LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR DAN HASIL HUTAN
“PEMINDAHAN TANAMAN HUTAN”
Disusun Oleh:
Amore Amodia H.C.A.P 225040307111001
Asisten Praktikum:
Fathor Rohman Dea Cahyaning Mega
PROGRAM STUDI KEHUTANAN DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2023
i DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
BAB I ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Praktikum ... 2
BAB II ... 3
2.1 Bibit ... 3
2.2 Pemindahan Tanaman ... 3
BAB III ... 4
3.1 Alat dan Bahan ... 4
3.2 Prosedur Kerja ... 4
BAB IV ... 5
4.1 Hasil ... 5
4.2 Pembahasan... 5
BAB V ... 6
DAFTAR PUSTAKA ... 7
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan Bahan ... 4 Tabel 2. Hasil Pencabutan anakan Mahoni dengan metode putar ... 5 Tabel 3. Hasil Pencabutan anakan Mahoni dengan cara di cabut ... 5
iii
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Degradasi lahan adalah proses alami penurunan produktivitas tanah sementara atau permanen, ditandai dengan penurunan nilai sifat fisik, kimia dan biologi (Kurnia 2001). Tren penurunan (degradasi) sumber daya lahan akan terus meningkat, karena pertumbuhan penduduk. Luas lahan terdegradasi di Indonesia terus bertambah lebih luas lagi, jika pada tahun 1968 hal ini diberitakan secara luas lahan terdegradasi di Indonesia mencapai 20 juta hektar setiap tahunnya (Dirjen Badan Pengembangan dan Pengembangan Daerah Aliran Sungai Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan 2011). Lahan terdegradasi bukan sekedar lahan tidak efektif tetapi juga bisa menjadi sumber bencana alam seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, kebakaran dan ledakan dapat menyebabkan kerusakan percepatan pemanasan global. Konsekuensi negatif dari keberadaan tanah terdegradasi tidak hanya dirasakan tempat-tempat dengan lahan terdegradasi, tapi menyebar kemana-mana. Dampak degradasi daratan di kawasan Puncak- Bogor, banjir melanda Jakarta dan dampak pemanasan global jelas terasa hingga di Eropa (Utomo 2012). Salah satu upaya yang dapat mengurangi terjadinya degradasi lahan ialah menggunakan metode reboisasi serta penyuluhan terhadap masyarakat dengan harapan para masyarakat dapat membantu dalam hal reboisasi tersebut.
Dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat, di harapkan program reboisasi yang di lakukan oleh para stakeholder dapat berjalan, namun para penyelenggara program ini juga perlu memfasilitasi masyarakat, salah satunya dengan membangunkan Kebun Bibit Rakyat. Kebun Bibit Rakyat atau KBR merupakan salah satu program pemerintah untuk tujuan dukungan program memulihkan hutan dan lahan datar. Program ini menyediakan benih untuk mengembalikan fungsi dan mobilitas, tapi juga untuk meningkatkan kesehatan publik. Sedangkan, menurut Dewi (2013). menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk menjaga kualitas energi dukungan lingkungan untuk mitigasi degradasi hutan dan lahan. Bibit merupakan unsur penting dalam pembangunan Kebun Benih Rakyat, bibit tersebut dapat berasal dari mana saja, namun yang sering sekali digunakan ialah bibit dari hutan. Bibit tanaman hutan merupakan tumbuhan muda yang berasal dari hasil pengembangbiakan secara generatif ataupun secara vegetatif (Peraturan KLHK No.P3, 2020). Bibit ini dapat di hasilkan melalui beberapa kegiatan perbenihan yang meliputi pembangunan sumberdaya genetik, pemuliaan tanaman hutan, dan pengedaran benih dan bibit.
Penyelenggaraan perbenihan tanaman kehutanan bertujuan untuk menjamin kelestarian sumberdaya genetik tanaman hutan dengan mutu yang baik (Nurhasbyi et al., 2019).
2 1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pemindahan tanaman hutan dengan metode cabut dan putar ialah memahami tentang cara pemindahan tanaman hutan dan mengetahui apakah pemindahan tanaman dengan dua metode yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan anakan atau tidak.
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bibit
Bibit tanaman hutan merupakan tumbuhan muda yang berasal dari hasil pengembangbiakan secara generatif ataupun secara vegetatif (Peraturan KLHK No.P3, 2020). Bibit ini dapat di hasilkan melalui beberapa kegiatan perbenihan yang meliputi pembangunan sumberdaya genetik, pemuliaan tanaman hutan, dan pengedaran benih dan bibit. Penyelenggaraan perbenihan tanaman kehutanan bertujuan untuk menjamin kelestarian sumberdaya genetik tanaman hutan dengan mutu yang baik (Nurhasbyi et al., 2019).
2.2 Pemindahan Tanaman
Penyapihan tanaman hutan merupakan proses pemindahan bibit ke dalam pot ataupun polybag. Pemindahan ini dilakukan ketika bibit sudah memiliki duapasang daun serta cukup kuat untuk dipindahkan ke media tanam yang lebih besar, dengan tujuan untuk memberikan ruang yang luas bagi akar bibit tumbuh dan berkembang dengan baik (Irawan et al., 2020). Teknik pemindahan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cabutan dan putaran. Metode cabutan sering diterapkan pada tanaman sayuran atau pada tanaman yang memiliki jarak tanam yang tidak terlalu jauh, sedangkan cara putaran dilakukan dengan lebih kompleks dengan membasahi tanah dahulu lalu di ambil dengan cara di cabut secara perlahan dan mengikuti tanah di sekelilingnya dengan tujuan menghindari kerusakan pada bagian-bagian akar (Putra et al., 2017).
4 BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan
Alat:
1. Cetok
2. Kantong plastik/Polybag
3. Tallysheet
4. Alat tulis
Bahan:
1. Anakan permudaan alam
3.2 Prosedur Kerja
Mencari anakan alami yang terdapat di bawah tegakan
Amati kondisi anakan tersebut, lalu ukur tinggi anakan dan hitunglah jumlah daunnya
Ambil anakan tersebut dengan menggunakan teknik cabutan dan puteran yang masing-masing diulang 3 kali
Masukkan bibit tersebut ke dalam polybag
Bawa bibit tersebut ke persemaian dan semaikan bibit tersebut Amati kondisi bibit dan bandingkan dari kedua teknik
5 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Tabel 2. Hasil Pencabutan anakan Mahoni dengan metode putar
Kode Tanaman Tinggi Bibit (cm)
Putar Cabut
A 40 46
B 34,5 42,7
C 29 48
Tabel 3. Hasil Pencabutan anakan Mahoni dengan cara di cabut
Kode Tanaman Banyak Daun
Putar Cabut
A 6 4
B 9 3
C 6 6
Tabel 4. Hasil Kesehatan Bibit Mahoni
Kode Tanaman Kesehatan Bibit
Minggu 1 Minggu 2
Putar Cabut Putar Cabut
A Hidup Hidup Layu Layu
B Hidup Hidup Layu Layu
C Hidup Hidup Layu Tumbuh
Tunas
4.2 Pembahasan
Dapat diketahui pada tabel 4 bahwa kedua metode dapat digunakan, namun faktor eksternal juga berpengaruh terhadap pertumbuhan anakan. Faktor eksternal tersebut merupakan penyiraman, sinar matahari, serta perlakuan yang diberikan pada anakan tersebut. Diketahui pula pada kode anakan C pada minggu kedua memunculkan tunas baru, di akibatkan oleh perlakuan yang diberi pada anakan tersebut.
6 BAB V KESIMPULAN
Penelitian ini membahas metode pencabutan atau penyapihan tanaman hutan, yaitu Switenia mahagoni, dengan dua metode yaitu dengan cara dicabut dan di putar dengan bantuan air. Ditinjau kembali dari hasil praktikum, diketahui bahwa metode pencabutan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada anakan mahoni. Namun faktor eksternal yang berperan dalam perkembangan anakan, diketahui bahwa anakan yang diberi perlakuan dengan cara memotong daun memicu terbentuknya tunas baru.
Maka praktikum ini menjawab tujuan dimana metode pemindahan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap anakan mahoni, sedangkan faktor eksternal seperti pemberian perlakuan yang memiliki pengaruh yang signifikan.
7
DAFTAR PUSTAKA 391-633-1-SM (2). (n.d.).
Fatmawati, U., Harlita, H., Indrowati, M., Sari, D. P., & Santosa, S. (2022).
Teknik perbanyakan tanaman buah dan tanaman hias secara vegetatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di era pandemi. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 5(1), 130.
https://doi.org/10.33474/jipemas.v5i1.13726
Iskandar, J. (2010). Community-Based Seed Production: A pathway for climate- resilient food systems. Bioversity Internasional
Rahayu, A., Said Mahbub, A., & Makkarennu, dan. (n.d.). DINAMIKA
KELOMPOK TANI PADA PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN (The Dynamics of Farmer Groups in the Community Nursery Program in Pinrang District, South Sulawesi).
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, P., Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl Ir Juanda, L. H., Bogor, K., & Barat, J. (2018). Metode penyimpanan cabutan anakan pohon untuk konservasi ex-situ: Beraja (Shorea guiso (Blanco) Blume) Caring wildlings methods for ex situ conservation: red balau (Shorea guiso (Blanco) Blume), 4(2).
https://doi.org/10.13057/psnmbi/m040207 Permen LHK Nomor 3 Tahun 2020. (n.d.).
Sudrajat, D. J. (2019). KRITERIA BIBIT TANAMAN HUTAN SIAP TANAM:
untuk pembangunan hutan dan rehabilitasi lahan.
https://www.researchgate.net/publication/335336927
Z, A., Sari, F. M., & Prihati. (2021). Pemulihan Ekonomi Melalui Pembangunan Kebun Bibit Desa Menggunakan Metode Participatory Action Research (PAR). Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 356–364.
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i2.5351