• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh locus of control dan lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh locus of control dan lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada Siswa SMA N 6 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi pendidikan Akuntansi

Oleh:

Monica Diah Eka Rahayu 071334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

 

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus pada Siswa SMA N 6 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi pendidikan Akuntansi

Oleh:

Monica Diah Eka Rahayu 071334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)

iii 

(5)

iv 

 

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Allah Bapa, Tuhan Yesus dan

Bunda Maria

Bapak, Ibu yang sungguh luar biasa

Adikku Natalia Dhita Prabasari

tersayang

Albert Bagasworo tercinta

Almamaterku Universitas Sanata

(6)

 

MOTTO

“Tak Perlu mengkhawatirkan masa lalu dan mencemaskan

masa depan, karena sesungguhnya Tuhan telah

mempersiapkan rencana terbaikNya...”

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka

kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap

orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang

mengetok, baginya pintu dibukakan.”

(7)

vi 

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Agustus 2011

Penulis

(8)

vii 

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Monica Diah Eka Rahayu Nomor Mahasiswa : 071334028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan kata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun member royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2011 Penulis

(9)

viii 

 

ABSTRAK

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA Studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta

Monica Diah Eka Rahayu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (2) pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA N 6 Yogyakarta, Terban, Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Populasi adalah siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 6 Yogyakarta yang berjumlah 168 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI yang berjumlah 86 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Penarikan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier yang dikembangkan oleh Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rhitung = 0,532 > rtabel = 0,2158); (2)

tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) ada pengaruh

(10)

ix 

 

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND THE LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS THE CORRELATION BETWEEN THE

STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

A Case Study on students of SMA N 6 Yogyakarta

Monica Diah Eka Rahayu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This research aims to know: (1) the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement; (2) the influence of locus of control to the correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement; (3) the influence of the learning environment towards the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement.

This research is a case study at SMA N 6 Yogyakarta 2010-2011 Academic Year. The research populations are 168 students of SMA N 6 Yogyakarta majored in Science. The samples are 86 students of XI grade. The research was done from May until June 2011. The technique of taking samples was Purposive Sampling method. The techniques of data analysis were Simple linear regression and linear regression developed by Chow.

The result of the data analysis shows that, (1) there is positive correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement (rcount =

0,532 > rtable = 0,2158); (2) there is no influence of locus of control towards the

correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) there is positive influence of

the students’ learning environment towards the correlation between students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,021; ρ = 0,005 < α =

(11)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul: “PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVSI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA“. Studi kasus pada SMA N 6 Yogyakarta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., Selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono S.Pd., M.Si., Selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Drs. FX Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang

(12)

xi 

 

masukan, saran dan pengarahan demi terselesaikannya penyusunan

skripsi ini. Terima kasih atas semuanya.

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. dan bapak Agustinus

Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji skripsi serta memberikan masukan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, terima kasih atas

bekal ilmu dan pengalaman berharga yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi

atas bantuan dan pelayanan yang telah diberikan selama penulis

kuliah.

8. Bapak dan ibu guru SMA N 6 Yogyakarta serta seluruh siswa-siswi

SMA N 6 Yogyakarta yang telah membantu sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Simbah kakung “Sosro Haryono” yang ditengah kekurangannya tak

pernah lelah memberikan doa kepada penulis.

10. Ayahku “Robertus Sumpeno” dan Ibuku “Yustina Kadaryatmi” serta

adikku tersayang “Natalia Dhita Prabasari”. Terima kasih atas doa

serta curahan perhatian, kasih sayang, semangat, serta bantuan baik

moral maupun material. Tanpa kalian penulis bukanlah apa-apa.

11. Sayangku “Albertus Bagasworo” yang selalu sabar, penuh perhatian

dan membuat hari-hari penulis menjadi ceria serta bermakna...terima

(13)

xii 

 

12. Pak Tik dan Bu Sri, serta Alfon. Terima kasih banyak atas nasehat

serta perhatian yang selalu diberikan kepada penulis.

13. Seluruh teman di kost Pringgodani 13, terlebih sahabat-sahabatku

Yoyo, Mbak Ririn, Tina, Okty, Rita, Ita. Betapa bahagianya punya

sahabat seperti kalian, selalu menemani saat senang maupun susah.

Love you all...

14. Sahabat seangkatan Sisca, Mega, Umi, Siwi, Frisca, Mimi. Tetep

kompak dan terima kasih atas bantuan, motivasi dan pengalaman

bersama kalian selama ini.

15. Seluruh teman PAK A&B angkatan 2007, terima kasih untuk

kebersamaan yang kita lalui selama berproses di Pendidikan

Akuntansi.

16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan massukan

dari para pembaca demi menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2011

(14)

xiii 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

a. Definisi dan Prinsip-Prinsip Belajar ... 7

b. Definisi Prestasi ... 10

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11

2. Motivasi ... 18

a. Definisi ... 18

b. Teori Tentang Motivasi ... 19

c. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 21

3. Locus of Control ... 22

a. Definisi ... 22

b. Jenis-jenis locus of control ... 24

4. Lingkungan Belajar ... 26

a. Definisi ... 26

b. Macam-Macam Lingkungan Belajar ... 26

(15)

xiv 

 

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 37

E. Teknik Pengumpulan data ... 42

F. Pengujian Instrumen Penelitian... 43

G. Teknik Analisis Data ... 48

G. Kondisi Fisik dan Lingkungaan Sekolah ... 66

H. Sarana Prasarana Sekolah ... 67

I. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 70

J. Pedoman Penilaian Sikap Akhlak Siswa ... 71

K. Prestasi Bidang penelitian Tingkat Nasional ... 75

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 81

A. Deskripsi Data ... 81

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 81

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 82

B. Analisis Data ... 86

1. Pengujian Prasyarat analisis ... 86

a. Uji Normalitas ... 86

b. Uji Linearitas ... 87

2. Pengujian Hipotesis... 87

a. Pengujian Hipotesis I ... 87

b. Pengujian Hipotesis II ... 90

c. Pengujian Hipotesis III ... 92

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 94

2. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 96

3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 99

BAB VI PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan Penelitian ... 104

(16)

xv 

 

(17)

xvi 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Motivasi Belajar ... 38

Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Locus of Control ... 39

Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar ... 39

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 44

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar ... 45

Table 3.6 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Locus of Control ... 46

Tabel 3.7 Interpretasi Hasil Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas X Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 61

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 62

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPS Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 63

Tabel 4.4 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 63

Tabel 4.5 Status dan Pendidikan Guru SMA NEGERI 6 Yogyakarta ... 64

Tabel 4.6 Tabel Status dan Pendidikan Karyawan SMA NEGERI 6 Yogyakarta ... 65

Tabel 4.7 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlah Kelas... 65

Tabel 4.8 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Paralelnya ... 66

Tabel 4.9 Skor Pelanggaran ... 71

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ... 81

Tabel 5.2 Deskripsi Prestasi Belajar ... 82

Tabel 5.3 Deskripsi Motivasi Belajar ... 83

Tabel 5.4 Deskripsi Lingkungan Belajar ... 84

Tabel 5.5 Deskripsi Locus of Control ... 85

Tabel 5.6 Rangkuman Uji Normalitas Data ... 86

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas ... 87

Tabel 5.8 correlations (Uji Hipotesis I) ... 88

Tabel 5.9 Coefficients (Perhitugan t hitung Hipotesis I) ... 90

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Hipotesis ... 91

(18)

xvii 

 

DAFTAR GAMBAR

(19)

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian ... 110

LAMPIRAN II Output Uji Validitas ... 119

LAMPIRAN III Data Induk Penelitian ... 126

LAMPIRAN IV Output Uji Normalitas dan Linearitas ... 137

LAMPIRAN V Data Statistik dan Uji Hipotesis ... 139

LAMPIRAN VI PAP II ... 145

LAMPIRAN VII Surat Penelitian ... 150

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang menginginkan hidup yang baik, harapan besar akan masa depan yang cerah. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti program pendidikan. Semua orang yang mengenyam dunia pendidikan menaruh harapan yang sangat besar akan masa depannya. Belajar memang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Akan tetapi kebanyakan orang akan lebih memilih pendidikan formal yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga atau swasta, yang memiliki aturan serta tata-cara yang jelas.

(21)

Pada era globalisasi, Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, mulai dari perbaikan kurikulum secara terus menerus hingga menganggarkan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN yang direalisasikan dengan adanya dana BOS. Hasilnya, pendidikan di Indonesia kini mulai berbenah menuju arah yang lebih baik. Berbagai fasilitas yang kurang baik mulai diperbaiki dan menambah fasilitas baru yang menunjang bagi sekolah. Proses pendidikan di sekolah kini juga lebih mengembangkan siswa untuk dapat memiliki kompetensi tertentu, bukan hanya sekedar mampu menyelesaikan suatu materi.

(22)

lingkungan belajarnya. Seorang siswa akan termotivasi untuk belajar karena memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu prestasi belajar yang memuaskan.

Motivasi tiap orang untuk mengikuti pendidikan formal di sekolah sangat berbeda-beda. Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2008:73). Motivasi tumbuh dalam diri seseorang yang membuat orang itu ingin melakukan sesuatu atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai suatu keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Oleh karena itu, seorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi bisa saja gagal dalam belajar karena kekurangan motivasi dalam dirinya (Sardiman, 2008:75). Motivasi belajar dalam diri sebagian besar siswa-siswi SMA N 6 Yogyakarta dapat dikatakan cukup baik. Kelengkapan fasilitas belajar serta kemauan untuk belajar cukup tinggi, hal ini dapat terlihat dari keaktifan siswa dalam berpartisipassi baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan di luar kelas.

(23)

yang sering ribut, tidak diberlakukannya jam masyarakat dilingkungan tempat tinggal, bangunan sekolah yang sudah tidak layak, dan sebagainya. Karena itu lingkungan belajar perlu diperhatikan jika ingin prestasi siswa memuaskan. Lingkungan sekolah SMA N 6 Yogyakarta yang terletak di tepi jalan raya yang ramai perlu diperhatikan dan dikondisikan agar tidak mempengaruhi siswa dalam belajar. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar siswa yang utama adalah dilakukan di sekolah. Karena apabila suasana menyenangkan maka motivasi belajar pasti akan bertambah.

Disamping itu bagaimana seorang siswa dalam menyikapi segala persoalan yang terjadi dalam hidupnya, atau yang biasa disebut dengan istilah

locus of control juga perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.

Setiap orang akan memiliki cara pandang tersendiri dalam melihat segala hal yang menyebabkan sesuatu terjadi dalam dirinya. Misalkan seseorang mengalami kegagalan dalam ujian, dia menganggap bahwa dirinya tidak pintar (faktor internal), akan tetapi ada juga yang berfikir bahwa kegagalan disebabkan karena kondisi tempat test sedang bising (faktor eksternal). Locus of control yang berbeda akan menimbulkan cara bersikap yang berbeda serta tindakan yang akan diambil berbeda pula.

(24)

perbaikan dengan bantuan pihak-pihak yang terkait, diantaranya guru dan orang tua.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil topik “Pengaruh

Locus of control dan Lingkungan Belajar Terhadap Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.”

B. Rumusan masalah

Dalam penyusunan proposal penelitian ini masalah yang coba ingin diungkap oleh penulis adalah:

1. Apakah ada hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta?

2. Apakah ada pengaruh Locus of Control terhadap hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta? 3. Apakah ada pengaruh Lingkungan Belajar terhadap hubungan antara

Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

(25)

3. Mengetahui pengaruh Lingkungan Belajar terhadap hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Siswa

Sebagai bahan referensi tentang cara peningkatan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebaga bahan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan prestasi peserta didik serta faktor-faktor yang perlu diperhatikan guna perkembangan prestasi akademik peserta didik.

3. Bagi sekolah

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritik 1. Prestasi Belajar

a. Definisi dan Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”

Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”

(27)

tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual (Dimyati, 1999:42).

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian para peserta didik terhadap bahan yang diajarkan diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar dan supaya siswa dapat memahami bahan yang diajarkan. Perhatian terhadap suatu bahan pelajaran yang dirasa menarik tentu akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik itu sendiri (Dimyati, 1999:42).

2) Keaktifan

Seseorang memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Dorongan inilah yang diperlukan dalam proses belajar, karena dalam proses belajar dibutuhkan kemampuan atau dorongan untuk mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

(28)

3) Keterlibatan Langsung

Belajar haruslah dilakukan sendiri, belajar adalah mengalami. Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey (dalam Dimyati, 1999:46) dengan

learning by doing. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif dengan cara problem solving.

4) Pengulangan

Seperti pisau yang harus terus diasah supaya tetap tajam, proses belajar yang terus diulang ulang akan membuat kegiatan belajar akan menjadi sempurna. Thorndike (dalam Dimyati, 1999:46) mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pada intinya dalam belajar tetap diperlukan latihan atau pengulangan.

5) Tantangan

(29)

6) Balikan atau Penguatan

Siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Menurut B. F. Skinner (dalam Dimyati, 1999:48) penguatan yang diperlukan tidak hanya yang bersifat positif, akan tetapi penguatan negatif juga dapat memperkuat belajar.

7) Perbedaan Individual

Siswa merupakan individu yang unik, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian maupun sifat-sifatnya. Akan tetapi perbedaan ini bukanlah suatu hambatan, melainkan suatu dorongan untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Perbedaan ini perlu diperhatikan dengan menggunakan strategi dan metode belajar yang sesuai.

b. Definisi Prestasi

(30)

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

(ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar) Dengan demikian maka prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh seseorang yang telah melakukan proses belajar. Prestasi belajar yang diperoleh setiap siswa berbeda-beda, tergantung dari bagaimana hasil evaluasi belajar selama proses belajar itu berlangsung.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(31)

dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Menurut Mudzakir dan Sutrisno (1997: 155-168) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan kedalam dua faktor yaitu, faktor intern (faktor dalam diri manusia) dan faktor ekstern (faktor dari luar manusia).

(1) Faktor Internal

Faktor internal meliputi: (a) Intelegensi

Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.

(b) Bakat

(32)

pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.

(c) Minat

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap idaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.

(d) Motivasi

(33)

(e) Faktor kesehatan mental

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. individu di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti : memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.

(2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini meliputi :

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :

(1) Perhatian Orang tua

(34)

belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

(2) Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.

(3) Hubungan antara anggota keluarga

Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.

b) Lingkungan Sekolah

(35)

(1) Guru

Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa. (2) Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa. (3) Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti;

(a) Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan

(36)

(c) Lantai tidak becek, licin atau kotor

(d) Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam belajar

c) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial (Masyarakat) (1) Faktor mas media

Meliputi : bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugasbelajar.

(2) Lingkungan sosial

(a) Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut. (b) Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak

untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

(37)

memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.

2. Motivasi a. Definisi

Sudah umum orang menyebut kata “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (Sardiman, 2008:73).

Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2008:73).

(38)

b. Teori Tentang Motivasi

Teori tentang motivasi lahir dan awal perkembangannya ada di kalangan para psikolog. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu berhubungan dengan kebutuhan kebutuhan pokok (Abraham H. Maslow, 1984:39), diantaranya adalah teori tentang kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, serta kebutuhan akan perwujudan diri.

1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan yang biasanya dijadikan titik tolak teori motivasi adalah apa yang disebut dengan teori fisiologis. Kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dalam diri manusia. Kebutuhan fisiologis dalam diri manusia diantaranya adalah rasa lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya (Sardiman, 2008:80). Dalam diri manusia yang merasa kekurangan segala-galanya dalam dirinya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar adalah kebutuhan fisiologis.

2) Kebutuhan akan keselamatan.

(39)

takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas kekuatan pada diri pelindung, dan sebagainya). 3) Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta.

Apabila kebutuhan-kebutuhan akan fisiologis dan keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan akan cinta, rasa kasih, dan rasa memiliki, dan seluruh daur yang telah digambarkan diulang kembali dengan menempatkan hal-hal ini sebagai titik pusat yang baru.

Dalam masyarakat kita rintangan terhadap pemenuhan kebutuhan ini merupakan inti yang paling sering ditemukan dalam berbakai kasus yang menunjukkan kegagalan untuk menyesuaikan diri.

4) Kebutuhan akan Harga diri

Semua orang dalam masyarakat kita mempunyai kebutuhan atau menginginkan penilaian terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat, atau harga diri, dan penghargaan akan orang-orang lainnya.

(40)

gilirannya perasaan-perasaan ini melahirkan keputusan yang mendasar atau jika tidak demikian berbagai kecenderungan kompensatif.

5) Kebutuhan akan perwujudan diri

Sekalipun semua kebutuhan telah terpenuhi, kita masih sering merasa bahwa segera akan berkembang suatu perasaan tidak puas dan kegelisahan yang baru, kecuali apabila orang itu melakukan apa yang secara individual sesuai baginya.

c. Bentuk-Bentuk-Bentuk Motivasi

Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah (Sardiman, 1986:91), diantaranya adalah member angka, Ego-involvement, memberi ulangan, pujian, dan sebagainya.

1) Memberi angka.

(41)

2) Ego-involvement.

Menumbuhkan kesadaran kepada para siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang penting.

3) Memberi ulangan.

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan nada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi.

4) Mengetahui hasil.

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

5) Pujian.

Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberian harus tepat.

3. Locus of Control a. Definisi

(42)

control). Ada ekspektasi umum di mana tindakan individu sendiri akan menyebabkan munculnya hasil akhir yang diinginkan atau terdapat keyakinan bahwa hal di luar diri, seperti kesempatan atau kekuatan lain, menentukan apakah hasil-hasil yang diinginkan akan terjadi. Rotter percaya bahwa individu memiliki disporsisi yang stabil, selain peran penting dari situasi, dalam menentukan perilakunya. (Howard&Miriam, 2008:275)

Konsep Locus of control adalah bagian dari teori belajar sosial (Social Learning Theory) yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pujian dan hukuman terhadap kehidupan seseorang (Pervin, 1984 dalam Bart Smet, 1994:181). Menurut Lefcourt “Locus of control” mengacu pada:

“derajat dimana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekwensi perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (kontrol internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya (kontrol eksternal).”

Locus of control (LoC) adalah sikap seseorang dalam mengartikan sebab dari suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya. Atau dapat juga diartikan bagaimana seseorang mengartikan sebab musabab dari suatu peristiwa. (http://www.masbow.com/2008/10/locus-of-control.html)

(43)

seseorang mengenai sumber penentu pribadinya. Locus of control

sebagai persepsi seseorang terhadap sumber-sumber yang mengontrol kejadian-kejadian dalam hidupnya.

b. Jenis-jenis locus of control

Dalam pandangan awalnya, Rotter melihat lokus kontrol sebagai variabel perbedaan individual yang stabil yang memiliki dua dimensi (internal dan eksternal) yang mempengaruhi berbagai perilaku dalam sejumlah konteks yang berbeda.

1) Internal locus of control

Seseorang dengan locus of control internal adalah seseorang yang berfikir bahwa diri merekalah yang bertanggungjawab atas terjadinya sesuatu. Orang dengan locus of control internal lebih berorientasi pada keberhasilan karena mereka menganggap perilaku mereka dapat menghasilkan efek positif dan juga mereka lebih cenderung tergolong ke dalam high-achiever

(44)

2) Eksternal Locus of control.

Seseorang dengan locus of control eksternal adalah mereka yang seringkali bersyukur (atau menyalahkan) atas keberuntungan, petaka, keadaan dirinya atau keadaan diluar dirinya. Individu dengan locus of control eksternal cenderung menunjukkan sikap menyerah, merasa tidak berdaya dan memiliki kecemasan yang tinggi akan apa yang kan terjadi. Orang dengan

locus of control eksternal cenderung kurang independen dan lebih mungkin menjadi depresif dan stres, seperti yang diperkirakan oleh Rotter (Rotter, 1994 dalam Howard&Miriam, 2008:275).

Locus of control yang ada dalam diri individu tentu saja berubah seiring dengan terpengaruhinya faktor-faktor (Merli, 2007: 21) yaitu: (a) Usia, seiring dengan perkembangan seorang individu dari anak-anak menjadi dewasa, individu selalu belajar untuk menjadi manusia yang lebih efektif. Kecenderungan itu membuat seorang individu belajar untuk memahami setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control

(45)

4. Lingkungan Belajar a. Definisi

Secara harafiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan diartikan sebagai suatu tempat yang mempengaruhi pertumbuhan manusia. Sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris Environment diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan atau suasana. (Mariyana, 2009:16)

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Dari perpaduan kata “lingkungan” dan “belajar”, secara sederhana dapat dirumuskan pengertian lingkungan belajar, yaitu suatu tempat atau suasana (keadaan) yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia. (Mariyana, 2009:17)

b. Macam-Macam Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar meliputi tiga aspek, yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

1) Lingkungan sekolah.

(46)

kondisi yang kondisif bagi siswa maupun guru untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Yang dimaksud sekolah, antara lain : a) Guru

Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa.

b) Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa.

c) Kondisi gedung

(47)

(1) Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan

(2) Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor (3) Lantai tidak becek, licin atau kotor

(4) Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam belajar

2) Lingkungan Keluarga.

Seorang anak tumbuh dan berkembang dalam keluarga. Sebagian besar dari watak, perilaku dan sifat anak terbentuk dalam keluarga. Terciptanya kondisi keluarga yang damai dan tenteram akan membuat anak mampu belajar dengan baik. Lingkungan keluarga yang nyaman merupakan faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang anak.

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :

a) Perhatian Orang tua

(48)

Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

b) Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.

c) Hubungan antar anggota keluarga

Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.

3) Lingkungan Masyarakat

(49)

meningkatkan prestasi adalah dengan adanya jam belajar masyarakat (JBM).

a) Faktor mas media

Meliputi: bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugasbelajar.

b) Lingkungan sosial

(1) Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut. (2) Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak

untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

(50)

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu yang secara umum dinamakan motivasi. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan motivasi. “Motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Motivasi belajar diyakini berpengaruh positif terhadap prestasi belajar seseorang. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Sardiman, 2008:85).

2. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

(51)

motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat dipengaruhi oleh

locus of control.

Locus of control yang merupakan konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu pribadinya yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan

eksternal diyakini akan memberikan pengaruh yang berbeda pada kondisi yang berbeda. Pada seseorang yang memiliki locus of control internal,

maka akan meningkatkan derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki

locus of control internal cenderung memiliki ciri ulet, pantang menyerah dan rasa percaya diri tinggi. Meningkatnya derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada seseorang yang memiliki

(52)

Kondisi yang seperti ini diduga akan membuat derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar menjadi rendah.

3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

(53)

kondisi keluarga yang damai dan tenteram akan membuat anak mampu belajar dengan baik. Lingkungan keluarga yang nyaman merupakan faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang anak. (3) Lingkungan Masyarakat, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, seorang anak tumbuh dan berkembang juga dipengaruhi lingkungan tempatnya tinggal. Salah satu contoh peran penting lingkungan masyarakat dalam meningkatkan prestasi adalah dengan adanya jam belajar masyarakat (JBM).

Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat akan berbeda pada kondisi yang berbeda. Seseorang yang tinggal di lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) yang kondusif, derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga tinggi. Hal ini dikarenakan lingkungan yang kondusif akan membuat situasi menjadi nyaman untuk belajar sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar sehingga memperoleh prestasi tinggi. Sebaliknya, pada kondisi dimana lingkungan belajar tidak kondusif, derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga rendah. Hal ini dikarenakan kurang kondusifnya suatu lingkungan akan membuat motivasi belajar berkurang yang berakibat pada rendahnya prestasi belajar.

(54)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka berfikir di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 1: Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

Hipotesis 2: Ada pengaruh positif Locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

Hipotesis 3: Ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.

 

Motivasi belajar Prestasi belajar

Locus of control

(55)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian tentang pengaruh locus of control dan lingkungan belajar

terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, pada

siswa kelas XI SMA 6 Yogyakarta ini termasuk jenis penelitian studi kasus.

Sebagian generalisasi dari hasil penelitian ini hanya berlaku bagi siswa SMA

N 6 Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA N 6 Yogyakarta, Jl. C. Simanjuntak No 2,

Terban, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dari subjek yang diteliti meliputi siswa SMA N 6 Yogyakarta,

yang beralamat di Jl. C. Simanjuntak No 2 Yogyakarta yang berjumlah

(56)

   

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001:78). Pertimbangan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang akan diteliti adalah

homogen, yaitu kelas XI jurusan IPA sehingga ukuran sampel yang

diambil dianggap cukup merepresentasikan keseluruhan populasi. Dalam

penelitian ini sampel yang akan diteliti berjumlah 86 orang.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Definisi Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang membentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

motivasi belajar. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

(Sardiman, 2008:73). Berikut ini merupakan tabel operasional

(57)

   

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor Item

Ekstrinsik 1. Penghargaan dari orang lain

2. Memenuhi kewajiban 3. Dorongan dari orang tua 4. Tantangan menghadapi

materi yang sulit

11, 14, 17, 18, 19, 20

Intrinsik 1. Pentingnya belajar bagi masa depan

2. Kebutuhan akan materi 3. Harapan untuk

memperoleh prestasi yang baik

4. Ketertarikan akan materi 5. Memperkaya pengetahuan

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar

mahasiswa. Dalam penelitian ini, definisi prestasi belajar menurut

Winkel (1996:162) adalah “prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

c. Variabel Moderator

Yang menjadi variabel moderator dalam penelitian ini yaitu locus

(58)

   

1) Locus of control

Konsep locus of control dikemukakan pertama kali oleh Rotter

yaitu konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan

seseorang mengenai sumber penentu pribadinya. Locus of

control sebagai persepsi seseorang terhadap sumber-sumber

yang mengontrol kejadian-kejadian dalam hidupnya. Berikut ini

merupakan tabel operasional variabelnya (diambil dari Merli,

2007:38):

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel Locus of Control

Dimensi Indikator Nomor Item

Locus of control 4. Pengaruh orang lain

5. Pengakuan terhadap

Lingkungan belajar adalah suatu tempat atau suasana (keadaan)

yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia.

(Mariyana, 2009:17). Berikut ini merupakan tabel operasional

variabelnya (diambil dari Merli, 2007:35):

Tabel 3.3

Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar

Dimensi Indikator Nomor Item

Lingkungan keluarga 1. Perhatian orang tua 2. Hubungan antar anggota

(59)

   

keluarga

3. Relasi dengan orang tua 4. Kepatuhan terhadap orang

tua

5. Penerapan norma-norma dalam keluarga

6. Kondisi ekonomi orang tua

7. Pemenuhan fasilitas belajar

8. Otoritas orang tua

27, 28, 29

Lingkungan sekolah 1. Sikap guru dan sesama teman

2. Kelengkapan fasilitas belajar

3. Kondisi lingkungan sekolah

4. Hubungan dengan sesama teman

5. Perlakuan guru terhadap siswanya

6. Kesempatan bertanya dan kebebasan 2. Hubungan antar anggota

masyarakat

Untuk mengukur tingkat motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap

siswa, peneliti menggunakan skala pengukuran yang berbentuk Skala

(60)

   

1) Pertanyaan Negatif

Sangat

Setuju Setuju Netral Tidak

Setuju Setuju Netral Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 5

b. Variabel Prestasi Belajar

Untuk mengukur tingkat prestasi belajar yang dicapai oleh setiap

siswa, peneliti menggunakan nilai raport siswa pada semester gasal.

c. Variabel Locus of Control

Pengukuran locus of control adalah dengan menggunakan skala Likert

dengan menggunakan lima kategori.

1) Pertanyaan Negatif

Sangat

Setuju Setuju Netral Tidak

Setuju Setuju Netral Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

(61)

   

d. Variabel Lingkungan Belajar

Pengukuran variabel lingkungan belajar adalah dengan menggunakan

skala Likert dengan menggunakan lima kategori.

1) Pertanyaan Negatif

Sangat

Setuju Setuju Netral Tidak

Setuju Setuju Netral Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 5

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik non test yang meliputi:

a. Kuesioner.

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang meliputi variabel

motivasi belajar, locus of control dan lingkungan belajar.

b. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data variabel prestasi belajar

(62)
(63)

   

Tubun No IA Pasar Baru Tangerang. Berikut ini adalah hasil pengujian

validitas untuk variabel motivasi belajar, lingkungan belajar dan prestasi

belajar.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Nomor Soal rhitung rtabel Keterangan

1 0.663 0,344 Valid

Dari hasil pengukuran 20 item soal diketahui bahwa semua item

dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan rhitung> rtabel. Dengan demikian maka

seluruh item soal pada variabel motivasi belajar layak untuk digunakan

dalam penelitian yang sesungguhnya.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel lingkungan belajar adalah

(64)

   

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar

Nomor Soal rhitung rtabel Keterangan

21 0.493 0,344 Valid

Dari hasil pengukuran 26 item soal diketahui bahwa semua item

dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan rhitung> rtabel. Dengan demikian maka

seluruh item soal pada variabel lingkungan belajar layak untuk digunakan

(65)

   

Hasil pengukuran validitas untuk variabel locus of control adalah

sebagai berikut:

Table 3.6

Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Locus of Control

Nomor Soal rhitung rtabel Keterangan

47 0.712 0,344 Valid

Dari hasil pengukuran 13 item soal diketahui bahwa semua item

dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan rhitung> rtabel. Dengan demikian maka

seluruh item soal pada variabel motivasi belajar layak untuk digunakan

dalam penelitian yang sesungguhnya.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Dalam melakukan

uji validitas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 15 dengan

(66)
(67)

   

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien

alpha

Kriteria reliabilitas

Tingkat Keandalan Motivasi belajar 0.918 0,60 Sangat tinggi Lingkungan belajar 0,940 0,60 Sangat tinggi

Locus of Control 0,904 0,60 Sangat tinggi

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa

tahapan yaitu :

1. Analisis Profil Responden

Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil responden dalam

penelitian dengan mempresentasikan jawaban responden yang akan

menunjukkan karakteristik dari responden, yaitu berdasarkan nama, jenis

kelamin, kelas dan tempat tinggal. Dalam penelitian ini analisis profil

responden dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan

kepada responden.

2. Deskripsi Data Penelitian

Untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang meliputi variabel

motivasi belajar, locus of control, lingkungan belajar dan prestasi belajar,

maka akan digunakan tabel serta nilai-nilai statistik yang meliputi mean,

median serta modus.

(68)

   

a. Uji Normalitas

Merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum

melakukan pengujian statistika parametrik. Uji normalitas

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat normalitas distribusi data yang

kemudian akan diteliti.

Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample

Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

 

Keterangan:

D : Deviasi maksimum

  : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan  

    : Fungsi distribusi frekuensikumulatif yang diobservasi Jika nilai F > nilai F pada taraf signifikansi 5%, maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai F < nilai

F , maka distribusi data dikatakan tidak normal. Uji normalitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 15 dengan

menggunakan Kolmogorov Smirnov Test.

b. Uji Linearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi model

yang digunakan sudah benar atau tidak. Uji lienaritas ini dilakukan

dengan meregres masing-masing variabel bebas dengan variabel

terikat. Untuk melakukan uji linearitas, peneliti akan menggunakan

(69)

   

4. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis I: Ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar siswa

Untuk melakukan uji hipotesis ini, digunakan analisis regresi

linier sederhana. Dalam melakukan analisis regresi sederhana ini,

peneliti akan menggunakan program SPSS versi 15.

b. Hipotesis II: Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

Dalam penelitian ini, pengujian untuk hipotesis kedua, digunakan

model regresi Linear yang dikembangkan oleh Chow (Gujarati,

1995:512).

Persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Y = a+ β1X1 + β2X2 + β3(X1X2) + ui

Keterangan:

Y = Variabel prestasi belajar a = Konstanta

X1 = Variabel motivasi belajar

X2 = Variabel locus of control

X1X2 = Nilai interaksi antara variabel locus of control

dengan motivasi belajar β1/β2/β3 = Koefisien regresi

ui = Pengganggu regresi

c. Hipotesis III: Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan

(70)

   

Sama dengan uji hipotesis kedua, pengujian untuk hipotesis

ketiga juga menggunakan model regresi Linear yang dikembangkan

oleh Chow.

Persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Y = a+ β1X1 +β2X3 + β3(X1X3) + ui

Keterangan:

Y = Variabel prestasi belajar a = Konstanta

X1 = Variabel motivasi belajar

X3 = Variabel lingkungan belajar

X1X3 = Nilai interaksi antara variabel lingkungan belajar

dengan motivasi belajar β1/β2/β3 = Koefisien regresi

ui = Pengganggu regresi

Untuk menguji signifikansi koefisien regresi dari interaksi

variabel X1X2 terhadap Y dan interaksi variabel X1X3 terhadap Y

dilakukan perbandingan nilai signifikansi koefisien regresi (β3)

dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini,

yakni 0,05. Hipotesis penelitian akan diterima jika nilai koefisien

regresi (β3) adalah positif dan nilai signifikansi koefisien regresi lebih

rendah dari 0,05. Dalam uji analisis regresi ini digunakan bantuan

(71)

52 

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 6 Yogyakarta

Sebagaimana dituturkan oleh Bapak Drs. Surachman (Mantan Kepala Sekolah dan Alumni SMA NEGERI 6 Yogyakarta Tahun 1957). Setelah perang kemerdekaan usai, dibenahilah sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas, sekolah yang sudah ada adalah SMA Bagian A (Sastra) dan SMA Bagian B (Eksakta). Asal mula berdirinya SMA NEGERI 6 Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dengan SMA Bagian A (Sastra) yang terletak di Jalan C. Simanjuntak 2 (dahulu Jalan Jati no 1) yang pada waktu itu dipimpin Bapak R. DS Hadiwidjono. Atas prakarsa Bapak R. DS Hadiwidjono bersama-sama bapak-bapak: Jurjanal, Prof Ir. Harjono, Prof Ir. Supardi dan Prof Suhardi, S.H. didirikanlah Sekolah Menengah Umum Atas Bagian C (Yuridis Ekonomis) pada tanggal 17 September 1949 dan ditunjuk selaku Direkturnya adalah Bapak R. DS Hadiwidjono yang pada saat itu juga menjabat sebagai Direktur SMA Bagian A (Sastra) Yogyakarta.

(72)

Adapun tujuan semula dibukanya SMA C adalah :

1. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga menengah seperti Pamong Praja dan Pengadilan Negeri serta tenaga administrasi yang selama perang kemerdekaan telah banyak menyusut.

2. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Universitas, Akademi, dll).

Berkat perjuangan yang gigih dari Bapak R. DS Hadiwidjono maka melalui Surat Keputusan Menteri P & K Nomor 210/B tanggal 27 Oktober 1949 SMA/C memperoleh status menjadi SMA Negeri Bagian C, segala kesulitan dapat diatasi meskipun sarana dan prasarana pendidikan pada saat itu belum memadai.

Sejak tangal 31 Maret 1950 Pimpinan SMA/C yang semula dirangkap, oleh Bapak R. DS Hadiwidjono diserahkan kepada Pimpinan yang baru yaitu Bapak R.M. Soewito Poespokoesoemo dan sebagai Wakilnya ditunjuk Bapak R.A. Djakatirtana, S.H. dengan jumlah kelas ada 7 ruang, tenaga guru 7 orang dan karyawan 12 orang. Karena Bapak R.M. Soewito Poespokoesoemo tidak dapat melaksanakan tugasnya (sakit), maka Bapak R.A. Djakatirtana, S.H. ditunjuk sebagai Pimpinan SMA/C dan banyak kemajuan yang dicapainya.

(73)

Perlu diketahui bahwa siswa bekas Tentara Pelajar (TP) sebelum tahun 1950 adalah siswa-siswa dari SMA PERJOANGAN yaitu suatu SMA yang didirikan untuk menampung pelajar-pelajar yang kembali dari front perjoangan agar supaya mereka tidak terasing dari pelajaran sekolah dan yang kemudian akan pergi lagi ke front perjoangan.

Karena kedua kelompok siswa tersebut mempunyai sikap dan perilaku dan sikap mental yang berbeda, maka ada gagasan sebaiknya kedua kelompok siswa tersebut harus dipisah dalam belajar sehingga masing-masing merupakan kelompok yang homogen. Selain itu jumlah siswanya semakin banyak sehingga tak tertampung. Akhirnya diputuskan bahwa siswa bekas tentara Pelajar (TP) dimasukkan SMA/C yang dibuka siang hari dan tempatnya sama di Jalan Pogung 2, gedung bersejarah milik Yayasan BOPKRI.

Terhitung mulai tanggal 1 Juni 1952, SMA/C secara resmi dipecah menjadi dua sekolah dengan Surat Keputusan Menteri P & K Nomor 3094/B tanggal 21 Juli 1952.

1. SMA/C Negeri I dengan Pimpinan Sekolah Bapak Parmanto, S.H. dengan jumlah kelas sebanyak 12 ruang dan masuk siang hari. Lokasi Jalan Pogung Nomor 2 Yogyakarta. SMA/C Negeri I kemudian menjadi SMA/C V dan terakhir menjadi SMA 5 Yogyakarta yang sekarang berlokasi di Jalan Pembayun Kotagede Yogyakarta.

(74)

juga di Jalan Pogung Nomor 2 Yogyakarta, SMA/C Negeri II kemudian menjadi SMA/C VI dan terakhir menjadi SMA NEGERI 6 Yogyakarta sejak bulan Agustus 1957 lokasinya pindah ke Jalan C. Simanjuntak Nomor 2 (dahulu Jalan Jati No. 1) Yogyakarta yaitu gedung yang dahulu ditempati SMA/A (Sastra) yang telah pindah ke gedung yang baru di jalan HOS Cokroaminoto Yogyakarta. SMA/C II untuk pertama kalinya mengadakan Ujian bagi siswa kelas III tahun 1952.

Dalam perkembangan SMA/C yang semula menyediakan tenaga menengah yang siap terjun ke dunia kerja, selaras dengan tuntutan jaman pada akhirnya lebih banyak menyiapkan siswanya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Berbagai upaya perbaikan selalu diusahakan baik tenaga kependidikan, tenaga tata usaha/ administrasi maupun penambahan ruang-ruang kelas yang memadai. Atas prakarsa Bapak Prof. Daud Yusuf yang pada waktu itu menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan Alumni SMA/A yang pernah menempati gedung tersebut pada tahun 1981 diadakan renovasi besar-besaran dengan menambah dan merombak ruangan lama yang kurang memenuhi syarat sehingga jumlah ruang yang lama 7 ruang sedang ruang kelas baru menjadi 25 ruang.

(75)

Untuk mengimbangi kerja pikir para siswa, sekolah mengadakan berbagai kegiatan Ekstrakurikuler dan siswa memilih sesuai dengan minatnya untuk mengembangkan kreativitasnya.

Untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan sekolah telah didirikan suatu yayasan dengan nama Yayasan SISWO UTOMO yang didirikan oleh alumni SMA NEGERI 6 Yogyakarta pada tanggal 7 April 1991 yang tujuannya antara lain memberikan bantuan untuk kemajuan sekolah serta beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

Kerja sama yang kompak antara Pengurus Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah, para guru/ karyawan sangat menunjang untuk kemajuan sekolah.

Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA NEGERI 6 Yogyakarta sudah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 13 kali, mereka adalah :

1. R.M. Soewito Poespokusoemo 2. R.A. Djaka Tirtana, SH 3. Drs. R. Sidarto Budihardjo 4. Siti Oeminah Handri Oetomo 5. Drs. Budihardjo

(76)

9. Drs. Sadali (1996-1998) 10. Drs. Mawardi (1998-2001) 11. Drs. Warsijan (2001-2003)

12. Drs. H. Suradi, M. Pd. (2003-2008) 13. Drs. Rubiyanto, M.M (2008-sekarang)

B. Visi Misi SMA Negeri 6 Yogyakarta

1. Visi SMA Negeri 6 Yogyakarta, adalah : “TERWUJUDNYA INSAN CERDAS, UNGGUL DAN PEDULI LINGKUNGAN HIDUP”

Visi ini merupakan kristalisasi dan upaya keras SMA 6 Yogyakarta dalam mencetak dan menghasilkan lulusan berkualitas dari sisi intelektual maupun moral, serta memiliki semangat untuk melestarikan lingkungan hidup, sehingga dapat berkembang dan bermanfaat untuk bangsa dan negara Indonesia. Adapun makna insan cerdas, unggul dan peduli lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

a. Insan CERDAS adalah insan yang tajam pikirannya, cerdik, pandai, tanggap, berpengetahuan luas, terampil, berpikir ilmiah, kreatif, inovatif dan logis,

(77)

c. Insan PEDULI LINGKUNGAN HIDUP adalah insan yang menyadari bahwa kehidupan di dunia ini melingkupi seluruh makhluk baik biotik maupun abiotik sehingga harus dilestarikan keberadaannya untuk generasi yang akan datang.

Mencapai suatu visi harus diketahui indikator ketercapaian dari visi tersebut. Adapun indikator visi SMA Negeri 6 Yogyakarta adalah: a. Unggul dalam perolehan nilai ujian nasional,

b. Unggul dalam jumlah siswa diterima perguruan tinggi nasional maupun internasional,

c. Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif, d. Unggul dalam penggunaan teknologi informasi,

e. Berprestasi dalam kegiatan research bidang teknologi, IPA, maupun sosial,

f. Unggul dalam kemampuan berbahasa Inggris, g. Unggul dalam Olimpiade Sains,

h. Unggul dalam kinerja pendidik dan tenaga kependidikan,

i. Unggul dalam penerapan sekolah berwawasan lingkungan hidup, j. Unggul dalam proses belajar yang efektif dan kondusif,

k. Terwujudnya kelembagaan sekolah yang selalu belajar (learning school),

(78)

m. Terwujudnya lulusan yang mampu bersaing di kancah internasional,

n. Unggul dalam pemahaman dan pengamalan iman dan taqwa.

2. Misi SMA Negeri 6 Yogyakarta

Sejalan dengan visi dan indikator visi yang telah dicanangkan dan dengan semangat untuk mengedepankan keunggulan di era global, maka SMA Negeri 6 Yogyakarta dengan dukungan alumni (SISWO UTOMO), memiliki misi :

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif, kreatif,inovatif dan individual,

b. Mewujudkan jumlah siswa yang diterima perguruan tinggi nasional maupun internasional yang semakin tinggi,

c. Mewujudkan lulusan yang cerdas dan kompetitif dengan penilaian otentik dan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan,

d. Mewujudkan kemampuan teknologi informasi yang tangguh dan kompetitif,

e. Mewujudkan kemampuan research yang cerdas dan kompetitif di tingkat nasional maupun internasional,

Gambar

table correlation between the students’ learning motivation and the students’
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian  .....................................................................
Gambar 2.1
Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel Motivasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Banyak riset yang membuktikan bahwa tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini, kaitan antara motivasi dengan perolehan

Dan perhitungan dari data item kuesioner untuk variabel lingkungan sekolah menunjukkan jumlah terendah adalah 268 dengan kategori fisik (lihat lampiran halaman 113). Dari hasil

Lingkungan belajar yang baik artinya fasilitas maupun suasana atau keadaan dalam belajar terpenuhi dan menggairahkan dapat membuat siswa dengan tenang belajar dan menguasai

1) Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi

Dalam kondisi demikian pada orang tua yang berstatus sosial yang tinggi, anak akan merasa lebih nyaman untuk bersekolah dan belajar karena segala kebutuhannya terpenuhi yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ( 1 ) korelasi antara lingkungan sosial tempat tinggal siswa dan lingkungan sosial sekolah siswa dengan prestasi belajar fisika, ( 2

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara : 1) prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA, 2) motivasi belajar siswa

orang tua non boarding memberikan perhatian pada anak,akan kebutuhan dalam pendidikan maupun kebutuhan dukungan moral, seperti perhatian pada tugas – tugas sekolah, kesulitan –