HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA
Defi Putri Yani 1, Yulia Irvani Dewi 2, Erwin3 Hp 085211266036
Correlation between Knowledge and the Attitudes of Pregnant Women toward the Management of Preeclampsia
ABSTRACT
The rates of mortality are big enough, it is caused by preeclampsia-eclampsia. The objective of this research is to know the correlation between knowledge and the attitudes of pregnant woman toward management of preeclampsia. This research is descriptive correlation using the cross sectional approach. The number of sample for this research was 30 persons. Who were taken enough accidental sampling. The result of the research showed that there was a correlation between the knowledge of the pregnant women and the preeclampsia management with a p value (0,033) < (0,05), and there was no correlation between the attitudes of pregnant women and preeclampsia management with p value (0,084) > (0,05). Based on the result of the research the pregnant women are expected to check their pregnancy to a health care center in order to prevent the danger of preeclampsia.
Keywords: Knowledge, attitude, pregnant women, preeclampsia References: 37 (1984-2011)
PENDAHULUAN
Pre-eklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi muncul setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal dengan hasil tekanan darah lebih dari 160/ 110 mmHg, adanya edema, dan proteinuria lebih dari +2 (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005 ; Cuningham, 2005). Gangguan ini terjadi hanya selama kehamilan, setelah melahirkan dan merupakan kondisi cepat progresif yang berdampak pada beberapa sistem menyebabkan tekanan darah tinggi, penurunan fungsi hati, pada kasus yang paling parah dapat mempengaruhi aktivitas otak yang menyebabkan kejang disebut dengan eklampsia. Pre-eklampsia di bagi menjadi dua bagian, yaitu pre-eklampsia
ringan dan berat. Pre-eklampsia berat merupakan komplikasi dari pre-eklampsia ringan, dan nantinya akan berisiko untuk kematian janin dan neonatus serta menyebabkan kematian ibu hamil (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).
Penyebab dari pre-eklampsia berat belum pasti, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu primigravida, usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 18 tahun, dan faktor penyakit yang menyertai kehamilan (Neville, 2001). Preeklampsia terjadi pada kehamilan pertama karena pembentukan blocking antibodies terhadap antigen placenta tidak sempurna, biasanya akan semakin sempurna pada kehamilan berikutnya sehingga pre-eklampsia tidak timbul lagi, primipara beresiko 6-8 kali terkena preeklampsia di bandingkan
multipara. Usia beresiko terjadinya preeklampsia karena usia muda belum siap secara psikis dan karena adanya faktor imunologis, sedangkan pada usia lanjut terdapat adanya hubungan dengan hipertensi essensial. Dimana usia ini juga berhubungan dengan teori iskemia implantasi plasenta, bahwa trofoblas diserap ke dalam sirkulasi, lalu sensitivitas terhadap angiotensin II, renin, aldosteron meningkat, lalu terjadi spasme pembuluh darah, dan tahanan terhadap garam dan air (Dly, 2011).
Tanda-tanda bahya kehamilan dari preeklampsia adalah peningkatan tekanan darah, kenaikan berat badan dan proteinuria, peningkatan tekanan darah merupakan tanda peringatan awal yang penting pada preeklampsia, tekanan diastolik merupakan tanda prognostik yang lebih handal dibandingkan dengan tekanan sistolik. Tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih yang menetap menunjukan keadaan abnormal kemudian peningkatan berat badan yang berlebihan merupakan tanda pertama preeklampsia pada sebagian wanita. Peningkatan berat badan normal adalah 0,5 kg perminggu. Bila 1 kg dalam seminggu maka mungkin terjadinya preeklampsia harus dicurigai. Proteinuria juga menjadi salah satu dari tanda dari preeklampsia, pada preeklampsia ringan terdapat proteinuria + 1 dan + 2 atau tidak ada sama sekali dan pada kasus preeklampsia berat proteinuria dapat ditemukan dan dapat mencapai Proteinuria kuantitatif 10 gr/lt. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian, dibandingkan hipertensi dan kenaikan berat badan yang berlebih (Wiknjosastro, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, dengan wawancara diketahui 8 orang ibu hamil yang berkunjung ke Rumah sakit Umum Daerah ( RSUD ) Kota Pekanbaru didapatkan bahwa hanya 2 orang ibu hamil yang mengerti tentang preeklampsia, menurut ibu hamil preeklampsia adalah tekanan darah tinggi
yang disertai dengan badan bengkak-bengkak, namun ibu hamil tersebut tidak mengetahui lebih lanjut tentang penyebab, gejala, akibat dan cara penanganan preeklampsia. Berdasarkan wawancara yang di tinjau dari sikap 2 dari 8 orang ibu hamil mengatakan setuju dengan pernyataan bahwa ibu hamil harus istirahat dan mengkonsumsi obat tradisonal seperti jus timun dan rebusan air daun salam agar tekanan darah turun. Pengetahuan dan sikap sangat berkaitan erat satu dengan lainnya dan memegang peranan penting dalam berprilaku secara utuh. Menurut Notoatmodjo (2005), dengan mengetahui kognitif dan perasaan seseorang terhadap suatu objek, maka akan diketahui kecendrungan prilaku seseorang. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap preeklampsia”.
TUJUAN
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahun dan sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia.
METODE
Jenis penelitian ini adalah deskripsi korelasi yaitu mengkaji hubungan antara variabel bebas atau sebab dengan variabel terikat atau akibat. Pada penelitian ini variabel bebas adalah pengetahuan dan sikap ibu hamil dan variabel terikat adalah penatalaksanaan preeklampsia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross
HASIL Tabel 3
Distribusi responden berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan
Pada tabel 3 di atas diketahui sebagian besar umur responden berada pada dewasa awal yaitu 29 orang ( 96,7%), sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu 24 orang (80,0%) dan status pekerjaan responden tidak bekerja 27 orang (90%).
Tabel 4
Distribusi responden berdasarkan jumlah kehamilan dan usia kehamilan
Berdasarkan jumlah kehamilan diperoleh 26 orng (86,7%) responden kehamilan anak pertama dan mayoritas usia kehamilan responden trimester III yaitu 25 orang (83,3%).
Tabel 5
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia
No Pengetahuan F (%) 1 Tinggi 17 56,6 2 Rendah 13 43,3 Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 30 responden yang diteliti, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap penatalaksanaan preeklampsia yaitu sebanyak 17 orang (56,6%). No Karakteristik responden F (%) 1. Umur - Remaja - Dewasa awal - Dewasa tengah - Dewasa akhir - 29 1 - - 96,7 3,3 - 2. Pendidikan - SD - SMP - SMA - PT 1 5 24 - 3,3 16,6 80.0 3. Pekerjaan - Bekerja - Tidak bekerja 3 27 10,0 90 Jumlah 30 100 No Karakteristik responden F (%) 1 Jumlah kehamilan - kehamilan pertama - kehamilan >1 26 4 86,7 13,3 30 100 2. Usia kehamilan - Trimester 1 - Trimester II - Trimester III - 5 25 16,7 83,3 Jumlah 30 100
Tabel 6
Distribusi frekuensi sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 30 orang responden yang diteliti, sebagian besar responden memiliki sikap negatif terhadap penatalaksanaan preeklampsia yaitu sebanyak 18 orang (60%).
1. Penatalaksanaan ibu hamil terhadap preeklampsia
Tabel 7
Distribusi frekuensi penatalaksanaan ibu hamil terhadap preeklampsia
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 30 responden yang diteliti, sebagian besar responden memiliki penatalaksanaan kurang baik terhadap preeklampsia yaitu sebanyak 17 orang (56,7%).
A. Analisa Bivariat
Uji bivariat ini dilakukan untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil analisis hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia terlihat pada tabel 8 bahwa dari 17 responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi, terdapat 4 responden (23,5%) dalam penatalaksanaan preeklampsianya baik, 13 (76,5%) responden kurang baik.
Hasil uji statistik diperoleh p value < α (0,033 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia. Tabel 7
Hubungan sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeclampsia
Sikap Penatalaksanaan Preeklampsia
Kurang baik Baik Total P -
value F % F % F % Negatif 13 72,2 5 27,8 18 100 Positif 4 33,3 8 66,7 12 100 0,084 Total 17 56,7 13 43,3 30 100
Hasil analisa hubungan sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia
No Sikap F (%) 1 Negatif 18 60 2 Positif 12 40 Jumlah 30 100 No Penatalaksanaan F (%) 1 Kurang baik 17 56,7 2 Baik 13 43,3 Jumlah 30 100 Pengetahuan Penatalaksanaan Preeklampsia Kurang baik Baik Total P - value F % F % F % Tinggi 13 76,5 4 23,5 17 100 0,033 Rendah 4 30,8 9 69,2 13 100 Total 17 56,7 13 43,3 30 100
diperoleh dari 18 responden yang memilki sikap negatif terdapat 5 responden (27,8%) yang memiliki sikap baik terhadap penatalaksanaan preeklampsia dan 13 responden (72,7%) memiliki sikap kurang baik.
Hasil uji statistik menunjukkan p value > α ( 0,084 > 0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia.
PEMBAHASAN
Usia yang baik untuk hamil dan bersalin adalah antara usia 20-35 tahun, makin jauh umur ibu dalam kurun waktu tersebut makin besar risiko bagi ibu maupun anaknya (Wiknjosastro, 2007).
Selain itu usia juga merupakan salah satu faktor penyebab preeklampsia yaitu usia yang kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun, karena pada usia muda kurang dari 20 tahun, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal serta belum tercapainya emosi kejiwaan yang cukup matang dan akhirnya akan mempengaruhi janin yang dikandungnya. Pada usia yang tua, akan banyak merugikan perkembangan janin selama masa kandungan. Hal ini disebabkan adanya kemunduran fungsi fisiologi dan reproduksi sacara umum (Dly, 2011).
Pendidikan memiliki pengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil dalam penatalaksanaan preeklampsia. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dapat dimiliki, sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang baru dikenal karena pendidikan formal yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu (Pearson, 2005).
Ibu hamil yang bekerja mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan, efektif dapat dilihat dari waktu luang yang dimiliki untuk memanfaatkan pemeriksaan kehamilan, maka diharapkan ibu yang tidak bekerja lebih banyak memeriksakan diri dan kehamilannya secara lengkap (Fitriansyah, 1999).
Menurut Consesus Report (1990), dalam Bobak, Lowdermilk & Jensen (2005) Ibu dengan pasangan baru atau wanita yang baru menjadi ibu ternyata dikatakan memiliki risiko enam kali sampai delapan kali lebih mudah terkena pre-eklampsia dari pada ibu multipara. Insidensi untuk kejadian preeklampsia berat pada kehamilan pertama hanya 3,9%, kehamilan kedua 1,7 %, dan kehamilan ketiga 1,8%. Preeklampsia biasanya terjadi pada usia kehamilan setelah minggu ke 20 atau lebih dari 5 bulan (Trimester II-III) sebaiknya menjelang trimester II-III ibu hamil harus lebih berhati-hati untuk mencegah komplikasi yang lebih berbahaya lagi, karena pre-eklampsia berkontribusi signifikan untuk intra uterin
fetal death (IUFD), dan mortalitas perinatal.
Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen (2005) pre-eklampsia biasanya terjadi pada usia kehamilan setelah minggu ke 20 atau lebih dari 5 bulan (Trimester II-III).
Dari bivariat hasil uji statistik diperoleh p value < α (0,03 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia di Poli Kebidanan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa umur
terbanyak adalah dewasa awal, pendidikan responden SMA, tidak bekerja, kehamilan anak pertama dan usia kehamilan terbanyak yaitu trimester III. Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas responden memiliki pengetahuan tinggi terhadap penatalaksanaan preeklampsia dan memiliki sikap negatif terhadap penatalaksanaan preeklampsia.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia, dengan p
value 0,033 (< α 0,05). Hasil analisa bivariat
sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu hamil terhadap penatalaksanaan preeklampsia p value 0,084 (> α 0,05).
SARAN
Pihak rumah sakit, Disarankan untuk tenaga kesehatan dapat mengetahui kelompok ibu yang mempunyai faktor predisposisi terjadinya preeklampsia. Dan pelayanan kesehatan yang lebih baik diharapkan dapat menangani pencegahan preeklampsia yang akan menekan angka kematian ibu dan bayi, karena terapi yang efektif adalah pencegahan, jadi perawat dapat berperan juga sebagai advokat, untuk meningkatkan pendidikan masyarakat dan mempermudah untuk mendapatkan perawatan antenatal. Peran perawat sebagai pendidik penting untuk memberi informasi kepada ibu tentang kondisi dan tanggungjawabnya dalam memberi penanganan pada preeklampsia, baik dirumah maupun dirumah sakit. Ibu hamil, Deteksi dini perlu dilakukan ibu hamil untuk mengetahui sejak dini ibu yang berpotensi tinggi berisiko terjadi preeklampsia agar dapat berada pada wilayah binaan atau pengawasan tenaga kesehatan. Bagi ibu hamil yang telah terdiagnosa mengalami
hipertensi atau preeklampsia ringan diharapkan melakukan antenatal care lebih sering agar tidak terjadi preeklampsia berat atau komplikasi lainya, Penelitian selanjutnya data dan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian selanjutnya dan dapat menggali lagi hubungan lain seperti hubungan riwayat penyakit terhadap preeklampsia, riwayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (2006). Psikologi remaja :
perkembangan peserta didik. Jakarta
: PT. Bumi Aksara
Azwar, S. (2009). Sikap manusia teori dan
pengukuranya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Bastable, S. B. (2006). Essentials of patient
education. Boston: Jones and Barlett
Publisher
Bobak, J.(2000). Maternity of nursing. Philadelhia : B.J Liincth.
Bobak, Lowdermilk & Jensen. (2005). Buku
ajar keperawatan maternitas. Edisi
4. Jakarta: EGC
Cuningham, F. G. (2005). Obstetri williams. Jakarta : EGC
Dahlan, M. S. ( 2009 ). Statistik untuk
kedokteran dan kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika
Depkes RI. ( 2010). Angka kematian ibu. Diperoleh tanggal 3 November 2011 dari www.Google.com
Dly, I.N.M. (2011). Angka kejadian dan karakteristik pasien pre-eklampsia berat berulang di bagian obstetri dan ginekologi di RSMH Palembang.
Diperoleh tanggal 23 Juni 2011 dari
http://www.scribd.com/doc/5486554 3/skripsi-PEB-Berulang.
Duckitt, K., & Harrington, D. ( 2005). Risk
factors fg1q1e-g. Preeklampsia at
Antenatal Booking: Systematic EGC Review of Controlled Studies. Harkreader, H., & Hogan, M. A. (2000).
Fundamentals of nursing: caring and clinical judgment. Philadelphia:
Elsevier Science
Hasugian,T.P. (2012). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi di RSUP H. adam malik medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/ cover.pdf
Hidayat, A. (2007). Metode penelitian
keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta : Salemba Medika
Kusmiyati, Y. (2009). Perawatan ibu hamil. Yogyakarta : Manuaba Ida Bagus. Medical Record. ( 2011). Angka kejadian
preeklampsia irna I & II. RSUD Arifin Achmad
Mochtar, R. (2007). Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC
Neville, F. (2001). Esensial obstetri dan
ginekologi. Edisi 2. Jakarta :
Hipokrates
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. ( 2003). Ilmu kesehatan
masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta,
Notoatmodjo, S. ( 2007). Promosi kesehatan
dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo. (2010.) Metodologi riset
kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka pustaka sarwono Prawiroharjo Prawiroharjo, S. (2005). Ilmu kandungan,
Jakarta : Gramedi
Pusdiknakes. ( 2003). Panduan pengajaran
asuhan kebidanan fisiologis. Medan
Rukiyah, L. Y.( 2010). Asuhan kebidanan 4
patologi. Jakarta : TIM
Saiffudin, A.B, dkk.( 2006). Buku acuan
nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Edisi 1.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, A. (2003). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Satroasmoro, S & Ismail (2008)
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Setyorini, A. (2007). Preeklamsia/Eklamsia dan Risiko Kelahiran Preterm di RS Panti Rapih Yogyakarta.
Yogyakarta: Thesis-Universitas Gajah Mada. diakses dari http://etd.ugm.ac.id/index.php tanggal 1 Mei 2011
Soamole, I. ( 2004). Hubungan antara sikap terhadap merokok dengan kebiasaan merokok pada remaja. Diperoleh tanggal 13 mei 2011 dari
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect /skripsi/index/assoc/doc.pdf
Soehartono, I. ( 2004 ). Metode penelitian
Suryanto. (2007). Informasi dan
pengetahuan. Diperoleh 18 mei 2011 dari www.google.com
Tantangan Pencapaian Millenium Development Goals. (2007). Bidang Kesehatan klinik. Jurnal Kesehatan
Indonesia Vo.1, No 5. Jakarta :
Binarupa Aksara
Wiknjosastro, H. ( 2006). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Zainal, H. M. ( 2003 ) Hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan pemeriksaan kehamilan. di
kabupaten serang, Banten. Diperoleh tanggal 20 juli 2011 dari
http://respiratory.usu.bistream/1234 56789/chapter II.Pdf