• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Pertama Termodinamika Proses :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hukum Pertama Termodinamika Proses :"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM DAN LINGKUNGAN

Sistem: dapat berupa suatu zat atau campuran zat-zat yang dipelajari sifat-sifatnya pada kondisi yang dapat diatur.

Segala sesuatu yang berada diluar sistem disebut

lingkungan.

Antara sistem dan lingkungannya dapat terjadi pertukaran energi atau materi.

 Sistem tersekat : sistem dan lingkungan tidak dapat mempertukarkan energi maupun materi. Sistem dengan energi tetap, walaupun didalamnya dapat terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

 Sistem tertutup : sistem dan lingkungan hanya dapat mempertukarkan energi.

 Sistem terbuka : sistem dan lingkungannya dapat mempertukarkan baik energi maupun materi.

Suatu sistem dalam keadaan tertentu apabila semua sifat-sifatnya mempunyai harga tertentu dan tidak berubah dengan waktu.

(2)

Variabel yang harganya hanya tergantung pada keadaan sistem dan tidak tergantung pada bagaimana keadaan itu tercapai disebut fungsi keadaan.

Contoh : suhu, tekanan, volum, energi dalam dan entropi

V = f (P, T, n).

Diferensial dari suatu fungsi keadaan adalah diferensial total. Bila x adalah fungsi keadaan maka dx sebagai diferensial total.

2

1. ∫dx = x2 – x1

1

2. dx = 0

3. x = f (y, z)

(3)

Hukum Pertama Termodinamika

Proses :

Reversible dan tidak reversible.

Proses reversible:

H2O(l) H2O(g) 1 atm, 1000C

fasa cair dan uap berada dalam kesetimbangan.

Kalor dan Kerja

Kalor (q): energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem sebagai akibat langsung dari perbedaan suhu antara sistem dan lingkungannya.

 q: positif jika kalor masuk sistem

 q: negatif jika kalor keluar dari sistem.

Kerja (W): energi dan bukan kalor yang dipertukarkan antara sistem dengan lingkungannya pada suatu perubahan keadaan.

 W positif bila lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, misalnya proses pemampatan gas.

 W negatif bila sistem melakukan kerja terhadap

(4)

Luas penampang penghisap : A Tekanan luar : Pl

Jarak : dx Kerja = gaya * jarak

dW = - Pl * A * dx

dW = - Pl * dV

dV = perubahan volum yang terjadi pada proses tanda (-) karena kerja dilakukan oleh gas.

V2

W = - ∫ Pl dV

V1

1. Pl = 0 : gas memuai terhadap vakum

W = 0  proses ekspansi bebas

2. Pl tetap  gas memuai pada tekanan atmosfir yang

tetap.

V2

W = - ∫ Pl dV = - Pl (V2 – V1)

V1

W = - Pl ΔV

3. Proses pemuaian reversibel : Pl = P – dP

V2 V2 V2

W = - ∫ (P – dP) dV = - ∫ P dV + ∫ dP dV V1 V1 V1

V2

Wrev = - ∫ P dV P = tekanan gas.

(5)

Untuk gas ideal : PV = nRT

V2

Wrev = - ∫ nRT (dV/V) = -nRT ln (V2/V1)

V1

Energi dalam dan perubahan energi dalam.

ΔU = U2 – U1

Hukum pertama Termodinamika.

dU = dq + dW

2 2 2

∫ dU = ∫ dq + ∫ dW (dW = -Pl dV)

1 1 1

U2 – U1 = ΔU = q + W.

Untuk proses yang berjalan pada Volume tetap, maka harga ΔU = qv

Enthalpi dan Perubahan Enthalpi

(6)

dU = dq - P dV

U2 – U1 = qp - P (V2 – V1) U2 – U1 = qp - PV2 + PV1 U2 – U1 = qp - P2V2 + P1V1 (U2 + P2V2) = (U1 + P1V1) + qp

H = U + PV H : fungsi keadaan.

H2 – H1 = qp  ΔH = qp

Kapasitas kalor. C =

dT dq

U = f (T, V)

dU = (∂U/∂V)T dV + (∂U/∂T)V dT

dU = dq – P dV dq = dU + P dV

dq = (∂U/∂V)T dV + (∂U/∂T)V dT + P dV dq = (∂U/∂T)V dT + (P + (∂U/∂V)T) dV

Proses pada volum tetap : dqv = (∂U/∂T)V dT

(7)

CV : kapasitas panas pada volum tetap.

Proses pada volume tetap:

T2

ΔU = ∫ Cv dT

T1

H = f (P, T)

dH = (∂H/∂P)T dP + (∂H/∂T)P dT

Proses pada tekanan tetap : dqp = (∂H/∂T)P dT

CP =

dT dqP

= (∂H/∂T)P

T2

ΔH = ∫ CP dT

T1

Penggunaan Hukum Termodinamika I :

1. Ekspansi Reversibel Isotermal gas ideal.

Wrev = - ∫ RT

V dV

= - RT ln

1 2

V V

(per mol gas)

P1V1 = P2V2

W = RT ln P2

(8)

ΔH dan ΔU = 0 pada proses isotermal

W = -q

2. Ekspansi Reversibel Adiabatis Gas Ideal

(9)

Contoh Soal

1. Satu mol gas ideal diekspansikan dari 5 sampai 1 bar pada 2980K. Berapa harga q dan W jika a) ekspansi berjalan secara reversibel dan b) melawan tekanan luar yang tetap sebesar 1 bar ?. Berapa harga c) ∆U dan d) ∆H ?

Penyelesaian:

(a). Wrev = RT ln

1 2

P P

= (8,314 J K-1 mol-1) (298 K) ln bar 5

bar 1

= - 3988 J mol-1

qrev = ∆U - Wrev

= 0 – (- 3988 J mol-1) = 3988 J mol-1

(b). W = -Pl (V2 – V1) = -Pl(

2

P RT

-

1

P RT

)

= -(1 bar)(8,314 J K-1 mol-1)(298 K)

(

bar 1

1

-bar 5

1

)

= - 1982 J mol-1 q = ∆U – W

(10)

c) ∆U = q + W = 0

d) ∆H = ∆U + ∆(PV) = 0.

2. Satu mol gas ideal monoatom pada 1 bar dan 273,150K diekspansikan secara adibatis melawan tekanan luar yang tetap sebesar 0,315 bar sampai volum 2 kali volum semula. Berapa besarnya kerja yang dilakukan pada gas, suhu akhir dan perubahan energi dalam dari gas tersebut.

Harga CV = 3/2 R.

Penyelesaian.

V1 = RT/P1 =(0,08314 L bar K-1mol-1)(273,15 K)/(1 bar) V1 = 22,71 L mol-1

W = - Pl dV = - Pl (2V1 – V1) = - Pl V1

W = - (0,315 bar * (1atm/1,01325 bar)) * 22,71 L mol-1 W = - 7,06 L atm mol-1 = - 715,4 J mol-1

Adiabatis q = 0  ∆U = W = CV ∆T

∆T = (- 715,4 J mol-1)/(3/2 * 8,314 J K-1 mol-1) T2 – T1 = - 57,4 0K

T2 = 273,15 – 57,4 = 215,75 0K.

(11)

3. Satu mol gas ideal dengan CV = 5/2 R, diekspansikan secara adiabatis melawan tekanan luar yang tetap sebesar 1 atm, sampai volum 2 kalinya. Suhu awal gas 250C dan tekanan 5 atm. Hitung T2, q, W, ΔU dan ΔH untuk proses perubahan tersebut.

Penyelesaian.

Mula-mula T1 P1 V1  T2 P2 V2 Pl = 1 atm

q = 0  ΔU = - ∫ PldV

CV ∫ dT = - ∫ Pl dV

CV (T2 - T1) = - Pl (V2 - V1)  V2 = 2V1

5/2 R (T2 - T1) = - Pl (RT1/P1)

T2 = T1 - 2/5( Pl (T1/P1))

T2 = 298 K – 2/5(1 atm)(298 K/5 atm) T2 = 274 K

ΔU = CV (T2 - T1) = 5/2 (8,314 J/K.mol)(274 – 298)K ΔU = - 500 J mol-1 = W

T2

ΔH = ∫ CP dT = (5/2 R + R)(T2 – T1) T1

ΔH = 7/2(8,314 J K-1 mol-1)(274-298)K = 700 J mol-1

(12)

4. Satu mol gas ideal dengan volum 2 l pada suhu 250C mengalami proses siklis sebagai berikut:

Mula-mula gas diekspansikan adibatis dan reversibel sehingga tekanan menjadi 1 atm, kemudian ditekan secara isotermal reversibel dan akhirnya gas mengalami proses volume tetap sampai kembali kekeadaan semula. Hitung q dan W untuk proses siklis tersebut jika harga CV = 3/2 R.

Penyelesaian :

<--- 1---> 2 ---> 3 T1 = 298 K T2 = 109 0K T3 = T2 V1 = 2 l V2 = 8,93 l V3 = V1

P1 = nRT/V1 P2 = 1 atm P3 =

P1 = (0,08205 l atm K-1mol-1)(298 K)/(2 l) P1 = 12,23 atm

Adiabatis reversibel : P1V1γ = P2 V 2γ γ = CP/CV = 5/3

(12,23)(2)5/3 = 1 V 2γ V25/3 = 38,84 V2 = 8,93 l

T2 = (P2 V2)/R

(13)

ΔU1 = q1 + W1

ΔU1 = CV (T2 – T1)

ΔU1 = 3/2 (8,314 J K-1mol-1)(109 – 298)K ΔU1 = -2357,02 J mol-1

q1 = 0 dan W1 = -2357,02 J mol-1

Proses 2- 3 : isotermal reversibel ΔU2 = 0 q2 = - W2

W2 = -RT2 ln (V3/V2)

W2 = - (8,314 J K-1mol-1)(109K)(ln 2/8,93) W2 = 1355,96 J mol-1

q2 = - 1355,96 J mol-1

Proses volum tetap 3 – 1: W3 = -Pl dV = 0

ΔU3 = q3 = CV (T1 – T3)

ΔU3 = 3/2 (8,314 J K-1mol-1)(298 – 109)K

ΔU3 = 2357,02 J mol-1

W = W1 + W2 = -2357,02 J mol-1 + 1355,96 J mol-1 W = -1001,06 J mol-1

q = q2 + q3 = - 1355,96 J mol-1 + 2357,02 J mol-1 q = 1001,06 J mol-1.

(14)

5. 0,4 mol udara (80% N2 dan 20% O2) mula-mula mempunyai suhu 300 K dan tekanan 4 atm. Udara dipanaskan pada tekanan konstan sampai volum menjadi 1,25 kali volum semula. Kemudian gas mengembang secara adiabatis reversibel sampai suhu kembali menjadi 300 K. Hitunglah volum akhir dan kerja total.

CP = 0,24 kal K-1 gram-1, CV = 0,172 kal K-1 gram-1

Penyelesaian.

1 ---> 2 ---> 3

T1 = 300K T2 = T3 = 300K P1 = 4 atm P2 = 4 atm P3 =

V1 = nRT1/P1 V2 = 1,25 V1 V3 = ?

V1 = (0,4 mol)(0,08205 L atm K-1 mol-1)(300K)/(4 atm) V1 = 2,46 L

V2 = 1,25 * 2,46 = 3,075 L

PV/T konstan  T2 = 1,25 * T1 = 375 K Proses adiabatis reversibel.

T3 V = T3γ-1 2

1 -γ 2

V γ = CP/CV = 0,24/0,172= 1,4 V30,4 = (375/300) * 3,0750,4

V3 = 5,37 L

W1 = -P ΔV = -4 (3,075 – 2,46) L atm W1 = -2,46 L atm = -59,57 kal.

W2 = ΔU = n CV (T3 – T2)

(15)

Termo kimia

Reaksi eksotermis :

- reaksi mengeluarkan panas - ΔH dan ΔU negatif.

Reaksi endotermis :

- Reaksi membutuhkan panas - ΔH dan ΔU positif.

Kalorimeter bekerja dengan tekanan tetap atau volum tetap.

Volum tetap : qV = ΔU Tekanan tetap : qP = ΔH

H = U + PV

dH = dU + d(PV) ΔH = ΔU + Δ(PV)

Fasa padat dan cair : Δ(PV) << ΔH = ΔU

Gas : Δ(PV) = Δ(nRT)

Δ(PV) = RT (Δn)  ΔH = ΔU + RT (Δn)

(16)

Entalpi pembentukan.

v1A1 + v2A2  v3A3 + v4A4

∑ vi Ai = 0

ΔHreaksi = ∑ HProduk - ∑ HReaktan. (T tertentu)

Entalpi pembentukan :

perubahan entalpi dalam proses pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya.

Entalpi standar dari semua unsur = 0

 entalpi standar zat = entalpi pembentukan standar (ΔHf

o

)

Perubahan entalpi standar pada reaksi kimia :

ΔHo = ∑ vi ΔHf,i o

Contoh

Ca(P) + C(P) + 1½ O2(g) CaCO3(P)

ΔHo = HoCaCO3 - H

o

Ca - 1½ H o

O2 - H

o

C = H

o

CaCO3

ΔHo = HoCaCO3 = ΔHf

o

(17)

Pengaruh suhu terhadap kalor reaksi

v1A1 + v2A2  v3A3 + v4A4

ΔH = v3H3 + v4H4 – v1H1 – v2H2 = ∑ viHi

ΔHo = ∑ viHio = ∑ vi ΔHf,io

Persamaan Kirchnoff : ΔH2 T2

∫d (ΔH) = ∫ΔCP dT

ΔH1 T1

T2

ΔH2 = ΔH1 + ∫ΔCP dT

T1

CP bukan fungsi suhu : ΔH2 ΔH1 = ΔCP (T2 – T1)

Reaktan --- Produk T1 ΔHT ? T2

Reaktan (298K) --- Produk (298K)

ΔH298

298 T

ΔHT = ∫ ΣCpR dT + ΔH298 + ∫ ΣCpP dT

T 298

298 T2

(18)

Hukum Termodinamika II

Proses lingkar Carnot :

 Ekspansi isotermal reversibel dari A  B  Ekspansi adiabatik reversibel dari B  C  Kompresi isotermal reversibel dari C  D  Kompresi adiabatik reversibel dari D  A

1. Ekspansi isotermal reversibel dari A  B ΔU1 = 0

V2

W1 = - q1 = - ∫P dV = - nRT1 ln (V2/V1) V1

2. Ekspansi adiabatik reversibel dari B  C q2 = 0

T2

ΔU2 = W2 = ∫n CV dT = n CV (T2 – T1) T1

3. Kompresi isotermal reversibel dari C  D ΔU3 = 0

V4

W3 = - q3 = - ∫P dV = - nRT2 ln (V4/V3) V3

4. Kompresi adiabatik reversibel dari D  A q4 = 0

(19)

T1

ΔU4 = W4 = ∫n CV dT = n CV (T1 – T2) T2

Wtotal = W1 + W2 + W3 + W4

Wtotal = - nRT1 ln (V2/V1) - nRT2 ln (V4/V3)

Karena 1 2

V V

= 4 3

V V

maka :

Wtotal = - nRT1 ln (V2/V1) + nRT2 ln (V2/V1)

Wtotal = - nR(T1 – T2) ln (V2/V1)

Proses A  B

- q1 = - nRT1 ln (V2/V1)

- (q1/T1) = - n R ln (V2/V1)

W = - q1(

1 2 1

T T -T

)

Hukum Clausius :

(20)

q1/q3 = nRT1 ln (V2/V1) / - nRT2 ln (V2/V1) = T1 / - T2

q1/T1 = q3/-T2 q1/T1 + q3/T2 = 0

Perubahan entropi pada gas ideal

Pada suhu konstan perubahan entropi :

S2 – S1 = ΔS = T qrev

Pada P tetap qrev = ΔH maka S2 – S1 = ΔS = T

H Δ

Perubahan entropi karena perubahan suhu : qrev = ∫ CP dT

dS = CP T dT

∫ dS = ∫ CP

T dT

= ∫(a+bT+cT2) T dT

bila CP bukan fungsi suhu :

S2 – S1 = CP ln (T2/T1)

T2

S2 – S1 = ∫ C ln T

(21)

Bila perubahan suhu dan volum secara reversibel :

dS = CV T dT

+ R V dV

CV bukan f (T)

ΔS = S2 – S1 = CV ln (T2/T1) + R ln (V2/V1)

Proses pada suhu tetap : ΔS = S2 – S1 = R ln (V2/V1)

Perubahan entropi pada proses perubahan suhu dan tekanan secara reversibel :

dS = CP T dT

- T V

dP = CP T dT

- R P dP

∫dS = ∫CP T dT

- ∫R P dP

ΔS = CP ln (T2/T1) – R ln (P2/P1)

Proses perubahan tekanan pada suhu tetap : ΔS = – R ln (P2/P1)

Perubahan entropi untuk proses tidak reversibel: pembekuan 1 mol air lewat dingin pada -100C 273

H2O(L) -100C  H2O(L) 00C ΔS = ∫ CCair (dT/T)

263

H2O(L) 00C  H2O(S) 00C ΔS = T

H Δ

263

(22)

ΔStotal = ∫ CCair (dT/T) +

T H

Δ

+ ∫ Cpadat (dT/T)

Perubahan entropi untuk suatu reaksi kimia :

v1A1 + v2A2  v3A3 + v4A4

ΔS = v3SA3 + v4SA4 – v1SA1 – v2SA2

ΔSo = ΣviSio

Contoh soal.

 Satu mol gas ideal pada 27 0C diekspansikan isotermal dan reversibel dari 10 sampai 1 bar. Hitung q, W, ΔU, ΔH, ΔG, ΔA dan ΔS pada perubahan tersebut.

Penyelesaian.

Wmax = -RT ln (V2/V1) = - RT ln (P1/P2)

= -(8,314 J K-1 mol-1)(300 K) ln (10/1) = -5746 J mol-1

(23)

ΔU = 0

q = - W = 5746 J mol-1

ΔH = ΔU + Δ(PV) = 0 1

ΔG = ∫ V dp = RT ln (P2/P1) 10

ΔG = (8,314 J K-1 mol-1)(300 K) ln (1/10) = -5746 J mol-1

ΔS = qrev / T = 5746 J mol-1 / 300 K ΔS = 19,14 J K-1 mol-1

 Satu mol amonia (dianggap sebagai gas ideal) pada 25 0C dan 1 atm dipanaskan pada tekanan tetap sampai volum 3 kali volum semula. Hitung q, W, ΔU, ΔH dan ΔS nya. CP = 26,9835 + 5,9622 * 10-3T – 3,377 * 10-7T2 J K-1mol-1.

Penyelesaian:

T1 = 298K ---> T2 = 3T1 = 894K P1 = 1 atm P2 = 1 atm

V1 = (0,08205)(298)/1

V1 = 24,45 l V2 = 3*24,45 = 73,35 l

T2

(24)

ΔH = 26,9835*(894 – 298) + ((5,9622 * 10-3)/2)* (8942 - 2982) – ((3,377 * 10-7)/3)*(8943 – 2983)

ΔH = 26,4 Kj mol-1

Proses P tetap  q = ΔH = 26,4 Kj mol-1

W = -P(ΔV) = - (1)(73,35 – 24,45) l atm mol-1

W = - 4,955 Kj mol-1

ΔU = q + W = 26,4 – 4,955 = 21,445 Kj mol-1

T2

ΔS = ∫ CP dT/T = 46,99 J K-1 mol-1.

T1

{(a+bT+cT2)dT/T = a(lnT2/T1) + b(T2-T1) + c/2 (T22 -T12)}

 Hitung kerja yang dilakukan jika 1 mol toluene diuapkan pada titik didihnya 111 0C pada 1 atm. Panas penguapan pada suhu tersebut 361,9 J g-1. Un tuk penguapan 1 mol hitung pula q, ΔU, ΔH, ΔG dan ΔS nya. BM toluene = 92.

Penyelesaian :

1 mol C6H5CH3 BM = 92

q = 361,9 * 92 = 33,295 Kj mol-1

W = - P(ΔV) = -P (Vg – Vl) Vl << Vg

(25)

ΔU = q + W = 33,295 – 3,193 = 30,102 Kj mol-1

ΔH = q = 33,295 Kj mol-1

ΔG = 0

(26)

Kesetimbangan Kimia

Persamaan untuk sistem terbuka :

Bila zat ditambahkan atau diambil atau terjadi reaksi kimia dari sistem, sifat termodinamika berubah  sistem terbuka.

Sistem homogen mengandung berbagai zat N : Energi Gibbs G = f (T, P, n1, n2, n3,…., nN) divariasi i tdk sama dengan j.

dG = - S dT + V dP +  dibuat tetap maka :

(27)

Energi Gibbs suatu sistem adalah jumlah dari kontribusi dari berbagai komponennya. Kesetimbangan dicapai pada P, T tetap bila harga G mencapai minimum.

Untuk sistem yang terdiri 1 jenis zat maka :

G = μn

Jadi untuk zat murni Potensial kimia = energi gibbs per mol.

Potensial kimia untuk komponen ke i dari campuran gas ideal :

μi = μio + RT ln Pi / Po

Penurunan ungkapan kesetimbangan yang umum untuk Gas ideal :

Bila suatu reaksi :

v1A1 + v2A2  v3A3 + v4A4

maka :  

N

1 i

vi Ai = 0

(28)

1

dξ = Cakupan reaksi atau koordinat reaksi.

i

Bila suatu reaksi kimia berjalan pada P, T tetap maka :

(dG)T,P = 

Sistem mencapai kesetimbangan bila :

(29)

Secara umum potensial kimia suatu gas :

Kesetimbangan ΔG = 0

(30)

Untuk gas ideal :

Penentuan Konstanta Kesetimbangan :

A  nB

Mula-mula : 1 mol Dissosiasi : α mol

Akhir reaksi: 1- α mol nα mol  nt = 1+ (n-1)α

Perbandingan density sebelum dan sesudah dissosiasi berbanding terbalik dengan perbandingan mol:

(31)

α = dan B yang terbentuk).

(32)

Contoh soal :

(33)

5

Pengaruh tekanan terhadap harga K:

Hanya K yang dinyatakan dalam mol fraksi. N

Ky = П YiVi = (P/Po)-V Kp i=1

Jika jml mol produk = jml mol reaktan maka v = ∑vi = 0  Ky = Kp maka perubahan tekanan reaktan tidak berpengaruh pada kesetimbangan. Bila v > 0  Ky akan turun bila tekanan total naik pada suhu tetap.

Pengaruh komposisi awal:

N2 (g) + 3 H2 (g)  2 NH3 (g) Mula-mula: 1 3 - mol 1 1 - mol

(34)
(35)

Kesetimbangan antara gas dan cairan / padat :

(36)

ΔGo = - COo

P P ln

RT 2

Kp = COo

P P

2

Untuk reaksi gas-cair atau gas-padat harga Kp hanya tergantung pada tekanan parsial dari gas.

Contoh soal.

Untuk dissosiasi sulfuril chlorida: SO2Cl2 (g)  SO2 (g) + Cl2 (g)

Pada suhu 450 K tekanan total 4/3 atm, maka 13,5 gram SO2Cl2 yang sebagian telah terdissosiasi mempunyai volum 4,428 liter.

a. Hitunglah α dan KP

b. Berapa gram SO2Cl2 harus dimasukkan dalam labu yang volumnya 4,92 liter pada 450 K, untuk memperoleh tekanan total 2,25 atm setelah terjadi kesetimbangan.

c. Campuran pada soal b dipanaskan sampai 500 K. Hitunglah prosen berat masing-masing gas dan tekanan total pada kesetimbangan yang baru.

(37)
(38)
(39)

Komposisi:

Gas mol M berat % berat SO2Cl2 0,097 135 13,095 48,50 SO2 0,103 64 6,592 24,41 Cl2 0,103 71 7,313 27,09 nt = 0,303 27 100

Pt = ntRT/V =

92 , 4

) 500 )( 08205 ,

0 ( 303 , 0

(40)

Soal-soal:

Pada suhu 55oC, Kp=1,36 untuk reaksi: N2O4 (g)  2 NO2 (g). Berapa mol N2O4 yang harus ditambahkan pada labu 10 liter pada suhu tersebut agar konsentrasi NO2 = 0,1 mol/liter.

Fosgen terdissosiasi :

COCl2 (g)  CO (g) + Cl2 (g)

Pada suhu 350 K dan tekanan 1,28 atm, der. diss. = 0,60 a. Hitunglah Kp pada 350 K

b. 0,50 mol campuran yang terdiri dari : 40% COCl2, 10% CO dan 50% N2 dimasukkan dalam suatu silinder pada suhu 450 K, kemudian campuran ditekan sehingga tekanan total 6 atm. Hitunglah prosen berat masing-masing zat dan volum campuran setelah mencapai keadaan kesetimbangan.

ΔHo = 371,02 kal/mol.

Suatu campuran N2 dan H2 dilewatkan katalis pada 400oC untuk mendapatkan konversi kesetimbangan dari NH3. Tetapan setimbang pada suhu ini untuk reaksi :

N2 + 3 H2  2 NH3 adalah 1,64 * 10-4.

Hitung tekanan total yang diperlukan untuk

(41)

1. Reaksi N2O4 (g)  2 NO2 (g). Volum 10 L

(0,08205)(328)/10 = (x-0,5)(1,36) 2,69 = 1,36x – 0,68

x = 2,48 mol

Jumlah N2O4 yang harus ditambahkan adalah 2,48 mol.

(42)

Misalkan COCl2 yang terdissosiasi = x mol, P = 6 atm. Mula-mula: COCl2 = 0,4*0,5 mol = 0,2 mol

CO = 0,1*0,5 mol = 0,05 mol N2 = 0,5*0,5 mol = 0,25 mol Setelah dissosiasi :

COCl2 = 0,2 – x mol

(43)

PV = nRT

Referensi

Dokumen terkait

 dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan  kerja..  yang dilakukan

Karena perpindahan energi melewati batas menyatakan suatu perubahan di dalam sistem tersebut, variabel perubahan tidak berhubungan dengan keadaan sistem, tetapi

Perubahan energi dalam (∆U) sistem = kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem dikurangi dengan kerja yang dilak ukan oleh sistem. Pada sistem terisolasi Q = 0 dan W = 0 tidak

Pada waktu fluida melewati nozle aatau difuser terjadi perubahan kecepatan yang besar sehingga perubahan energi kinetik harus diperhitungkan dalam analisis.. Biasanya tidak

Dalam bentuk skema, ketentuan persamaan hukum I Termodinamika : ● W bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan ● W bertanda negatif jika sistem menerima

Hal ini terjadi jika zat tetap dalam persinggungan termal dengan lingkungannya, sehingga kalor yang dihisap atau dilepaskan dikompensasikan dengan kerja mekanik yang dilakukan oleh

dengan cara sedemikian hingga sistem dan lingkungannya dapat kembali ke keadaan awal dengan membalikkan proses perubahan dengan cara yang tepat sama.. ¾ Perubahan‐perubahan

► Kalor Kalor adalah adalah energi energi yang yang ditransfer ditransfer antara antara sistem