• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat Terhadap Karya Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat Terhadap Karya Ilmiah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat

Terhadap Karya Ilmiah

Afdhal, Taufan Chalis dan Tauiq A. Gani

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Indonesia

afdhal@unsyiah.ac.id

Abstrak—Beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan dikejutkan oleh munculnya pemberitaan tentang kasus

yang terkait dengan plagiarisme terhadap sejumlah karya ilmiah. Plagiarisme telah menciptakan iklim yang buruk, khususnya terhadap dunia pendidikan. Tindakan ini dapat membunuh ide dan gagasan serta menurunkan tingkat kreativitas. Tindakan ini juga mengakibatkan terjadinya degradasi moral dan mental kaum intelektual. Terbitnya Permendiknas No. 7 Tahun 2010 diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi tindakan tersebut. Namun, tanpa metode yang tepat tindakan ini sulit dicegah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, muncul sejumlah aplikasi anti-plagiat sebagai alternatif untuk mencegah tindakan plagiarisme. Aplikasi-aplikasi tersebut dianggap efektif dan eisien untuk mencegah plagiarisme sejak dini. Sejumlah aplikasi ini menawarkan berbagai itur dan tingkat kinerja yang lebih baik antara satu sama lain. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pengujian untuk mengetahui tingkat kinerja yang dihasilkan oleh aplikasi tersebut. Aplikasi yang diuji terdiri dari: Viper Anti-Plagiarism, Plagtracker, Plagiarism Detector dan Turnitin. Untuk mengetahui tingkat kinerja yang dihasilkan, penelitian ini menetapkan tiga parameter utama yang diuji yaitu: persentase similaritas, similaritas berdasarkan jumlah sumber referensi dan waktu pendeteksian. Dari hasil pengujian diketahui bahwa masing-masing aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi kepada pengguna sebelum mengambil keputusan aplikasi mana yang akan diadopsi.

Kata kunci: Karya Ilmiah, Plagiarisme, Aplikasi Anti-Plagiarisme

I. PENDAHULUAN

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan sering dikejutkan oleh munculnya sejumlah pemberitaan tentang kasus yang terkait dengan penciplakan atau plagiasi terhadap karya tulis seperti laporan, skripsi, tesis, disertasi, artikel-artikel pada jurnal ilmiah dan tulisan-tulisan pada koran dan majalah. Hal ini terjadi bukan hanya dilingkungan siswa ataupun mahasiswa. Plagiasi terhadap karya tulis juga kerap terjadi di lingkungan dosen ataupun peneliti dalam melakukan publikasi terhadap sebuah karya.

Publikasi karya ilmiah merupakan suatu kewajiban bagi dosen dan peneliti untuk menunjukkan hasil karyanya kepada masyarakat luas, sehingga karya tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik dimasa sekarang maupun dimasa mendatang. Namun, tujuan mulia ini sering ternoda oleh sejumlah kasus plagiarisme terhadap karya tulis tersebut. Tindakan ini tidak hanya terjadi di dalam dunia pendidikan, namun juga telah lama terjadi di berbagai sektor lainnya, misalnya: penciplakan dan penggandaaan secara ilegal terhadap karya musik dan ilm, perangkat lunak komputer, fotograi, lukisan, sketsa, dan lain-lain.

Sebenarnya tindakan buruk ini sudah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang tidak baik dalam kehidupan manusia khususnya dunia pendidikan. Pada awalnya, kegiatan ini dimulai oleh hal-hal kecil seperti kebiasaan seseorang

saat menjadi siswa ataupun mahasiswa yang melakukan tindakan curang seperti menyontek atau menyalin kembali tugas yang diberikan oleh guru atau dosen dari rekannya. Hal ini seolah menjadi jalan pintas untuk menyelesaikan tugas atau laporan tanpa memikirkan efek yang akan ditimbulkan kedepan. Kebiasaan ini telah menjadi preseden yang sangat buruk untuk perkembangan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Hal ini akan menyebabkan terjadi degradasi moral dan terpuruknya mental serta karakter si pelaku. Dampak buruk yang ditimbulkan bukan hanya untuk si pelaku saja, namun juga merugikan orang lain. Bahaya terbesar yang ditimbulkan dari tindakan plagiarisme adalah membunuh ide atau gagasan serta kreativitas dalam berkarya.

Sebagai civitas akademika, mahasiswa dan dosen memiliki kebebasan dan otonomi keilmuan dalam berkarya, namun harus menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran dalam menghasilkan karya ilmiah. Pada dasarnya, sebuah karya ilmiah bersifat unik. Sebuah karya ilmiah harus menyajikan informasi yang benar-benar baru. Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dibuktikan dengan kajian-kajian yang relevan, sehingga informasi yang diberikan dapat dijadikan referensi selanjutnya bagi pengguna yang membutuhkannya. Keakuratan suatu karya ilmiah sangat dipengaruhi oleh keberhasilan suatu penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, plagiat adalah tindakan yang tidak dibenarkan dan sangat bertolak belakang dengan etika penulisan sebuah karya ilmiah dalam dunia akademik

(2)

dan dapat digolongkan sebagai kejahatan yang mencuri karya dan hak cipta orang lain.

Salah satu upaya pemerintah Republik Indonesia untuk mengatasi terjadinya plagiat adalah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas R.I.) Nomor 17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi. Permendiknas ini diharapkan mampu untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya plagiat di perguruan tinggi dengan menetapkan sejumlah sanksi yang berat bagi si pelaku. Permendiknas menetapkan bahwa pencegahan plagiat wajib dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dengan meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik civitas akademika. Salah satu metodenya adalah mengunggah secara elektronik semua karya ilmiah ke portal Garba Rujukan Digital (Garuda). Selain itu, permendiknas juga menetapkan bahwa setiap karya ilmiah yang akan digunakan untuk proses kenaikan pangkat dan jabatan akademik dosen harus dilakukan peer review oleh paling sedikit 2 (dua) orang dosen yang memiliki pangkat setara atau lebih tinggi [1].

Namun, fakta dilapangan diketahui bahwa sejumlah metode yang tersebut didalam Permendiknas R.I Nomor 17 Tahun 2010 ini belum mampu mencegah terjadinya sejumlah kegiatan plagiarisme di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK), plagiarisme semakin mudah dilakukan dan meningkat secara dramatis. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus terjadi, maka tindakan plagiat akan terus berkembang dan merusak citra pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk mencegah tindakan plagiat sejak dini.

Salah satu metode yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan perangkat lunak aplikasi anti-plagiarisme. Perangkat lunak ini bertugas untuk melakukan pengecekan terhadap tingkat similaritas atau kesamaan antara suatu karya ilmiah dibandingkan dengan karya ilmiah lainnya. Ketidaktahuan atau kesengajaan dalam hal meniru karya ilmiah seseorang akan mengakibatkan munculnya kesamaan (similaritas) terhadap karya ilmiah tersebut. Tingginya tingkat similaritas antara satu tulisan dengan tulisan lainnya yang akan disajikan oleh perangkat lunak aplikasi tersebut dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya tindakan plagiasi.

Saat ini sebagian besar aplikasi tersebut dapat diakses secara online dan tersedia secara gratis maupun berbayar. Masing-masing aplikasi memiliki struktur yang berbeda dan mempunyai keunikan tersendiri. Cara pengoperasian dari berbagai aplikasi ini hampir sama, mula-mula pengguna melakukan pengunggahan dokumen yang akan di deteksi, kemudian aplikasi akan menjalankan fungsinya dan terakhir aplikasi akan menyajikan data berupa persentase similaritas antara dokumen yang diunggah dengan sejumlah dokumen yang memiliki similaritas dengan dokumen yang telah diunggah sebelumnya. Metode dinilai efektif dan eisien digunakan untuk mencegah tindakan plagiat sejak dini. Namun demikian, sejumlah

aplikasi ini menawarkan berbagai itur dan tingkat kinerja yang lebih baik antara satu sama lain.

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat kinerja yang dihasilkan oleh aplikasi tersebut. Untuk mengetahui tingkat kinerja yang dihasilkan, penelitian ini menetapkan tiga parameter utama yang diuji yaitu: persentase similaritas, similaritas berdasarkan jumlah sumber referensi dan waktu pendeteksian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi kepada pengguna sebelum mengambil keputusan aplikasi mana yang akan diadopsi.

II. DASAR TEORI

A. Pengertian Plagiarisme

Menurut American Historical Association 1889, dalam buku “Statement on Standards of Professional Conduct”, kata plagiarisme berasal dari bahasa latin yang berakar dari kata plagiarius, yang berarti penculikan, dan kata plagiare, yang berarti mencuri [2]. Sedangkan menurut Merriam-Webster Online Dictionary, “plagiarize” berarti menjiplak yaitu tindakan menggunakan kata-kata atau ide-ide orang lain tanpa memberikan kredit kepada orang tersebut [3]. Permendiknas R.I. Nomor 17 Tahun 2010 menyatakan bahwa tindakan plagiat atau plagiarisme adalah tindakan penciplakan karya ilmiah milik orang lain baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja untuk memperoleh kredit poin atau suatu nilai dari sebuah karya dengan mengutip sebagian atau seluruh bagian dari karya tersebut tanpa mencantumkan sumber referensi yang tepat dan benar [1].

Hal tersebut bermakna bahwa plagiarisme merupakan tindakan yang mengandung unsur penganiayaan terhadap hak kekayaan intelektual seseorang. Bila dipelajari lebih jauh, arti dan makna plagiat sangat beragam. Secara umum, plagiarisme diartikan sebagai tindakan kejahatan dengan mengambil karya orang lain baik secara keseluruhan maupun sebagian dari karya asli tanpa mencantumkan karya tersebut sebagai referensi.

B. Ruang Lingkup dan Pelaku Plagiarisme

Pelaku plagiarisme disebut dengan plagiator. Plagiator adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan tindakan kejahatan intelektual dengan menciplak karya milik orang lain baik bertindak untuk diri sendiri, kelompok atau untuk dan atas nama suatu institusi [1]. Secara umum, tindakan plagiarisme adalah mengambil suatu karya dari sumber tertentu tanpa menyatakan sumber tersebut secara memadai bahkan tidak menyebutkan sumber tersebut sama sekali. Menurut Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010, ruang lingkup plagiat meliputi [1]:

1. Mengutip istilah, kata-kata, kalimat atau suatu informasi dari suatu sumber baik secara acak maupun terstruktur tanpa menyebutkan sumber tersebut. 2. Menggunakan ide, gagasan, pendapat, pandangan atau

suatu teori tanpa menyatakan sumber yang memadai 3. Merumuskan kata-kata atau kalimat sendiri dari

(3)

C. Jenis-jenis Plagiarisme

Berdasarkan arti dan maknanya, plagiarisme dapat diklasiikasikan berdasarkan beberapa aspek dan unsur yang dicuri. Didalam artikelnya “Beberapa Catatan Tentang Plagiarisme”, Sastroasmoro merangkumkan dan mengklasiikasikan tindakan plagiarisme terdiri dari [4]: 1. Plagiarisme berdasarkan aspek:

฀ Plagiarisme ide, yaitu mengulang kembali suatu penelitian yang pernah dilakukan dengan mengubah judul, namun isi, metode dan hasilnya bersumber dari karya orang lain.

฀ Plagiarisme isi, yaitu mengubah data hasil percobaan suatu karya dan menyesuaikan data tersebut dengan judulnya tanpa melakukan penelitian lagi.

฀ Plagiarisme kata, kalimat dan paragraf. Modus plagiarisme jenis ini adalah mengutip kata, kalimat atau paragraf saja tanpa mencantumkan sumber karya tersebut.

฀ Plagiarisme total, konsepnya adalah melakukan copy-paste, tanpa ada yang dirubah sedikitpun.

2. Plagiarisme berdasarkan unsur disengaja dan tidak disengaja.

3. Plagiarisme berdasarkan proporsi atau presentasi kata, kalimat, paragraf. Plagiarisme ringan : <30%, plagiarisme sedang : 30-70%, dan plagiarisme berat : >70%.

4. Plagiarisme berdasarkan pola:

฀ Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing). Plagiarisme kata demi kata dilakukan dengan cara mengutip setiap kata dari artikel asli. Walaupun tidak semua diambil, namun akan tampak persamaannya karena kata inti yang digunakan sama, hanya sedikit perbedaan pada kata konjungsi sebagai pelengkap kalimat.

฀ Plagiarisme mosaik. Plagiarisme jenis ini kerap terjadi, dimana penulis memanfaatkan karya asli sebagai pedoman. Kata-kata yang digunakan dalam karya asli diganti dengan kata-kata baru namun ia tidak menyebutkan sumbernya. Dari segi bahasa memang tidak terlihat adanya unsur plagiasi, namun jika kita perhatikan dengan seksama, maka struktur bahasa yang digunakan akan sangat mirip dengan aslinya.

฀ Self-Plagiarism/auto-plagiarism

Jenis plagiasi ini adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang penulis ingin menulis karya secara instan, dimana si pelaku menulis ulang kata-katanya yang pernah dipublikasikan. Kasus lainnya adalah si penulis yang sama ingin membuat karya ilmiah lain, dimana ide, gagasan dari artikel sebelumnya dicantumkan kembali pada artikel baru namun tidak membuat kutipan.

Menurut situs plagiarism.org, terdapat 10 (sepuluh) jenis plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah yang paling sering dilakukan pada saat dilakukannya publikasi terhadap karya tersebut. Jenis-jenis plagiarisme tersebut meliputi [5]:

1. Clone: melakukan duplikasi dan mengirimkan karya orang lain, kata demi kata sebagai miliknya

2. Ctrl+C: mengambil teks yang berisi bagian yang signiikan dari satu sumber tanpa perubahan

3. Find-Replace: mengubah kata-kata kunci dan

frase, tetapi tetap mempertahankan isi penting dari sumber 4. Remix: mencampurkan parafrase dari berbagai sumber, dan dicocokan secara berbarengan.

5. Recycle: mengambil dari hasil pekerjaan penulis sebelumnya tanpa kutipan.

6. Hybrid: menggabungkan secara sempurna tulisan dengan sumber yang dikutip dengan bagian-bagian yang disalin tanpa kutipan.

7. Mashup: menyalin materi dari berbagai sumber. 8. 404-Error: memasukkan kutipan dari sumber informasi yang tidak ada atau dari sumber yang tidak akurat

9. Agregator: memasukkan kutipan yang tepat berdasarkan sumbernya, namun isi artikel tersebut hampir tidak ada karya yang asli.

10. Re-tweet: memasukkan kutipan yang tepat, tetapi tulisan bertumpu terlalu dekat pada kata-kata dan atau struktur asli teks pada karya yang dikutip.

D. Pencegahan dan Penanggulangan

Berdasarkan Permendiknas R.I. Nomor 17 Tahun 2010 bahwa upaya pencegahan dapat dilakukan dengan [1]: 1. Pengawasan pimpinan perguruan tinggi terhadap

pelaksanaan kode etik civitas akademika

2. Setiap karya harus dilampirkan pernyataan bebas plagiat

3. Setiap karya harus diunggah ke portal garuda

4. Setiap karya yang akan digunakan untuk kenaikan pangkat harus dilakukan peer-review.

Sementara penanggulangan dan sanksi terhadap dugaan telah terjadinya plagiat adalah sebagai berikut [1]:

1. Bila diduga terjadi unsur plagiat, langkahnya adalah mempersandingkan karya ilmiah yang diduga telah mengandung unsur plagiat dengan sumber referensi yang diduga telah diambil isinya.

2. Bila terbukti terjadi plagiasi, akan diberikan sanksi teguran, peringatan tertulis, penundaan hak dan pembatalan nilai.

3. Bila dilakukan oleh peneliti atau dosen, maka sanksi yang diberikan adalah teguran, peringatan tertulis, penundaan hak, penurunan pangkat, pencabutan hak, pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian secara tidak hormat.

Menurut Kurniawati dkk [6], dalam hal meminimalisasi plagiasrisme dapat dilakukan pedeteksian dokumen dengan menggunakan aplikasi-aplikasi pendeteksi pencegahan plagiasi. Hal ini dapat mencegah terjadinya penyalinan kembali (copy-paste) terhadap dokumen yang asli.

III. APLIKASI ANTI-PLAGIARISME

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, muncul berbagai jenis perangkat lunak aplikasi untuk meminimalisir terjadinya plagiasi terhadap suatu karya ilmiah sejak dini pada lingkungan perguruan tinggi. Aplikasi-aplikasi tersebut menawarkan berbagai metode dan sejumlah itur-itur yang membuat penggunanya dapat dengan mudah mengoperasikannya.

(4)

Berdasarkan hasil penelurusan penulis pada internet, terdapat sejumlah aplikasi anti-plagiarisme yang disajikan secara online, baik secara gratis maupun harus berbayar. Contoh-contoh aplikasi yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya tindakan plagiat sejak diri, misalnya: Viper Anti-Plagiarism Scanner [7], Plagtracker [8], Plagiarism Detector [9], dan Turnitin [10]. Manfaat utama dari penggunaan aplikasi tersebut adalah untuk mengecek tingkat similaritas atau kesamaan antara suatu karya ilmiah dibandingkan dengan karya ilmiah lainnya, sehingga dapat dilakukan pencegahan dini terhadap terjadinya plagiasi. A. Viper Anti-Plagiarism Scanner

Viper Anti-Plagiarism Scanner adalah aplikasi yang dapat digunakan secara gratis. Aplikasi ini tidak sepenuhnya berbasis web, namun sebelum digunakan pengguna harus melakukan instalasi terlebih dahulu dari sisi komputer pengguna. Versi yang dirilis terakhir adalah 4.1.90.1039. Sebelum mengakses aplikasi ini, pengguna harus melakukan pendaftaran untuk mendapatkan akun dengan menggunakan email. Setelah pendaftaran dilakukan, aplikasi ini akan mengirimkan username dan password ke email pengguna yang telah terdaftar. Untuk melakukan pendeteksian similaritas menggunakan Viper Anti-Plagiarism Scanner, pengguna harus melakukan login dengan akun yang telah dibuat sebelumnya. Setelah login selesai, akan muncul menu beranda dimana pengguna dapat melakukan pengunggahan terhadap dokumen yang telah disiapkan. Sebagai catatan, banyaknya isi dokumen yang bisa diunggah ke dalam aplikasi ini adalah 540 query. Jika isi dokumen melebihi jumlah 540 query, maka aplikasi ini akan menolak pada saat proses pengunggahan. Hasil scanning akan ditampilkan pada menu baru yang muncul secara otomatis setelah proses pendeteksian (scanning) berhasil dilakukan.

Aplikasi ini akan menampilkan hasil pendeteksian secara keseluruhan dalam bentuk persentase. Selain itu, aplikasi ini juga akan memberikan rujukan terhadap situs apa saja yang memiliki tingkat similaritas dengan dokumen yang diungguh beserta rinciannya yang terdiri dari jumlah kata/kalimat yang serupa dan persentase kemiripan dokumen yang diunggah dengan dokumen-dokumen yang beredar pada berbagai situs. Aplikasi ini akan menyajikan kembali dokumen yang telah diunggah dengan cara memberikan label kuning pada kata/kalimat yang memiliki tingkat similaritas dengan sumber rujukan tertentu.

B. Plagtracker

Berbeda dengan Viper Anti-Plagiarism Scanner, aplikasi anti-plagiat Plagtracker bisa diakses langsung secara online tanpa memerlukan instalasi dari sisi pengguna. Pengguna dapat langsung digunakan secara gratis dengan mengakses aplikasi ini via situs http://plagtracker.com. Kelemahan aplikasi ini adalah mengharuskan penggunanya untuk melakukan copy-paste terhadap ile yang ingin discan. Selain itu, aplikasi ini hanya mampu melakukan scanning sekali dalam satu hari. Jika kita melakukan scan ile dalam jumlah yang besar, maka pengguna diwajibkan membeli

akun premium. Kelebihan aplikasi ini adalah menyediakan fasilitas pengecekan grammar, namun hal ini dibatasi untuk pemilik akun premium saja.

C. Plagiarism Detector

Berbeda dengan dua aplikasi sebelumnya, Plagiarism Detector adalah aplikasi berbayar (tidak gratis), namun penyedia aplikasi ini menyediakan versi demo (trial) yang dapat digunakan dengan sejumlah batasan. Aplikasi ini hampir sama dengan Viper Anti-Plagiarism Scanner yang memerlukan instalasi dari sisi pengguna dan untuk mengoperasikan aplikasi ini juga mewajibkan pengguna berada dalam status online. Sama halnya dengan Plagtracker, aplikasi ini memiliki keistimewaan yang ditawarkan bagi penggunanya yaitu menyediakan beragam opsi pengecekan baik via web (internet) maupun dari directory pengguna ataupun dapat digunakan kedua-duanya. Namun, hal ini dibatasi untuk pengguna yang telah membayar saja. Untuk versi demo, opsi yang hanya diperbolehkan adalah melakukan pengecekan berbasis internet. Untuk batasan pengecekan ile, aplikasi ini tidak memberi batasan khusus seperti dua aplikasi sebelumnya. D. Turnitin

Berbeda dengan ketiga aplikasi sebelumnya, Turnitin adalah aplikasi yang tidak hanya melakukan scanning untuk pengecekan similaritas, namun juga menyediakan layanan berupa manajemen aplikasi secara lebih terstruktur. Untuk dapat menggunakan aplikasi ini, pengguna diwajibkan berlangganan (berbayar). Untk menggunakan aplikasi ini dapat diakses langsung dari situs http://www.turnitin. com. Aplikasi ini beroperasi dengan cara melakukan scanning terhadap ile pengguna dan membandingkan similaritasnya terhadap ile atau teks yang ada di database turnitin dan seluruh ile yang beredar di internet. Turnitin menyediakan 3 (tiga) tingkatan pengguna yang dapat mengakses aplikasi, yaitu administrator, instructor (dosen) dan student (mahasiswa). Administrator mempunyai hak akses atas instructor dan student. Instructor mempunyai hak akses terhadap student dan student hanya memiliki hak akses terhadap dirinya sendiri. Aplikasi ini juga bisa membuat class & assignment agar manajemen submit (pengiriman) artikel lebih mudah diatur. Kelemahan aplikasi ini adalah ile yang sudah di unggah sepenuhnya menjadi database Turnitin, tidak bisa di hapus permanen.

IV. METODE EVALUASI

Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya bahwa penggunaan aplikasi anti-plagiarisme dapat mengurangi dan meminimalisir terjadi tindakan plagiasi secara mudah, efektif dan eisien. Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis akan mereview dan menganalisa beberapa aplikasi tersebut dengan membandingkannya hasil pengoperasian- nya secara satu persatu. Penelitian ini membatasi bahwa aplikasi yang direview hanya 4 (empat) aplikasi, yaitu: Viper Anti-Plagiarism Scanner [7], Plagtracker [8], Plagiarism Detector [9], dan Turnitin [10]. Untuk aplikasi Viper Anti-Plagiarism Scanner yang digunakan adalah versi 4.1.90.1039 (full-free), Plagtracker versi free

(5)

account, Plagiarism Detector versi demo dan Turnitin versi free-trial 60 days yang diberi hak akses oleh Turnitin kepada Perpustakaan Universitas Syiah Kuala.

Adapun tahapan ataupun langkah-langkah dari metode evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan 3 (tiga) dokumen (ile) yang akan diuji dengan jenis yang berbeda-beda. Ketiga dokumen tersebut terdiri dari: dokumen(1): jurnal ilmiah hasil unduhan berbahasa Inggris, dokumen(2): jurnal ilmiah hasil unduhan berbahasa Indonesia dan dokumen(3): tugas akhir mahasiswa.

2. Melakukan scanning terhadap ketiga dokumen diatas secara satu per satu. Dokumen yang pertama diuji adalah dokumen(1) secara masing-masing untuk keempat aplikasi tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan langkah ketiga.

3. Melakukan observasi dan pencatatan data statistik yang dihasilkan dari masing-masing aplikasi yang terdiri dari tiga parameter yaitu: sumber referensi yang similar, persentase tingkat similiritas, dan waktu scanning.

4. Setelah langkah ketiga selesai, dilanjutkan kembali ke langkah kedua untuk menguji dokumen(2) dan seterusnya sampai dengan selesai.

Untuk menjaga tingkat objektivitas yang sama, maka perangkat yang digunakan untuk melakukan pengujian memiliki spesiikasi yang sama. Demikian juga untuk tempat dilakukan pengujian menggunakan lokasi yang sama dimana setiap komputer yang digunakan memiliki kecepatan (bandwidth) internet yang sama. Dan sebagai tambahan bahwa penelitian ini tidak berailiasi dengan aplikasi manapun.

V. PENGUJIAN APLIKASI

Pengujian pendeteksian simililaritas sebagai indikator terdapat dugaan terjadi plagiasi dengan menggunakan Viper Anti-Plagiarism Scanner, Plagtracker, Plagiarism Detector, dan Turnitin adalah sebagai berikut:

A. Pengujian Menggunakan Viper Anti-Plagiarism Hasil pengujian pendeteksian simililaritas terhadap dokumen(1), dokumen(2) dan dokumen(3) menggunakan Viper Anti-Plagiarism Scanner adalah sebagai berikut: 1. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(1)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(1) adalah 25%. Sumber rujukan yang similar adalah 23 referensi. Total waktu scanning adalah 3 menit 59 detik.

2. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(2)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(2) adalah 92% internet. Sumber rujukan yang similar hanya 3 referensi. Total waktu scanning adalah 1 menit 11 detik.

3. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(3)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(3) adalah 11%. Total sumber rujukan yang similar adalah 19 referensi. Total waktu scanning adalah

14 menit 19 detik.

B. Pengujian Menggunakan Plagtracker

Hasil pengujian pendeteksian simililaritas terhadap dokumen(1), dokumen(2) dan dokumen(3) menggunakan Plagtracker adalah sebagai berikut:

1. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(1)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(1) adalah 12%. Sumber rujukan yang similar adalah 14 referensi. Total waktu scanning hanya 26 detik. 2. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(2)

Tingkat similaritas yang terdeteksi berdasarkan hasil scanning terhadap dokumen(2) adalah 42%. Total sumber rujukan yang similar adalah 3 referensi. Total waktu scanning hanya 8 detik.

3. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(3)

Tingkat similaritas yang terdeteksi berdasarkan hasil scanning terhadap dokumen(3) adalah 4%.Total sumber rujukan yang similar adalah 5 referensi. Total waktu scanning hanya 22 detik.

C. Pengujian Menggunakan Plagiarism Detector

Hasil pengujian pendeteksian simililaritas terhadap dokumen(1), dokumen(2) dan dokumen(3) menggunakan Plagiarism Detector adalah sebagai berikut:

1. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(1)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(1) adalah 10%. Total sumber rujukan yang similar adalah 16 referensi. Total waktu scanning adalah 11 menit 23 detik.

2. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(2)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(2) adalah 100%. Total sumber rujukan yang similar hanya 3 referensi. Total waktu scanning adalah 6 menit 36 detik.

3. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(3)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(3) adalah 7%. Total sumber rujukan yang similar adalah 9 rujukan. Total waktu scanning adalah 15 menit 16 detik.

D. Pengujian Menggunakan Turnitin

Hasil pengujian pendeteksian simililaritas terhadap dokumen(1), dokumen(2) dan dokumen(3) menggunakan Turnitin adalah sebagai berikut:

1. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(1)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(1) adalah 44%. Total sumber rujukan yang similar adalah 40 referensi. Total waktu scanning adalah 42 detik.

2. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(2)

Tingkat similaritas yang terdeteksi terhadap dokumen(2) adalah 90%. Total sumber rujukan yang similar hanya 4 referensi. Total waktu scanning sama dengan dokumen(1) yaitu 42 detik.

3. Pendeteksian similaritas terhadap dokumen(3)

Tingkat similaritas yang terdeteksi berdasarkan hasil scanning terhadap dokumen(3) adalah 11%. Total sumber

(6)

rujukan yang similar adalah 5 rujukan. Total waktu scanning dokumen(3) juga sama dengan dokumen(1) dan dokumen(2) yaitu 42 detik.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian terhadap seluruh aplikasi dengan menggunakan ketiga dokumen tersebut, maka dapat diketahui kinerja dari keempat aplikasi tersebut. Dalam penelitian ini, ada 3 (tiga) parameter utama yang digunakan untuk menetahui tingkat kinerja dari keempat aplikasi tersebut, yaitu: (1) persentase similaritas, (2) tingkat similaritas berdasarkan jumlah referensi, dan (3) waktu pendeteksian.

A. Persentase Similaritas

Pada pengujian tingkat similaritas berdasarkan persentase sumber rujukan yang similar dengan dokumen yang telah disiapkan, hasil yang diperoleh untuk setiap dokumen yang discan adalah sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar 1.

Gambar 2 menunjukkan bahwa aplikasi Turnitin memiliki persentase rata-rata similaritas yang lebih tinggi dibandingkan tiga aplikasi lainnya.

Disini terlihat bahwa Turnitin mampu mencari dan membandingkan lebih banyak kesamaan antara dokumen yang dilakukan pengecekan dengan seluruh sumber-sumber referensi yang beredar diinternet. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena Turnitin memiliki database internal sebagai data tambahan untuk pengecekan similaritas selain dari artikel yang bersumber diinternet.

B. Tingkat Similaritas Berdasarkan Jumlah Referensi Tingkat similaritas berdasarkan jumlah referensi untuk masing-masing dokumen per-aplikasi dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah referensi yang didapatkan oleh aplikasi Turnitin, khususnya untuk dokumen(1) sangat signiikan dibandingkan dengan ketiga aplikasi lainnya. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena dokumen(1) merupakan jurnal yang berbahasa Inggris. Sebagaimana diketahui kelebihan Turnitin terletak pada database internal. Selain database internal, Turnitin juga mampu melakukan deteksi dengan membandingkan tingkat similaritas dokumen yang diperiksa dengan sejumlah sumber yang beredar di internet.

Pada gambar 4 terlihat bahwa secara rata-rata jumlah sumber referensi yang similar lebih banyak ditemukan oleh Turnitin dibandingkan dengan aplikasi lainnya. C. Perbandingan Waktu Pendeteksian

Salah satu parameter lainnya untuk melihat aplikasi yang memiliki kinerja yang baik adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses pendeteksian. Sebagaian dari aplikasi anti-plagiarisme yang diuji, terlihat bahwa semakin banyak kata/kalimat yang terdapat pada sebuah dokumen, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan. Pada gambar 5 terlihat bahwa waktu scanning yang dibutuhkan untuk dokumen(3) lebih lama dari dokumen(1) dan dokumen(2). Namun, kasus ini justru berbeda pada aplikasi Plagtracker dan Turnitin. Waktu scanning yang dibutuhkan oleh Plagtracker dan Turnitin terlihat tidak terpengaruh terhadap jumlah isi (content) dari dokumen yang diperiksa. Waktu yang dibutuhkan oleh Plagtracker dan Turnitin relatif lebih singkat dibandingkan dengan Viper Anti-Plagiarism Scanner dan Plagiarism Detector.

Bila dibandingkan antara Plagtracker dengan Turnitin, waktu scanning yang dibutuhkan oleh Plagtracker relatif lebih singkat. Hal ini dapat dilihat dari gambar 6, waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh Plagtracker untuk melakukan proses pendeteksian similaritas hanya 14 detik.

Berbeda dengan waktu scanning yang dibutuhkan oleh Gambar 1. Persentase Similaritas Per-Dokumen Per-Aplikasi

Gambar 2. Persentase Rata-rata Tingkat Similaritas Per-Aplikasi

Gambar 3. Jumlah Referensi Per-Dokumen Per-Aplikasi

Gambar 4. Similaritas Berdasarkan Jumlah Referensi Per Aplikasi

(7)

Plagtracker relatif lebih singkat dibandingkan dengan aplikasi lainnya, Aplikasi Turnitin justru menunjukkan bahwa waktu scanning untuk semua jenis dokumen adalah sama yaitu 42 detik. Hal ini berlaku baik untuk jurnal yang berbahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia dan jurnal atau skripsi yang isi (kata/kalimat)-nya lebih banyak. D. Perbandingan Fitur dan Kinerja.

Secara umum ke empat aplikasi tersebut dapat bekerja dengan baik, namun bila dibandingkan satu per satu, baik dari sisi itur yang dimiliki maupun kinerja yang telah dihasilkan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing aplikasi dapat dilihat pada tabel 1.

Berdasarkan sejumlah varibel yang ditunjukkan pada tabel 1, terlihat bahwa Turnitin unggul dari 7 sisi yang meliputi: tampilan yang user friendly, kemudahan tingkat pengoperasian, memiliki class management sebagai itur tambahan, menghasilkan similaritas diatas 25% dengan sumber referensi yang similar diatas 10 referensi, waktu yang dibutuhkan untuk proses pedeteksian hanya 42 detik dan tidak memiliki syarat dan ketentuan tambahan seperti yang ditentukan oleh Viper Anti-Plagiarism Scanner hanya 540 query per akun dan Plagtracker yang hanya mengizinkan 1 (satu) dokumen per hari untuk versi trial.

Meskipun Turnitin unggul dibandingkan dengan aplikasi yang lain, namun aplikasi ini tidak gratis (berbayar) dan untuk menjalankan class management dibutuhkan konigurasi lebih lanjut. Dari sejumlah variabel yang diuji, Turnitin memiliki kemampuan yang sedikit lebih baik dibandingkan aplikasi lainnya. Namun demikian, setiap pengguna berhak menimbang lebih lanjut variabel apasaja yang dibutuhkannya sebagai acuan.

VII. KESIMPULAN

Tindakan plagiarisme berdampak buruk untuk iklim pada dunia pendidikan. Tindakan ini dapat menurunkan tingkat kreativitas dan menghilangkan ide atau gagasan-gagasan baru. Tindakan ini juga akan mengakibatkan terjadinya degradasi moral dan mental kaum intelektual.

Terbitnya Permendiknas No. 7 Tahun 2010 diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi tindakan tersebut. Namun, tanpa metode yang tepat tindakan ini sulit dicegah.

Munculnya sejumlah aplikasi anti-plagiarisme sebagai alternatif untuk pencegahan dini terhadap tindakan plagiarisme dianggap efektif dan eisien. Manfaat utama penggunaan aplikasi tersebut adalah untuk mengetahui tingkat similaritas. Tingginya tingkat similaritas antara satu karya dengan karya lainnya yang disajikan oleh aplikasi tersebut dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya tindakan plagiasi. Sejumlah aplikasi ini telah menawarkan berbagai itur dan tingkat kinerja yang lebih baik antara satu sama lain.

Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini diketahui bahwa dari keempat aplikasi yang diuji, Turnitin merupakan aplikasi anti-plagiat dengan rating sangat baik, yang memiliki kinerja yang lebih baik dan memiliki itur terlengkap dibandingkan aplikasi lain. Oleh karena itu, aplikasi ini menduduki urutan teratas. Urutan kedua ditempati oleh Plagiarism Detector, sedangkan Viper Anti-Plagiarism Scanner menempati urutan ketiga. Kedua aplikasi ini memperoleh rating dengan kategori baik. Urutan terakhir dari hasil pengujian ditempati oleh Plagtracker. Namun demikian, setiap aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi oleh para pengguna sebelum mengambil keputusan aplikasi mana yang akan diadopsi.

REfERENSI

[1] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas R.I.) Nomor 17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.

[2] Statement on Standards of Professional Conduct, Published by the American Historical Association. Washington, D.C. February 2011

[3] Merriam-Webster Online Dictionary, [online] accessed Februari 2014 available at http://www.merriam-webster.com/dictionary/ plagiarism

[4] Sastroasmoro, S., Beberapa Catatan Tentang Plagiarisme, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 57, No. 8, Agustus 2007. [5] Type of Plagiarism, [online] accessed Februari 2014 available

at http://www.plagiarism.org/plagiarism-101/types-of-plagiarism [6] Kurniawati, A., Wulandari, L., Wicaksana, I.W.S., Perbandingan

Tools Deteksi Plagiarisme Untuk Dokumen, hal. 523-526. [online] accessed Juni 2014 available at http://repository. gunadarma.ac.id/ 736/

[7] Viper-the-Anti-plagiarism-Scanner, [online] accessed Februari 2014 available at http://www.scanmyessay.com/

[8] Plagtracker, [online] accessed Februari 2014 available at http:// www.plagtracker.com/

[9] Plagiarism Detector, [online] accessed Februari 2014 available at http://www.plagiarism-detector.com/lp/ plagiarism-software-demo-download_en.php?gclid=CN3P-OHTwr8CFQyTjgodDzkAhA

[10] Turnitin, [online] accessed Februari 2014 available at http:// turnitin.com

Gambar 6. Waktu Scanning Rata-rata (jam:menit:detik)

Gambar

Gambar  3  menunjukkan  bahwa  jumlah  referensi  yang didapatkan oleh aplikasi Turnitin, khususnya untuk  dokumen(1) sangat signiikan dibandingkan dengan ketiga  aplikasi lainnya
Table 1. Perbandingan Fitur dan Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan- perusahaan properti, realestat, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI agar dapat lebih

dapat diambil kesimpulan pada kedua buku tersebut tidak menyajikan materinya berdasarkan komponen konsep, dilihat dari perkembangan peristiwa berdasarkan gerak

Pasuruan (2) Bagaimana implementasi metode oral dalarn pemmbelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Pasuruan, dan (3) Apa permasalahan dan solusi metode oral

seperti yang diungkapakan Bruvand (dalam Danandjaja, 1991) bahwa pada kenyataan tidak ada orang yang bagaimana moderennya dapat bebas dari takhayul, baik dalam kepercayaan

¾ After initial recognition, an entity that chooses the cost model shall measure all of its investment property using the cost model in IAS 16 Property, Plant and Equipment, that is

Sandikapratama Usaha Sarana tersebut bisa lebih di optimalkan dalam pengelolaaan data dan penyampaian infomasinya, serta bagaimana sistem dapat mengatasi apabila terdapat

Seperti dijelaskan di atas, penelitian berkaitan dengan pertanyaan atau keinginan tahu manusia (yang tidak ada hentinya) dan upaya (terus menerus) untuk mencari jawaban

Berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui cooking class dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak