• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PART TIME DENGAN IPK (INDEKS PRESTASI KUMULATIF) MAHASISWA PAI IAIN SALATIGA ANGKATAN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PART TIME DENGAN IPK (INDEKS PRESTASI KUMULATIF) MAHASISWA PAI IAIN SALATIGA ANGKATAN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

IPK (INDEKS PRESTASI KUMULATIF)

MAHASISWA PAI IAIN SALATIGA

ANGKATAN 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh

M. LUTHFI AZIZ

111 11 110

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)

ii

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PART TIME DENGAN

IPK (INDEKS PRESTASI KUMULATIF)

MAHASISWA PAI IAIN SALATIGA

ANGKATAN 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh

M. LUTHFI AZIZ

111 11 110

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(4)
(5)
(6)
(7)

vi MOTTO

ْدِجْعَ ت َلََو ِللها اِب ْنِعَتْساَو َكُعَفْ نَ ياَم ىَلَع ْصِدْحا

Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta

tolonglah pada Allah serta janganlah engkau malas

(H.R. Muslim)

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini dapat selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong saya untuk selalu memperjuangkan mimpi saya:

1. Kepada ayah saya Bapak Nurhadi dan Ibu saya Zulaikhah yang selalu memberikan semangat kepada saya agar menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi Agama dan Masyarakat.

2. Kepada kakak-kakakku Nurwachid Efendi dan M. Robitul Fa‟la yang selalu memberikan support dan doa kepada saya.

3. Kepada adik-adikku M. Fahmi Widodo dan Ibnu Mubarok.

4. Kepada Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd yang telah rela meluangkan waktunya dan telah sabar dalam membimbing dan memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Kepada Lu‟lu‟il Hidayah yang selalu memberikan support dan motivasi, yang selalu bersedia sebagai tempat bertukar pikiran dan sudah banyak membantu dan memberikan doa selama ini.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah “HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PART TIME DENGAN IPK

(INDEKS PRESTASI KUMULATIF) MAHASISWA PAI IAIN SALATIGA ANGKATAN 2012”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

(10)

ix

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

„alamien.

Salatiga, 14 September 2016 Penulis,

(11)

x ABSTRAK

Aziz, M. Luthfi. 2016. Hubungan Motivasi Kerja Part Time Dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) Mahasiswa PAI IAIN Salatiga Angkatan 2012. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

Kata Kunci: Motivasi Kerja Part Time dan IPK Mahasiswa.

Fenomena kuliah sambil bekerja bukanlah sebuah pilihan tepat yang diinginkan oleh mahasiswa. Semua mahasiswa membutuhkan ketenangan dalam belajar dan ingin memiliki banyak waktu untuk belajar. Mahasiswa terpaksa berkerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan kuliah dan berkerja ketika tidak ada jadwal untuk kuliah/ketika sepulang dari kuliah. Kemudian yang paling menyedihkan lagi peneliti juga melihat bahwa kebanyakan dari mahasiswa perkerja itu tingkat kelulusan paling lama dari mahasiswa lainnya. Kebanyakan dari mahasiswa pekerja itu mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00 ke bawah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: adakah pengaruh yang signifikan motivasi kerja part time terhadap IPK mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012. Penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan metode analisis data. Subyek penelitian sebanyak 38 responden, menggunakan teknik populasi dan sampel (purposive random sampling). Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data x dan data y.Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis hubungan variabel bebas motivasi kerja part time dengan variabel terikatnya adalah IPK mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori tinggi sebesar 52,6 % dari 38 responden yang memandang bahwa motivasi kerja part time, yaitu berada pada interval 57 - 59. Sedangkan untuk IPK (indeks prestasi kumulatif) mahasiswa angkatan 2012 yang memperoleh kategori tinggi mencapai nilai 44,7 %, berada pada interval IPK 3,00 - 4,00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada taraf 5 % = 0,321. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,103 < 0,313 pada taraf signifikan 5 % (dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih kecil

dari rtabel sesuai dengan data responden sebanyak 38 orang). Dari analisis data

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN NOTA PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Hipotesis ... 8

F. Penegasan Istilah ... 9

G. Metode Penelitian ... 12

(13)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Motivasi Kerja ... 18

1. Pengertian Motivasi ... 18

2. Pengertian Kerja Part Time ... 20

3. Tujuan Motivasi Kerja Part Time ... 24

4. Jenis Motivasi Kerja Part Time ... 25

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Part Time ... 26

B. Tinjauan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) Mahasiswa 32 1. Pengertian Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa.. 32

2. Rentang/batasan Indeks Prestasi ... 36

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ... 36

C. Hubungan Motivasi Kerja Part Time dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) Mahasiswa ... 38

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 43

1. Sejarah Pendirian IAIN Salatiga ... 43

2. Visi dan Misi IAIN Salatiga ... 50

3. Sarana dan Prasarana ... 50

B. Penyajian Data ... 52

1. Daftar Responden ... 52

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 53

(14)

xiii

4. Data Jawaban Angket tentang IPK Mahasiswa

PAI Angkatan 2012 ... 55

5. Data Hasil Observasi Hubungan Motivasi Kerja Part Time dengan IPK Mahasiswa ... 57

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ... 65

B. Analisis Kedua ... 69

C. Analisis Ketiga ... 73

D. Analisis Korelasi Product Moment ... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Prasarana Kampus I IAIN Salatiga Tahun 2016 ... 51

Tabel 3.2 Prasarana Kampus II IAIN Salatiga Tahun 2016 ... 51

Tabel 3.3 Prasarana Kampus III IAIN Salatiga Tahun 2016 ... 52

Tabel 3.4 Daftar Responden ... 52

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Penelitian ... 53

Tabel 3.6 Jawaban Angket Motivasi Kerja “Part Time” ... 54

Tabel 3.7 Jawaban Angket IPK Mahasiswa PAI Angkatan 2012 ... 55

Tabel 3.8 Hasil Observasi Motivasi Kerja Part Time dan IPK Mahasiswa PAI Angkatan 2012 ... 56

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Part Time ... 66

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Angket Motivasi Kerja Part Time ... 68

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi IPK Mahasiswa PAI Angkatan 2012 ... 70

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Angket IPK Mahasiswa PAI Angkatan 2012 ... 72

Tabel 4.5 Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y ... 73

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian (balasan) Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6 Daftar Nilai SKK

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrument Penelitian Lampiran 8 Angket Penelitian

(17)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kuliah sambil bekerja bukanlah sebuah pilihan tepat yang diinginkan oleh mahasiswa. Semua mahasiswa membutuhkan ketenangan dalam belajar dan ingin memiliki banyak waktu untuk belajar. Akan tetapi keadaan berkehendak lain, mereka terpaksa berkerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan kuliahnya. Hanya tekat keberanian mereka meninggalkan kampung halaman untuk menimba ilmu kejenjang yang lebih tinggi yang pada akhirnya mereka bisa menjadi lebih berkembang, baik dari pengetahuan pendidikan maupun pengalaman dalam perkerjaan.

Kebanyakan dari mahasiswa itu bekerja sebagai pekerja guru bantu di RA, MI, pramusaji di warung makan, operator warnet, Sales Promotion Girl atau Sales Promotion Boy, model, pelayan toko, pelayan restaurant, pelayan

hotel, receptionist, les privat, penyiar radio, wartawan freelancer, event

organizer dan sebagainya, karena pekerjaan seperti inilah yang mudah mereka dapatkan. Mereka akan berkerja ketika tidak ada jadwal untuk kuliah dan akan kembali bekerja ketika sepulangnya dari kuliah. Seperti itulah proses hidup yang mereka jalani, terkadang rasa sakit dan lapar sudah menjadi makanan sehari-hari. Kemudian yang paling menyedihkan lagi peneliti juga melihat bahwa kebanyakan dari mahasiswa perkerja itu tingkat kelulusannya paling lama dari mahasiswa lainnya (Hasil observasi awal yang dilakukan pada

(18)

Peneliti pernah mewawancarai beberapa mahasiswa pekerja part time mengenai kehidupan yang mereka jalani dengan menjadi mahasiswa sambil berkerja. Di antara mereka ada yang mengatakan:

“sebenarnya tidaklah mudah ketika kami harus membagi waktu antara

kuliah, belajar dan berkerja dengan bijak, apalagi kami belum sering untuk melakukannya sehingga ini menjadi sebuah kendala bagi kami dalam mengikuti perkuliahan dengan disiplin, baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, ketika kami sedang lagi tidak ada pekerjaan dan pada saat itu kami tidak memiliki uang sedikitpun maka kami akan lebih memilih untuk berdiam diri di kosan padahal pada saat itu kami harus kekampus untuk mengikuti perkuliahan. Bukan karena malas untuk mengikuti perkuliahan, akan tetapi karna memang tidak bisa untuk mengikutinya. Coba bayangkan, kalaupun kami harus pergi kuliah maka dengan apa kami harus membayar uang transportasi untuk pergi dan pulang kembali. Bahkan kami juga akan tidak membuat tugas ketika kami mengalami hal yang sama yakni sedang tidak memiliki uang. Bukan karena malas membuatnya akantetapi alasan yang sama juga menghambat kami dalam melakukannya. Terkadang, ketika kami sedang tidak memiliki uang, pada saat itu ada mata kuliah yang harus kami ikuti dan pada saat itu pula ada kawan yang mengajak untuk berkerja, maka kami lebih memilih untuk ikut berkerja karena dengan ikut berkerja, kami bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan untuk bisa mengikuti perkuliahan hari-hari

selanjutnya. seperti inilah kehidupan yang kami jalani” (Hasil wawancara awal tanggal 19 Januari 2016 dengan Iswanto).

(19)

Belajar sambil berkerja telah dilakukan oleh orang-orang yang ingin hidup lebih maju dari yang lain. Mereka berkerja mati-matian untuk membiayai hidup dan pedidikannya. Namun, perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Mahasiswa yang bekerja tentu memiliki perbedaan jika dibandingkan

dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari sisi

ekonomi, motivasi belajar, ketekunan, kedisiplinan, keuletan, bahkan sampai

prestasi akademiknya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Paulsen dan

St John (1997), ternyata terdapat hubungan antara tingkat ketekunan mahasiswa

dengan serangkaian pilihan mengenai apakah mereka akan melanjutkan kuliah,

bagaimana membayar biaya kuliah, dimana mereka akan tinggal, apakah mereka

akan kuliah sambil bekerja dan berapa waktu yang akan digunakan untuk bekerja.

Mahasiswa memutuskan untuk kuliah sambil bekerja karena beragam

alasan, antara lain: untuk membiayai kuliah, mencari pengalaman kerja, atau

memperluas relasi. Di sisi lain sebagian pekerja atau karyawan ingin melanjutkan

studi tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka. Salah satu pertanyaan yang

muncul adalah seberapa baik prestasi akademik mahasiswa yang bekerja dan

mahasiswa yang tidak bekerja. Mahasiswa semestinya memiliki motivasi

(20)

sehingga akan berdampak baik pada prestasi akademiknya (Kurniawati, A.F., &

Nurjanah, 2010).

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Retorika dan wacana kependidikan sering di dengar istilah

“pendidikan seumur hidup” dan “tiga pilar pendidikan nasional”. Hal ini

berarti menunjukkan upaya pengembangan SDM tidak terbatas pada jenjang pendidikan formal di sekolah, dan pendidikan anak-anak bangsa merupakan tanggung jawab bangsa antara pemerintah, orang tua dan masyarakat yang melingkupinya. Dalam era yang penuh tantangan ini diperlukan langkah serius dan teliti untuk mengembangkan diri seseorang sebagai pembelajar mandiri sehingga dia dapat mengolah dirinya menjadi pembelajar seumur hidup (Umar, 2005).

(21)

komunikasi), ingin meningkatkan ketrampilan dan keahlian dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan karier di masa datang.

Pengaruh faktor-faktor di atas akan berbeda bagi mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya. Menurut penyelidikan ahli ilmu jiwa, temyata faktor-faktor di atas memberikan pengaruh yang relatif sama pada kebanyakan orang. Kebanyakan dari mahasiwa yang memutuskan untuk bekerja paruh waktu, memilih tipe pekerjaan yang sangatlah beragam, mulai dari tipe pekerjaan yang paling melelahkan sampai ke tipe pekerjaan yang paling rileks, dari yang sederhana sampai yang modem.

Motivasi bekerja tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis saja (bentuk uang), tetapi dapat juga dalam bentuk kebutuhan psikis untuk aktif berbuat yang terbaik bagi pekerjaan. Motivasi bersifat dinamik, dapat naik turun dengan cepat dan manusia di dalam lingkungan pekerjaan tidak secara pasif menerima nasib dan kodratnya tapi juga dengan sadar berusaha untuk berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya.

(22)

Tingkat perguruan tinggi mahasiswa adalah orang-orang yang sedang mengikuti pendidikan tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah nilai yang diperolehnya adalah tinggi yang dihitung dengan nilai rata-rata disebut Indek Prestasi Kumulatif (IPK). IPK merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh.

Prestasi akademik dalam mata kuliah tertentu yang relatif bersifat permanen setelah melalui proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Adapun standar ketetapan IPK mahasiswa dan kelulusan menurut Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), sebagai berikut: (Mamoria, 2006)

Tabel 1

Standar Aturan IPK BAN PT

Nilai Standar Ketetapan IPK BAN PT 4 IPK > 3.00

3 2.75 < IPK ≤ 3.00

2 2.50 < IPK ≤ 2.75

1 2.25 < IPK ≤ 2.50

0 2.00 < IPK ≤ 2.25

(23)

11.15). Diharapkan mahasiswa yang akan lulus harus mempunyai nilai prestasi belajar yang baik dan sesuai kriteria standar kelulusan IPK yang ditetapkan oleh BAN PT dan permintaan pasar.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang hal tersebut. Sehingga penulis mengambil

judul skripsi yaitu “Pengaruh Motivasi Kerja Part Time Dengan Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa PAI IAIN Salatiga Angkatan 2012”. B. Rumusan Masalah

Dalam rangka mengetahui jawaban penelitian perlu merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang penulis teliti, sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi kerja part time mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012?

2. Bagaimana Indek Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012?

3. Adakah hubungan yang signifikan motivasi kerja part time dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012? C. Tujuan Penelitian

Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang:

1. Untuk mengetahui motivasi kerja part time mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012.

(24)

3. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja part time dengan Indek Prestasi Kumulatif mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki penulis.

b. Penelitian ini digunakan sebagai referensi atau bahan kajian di bidang ilmu pengetahuan.

c. Dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang motivasi belajar mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. 2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan umpan balik bagi lembaga pendidikan untuk dapat menghasilkan para tenaga pendidikan berkualitas yang mampu memanfaatkan kemampuan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap IPK yang dimiliki oleh lulusannya. Selain itu, juga untuk mengetahui pola pembelajaran dan pemberian tugas apa yang cocok untuk mahasiswa yang kuliah sambil bekerja serta mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dengan pengaturan waktu dan strategi belajar yang lebih baik.

E. Hipotesis

(25)

PAI IAIN Salatiga angkatan 2012. Berdasarkan hal tersebut dapat diajukan, sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan antara motivasi kerja part time dengan indeks prestasi kumulatif mahasiswa PAI IAIN Salatiga Angkatan 2012. Ha : Terdapat hubungan antara motivasi kerja part time dengan indeks

prestasi kumulatif mahasiswa PAI IAIN Salatiga Angkatan 2012.

F. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Motivasi kerja part time a. Motivasi

Menurut Hasibuan (2006: 141) motivasi berasal dari kata latin Movere yang artinya dorongan atau mengarahkan. Motivasi ditunjukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Menurut H. Nawawi (2008:351) kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau atasan seseorang melakukan sesuatu.

(26)

b. Kerja Part Time

Yaitu Kerja paruh waktu (part time) is “a form of employment that carries fewer hours per week than a full-time job. Workers are

considered to be part-time if they commonly work fewer than 30 or 35

hours per week” ("Part Time," 2013).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan pengertian kerja paruh waktu adalah suatu pekerjaan yang tugasnya hanya dalam sebagian waktu dari ketentuan waktu kerja atau hari kerja normal, misalnya orang yang ditunjuk staf ahli atau jabatan lain pada suatu perusahaan yang hanya bekerja tiga hari dalam seminggu..

Jadi, motivasi kerja part time yaitu dorongan individu untuk melakukan tindakan/pekerjaan dalam sebagian waktu dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan. Pencapaian tujuan tersebut dapat berupa uang, keselamatan, penghargaan, dan lain-lain. Dengan demikian, kekayaan, rasa aman (keselamatan), status, dan segala macam tujuan lain hanya merupakan hiasan semata-mata untuk mencapai tujuan akhir setiap orang, yaitu menjadi dirinya sendiri.

2. Indeks prestasi kumulatif (IPK) Mahasiswa a. Indeks prestasi kumulatif (IPK)

(27)

b. Mahasiswa

Yaitu pelaku sosial dari proses dinamika sosial yang terjadi dikampus. Mahasiswa dilahirkan dari status sosial yang diuntungkan oleh sosio-kultur yang ada di bangsa ini, sedangkan kampus adalah merupakan media akademik yang syarat dengan konsepsi dasar ilmiah yang satu dimensi kehidupan yang diasumsikan oleh masyarakat sebagai wadah yang mampu mengubah manusia dari satu kondisi ke kondisi yang lain, dari orang yang tidak tahu menjadi tahu, dari orang yang berfikir sempit menjadi orang yang berfikir luas, bahkan dari orang yang biasa menjadi orang yang berpangkat. Jadi, yang dimaksud dengan mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu.

Dari pengertian diatas, maka hubungan motivasi kerja part time dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa PAI IAIN Salatiga Angkatan 2012 adalah dorongan individu untuk melakukan pekerjaan dalam sebagian waktu untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan, dimana akan memberikan pengaruh pada angka prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif oleh pelaku sosial dari proses dinamika sosial yang terjadi dikampus dalam hal ini IAIN Salatiga angkatan 2012.

Adapun indikator-indikator dalam penelitian, sebagai berikut: 1. Motivasi kerja part time

a. Mengisi waktu luang selain kuliah

(28)

2. Indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa

a. Beban studi yang dapat diambil mahasiswa maksimal memiliki IPK

3,5-4,0

No Indeks Prestasi Semester Beban Studi Maksimal

1 3,5-4,0 24 sks

2 3,0-3,4 22 sks

3 2,5-2,9 21 sks

4 2,0-2,4 18 sks

5 1,5-1,9 16 sks

6 1,0-1,4 14 sks

7 Kurang dari 1 12 sks

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan

adalah metode pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Sutrisno Hadi (2000:301), metode diskriptif adalah penelitian untuk memecahkan

masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data dan selanjutnya menginterpretasikan data tersebut sehingga diperoleh informasi gejala yang sedang berlangsung sebagai pemecahan aktual.

Penelitian ini dikonsentrasikan untuk menjelaskan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan dan dapat mengkomunikasikan lebih dari yang dapat dikatakan dengan bahasa yang proposional. Sebagaimana pendapat Rulam Ahmadi “studi kasus membangun tentang pengetahuan

(29)

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah mahasiswa IAIN Salatiga angkatan 2012 jurusan PAI. Sedangkan waktu penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan selesai. 3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sumanto (1995:39) populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi subyek penelitian dan elemen populasi itu satuan analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012 berjumlah 259 mahasiswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1991:104). Suharsimi Arikunto (1991:107), menyatakan bahwa untuk mengambil sampel apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan apabila subyek lebih besar dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 %.

(30)

sampel secara acak yakni 15% dari jumlah keseluruhan mahasiswa angkatan 2012 diperoleh hasil kurang lebih 38 responden.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi :

a. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67). Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja part time terhadap IPK mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertentu, majalah, dokumen dan peralatan untuk memperoleh data, metode yang digunakan untuk mencari data tentang keadaan IAIN Salatiga.

5. Teknik Analisis Data

Dari data yang masih bersifat kuantitatif, maka penelitian menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Analisis pendahuluan

(31)

%

N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40)

b. Analisis uji hipotesis

Analisis ini untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara mengadaan perhitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi dari analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus product moment (Arikunto, 1991:236).

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

xy = Produk dari variabel x dan y x = Motivasi kerja part time

y = IPK (indeks prestasi kumulatif) mahasiswa N = Jumlah sampel yang diteliti

 = Jumlah/sigma

c. Analisis lanjutan

(32)

H. Sistematika Penulisan

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya, sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN.

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok tersebut antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoritik, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA.

Pada bab II ini penulis akan mengemukakan tinjauan teoritis tentang: Pertama, tinjauan motivasi kerja part time, meliputi pengertian, tujuan, bentuk, faktor-faktor yang mempengaruhi.

Kedua, tinjauan Indeks prestasi kumulatif mahasiswa, meliputi tentang pengertian, rentang/batasan, faktor-faktor yang Indeks prestasi kumulatif mahasiswa.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

(33)

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul sehingga diketahui tentang motivasi kerja part time mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012 dan pengaruh motivasi kerja part time dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa PAI IAIN Salatiga angkatan 2012.

BAB V : PENUTUP

Meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir dari penulisan skripsi ini

DAFTAR PUSTAKA

(34)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Motivasi Kerja Part Time.

1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian Motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Nawawi, 2003). Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja (Martoyo, 2007). Adanya dorongan dimaksudkan agar dapat memberikan desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Kunci terpenting untuk itu tak lain adalah

“pengertian mendalam tentangmanusia”.

Untuk menghindari kekurang-tepatan menggunakan istilah motivasi perlu kiranya dikemukakan oleh Manullang dalam (Martoyo, 2007) tentang beberapa istilah yang mirip dengan pengertian dari :

(35)

b. Motivasi : motivasi atau motivation menimbulkan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang dapat menimbulkan dorongan. Dapat juga dikatakan bahwa motivation adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.

c. Motivasi kerja : motivasi kerja bertolak dari arti motivasi tadi, maka yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau kata lain pendorong semangat.

Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:930) adalah :

“ Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha– usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan

yang dikehendaki.”

Motivasi kerja menurut Stephen P. Robbin (2006:214) bahwa : Motivasi merupakan proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian tujuan. Motivasi kerja menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:141) bahwa motivasi kerja adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang optimal. Sedangkan motivasi kerja menurut Kusnadi (2002:330) adalah upaya-upaya yang memunculkan semangat dari dalam orang itu sendiri melalui fasilitas penyediaan kepuasan.

(36)

pekerjaan secara ikhlas secara konsep yang menguraikan tentang kekuatan yang ada didalam diri karyawan yang mendukung keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

2. Pengertian Kerja Part Time

Kerja paruh waktu adalah pekerjaan secara teratur dan sukarela pada jam-jam yang pada dasarnya lebih pendek daripada jam kerja standar baku (Sumber: Buku Glosarium Ketenagakerjaan, Pusdatinaker, www.nakertrans.go.id: pusdatinnaker. Informasi/istilah. html). Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 (Bab IX, pasal 56) tentang Ketenagakerjaan, jenis perjanjian (kontrak) kerja dapat dibagi 2 (dua), yaitu : (1) pejanjian (kontrak) kerja waktu tertentu; (2) perjanjian (kontrak) kerja waktu tidak tertentu (UndangUndang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pekerjaan-pekerjaan di atas termasuk dalam jenis perjanjian (kontrak) kerja waktu tertentu, karena dibuat untuk pekerjaan yang menurut jenis, sifat dan kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu.

Kerja paruh waktu (part time) is “a form of employment that carries fewer hours per week than a full-time job. Workers are considered to be part-time if they commonly work fewer than 30 or 35 hours per

week” ("Part Time," 2013).

(37)

Pada era modern seperti ini, setiap individu tentunya memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun keluarganya. Untuk memperoleh pekerjaan yang baik, diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi. Zaman sekarang ini banyak lulusan sarjana yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. Oleh karena itu, banyak individu yang kuliah sambil bekerja sampai menunggu kelulusan. Sebagian

individu bekerja paruh waktu adalah untuk menambah bahan untuk skripsinya dan ada juga yang bekerja untuk menambah penghasilan

untuk melanjutkan ke S-2, serta ada juga yang bekerja hanya sekadar untuk menyalurkan hobi (http://www.anakunhas.com/2011/08/alasan-mahasiswa-kuliah-sambil-kerja.html diunduh 9 Januari 2016).

Fenomena mahasiswa kerja sambilan kiranya bukan hal baru. Banyak dari mahasiswa tersebut mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan kuliah yang semakin menggunung. Kuliah sambil bekerja tidak lagi menjadi sesuatu hal yang langka dan hanya dilakukan mahasiswa yang lemah dalam ekonomi, karena kenyataannya biaya hidup sehari-hari seringkali tidak sebanding dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua. Fenomena ini sangat menarik. Apalagi, ditambah adanya peluang berwirausaha bagi mahasiswa. Namun, seperti biasa suatu hal memiliki pengaruh positif dan negatif. Pengaruh baik dan buruk tersebut dihadapkan pada prestasi kuliah. (Hisna Cahaya, 2012, mahasiswa

(38)

Mendasarkan pada pengertian motivasi dan kerja paruh waktu (part time) dapat penulis simpulkan bahwa motivasi kerja part time adalah merupakan suatu keahlian dalam mengarahkan atau mengendalikan dan menggerakan seseorang untuk melakukan tindakan akan perilaku yang diinginkan berdasarkan sasaran-sasaran yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu kegiatan/pekerjaan secara teratur dan sukarela pada jam-jam yang pada dasarnya lebih pendek daripada jam kerja standar baku.

Hal ini menunjukkan bahwa Islam menghendaki adanya etos kerja yang tinggi bagi umatnya dalam memenuhi keinginannya, bukan semata-mata hanya dengan berdoa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. memberi kehidupan kepada kamu (maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk Jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat), ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya (maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia) dan Sesungguhnya

kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”.

(39)

mendayagunakan semua potensi dan mengarahkan segala dayanya sekecil apapun. Islam melarang seseorang mengemis sedangkan ia mempunyai sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang kerja yang akan mencukupi kebutuhannya. Motivasi adalah kunci seseorang untuk meraih tujuan yang diharapkan. Hasil dari pekerjaan yang diselesaikan dengan energi yang positif akan sangat lebih baik jika dibandingkan dengan bekerja tanpa dorongan yang positif. Seseorang akan menemukan hasil jika berusaha mencarinya.

Oleh karena itu, Allah SWT menegaskan dalam QS. Al-Qashash

Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

(40)

hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan duniawi saja, melainkan juga untuk memenuhi bekal di akhirat. Orang Jawa sering berkata dengan ungkapan yang singkat tetapi penuh makna, “urip iku mung mampir

ngombe”. Artinya hidup dan kehidupan di dunia itu hanya sementara

dan sangat singkat. Hal ini memberikan arahan bahwa sehabis kehidupan di dunia masih ada kehidupan yang kekal yaitu di alam akhirat.

3. Tujuan Motivasi Kerja Part Time

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) tujuan-tujuan motivasi, sebagai berikut:

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. b. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.

c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

e. Mengefektifkan pengadaaan karyawan.

f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

g. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan. h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

(41)

majikan untuk mendapatkan imbalan. Bentuk pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part time work). Hal ini disebabkan karena jadwal kerja paruh waktu lebih fleksibel dari pada jadwal kerja penuh waktu sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan jadwal kerja dengan jadwal kuliahnya.

4. Jenis Motivasi Kerja Part Time

Motivasi merupakan suatu hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job content) yakni hubungan pekerjaan pada tugasnya. Motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha sebagai peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang mengembangkan kemampuan. Dalam kehidupan manusia, selalu timbul kebutuhan dan yang bersangkutan merasa perlu untuk memuaskannya.

Kebutuhan itu hanya dapat dikategorikan sebagai kebutuhan apabila menimbulkan ketegangan dalam diri yang bersangkutan. Ketegangan itulah yang menimbulkan dorongan agar yang bersangkutan melakukan sesuatu yaitu upaya mencari jalan keluar agar ketegangan yang dihadapi tidak berlanjut. Jika upaya mencari jalan keluar yang diambil berhasil, berarti kebutuhan terpuaskan. Kebutuhan yang berhasil dipuaskan akan menurunkan ketegangan, akan tetapi tidak menghilangkan sama sekali. Alasannya adalah bahwa kebutuhan yang sama cepat atau lambat akan timbul kemudian, mungkin dalam bentuk yang baru dan mungkin pula dengan intensitas yang berbeda.

(42)

a. Penerjemah atau Translator. Pekerjaan ini adalah salah satu pilihan terbaik untuk individu atau mahasiswa mendapatkan penghasilan tambahan. Syaratnya adalah individu harus dapat menguasai berbagai bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Arab, Mandarin, dan sebagainya. Pekerjaan seperti ini tidak mengharuskan individu untuk ke tempat kerja, melainkan individu dapat dilakukan dirumah (Saripudin, 2013). b. Tutor. Salah satu pekerjaan baik bagi mahasiswa adalah menjadi tutor

atau guru panggilan. Pekerjaan seperti ini tentunya individu harus mempunyai keterampilan khusus, misalnya dengan menjadi tutor bermain gitar, les matematika, les bahasa asing dan sebagainya (Saripudin, 2013).

c. Pekerja seni. Apabila mempunyai bakat dalam hal bernyanyi atau bermain musik. Bakat tersebut dapat disalurkan dengan menjadi penyanyi di sebuah cafe atau restoran. Pekerjaan ini dapat menambah penghasilan asalkan tidak terlibat dalam pergaulan bebas dan narkoba (Saripudin, 2013).

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Part Time.

a. Menurut Maslow yang dikutip Malayu S.P. Hasibuan (2005:154) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu :

1) Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

(43)

2) Kebutuhan akan rasa aman (Safety and Security Needs)

Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni rasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk yakni kebutuhan akan keamanan jiwa terutama keamanan jiwa di tempat bekerja pada saat mengerjakan pekerjaan dan kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu bekerja.

3) Kebutuhan sosial atau afiliasi (affiliation or acceptance Needs) Kebutuhan sosial, teman afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya manusia normal tidak mau hidup menyendiri seorang diri di tempat terpencil, ia selalu membutuhkan kehidupan berkelompok.

4) Kebutuhan yang mencerminkan harga diri (Esteem or Status Needs)

(44)

dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status itu.

5) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)

Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan yang lainnya, pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan pimpinan perusahan dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

b. Menurut Frederick Herzberg yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan (2005:157), mengemukakan teori motivasi dua faktor atau sering juga disebut teori motivasi kesehatan (Faktor Higienis). Menurut Herzberg, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu:

(45)

kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas dan macam-macam tunjangan lain. Hilangnya Faktor pemeliharaan dapat menyebabkan timbulnya ketidak puasan (dissatisfiers = faktor higienis) dan tingkat absensi serta turnover karyawan akan meningkat. Faktor-faktor pemeliharaan perlu mendapatkan perhatian yang wajar dari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan.

2) Faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologi seseorang kebutuhan ini menyangkut kebutuhan intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, tidak akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Sehingga Faktor ini dinamakan satisfiers atau motivator yang meliputi:

a) Prestasi atau Achievment b) Pengakuan atau Recognition

c) Pekerjaan itu sendiri atau the work in self d) Tanggung jawab atau Responsibility e) Kemajuan atau Advancement

(46)

Motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang mengembangkan kemampuan.

c. Menurut Claude S. George yang dikutip Malayu S.P Hasibuan (2005:163) bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu :

1) Upah yang adil dan layak

2) Kesempatan untuk maju/promosi 3) Pengakuan sebagai individu 4) Keamanan kerja

5) Tempat kerja yang baik 6) Penerimaan oleh kelompok 7) Perlakuan yang wajar 8) pengakuan akan prestasi

d. Menurut Clayton Alderfer (Robbins, 2006:221) teori yang mengatakan bahwa manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan

„inti‟ (core needs) yang disebutnya Eksistensi, Hubungan, dan

(47)

intensitas yang berbeda-beda. Dengan kata lain Alderfer menolak pendekatan hierarkis yang dikemukakan Maslow.

e. Menurut David McClelland Salah satu teori yang populer dikalangan praktisi manajemen ialah teori yang dikembangkan oleh David McClelland seorang ahli psikolog dari Universitas Harvard. Teori tersebut dikenal dengan Teori Kebutuhan yang isinya menggolongkan kebutuhan kedalam tiga jenis yaitu keberhasilan, kekuasaan dan afiliasi.

Motivasi kerja part time yang dilakukan mahasiswa sangat bervariasi. Pertama, mahasiswa bekerja karena memiliki alasan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keuangan. Kedua, mahasiswa bekerja karena ingin mencari pengalaman dan menambah keahlian yang nantinya akan digunakan setelah lulus kuliah. Ketiga, mahasiswa bekerja karena memang terlibat dalam program magang yang termasuk dalam mata ajar perkuliahan mengemukakan beberapa alasan mahasiswa bekerja.

Veithzal Rivai (2005:456) mengatakan aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi kerja part time yang dilakukan para mahasiswa/mahasiswi, sebagai berikut :

a. Rasa aman dalam bekerja.

b. Mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif. c. Lingkungan kerja yang menyenangkan.

(48)

Adapun faktor-faktor yang memotivasi mahasiswa/mahasiswa kerja part time, sebagai berikut:

B. Tinjauan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa

1. Pengertian Indeks Kumulatif Mahasiswa

IPK atau dalam bahasa kerennya GPA adalah pengukuran standar dari berbagai tingkat pemahaman dalam area subjek. Kelas dapat diberikan dalam huruf (misalnya, A, B, C, D atau E), sebagai rentang (misalnya 1,0-4,0), sebagai descriptor (sangat baik, besar, memuaskan, perlu perbaikan), dalam persentase, atau seperti yang umum di beberapa institusi pasca sekolah menengah di beberapa negara, sebagai Grade Point Average (GPA).

IPK singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif merupakan ukuran kemampuan mahasiswa sampai pada periode tertentu yang dihitung berdasarkan jumklah SKS (Satuan Kredit Semester ) tiap mata kuliah yang telah ditempuh. Ukuran nilai tersebut akan dikalikan dengan nilai bobot tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah SKS mata kuliash yang telah ditempuh dalam periode tersebut.

(49)

meliputi semua mata kuliah yang direncanakan mahasiswa dalam Kartu Rencana Studi (KRS). Perhitungan IP menggunakan rumus, sebagai berikut:

Dengan K adalah besarnya sks masing-masing mata kuliah dan N adalah nilai-nilai masing-masing mata kuliah.

IPK dapat diperoleh dengan adanya kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Dosen akan memberikan nilai kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai pada awal semester. Biasanya para dosen menetapkan atuaran selama kuliah berlangsung yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa terdiri dari:

a. Attendance

Kehadiran mahasiswa tiap jam pekuliahan ini tidak hanya kehadiran yang dinilai oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan mahasiwa selama jam perkuliahan berlangsung.

b. Tugas

Dosen akan memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap individu atau kelompok tergantung dosen pengamnpu.

c. Nilai UTS ( Ujian Tengah Semester )

Ini dilaksanakan tiap tengah semester. Beberapa dosen ada yang memberikan soal UTS tapi ada juga yang tidak.

(50)

d. Nilai UAS ( Ujian Akhir Semester )

Nilai ini akan diperoleh mahasiswa pada akhir asemester dengan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh masing – masing dosen.

Kelebihan dari memiliki IPK tinggi pastinya adalah kemudahan dalam mengikuti seleksi pekerjaan karena IPK itu sebagai salah satu syarat administratif dalam mengikuti seleksi pekerjaan. Pastilah dalam membuka lowongan pekerjaan ada syarat IPK minimal yang dicantumkan. Dalam hal ini, mahasiswa dengan IPK tinggi pasti akan lebih unggul. Dalam tahap selanjutnya, disinilah keilmuan, kemampuan teknis dan kemampuan berorganisasi yang lebih berperan. Terkadang dalam suatu proses rekruitasi terdapat proses diskusi dalam kelompok. Disini, peran yang lebih diutamakan adalah kemampuan berorganisasi atau lebih spesifik kemampuan komunikasi.

(51)

memasuki dunia kerja. Masa-masa bekerja adalah masa bersaing yang sebenarnya, dalam motogp adalah sesi race.

Dari analogi di atas, peneliti simpulkan bahwa IPK harus diimbangi dengan kemampuan teknis dan juga kemampuan berorganisasi agar bisa bersaing dengan pesaing-pesaing kita. Jadi, saya sarankan IPK tidak berdiri sendiri, IPK sebaiknya didampingi oleh kemampuan teknis yang mumpuni apalagi jika bisa dibarengi dengan sertifikasi dan juga kemampuan berorganisasi yang sakti sehingga akan lebih bermanfaat. 2. Rentang/batasan Indeks Prestasi

IPK tinggi dapat diperoleh mahasiswa jika tiap aturan dan nilai telah dicapai dengan hasila yang memuasakan ( maksimal ). IPK ini dibagi dengan 4 tahap predikat kelulusan.

a. 3,50 - 4,00 : predikatnya lulus dengan pujian / cumlaude b. 3,00 - 3,49 : predikatnya sangat memuaskan

c. 2,51 – 2,99 : predikatnya : memuaskan d. 2,00 – 2,50 : predikatnya : cukup

IPK kadang menjadi penilaian dasar atau pintu masuk dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya atau untuk memasuki dunia kerja. Namun

apabila “hanya” IPK yang di utamakan tanpa di imbangi dengan

kemampuan teknis dan kemampuan berorganisasi, pastinya tidak akan dirasa kurang mendukung. Nilai ujian bagus, tugas dan kehadiran yang bagus, akan mendukung untuk mendapatkan IPK yang bagus.

(52)

IPK tinggi menimbulkan suatu pertanyaan, bagaimana orang yang bersangkutan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dan mendapat IPK bagus itu di dalam dunia nyata atau di dalam dunia kerja, sehingga peran dari kemampuan teknis yang harus dimiliki.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa. Pada tingkat perguruan tinggi mahasiswa adalah orang-orang yang sedang mengikuti pendidikan tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah nilai yang diperolehnya adalah tinggi yang dihitung dengan nilai rata-rata disebut Indek Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks prestasi kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester enam yang telah ditempuh.

Usaha untuk mencapai hasil belajar yang optimal dari proses belajar mengajar, seorang mahasiswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri mahasiswa itu sendiri diantaranya keadaan fisik, intelegensi, bakat, minat, keadaan emosi dan kedisiplinan belajar. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa diantaranya dosen, teman, orang tua dan lingkungan belajar.

(53)

sendiri dan yang lebih parah lagi seorang mahasiswa tidak memotivasi diri sendiri untuk belajar.

Dalam rangka meningkatkan pendidikan agama Islam dan mengetahui keberhasilan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga sebagai institusi pendidikan profesional yang saat ini telah terakreditasi maka perlu dilakukan penilaian prestasi akademik mahasiswa selama menempuh pendidikan. Prestasi akademik dalam mata kuliah tertentu yang relatif bersifat permanen setelah melalui proses belajar dalam jangka waktu tertentu.

Tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses pendidikan dipengaruhi banyak faktor, secara garis besar faktor -faktor tersebut bisa dikelompokan menjadi 2:

a. Faktor intelektual adalah kemampuan seseorang yang diperlihatkan melalui kecerdasan dan kepandaiannya dalam berpikir dan berbuat. Seperti bakat, kapasitas belajar, kecerdasan, dan hasil belajar yang telah dicapai.

b. Faktor non intelektual adalah segala kondisi dari dalam dan luar dirinya atau lingkungan sekitar, yang terkait dengan diri seorang dalam mempengaruhi kemampuan berpikir dan bertindak. Seperti masalah belajar, sosial, keuangan, keluarga, organisasi, sahabat, metode belajar serta lingkungan.

C. Hubungan Motivasi Kerja Part Time Dengan IPK (Indeks Prestasi

Kumulatif) Mahasiswa

(54)

terendah sampai dengan kebutuhan yang tertinggi. Bila kebutuhan yang pertama atau kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi maka orang tersebut akan berusaha mencapai kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi atau tingkat selanjutnya, apabila kebutuhan yang pertama telah terpenuhi maka akan berusaha pada pemenuhan yang kedua dan seterusnya.

Mahasiswa yang telah termotivasi akan menunjukan suatu sikap keinginan dan kesanggupan untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik untuk mencapai prestasi kerja yang maksimum dan sikap inilah yang disebut dengan semangat dalam bekerja. Jadi pada akhirnya mahasiswa yang telah termotivasi akan bersemangat dalam bekerja yang kemudian akan menunjukan suatu upaya untuk mematuhi dan melaksanakan pekerjaannya secara optimal.

Pentingnya motivasi dalam kerja part time diungkapkan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2005:94) mengemukakan bahwa motivasi untuk berprestasi akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreatifitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang optimal. Seseorang menyadari bahwa hanya dengan mencapai prestasi kerja yang tinggi akan dapat memperoleh pendapatan yang besar. Dengan pendapatan yang besar akhirnya ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

(55)

manusia. 4) Teori Motivasi Berprestasi, yaitu kondisi psikologis dan fisiologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat pada diri seseorang (siswa/mahasiswa) yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan tertentu.

Bentuk pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiwa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part time work). Hal ini disebabkan karena jadwal kerja paruh waktu lebih fleksibel dari pada jadwal kerja penuh waktu sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan jadwal kerja dengan jadwal kuliahnya. Alasan yang digunakan oleh mahasiswa untuk bekerja sangat bervariasi. Pertama, mahasiswa bekerja karena memiliki alasan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keuangan. Kedua, mahasiswa bekerja karena ingin mencari pengalaman dan menambah keahlian yang nantinya akan digunakan setelah lulus kuliah. Ketiga, mahasiswa bekerja karena memang terlibat dalam program magang yang termasuk dalam mata ajar perkuliahan.

(56)

Status kerja mahasiswa menunjukkan kedudukan seorang mahasiswa saat menempuh pendidikan dibangku kuliah yang dibedakan menjadi bekerja dan tidak bekerja. Status kerja membedakan banyaknya waktu yang dimiliki mahasiswa, tanggung jawab yang dipikul, kegiatan yang dilaksanakan, proses berfikir, pengalaman dan berbagai aspek lainnya. Selain itu, status pekerjaan mahasiswa merupakan sebuah kedudukan atau keadaan seseorang dalam hubungannya dengan pekerjaan (Daulay dan Rola, 2011). Status pekerjaan yang dimaksudkan adalah bekerja dan tidak bekerja, dimana status pekerjaan seseorang berpengaruh dalam prestasi akademiknya. Status pekerjaan mahasiswa dapat memberikan dampak positif dan negatif yang berbeda bagi setiap individu.

(57)

Konsekuensi akademik dari mahasiswa yang kuliah sambil kerja dengan waktu yang cukup disekitar kampus memiliki asosiasi yang positif sedangkan bekerja dengan waktu yang berlebihan di luar kampus akan memiliki asosiasi yang negatif. National Center of Education Statistics (NCES) menemukan bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki pengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. Pengaruh positif kuliah sambil kerja sebesar 14,8%, sedangkan pengaruh negatif kuliah sambil kerja adalah sebesar 36,8% (Hammond, 2006).

(58)

43 BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah pendirian IAIN Salatiga

Pendirian IAIN Sejak berdirinya sampai saat ini, IAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang, dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) "Nahdlatul Ulama" di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan "Pesantren Luhur", yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Dalam rentang waktu kurang setahun, lembaga ini diubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai Dekannya.

(59)

dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969. Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970.

Bergabung dengan IAIN Walisongo, meskipun telah berstatus negeri dan menjadi IAIN Walisongo, Fakultas Tarbiyah namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat, sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Utamanya belum tersedia gedung milik sendiri;

b. Tenaga profesional baik edukatif maupun administrasi yang masih kurang; dan

c. Animo mahasiswa yang relatif masih kecil.

(60)

berkembang isu untuk menutup lembaga ini. Mengingat kendala utama bagi pengembangan lembaga tersebut belum tersedianya kampus milik sendiri, maka para pengelola fakultas mencurahkan perhatian dan usahanya untuk menjawab tantangan tersebut. Jalan satu-satunya yang mesti ditempuh adalah membeli areal tanah kampus, sebab mengharapkan wakaf dari masyarakat dan meminta kepada Pemerintah Daerah tidak memungkinkan.

Suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Ia menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 ha lengkap dengan bangunannya yang letaknya cukup strategis untuk

penyelenggaraan pendidikan. Berkat perhatian Menteri Agama (H. Alamsyah Ratu Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, maka dia berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FT-WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah tersebut (pada waktu itu Dekan dijabat oleh Drs. Achmadi).

(61)

yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga. Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya dijalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi jalan Tentara Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus baru tersebut dirasakan mampu membangkitkan kembali optimisme dan antusiasme seluruh civitas akademikanya.

(62)

Eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Sebelumnya Perguruan Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya. Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal pengembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Serangkaian peristiwa bersejarah terjadi mengiringi perjalanan waktu ini.

(63)

diresmikan pada tahun 1995. Di celah perkembangan sarana fisik tersebut ada kenyataan historis yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran Badan Koordinasi Orang Tua dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk pada tahun 1988. Pada tahun 1992 diaktanotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama Orang Tua dan Alumni (YAKOAMI) yang dipimpin oleh Bapak Jumadi, B.A.

Adapun peningkatan sumber daya insani tampak pada upaya serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44 orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program S.2 dalam berbagai bidang keilmuan. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang menyelesaikan studi program S.1.

(64)

memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya.

Kantor Sekretariat STAIN Beralihnya status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 12.500 m2 yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Kemudian pada tahun 2001, STAIN Salatiga telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 meter persegi, yang dibangun di atas tanah bekas KUA seluas 871 m2. Sedangkan peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga. Hingga tahun 2007, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 94 orang. Dari jumlah tersebut 2 orang bergelar profesor, 5 orang bergelar Doktor, 70 orang bergelar Magister, dari 26 orang tersebut sedang studi S-3 sebanyak 10 orang, studi S.2 sebanyak 30 orang (termasuk calon dosen). Sedangkan jumlah pegawai tetap STAIN Salatiga hingga tahun 2007 mencapai 27 orang, 2 orang di antaranya sudah menyelesaikan S-2. Jumlah mahasiswa reguler 1991 mahasiswa.

(65)

2. Visi dan Misi IAIN Salatiga a. Visi

Tahun 2030 Menjadi Rujukan Studi Islam-Indonesia bagi Terwujudnya Masyarakat Damai Bermartabat

b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai disiplin ilmu keislaman berbasis pada nilai-nilai keindonesiaan.

2) Menyelenggarakan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu keislaman bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan.

3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan.

4) Mengembangkan budaya masyarakat kampus yang mencerminkan nilai-nilai Islam Indonesia.

5) Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan tinggi yang profesional dan akuntabel.

3. Sarana dan Prasarana

a. Kampus 1 seluas 11.866 m² b. Kampus 2 seluas 18.818 m² c. Kampus 3 seluas 130.400 m² d. Tanah Sidorejo lor seluas 5.002 m² e. Tanah Noborejo seluas 4.190 m² f. Total Tanah yang dimiliki: 170.276 m²

(66)

Adapun prasarana yang dimiliki sekarang, antara lain: a. Kampus I :

Tabel 3.1

Prasarana Kampus I IAIN Salatiga Tahun 2016

Nama Jumlah

Gedung A 6

Gedung B 6

Gedung C 5

Gedung D 4

Gedung E 5

Gedung PKM 1 & 2 -

Aula 1

Gedung Perpustakaan 1

Gedung Rektorat -

b. Kampus II :

Tabel 3.2

Prasarana Kampus II IAIN Salatiga Tahun 2016

No. Nama Gedung Jumlah Kelas

1 Gedung A 9

2 Gedung B 6

3 Gedung C 9

4 Gedung D 9

5 Gedung LAB 7

6 Aula -

(67)

c. Kampus III :

Tabel 3.3

Prasarana Kampus III IAIN Salatiga Tahun 2016

No. Nama Gedung Jumlah

Kelas Luas

1 Gedung FTIK 20 7200 M2

B. Penyajian Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden (keluarga yang memiliki anak usia remaja). Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket tersebut kemudian dideskripsikan dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka. Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua macam data yaitu data mengenai motivasi kerja part time dan data mengenai IPK Mahasiswa PAI Angkatan 2012 yang diambil dari hasil angket.

1. Daftar Responden

5 NISWATUR ROKHMAH 24 NAFISATUL KARIMAH 6 EKO PRAYITNO 25 ENDRO ADI WIBOWO 7 MUHAMMAD LUTFI

ASNAWAN

Gambar

Tabel 1
Tabel 3.1
Tabel 3.4 Daftar Responden
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lampung”... Implementasi manajemen kelas dalam proses pembelajaran PAI di SMPN 18 Bandar Lampung meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian, sehingga apa

Adapun hipotesis yang akan dibuktikan adalah “Adakah hubungan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa, semakin baik kompetensi guru wiyata

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifpendekatan fenomenologis. yang berlokasi di SMP Negeri 2 Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

Pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai apakah penggunaan cerita Islam pada saat pembelajaran dapat meningkatkan akhlak mahmudah anak TK A di RA Perwanida 1

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Tingkat intensitas kegiatan keagamaan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga Tahun Ajaran 2016/

Seorang mahasiswa yang berstatus menikah mempunyai tanggung jawab ganda yaitu sebagai mahasiswa dan sebagai istri atau ibu. Dengan tanggung jawab ganda tersebut peneliti

dosen Pembimbing skripsi. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis.. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara tercinta yang

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap sistem yang diberlakukan pada BMT ANDA Salatiga dalam pemasaran yaitu sistem jemput bola