42 pelarut 10 L menghasilkan ekstrak zat warna sebesar 6 L. Kondisi operasi optimal ekstraksi zat warna Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan pelarut
air adalah pada rasio berat bahan dengan volume pelarut 1:10, suhu 1000C, dan kecepatan putar 200 rpm. Kadar tanin hasil ekstraksi soxhlet sebesar 4,15 % WB
b. Pada variasi pencelupan 5, 10, 15 dan 20 kali, dapat diambil kesimpulan bahwa kain dengan pencelupan 5 kali menghasilkan warna yang kurang tajam, sedangkan pada pencelupan 10 kali dan 15 kali menghasilkan warna yang cukup tajam, dan pada pencelupan 20 kali jam menghasilkan warna yang tajam.
c. Dari analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketahanan luntur terhadap pencucian dengan Staining Scale maupun Gray Scale adalah kain yang di fiksasi menggunakan fiksator tawas pada pencelupan 10 kali dengan nilai 4-5.
Pada uji tahan luntur warna terhadap gosokan basah maupun kering yang paling optimal adalah fiksasi menggunakan fiksator tawas pada pencelupan ke 5 dengan nilai 4-5 (Baik).
5.2. Saran
Dari analisa yang telah dilakukan, penulis menyarankan sebagai berikut : 1. Dalam mencari kondisi optimum dengan menggunakan spectrofotometer
sebaiknya dilakukan penambahan reagen follin agar lebih akurat
42 DAFTAR PUSTAKA
Anwar, K. 2008. Optimasi Suhu dan Konsentrasi Sodium Bisulfit (NaHSO3) Pada Proses Pembuatan Sodium Lignosulfonat Berbasis Tandan Kosong Kelapa Sawit (TTKS). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. 87 hal.
BBKB, tt.2000. “Eksplorasi Potensi BahanBaku dan Warna Alam dalamIndustri Tekstil Kerajinan”. Makalah,Yogyakarta: DepartemenPerindustrian dan Perdagangan
Yogyakarta.
Cahyadi. W. (2009). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman134.
Damayanti. W. 2016.Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami Dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora Stylosa Sebagai Pewarna Batik Dalam Skala Pilot Plan
Deaville, E.R., D.I. Givens., I. Mueler-Harvey. 2010. Chesnut and MimosaTannin Silages: Effect In SheepDiffer for Apparent Digestibilty,Nitrogen Utilitation and Losses.Anim. Feed Sci. Technol.157:129-138
Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit. Edisi 2. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Produksi, Produktivitas dan Luas lahan Kelapa Sawit. Jakarta.
Danarto, Y.C., Ajie, S.P., dan Anjas, Z.P. (2011). Pemanfaatan Tanin dari Kulit Kayu Bakau sebagai Pengganti Gugus Fenol pada Resin Fenol Formaldehid. Jurnal Teknik Kimia FT UNS.6(2): 252-256.
Darnoko dan Ady S.S. 2002. Pabrik Kompos di Pabrik Sawit. Tabloid Sinar Tani, 9 Agustus 2002.
Dweck, A.C., 2002. Natural ingredients for colouring and styling. Int. J. Cosmet. Sci.24, 287e302.
http://batikyogyawordpress.com/2007/0/8/2teknik-eksplorasi-zat-42 pewarna-dari-tanaman-di-sekitar-kita-untuk-pencelupan-bahan-tekstil/, (diakses7 November 2014)
Frank, N. EG., el all.2013. Breeding oil palm (Elaeis guineensis jacq.) for fusarium wilt tolerance: an overview of research programmes and seed production potentialitiees in Cameroon. International Journal of Agricultural Sciences 3 (5) :513-520.
Frick, D., 2003. The coloration of food. Rev. Prog. Color 33, 15e32.
Guinot, P., Roge, A., Gargadennec, A., Garcia, M., Dupont, D., Lecoeur, E., Candelier, L., Andary, C., 2006. Dyeing plants screening: an approach to combine past heri-tage and present development. Color. Technol. 122, 93e101.
Hao, S., Wu, J., Huang, Y., Lin, J., 2006. Natural dyes as photosensitizers for dye-sensitized solar cell. Sol. Energ. 80, 209e214.
Hidayati, R. dan Marfu’ah, T.W., 2004,”Laporan Tugas Akhir Pembuatan Ekstrak Zat Warna Alami Tekstil dari Biji Buah Pinang”, UNS,Surakarta.
Kadolph, S.J., 2008. Natural dyes: a traditional craft experiencing new attention.Delta Kappa Gamma Bull. 75 (1), 14e17.
Kasmudjo. (2010). Teknologi Hasil Hutan. Yogyakarta: Cakrawala Media.
Kemenperin, (2015) Industri Kelapa
Sawit.http://kemenperin.go.id/jawaban.php?id=21350-55586, Jakarta: Kementrian Perindustrian.
Khusniati, M., 2007, Kulit Manggis Pewarna Alami
Batikwww.suaramerdeka.com.
Kumar, J.K., Sinha, A.K., 2004. Resurgence of natural colourants: a holistic view. Nat.Prod. Res. 18, 59e84.
42 Kwartiningsih, E., Paryanto, Wibowo, W.A.,Masturi, E., Jati, A.K., dan Santoso,
D.P.2013. Ekstraksi Tanin dari BuahMangrove
(Rhizophormucronata).Prosiding Simposium RAPI XII, FakultasTeknik UMS. No. ISSN 1412-9612.
Lane, Lee.2012. Economic growth, climate change, confusion and rent seeking: The case of palm oil. Journal of Oil Palm & The Environment 1 (3):1-8.
Marnoto, C. 2012. Ekstraksi Tanin sebagai Bahan Pewarna Alami dari Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica)Menggunakan Pelarut Organik.
JurnalReaktor, 14(1).
Moerdoko, W., 1975, “ Evaluasi Tekstil Bagian Kimia“, Institut Teknologi Tekstil, Bandung
Mirjalili, M., Nazarpoor, K., Karimi, L., 2011. Eco-friendly dyeing of wool using natural dye from weld as co-partner with synthetic dye. J. Clean. Prod. 19, 1045e1051.
Mishra, P.K., Singh, P., Gupta, K.K., Tiwari, H., Srivastava, P., 2012. Extraction of natural dye from Dahlia variabilis using ultrasound. Indian J. Fibre Text. Res. 37, 83e86.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta Pudjaatmoko, H. A., 2004, “Kamus Kimia”, Balai Pustaka, Jakarta
Sajaratud D, 2013, Pembuatan Tanin dari Buah Pinang, Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan Institut Agama Islam Negeri, Sumatera Utara
Schofield, P., Mbugua, D.M, and Pell, A.N., (2001),Analysis of Condensed tannins: a Review, AnimalFeed Science and technology, 91, pp. 21-40.
Sinha, K., Saha, P.D., Datta, S., 2012. Response surface optimization and artificial neural network modeling of microwave assisted natural dye extraction from pomegranate rind. Ind. Crop Prod. 37, 408e414.
42 Tousson, E., Al-Behbehani, B., 2011. Black mulberries (Morus nigra) as a natural
dye for animal tissues staining. Anim. Biol. 61, 49e58.
Yusuf, M., Shahid, M., Khan, M.I., Khan, S.A., Khan, M.A., Mohammad, F., 2011. Dyeing studies with henna and madder: a research on effect of tin
(II) chloride mordant. J. Saudi Chem. Soc.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jscs.2011.12.020.
Yuliani, A. dan Ferlina, F., 2005,”Laporan Tugas AkhirPembuatan Ekstrak Zat Warna Alami Tekstil dari Kunyit”, UNS, Surakarta.
42
Lampiran I
Data Analisa Zat Warna Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
1. Analisa Bahan Baku
a. Kadar Air ( Menentukan Kadar air dari berat basah dan berat kering bahan sebelum diekstrak )
Cawan Porselin Kosong = 42,80 gram
Berat Cawan Porselin + Berat Bahan Basah = 49,71 gram Berat Bahan Basah (A) = (49,71- 42,80) gram = 6,91 gram Berat Cawan Porselin + Berat Bahan Kering = 46,15 gram Berat Bahan Kering (B) = (46,15- 42,80) gram = 3,35 gram
Penimbangan Berat (gram)
1 46,57
b. Kadar Konsentrat Total ( konsentrat = Hasil dari ekstraksi Soxhlet TKKS)
Berat sampel (A) = 25 gram
Jumlah refluks = 4 kali
Berat Cawan Porselin = 35,55 gram Berat Cawan Kosong + zat warna = 38,995 gram
Berat Konsentrat = 38,995-35,55 gram=3,445gram
Kadar Konsentrat Total = 3,445 𝑔𝑟𝑎𝑚
25 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 13,78 %
c. Kadar Tanin total
42 1. Sampel 1 ( cair)
- Hasil ekstraksi labu leher tiga secara batch
- Penimbangan 1 : 1,7995 gram = 0,0075 % WB - Penimbangan 2 : 1,6396 gram = 0,0085 % WB 2. Sampel 2 (padat)
- Hasil ekstraksi soxhlet
- Penimbngan 1 : 0,2253 gram = 4,15 % WB
Sumber : ( Hasil Data Anallisis Pengujian Kadar Tanin FTP UGM)
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi Absorbansi vs Kadar Tanin dalam Tandan Kosong Kelapa Sawit
a. Pembuatan Kurva larutan Standar Asam Tanat
1. Penimbangan larutan induk Asam Tanat = 10.1 mg/100 mL
42 3.Kurva Larutan Standar
Didapatlah hasil kurva larutan standar Asam Tanat berdasarkan data diatas dengan perbandingan konsentrasi vs Absorbansi
( Sumber : FTP UGM )
4.Regresi linear
Regresi Linear yang diperoleh dari grafik dengan rentang absorbansi sebagai berikut :
y = 0.8493x + 0.0129 R² = 0.9986
Rentang Absorbansi = 0.185-0.85
( Sumber : FTP UGM b. Pengujian kadar tanin 10 sampel
Pengujian Kadar tanin dari 10 sampel yang dibuat di laboratorium Proses UNS berdasarkan hasil ekstraksi soxhlet yang dipadatkan, yang dibuat
menjadi beberapa konsentrasi dengan larutan induk 20.000 ppm. Larutan Induk : 20000 ppm
No. Konsentrasi Absorbansi
1 300 ppm 0,154
2 400 ppm 0,355
3 900 ppm 0,462
4 1000 ppm 0,522
42 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑇𝑎𝑛𝑖𝑛 ( % 𝑊𝐵) =
𝑦−𝐴
𝐵 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 100
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Korelasinya adalah Regresi Linear yang didapat pada kurva absorbansi
vs Asam Tanat akan dimasukkan ke dalam rumus perhitungan % WB
sehingga akan didapat masing masing kadar tanin tiap 10 sampel yang
diuji.
Kadar tanin dari 10 Sampel di analisa di Laboratorium FTP- Ugm dengan data sebagai berikut :
No Kode Berat Pengenceran Kadar Avrg
42 Gambar I.1. Hubungan Absorbansi Vs Kadar Tanin hasil ekstraksi soxhlet
TKKS
Sumber : (FTP-UGM-2017) Korelasinya sehingga didapatkan semakin besar konsentrasi larutan maka
semakin besar absorbansi dan kadar taninnya, semakin kecil konsentrasi
larutan kadar tanin dan absorbansi akan semakin kecil.
3. Analisa Konsentrat TKKS berbagai variasi a. Kurva larutan standar
Untuk menganalisa konsentrasi dan absorbansi TKKS berbagai variasi , maka terlebih dahulu membuat kurva larutan standar berdasarkan hasil ekstrak TKKS dari soxhlet yang dipadatkan , yang dibuat larutan Induk 10000 ppm dan beberapa konsentrasi lainnya, untuk mendapatkan regresi linear dari kurva larutan standar sehingga,dapat ditentukan konsentrasi berbagai variasi dari absorbansi yang didapat.
larutan Induk 10.000 ppm λ=375 nm
42 Tabel I.1 Hubungan Konsentrasi terhadap Absorbansi dalam Penentuan
Persamaan Kurva Kalibrasi
Konsentrasi (C, ppm) Absorbansi (A)
300 0,085
500 0,227
1000 0,561
2500 1,53
5000 3,068
Dari data di atas dapat diperoleh grafik sebagai berikut :
Gambar I.2 Grafik Hubungan Konsentrasi terhadap Absoransi dalam Penentu Persamaan Kurva Kalibrasi
Korelasinya dari regresi linear yang terbentuk dari kurva larutan standar Sehingga diperoleh persamaan kurva kalibrasi yaitu :
y = 0,0006x – 0,0843 sehingga didapatkan lah :
42 b. Sampel konsentrat TKKS berbagai variasi
1. Pengaruh Suhu Ekstraksi terhadap Hasil Zat Warna
Tabel I.2. Hasil Absorbansi dan Konsentrasi pada Variabel Suhu (Rasio Berat Bahan : Volume Pelarut = 1:10, Kecepatan Pengadukan = 150 rpm)
λ=375nm
Gambar I.3 Grafik Hubungan Ekstrak dan Waktu Ekstraksi pada Berbagai Suhu (Rasio Berat Bahan : Volume Pelarut = 25 : 250,
42 2. Pengaruh kecepatan putar penadukan terhadap Hasil Zat Warna
TKKS
Tabel I.3. Hasil ekstrak dengan variable Kecepatan Pengadukan (Rasio Berat Bahan : Volume Pelarut = 25 : 250 mL, Suhu = 100 C, waktu = 120 menit ).
λ=375 nm T = 100 C Rasio = 1 :10
No Waktu Absorbansi Konsentrasi
100 rpm 150 rpm 200 rpm 100 rpm 150 rpm 200 rpm
Gambar I.4 Grafik Hubungan Ekstrak dan Waktu ekstraksi pada berbagai Kecepatan Pengadukan (Rasio Berat Bahan : Volume
42 3. Pengaruh Rasio Berat Bahan dan Volume Pelarut terhadap Hasil Zat
Warna
Tabel I.4. Hasil Absorbansi dan Konsentrasi pada Variabel Rasio Berat Bahan dan Volume Pelarut( Kecepatan Pengadukan = 150 rpm, Suhu 1000C)
T=100 C 200 rpm
No Waktu Absorbansi Konsentrasi
1:05 1:10 1:15 1:05 1:10 1:15
Gambar I. 5 Grafik hubugan antara konsentrasi ekstrak (ppm) dan waktu ekstraksi (menit) pada perbandingan massa TKKS dan pelarut air (1:5, 1:10, 1:15)
42
Lampiran II
ANALISA EKONOMI
Basis Perhitungan Ekonomi :
a. Waktu Produksi = 24 hari / bulan
b. Jam Kerja = 9 Jam
c. Kapasitas Produksi = 432 L / bulan
d. Kemasan = 1 L/ kemasan
IV.1. Biaya Modal ( Capital Investment)
1. Biaya Modal Tetap (Fixed Capital Investment)
Harga pembelian alat (Purchased Equipment Cost - PEC)
1 Ekstraktor Evaporator 1 1.700.500,00 1.700.500,00
2 Jerrycan 2 9.500,00 19.000,00
Total Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 2.127.500,00
IV.2. Biaya Produksi ( Production Cost ) 1. Biaya Bahan Baku
Pembuatan Ekstrak Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
42
Jenis Pemakaiaan Biaya
(Rp)
Material Justifikasi pemakaian Jumlah (Rp)
Riau – Solo Bahan baku TKKS 150.000,00
Sekitaran Solo Pemasaran 20.000,00
Total 170.000,00
Total Biaya Bahan Baku ,Pengemasan, Transportasi dan Utilitas
Jumlah Produksi Biay (Rp)
1 kali Produksi 258.940,00
24 kali Produksi ( 1 Bulan ) 6.214.580,00
5. Upah Tenaga Kerja
Rincian gaji karyawan selama 1 bulan.
Jabatan Jumlah Gaji per Bulan
42
Karyawan 2 1.200.000,00
Total 2.400.000,00
No. Jenis Alat Nilai Depresiasi (Rp)
1. Ekstraktor Evaporator 2.452,64
2 Timbangan Duduk 360,58
3 Tabung Gas 158,65
Total 2.971,85
IV.4. Keuntungan ( Profit)
42 a. Pay Out Time (POT)
Pay Out Time merupakan jangka waktu pengembalian investasi (modal) berdasarkan keuntungan perusahaan dengan mempertimbangkan
depresiasi.
POT = Investment
(keuntungan per hari + Depresiasi Alat)
POT = Rp.2.127.500,00
(Rp.90.813,97 + Rp 2971,87 )
POT = 22,68 hari POT = 23 Hari
b. Break Event Point (POT)
Break Event Point diperoleh dengan membagi total biaya produksi selama satu hari dengan harga jual:
BEP = Total Biaya Produksi
Harga Jual per kema
BEP = Rp 358.940,87
Rp 25.000,00
BEP = 14,36 kemasan = 14 kemasan
42 Lampiran III
Tandan Kosong Kelapa Sawit ( TKKS)
Ekstraksi Soxhletasi Ekstraksi Secara Batch
42 Ekstrak TKKS Analisa Konsentrat TKKS
42 Hasil Proses Fiksasi menggunakan Tawas, Kapur dan Tunjung
Pengujian Kain pada Alat Crockmeter Pengujian Kain pada Alat Lounderometer
Skala Abu Abu ( Gray Scale)