Tanggung jawab Etis Akuntan
Oleh : Hajar Melinda Triani
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non-Atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Profesi akuntan saat ini banyak dibutuhkan oleh beberapa sektor baik publik, privat, nirlaba dan sektor – sektor lainnya. Seorang akuntan memiliki peran yang penting dan startegis dalam pembangunan budaya seorang akuntan yang memegang teguh nilai- nilai etika dan focus terhadap perekonomian nasional. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 mengenai Akuntan Beregister Negara akan memberikan pengakuan yang lebih kuat terhadap profesi Akuntan di Indonesia. PMK ini dapat membawa optimisme bagi Akuntan Profesional Indonesia dalam mengahadapi persaingan. Dengan adanya Chartered Accountant (CA) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. PMK tersebut bisa membuka peluang lebih besar bagi Akuntan Profesional untuk membuka kantor jasa akuntan (KJA). Seorang akuntan yang telah memiliki gelar CA boleh membuka KJA dengan semua jasa di bidang akuntansi, kecuali jasa.
Etika profesional dalam praktik akuntan diIndonesia disebut dengan kode etik yang dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Etika profesi akuntan diperlukan untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktif profesinya dimasyarakat.
Etika Profesi Akuntan
Etika adalah suatu perilaku yang melekat pada diri manusia itu sendiri sebagai pedoman dalam hidupnya. Suatu perilaku yang di lakukan secara individu maupun secara sosial terhadap masyrakat. Dalam etika adanya hubungan yang erat mengenai adat istadat dalam lingkungan masyrakat dan hal tersebut dijadiakan suatu aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:
1. Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota diharuskan mengunakan pertimbangan moral dan profesional dalam kegiatan yang dilakukan. Setiap anggota memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa profesionalnya dengan memelihara kepercayaan dan menjalankan tanggungjawab profesinya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
3. Integritas
Integritas merupakan suatu karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesioanal. Kualitas yang mendasari kepercayaan publik merupakan patokan bagi akuntan dalam menguji keputuan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang akuntan untuk bersikap jujur dan terus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap angota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi munkin.
4. Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggotanya. Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Pada prinsipnya obyektivitas megahruskan setiap anggotanya berikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual dan tidak dibawah tekanan pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
6. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan yaitu Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Pada prinsipnya yaitu setiap anggota berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada penerima jasa pihak ketiga, pemberi kerja dan masyarakat umum, setiap anggotanya harus melaksanakan kewajibanya.
8. Standar Teknis
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Terdapat beberapa prinsip – prinsip etis akuntan, Arens (2008) mengemukakan bahwa untuk dapat melaksanakan perilaku etis seorang akuntan diharuskan melaksanakan beberapa hal untuk membuat dirinya bersikap preofesional. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mendorong perilaku etis, yaitu : melaksanakan GASS dan interpretasinya, menempuh ujian CPA, melaksanakan pengendalian mutu, memenuu peer review dam melakukan intruksi PCAOB dan SEC, melaksanakan kode etik AICPA dan mengikuti pendidikan lanjut.
Tanggung jawab seorang akuntan terdapat pada kode etik profesi yang harus di laksanakan ole seorang akuntan. Kode etik untuk indonesia yaitu ditetapkan ole IAI, sedangkan untuk Amerika yaitu AICPA dan IFAC untuk seluruh dunia.
Refrensi :
Arens, Alvin A., Elder, Radal J. Beasley, Mark S. (2008). Auditing and Assurance Servic, Integrated Approach. (12thed). Prentice Hall : Pearson Education, Inc.