• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PENGUJI OSCE KEDOKTERAN WILAYAH V KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PENGUJI OSCE KEDOKTERAN WILAYAH V KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

WORKSHOP REGIONAL

PENGUJI OSCE KEDOKTERAN WILAYAH V

KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Hotel Tugu Malang,

28 – 29 September 2011

(2)

1. Pendahuluan

Berdasarkan Undang-Undang Praktik Kedokteran, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) menetapkan pelaksanaan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter pada tahun 2006. Hal ini menjadi dasar bagi Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk mewajibkan kepada institusi pendidikan kedokteran di Indonesia menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada kenyataannya penerapan ini tergantung pada kemampuan berbagai institusi pendidikan kedokteran yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan timbulnya variasi yang cukup besar terhadap kualitas pendidikan antara berbagai institusi.

Selama ini evaluasi atau uji kompetensi dititikberatkan hanya pada uji pengetahuan dalam bentuk ujian pilihan ganda. Metode ini belum menggambarkan kompetensi lulusan karena aspek keterampilan klinik dan perilaku kurang teruji. Hal ini semakin mendorong diterapkannya metode uji keterampilan klinik, salah satunya adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE), sehingga dapat menggambarkan kemampuan seorang dokter secara lebih komprehensif. Untuk pelaksanaan ujian OSCE nasional yang direncanakan mulai dilakukan pada tahun 2012, perlu berbagai macam persiapan, salah satu yang persiapan yang sangat penting adalah segera menyiapkan sejumlah penguji yang terstandar, baik tentang pemahaman peran dan tugas penguji maupun terhadap cara penilaian, sehingga diharapkan lulusan dokter yang dihasilkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu pelatihan penguji OSCE perlu segera dilakukan baik tingkat nasional maupun regional.

2. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya workshop regional penguji OSCE kedokteran ini adalah :

1. Peserta mampu menjelaskan tujuan pelaksanaan OSCE UKDI Nasional dan memahami OSCE sebagai metode assessment

2. Peserta dapat mengetahui gambaran pelaksanaan ujian OSCE Nasional 3. Peserta mengetahui blueprint dan template soal OSCE UKDI Nasional

4. Peserta memahami syarat, kontrak, kode etik, tugas dan peran penguji serta mendapatkan gambaran berbagai perilaku penguji yang baik dan kurang baik.

5. Peserta memahami metode penentuan batas lulus OSCE pada setiap station dengan metode

Borderline Regression Method

6. Peserta mampu mempraktekkan sebagai penguji OSCE Nasional

3. Output Workshop

Output yang diharapkan dari workshop ini adalah dihasilkannya 26 penguji OSCE yang terstandar

di tingkat regional maupun nasional.

4. Metode Pelaksanaan Workshop

Workshop regional penguji OSCE kedokteran wilayah V ini dilaksanakan pada tanggal 28 – 29 September 2011 di Hotel Tugu, Malang, pada hari pertama dan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) pada hari kedua. Peserta workshop adalah 26 penguji OSCE yang ditugaskan oleh institusi, 3 orang fasilitator, dan 1 orang narasumber KBUKDI.

(3)

Narasumber yang hadir adalah Nancy Margarita dari FK UNAIR. Adapun fasilitator yang hadir adalah sebagai berikut:

No Nama Institusi No HP Email

1 Mohammad Zaim Chilmi FK UNAIR 0811310346 [email protected]

2 Satrio Wibowo FK UB 081333828038 [email protected]

3 C Singgih Wahono FK UB 081344110967 [email protected]

Pada workshop ini tidak ada fasilitator dan narasumber yang tidak hadir.

Dari segi peserta, seluruh institusi yang diundang sudah mengirimkan perwakilannya sesuai dengan yang diminta. Kehadiran peserta mencapai 100%. Daftar peserta workshop yang hadir adalah sebagai berikut:

No Nama Institusi No HP Email

1 Susanto Nugroho FK UB 08122887738 [email protected]

2 Bambang Rahardjo FK UB 08123564850 [email protected]

3 B.P Putra Suryana FK UB 08123304822 [email protected]

4 Supriono FK UB 08123313342 [email protected]

5 Istan I. Irsan FK UB 08164297026 [email protected]

6 Shahdevi FK UB 0816555633 [email protected]

7 Haryanto Alimsardjono FK UNAIR 08121631228 [email protected]

8 Sri Umijati FK UNAIR 081330200891 [email protected]

9 Ratna Sofaria FK UNAIR 0811335610 [email protected]

10 Helmia Hasan FK UNAIR 0811345475 [email protected]

11 Lilik Herawati FK UNAIR 08123181104 [email protected]

12 Mudjiani Basuki FK UNAIR 08165401960 [email protected]

13 Duriyanto Oesman FK UNEJ 0811324863 [email protected]

14 Yuli Hermansyah FK UNEJ 08113504153 [email protected]

15 Erfan FK UNEJ 081331700327 [email protected]

16 Suryono FK UNEJ 08123514186 [email protected]

17 Pandji Mulyono FK UWKS 08123216601 [email protected],

[email protected]

18 Harry Kurniawan Gondo FK UWKS 08123242425 [email protected]

19 Gatot Sugiharto FK UWKS 08165400330 [email protected]

20 Moch. Aleq FK UMM 081322479012 [email protected]

21 Sri Adila Nurainiwati FK UMM 0816558949 [email protected]

22 Rahayu FK UMM 081555621990 [email protected]

23 Isbandiyah FK UMM 08123316310 [email protected]

24 Biati FK UHT 085852216910 [email protected]

25 Sri Mulyadi FK UHT 081330190102 [email protected]

(4)

presentasi materi, diskusi dan tanya jawab. Sebelum pemberian materi, dilakukan pre-test untuk mengetahui pemahaman peserta sebelum workshop.

Pada hari kedua peserta mendapatkan kesempatan untuk simulasi briefing penguji, simulasi menjadi penguji OSCE dan simulasi penentuan standard setting. Berbeda dengan pelatihan sebelumnya, pada pelatihan ini disiapkan 2 station untuk masing-masing set soal sehingga terdapat total 8 station. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan, pada hari kedua peserta dibagi menjadi 2 kelompok besar (kelompok A dan B) untuk tiap set soal dan kelompok besar ini kemudian dibagi kembali menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing kelompok mendapatkan satu

station OSCE. Dengan demikian total terdapat 8 kelompok kecil. Pada pelatihan ini sistem

simulasi OSCE juga diubah yakni dilakukan rotasi pada penguji sedangkan kandidat tetap berada di satu station. Garis besar pelaksanaan simulasi OSCE adalah sebagai berikut:

1. Penguji masuk ke ruangan 2. Kandidat membaca soal 3. Kandidat masuk ke ruangan 4. Pasien masuk ke ruangan 5. Bel sisa waktu 3 menit 6. Bel waktu habis

7. Penguji dipersilakan keluar dan meletakkan lembar penilaian di meja 8. Pasien dan kandidat keluar

9. Penguji masuk ruangan berikutnya

Setelah simulasi, dilakukan wrap-up dan pleno terhadap pelaksanaan simulasi OSCE tersebut serta post-test untuk menilai pemahaman peserta terhadap seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ini.

Apabila dibandingkan dengan rencana kegiatan yang tertera pada TOR, pada implementasinya, acara mengalami sedikit keterlambatan tetapi dapat diselesaikan tepat waktu bahkan lebih cepat pada hari pertama. Berikut adalah rundown acara workshop pada kondisi riil :

Selasa, 20 September 2011

14.30 – 14.40 Pre-test Fasilitator

14.40 – 15.30 Pembukaan

Sesi OSCE sebagai Uji Kompetensi Dokter Indonesia

Narasumber

15.30 – 16.15 Sesi Blueprint OSCE Fasilitator

16.15 – 16.30 Coffee Break Panitia

16.30 – 17.00 Sesi menjadi penguji OSCE yang baik Fasilitator

(5)

5. Hasil Kegiatan

Pemahaman peserta mengenai bagaimana menjadi penguji OSCE sebelum workshop dinilai dengan mengadakan pre-test.

No. Peserta

Pre-test (jumlah soal yang dijawab

benar)

Post-test (jumlah soal yang dijawab

benar) 1 5 10 2 6 8 3 5 7 4 6 9 5 7 10 6 5 9 7 4 9 8 7 10 9 4 10 10 5 7 11 9 10 12 5 9 13 7 9 14 5 7 15 9 10 16 6 10

18.00 – 18.30 Istirahat, sholat, makan Panitia

18.30 – 19.15 Sesi pemutaran video OSCE, diskusi dan tanya jawab

Fasilitator dan Narasumber

Rabu, 20 September 2011

07.00 – 08.15 Perpindahan ke FK UB Panitia

08.15 – 09.30 Briefing penguji OSCE Fasilitator

09.30 – 11.30 Simulasi menjadi penguji OSCE Fasilitator

11.30 – 12.00 Kerja kelompok: simulasi standard

setting

Fasilitator

12.00 – 12.30 Istirahat, sholat, makan Panitia

12.30 – 13.00 Penutupan Dekanat FK UB Narasumber Fasilitator

(6)

18 5 9 19 7 9 20 10 10 21 6 9 22 7 10 23 8 10 24 9 25 8 Rerata 6.26 8.88

Dari pre-test yang terdiri atas 10 soal pilihan berganda tersebut dihasilkan nilai yang bervariasi dengan jumlah jawaban benar antara 4 sampai 10. Sebanyak 9 dari 23 peserta (39%) yang mengikuti pre test mendapatkan skor di bawah 6. Adanya rentang skor yang luas ini menunjukkan pemahaman beserta sebelum workshop bervariasi. Adapun rerata dari skor pre-test adalah 6.26 (62,6%) sehingga menunjukkan pemahaman yang cukup.

Hasil post-test memperlihatkan bahwa sebagian besar peserta mengalami peningkatan pada pemahaman materi yang ditunjukkan oleh peningkatan skor post-test dan hampir semua peserta memiliki nilai yang baik, hanya ada 1 peserta dengan nilai post-test di bawah 6. Rerata dari hasil post-test tersebut adalah 8,88 (88,8%). Dengan demikian dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan pada post test dengan prosentase kenaikan sebesar 41,8%. Hal ini menunjukkan keberhasilan penyampaian materi pada workshop ini.

Setelah simulasi OSCE, dilakukan rekapitulasi hasil penilaian penguji untuk menentukan standard setting. Hasil rekapitulasi adalah sebagai berikut:

No. Soal TB Soal FRAKTUR TIBIA Soal NEURO BEHAVIOUR Soal BPH Global Rating Actual Mark Global Rating Actual Mark Global Rating Actual Mark Global Rating Actual Mark 1 3 21 3 21 3 15 3 12 2 3 21 4 21 4 15 4 12 3 3 21 3 21 4 15 3 12 4 3 21 3 21 4 15 3 12 5 3 20 3 21 3 15 3 11 6 3 20 4 21 3 14 3 11 7 3 20 3 21 3 14 3 11 8 3 19 3 20 3 14 3 11 9 3 19 3 20 3 14 3 11 10 3 19 3 20 3 14 3 11 11 3 19 3 19 4 14 3 11 12 3 19 2 19 3 13 3 11 13 3 19 3 19 3 13 3 10 14 3 19 3 19 3 13 3 10 15 3 19 3 19 3 12 3 10

(7)

16 3 19 3 19 3 12 3 9 17 3 18 3 19 3 12 3 8 18 2 18 3 19 3 12 3 8 19 3 17 3 18 3 12 3 8 20 3 17 3 18 2 12 3 7 21 3 17 3 17 2 12 1 5 22 3 16 3 17 3 12 2 5 23 3 16 2 16 2 11 3 5 24 3 16 2 16 3 11 3 5 25 3 15 2 14 3 11 2 4 26 3 15 3 11 3 10 2 4

Berdasarkan hasil tersebut, dapat terlihat bahwa pada setiap station penilaian penguji masih bervariasi terutama pada actual mark. Station dengan penilaian cukup seragam adalah TB dan Neurobehavior sedangkan station yang kurang seragam adalah BPH dan Fraktur. Berdasarkan lembar evaluasi OSCE yang diisi oleh penguji, didapatkan bahwa faktor-faktor yang dapat melatarbelakangi hal tersebut adalah:

1. Station BPH terdapat 2 prosedur sehingga waktu tidak cukup. Peserta tidak selesai. 2. Station fraktur untuk melakukan pembidaian seorang diri cukup memakan waktu,

sebaiknya ada asisten.

3. Secara umum checklist masih perlu diperbaiki sehingga tidak menimbulkan banyak persepsi.

Pada akhir workshop, melalui feedback peserta didapatkan bahwa hampir semua peserta menjadi lebih siap untuk menjadi penguji OSCE setelah mengikuti workshop ini. Sebagian menyatakan siap untuk menjadi penguji dan juga fasilitator. Beberapa menyatakan merasa siap jika telah menjalani pelatihan dan mendalami materi lagi. Selain itu peserta juga sebagian besar menyatakan bahwa materi yang diberikan dari fasilitator sesuai dan baik sehingga bermanfaat bagi peserta.

Untuk kebutuhan try out OSCE Nasional tanggal 15 Oktober 2011, dari peserta yang hadir diharapkan dapat bersedia untuk ditugaskan sebagai penguji OSCE pada try out tersebut.

Berdasarkan analisis tim monev, partisipasi peserta sudah baik dalam mengikuti workshop namun untuk mencapai target dihasilkannya penguji OSCE yang terstandar masih dibutuhkan tindak lanjut yaitu dengan kembali mendalami materi yang telah diberikan. Selain mengembangkan diri, peserta juga diharapkan dapat berkomitmen dalam melatih penguji-penguji OSCE di institusi masing-masing. Dengan demikian, sebaiknya masing-masing peserta dapat menyusun plan of action yang strategis untuk memperbaiki kinerja masing-masing institusi dalam hal standarisasi penguji OSCE kedokteran yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas uji kompetensi dokter dan lulusannya.

6. Refleksi

Setelah dilakukan analisis hasil kegiatan, selanjutnya perlu dilakukan refleksi sebagai bentuk evaluasi pelaksanaan workshop ditinjau dari perspektif peserta, fasilitator, dan tim monev

(8)

wilayah yang kurang optimal dalam workshop ini. Berikut adalah refleksi pelaksanaan workshop dari beberapa perspektif tersebut :

Gambaran Umum

Partisipasi peserta sangat baik, kehadiran mencapai 100%. Diskusi dan pemberian materi secara umum berjalan dengan baik. Hal yang masih dapat ditingkatkan adalah dalam hal disiplin waktu (beberapa peserta datang terlambat karena ada keperluan lain).

Dengan sistem simulasi OSCE dimana penguji yang berpindah station memiliki keuntungan yaitu penguji dapat merasakan menguji di station yang berbeda. Akan tetapi terdapat pula kekurangan yaitu kandidat menjadi semakin pintar di setiap putaran, penguji tidak mendapat gambaran situasi riil dimana mereka akan menguji di satu station saja sepanjang OSCE berlangsung, dan saat berpindah station menjadi lama karena dalam satu station terdapat 3-4 penguji.

Fasilitator

KENDALA YANG DIHADAPI :

 Set peralatan yang diinformasikan tidak sesuai nomornya dengan set soal (misal: set alat 1 bukan untuk soal station 1)

 Pemberitahuan perubahan dari 4 menjadi 8 station mendadak

 Ada soal yang ada pembobotannya sehingga membingungkan penguji

REKOMENDASI PERBAIKAN :

 Pada pelaksanaan uji coba OSCE beberapa persiapan perlu perbaikan terutama mengenai setting tempat dan alat-alat, list peralatan yang jelas

 Komitmen masing-masing institusi dalam pengembangan OSCE Nasional  Mekanisme feedback dari penguji OSCE ke item developer

Peserta

Beberapa usul dan saran peserta:

 Pelatihan berkala dan berkesinambungan, workshop lanjutan dengan materi lebih advance dan rinci

 Sesi video lebih banyak

 Blueprint diperjelas dan dipersingkat

 Checklist diperjelas dan dipersingkat sehingga lebih konsentrasi observasi  Waktu briefing lebih lama lebih dari 1 jam agar lebih tercapai kesamaan persepsi  Tutor training untuk setiap station

 Website dengan password untuk brainstorming penguji OSCE  Template ujian diberikan di awal

 Adanya buku pegangan/referensi/panduan

Tim Monev

Feedback form didistribusikan oleh tim monev kepada seluruh peserta untuk menjaring “voice of customer” peserta terkait satisfaction level terhadap aspek-aspek pelaksanaan workshop. Dari

26 kuesioner, seluruhnya kembali ke tim monev. Pencapaian yang sangat positif ini merupakan kontribusi dari berbagai pihak, terutama fasilitator dan narasumber, materi baik dan fasilitas workshop.

(9)

Analisis lebih lanjut terhadap feedback peserta, kepuasan terbesar peserta dirasakan terhadap output workshop, dimana peserta merasa mendapatkan added value yang besar dalam membantu memahami tugas sebagai penguji OSCE dan standard setting. Faktor yang dinilai sedikit kurang memuaskan adalah kesiapan para peserta sendiri dan kurangnya waktu yang disediakan untuk workshop.

2% 6% 49% 43%

PROPORSI SATISFACTION LEVEL

tidak sesuai kurang sesuai

sesuai paling sesuai

Orie n ta si d i a w al m em b erika n keje las an t u ju an w o rk sh o p Sa ya t ela h me mp ersia p ka n d ir i s eca ra k h u su s u n tu k … Pel at ih an d an p ra kt ik d ala m w o rk sh o p in i me m b an tu … Pel at ih an d an p ra kt ik d ala m w o rk sh o p in i me m b an tu … Se tia p o ra n g me n d ap at ka n kes em p at an y an g s ama … N ar asumb er d ala m work sh o p telah m en gu ra ika n t u gas … N ar asumb er telah m em fasi lita si w o rk sh o p … Ma teri w o rk sh o p mu d ah d ip ah ami Wa kt u y an g d is ed iak an d ala m w o rk sh o p in i me m ad ai Fas ili ta s d ala m w o rk sh o p in i m em ad ai 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 2 0 1 1 1 3 0 13 12 8 9 12 13 14 17 14 16 13 4 18 15 14 12 11 8 9 10

REKAP FEEDBACK

PELATIHAN REGIONAL PENGUJI OSCE WILAYAH 5

Malang, 28-29 September 2011

(10)

7. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan analisa output kegiatan, evaluasi pelaksanaan workshop, refleksi dan feedback dari peserta workshop beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai bentuk improvement dan rencana tidak lanjut untuk menjaga sustainability output dan outcome dari workshop ini adalah sebagai berikut :

1. Mengirimkan SOP OSCE terbaru, materi workshop, serta database peserta kepada seluruh peserta workshop melalui e-mail

2. Kerjasama dengan institusi untuk merekrut kandidat try out OSCE tanggal 15 Oktober 2011

8. Penutup

Standarisasi lulusan dokter melalui uji kompetensi merupakan bagian penting dari upaya peningkatan kualitas lulusan dokter dan juga untuk institusi pendidikan dokter. Untuk terlaksananya uji kompetensi yang komprehensif menilai keterampilan klinik dan perilaku lulusan, digunakan metode OSCE yang akan dilakukan secara nasional. Dengan pelaksanaan workshop yang berkesinambungan maka diharapkan dihasilkan penguji-penguji OSCE yang terstandar sehingga metode penilaian ini dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan cara seobyektif mungkin sehingga akhirnya tujuan peningkatan kualitas dokter melalui standarisasi uji kompetensi dapat tercapai. Mengingat fungsi dan perannya yang sangat besar, maka dukungan dari semua pihak terkait kegiatan komponen sangat diperlukan.

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat kedua fungsi yang sangat penting ini, maka perlu dilakukan pelatihan berjenjang dimulai dari tingkat regional sampai dengan nasional untuk meningkatkan

Secara umum, berpedoman pada target luaran workshop ini yaitu bahwa koordinator OSCE, koordinator CBT dan manajer TI masing-masing IPDG dari 13 center yang hadir

Jumlah soal OSCE berkualitas baik yang dapat digunakan untuk ujian nasional dan mengisi bank soal baik di tingkat nasional, wilayah maupun institusional.. Jumlah pembuat soal

Mengingat hal di atas, sebagai bagian dari penjaminan mutu output berupa penentuan batas lulus yang menentukan kelulusan peserta ujian, serta peningkatan kualitas

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan workshop nasional item development OSCE kedokteran, beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai bentuk improvement dan

Upaya peningkatan sistem ujian pada pendidikan dokter yang menjadi fokus Komponen 2 HPEQ Project mensyaratkan adanya suatu proses pelaksanaan ujian yang kredibel, efektif, dan efisien

4. Workshop yang dihadiri oleh 14 peserta ini terdiri dari 12 perwakilan institusi kedokteran gigi wilayah barat, observer dari bidan, 2 core team dari

Mengingat hal tersebut, sebagai bagian dari penjaminan mutu output berupa penentuan batas lulus yang menentukan kelulusan peserta ujian, serta peningkatan kualitas SDM dalam