• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL PADA NY. S DENGAN PERDARAHAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DI RSIA SITTI KHADIJAH III MAKASSAR

APPLICATION OF NURSE POST NORMAL NURSING ASSURANCE IN NY. S WITH SOCIETY IN FULFILLMENT OF LIQUID NEEDS IN

RSIA SITTI KHADIJAH III MAKASSAR

Zulfia Samiun

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Alamat Zulfia Samiun

Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar HP : 081242307303

(2)

ABSTRAK

Salah satu penyebab kematian ibu melahirkan terbesar adalah Perdarahan. Kehilangan darah melebihi dari 500 ml dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan, yang mengakibatkan kelemahan pada ibu, pucat, berkeringat dingin, menggigil, pusing, gelisah, hiperpnea, sistolik <90 mmHg, nadi >100 x/mnt, kadar Hb <8%, sehingga dapat menyebabkan syok hipovolemik yang ketika tidak tertangani dengan baik dan mendapat perawatan intensif maka dapat berujung pada kematian. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada klien post partum normal dengan perdarahan dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RSIA Sitti Khadijah Makassar. Studi kasus ini merupakan studi kasus deskriptif dengan mendeskripsikan dan menarasikan suatu keadaan pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan melihat criteria inklusi dan criteria eksklusi. Instrumen yang digunakan berupa format pengkajian. Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa nafsu makan klien membaik, klien mengatakan tidak merasa pusing dan lemah, klien tidak nampak lemas, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa nampak lembab, TD 110/70 mmHg, Nadi 80 x/i, Suhu 36,50C, Pernapasan 20 x/i, Hb 10,9 g%. Studi kasus ini menyimpulkan bahwa

pemenuhan kebutuhan cairan pada Ny. S terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi, TTV dalam batas normal, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, konjungtiva tidak anemis.

(3)

PENDAHULUAN

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari ) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous

melahirkan. Jadi puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. (Susilo & Feti, 2016)

Menurut Kementrian Kesehatan (KEMENKES, 2014), penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan. Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah perdarahan (28%), eklampsia (24 %) dan infeksi (11%). Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan primer pasca persalinan dini terjadi dalam 24 jam sedangkan perdarahan sekunder (perdarahan masa nifas) terjadi setelah itu.

Menurut Sari dan Kurnia (2014), Faktor-faktor penyebab terjadinya perdarahan pasca persalinan adalah atonia uteri, robekan jalan lahir atau rupture perineum, dan retensio plasenta. Kehilangan darah yang lebih dari 500 ml dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, yaitu hampir 90 % dari total berat badan tubuh, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Ketika tubuh kehilangan cairan maka dapat menyebabkan kelemahan, pucat, berkeringat dingin, menggigil, pusing, gelisah, hiperpnea, sistolik <90 mmHg, nadi >100 x/mnt, kadar Hb < 8%, sehingga dapat menyebabkan syok hipovolemik ketika tidak tertangani dengan baik dan mendapat perawatan intensif maka dapat berujung pada kematian.

Menurut data yang penulis temukan di RSIA Sitti Khadijah III Makassar, kejadian perdarahan post partum pada tahun 2015 tercatat sebanyak 223 ibu bersalin.

(4)

ALAT DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Studi Kasus ini dilakukan di RSIA Sitti Khadijah III Makassar. Rancangan studi kasus yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format pengkajian.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam studi kasus ini yaitu seluruh pasien post partum normal yang mengalami perdarahan di RSIA Sitti Khadijah III Makassar. Teknik pengambilan sampel yaitu pasien yang memenuhi kriteria inklusi : pasien post partum normal dengan perdarahan primer ±600 ml/hari yang dirawat di RSIA Sitti Khadijah III Makassar, pasien post partum normal yang mengalami masalah kebutuhan cairan, dan bersedia menjadi responden.

Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data dalam studi kasus ini menggunakan format pengkajian.

Analisa Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan informasi yang telah tersusun dan melakukan penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan. Data yang telah tersusun kemudian disajikan dalam bentuk narasi yang mudah dipahami.

HASIL

Evaluasi keperawatan dilakukan dengan cara mengevaluasi sejauh mana hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan tercapai dengan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Setelah melakukan asuhan keperawatan, masalah kebutuhan cairan pada Ny. S teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu klien tidak menunjukan adanya tanda-tanda dehidrasi, TTV dalam batas normal, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

PEMBAHASAN

(5)

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus, maka penulis menemukan perbedaan. Dari pemeriksaan pada Ny. S didapatkan keadaan umum lemah, pucat, konjungtiva anemis, nampak lingkaran hitam pada mata, turgor kulit jelek, membrane mukosa nampak kering, tingkat kesadaran Composmentis dengan TD : 70/60 mmHg, Nadi : 80 x/i, Suhu : 36 0C, Pernafasan : 10

x/i, Hemoglobin : 8,8 g%. Menurut Nurarif & Hardhi (2015), pada pasien perdarahan post partum terjadi peningkatan jumlah pernapasan, peningkatan frekuensi nadi dan penurunan kadar Hb <8 g/dl. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2017), pada pemeriksaan fisiknya didapatkan tanda-tanda syok pada pasien perdarahan post partum dini yaitu pasien tampak lemah dan pucat, konjungtiva anemis, pernapasan menurun (12 x/i), tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 122 x/I, Hb 6,4 g/dl.

Berdasarkan data-data dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. S, diagnose keperawatan yang muncul adalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (perdarahan post partum). Hal ini sesuai dengan teori menurut Amin dan Hardhi (2015), bahwa diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan cairan pada pasien perdarahan adalah: kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (perdarahan).

Menurut Nurarif dan Hardhi (2015), ada 13 rencana tindakan yang dapat dilakukan untuk diagnosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (perdarahan post partum). Dalam menetapkan rencana tindakan penulis merujuk pada teori yeng relevan dan sesuai dengan situasi dan kondisi klien, dengan demikian penerapan antara tinjauan teori dan kasus sesuai.

Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah ditetapkan. Pada Rencana tindakan peneliti telah menetapkan 13 intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan teori menurut Nurarif dan Hardhi (2015). Namun pada pelaksanaannya, hanya 11 intervensi yang peneliti implementasikan pada Ny.S, dua diantaranya yang tidak peneliti implementasikan adalah 1) Menimbang popok/pembalut, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana, 2) Melakukan Transfusi darah, dikarenakan berdasarkan tanda dan gejala yang muncul dan diagnosa dokter maka transfusi darah belum perlu untuk dilakukan.

(6)

tidak merasa pusing dan lemah. Nafsu makan klien membaik. Klien juga mengatakan minum ±1800-2000 ml/hari (3-4 air aqua botol 600 ml). Klien tidak nampak lemas, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa nampak lembab, klien minum ±1.800-2000 ml/hari. TD 110/70 mmHg, Nadi 80 x/i, Suhu 36,50C, Pernapasan 20 x/i, Hb 10,9 g%. Sedangkan tujuan dan kriteria

hasil yang ingin dicapai berdasarkan teori adalah kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, dengan kriteria hasil : klien tidak menunjukan adanya tanda-tanda dehidrasi, TTV dalam batas normal, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan. Dengan demikian diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (perdarahan post partum) teratasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Antonius, Y., Eddy, H., & Umar, M. (2012). Perbandingan Lama Dan Jumlah Perdarahan Kala II Persalinan Menggunakan Misoprostol Sublingual Dengan Oksitosin Intramuskular Pada Grandemultipara. Hal. 3. Diakses dari http://repository.usu.ac.id

Budiman., Mayasari, D. (2016). Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta. Medula Unila, 7(3), 8. Diakses dari

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/814/pdf

Hidayat, A, A.(2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Heriana, P. (2014). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan : Binarupa Aksara.

Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta : Unicef

Kementrian Kesehatan. (2016). Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun 2015. Jakarta : Kemenkes RI

Koriah, S., Suryani, S., Bahiyatun., & Ari, S. (2014). Pengaruh Pijat Endorphine Terhadap Jumlah Pengeluaran Darah Pada Kala Empat Persalinan Normal Primi Para Di Bidan Praktek Mandiri Kabupaten Indramayu Tahun 2013. Jurnal Kebidanan, 3(6), 33. Diakses dari http://download.portalgaruda.org

Maftuchan, A. (2016). Buku Panduan Jurnalis Isu Kesehatan. Jakarta : Prakarsa

Nurarif, A, H., & Hardhi, K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic-Noc : Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta : Mediaction

Pitriani, R., & Rika, A. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III). Yogyakarta : Deepublish.

Rini, S., & Feti, K. (2016). Panduan Asuhan Nifas dan Evidance Based Practice. Yogyakarta : Deepublish.

Sukarni, I., & Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Dilengkapi Contoh ASKEP.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Syahrir., Agusyanti., Nurmiyati.,Ernawati,P., & Gasang. (2015). Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2014. Makassar : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Sari, E, P., & Kurnia, D, R., (2014). Asuhan Kebidanan Masa Nifas (PostnatalCare). Jakarta : CV. Trans Info Media.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Diagnosa yang muncul dalam kasus yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler, intake tak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN POST PARTUM

Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul tiga diagnosa pada pasien : Resiko pendarahan berhubungan dengan komplikasi post partum (retensio plasenta),

• Apabila terjadi perdarahan post partrum plasenta belum lahir diusahakan untuk melahirkan plasenta dengan segera, jika plasenta telah lahir perlu dibedakan antara perdarahan

3.Resiko terjadi infeksi b/d tindakan injury pada jaringan kulit sampai ginjal.. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan yang berlebihan..

Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien adalah resiko perdarahan lanjut berhubungan dengan trombositopenia, resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

Hasil studi menunjukan bahwa pada pasien post partum dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman yang dilakukan tindakan keperawatan senam nifas dan pijet oksitosin yang dilakukan selama

Data yang diperoleh pada klien 1 Nilam 2018 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, hipertermia berhubungan dengan