• Tidak ada hasil yang ditemukan

Septian Dwiratha. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Septian Dwiratha. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KOORDINASI OPTIMAL RELE DIRECTIONAL OVERCURRENT

RELAY PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV MENGGUNAKAN HYBRID

PARTICLE SWARM OPTIMIZATION TIME VARYING

ACCELERATION COEFFICIENT (PSO-TVAC)

Septian Dwiratha

Jurusan Teknik Elektro – Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Abstrak- Sistem tenaga listrik tidak dapat terlepas dari terjadinya gangguan. Gangguan pada sistem tenaga dapat menggangu kontinuitas pelayanan dan berpotensi dapat merusak peralatan akibat aliran arus hubung singkat pada saluran. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem proteksi yang dapat mengisolasi daerah yang mengalami gangguan dan dapat menghindarkan kerusakan pada peralatan akibat arus hubung singkat yang mengalir pada saluran. Pada paper ini Koordinasi directional overcurrent relay atau rele arus lebih berarah pada sistem loop menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC dengan Linier programming pada sistem transmisi multi-loop 150 kV. Metode Hybrid PSO-TVAC dengan Linier programming digunakan untuk menala parameter rele arus lebih berarah. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa dengan menggunakan Hybrid PSO-TVAC lebih baik dibandingkan menggunakan Hybrid PSO. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa total operasi rele primer dengan menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC sebesar 7.45582 detik lebih baik dibanding menggunakan Hybrid PSO sebesar 7.70724 detik.

Kata kunci- Koordinasi Optimal, Directional Overcurrent Relay, Hybrid PSO-TVAC

I. PENDAHULUAN

Directional overcurrent relay atau rele arus lebih berarah merupakan salah satu jenis rele proteksi yang paling banyak digunakan pada sistem proteksi tenaga listrik. Rele arus lebih berarah digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan hubung singkat pada sistem yang mempunyai sumber lebih dari satu dan mempunyai jaring yang membentuk loop.

Masalah yang muncul pada performansi koordinasi rele arus lebih berarah ketika beroperasi pada sistem interkoneksi multi-loop, yaitu sulit untuk mendapatkan koordinasi rele yang memenuhi fundamental sistem proteksi tenaga listrik. Koordinasi rele arus lebih pada sistem berbentuk loop membutuhkan waktu yang lama agar didapatkan koordinasi yang baik namun hasil koordinasi yang diperoleh tidak optimal [1].

Untuk menyelesaikan permasalahan koordinasi rele arus lebih, berbagai metode dan teknik yang telah dilakukukan diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teknik

curve fitting, teknik teori Graph dan teknik optimisasi. Teknik optimisasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu teknik optimisasi konvensional, teknik optimisasi interior point

dan teknik optimisasi menggunakan artificial intelegence

[2].

Sebuah metode optimisasi berbasis artificial intelligent

yaitu Particle Swarm Optimization (PSO), diperkenalkan oleh Kennedy and Eberhart pada tahun 1995 [3].

Metode PSO merupakan metode optimisasi yang berdasarkan cara “kawanan” burung atau ikan yang sedang mencari makan.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik metode PSO dikembangkan dengan memvariasikan koefisien partikel berdasarkan waktu pencarian. Hasil pengembangan PSO yang dikenal Particle Swarm Optimization Time Varying

Acceleration Coefficient (PSO-TVAC) [4]. Teknik

optimisasi konvensional khususnya Linear Programming

yaitu suatu teknik optimisasi berdasarkan suatu persamaan-persamaan linier. Linier programming telah berhasil digunakan untuk menyelesaikan masalah koordinasi rele arus lebih berarah dalam waktu yang relative cepat [5].

Diharapkan dengan menggunakan metode Hybrid

PSO-TVAC dengan Linear Programming dapat mengasilkan

koordinasi rele arus lebih secara tepat dan optimal.

II. DASAR TEORI

Untuk menjamin keandalan dan kontinuitas penyaluran daya pada sistem tenaga listrik maka diperlukan adanya pengaman yang handal sehingga rele proteksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,

1. Sensitivitas

Sensitivitas adalah kemampuan rele proteksi untuk bereaksi dan bekerja terhadap gangguan yang terjadi pada sistem.

2. Selektivitas

Selektivitas adalah kemampuan rele untuk beroperasi ketika jika terjadi gangguan didaerah proteksinya atau rele proteksi dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu. 3. Kecepatan beroperasi

Kecepatan beroperasi merupakan kemampuan rele proteksi untuk beroperasi sesuai dengan lama waktu yang dibutuhkan. Kemampuan sistem proteksi memisahkan gangguan secapat mungkin dari sistem sehingga mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh gangguan tersebut. Lama waktu sejak sinyal gangguan diterima sampai dilakukan pemisahan gangguan merupakan penjumlahan waktu rele beroperasi dan waktu PMT beroperasi, dirumuskan sebagai berikut,

operasi rele CB

t =t +t

(1) 4. Keandalan (reliability)

Keandalan merupakan kemampuan rele untuk selalu beroperasi secara tepat pada berbagai kondisi.

(2)

3 1 2 I K t ⎞ ⎛ = 5. Ekonomis

Disamping memenuhi persyaratan 1 s/d 4, namun penggunaan rele harus disesuaikan dengan saluran dan peralatan yang diamankan.

2.1.Dasar Setting Rele

Setting arus untuk rele arus lebih mempunyai batas maksimum dan minimum dari besarnya arus yang mengalir. Batas maksimum dan minimum dirumuskan sebagai berikut,

1. Batas minimum

Pada dasarnya batas minimum setting rele arus lebih yaitu rele tidak boleh beroperasi pada saat mengalir arus beban penuh.

2. Batas maksimum

Pada setting arus maksimum pada rele arus lebih perlu memperhitungkan arus hubung singkat yang melewati rele. Suatu gangguan hubung singkat tiga fasa pada pembangkitan maksimum akan menyebabkan mengalirnya arus gangguan maksimum dan gangguan hubung singkat antar fasa akan menyebabkan mengalirnya arus hubung singkat minimum. Rele harus dapat merespon terhadap dua kondisi yaitu kondisi maksimum dan kondisi minimum.

min

SC

I adalah arus hubung singkat dua fasa dengan pembangkitan minimum yang terjadi pada ujung saluran pada daerah perlindungan berukutnya. Sehingga persyaratan setting arus pada rele dapat dirumuskan sebagai berikut, K I TMS K p + ⎟ ⎟ ⎠ ⎜ ⎜ ⎝ × (2) min P FL I 0,8 25 , 1 I ≤ ≤ ISC

Untuk jenis rele arus lebih dengan karakteristik invers,

setting waktu ditentukan pada saat arus gangguan

maksimum mengalir pada rele, untuk dapat mensetting

waktu pada rele invers maka harus men-setting TMS rele berdasarkan setting arus dan kurva karakteristik rele. TMS didefinisikan sebagi berikut,

m T

T

TMS= (3) dengan,

T : waktu yang dibutuhkan rele untuk bekerja m

T

:

waktu yang didapat dari kurva karakteristik rele dengan TMS = 1,0 dan menggunakan nilai ekivalen PSM untuk arus gangguan maksimum.

Untuk mendapatkan koordinasi rele arus lebih berarah, kita harus menghitung arus hubung singkat yang mengalir pada saluran.

Optimisasi dilakukan untuk mendapatkan waktu operasi rele primer secepat mungkin dan seselektif mungkin dengan tetap memenuhi constrain yang diijinkan.

2.2.Constrain Koordinasi

Untuk mendaptkan koordinasi rele arus lebih yang optimal maka constrain pada oordinasi harus dipenuhi. Consrtrain pada koordinasi rele arus lebih yang optimal dirumuskan sebagai berikut [8],

m b TTCTI (4) minimum maximum i i i TMSTMSTMS (5) maksimum minimum i p p p III (6) dengan, m

T adalah waktu operasi rele primer

b

T adalah waktu operasi rele backup

i

TMS adalah Time Multiple Setting rele ke-i

i

p

I adalah setting arus rele ke-i

Dengan CTI (Coordination Time Interval) merupakan interval waktu operasi antara waktu operasi rele primer dan waktu operasi rele sekunder. Pada paper ini CTI yang digunakan sebesar 0,3 detik.

III. PEMODELAN SISTEM TENAGA

Sistem kelistrikan yang dipakai yaitu sistem transmisi 150 kV multi-loop yang terdiri dari dua unit generator, dua unit transformator, delapan bus dan empat belas rele arus lebih berarah. Sistem yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Rele yang digunakan pada paper ini adalah rele arus lebih berarah atau directional overcurrent relay IDMT (Invers Definit Minimum Time) tipe Normal Inverse. Rele arus lebih berarah yang digunakan pada tugas paper ini mempunyai karakteristik sebagai berikut [7],

(7)

dengan nilai yaitu 0,14, 0.02 dan -1 berurutan sedangkan nilai TMS (Time Multiplier Setting) yaitu dalam range 0.1 sampai dengan 1.0 [6]. Nilai merupakan hasil perkalian dari rasio CT dan tap current setting. Nilai tap current setting rele arus lebih yaitu 0.5, 0.6, 0.8, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 [6]. Data rasio current transformer (CT) yang dipakai pada paper ini dapat dilihat pada Tabel 1.

3 2 1,K ,K K p I

Pada paper ini digunakan metode matrik untuk menentukan pasangan rele primer dan rele backup untuk semua kemungkinan terjadi suatu gangguan. Dengan menggunakan metode matrik dari ref [5] maka sistem pada paper ini matrik plant didapatkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut,

(3)

⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ − 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 a. Assumsi e adalah jumlah dari line transmisi dan n

adalah jumlah dari bus.

b. Jumlah kolom dari matrik ini sama dengan jumlah bus.

Augmented incidence matrix disusun dengan

mengalikan setiap elemen node incidence matrix dengan -1 pada jumlah kolom e + 1 hingga 2e.

c. Kolom dari 1 hingga e mempunyai nilai sama dengan node incidence matrik.

d. Arah cabang untuk jaring diberikan secara bebas dan elemen dari incidence matrik A diperoleh menggunakan aturan sebagai berikut:

1. elemen dari matrik A diberi nilai -1 jika aliran memasuki node. ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − − − − − − − − − − − = 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 cl A ⎞ ⎟ ⎟ ⎟

2. elemen dari matrik A diberi nilai +1 jika aliran meninggalkan node.

Dengan menggunakan langkah diatas maka matrik A

mempunyai ukuran 6 x 7 direpresentasikan sebagai berikut,

1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 A − − ⎛ ⎜ ⎜ ⎜ − ⎟ = ⎜ ⎟ − ⎜ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (8)

Untuk mendapatkan matrik sistem maka matrik A

diperluas hingga kolom matrik menjadi menjadi matrik ukuran 6 x 14. Matrik merupakan representasi dari matrik sistem. cl A Acl (9) Rele primer dan backup dapat dinilai dari augmented

incidence matrik dengan menggunakan langkah sebagai

berikut,

Langkah 1. Anggap kolom 1 sesuai dengan rele 1. Ambil elemen negatif pada kolom tersebut.

Tabel 1. Data rasio CT pada setiap rele Rasio Current Transformer Rele no CT Ratio Rele no CT Ratio

1 240 8 240 2 240 9 160 3 160 10 240 4 240 11 240 5 240 12 240 6 240 13 240 7 160 14 160

Tabel 2. Rele Primer dan Rele Backup Pasangan rele pada saluran Rele

primer backup Rele primer Rele backup Rele 1 6 8 7 2 1 8 9 2 7 9 10 3 2 10 11 4 3 11 12 5 4 12 13 6 5 12 14 6 14 13 8 7 5 14 1 7 13 14 9 Langkah 2. Ambil baris yang sesuai dengan elemen negatif. Langkah 3. Cari elemen positif yang sesuai baris ke- 1 pada

kecuali elemen positif pada kolom ke-8. Langkah 4. Langkah 1-3 diulang untuk rele primer dan rele

backup yang lain.

Dari matrik kita dapat mengetahui pasangan rele primer dan rele backup. Dari matrik kita dapat mengetahui pasangan rele primer dan rele backup. Pasangan rele primer dan rele backup dapat dilihat pada Tabel 2.

cl

A

cl

A

IV. HYBRID PSO-TVAC

Pada Paper ini, optimisasi yang menggunakan metode

Hybrid PSO-TVAC. Metode Hybrid PSO-TVAC merupakan

gabungan algoritma particle swarm opimization yang menggunakan teknik time varying acceleration dengan metode Linier Programming. Hybrid PSO-TVAC yaitu terdiri dari dua proses yaitu proses PSO-TVAC dan proses

Linier Programming. 4.1 Proses PSO-TVAC

Proses PSO-TVAC digunakan untuk mendapatkan nilai setiap rele arus lebih agar didapatkan koordinasi rele arus lebih yang optimal. Nilai merupakan variabel nonlinier pada model rele arus lebih sehingga dengan menggunakan PSO-TVAC maka didapatkan nilai yang optimal.

S

I

S

I

a. Pada langkah pertama, inisialisasi jumlah partikel, iterasi maksimum, kecepatan partikel, posisi awal, , . Posisi pada algoritma PSO-TVAC mempresentasikan nilai .

best

p gbest

p I

b. Langkah berikutnya evaluasi fitness setiap partikel. Nilai fitness didefiniskan sebagai berdasarkan fungsi objektif. Fungsi fitness berdasarkan yang digunakan untuk mendapatkan koordinasi rele arus lebih sebagai berikut,

obj i ik

(4)

dengan merupakan waktu operasi rele ketika terjadi gangguan pada bus k dan adalah probabilitas terjadinya gangguan besarnya 1.0 [8].

ik

T

i

W c. Update pbest dan gbest.

d. Update kecepatan dan posisi semua partikel menggunakan. 1 1 1 2 2 . ( ) ( k k i i i v+ =w v+c r pBsetx +c r gBestixik) …. (11) 1 k i i i 1 k x + = +x v + (12) e. Update weight max max min min max w iterasi iterasi w w w iterasi − = × + (13) f. Update koefisien akselerasi kecepatan parikel

menggunakan. 1 1 1 1 max ( f i) imum iterasi c c c c iterasi = − + i (14) 2 2 2 2 max ( f i) imum iterasi c c c c iterasi = − + i (15) g. Ulangi mulai proses a s/d e hingga iterasi maksimum

dengan variabel sebagai berikut,

1 k i

v + : update kecepatan parikel ke-i

i

v : kecepatan awal partikel ke-i

i

pBest : best position partikel ke-i

i

gBest : local best position partikel ke-i

1 k i

x + : update posisi partikel ke-i

i

x : posisi awal partikel ke-i

w : parameter weight

max

w : weight akhir iterasi

min

w : weight inisialisasi

1

c : koefisien accelerasi induvidu

2

c : koefisien accelerasi sosial

max

iterasi : maksimum iterasi 4.2 Proses Linier Programming

Linier programming digunakan untuk mendapatkan

nilai variabel TMS pada rele arus lebih. Sehingga fitness pada koordinasi optimal rele arus lebih berarah didapatkan. Untuk mendapatkan

Flowcart hybrid PSO-TVAC dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk menghitung nilai fitness pada setiap partikel dijelaskan sebagai berikut,

a. Untuk mendapatkan nilai fitness maka dibutuhkan nilai yang didapatkan PSO-TVAC.

p I

b. Dengan menyelesaikan ppersamaan linier maka digunakan linier solver sehingga didapat nilai variabel TMS.

Flowchart metode hybrid PSO-TVAC yang digunakan untuk mendapatkan koordinasi rele arus lebih berarah, dapat dilihat pada Gambar 2.

Simulasi menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC dan metode Hybrid PSO. Hybrid PSO digunakan sebagai pembanding. Parameter yang digunakan untuk simulasi dapat dilihat PSO-TVAC pada tabel 4 [4]. Arus hubung singkat pada paper ini dihitung menggunakan software Etap. Hasil simulasi arus yang mengalir pada rele ketika terjadi gangguan dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil simulasi bahwa metode Hybrid PSO-TVAC mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan menggunakan Hybrid PSO. Nilai fitness menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC sebesar 7.45582 detik sedangkan menggunakan

Hybrid PSO nilai fitness sebesar 7.70724 detik. Grafik konvergensi metode Hybrid PSO-TVAC dan metode Hybrid PSO dapat dilihat pada Gambar 3. Dengan parameter rele arus lebih berarah pada Tabel 5. Waktu operasi rele ketika terjadi gangguan dengan parameter rele yang didapatkan menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC dapat dilihat pada Tabel 6.

Diagram plot waktu operasi rele ketika terjadi gangguan hubung singkat pada saluran antara Bus 3 dan Bus 4 dapat dilihat pada Gambar 4. Pada gambar diagram plot, rele yang digunakan yaitu rele GE Multilin 735 yang merupakan rele

feeder Protection tipe Normal Inverse [15].

Dari gambar plot diagram dapat diketahui bahwa rele 3 dan rele 2 beroperasi secara tepat pada arus gangguan maksimum maupun ketika arus gangguan minimum mengalir pada saluran.

Table 3. Arus Hubung Ketika Terjadi Gangguan Rele primer Arus (kA) Rele backup Arus (kA) Rele 1 2.898 Rele 6 3.126 Rele 2 5.893 Rele 1 0.947 Rele 2 5.893 Rele 7 1.8 Rele 3 3.824 Rele 2 3.824 Rele 4 2.545 Rele 3 2.545 Rele 5 1.555 Rele 4 1.555 Rele 6 5.893 Rele 5 0.486 Rele 6 6.893 Rele 14 1.8 Rele 7 5.04 Rele 5 0.486 Rele 7 5.04 Rele 13 0.947 Rele 8 5.893 Rele 7 1.8 Rele 8 5.893 Rele 9 0.486 Rele 9 1.658 Rele 10 1.658 Rele 10 2.661 Rele 11 2.661 Rele 11 4 Rele 12 4 Rele 12 6.354 Rele 13 0.947 Rele 12 6.354 Rele 14 1.8 Rele 13 3.126 Rele 8 2.898 Rele 14 6.36 Rele 1 0.947 Rele 14 6.36 Rele 9 0.486

(5)

Tabel 4. Parameter PSO-TVAC Jumlah partikel 20 Maksimum iterasi 100 Weigt maksimum 0.9 Weigt minimum 0.1 c1i 0.25 c1f 0.5 c2i 0.5 c2f 0.25 set I

Gambar 2. Flowchart Hybrid PSO-TVAC

Gambar 3. Grafik konvergensi Metode

Tabel 5. Nilai Parameter Rele TMS dan Ip dari Hasil Simulasi Hybrid PSO Hybrid PSO-TVAC

Rele no TMS Ip TMS Ip Rele 1 0.1 600 0.1 600 Rele 2 0.2499 600 0.2519 600 Rele 3 0.2069 400 0.2094 400 Rele 4 0.1134 480 0.1 600 Rele 5 0.1 240 0.1231 192 Rele 6 0.3023 192 0.1768 600 Rele 7 0.2287 400 0.23 400 Rele 8 0.2182 360 0.1639 600 Rele 9 0.1 240 0.1 240 Rele 10 0.2524 120 0.1 600 Rele 11 0.1841 600 0.1648 600 Rele 12 0.267 600 0.316 360 Rele 13 0.1 600 0.1 600 Rele 14 0.2342 400 0.2287 400

Tabel 6. Margin Waktu Operasi Rele Menggunakan PSO-TVAC Rele Primer Waktu (detik) Rele Backup Waktu (detik) Margin (CTI) Rele 1 0.43752 Rele 6 0.73749 0.29996 Rele 2 0.75432 Rele 1 1.52686 0.77253 Rele 2 0.75432 Rele 7 1.0544 0.30008 Rele 3 0.63473 Rele 2 0.93452 0.29979 Rele 4 0.47748 Rele 3 0.77758 0.3001 Rele 5 0.4034 Rele 4 0.72808 0.32469 Rele 6 0.52943 Rele 5 0.91925 0.38982 Rele 6 0.49466 Rele 14 1.04844 0.55378 Rele 7 0.61947 Rele 5 0.91925 0.29978 Rele 7 0.61947 Rele 13 1.52686 0.90738 Rele 8 0.4908 Rele 7 1.0544 0.5636 Rele 8 0.4908 Rele 9 0.98512 0.49432 Rele 9 0.35523 Rele 10 0.6817 0.32648 Rele 10 0.46298 Rele 11 0.763 0.30001 Rele 11 0.59662 Rele 12 0.89668 0.30007 Rele 12 0.74863 Rele 13 1.52686 0.77823 Rele 12 0.74863 Rele 14 1.04844 0.29982 Rele 13 0.41713 Rele 8 0.7171 0.29997 Rele 14 0.56285 Rele 1 1.52686 0.96401 Rele 14 0.56285 Rele 9 0.98512 0.42227

(6)

Gambar 4. Diagram Plot Karakteristik Operasi Rele Gangguan diantara Saluran 3 dan Saluran 4.

V. KESIMPULAN

Metode Hybrid PSO-TVAC dengan Linier Programming dapat digunakan untuk menala parameter rele arus lebih berarah sehingga didapatkan koordinasi rele arus lebih bearah yang optimal.

Optimisasi yang dilakukan dengan menggunakan

Hybrid PSO-TVAC mempunyai nilai fitness 7.45582 detik lebih baik dibanding dengan menggunakan Hybrid PSO

mempunyai nilai fitness 7.70724.

VI. REFERENSI

[1] D. Vijayakumar, R. K. Nema, “A Novel Optimal Setting for Directional overcurrent Relay Coordination using Particle Swarm Optimization”, International Journal of Electrical Power and Energy Systems Engineering (2008) 220-225

[2] Dinesh Birla, Rudra Prakash Maheshwari, dan Hari Om Gupta, “Time-Overcurrent Relay Coordination:

A Review”, International Journal of Emerging

Electric Power Systems, (2005) Article 1039

[3] Yamille del Valle, Ganesh Kumar

Venayagamoorthy, Salman Mohaghegh, Jean-Carlos Hernandez dan Ronald G. Harley, “Particle Swarm Optimization: Basic Concepts, Variants and Applications in Power Systems”, IEEE Transactions on Evolutionary Comput, April (2008) 171-195 [4] Krishna Teerth Chaturvedi, Manjaree Pandit, Laxmi

Srivastava, “Particle swarm optimization with time varying acceleration coefficients for non-convex

economic power dispatch”, Electrical Power and

Energy Systems 31 (2009) 249–257

[5] H. B. Elrafie, M. R. Irving, “Linear programming for directional overcurrent relay coordination in interconnected power systems with constraint relaxation”, Electric Power Systems Research, 27

(1993) 209 216

[6] H.H. Zeineldin, E.F. El-Saadany, M.M.A. Salama, “Optimal coordination of overcurrent relays using a

modified particle swarm optimization”, Electric

Power Systems Research 76 (2006) 988-995

[7] Albert J. Urdaneta, Ramon Nadira, Luis G. Perez Jimenez, ”Optimal Coordination Of Directional Overcurrent Relays In Interconnected Power Systems”, IEEE Transactions on Power Delivery, Juli (1988) 903- 911

[8] Abbas Saberi Noghabi, Javad Sadeh, Habib Rajabi Mashhadi, Considering Different Network Topologies in Optimal Overcurrent Relay

Coordination Using a Hybrid GA”, IEEE Trans.

Power Delivery , Oktober (2009) 1857- 1863

[9] Stevenson Jr, W. D, “Analisa Sistem Tenaga”, Jakarta: Erlangga. 1988

[10] Gonen, Turan, “ Electric Power Transmission System

Engineering: Analysis & Design”, New York:

Wiley-Interscienc. 1988

[11] Wahyudi, Diktat Mata Kuliah Sistem Pengaman Sistem Tenaga Listrik.

[12] User mannual GE Multilin

Septian Dwiratha lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 29 Desember 1988. Pada tahun 2000 penulis menyelesaikan studi di SDN Ngagel Rejo VI Surabaya. Penulis melanjutkan studi di SLTPN 39 Surabaya dan lulus pada tahun 2003. Setelah lulus dari SMUN 4 Surabaya pada tahun 2006, penulis melanjutkan studi S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jurusan Teknik Elektro bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Penulis dapat dihubungi melalui alamat email: s_ptian@elect-eng.its.ac.id

Gambar

Gambar 1. Sistem Transmisi 150 kV multi-loop
Tabel 1. Data rasio CT pada setiap rele
Table 3. Arus Hubung Ketika Terjadi Gangguan
Tabel 4. Parameter PSO-TVAC  Jumlah partikel  20  Maksimum iterasi  100  Weigt maksimum  0.9  Weigt minimum  0.1  c1i 0.25  c1f 0.5  c2i 0.5  c2f 0.25  setI
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan gagasan pemberdayaan rakyat harus dibarengi dengan perubahan kultural ditingkat perilaku politik terutama perilaku birokrasi dan legislatif

Hasil dari penelitian ini menunjukkan intensitas predasi di ekosistem mangrove pada 5 DPL Sulawesi Utara bervariasi pada tiap lokasi yang memiliki kemungkinan dipengaruhi

Karya tari Maha Puja merupakan karya tari yang mengambarakan keagungan Dewi Saraswati sebagai seorang yang cantik dengan kulit halus dan bersih merupakan

SUAKA melibatkan para pakar dari berbagai lembaga yang memiliki pengetahuan dan       pengalaman yang memadai sebagai narasumber dalam kegiatan Upgrading Session sehingga      

sedang berjalan, guru mendorong punggungnya ke depan. Spontan siswa tersebut jatuh ke depan. Guru mulai menjelaskan bahwa ketika siswa itu terdesak ke depan secara mendadak

Seringkali operasi-operasi yang dapat dilakukan pada struktur data terpaket langsung dengan struktur data tersebut (data

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Satuan % Terpenuhinya target pendapatan pasar yang optimal 1). Terpeliharanya sarana prasrana di pasar

Beberapa indikasinya adalah siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, ada beberapa siswa yang ramai ketika guru menjelaskan materi didepan kelas, siswa merasa