B
B
A
A
B
B
V
V
I
I
I
I
K
K
E
E
L
L
E
E
M
M
B
B
A
A
G
G
A
A
A
A
N
N
D
D
A
A
E
E
R
R
A
A
H
H
D
D
A
A
N
N
R
R
E
E
N
N
C
C
A
A
N
N
A
A
P
P
E
E
N
N
I
I
N
N
G
G
K
K
A
A
T
T
A
A
N
N
K
K
A
A
P
P
A
A
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
K
K
E
E
L
L
E
E
M
M
B
B
A
A
G
G
A
A
A
A
N
N
7 .1
Pe t unjuk U m um
ujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan
prasarana kota bidang PU/ Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat
dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni serta terjamin
keterlanjutannya.
Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di
tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan
fungsi koordinasi dan kerjasama.
Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan
memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana
Kelembagaan di Kabupaten Teluk Bintuni perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta
disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas
masing-masing unit organisasi/ instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan
kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya
BP3D, Dinas-dinas, PDAM dll.
7 .2
K ondisi K e le m ba ga a n
Pe m e rint a h K a bupa t e n
T e luk
Bint uni
Pemerintahan merupakan pusat administrasi dan pelayanan yang bersifat dinamis, demi
terwujudnya cita-cita pembangunan nasional sebagaimana yang telah diamanatkan pada GBHN,
dalam rangka pelaksanaan administrasi pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat,
Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni telah menetapkan susunan organisasi dan tata kerja
(SOTK). Struktur Pemerintahan di Kabupaten Teluk Bintuni telah diatur dalam Peraturan
Daerah (Perda) :
• Undang-undang nomor 26 tahun 2002 tentang pembentukan kabupaten Teluk bintuni
( lembaran negara tahun 2002 nomor 129)
• Keputusan bupati teluk bintuni nomor 01 tahun 2003 tentang organisasi dan tata kerja
dinas daerah (lembaran daerah kabupaten Teluk bintuni tahun 2003 no. 4)
• Peraturan Daerah no. 4 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah Kabupaten
Teluk Bintuni
Kondisi kelembagaan yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni khususnya yang berkaitan
dalam pelaksanaan dan penyusunan Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM)
adalah instansi-instansi sebagai berikut:
Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D)
Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
LEMBAGA TEKNI S DAERAH
1. I NSPEKTORAT
2. BAPPEDA ( Badan Perencana
Pengendalian Pembangunan Daerah)
3. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
4. BADAN KESATUAN BANGSA, POLI TI K
DAN PERLI NDUNGAN MASYARAKAT
5. KANTOR LI NGKUNGAN HI DUP
6. KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN KELUARGA BERENCANA
7. SATUAN POLI SI PAMONG PRAJA
8. KANTOR PELAKSANA PENYULUHAN
9. RUMAH SAKI T UMUM DAERAH
A. SEKRETARI AT DAERAH
1. ASI STEN TATA PEMERI NTAHAN
a. Bagian Pemerintahan
b. Bagian Hukum
2. ASI STEN PEREKONOMI AN DAN
PEMBANGUNAN
d. Bagian Perpustakaan, arsip dan
Dokumentasi
B. SEKRETARI AT DPRD
DI NAS DAERAH
1. DI NAS PENDI DI KAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA
2. DI NAS KESEHATAN
3. DI NAS SOSI AL BUDAYA DAN
PARI WI SATA
4. DI NAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMI GRASI
5. DI NAS PERHUBUNGAN, I NFORMATI KA
DAN KOMUNI KASI
6. DI NAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN
SI PI L
7. DI NAS PEKERJAAN UMUM
8. DI NAS PERDAGANGAN,
PERI NDUSTRI AN, KOPERASI , USAHA MI KRO KECI L DAN MENENGAH
9. DI NAS PERTANI AN
10. DI NAS KELAUTAN DAN PERI KANAN 11. DI NAS KEHUTANAN
12. DI NAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MI NERAL
13. DI NAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
A. DI STRI K
Bintuni, Bintuni Barat, Babo, Merdey, Aranday, Moskona Selatan, Moskona Utara
Tembuni, Farfurwar, Wamesa, Tuhiba,
Kuri, Manimeri, Dataran Beimes, Sumuri, Kaitaro, Aroba, Masyeta, Biscoop, Tomu, Kamundan, Weriagar, Moskona Barat, Meyado, Moskona Timur
B. KELURAHAN
Bintuni Barat dan Bintuni Timur
BUPATI
SEKRETARI S DAERAH
ORGANI SASI PERANGKAT DAERAH
KABUPATEN TELUK BI NTUNI
Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Teluk Bintuni Nomor 4 Tahun 2007
1. Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah ( BP3D)
a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja BP3D
BP3D merupakan lembaga atau instansi pemerintah yang memiliki peran sangat penting
dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah. Peran BP3D secara umum
tercermin dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dimana dijelaskan pada Undang-undang tersebut BP3D memiliki
tugas untuk melaksanakan musrembang daerah dan menyusun RPJM Daerah.
Berdasarkan hal tersebut maka BP3D juga memiliki peran dan fungsi yang sangat besar
terhadap pelaksanaan dan penyusunan RPI JM.
Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta prasarana
dan sarana kerja yang ada di unit kerja Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan
Daerah Kabupaten Teluk Bintuni(BP3D) dapat dijelaskan pada tabel-tabel berikut :
b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi BP3D
Tugas Pokok;
Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai Tugas Pokok
membantu Bupati dalam menentukan kebijakan di Bidang Perencanaan, Penyusunan
Program dan Penganggaran kegiatankegiatan pembangunan Pemerintah Daerah.
Fungsi;
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Badan
Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :
Merencanakan kebijakan dalam bidang Sosial Budaya, Fisik dan Prasarana, Tata
Ruang dan Pengembangan Ekonomi dan Usaha-usaha Daerah;
Melakukan koordinasi perencanaan secara terpadu dengan unsur-unsur pelaksana
Pemerintah Daerah dan Satuan Organisasi Lain di Lingkungan Pemerintah Daerah;
Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD);
Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi secara terpadu di Bidang Sosial Budaya,
Menyusun Rencana Tata Ruang dan Rencana Rinci.
Tata Laksana Kerja;
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan dan semua pimpinan satuan kerja
dalam lingkungan Badan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan
dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;
Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Badan wajib mengawasi
bawahannya masing-masing dan bita terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesual dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima;
Apabila Kepala Badan berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan
dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk
dan atas nama Kepala badan.
Struktur Organisasi terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretaris terdiri dari :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Sub Bagian Keuangan;
Sub Bagian Administrasi Pembangunan;
c. Bidang Sosial Budaya terdiri dari:
Sub Bidang Agama, Pendidikan, Kebudayaan & Pariwisata;
Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial;
Sub Bidang Pemerintahan, Tenaga Kerja dan Kependudukan;
d. Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari:
Sub Bidang Perhubungan dan Telekomunikasi;
e. Bidang Ekonomi dan Usaha Daerah terdiri dari:
Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Perikanan & Kelautan;
Sub Bidang Penindustnian dan Jasa;
Sub Bidang Perdagangan dan Koperasi;
f. Bidang Tata Ruang terdiri dari:
Sub Bidang Tata Ruang Kota;
Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Kawasan;
Sub Bidang Tata Guna Tanah dan I zin Pemanfaatan Ruang;
g. Bidang Penetitian dan Pengembangan terdiri dari:
Sub Bidang Peneiltian Sumber Daya Alam;
Sub Bidang Penelitian Ekonomi, Sosial dan Budaya;
Sub Bidang Penelitian I nfrastruktur;
h. Bidang Pendataan dan Pelaporan terdiri dari:
Sub Bidang Pengolahan Data Elektronik;
Sub Bidang Dokumentasi dan Statistik;
Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
i. Jabatan Fungsional terdiri dari:
Perencana;
Pranata Komputer;
Arsiparis.
2. Dinas Pekerjaan Umum ( Dinas PU)
a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas PU.
Dinas PU merupakan lembaga atau instansi teknis pemerintah yang memiliki peran
penting dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam pembangunan fisik di
daerah. Peran Dinas PU semakin besar setelah dibuatnya Undang-undang No. 32 tentang
Pemenintah Daerah, dimana pada Undang-undang ini Pemerintah Daerah diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengatur daerah termasuk dalam bidang infrastruktur
keciptakaryaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemerataan dan
keadilan. Berkaitan dengan penyusunan RPI JM ini peran Dinas PU sangat besar, hal ini
disebabkan Dinas PU merupakan dinas yang berkaitan secara langsung dalam
pelaksanaan fisik yang diusulkan dalam RPI JM. Mengingat peran Dinas PU yang cukup
besar, maka kesiapan dari instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan
dengan sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta
dukungan pendanaan. Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas
pendidikan, serta prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kenja Dinas Pekerjaan
Umum (Dinas PU) Kabupaten Teluk Bintunidapat dijelaskan pada Tabel-tabel berikut:
b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas
Pekerjaan Umum.
Tugas Pokok;
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan kegiatan di
Bidang Perencanaan, Perumusan, Pelaksanaan, Pembinaan dan Bimbingan di
Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan.
Fungsi;
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas
Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :
Merencanakan penyusunan program dan mengendalikan pelaksanaan
pembangunan Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan
Perbengkelan;
Melaksanakan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Bidang
Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;
Melakukan survey, pendataan, penyusunan program, pengendalian, evaluasi
dan pemantauan standarisasi;
Melaksanakan bimbingan teknis di Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya
serta Peralatan dan Perbengkelan;
Melaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pengairan, Bina Marga,
Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;
Mengelola Unit Pelaksana Teknis Dinas;
Melaksanakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan yang meliputi
kepegawaian, keuangan dan urusan umum;
Tata Laksana Kerja;
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan kerja
dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan
dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;
Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi
bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindaklanjuti laporan yang diterima;
Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan
dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk
dan atas nama Kepala Dinas.
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
Sub Bagian Umum;
Sub Bagian Kepegawaian;
Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Dinas Perencanaan terdiri dari:
Seksi Perencanaan Teknis Pengairan;
Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga;
Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya;
d. Sub Dinas Pengairan terdiri dari:
Seksi Pembangunan;
Seksi Operasi dan Pemeliharaan;
Seksi Bina Manfaat;
e. Sub Dinas Bina Marga terdini dari:
Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan;
Seksi Pembangunan dan Penggantian Jembatan;
Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
f. Sub Dinas Cipta Karya terdiri dari:
Seksi Bangunan;
Seksi Perumahan;
Seksi Teknik Penyehatan;
g. Sub Dinas Peralatan dan Perbengkelan terdiri dari:
Seksi Peralatan;
Seksi Perbekalan;
Seksi Perbengkelan;
h. Jabatan Fungsional terdiri dari:
Perencana;
Surveyor dan Pemetaan;
Pranata Komputer;
Arsiparis.
3. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pertambangan dan
Lingkungan Hidup.
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu lembaga atau
instansi yang terkait atau berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan
RPI JM. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan dinas teknis yang
memiliki peran sebagai pengendali dalam pelaksanaan pembangunan fisik, peran ini
khusus yang berkaitan dengan lingkungan yaitu antara lain:
Penyusunan Penyajian I nformasi Lingkungan (PI L)
Penerbitan SPPL (Surat Pemyataan Pengelolaan Lingkungan)
Memberikan rekomendasi tentang dokumen AMDAL
Dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM di Kabupaten Teluk Bintuni Dinas
Pertambangan dan Lingkungan Hidup pengendali terhadap dampak lingkungan yang
akan terjadi.
Mengingat peran Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup yang cukup besar, maka
kesiapan dan instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan
sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan
pendanaan. Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan,
serta prasarana dan sarana kerja dapat dijelaskan pada Tabel-tabel berikut:
b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas
Pertambangan dan Lingkungan Hidup.
Tugas Pokok ;
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai Tugas Pokok Merumuskan
kebijakan, merencanakan, mengawasi dan mengendalikan bidang pertambangan,
lingkungan hidup dan kebersihan.
Fungsi;
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas
Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:
Menetapkan kawasan pertambangan bahan galian sumber mineral, energi dan air
bawah tanah;
Melaksanakan survey, invertarisasi dan penetapan bahan galian sumber mineral,
energi dan air bawah tanah;
Menetapkan pedoman pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air
bawah tanah;
Menetapkan prosedur pelaksanaan pemberian jim, pengelolaan bahan galian
sumber mineral, energi dan air bawah tanah; Membina, mengawasi serta
menertibkan pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah
tanah;
Memberikan ijin usaha pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air
bawah tanah;
Memfasilitasi pengelolaan sumber daya mineral dan energi non migas pada
wilayah laut Kabupaten;
Merencanakan dan merumuskan program usaha-usaha pencegahan,
penanggularigan dan pemulihan lingkungan dan kerusakan dan pencemaran
akibat limbah industri, rumah tangga dan limbah lainnya;
Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap aktivitas yang
menimbulkan dampak terhadap kerusakan pencemaran serta penurunan kualitas
lingkungan hidup;
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansiinstansi pemerintah,
swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam rangka upaya
pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan, pencemaran serta
penurunan kualitas lingkungan;
Menyelenggarakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan, keuangan,
kepegawaian dan penyusunan rencana dan program kegiatan dinas;
Menyelenggarakan pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian kebersihan;
Tata Laksana Kerja;
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan keria
dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan
dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;
Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi
bawahannya masing-masing dan bila teijadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturari perundang-undangan
yang berlaku;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima;
Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang bersangkutan
dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang bertindak untuk
Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
Sub Bagian Umum;
Sub Bagian Kepegawaian;
Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Dinas Pertambangan Umum terdiri dari:
Seksi Air Bawah Tanah;
Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral;
Seksi Geologi;
d. Sub Dinas Minyak, Gas Bumi dan Kelistrikan terdiri dari:
Seksi Minyak dan Gas Bumi;
Seksi Kelistrikan;
e. Sub Dinas Pencegahan dan Pengawasan Dampak Lingkungan terdiri
dari:
Seksi Pembinaan Teknis dan penijinan;
Seksi Pengkajian Preventif;
Seksi Pembinaan Laboratonium;
Seksi Pengawasan Kerusakan Lingkungan;
f. Sub Dinas Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan terdiri
dari:
Seksi Pengendalian Pencemaran;
Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan;
Seksi Pembinaan Peranserta Masyarakat;
g. Sub Dinas Kebersihan terdiri dari:
Seksi Perencanaan dan Bina Program;
Seksi Penanggulangan Sampah;
Seksi Penanggulangan Air Kotor;
Seksi Perawatan;
h. Jabatan Fungsional terdiri dari:
Perencana;
Surveyor dan Pemetaan;
Pranata Komputer;
Arsiparis.
4. Dinas Pendapatan Daerah ( DI SPENDA)
a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pendapatan Daerah
( Dispenda)
Dinas Pendapatan Daerah (DI SPENDA) merupakan salah lembaga atau instansi yang
terkait atau berhubungan I angsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM. Dinas
Pendapatan Daerah merupakan dinas teknis yang memiliki peran sebagai pengelola
retribusi yang dihasilkan dan pembangunan infrastruktur bidang keciptakaryaan
seperti: retribusi sampah, retribusi pengolahan air I imbah serta retribusi lainnya yang
berkaitan dengan infrastruktur.
Mengingat peran Dinas Pendapatan Daerah yang cukup besar, maka kesiapan dari
instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan sumber daya
manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.
Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta
prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kerja Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Teluk Bintunidapat dijelaskan pada Tabel berikut:
b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas
Pendapatan Daerah ( Dispenda) .
Tugas Pokok;
Dinas Pendapatan Daerah mempunyal Tugas Pokok Melaksanakan Kewenangan
Fungsi;
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas
Pendapatan Daerah mempunyai fungsi:
Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendapatan;
Memberikan perijinarl sesuai kewenangan dan pelaksanaan pelayanan
umum;
Melakukan pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan
Cabang Dinas di Bidang Pendapatan;
Mengelola Urusan Ketatausahaan;
Sebagai koordinator di Bidang Pendapatan;
Tata Laksana Kerja;
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan
satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan
bimbingan dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;
Setiap pimpinan satuan kerja dalam I ingkungan Dinas wajib mengawasi
bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindakianjuti laporan yang
diterima;
Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksariakan tugas maka yang
bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di
bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
Sub Bagian Umum;
Sub Bagian Kepegawaian;
Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan terdiri dari:
Seksi Pendaftaran;
Seksi Pendataan;
Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data;
d. Sub Dinas Penetapan terdiri dari:
Seksi Perhitungan;
Seksi Penerbitan Surat Ketetapan;
Seksi Angsuran;
e. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan terdiri dar:
Seksi Pembukuan Penenimaan;
Seksi Pembukuan Persediaan;
Seksi Pelaporan;
f. Sub Dinas Penagihan terdiri dari:
Seksi Penagihan;
Seksi Keberatan;
Seksi Pengelolaan Penenimaan Sumber Lain-lain.
g. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendallan Operasional terdiridari:
Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan;
Seksi Penggalian dan Peningkatan;
h. Jabatan Fungsional terdiri dari:
Pranata Komputer;
Tabel 7.1
Latar Belakang Manajemen yang Menduduki Jabatan Struktural di Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah ( BAPPEDA)
Kabupaten Teluk BintuniTahun 2007
1 2 3 4 5 6 7 8
NO NAMA PEGAWAI JABATAN STRUKTURAL GOLONGAN UMUR
(Thn) TINGKAT PENDIDIKAN
Tabel 7.2
Latar Belakang Manajemen yang Menduduki Jabatan Struktural di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Teluk BintuniTahun 2007
1 2 3 4 5 6 7 8
PENGALAMAN JABATAN YANG LALU UMUR
Lanjutan Tabel 7.2
NO UMUR
(Thn) TINGKAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN JABATAN YANG LALU
NAMA PEGAWAI BP3D JABATAN STRUKTURAL GOLONGAN
7 .3
M a sa la h, Ana lisis da n U sula n Progra m
7 .3 .1
M a sa la h Y a ng Diha da pi
Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa dalam penyusunan
Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) Kabupaten Teluk Bintuniinstansi
atau lembaga yang memiliki keterkaitan langsung dalam penyusunan RPI JM adalah
sebanyak 4 (empat) instansi yaitu:
Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D)
Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Dinas Pendapatan Daerah (DI SPENDA)
Ke empat instansi atau lembaga tersebut pada dasarnya memiliki permasalahan yang
sama khususnya dalam penyusunan maupun pada saat pelaksanaan RPI JM di daerah.
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan tugas dan wewenang dan masing-masing instansi belum maksimal
dilaksanakan.
Keterbatasan sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan fisik
keciptakaryaan.
Keterbatasan sarana dan prasarana antara lain:
Peralatan kantor
Peralatan kerja dilapangan
7 .3 .2
Ana lisis Pe rm a sa la ha n
Dalam melakukan anahsis permasalahan terhadap instansi atau lembaga pemerintah
yang berhubungan langsung dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI JM di daerah,
dilakukan dengan metode analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity dan Threat)
Dalam era otonomi dimana dituntut kemandirian daerah dalam pembangunan
menonjol, maka analisis mi cukup efektif untuk digunakan. Kekuatan atau potensi
maupun kelemahan yang dimiliki suatu wilayah dapat teridentifikasi.
Adapun analisis SWOT yang dilakukan terhadap instansi atau lembaga yang
berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPI JM dapat dilihat pada
matriks SWOT berikut:
Tabel 7.3
I DENTI FI KASI FAKTOR I NTERNAL DAN EKSTERNAL
Strengths ( S) Weakneses ( W)
1. Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja 1. Sebahagian struktur organisasi SKPD Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda belum terisi sesuai dengan kebutuhan
Kabupaten Manokwari 2. Kinerja aparatur pelaksana belum
2. Tersedianya Sumber Daya Manusia optimal
(SDM) yang melaksanakan tugas 3. Masih lemahnya pemahaman terhadap
Bappeda tupoksi
3. Adanya Tugas Pokok dan Fungsi 4. Masih kurangnya infrastruktur terhadap
(Tupoksi) output kinerja berdasarkan bidang
4. Terciptanya koordinasi lintas bidang tugas
5. Adanya uraian tugas dalam menunjang 5. Belum terlaksananya standar pelaporan
kinerja organisasi terhadap Jurnal kegiatan terhadap uraian
tugas
Opportunities ( O) Threaths ( T)
1. Adanya Musyawarah Perencanaan 1. Partisipasi masyarakat dalam
Pembangunan (Musrenbang) pembangunan melalui musrenbang
2. Adanya dukungan data dan informasi masih lemah
SKPD 2. Masih adanya sebahagian masyarakat
3. Tersedianya kesempatan untuk belum responsif terhadap data dan
mengikuti pendidikan perjenjangan, informasi
fungsional, dan bimbingan teknis 3. Perencanaan program diklat dan
4. Adanya laporan kinerja instansi penganggaran belum terencana dengan
pemerintah baik
5. Tersedianya publikasi pembangunan 4. I ndikator pengukuran kinerja setiap SKPD
secara periodik belum optimal
5. Belum optimalnya pemanfaatan data pembangunan oleh instansi pemerintah FAKTOR I NTERNAL
1. Faktor I nternal
a. Strengths ( S) Kekuatan
ldentifikasi terhadap faktor int ernal dan eksternal dimaksudkan utnuk pencapian
visi dan misi dalam pembangunan daerah, hal ml terkait dengan bidang tugas
dalam membantu Bupati di bidang perencanaan, pengendalian , dan evaluasi
pembangunan daerah. Beberapa faktor internal yang ada meliputi:
Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD) BP3D
Kabupaten Teluk Bintuni;
Tersedianya Sumber Daya Manusia ( SDM) yang melaksanakan tugas
BP3D;
Bahwa Sumber Daya Manusea (SDM ) mempunyai posisi sentral dalam
mewujudkan kinerja. Konteks ini ditentukan oleh relevansi konstribusi untuk
dapat melakukan aktivitas di bidang perencanaan pembangunan.
Adanya Tugas Pokok dan Fungsi( Tupoksi) ;
Tupoksi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisakan dari organisasi dan
tatakerja guna menacapai tujuan sehingga dalam melaksanakan tugas tidak
terjadi penyimpangan dan secara birokrasi dapat berjalan sesuai dengan
kewenangan dan tanggungjawab yang diemban guna mendukung Vlsi dan
Misi Pemerintah Kabupaten.
Adanya laporan Kinerja I nstansi Pemerintah;
Pengukuran kinerja terhadap pelaksanan tugas pada setiap tahun mulai dari
awal perencanaan sampai pada akhir pelaksanaan dibuatkan evaluasi
terhadap pencapaian kinerja, pelaporan tersebut di sampaikan pada Bupati
Kepala Daerah sebagai koordinator dalam bidang pembangunan,
pemerintahan, dan kemasyarakatan.
Adanya Uraian Tugas Dalam Menunjang Kinerja Organisasi.
Sesuai dengan tupoksi BP3D, dalam menunjang kinerja organisasi telah
Keuangan, dan Kasub Admistrasi Pembangunan. (2) Bidang Bidang Fisik dan
Prasarana meliputi Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Perumahan dan
Pemukiman, Kasubbid Pertambangan,Energi dan Lingkungan Hidup, Kasubbid
Perhubungan dan Telekomunikasi. (3) Bidang Bidang Ekonomi terdiri dan
Kasubbid Perdagangan dan Koperasi, Kasubbid Pertanian, Kehutanan,
Penikanan dan Kelautan, Kasubbid Perindustrian dan Jasa. (4) Bidang Sosial
Budaya meliputi Kasubbid Agama, Pendidikan,Kebudayaan, Pemuda
Oiahraga, Pariwisata, Kasubbid Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. (5)
Bidang Litbang meliputi Kasubbid Penelitian Sumber Daya Alam, Kasubbid
Penelitian I nprastruktur, Kasubbid Penelitian Sosial Ekonomi. (6) Bidang
Pendataan dan Pelaoran meliputi Kasubbid Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan, Kasubbid Analisa Data, Kasubbid Statistik dan Pelaporan. (7)
Kabid Tata Ruang meliputi Kasubbid Pengembangan Wilayah dan Kawasan,
Kasubbid Tata Ruang Kota, Kasubbid Tata Guna Tanah dan Panataan Ruang.
b. Weaknesses ( W) Kelemahan
Sebagalan Struktur Organisasi SKPD Belum Terisi Sesuai Dengan
Kebutuhan;
Struktur organisasi BP3D terdiri dan Kepala yang membawahi Sekretaris,
Bidang Fisik dan Prasarana, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, Bidang
Litbang, Bidang Pendataan dan Pelaporan, serta Bidang Tataruang, sekretaris
maupun bidang membawahi 3 (tiga ) sub bagian/ sub bidang.
Dari struktur organisasi sebagimana tersebut diatas bidang sosial budaya
masih terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaltu Kasubbid
Pemerintahan, Kependudukan dan Tenaga Kerja, begitu juga pada bidang
libang terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaitu kasubbid penelitian
sosial ekonomi. Dan sejumlah aparatur yang ada baru sebahagian yang telah
mengikuti pendidikan fungsional guna menunjang kinerja bidang tugas sesuai
Kinerja Aparatur Pelaksana Belum Optimal;
Dari beban tugas yang diemban oleh BP3D, kinerja aparatur yang ada
dengan frekwensi pekerjaan yang harus dilaksanakan diperlukan kemampuan
aparatur yang dapat melaksanakan dan menjalankan tupoksi guna
meningkatkan pelayanan prima baik internal maupun eksternal terhadap
kepentingan publik sesuai dengan tuntutan kegiatan pembangunan yang
diharapkan oleh kelompok sasaran.
Masih lemahnya Pemahaman Terhadap Tupoksi;
Pemahaman terhadap tupoksi sangat erat kaitannya dengan organisasi dan
tata kerja yang akan dilaksanakan agar akselerasi organisasi yang diemban
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tugas pokok dan fungsi terkait
langsung dengan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai dalam
kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih.
Masih Kurangnya I nfrastruktur Terhadap Output Kinerja
Berdasarkan Bidang Tugas;
Dalam rangka meningkatkan kinerja aparat BP3D masih terdapat kekurangan
penunjang kerja, yaitu menyangkut infrastruktur kantor. Diantaranya sofware
GI S, Foto udara dengan menggunakan citra stelit, printer besar guna
pembuatan peta, dan sofwer simda.
Masih Terdapat Adanya Pelaporan Yang Belum Tepat Waktu.
Pelaporan memegang peranan penting guna mengetahui dan mengikuti
perkembangan dan semua kegiatan yang dilaksanakan baik lintas sektor
maupun program agar dapat diambil langkah-langkah selanjutnya sebagai
alternatif pemecahan masalah. Secara umum adanya pelaporan kegiatan
terhadap pelaksanaan pembangunan yang belum tepat waktu adalah
dikarenakan kondisi geografis, dan aksesibilitas yang masih rendah sehingga
setiap SKPD sebagai pelaksana program dilapangan diperlukan prekwensi
koordinasi yang lebih efektif dan efisien.
2. FaktorEksternal
I dentifikasi faktor eksternal adalah faktor yang merupakan peluang (Opportunity),
dan yang merupakan ancaman (Threats) bagi pencapaian tujuan organisasi yang
diinginkan.
a. Opportunities ( O) Peluang
I dentifikasi terhadap unsur peluang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) . Adanya Musyaw arah Perencanaan Pembangunan ( Musrenbang) ;
Musrenbang adalah merupakan bentuk perencanaan dengan menggunakan
dua pendekatan yaitu perencanan dari bawah ke atas dan dari atas kebawah,
sehingga keterlibatan masyarakat dalam bidang perencanaan nampak sekali.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pelaksanaan musrenbang
dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat bawah yaitu Musrenbang
Tingkat Desa I Kampung, Tingkat Kecamatan/ Distrik, Tingkat Kabupaten,
Tingkat Provinsi, dan Musrenbang Tingkat Pusat.
Dengan demikian keteribatan masyarakat, Stake Holder sesuai dengan
jenjang administrasi pemerintahan, diharapkan dapat berpartisipasi aktif
dalam pembangunan sejak dan perencanaan sampai pada pelaksanaan
pembangunan.
2) . Adanya Dukungan Data dan I nformasi SKPD;
Dukungan data dan informasi dari SKPD baik berdasarkan acuan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencaaan Pembangunan
Nasonal maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka data dan
informasi yang diberikan oleh masing-masing SKPD pada BP3D akan semakin
lengkap karena terintegrasi dengan Vlsi dan Misi Bupati yang harus dijabarka
3) . Tersedianya Kesempatan Untuk Mengikuti Pendidikan
Penjenjangan, Fungsional , dan Bimbingan Teknis;
Kesempatan untuk mengikuti pendidikan merupakan harapan bagi setiap
pegawai dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas serta
meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pemenintah daerah
dengan adanya program pendidikan dan pelatihan bagi aparat dalam
menunjang kinerja bidang tugas merupakan suatu kebutuhan dan
meningkatkan pelayanan publik sesuai dengan tupoksi organisasi.
4) . Adanya laporan Knerja I stansi Pmerintah;
Laporan Kinerja I nstansi Pemerintah (Lakip) merupakan hasil pengukuran
terhadap pelaksanaan tugas pada setiap tahun anggaran baik menyangkut
tugas rutin mapun pembangunan oleh setiap SKPD, Lakip dimaksud
merupakan suatu keharusan yang harus dibuat oleh setiap SKPD sebagai
bentuk pertanggungjawaban dan sebagai tolok ukur hasil kinerja.
5) . Tersedianya Publikasi Pembangunan Secara Priodik;
Publikasi pembangunan baik menyangkut pembangunan sektor, potensi dan
peluang investasi yang disebar luaskan pada setiap tahun guna kepentingan
instansi pemenintah, stake holder mapun institusi lainya akan membantu
dalam pengambilan kebijakan dalam perencanaan pembangunan.
b. Threaths( T) Ancaman
I dentifikasi unsur ancaman (T) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) . Partisipasi Msyarakat Dalam Pembangunan Melalui Musrenbang
Masih Lemah;
Musrenbang pada dasarnya merupakan kebutuhan dalam merencanakan
pembangunan yang akan diprogramkan sesuai dengan kebutuhan tuntutan
kegiatan pembangunan bagi masyarakat dalam menjawab kelompok sasaran
pembangnan agar berdaya guna dan berhasil guna. Kondisi saat ini
dan Distrik belum optimal, hal ini disebabkan karena kondisi geografis dan
masih rendahnya tingkat aksesibilitas.
2) . Masih adanya Sebahagian Masyarakat Belum Responsip Terhadap
Data dan I nformasi;
Data merupakan informasi yang dapat mengungkapkan kondisi obyektif
berdasarkan ruang dan waktu di berbagai sektor. Disamping itu data
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan. Hal ini dapat
dibuktikan perencanaan tanpa didukung olah data tidak akan menghasilkan
output yang baik bahkan akan membahayakan dalam memunculkan kegiatan
program karena tidak akan sesuai dengan tututan kegiatan yang dibutuhkan.
Melihat kondisi saat ini masih terdapat sebahagian masyarakat belum
memanfaatkan data yang sudah diolah dan dikerjakan oleh instansi yang
berkompeten dalam pengolahan dan pengawasan data.
3) . Perencanaan Program Diklat dan Penganggaran Belum Terencana
Dengan Baik;
Pendidikan dan latihan bagi setiap aparat sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat merupakan kebutuhan, karena pendidikan sangat terkait dengan
kualitas aparatur.
Dengan demikian apabila perencanaan program diklat dan penganggaran
belum terencana dengan balk akan mempengaruhi kualitas aparatur dalam
meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksi.
Kondisi saat ini yang dihadapi dalam program diklat dan penganggaran
adalah karena masih terbatasnnya dana, sehingga diperlukan seleksi dalam
artian mengunakan skala prioritas.
4) . I ndikator Pengukuran Kinerja Setiap SKPD Belum Optimal;
Outcome kinerja SKPD sangat erat kaitannya dengan pencapaian target
program kerja yang dilaksanakan baik secara fisik maupun fungsional sesuai
dengan tupoksi.
masing-5) . Belum Optimalnya Pemanfaatan Data Pembangunan Oleh I nstansi
Pemenntah.
Data merupakan sumber pendukung utama dalam perencanaan
pembangunan di berbagai sektor guna mencapai sasaran yang diinginkan
baik secara fisik maupun fungsional.
Kondisi saat ini masih terdapat sebahagian SKPD belum optimal dalam
pengolahan dan pengawasan data.
7 .3 .3
U sula n Progra m
Beberapa usulan program untuk pelaksanaan dan penyeienggaraan Rencana Program
I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) dan masing-masing instansi atau lembaga adalah
sebagai berikut:
a. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, terdiri dari:
Melakukan perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah ( BP3D).
Melaksanakan pembangunan fisik sesuai dengan program yang telah ditetapkan
(Dinas PU).
Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan
hasil dari pembangunan fisik (Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup)
Melaksanakan penarikan retnibusi terhadap objek-objek prasarana yang ada
seperti : retribusi sampah dll.
b. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI JM di daerah.
Penyiapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk setiap sektor pembangunan.
Menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan :
Retribusi
Pengelolaan lingkungan
Pengawasan dan pengendalian pembangunan.
c. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Mengikuti Bimbingan Teknik bidang PU
Mengikuti Pelatihan-pelatihan
Keikutsertaan pada kursus-kursus
Mengikuti Pelatihan Bidang Keuangan
Mengikuti Pelatihan Bidang Lingkungan
d. Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja, meliputi:
Pengadaan peralatan
Penambahan personi bidang teknik
7 .4
U sula n Sist e m Prose dur Ant a r I nst a nsi
7 .4 .1
K e duduk a n, Fungsi, T uga s Da la m Pe la k sa na a n
RPI J M
Kedudukan, fungsi dan tugas masing-masing instansi atau lembaga yang berhubungan
langsung dengan penyusunan RPI JM terdapat pada lampiran Surat Keputusan Bupati
Manokwari.
7 .4 .2
Dia gra m H ubunga n Ant a r I nst a nsi
Diagram hubungan antara instansi atau lembaga untuk pelaksanaan dan pengelolaan
serta pengembangan Rencana Program I nvestasi Jangka Menengah (RPI JM) Kabupaten
Teluk Bintuni, dapat dilihat pada gambar diagram berikut:
7 .4 .3
Form a t U m um Re nc a na T inda k a n Pe ningk a t a n
K e le m ba ga a n
Format umum rencana tindakan peningkatan kelembagaan di Kabupaten Teluk
Bintuniyang berhubungan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPI JM dapat dilihat
pada Tabel-tabel berikut, secara berurutan adalah:
a. Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BP3D)
b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
c. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Tabel 7.4
Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan BP3D Kabupaten Teluk Bintuni
I II III IV V
2
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Teluk Bintuni, Tahun 2007
-Pelatihan/Kursus Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia Tersusunnya data-data Tata ruang untuk Pembangunan
1 Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
PENANGGUNG JAWAB BIAYA (Rp) JADWAL KEGIATAN KET NO KEGIATAN SASARAN KEGIATAN PELAKSANA
Tabel 7.5
Jenis Kursus/ pelatihan Yang Telah/ Pernah Diikuti Serta Pelatihan Yang Dibutuhkan
Sumber : BP3D Kab. Teluk Bintuni, Tahun 2007
JENIS TRAINING YANG TELAH DIIKUTI KARYAWAN
Pelatihan RPJM Kursus Dicission Support System (DSS) Pelatihan RPIJM
Tabel 7.6
Analisa SWOT Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Teluk Bintuni
Strength (Kekuatan)
Weakneess(Kelemahan
)
1. Adanya program kerja
1. Kurang terangkumnya pengolahan data
2. Tersedianya data
2. Motifasi kerja pegawai kurang
3. Sarana penunjang untuk operasional
STRATEGI
Opportunities
Strategi SO
Strategi WO
1. Adanya koordinasi yang baik dengan badan
dinas terkait
1. Adanya program kerja dapat memberikan
tambahan yang cukup untuk mendukung
tersedianya data
1. Meningkatkan kemempuan
personil/staf dengan memberikan
insentif/pelatihan
2. Dukungan tenaga teknis
2. Meningkatkan kemempuan kerja dengan
memanfaatkan sarana dan dukungan
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
1. Tingkat kinerja staf masih kurang
1. Meningkatkan program kerja dengan
memanfaatkan potensi staf yang ada
1. Memperbaharui sistem pengolahan data
2. Akses untuk operasional jauh sehingga
pelaksanaan terganggu
2. Meningkatkan penggunaan data dan
informasi
2. Meningkatkan kinerja staf dengan
memberikan pelatihan-pelatihan
Tabel 7.7
Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Teluk Bintuni
Jadwal Tahun No Kegiatan Sasaran Kegiatan Pelaksana Penanggung Jawab Biaya (Rp)
I II III IV V
Ket
1 Pelatihan RPIJM Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000
2 Perencanaan Pemb. Sosial Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000 3 Training Manajemen Pembangunan Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000 4 AMDAL Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000 5 Kursus Decission Support System Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 35,000,000 6 Kursus lai-lain - - - 35,000,000 7 Survey Data Data-data pengemb.
Daerah Pesisir Dinas PU Dinas PU 500,000,000
Tabel 7.8 Analisis SWOT
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Teluk Bintuni
STRATEGI
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) (W)
1. Tersedianya Aparat dinas Pertambangan dan LH.
2. Adanya motivasi kerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Lingkungan hidup 3. Adanya pedoman kerja dalam menunjang kegiatan di Dinas Pertambangan dan
Lingkungan Hidup.
1. Kurang tertibnya kearsipan dokumen sebagai bahan dalam kegiatan pengawasan di bidang pertambangan dan LH.
2. Belum tersedianya sarana transportasi dalam menunjang kegiatan di Dinas Pertambangan dan LH
3. Belum tersedianya dana dalam menunjang tugas-tugas operasional
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
1. Tersedianya potensi sumber daya alam di Bidang pertambangan. 2. Adanya penambang/investor yang bergerak di bidang Pertambangan 3. Adanya hubungan kerja yang baik dengan pengusaha
pertambangan.
1. Manfaat Aparat Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup untuk menjalin hubungan kerja yang baik guna untuk meningkatkan kegiatan.
2. Menggunakan pedoman kerja sebagai dasar hokum dalam menunjang pelaksanaan tugas
1. Kurang tertibnya pengarsipan dokumen sehingga perlu ditata kembali agar dapat mengetahui arsip-arsip perijinan dari para tambang. 2. Belum tersedianya sarana transportasi untuk melakukan peninjauan
ke lapangan/lokasi pertambangan.
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
1. Sebagian pengusaha pertambangan belum memiliki ijin di bidang Pertambangan.
2. Sebagian pengusaha pertambangan belum memiliki dokumen UKL, UPL.
3. Kurangnya kesadaran para pengusaha dalam membayar pajak pertambangan dan pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Aparat Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup harus menertibkan pengusaha yang belum memiliki ijin agar segera memiliki ijin.
2. Adanya motivasi kerja/motivasi yang timbul dari pegawai untuk melakukan pembinaan kepada para wajib pajak agar mereka Taat Membayar Pajak.
1. Belum tersedianya pengarsipan dokumen sehingga tidak diketahui beberapa pengusaha yang telah dan belum memiliki ijin.
2. Belum tersedianya Dana operasional untuk melakukan kegiatan pembinaan kepada Wajib Pajak agar mereka sadar akan kewajibannya membayar pajak.
Tabel 7.9
Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Di Kabupaten Teluk Bintuni
NO KEGI ATAN SASARAN KEGI ATAN PELAKSANA PENANGGUNG
JAWAB BI AYA ( Rp)
JADWAL KEGI ATAN
KET I I I I I I I V V
1 Pelatihan Tenaga Kebersihan
Adanya tenaga-tenaga yang terampil dan siap pakai di bidangnya masing-masing
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Dinas pertambangan
dan Lingkungan hidup 3,000,000,000 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 2 Pelatihan AMDAL A, B, C,
PPNS dan Audit Lingkungan
Adanya tenaga-tenaga yang terampil dan siap pakai di bidangnya masing-masing
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Dinas pertambangan dan Lingkungan hidup
3,000,000,000 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 3 Pelatihan Tehnis Bidang
Pertambangan Umum
Adanya tenaga-tenaga yang terampil dan siap pakai di bidangnya masing-masing
Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Dinas pertambangan dan Lingkungan hidup
2,000,000,000 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln