan senggama pada
masa subur. Ovulasi terjadi 12-16 hari sebelum hari pertama haid
yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahi
Dalam 24 jam setelah ovulasi. Yang disebut masa subur atau fase
ovulasi terjadi 48 jam sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah
ovulasi. Karena itu, jika konsepsi ingin dicegah, senggama harus
dihindarkan sekurang-kurangnya 3 hari atau 72 jam, yaitu 48 jam
setelah ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.
b. Metode Lendir Selviks
Dalam metode ini, dilakukan penilaiaan terhadap lendir
selviks. Sifat cairan di vagina bervariasi selama siklus haid lendir di
vagina diperiksa dengan cara memasukkan jari tangan klien sendiri
ke dalam vagina dan mencatat bagaimana lendir itu dirasakan
setiap hari.
Pola lendir yang khas yaitu setelah haid berakhir, umumnya
mengalami beberapa hari tidak ada lendir dan daerah vagina
seorang wanita mulai adanya lendir. Lendir ini secara khas lengket
seperti bubur atau rapuh.
Warnanya bervariasi dari kuning sampai putih. Karena lendir
ini tidak seberapa lembab, daerah vagina masih dirasakan kering
atau seperti lengket. Bila terdapat jenis lendir apapun sebelum
ovulasi saat-saat ini dianggap sebagai masa subur.
Saat ovulasi terjadi dan estrogen meningkat, lendir menjadi
basah, lendir ini jumlahnya bertambah secara bertahap dan
warnanya semakin jernih. Lendir ini semakin basah, elastis dan
licin. Lendir ini menyerupai putih telur dan dapat direnggangkan
perlahan-lahan diantara 2 jari. Umumnya, wanita merasa basah da
daerah vaginanya. Selama waktu-waktu ini. Ini adalah jenis lendir
yang memungkinkan sperma hidup dan berenang menuju sel telur
sampai selama 5 hari.
Setelah ovulasi, progesteron meningkat dan lendir selviks
berubah lagi. Lendir selviks mulai kurang basah, lendir lengket
seperti bubur, serta jumlahnya berkurang. Sensasi vagina menjadi
kering. Lendir jenis ini membuat sperma sulit bergerak dan idup
hanya untuk beberapa menit sampai beberapa jam. Lendir ini
membantu mencegah masuknya sperma san bakteri yang
merugikan ke dalam uterus. Sejumlah wanita mungkin tidak
mempunyai lendir lagi pada hari-hari siklus haid.
Cara kerjadarimetodeiniadalah hormon progesteron, disekresi
korpus luteum setelah ovulasi bersifat termogenik atau
memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05o sampai
0,2o C (0,4 sampai 1o F) dan mempertahankan pada tingkat ini
sampai saat haid berikutnya. Peningkatan pada suhu tubuh ini
disebut sebagai peningkatan teral dan ini merupakan dasar dari
metode suhu tubuh basal. Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan
suhu tubuh.
STB diukut dan dicatat setiap hari (pagi) selama terdapat
lendir selviks pada saat yang sesuai sepanjang hari dan dicatat
setiap malam.
Klien harus melakukan pengukuran yang akurat dengan
termometer khusus agar dapat meningkatkan suhu yang kecil
sekalipun. Karena suhu tubuh bereaksi terhadap banyak
rangsangan seperti penyakit, stres dengan gangguan tidur,
interpretasi pada suhu tubuh memerlukan penilaian khusus. Klien
harus menandai pada catatannya saat merasa tidak enak badan,
dalam kondisi yang tidak seperti biasanya atau stress.
d. Senggama Terputus
Apabila saat sperma mulai keluar, senggama sebaiknya
diputuskan.
Adalah selaput karet yang pasang pada penis selama
Adalah magkok yang fleksibel dengan pinggiran yang mudah
dibengkokkan dan disisipkan bagin atas vagina, mencegah sperma
untuk ke saluran reproduksi bagian atas untuk mencegah terjadinya
konsepsi.
c. Obat-obat Spermatozid
Obat-obat Spermatozid terdiri dari 2 komponen, yaitu :
1. Zat kimia yang mampu mematikan sperma
2. Ventikulum yang dapat dipakai untuk membuat tablet, krim atau
jelly.
Spermatiid vaginal dipakai di vagina untuk menginaktivasi
sperma sebelum melewati serviks karena mengandung bahan yang
akan merusak membran sel sperma dan mempengaruhi mobilitas
dan kemampuan sperma membuahi ovum.
Macam-macam obat spermatisid dan penggunaanya :
1. Suppositoria, dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina
2. Jelly atau krim, untuk memasukkan kontrasepsi ini, isi satu
aplikator sampai jenuh. Masukkan aplikator ke dalam vagina
sampai ujungnya mencapai dekat serviks, lalu dorong pengisap
dan keluarkan jelly atau krim.
3. Tablet busa, letakkan wadah pada posisi berdiri atau tempatkan
aplikator dengan katup di atas. Letakkan aplikator disisi wadah
dan nantinya akan diisi tablet busa. Akseptor dalam posisi
baring, masukkan aplikator jenuh ke dalam vagina dengan
selviks. Pengisap didorong dan keluarkan busa.
d. Intra Vag (Tisu KB)
Untuk menggunakannya, buka lebar lipatannya, remas
menjadi gumpalan kecil, masukkan ke dalam vagina dan dorong
sampai menyentuh mulut rahim.
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Alatkontrasepsidalam Rahim terdiri dari 3 tipe, yaitu :
a. Inert, Menimbulkan reaksi radang pada endometrium yang
dapat menghancurkan sperma.
b. Mengandung tembaga, Karena mengandung tembaga, maka
menghambat anhidrase karbonat.
c. Mengandung hormon steroid, Mengeluarkan hormon dan
4. Kontrasepsi Hormonal
a. Estrogen, menghambat ovulasi dengan 3 sistem : hipotalamus,
hipofisis, ovarium
b. Progesteron, membuat lendir selviks jadi kebal, supaya
pertumbuhan sperma sulit. Contoh : pil, suntik, susuk.
5. Kontrasepsi Sterilisasi/Operasi
a. Tubektomi adalah menghambat tuba vallopi dengan cara
memotong atau mengikat tuba vallopi
b. Vasektomi adalah memotong/mengikat vas defferen pada testis.
Sistem reproduksi laki-laki (Sloane,2004) :
A. Skrotuum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit,fasia, dan
otot polos yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada
uhu optimum untuk reproduksi spermatozoa
B. Testis adalah organ lunak,berbentuk oval, dengan panjang 4 cm
sampai 5 cm (15 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
C. Duktus pada saluran reproduksi laki-laki membawa sperma matur dari
testis ke bagian eksterior tubuh. (Duktus eferen, epididimis, duktu
deferen, duktus ejakulator, uretra).
D. Kelenjar aksesoris ( Seminalis, kelenjar prostat, dan sepasang
kelenjar bulbouretral)
E. Penis, terdiri dari 3 bagian : akar, badan, dan glans penis yang
Sistem reproduksi perempuan ( Sloane,2004) :
A. Ovarium, panjang 3 sampai 5 cm, lebar 2 sampai 3 cm, dan tebal 1
cm. Berbentuk seperti kacang kenari. Tersusun dari medula dan
korteks.
B. Dua tuba uterin ( tuba fallopi atau oviduk) menerima dan mentransfer
oosit ke uterus setelah ovulasi.
C. Uterus adalah organ tunggal muskular atau berongga. Oosit yang
telah dibuahi akan tertanan dalam lapisan enometrium uterus dan
dipenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh dan berkembang sampai
lahir
D. Vagina adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan lahir bayi dan aliran mestrual, fungsinya adalah
sebagai organ kopulasi perempuan.
E. Geittalia eksternal disebut vulva atau pudendum.
Hormon hipofisis ada dua yaitu (Tjay, 2007) :
1. FSH (Follicle Stimulating Hormone) menstimulasi perkembangan
folikel (de Graaf) dalam ovaria dan pembentukan spermatozoa dalam
testes.
2. LH (Luteinizing Hormone) dahulu di sebut juga ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone), menstimulasi antara lain transformasi folikel
masak menjadi badan kuning (corpus luteum) sertaa produksi
Dalam ovaria FSH dan LH menstimulasi perkembangan folikel dan
sintesis estradiol oleh sel sel granulosa folikel. Pada fase folikular awal
kadar estradiol dalam darah yang rendah memberikan umpan balik negatif
pada FSH. Pada pertengahan siklus kadar estradiol tinggi dan mempunyai
efek umpan balik positif pada sekresi LH (Neal, 2006).
Testosteron adalah androgen yang paling penting pada manusia,
sekitar 2% testosteron dalam plasma berada dalam bentuk bebas dan di
kulit, prostat, vesikula seminalis, dan epididimis testosteron di ubah
menjadi dihidrotestosteron. Efek pada saat pubertas androgen
menyebabkan perkembangan karakterisktik seks sekunder pada pria
(Neal, 2006).
Estrogen (estradiol) merupakan astrogen utama yang di lepaskan
oleh ovarium manusia. Pada pemberian estrogen yang kontinu dapat
menyebabkan hiperplasia endometrium hormonal (Neal, 2006).
Di bawah pengaruh FSH dari hipofisis ovarium mulai membentuk
hormon estrogen dan progesteron yang berperan bagi ciri ciri kelamin
primer dan sekunder wanita (Sherwood, 2012).
Estrogen (estradiol, estron dan estriol) bekerja terhadap mukosa
(selaput lendir) rahim endometrium dan mendorongnya untuk berkembang
dan menebal. Sedangkan progesteron sangat penting untuk pemasakan
folikel dan pelepasan telur. Ovulasi ini baru terjadi beberapa hari setelah
Progesteron, suatu progestin alami, dihasilkan sebagai respon
terhadap hormone luteinisasi (LH) oleh perempuan (disekresi oleh korpus
luteum, terutama selama pertengahan kedua siklus haid dan plasenta)
dan oleh laki-laki (disekresi oleh testis). Juga disintesis oleh korteks
adrenal pada kedua kelamin. Pada perempuan progesterone
menyebabkan perkembangan sekresi endometrium yang dapat
menampung implantasi embrio yang baru terbentuk (Mycek, 2001).
Progesterone lebih cepat diabsorbsi dengan semua cara pemberian.
Waktu paruh dalam plasma singkat, karena dimetabolisme hamper
lengkap dalam suatu jalan ke hati. Metabolit glukoronida (pregnanidiol
glukoronida) disekresikan oleh ginjal. Progestin sintetik kurang cepat
B. Uraian Bahan dan Obat
1. Uraian Bahan
a. Air Suling (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air suling, aquadest
RM/BM : H2O / 18,02
Rumus bangun : H – O – H
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut
b.Kloroform(Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : CHLOROFORM
Nama lain : Kloroform
Pemerian : Cairan tidak berwarna, mudah menguap, bau
khas, rasa manis, danmembakar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
c. Na-CMC (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain : Natrium karboksimetil selullosa
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning
gading; tidak berbau atau hampir tidak
berbau hidrofobik .
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, tidak larut
dalam etanol (95%) eter P dan pelarut
organik lain.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Kontrol
2. Uraian Obat
a. Andalan® (Winotopradjoko, 2006)
Nama sediaan : Tablet
Komposisi : Tiap tablet mengandung :
Levonorgestrel 0,150 mg
Etinilestradiol 0,030 mg
Indikasi : Sebagai kontrasepsi oral (Ganiswarna,
2007).
Kontraindikasi : Pada pasien yang sedang mengalami
tromboflebitis, fenomena tromboembolik,
kardiovaskular, atau yang memiliki riwayat
gangguan ini sebelumnya (Katzung , 2013).
Efek samping : Reaksi ringan meliputi mual, mastalgia,
perdarahan antar haid, sakit kepala ringan,
perubahan berat badan dan udem
(Ganiswarna, 2007).
Farmakodinamik : Sediaan kombinasi atau sekuensial yang
dimulai pada hari ke 5 siklus haid akan
meniadakan kadar puncak FSH atau LH
pada pertengahan sikus. Penurunan kadar
gonadotropin menyebabkan hambatan
ovulasi (Ganiswarna, 2007).
Farmakokinetik : Diabsorbsi dengan cepat dan mengalami
sirkulasi entrerohepatik. Inaktivasinya terjadi
di hepar (Ganiswarna, 2007).
Interaksi obat : Bila sedang memakan obat-obatan lain
secara teratur (misalnya barbiturate
fenilbutazon, hidantoin, rifampisin, ampisilin )
karena obat – obat tersebut dapat
mengganggu kerja obat ini (Winotopradjoko,
Dosis : Tiap hari 1 tablet mulai hari pertama haid
dari tablet nomor 1, dilanjtukan dengan
nomor berikutnya (Winotopradjoko, 2006).
No Reg : GL 0124234401 B1
Produksi : PT. KIMIA FARMA Jakarta –Indonesia
b. Mycrogynon® ( Tiap pil mengandung) : Etinil Estradiol (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi : ETHYNIL ESRTADIOLUM
Nama lain : Etinil Estradiol
RM / BM : C20H 24O2
Rumus Bangun : CH3
OH
H
Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai putih krem
Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol,
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
nabati, dan dalam larutan alkali
hidroksida tertentu.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai kontrasepsi oral (Theodorus, 1993).
Nama Paten : Diane, gracial, gynera, lynoral Y, marvelon,
nordette, ovostat, pilkab, pil KB,
planotab, triquilar ED, yasmin (Sukandar,
dkk., 2008).
Indikasi : Kontrasepsi, monopause, osteoporosis,
vaginitis senilis atau atrofi, karsinoma
prostat dan mammae (Theodorus, 1993).
KontraIndikasi : Penderita denga kelainan kardiovaskuler
seperti tromboemboli, tromboflebitis,
hipertensi berat, apoleksia serebri,
payudara. Rasa logam dimulut,
hipoglikemia (Theodorus, 1993).
Dosis : Terapi pengganti : 10-20 mcg/hari
Karsinoma mammae dan prostat : 3 X 0,1-1
mg/hari (Theodorus, 1993)
Farmakokinetik : Mudah diabsorbsi setelah pemberian
per-oral, dan melalui kulit atau membran
mukosa. Mestranol cepat dioksidasi menjadi
lambat daripada estrogen yang terbentuk
alami oleh hati dan jaringan perifer. Larut
dalam lemak, obat-obat ini disimpan dalam
jaringan adiposa darimana senyawa ini
dilepaskan secara lambat. Karena itu, analog
estrogen sintetik mempunyai efek yang lama
dan potensinya lebih tinggi dibandingkan
LH dari hipotalamus dan hipofise, serta efek
sitotoksik sel tumorakibat penempatan
reseptor hormon (Theodorus, 1993).
Levonorgestrel (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi : LEVONORGESTRELUM
Pemerian : Serbuk putih atau praktis putih, tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam
kloroform, sukar larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai kontrasepsi oral (Theodorus,
1993).
Nama Paten : Indoplant, levopront, mikrodiol, microgynon,
nordette, norplant, pil KB, pilkab, planak,
planotab, trinordiol, triquilar ED
(Sukandar, dkk., 2008).
Indikasi : Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3
tahun untuk wanita (Sukandar, dkk., 2008).
Kontraindikasi : Perdarahan vagina dengan penyebab yang
tidak jelas, kanker yang ada kaitannya
dengan ketergantungan hormon,
pendarahan uterus dengan penyebab yang
tidak jelas, gangguan tromboemboli atau
tromboflebitis atau ada riwayat kedua
peyakit; penyakit hati yang akut dan tumor
hati; diketahui atau diduga hamil, hepatosis,
sedang menyusui, hipersensitivitas;
idiopatik; penyakit koroner, penyakit
pembuluh darah otak (Sukandar, dkk., 2008).
Efek Samping : Menstruasi, spotting, monorhagia, amenorre,
sakit kepala, gugup, mual, pusing,
perubahan selera makan, perubahan libido,
depresi; dermatitis, jerawat, rambut
rontok, hirsutisme, gatal-gatal, rasa nyeri/
infeksi pada tempat pemasangan;
anemia dan tekanan darah tinggi; gangguan
penglihatan; pembesaran rahim, mastalgia,
pertambahan berat badan, hipertrikosis,
adnexal enlargement (Sukandar, dkk., 2008).
Dosis : Pil pertama diminum pada hari ke-5 siklus
haid (Theodorus,1993).
Farmakokinetik : Reabsorbsinya dari usus cepat dan lengkap,
tetapi karena FPE-nya tinggi maka BA-nya
hanya 40%. PP-nya ca 98% plasma-t½-nya
6-20 jam. Mengalami siklus enterohepatis.
Ekskresinya melalui tinja (60%) dan kemih
secara utuh dansebagai metabolit (Tan,
2008).
menghambat pelepasan FSH yang
Berat badan dewasa – jantan : 20-40 g
- betina : 25-40 g
Mulai dikawinkan - jantan : 50 hari
- betina : 50-60 hari
Siklus birahi : 4-5 hari
Produksi anak : 8/bulan
Lama kehamilan : 19-21 hari
Jumlah pernapasan : 94-163/menit
Tidal volume : 0,09-0,23
Detak jantung : 325-780/menit
Volume darah : 76-80 mg/kg
Tekanan darah : 113-147/81-106 mmHg
Glukosa dalam darah : 62-175 mg/dL
Kolesterol : 26-82 mg/dL
Kalsium dalam serum : 3,2-9,2 mg/IL
Phosfat dalam serum : 2,3-9,2 mg/IL
Hemoglobin : 10,2-16,6 mg/dL
Masa pubertas : 35 hari
Masa beranak : Sepanjang tahun
Jumlah sekali lahir : 4-12 ekor
Lama hidup : 2-3 tahun
Frekuensi kelahiran : 4 tiap tahun
Suhu tubuh : 37,90 C – 39,20 C
Kecepatan respirasi : 136-216 per menit
Tekanan darah : 146-106 mmHg
BAB III
METODE KERJA
A. Alat yang digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum antara lain, batang
pengaduk, gelas kimia, gelas ukur, gunting bedah, jarum pentul, kanula,
Sterofoam, pinset, pisau bedah, sendok tanduk, spoit 1 ml, timbangan,
dan toples.
B. Bahan yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain
air suling, Andalan® , Microgynon®, Kloroform, dan Na-CMC.
C. Hewan coba
Hewan coba yang digunakan pada percobaan ini adalah hewan coba
Mencit (Mus musculus) sebanyak 9 ekor yang terdiri dari 6 ekor mencit
betina dan 3 ekor mencit jantan.
D. Cara Kerja
a. Pemilihan dan Pemeliharaan Hewan Coba
1. Dipilih hewan coba yang sehat (tidak catat dan sakit)
2. Ditimbang hewan coba mencit (Mus musculus)
4. Dilakukan pra perlakuan selama 7 hari dengan memberikan obat
c. Dilarutkan Na-CMC dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil
diaduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga jernih
dan tambahkan lagi dengan air.
d. Disimpan Na-CMC tersebut pada wadah dan siap untuk
digunakan.
2. Suspensi Andalan® tablet
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang Andalan® tablet
c. Dimasukkan kedalam vial
d. Dilarutkan dengan Na-CMC dan dipindahkan ke labu ukur
e. Dicukupkan volumenya hingga 5 ml dalam labu ukur
3. Suspensi Microgynon®
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang Microgynon® tablet
c. Dimasukkan kedalam vial
e. Dicukupkan volumenya hingga 5 ml dalam labu ukur
c. Perlakuan Hewan Uji
1. Pra perlakuan hewan coba mencit (Mus musculus)
a. Ditimbang 6 ekor mencit betina 3 mencit jantan (Mus muculus)
b. Dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing 2 ekor mencit
betina dan 1 ekor mencit jantan
c. Diberipenandaanpadasetiapmencit.
d. Disimpan dalam satu kandang
e. Diinduksi obat kontrasepsi Andalan®, Microgynon®, dan Na- CMC
sebagai kontrol untuk setiap kelompok
f. Diinduksi selama 7 hari berturut-turut
2. Perlakuan hewan coba mencit (Mus musculus)
a. Dianestesi mencit dengan menggunakan koroform pada hari ke
8.
b. Dibedah mencit dengan menggunakan pisau bedah
c. Diamati ada tidaknya janin pada mencit
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
Berikut adalah data pengamatan dari praktikum antifertilisasi pada
hewan coba mencit (Mus musculus) disajikan dalam table berikut:
Nama Obat BB Mencit (gram)
Pertumbuhan janin
Andalan® 34 Tidak ada janin Microgynon® 21 Tidak ada janin
Kontrol
Na.CMC
21 Ada janin
B. Pembahasan
Fertelisasi adalah penyatuan sel telur dan sperma yang membentuk
zigot yang menimbulkan terbentuknya individu baru / kehamilan.Jadi anti
fertil adalah pencegahan terjadinya pertemuan antara sel ovum dan sel
sperma.Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah kehamilan yang
bersifat sementara atau menetap.
Obat-obat yang berkhasiat mencegah pembuahan disebut disebut
antifertilisasi. Obat-obat ini biasa juga disebut dengan obat kontrasepsi,
usaha mencegah konsepsi yaitu mencegah persatuan antara telur dan
sperma.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian efek obat antifertilitas
terhadap hewan coba mencit (Mus musculus). Obat antifertilitas yang
digunakan adalah andalan®dan mycroginon®sebagai kontrasepsi wanita.
Pada percobaan ini digunakan hewan coba mencit yang berkelamin
jantan dan betina, alasan digunakannya mencit sebagai hewan coba
adalah karena sistem reproduksinya hampir sama dengan manusia selain
itu dibandingkan dengan hewan coba lain mencit dianggap paling mudah
ditangani dan mudah dalam perawatannya.
Pada percobaan antifertilisasi, untuk pra-perlakuan, pertama-tama
ditimbang masing-masing berat Mencit (Mus mucullus), kemudian
diberikan secara oral obat andalan® danobat microgynon® tablet sebagai
obat kontrasepsi oral dan diberikan Na.CMC sebagai kontrol. Pemberian
obat dilakukan tiap hari selama seminggu.
Untuk perlakuan, mencit sebelumnya dianestesi dengan
menggunakan kloroform lalu dibedah dengan menggunakan pisau bedah.
Kemudian dilihat uterus pada mencit apakah terdapat janin atau tidak.
Setelahitubandingkan uterus mencit yang diberikan obat andalan® dan
obat microgynon® tablet serta Na-CMC sebagai kontrol.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yaitu untuk mencit
andalan® pada mencit betina juga positif tidak terdapat janin. Artinya obat
andalan® dan obat microgynon® memiliki efek dengan baik sebagai obat
kontrasepsi. Dimana percobaan ini sesuai dengan apa yang ada pada
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa obat Andalan® dan obat Microgynon® memiliki efektifitas yang baik
sebagai obat kontrasepsi.
B. Saran
Diharapkan kepada setiap asisten penanggung jawab kelompok agar
tetap mendampingi praktikan kelompoknya pada saat praktikum, dan tidak
sepenuhnya memberikan tanggung jawabnya kepada asisten penanggung
jawab materi saja, guna berjalannya praktikum dengan lancar dan teratur,
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta.
Gunawan, Gan, Sulistia. 2012. Farmakologi dan TerapiEdisi IV. Depertemen Farmakologi dan Terapi Terapeutik,. Fakultas Kedokteran: Jakarta.
Jasin,M. 1992. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sri Wijaya: Surabaya.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FK UI : Jakarta
Mycek., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya medika : Jakarta.
Neal, M.J. 2006. At Glance Farmakologi Medis Edisi 5. Erlangga Medical series. Jakarta.
Olson. J., 2004. Belajar Mudah Farmakologi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Sherwood, Lauralee., 2012. Fisiologi Manusia.EGC, Jakarta
Sloane Ethel .,2004,Anatomi dan fisiologi untuk pemula,EKG,Jakarta. .
Theodorus. Dr, 1993, Peresepan obat buku kedokteran, EGC:Palembang. Tjay, T. H dan Raharja, K, 2007.Obat-obat Penting, Gramedia, Jakarta
Tan, H. T& Raharja.K., 2008.Obat-Obat Penting Edisi VI, PT.Elex Media Komputindo Gramedia: Jakarta
Winotopradjoko, martono, 2006.ISO INDONESIA Vol. 41. ISFI: Jakarta
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Mencit betina 2 ekor
Na CMC Microgynon® Andalan®
Selama 7 hari
Mencit dibedah
Diamati ada tidaknya janin
praperlakua n
GAMBAR
Obat Mycroginon Obat Andalan
PERHITUNGAN DOSIS
1. Andalan®
- Ethinylestradiol : 0,03 mg
- Levonorgestrel : 0,15 mg
Dosis : 0,03 mg dan 0,15 mg
Berat Etiket : 0,18 mg
Dosis I : 0,03 mg
Dosis Dewasa = 0,0360kgmg=0,0005mg/kgBB
Dosis Mencit = 0,0005 mg/kgBB ×373 =0,0061mg/kgBB
Dosis mencit 30 gram = 0,00611000mgg ×30gr=0,000183 mg
Larutan stok = 61mLmL ×0,000183=0,00109mg/6mL
Dosis II : 0,15 mg
Dosis Dewasa = 0,1560kgmg=0,0025mg/kgBB
Dosis Mencit = 0,0025 mg/kgBB ×373 =0,030mg/kgBB
Dosis mencit 30 gram = 0,0301000mgg ×30gr=0,0009 mg
Larutan stok = 61mLmL ×0,0009=0,0054mg/6mL
2. Microgynon®
- Ethinylestradiol : 0,03 mg
- Levonorgestrel : 0,15 mg
Dosis : 0,03 mg dan 0,15 mg
Berat Etiket : 0,18 mg
Dosis I : 0,03 mg
Dosis Dewasa = 0,0360kgmg=0,0005mg/kgBB
Dosis Mencit = 0,0005 mg/kgBB ×373 =0,0061mg/kgBB
Dosis mencit 30 gram = 0,00611000mgg ×30gr=0,000183 mg
Larutan stok = 61mLmL ×0,000183=0,00109mg/6mL
Dosis II : 0,15 mg
Dosis Dewasa = 0,1560kgmg=0,0025mg/kgBB
Dosis Mencit = 0,0025 mg/kgBB ×373 =0,030mg/kgBB
Dosis mencit 30 gram = 0,0301000mgg ×30gr=0,0009 mg
Larutan stok = 61mLmL ×0,0009=0,0054mg/6mL