• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MANAJEMEN DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MANAJEMEN DAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi kesejahteraan manusia adalah hutan. Hutan juga merupakan modal dasar pembangunan nasional. Sebagai modal dasar pembangunan nasional, maka hutan tersebut harus kita jaga kelestariannya agar kelak manfaat hutan ini tidak hanya kita nikmati sekarang, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Oleh sebab itu, sumber daya hutan ini perlu dikelola dengan baik dan tepat agar manfaat dan hasilnya dapat diperoleh secara maksimal dan lestari.

Manajemen hutan merupakan suatu pengertian luas dari pengetrapan / aplikasi pengetahuan tentang kehutanan dan ilmu yang sejenis dalam mengelola hutan untuk kepentingan umat manusia. Tugas manajer dalam mengelola lahan ialah melaksanakan keinginan dari pemilik. Ia akan menggunakan pengetahuannya dalam membuat perencanaan manajemen dan memperhitungkan untuk mewujudkannya dalam suatu cara yang paling efektif dan efisien.

Perencanaan yang tepat dan baik sangat diperlukan agar pelaksaan pengelolaan hutan dapat berjalan lancar, sesuai yang kita harapkan, yaitu berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian, dimana hutan selalu ada, produksi selalu ada, dan kondisinya selalu baik. Diharapkan dengan adanya suatu perencanaan, maka hutan dapat diurus dan diusahakan dengan baik agar kelestarian hutan dapat terwujud.

(2)

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini sebagai berikut : 1. Apa jenis anaman yang ada dikawasan hutan tersebut ?

2. Berapa Volume pohon yang ada dikawasan hutan tersebut ? 3. Berapa Etat Luas yang ada dikawasan hutan tersebut ? 4. Berapa Etat Volume yang ada dikawasan hutan tersebut ? I.3 Tujuan dan Kegunaan

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen dapat diartikan sebagai seni, ilmu, dan proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan melalui kegiatan dengan orang lain. Manajemen Hutan, dalam pandangan luas, adalah integrasi faktor-faktor biologi, sosial, ekonomi, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pengelolaan hutan. Setiap sesuatu mempengaruhi sesuatu yang lain dalam pengelolaan hutan, oleh karena itu, seseorang harus mengetahui segala sesuatu untuk membuat keputusan. Hal ini mungkin benar, tetapi hanya pada tingkatan tertentu. Pandangan yang luas tersebut tidak diadopsi pada mata kuliah ini sebab kebutuhan pengetahuan tersebut tidak mungkin dicapai dan karena keputusan manajemen hutan tidak dibuat segera saat ini, tetapi melalui proses yang panjang. (Supratman, dkk. 2009)

Perencanaan hutan adalah suatu upaya dalam bentuk rencana, dasar acuan dan pegangan bagi pelaksanaan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan pengusahaan hutan yang bertolak dari kenyataan saat ini dan memperhitungkan pengaruh masalah dan kendala yang memungkinkan terjadi selama proses mencapai tujuan tersebut (Soeranggadjiwa, 1991).

Zaitunah ( 2004) mengemukakan bahwa perencanaan merupakan tahapan penting dalam mewujudkan tujuan dari pengelolaan hutan lestari. Perencanaan yang baik menjadikan pengelolaan hutan terarah dan terkendali, baik dalam awal pengelolaan hutan maupun kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan.

(4)

clinometer, pita ukur, hypsometer, christenmeter, tabel konversi jarak lapang ke jarak datar, alat pembuat herbarium, alat tulis, alat hitung, kanera, alat camping dan obat-obatan), persiapan tenaga regu kerja, stratifikasi dan bagan penarikan contoh. Pelaksanaan IHRP di lapangan dimulai dengan pencarian titik awal, pembuatan unit contoh/jalur, pengumpulan data pohon maupun data penunjang, pengolahan data serta pembuatan laporan. Kegiatan pencarian titik awal terdiri dari pembuatan unit contoh, pengumpulan data pohon, pencacahan jenis pohon, pengukuran diameter pohon, pengukuran tinggi pohon dan pencacahan/ penyususnan daftar nama jenis pohon dan dominasi, perhitungan masa tegakan, perhitungan luas bidang dasar pohon dan perhitungan volume pohon. Laporan yang dibuat dalam pelaksanaan IHRP adalah laporan hasil evaluasi dan laporan hasil inventarisasi. Inventarisasi hasil hutan non-kayu (IHHNK) dilakukan untuk mengumpulkan data potensi dan penyebaran hasil-hasil hutan non kayu yang pada saat ini mempunyai nilai ekonomi tinggi, seperti rotan, bambu, sagu dan nipah. IHHNK dikakukan pada areal yang berisi hasil-hasil hutan tersebut baik secara murni maupun bagian dari ekosistem hutan.(Rahmawaty.2006)

Perhitungan etat dalam sistem silvikultur TPTI untuk HPH baru:

Etat Luas = (Luas areal berhutan - Luas kawasan lindung dlm areal berhutan etat) Rotasi tebang

Etat Jumlah Batang = Etat luas x Jumlah batang tiap ha x fp x fe Etat Volume = Etat luas x Volume kayu tiap ha x fp x fe

(5)

Etat Luas = (Luas VF yang kompak-Luas kawasan lindung dlm VF yang kompak) Rotasi tebang - Umur perusahaan

Etat Jumlah Batang = Etat luas x Jumlah batang tiap ha x fp x fe Etat Volume = Etat luas x Volume kayu tiap ha x fp x fe

Keterangan:

fp = faktor pengaman fe = faktor eksploitasi VF = virgin forest

Perhitungan etat dalam sistem silvikultur TPTI untuk HPH perpanjangan sama dengan perhitungan etat dalam sistem silvikultur TPTI untuk SK HPH Addendum penambahan/pengurangan. Perhitungan etat dalam sistem silvikultur hutan payau (mangrove) HPH baru sama dengan perhitungan etat dalam sistem silvikultur TPTI untuk HPH baru.(Rahmawaty.2006)

(6)

III. METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat.

Pelaksanaan praktek Manajemen dan Perencanaan Sumber Daya Hutan dilaksanakan pada hari Sabtu, Tanggal 19 Desember 2015, Pukul 08.30 - 11.30 WITA. Bertempat di desa Uwemanje, Kecamatan Kinovaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Palu.

3.2 Alat dan Bahan.

Pada praktikum Manajemen dan Perencanaan Sumber Daya Hutan alat yang digunakan adalah Meteran roll 50 M, Kompas, Pita ukur, Hagameter, dan Alat tulis menulis.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tegakan Hutan, dan Tali rapiah.

3.3 Cara Kerja.

1. Membuat plot dengan ukuran 20 X 20 M.

2. Menghitung jumlah jenis pohon yang ada dalam plot. 3. Mengukur keliling dan tinggi pohon yang ada di dalam plot. 4. Mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.

3.4 Pengolahan Data

a. Cara menghitung volume V=14x π x D2x T x fk

b. Cara menghitung Etat Luas Etat Luas= Luas(ha)

Rotasi(tahun) c. Cara menghitung Etat Volume

(7)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan dilapangan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Data Tegakan Pohon pada Luasan Hutan 400 m2. No

10 Kemiri 1 1,52 0,484 12

11 Kemiri 2 1,45 0,462 13

12 Kemiri 3 1,90 0,605 16

13 Kedondong 1

0,7 0,223 10

(8)

13 Kedondong 1 0,273

Perhitungan. 1. Pinus 1

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,422x18x0,7

= 0,79 x 0,18 x 12,6 = 1,74 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 1,74 m3 = 19,94 m3/thn 2. Pinus 2

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,452x13x0,7 = 0,79 x 0,20 x 9,10

= 1,42 m3 Etat Luas = Luas(ha)

Rotasi(tahun)

(9)

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 1,42 m3 = 16,24 m3/thn 3. Pinus 3

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,482x17x0,7

= 0,79 x 0,23 x 11,90 = 2,13 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 2,13 m3 = 24,40 m3/thn 4. Pinus 4

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,332x14x0,7 = 0,79 x 0,11 x 9,80

= 0,83 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

(10)

= 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 0,83 m3 = 9,46 m3/thn 5. Pinus 5

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,262x11x0,7

= 0,79 x 0,07 x 7,70 = 0,39 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 0,39 m3 = 4,49 m3/thn 6. Pinus 6

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,452x13x0,7 = 0,79 x 0,20 x 9,10

= 1,42 m3

(11)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 1,42 m3 = 16,24 m3/thn 7. Pinus 7

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,332x12x0,7 = 0,79 x 0,11 x 8,40

= 0,74 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 0,74 m3 = 8,41 m3/thn 8. Pinus 8

V=14× π × d2×T × fk

(12)

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 2,05 m3 = 23,41 m3/thn 9. Pinus 9

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,482x15x0,7 = 0,79 x 0,10 x 10,50 = 0,80 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 0,80 m3 = 9,17 m3/thn 10. Kemiri 1

V=14× π × d2×T × fk

(13)

= 1,54 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 1,74 = 9,17 m3/thn 11. Kemiri 2

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,462x13x0,7

= 0,79 x 0,21 x 9,10 = 1,52 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 1,52 m3 = 17,43 m3/thn 12. Kemiri 3

V=14× π × d2×T × fk

(14)

= 0,79 x 0,37 x 11,20 = 3,22 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 3,22 m3 = 36,78 m3/thn 13. Kedondong 1

V=14× π × d2×T × fk

= 14×3,14×0,222x10x0,7

= 0,79 x 0,05 x 7,0 = 0,27 m3

Etat Luas = Luas(ha) Rotasi(tahun)

=40035thnm2 = 11,43 m2/thn

Etat Volume ¿Etat Luas x Volume(m¿¿3)¿

= 11,43 x 0,27 m3 = 3,12 m3/thn

(15)

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa pada kawasan hutan ini sebagian besar tumbuh pohon pinus dan sebagian kecil pohon kemiri, kedondong, tanaman anggrek, dan tanaman pertanian berupa kakao dan jambu. Hal ini dipengaruhi oleh topografi wilayah dimana kawasan hutan ini berada pada ketinggian sehingga banyak dijumpai pohon pinus di kawasan ini dan kawasan ini juga sudah terjamah oleh manusia sehingga tidak hanya tanaman pinus yang ada di tempat ini namun tanaman lainnya juga.

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai volume pohon Pinus 1 sebesar 1,74 m3, Pinus 2 sebesar 1,42 m3, Pinus 3 sebesar 2,13 m3, Pinus 4 sebesar 0,83 m3, Pinus 5 sebesar 0,39 m3, Pinus 6 sebesar 1,42 m3, Pinus 7 sebesar 0,74 m3 Pinus 8 sebesar 2,05 m3, Pinus 9 sebesar 0,80 m3, Kemiri 1 sebesar 1,54 m3, Kemiri 2 sebesar 1,52 m3, Kemiri 3 sebesar 3,22 m3 dan Kedondong 1 sebesar 0,27 m3. Hal tersebut menunjukan bahwa besar atau kecilnya nilai volume pohon dipengaruhi oleh kemampuan pengukur dalam pengambilan data, tingkat ketelitian alat ukur, diameter pohon dan juga tinggi pohon.

Berdasarkan hasil pengukuran Etat luas diperoleh hasil Etat luas pada lokasi praktikum manajemen dan perencanaan sumber daya hutan ini sebesar 11,43 m2/thn. Hal ini dipengaruhi oleh dalam pembuatan plot besar atau kecil dapat mempengaruhi Etat luas.selain itu, lamanya rotasi pertahun juga mempengaruhi hasil Etat luas tersebut.

Berdasarkan hasil pengukuran Etat volume pada masing-masing pohon diperoleh Pinus 1 sebesar 19,94 m3/thn, Pinus 2 sebesar 16,24 m3/thn, Pinus 3 sebesar 24,40 m3/thn, Pinus 4 sebesar 9,46 m3/thn, Pinus 5 sebesar 4,49 m3/thn. Pinus 6 sebesar 16,24 m3/thn, Pinus 7 sebesar 8,41 m3/thn, Pinus 8 sebesar 23,41 m3/thn, Pinus 9 sebesar 9,17 m3/thn, Kemiri 1 sebesar 17,66 m3/thn, Kemiri 2 sebesar 17,43 m3/thn, Kemiri 3 sebesar 36,78 m3/thn, Kedondong 1 sebesar 3,12 m3/thn. Hal ini dipengaruhi oleh besar kecilnya volume pohon dan hasil etat luas serta kemampuan praktikan dalam pengambilan data.

(16)
(17)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasar hasil pengamatan dan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jenis tanaman yang tumbuh disekitaran kawasan hutan lokasi praktikum adalah sebagian besar tumbuh pohon pinus dan sebagian kecil pohon kemiri, dan tanaman hasil non kayu.

2. Volume batang Pohon Pinus 1 sebesar 1,74 m3, Pinus 2 sebesar 1,42 m3, Pinus 3 sebesar 2,13 m3, Pinus 4 sebesar 0,83 m3, Pinus 5 sebesar 0,39 m3, Pinus 6 sebesar 1,42 m3, Pinus 7 sebesar 0,74 m3 Pinus 8 sebesar 2,05 m3, Pinus 9 sebesar 0,80 m3, Kemiri 1 sebesar 1,54 m3, Kemiri 2 sebesar 1,52 m3, Kemiri 3 sebesar 3,22 m3 dan Kedondong 1 sebesar 0,27 m3. 3. Etat Luas kawasan lokasi praktikum sebesar 400 m2/thn.

4. Etat Volume Pohon Etat volume pada masing-masing pohon diperoleh Pinus 1 sebesar 19,94 m3/thn, Pinus 2 sebesar 16,24 m3/thn, Pinus 3 sebesar 24,40 m3/thn, Pinus 4 sebesar 9,46 m3/thn, Pinus 5 sebesar 4,49 m3/thn. Pinus 6 sebesar 16,24 m3/thn, Pinus 7 sebesar 8,41 m3/thn, Pinus 8 sebesar 23,41 m3/thn, Pinus 9 sebesar 9,17 m3/thn, Kemiri 1 sebesar 17,66 m3/thn, Kemiri 2 sebesar 17,43 m3/thn, Kemiri 3 sebesar 36,78 m3/thn, Kedondong 1 sebesar 3,12 m3/thn.

V.2 Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawaty.2006. Perencanaan Pengelolaan Hutan di Indonesia. USU Repository. Medan.

Samsuri. 2003. Panduan Praktek Umum Kehutanan 2003. Program Ilmu Kehutanan USU. Medan.

Gambar

Tabel 2.  Volume Tegakan pohon

Referensi

Dokumen terkait

sesuai dengan kondisi DAS Welang bagian hulu serta berbasis Sumber Daya Air yaitu dengan mengusahakan luas hutan sebesar 50% dari luas total DAS serta merencanakan

Hasil pengukuran VFA pada praktikum yaitu -505 hal ini berbeda jauh dari kadar VFA normal seperti yang dinyatakan oleh Sutardi (1980), bahwa kadar VFA yang dibutuhkan untuk

• Perencanaan Sumber Daya Manusia (HR Planning) merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi dari posisi yang diinginkan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol daun sirih hutan efektif menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan

Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya

Data tinggi dan diameter bukan hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat digunakan untuk menentukan volume pohon, angka bentuk

Manajemen (management) ialah penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan sumber daya manusia untuk menyelesaikan suatu kegiatan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa hasil perkolasi sebanyak 20 gran simplisia daun seledri diperoleh hasil rendemen sebesar 63,3 % hal ini membuktikan bahwa