• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN KEMITRAAN DANA ITS TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN KEMITRAAN DANA ITS TAHUN 2020"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN KEMITRAAN

DANA ITS TAHUN 2020

Rancang Bangun Struktur Komposit Rangka Beton

dan Batu Alam untuk Bangunan Pelindung Pantai

Tim Peneliti:

Haryo Dwito Armono, ST., MEng., PhD (Teknik Kelautan/FTK) Dr. Ir. Wahyudi Citrosiswoyo, MSc (Teknik Kelautan/FTK)

Sholihin, ST., MT (Teknik Kelautan/FTK) Dr. Ir. I Ketut Suastika, MSc (Teknik Perkapalan/FTK)

Andi Kurniawan (-/ PT. RSB)

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2020

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Rancang Bangun Struktur Komposit Rangka Beton dan Batu Alam untuk Bangunan Pelindung Pantai 2. Ketua Tim

a. Nama : Haryo Dwito Armono, ST.,MEng., PhD

b. NIP : 19681008 199512 001

c. Pangkat/Gol. : IV/a

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala e. Jurusan / Program Studi : Teknik Kelautan f. Fakultas : Teknologi Kelautan

g. Laboratorium : Teknik Pantai dan Pelabuhan

h. Alamat Kantor : Departemen Teknik Kelautan, FTK, ITS, Surabaya 60111 i. Telp / HP / fax : 081330459203

3. Jumlah Anggota : 3 (tiga) orang 4. Jumlah Mahasiswa yang terlibat : 2 (dua) orang 5. Sumber dan jumlah dana penelitian yang diusulkan

a. Dana ITS 2019 Rp. 60.000.000 b. Sumber lain Rp 5.000.000 +

Jumlah Rp. 65.000.000.

Surabaya, 6 Februari 2020

Ketua Peneliti

Haryo Dwito Armono, ST, MEng, PhD NIP. 19680810 199512 1 001

Mengesahkan Direktur DRPM ITS

Menyetujui

Kepala Pusat Studi Sains dan Teknologi Kelautan - Kebumian

Agus Muhamad Hatta S.T, M.Si, Ph.D. NIP. 19780902 200312 1002

Prof. Ir. I Ketut Aria Pria Utama, MSc, Ph.D. NIP. 19670406 199203 1001

(3)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Gambar ... v

BAB I RINGKASAN ... 1

BAB II LATAR BELAKANG ... 2

II.1 Tujuan dan sasaran ... 3

II.2 Kebaruan dan Terobosan Teknologi ... 3

II.3 Target Luaran ... 4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ... 5

III.1 Telaah Literatur / State of Art ... 5

III.2 Peta Rencana ... 7

BAB IV METODE PENELITIAN ... 12

IV.1 Tahapan Penelitian ... 12

IV.1.1 Tahap 1 ... 12

IV.1.2 Tahap 2 ... 14

IV.1.3 Tahap III ... 17

IV.2 Organisasi Tim Peneliti... 18

BAB V JADWAL KEGIATAN DAN RANCANGAN BIAYA ... 19

V.1 Jadwal Kegiatan ... 19

V.2 Rancangan Biaya ... 20

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ... 21

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Kebaruan Teknologi ... 4

Tabel III.1. Jenis Batu Pelindung dan Tahun Pemakaiannya untuk pertama kalinya ... 5

Tabel III.2. Pengelompokan Batu Pelindung berdasarkan bentuknya (Bakker, dkk 2003) ... 6

Tabel III.3. Pengelompokan Batu menurut penempatan dan stabilitasnya (Bakker, dkk 2003) ... 6

Tabel III.4 Tingkat Kesiapteraan Teknologi ... 9

Tabel IV.1. Detail prototip dan model gelombang ... 14

Tabel IV.2. Tipe peubah analisa regresi dan penerapan pada uji Run up gelombang .... 16

Tabel IV.3. Tipe peubah analisa regresi dan penerapan pada pengujian stabilitas ... 16

Tabel IV.4. Susunan Organisasi Tim Peneliti ... 18

Tabel V.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun I ... 19

Tabel V.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun II dan III ... 20

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II-1. Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PeGAR) ... 2

Gambar II-2. Berbagai jenis batu pelindung (USACE,2000)... 2

Gambar III-1. Sejarah Perkembangan Batu Pelindung dengan Penempatan Acak (Redijk dkk, 2005) ... 6

Gambar III-2. Riwayat Penelitian ... 8

Gambar III-3. Peta Rencana Penelitian... 8

Gambar IV-1. Bagan Alir Penelitian Secara Keseluruhan ... 13

Gambar IV-2. Contoh Model Numerik Batu Pelindung (Dentale, dkk 2014) ... 13

Gambar IV-3. Penempatan Batu Pelindung sebagai Struktur Pelindung pantai ... 14

Gambar IV-4. Contoh Hasil Uji Transmisi Tetrapod sebagai Batu Pelindung (USACE, 2000) ... 16

Gambar IV-5. Contoh hasil pengujian Stabilitas Batu Pelindung untuk PeGAR (USACE, 2000) ... 17

Gambar IV-6. Contoh Uji Guling dan Jatuh Bebas Batu Pelindung X Bloc (www.xbloc.com) ... 17

(6)

BAB I RINGKASAN

Salah satu cara untuk mereduksi energi gelombang yang datang mendekati pantai yang berpotensi menggerus pantai dan sekaligus merehabilitasi kerusakan ekosistem adalah dengan membuat struktur pelindung pantai berupa Rubblemound Breakwater atau Revetment (Rip-rap) apabila terletak di garis pantai. Struktur ini umumnya terdiri dari tumpukan batu alam sebagai batu pelindung (armour unit) yang disusun hingga dengan sudut kemiringan tertentu. Terkadang struktur tersebut dibuat dengan ambang (puncak) yang terletak di bawah elevasi muka air laut atau lazim disebut PeGAR(pemecah gelombang ambang rendah)

Demi menjaga kelestarian lingkungan, pemakaian batu alam sebagai batu pelindung struktur rubblemound perlu dibatasi. Untuk itu, batu-batu pelindung struktur breakwater sebaiknya terbuat dari kombinasi beton dan batu alam dengan stabilitas hidraulik yang cukup. Tetrapod, Dolos, A-Jack, adalah contoh batu pelindung buatan struktur pantai yang dipakai secara luas di Indonesia. Hak Cipta batu-batu buatan sebagian besar dimiliki oleh pihak asing / luar, sehingga dalam setiap konstruksi bangunan pantai yang menggunakan batu-batu buatan tersebut, pemerintah harus membayar royalti untuk pemakaian batu-batu tersebut. Selain itu pemakaian dan penggunaan batu-batu pelindung tersebut harus menggunakan teknologi dan peralatan yang memadai, sehingga untuk daerah-daerah yang terpencil agak sulit dilaksanakan.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan inovasi baru batu pelindung buatan komposit, rangka beton dan batu alam, yang memiliki kinerja cukup baik dan mudah untuk dikerjakan dilapangan. Batu pelindung akan didesain agar menghasilkan struktur pantai yang ramah lingkungan, memiliki stabilitas hidraulik yang baik, sehingga memiliki koefisien stabilitas yang cukup tinggi, serta mudah dalam proses produksi dan pemasangannya dilapangan. Hasil-hasil penelitian juga akan dipublikasikan pada Jurnal dan Seminar Internasional bereputasi dan terindeks scopus.

Keyword : Batu pelindung komposit; Rubblemound Breakwater; Ramah Lingkungan, Stabilitas hidraulik

(7)

BAB II LATAR BELAKANG

Salah satu cara untuk mereduksi energi gelombang yang datang mendekati pantai yang berpotensi mengerosi pantai dan sekaligus merehabilitasi kerusakan Terumbu Karang adalah dengan membuat struktur pelindung pantai sebagai Terumbu Buatan. Struktur yang dimaksud berupa breakwater dengan ambang (puncak) yang terletak di bawah elevasi muka air laut atau lazim disebut PeGAR(pemecah gelombang ambang rendah) (Sulaiman, 2016). Struktur terdiri dari tumpukan batu (alam atau buatan) sebagai batu pelindung (armour unit) yang disusun hingga mencapai ketinggian sedikit di bawah muka air saat surut. Struktur ini dipandang sebagai struktur yang ramah lingkungan, karena memungkinkan sirkulasi arus perairan dan memfasilitasi peningkatan biodiversitas perairan. Gambar II-1 berikut menunjukkan tipikal struktur Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PeGAR)

Gambar II-1. Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PeGAR)

Demi menjaga kelestarian lingkungan, pemakaian batu pecah dari alam sebagai batu pelindung struktur PeGAR sangat tidak disarankan. Untuk itu, batu-batu pelindung struktur PeGAR sebaiknya terbuat dari beton dengan berbagai bentuk dan kemampuan interlocking yang bervariasi. Tetrapod, Dolos, A-Jack, adalah contoh batu pelindung buatan struktur pantai yang dipakai secara luas di Indonesia. Gambar II-2 di bawah ini menunjukkan berbagai jenis dan tipe Batu Pelindung yang sering digunakan dalam struktur pelindung pantai di Indonesia.

(8)

Seluruh Hak Cipta batu-batu buatan di Gambar II-2 di atas dimiliki oleh pihak asing / luar Indonesia. Sehingga, dalam setiap konstruksi bangunan pelindung pantai yang menggunakan batu-batu buatan tersebut, pemerintah atau pemilik pekerjaan di Indonesia harus membayar royalti untuk pemakaian batu-batu tersebut dalam konstruksi struktur pantainya. Hal ini tentunya sangat tidak mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan persentase pemakaian komponen dalam negeri (TKDN) dalam setiap kegiatan perlindungan pantai di Indonesia.

Dalam upaya mendukung sistem inovasi nasional dengan mewujudkan produk lokal dan untuk meningkatkan pemakaian komponen dalam negeri untuk struktur pelindung pantai, maka proposal penelitian Rancang Bangun Batu Pelindung Pemecah Gelombang untuk Perlindungan Pantai Ramah Lingkungan ini diajukan dalam Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSISNAS).

Secara umum penelitian ini bertujuan :

• Mengkaji kelebihan dan kekurangan berbagai batu pelindung struktur pantai terdahulu. • Mengusulkan bentuk batu pelindung struktur pelindung pantai yang memiliki kinerja

yang lebih baik dari batu pelindung yang sudah ada.

• Mengetahui koefisien stabilitas (KD) dan kemampuan dalam meredam gelombang dari batu pelindung yang diusulkan.

• Mengetahui kekuatan struktur batu pelindung yang diusulkan dengan uji fisik skala penuh (uji purwarupa).

Sasaran yang akan dicapai berdasarkan tujuan penelitian di atas adalah:

• Menghasilkan bentuk batu pelindung yang memiliki kinerja lebih baik serta mudah dalam proses produksi dan penggunaannya di lapangan.

• Memperoleh nilai koefisien stabilitas (KD) batu pelindung yang diusulkan yang dan kinerjanya lebih baik dalam meredam gelombang dari batu pelindung yang sudah ada.. • Menghasilkan purwarupa (prototype) batu pelindung struktur pantai yang siap untuk

dipatenkan.

Tetrapod, batu Pelindung untuk Struktur pantai yang banyak dijumpai di Indonesia hingga saat ini, diciptakan pertama kali di Perancis sekitar tahun 1950an. Tetrapod banyak digunakan di Indonesia karena Hak Kekayaan Intelektual / lisensi untuk pemakaian atas bentu tersebut telah habis masa berlakunya. Namun, sebenarnya kinerja Tetrapod sudah sangat jauh tertinggal dengan Batu-batu pelindung yang baru, terbuktu dengan banyaknya kerusakan bangunan pantai yang menggunakan tetrapod di berbagai bangunan pantai (jetty,

(9)

seawall breakwater) di pelabuhan perikanan dan umum di Indonesia. Jenis-jenis batu pelindung yang baru seperti Accropode, Coreloc, A-Jack, dan X-Bloc banyak diciptakan pada akhir tahun 1990an dan awal tahun 2000an. Semua batu-batu pelindung tersebut di atas, lisensi nya dimiliki oleh asing, dan belum ada batu buatan produk lokal yang digunakan dalam pembangunan struktur pelindung pantai di Indonesia.

Secara ringkas keterbaruan dan terobosan yang akan dicapai dalam penelitian yang disusulkan adalah sebagai berikut:

Tabel II.1. Kebaruan Teknologi

No Item State of the Art Keterbaruan dan terobosan

1 Bentuk Bentuk batu pelindung menentukan stabilitas dan

kemudahan dalam proses produksi dan

penempatannya di lapangan. Batu pelindung terbaik yang ada saat ini memiliki kaki yang untuk

interlocking dan menambah stabilitas.

Penyederhanaan Bentuk dan Kemudahan Produksi

2 Volume Volume batu menentukan biaya produksi. Volume

material yang digunakan harus ditekan serendah mungkin namun tidak mengurangi kinerja hidraulik batu pelindung. Dengan volume beton yang sama harus dihasilkan jumlah batu pelindung yang lebih banyak dengan kinerja yang lebih baik.

Optimalisasi Rasio Volume dengan Berat untuk dapatkan Stabilitas Tinggi. (Volume sekecil mungkin dengan stabilitas tingi) 3 Penempatan Penempatan batu pelindung dalam konstruksi akan

menentukan lama pelaksanaan pekerjaan. Semakin banyak lapisan yang digunakan untuk mendapatkan kinerjs dan stabilitas yang baik, akan menyulitkan penempatannya di lapangan akan memperlama proses pelaksanaan dan menambah biaya konstruksi

Penempatan dalam 1 lapis untuk kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan

4 Stabilitas Stabilita batu pelindung merupakan aspek utama dalam perencanaan. Koefisien stabilitas (KD) dari batu pelindung yang diusulkan

Stabilitas tinggi (KD > 15)

5 HKI Produk-produk batu pelindung dalam struktur yang

digunakan di Indonesia hampir seluruhnya berasal dari luar negeri. Sehingga diperlukan sewa / beli lisensi agar bisa diproduksi di Indonesia

Kepemilikan HKI dalam negeri / nasional

Sebagaimana dipersyaratkan dalam Panduan Hibah Penelitian Laboratorium Dana ITS, 2020 (Hatta et al., 2020), target luaran penelitian yang diusulkan ini adalah

1. Publikasi pada jurnal internasional Journal of Coastal Research

http://www.jcronline.org/ yang terindeks Scopus atau Thompson Reuters Q2 (wajib); 2. Publikasi pada seminar internasional dengan prosiding terindeks Scopus (pilihan)

(10)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Stabilitas individu Batu Buatan sangat menentukan kinerja struktur pantai yang dilindunginya. Batu yang memiliki massa besar, tentunya akan lebih stabil dalam menahan gempuran gelombang, namun mahal dalam biaya pembuatan. Untuk mengurangi biaya pembuatan batu pelindung, maka interlocking batu harus bagus, sehingga dengan material minimum diperoleh stabilitas yang cukup dalam menahan gelombang. Stabilitas batu dinyatakan dalam koefisien Stabilitas KD atau angka Stabilitas (H/Dn) (USACE, 1984; USACE, 2000). Semakin tinggi nilai KD atau angka stabilitas suatu batu pelindung, semakin baik kinerjanya dalam menahan gempuran gelombang.

Tabel III.1 di bawah ini menunjukkan sejarah penggunaan Batu Pelindung untuk pertama kalinya dan lokasi negara dimana Batu Pelindung tersebut ditemukan.

Tabel III.1. Jenis Batu Pelindung dan Tahun Pemakaiannya untuk pertama kalinya

Jenis Negara Tahun Jenis Negara Tahun

Kubus - - Seabee Australia 1978

Tetrapod Perancis 1950 Accropode Perancis 1980

Tribar AS 1958 Shed UK 1982

Kubus Modifikasi

AS 1959 Haro Belgia 1984

Stabit Inggris 1961 Kubus berongga Jerman 1991

Akmon Belanda 1962 Core-Loc AS 1996

Tripod Belanda 1962 A-Jack AS 1998

Dolos Afrika

Selatan

1963 Diahitis Irlandia 1998

Cob UK 1969 Samoa Block AS 2002

Antifer Cube Perancis 1973 X-Block Belanda 2003

Batu–batu Pelindung di atas diklasifikasikan menurut bentuknya atau cara pereletakannya (Bakker dkk, 2003). Cara meletakkan batu pelindung ada dua: secara teratur atau secara acak. Perletakan secara acak memudahkan pelaksanaan di lapangan di banding penempatan yang diatur. Waktu pelaksanaan penempatan secara acak juga lebih singkat sehingga menghemat biaya konstruksi. Namun penempatan secara teratur, pada umumnya menghasilkan stabilitas kontruksi yanglebih baik dibanding penempatan batu buatan secara acak. Gambar III-1 menunjukkan sejarah perkembangan batu pelindung yang ditempatkan secara acak. Terlihat dalam gambar tersebut nilai ekonomis batu yang semakin baik, karena terjadi peningkatan stabilitas batu seiring dengan penurunan kebutuhan matrial penyususun batu pelindung.

(11)

Gambar III-1. Sejarah Perkembangan Batu Pelindung dengan Penempatan Acak (Redijk dkk, 2005)

Tabel 2.2 dan 2.3 berikut menunjukkan pengelompokan Batu pelindung berdasarkan bentuk, cara perletakan dan stabilitasnya.

Tabel III.2. Pengelompokan Batu Pelindung berdasarkan bentuknya (Bakker, dkk 2003)

Bentuk Nama

Kubus Kubus, Antifer Cube, Kubus Modifikasi, Grobbelar, Cob, Shed, Kubus berongga

Double Anchor Dolos, Akmon, Toskane

4 kaki Tetrapod, Tetrahedron (solid, perforated, hollow), Tripod Kombinasi batang 2D: Accropode, Gasho, Core-Loc

3D: Hexapod, Hexaleg, A-Jack Blok berbentuk L Bipod

Tipe Slab Tribar, Tri long, N Shape Block, Hollow Square Lain-lain Stabit, Seabee

Tabel III.3. Pengelompokan Batu menurut penempatan dan stabilitasnya (Bakker, dkk 2003)

Penempatan Lapisan Bentuk Berat Interlocking Stabilitas Gesekan

Acak

2 lapis Sederhana Kubus, Antifer, Kubus Modifikasi

Rumit Tetrapod, Akmon, Tribar, Tripod 1 lapis Sederhana Kubus Rumit A-Jack, Accropod, Core-Loc, X Block

Teratur 1 lapis Sederhana

Seabee. Kubus berongga, Diahitis

(12)

Dalam penelitian ini akan dihasilkan batu pelindung yang memiliki kinerja lebih baik dari batu-batu yang telah ada serta lebih ekonomis dan mudah dalam proses produksi dan penggunaannya di lapangan. Proses pengujian dan formulasi bentuk batu yang diusulkan dilakukan secara numerik untuk optimasinya, dan selanjutnya diuji secara fisik untuk stabilitas hidraulis dan kekuatan mekaniknya. Secara lengkap tahapan penelitian dijelaskan dalam bab berikutnya. Prosedur pengujian yang dilakukan sama dengan penelitian-penelitian terdahulu tentang pengujian kinerja hidraulik dan stabilitas batu pelindung yang terdahulu. Hanya saja dengan perkembangan teknologi informasi dan model numerik, dan untuk meminimalisir biaya pengujian secara fisik, proses desain bentuk batu pelindung dilakukan secara numerik dengan software FLOW3D yang baru pertama kali digunakan untuk uji hidraulik batu pelindung struktur pantai (Dentale, dkk, 2014)

Misi ITS untuk menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, terutama yang menunjang industri dan kelautan yang berwawasan lingkungan diwujudkan dengan pendirian Pusat Studi Kelautan ITS sejak 2004, dan mulai tahun 2020 ini berubah nama menjadi Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Kelautan-Kebumian (PPSTKK). Sesuai dengan buku panduan Penelitian Dana ITS Tahun 2020 (Hatta, Taufany, & Jaelani, 2020), kegiatan penelitian di PPSTKK ITS difokuskan pada isu-isu strategis nasional terkait bidang kelautan seperti yang disajikan pada Gambar III.2 berikut:

Gambar III.2. Fokus Penelitian di Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Kelautan-Kebumian (Hatta et al., 2020)

Pembangunan Kapal Sumber Daya Energi Kelautan Keselamatan dan Efektifitas Transportasi Laut Geodinamika Pemodelan Spasial Kajian Ekologi dan Wilayah Pesisir Infrastruktur Ramah Lingkungan

(13)

Pembuatan Batu Pelindung untuk struktur pelindung pantai, merupakan salah satu komponen Struktur Bangunan Pantai yang ramah lingkungan yang merupakan salah satu fokus Fokus Penelitian PPSTKK. Riset tentang bangunan struktur pantai yang ramah lingkungan telah dilakukan oleh Ketua Peneliti sejak 1997. Gambar III-3 berikut menunjukkan Riwayat Penelitian mengenai Struktur Pantai ramah Lingkungan dari Ketua Peneliti yang telah dimulai sejak 1997 (Thesis Master)

Gambar III-3. Riwayat Penelitian

Selanjutnya, penelitian tentang Struktur Pantai ramah Lingkungan (Pemecah Gelombang Ambang Rendah - PeGAR) difokuskan pada material penyusun struktur tersebut, yaitu batu-batu pelindung untuk struktur pantai tersebut. Gambar III-4 ini menunjukkan Peta Rencana Penelitian Batu Pelindung Buatan Komposit dan Tingkat Kesiapan Teknologi yang diharapkan bisa dicapai. Secara lebih detail, penyesuaian tahapan penelitian yang dilakukan dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) di uraikan dalam Tabel III.4.

Penelitian Kemitraan

(14)

Tabel III.4 Tingkat Kesiapteraan Teknologi

TKT DEFINISI DESKRIPSI KEGIATAN TAHUN

1 Penelitian Prinsip dasar Kinerja Batu Pelindung Buatan

• Pada tahap ini asumsi dan hukum dasar perancangan batu pelindung telah ditentukan, juga studi literatur dari penelitian terdahulu tentang prinsip dasar batu pelindung pantai.

• Hipotesis Kinerja Batu Pelindung Buatan juga diformulasikan

2020 2 Formulasi Konsep teknologi dan aplikasi Batu Pelindung Buatan

• Identifikasi peralatan dan sistem pengujian yang akan digunakan dalam eksperimen, juga studi literatur kemungkinan pengembangan dan rancang bangun batu pelindung struktur Pantai.

• Identifikasi desain Batu Pelindung secara teoritis dan empiris setelah pemahaman akan elemen-elemen dasar kinerja batu Pelindung telah dikeahui dan diformulasikan .

• Model numerik akan disusun untuk menguji kebenaran

• prinsip dasar kinerja Batu Pelindung, sementara penelitian analitik untuk menguji kebenaran prinsip dasar tersebut telah diselesaikan.

• Dilakukan uji validitas dan keandalan peralatan yang digunakan untuk pengujian secara fisik dan numerik

• Penyususnan tahapan eksperimen / pengujian Batu Pelindung yang akan dilakukan.

2020 3 Konsep dan karakteristik penting Kinerja Batu Pelindung telah dibuktikan secara analitis dan eksperimental

• Telah dilakukan studi analitik mendukung prediksi kinerja Batu Pelindung

• Telah diidentifikasi dan diprediksi karakteri/sifat dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar.

• Dilakukan percobaan pemodelan secara numerik / matematik di laboratorium untuk menguji kelayakan penerapan Batu Pelindung tersebut dengan data dummy.

• Secara teoritis, empiris dan eksperimen numerik telah diketahui bahwa Batu Pelindung memiliki kinerja yang cukup baik. • Pengambilan kesimpulan bahwa batu Pelindung yang

dirancang layak di aplikasikan secara ilmiah (studi analitik,model / simulasi eksperimen).

2020 4 Batu Pelindung yang dirancang telah diuji secara fisik di laboratorium

• Dilakukan test secara fisik di laboratorium hasil rancangan Batu Pelindung, dan hasilnya menunjukkan bahwa rancangan tersebut berfungsi dalam meredam gelombang.

• Persyaratan untuk aplikasi batu Pelindung menurut pengguna telah formulasikan

• Telah dilakukan percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang relevan.

• Membuat Purwarupa Batu Pelindung skala laboratorium • Kajian dan identifikasi proses untuk produksi Batu Pelindung

Buatan 2021 5 Batu Pelindung yang dirancang telah divalidasi dalam

• Dilakukan persiapan produksi Batu Pelindung.

• Dilakukan penelitian pasar (marketing research) dan penelitian laboratorium utk memilih proses fabrikasi.

• Purwarupa Batu Pelindung dengan akurasi tinggi telah dibuat. • Peralatan dan mesin pendukung untuk proses produksi telah

(15)

TKT DEFINISI DESKRIPSI KEGIATAN TAHUN lingkungan

yang relevan • Integrasi sistem produksi telah selesai dengan tingkat akurasi tinggi (high fidelity), dan siap diuji pada lingkungan nyata/simulasi.

• Modifikasi kondisi laboratorium sehingga mirip dengan lingkungan produksi yang sesungguhnya.

• Review proses produksi Batu Pelindung oleh bagian manufaktur 6 Model atau Purwarupa Batu Pelindung telah diuji dalam lingkungan yang relevan

• Kondisi lingkungan untuk penempatan Batu pelindung Buatan telah diketahui.

• Identifikasi kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses fabrikasi.

• Bagian manufaktur/ fabrikasi menyetujui dan menerima hasil uji laboratorium atas rancangan Batu Pelindung Buatan.

• Purwarupa Batu Pelindung telah teruji dengan akurasi/ fidelitas laboratorium pd kondisi operasional (lingkungan sebenarnya). • Hasil Uji membuktikan kelayakan teknis hasil Rancangan Batu

Pelindung Buatan (engineering feasibility).

2023 7 Purwarupa Batu Pelindung telah diuji dalam lingkungan sebenarnya

• Peralatan, proses, metode dan desain teknik untuk Batu Pelindung Buatan telah diidentifikasi

• Ujicoba proses dan prosedur fabrikasi peralatan telah dimulai • Perlengkapan proses dan peralatan test/inspeksi kualitas

produksi Batu Buatan diujicoba di dalam lingkungan produksi. • Draf gambar desain Batu Pelindung Buatan telah lengkap. • Peralatan, proses, metode dan desain teknik Batu Pelindung

Buatan telah dikembangkan dan mulai diujicobakan.

• Perhitungan perkiraan biaya produksi Batu Pelindung Buatan telah divalidasi (design to cost).

• Proses fabrikasi Batu Pelindung Buatan secara umum telah dipahami dengan baik.

• Purwarupa lengkap telah didemonstrasikan pada simulasi lingkungan operasional.

• Purwarupa sistem telah teruji pada ujicoba lapangan.

• Siap untuk produksi awal Batu Pelindung Buatan (Low Rate Initial Production- LRIP).

2024 8 Hasil Rancangan Batu Pelindung telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified)

• Mesin dan peralatan produksi Batu Pelindung Buatan telah diuji dalam lingkungan produksi.

• Diagram akhir Batu Pelindung Buatan selesai dibuat.

• Proses fabrikasi Batu Pelindung Buatan diujicobakan pada skala percontohan (pilot-line atau LRIP).

• Uji proses fabrikasi Batu Pelindung Buatan menunjukkan hasil dan tingkat produktifitas yang dapat diterima.

• Uji fungsi Batu Pelindung Buatan dilakukan dalam simulasi lingkungan operasi.

• Semua bahan/ material dan peralatan untuk digunakan dalam produksi Batu Pelindung Buatan telah tersedia .

• Siap untuk produksi skala penuh (kapasitas penuh).

2025

(16)

TKT DEFINISI DESKRIPSI KEGIATAN TAHUN melalui

keberhasilan pengoperasian

• Pembuatan perkiraan investasi teknologi Batu Pelindung Buatan.

• Tidak ada perubahan desain yang signifikan.

• Batu Pelindung Buatan telah teruji pada kondisi sebenarnya. • Produktivitas stabil dan dokumentasi untuk Produksi dan

Aplikasi Batu Pelindung Buatan telah lengkap.

• Estimasi harga produksi Batu Pelindung Buatan dibandingkan competitor.

(17)

BAB IV METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan. Masing-masing tahap akan memakan waktu selama satu tahun. Tahap 1 di lakukan di Laboratorium Komputasi pada tahun I dan dan Tahap II pada tahun II dilakukan Laboratorium Lingkungan Laut dan Energi di Jurusan Teknik Kelautan dan Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil. Tahap III dilakukan di lapangan pada tahun III. Adapun tahapan-tahapan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar IV-1 terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Studi literatur berbagai batu pelindung yang telah ada sebelumnya

2. Melakukan pengujian numerik untuk mendapatkan optimasi bentuk batu pelindung 3. Melakukan pengujian numerik untuk melihat kinerja batu pelindung secara mekanik

dan hidraulik.

4. Mempersiapkan model dan fasilitas untuk uji di kolam gelombang. 5. Melakukan pengujian di kolam gelombang dan menyimpulkan hasilnya . 6. Mempersiapkan prototipe untuk diuji kekuatannya dengan skala penuh 7. Merumuskan hasil-hasil pengujian model dan prototipe.

Penelitian dimulai dengan melakukan studi awal berdasarkan beberapa penelitian pendahuluan oleh ketua peneliti ditunjang dengan hasil-hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti yang lain. Dari studi pendahuluan ini akan dirumuskan rancangan penelitian dan metode pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

Pada Tahap I ini dilakukan perumusan bentuk Batu Pelindung. Dalam kegiatan ini, akan digunakan pendekatan dengan pemodelan Batu Pelindung secara numerik. Analisa kekuatan mekanis batu pelindung serta kinerja hidrauliknya akan disimulasikan secara numerik. Pada tahap ini juga akan dilakukan eksplorasi model dengan memodifikasi bentuk, susunan dan input gelombang, kedalaman air, dan berbagai parameter lain. Pengujian dengan model numerik yang terkalibrasi akan sangat menghemat waktu dan biaya pengujian model fisik pada tahap berikutnya. Untuk pengujian model numerik ini akan digunakan perangkat lunak FLOW3D® yang memiliki kemampuan memodelkan gelombang pecah (Hirt and Nichols, 1981) yang terjadi di sekitar Batu Pelindung. Perangkat lunak ini telah digunakan untuk memodelkan Terumbu Buatan berbentuk kubah berongga (Armono, 1999). FLOW3D juga sudah digunakan untuk memodelkan berbagai bentuk Batu Pelindung seperti seperti Accopode, Dolos, X-Block (Dentale dkk,2014). Gambar IV-2 di bawah menunjukkan salah satu contoh hasil pemodelan numerik batu pelindung untuk struktur

(18)

Gambar IV-1. Bagan Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar IV-2. Contoh Model Numerik Batu Pelindung (Dentale, dkk 2014) Perumusan Koefisien Run Up gelombang dan Angka Stabilitas

Informasi stabilitas Batu Pelindung dengan penempatan dan susunan yang berbeda

Analisa Overtopping: Menentukan hubungan antara Run up

gelombang dengan gelombang datang.

Parameter uji :Tinggi gelombang datang, susunan batu pelindung,

Lebar puncak, kemiringan struktur

Analisa Stabilitas: Menentukan stabilitas Batu Pelindung sesudah

pengujian dengan gelombang

Parameter uji: Tinggi gelombang datang, susunan penempatan,

Batu Pelindung, kemiringan struktur Mulai

Tahun II

Pengujian transmisi gelombang dan stabilitas Batu Pelindung secara Fisik dalam Kolam Gelombang

Penentuan Tipe dan optimasi bentuk Batu Buatan dengan pemodelan Numerik

Tahun I

Pengumpulan data dan hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang Batu Pelindung

Selesai

Pengujian Run up gelombang Batu Buatan dengan pemodelan Numerik

Tahun III

Pengujian Stabilitas Struktural di Lapangan Uji Guling dan Jatuh Bebas

Capaian Tahun I

1. Kriteria Kinerja Batu Pelindung

2. Rancangan awal Model Batu Pelindung

Capaian Tahun II

1. Kinerja Batu Pelindung dalam meredam gelombang

2. Rancangan awal Prototipe Batu Pelindung 3. Metode Konstruksi /

Pembuatan Batu

Capaian Tahun III

1. Draft Paten

2. Prototipe Batu Pelindung 3. Metode Konstruksi

Penempatan Batu Pelindung di Lapangan 4. Kriteria Desain Struktur 5. Draft Publikasi Jurnal

(19)

Pada tahap 2 ini dilakukan pengujian batu pelindung secara fisik. Pengujian meliputi pengujian kinerja hidraulik dan kinerja kekuatan material batu pelindung. Pengujian hidraulik dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan Energi Jurusan Teknik Kelautan, ITS. Perilaku transmisi gelombang dan stabilitas struktur salah satunya dipengaruhi oleh cara penempatan susunan Batu Pelindung terhadap arah gelombang. Oleh sebab itu dalam studi ini susunan Batu Pelindung dibuat bervariasi dengan tujuan agar dapat diketahui sejauh mana pengaruh susunan Batu Pelindung terhadap efisiensi transmisi gelombang dan kestabilan struktur. Selain susunan batu, juga akan model diuji dengan tinggi gelombang dan periode yang bervariasi untuk mendapatkan nilai koefisien stabilitas batu pelindung. Gambar IV-3 di bawah ini menunjukkan posisi penempatan model dalam saluran gelombang.

Gambar IV-3. Penempatan Batu Pelindung sebagai Struktur Pelindung pantai

Model yang akan di uji direncanakan memiliki ukuran skala 1 : 25 agar fasilitas di laboratorium mampu membangkitkan gelombang hingga 4m pada prototipe. Berat batu pelindung akan di variasikan mulai dari 500kg hingga 2000 kg pada prototipe. Tabel IV.1 di bawah menunjukkan tipikal rancangan dimensi untuk pengujian model di laboratorium

Tabel IV.1. Detail prototip dan model gelombang

Keterangan Unit Prototip Skala (1 : 25) Model Kedalaman Air Periode Tinggi gelombang meter detik meter 10 1,5 – 6,5 0,50 – 4,00 NL NT = (NL)0.5 NL 0,4 0,3 – 1,3 0,02 – 0,16 Berat Batu Pelindung kg 500-2000 NW=(NL) -3 0,032 – 0,128

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: • Flume Tank

Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Flume Tank (kolam uji gelombang)

Tampak Atas

(20)

yang dibangkitkan dapat berupa gelombang reguler ataupun irreguler. Tinggi gelombang maksimum yang dapat dibangkitkan adalah 0.3 m dengan periode gelombang berkisar 0.5 – 3.0 detik untuk gelombang reguler.

• Pembangkit Gelombang

Pembangkit gelombang terdiri atas 3 unit pengapung dan penggerak gelombang, sebuah pengontrol tekanan dan sebuah komputer khusus dengan sinyal listrik.

• Wave probes

Wave probes merupakan alat pengukur tinggi gelombang, apabila alat tersebut tercelup ke dalam air maka elektroda tersebut mengukur konduktivitas volume air. Konduktivitas tersebut berubah secara proporsional sesuai dengan variasi perubahan elevasi muka air. Jumlah wave probes yang digunakan pada penelitian ini dipasang 4 buah, ini mengacu pada eksperimen fisik yang dilakukan S. Neelamani, (2002a dan 2002b).

Pada Gambar IV-3 di atas ditampilkan rencana penempatan model batu pelindung serta wave probes dalam kolam pengujian.

Pada pengujian model terdapat tiga tahapan running test yaitu :

• Pertama untuk uji transmisi gelombang, diperoleh data gelombang transmisi

• Kedua untuk uji stabilitas, diperoleh data stabilitas meliputi tinggi struktur sebelum dan sesudah pengujian stablitas serta jumlah Batu Pelindungyang berpindah

• Ketiga untuk uji transmisi gelombang pasca uji stabilitas, diperoleh data data gelombang transmisi pasca uji stabilitas

Pada gelombang reguler, rentang tinggi gelombang ditentukan antara 10 sampai 20 cm, serta rentang periode antara 0.5 sampai 3.0 detik. Untuk data transmisi gelombang setiap pengambilan data memerlukan waktu sesuai dengan periode gelombang, apabila mengacu pada kriteria minimum 10 gelombang (Neelamani, 2002b) maka pengambilan data memerlukan waktu paling sedikit 10 detik sampai 30 detik. Pada uji stabilitas, jumlah gelombang yang diberikan pada setiap pengujian sekitar 3500 gelombang, dimana pada jumlah tersebut diharapkan struktur breakwater telah mencapai kondisi stabil.

Hasil pengujian akan di analisa secara Statistik dengan Multi Parameter Regresi untuk mendapatkan hubungan antar parameter, sehingga diperoleh hubungan antara koefisien transmisi dengan parameter-parameter tersebut. Parameter gelombang datang seperti periode (T), free board (d), tinggi gelombang datang (Hi) dapat dianggap sebagai peubah prediktor, begitu juga pada parameter struktur seperti tinggi struktur (h), lebar puncak (Bw), kemiringan dan susunan Batu Pelindung dapat dianggap sebagai peubah prediktor. Sedangkan gelombang transmisi (Ht) dan stabilitas struktur (hc) merupakan peubah respon.

(21)

Tipe peubah dalam analisa regresi yang diterapkan pada pengujian transmisi gelombang disajikan pada Tabel IV.2.

Tabel IV.2. Tipe peubah analisa regresi dan penerapan pada uji Run up gelombang

Test

Peubah

respon Peubah prediktor

y x1 x2 x3 x3 x4 1 2 3 ... Ht/Hi Ht/Hi Ht/Hi ... (Hi/gT2)1 (Hi/gT2)2 (Hi/gT2)3 ... (d/gT2)1 (d/gT2)2 (d/gT2)3 ... (Hi/d)1 (Hi/d)2 (Hi/d)3 ... (h/d)1 (h/d)2 (h/d)3 ... (h/Bw)1 (h/Bw)2 (h/Bw)3 ...

Gambar IV-4 berikut ini menunjukkan tipikal hasil pengujian Batu Buatan jenis Tetrapod sebagai pelindung struktur. Penelitian ini akan menghasilkan grafik yang mirip dengan Gambar IV-4 ini, namun khusus berlaku untuk batu pelindung yang di rancang.

Gambar IV-4. Contoh Hasil Uji Transmisi Tetrapod sebagai Batu Pelindung (USACE, 2000)

Pada pengujian stabilitas struktur, sebagai peubah respon pada pengujian stabilitas adalah Hc, dimana Hc adalah tinggi struktur setelah pengujian stabilitas. Namun pengujian model fisik bersifat dinamis maka tidak menutup kemungkinan pada saat pelaksanaan pengujian peubah respon bisa berubah, misalnya luas penampang atau jumlah batu yang terguling. Tabel peubah respon dan prediktor pada pengujian stabilitas disajikan pada Tabel IV.3.

Tabel IV.3. Tipe peubah analisa regresi dan penerapan pada pengujian stabilitas

Test

Peubah

respon Peubah prediktor

y x1 x2 x3 x3 x4 1 2 Hi/ D Hi/ D (Hi/gT2)1 (Hi/gT)2 (d/gT2)1 (d/gT)2 (Hi/d)1 (Hi/d)2 (h/d)1 (h/d)2 (h/Bw)1 (h/Bw)2

(22)

Gambar IV-5 di bawah ini menunjukkan salah satu contoh hasil pengujian stabilitas batu alam sebagai batu pelindung struktur pemecah gelombang ambang rendah (PeGAR) atau low-crest breakwater yang penelitiannya dilakukan oleh Vidal dkk, tahun 1992.

Gambar IV-5. Contoh hasil pengujian Stabilitas Batu Pelindung untuk PeGAR (USACE, 2000)

Pada tahap akhir ini, akan dibuat Batu Pelindung dengan ukuran yang sebenarnya (Prorotype / purwarupa). Purwarupa batu pelindung tersebut akan di uji secara mekanis kekuatan struktur materialnya dengan uji jatuh (drop test). Tujuannya adalah untuk memahami tingkat kesulitan saat proses pembuatan / pencetakan Batu dan juga untuk menguji kekuatan batu pelindung secara mekanis. Pada tahap ini, purwarupa batu pelindung yang diusulkan, juga akan dicoba dijatuhkan berulang kali dari alat berat sebagaimana terlihat dari Gambar IV-6 di bawah ini. Dengan kegiatan ini akan dapat dipelajari tingkat kesulitan dan kendala-kendala yang dihadapai saat pencetakan batu pelindung dan juga bagian - bagian mana yang memerlukan perkuatan dan kajian lebih lanjut agar pada saat pemasangan batu pelindung tidak rusak saat dijatuhkan ke laut.

(23)

Kegiatan penelitian ini akan melibatkan dua orang dosen. Satu orang dosen sebagai Ketua Peneliti dan satu orang sebagai anggota penelitian dibantu oleh dua orang tenaga pendidikan dan dua mahasiswa sebagai pembantu peneliti. Ketua dan anggota peneliti berasal dari Departemen Teknik Kelautan dan Departemen Teknik Perkapalan, FTK ITS. Tabel IV.4 di bawah ini menunjukkan susunan organisasi tim peneliti beserta tanggungjawab masing-masing.

Tabel IV.4. Susunan Organisasi Tim Peneliti

No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Waktu Uraian Tugas 1 Haryo Dwito Armono, ST. MEng., PhD / 0010086806 Teknik Kelautan / FTK ITS Teknik Pantai, Struktur Pantai 20 jam/

minggu • Penanggung Jawab Penelitian, • Perencana Program Penelitian, • Perencana Pengujian Model dan

Purwarupa

• Membuat Konsep Pemodelan Fisik, dan Numerik,

• Menganalisa hasil-hasil penelitian 2 Ir. I Ketut Suastika,

MSc., PhD / 0031126920 Teknik Perkapalan / FTK ITS Teknik Perkapalan, Pemodelan Numerik 15 jam/

minggu • Menyiapkan model numerik, • Melakukan pengujian model secara numerik

• Menganalisa Hasil Pemodelan Numerik 3 Sholihin, ST., MT / 0028086906 Teknik Kelautan / FTK ITS Geoteknik Struktur Pantai 15 jam/

minggu • Menyiapkan Purwarupa, • Melakukan pengujian Purwarupa • Menganalisa Hasil Pengujian

Purwarupa 4 Dr. Ir. Wahyudi, MSc/ 0014126005 Teknik Kelautan / FTK ITS Teknik Kelautan, Pemodelan Fisik, 15 jam/

minggu • Menyiapkan Desain Penelitian Pengujian Model Fisik, • Menganalisa Hasil Pengujian Model

Fisik 6 Andi Kurniawan, ST PT. Rekabhumi Segarayasa Bestari Survey Teknik Kelautan 10 jam/

minggu • Mengumpulkan data-data lapangan sekunder maupun primer • Menyiapkan pengujian purwarupa

lapangan 7 Teguh Indrasto,

(24)

BAB V JADWAL KEGIATAN DAN RANCANGAN BIAYA

Kegiatan penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, masing-masing tahap dilaksanakan selama satu tahun. Tahun ke-1 difokuskan pada studi literatur berbagai bentuk Batu Pelindung dan melakukan uji coba rancangan model Batu Pelindung secara numerik dengan software. Kegiatan pada tahun ke-1 dilakukan sepenuhnya di Laboratorium Komputasi, Departemen Teknik Kelautan, FTK ITS. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahun ke-1 meliputi studi literatur, perencanaan pengujian model numerik, pembuatan model numerik, pengujian model numerik, evaluasi analisa hasil pengujian dan pembuatan laporan. Pada tahun ke-1 ini fokus kegiatan pada pemodelan numerik untuk mendapatkan bentuk batu pelindung yang lebih baik sebelum diuji modelnya secara fisik di laboratorium pada tahun ke -2.

Tabel V.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun I

Pada tahun ke-2, batu pelindung hasil desain tahun pertama akan di buat modelnya secara fisik dengan bahan beton atau beton geopolimer di Laboratorium Konstruksi Beton Jurusan Teknik Sipil ITS. Model terskala batu pelindung akan diuji kinerjanya secara hidraulik di saluran gelombang yang berlokasi Laboratorium Lingkungan dan Energi Laut Departemen Teknik Kelautan ITS. Hasil pengujian model fisik akan digunakan untuk mengkalibrasi model numerik yang akan dilakukan pada tahun ke-1. Kegiatan pada tahun ke-2 perencanaan pengujian model fisik, pembuatan model fisik, pengujian model fisik, evaluasi analisa hasil pengujian dan pembuatan laporan.

Pada tahun ke-3 dilakukan ujicoba produksi purwarupa (prototipe) batu pelindung buatan serta penempatannya di lapangan. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan pembuatan dan penempatan batu buatan tersebut. Selain itu juga akan diuji kekuatan beton strukturnya nya secara penuh dengan uji jatuh dan guling. Secara lengkap Tabel V.2 di bawah ini menunjukkan jadwal kegiatan pada Tahun ke-1 ke-2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Program Kerja & Koordinasi Penelitian X

2 Studi Literatur X X X X X X X X

3 Penyusunan Rencana Pengujian Batu Pelindung X X

4 Persiapan Pengujian, Formulasi Model X X X

5 Pengujian Model Batu Pelindung secara numerik X X X X X

6 Evaluasi Hasil Pengujian Model Numerik X X X X

7 Modifikasi Bentuk Batu Pelindung X X X X

8 Rapat Rutin X X X X X X X X

9 Pembuatan Laporan Tahunan X X

(25)

Tabel V.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun II dan III

Total Biaya Penelitian selama dua tahun sebesar Rp 180.000.000 (Seratus delapan puluh juta rupiah) dengan perincian sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel V.3 di bawah ini. Adapun justifikasi dan penjelasan lebih rinci dari masing-masing komponen biaya penelitian diberikan dalam Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian.

Tabel V.3 Ringkasan Anggaran Biaya Insisnat Riset Pratama

No Jenis Pengeluaran

Biaya yang diusulkan (Rp) Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 1 Honorarium untuk pelaksana, petugas laboratorium,

pengumpul data, pengolah data, penganalisis data, honor operator, dan honor pembuat sistem., dsb, mengikuti Standard Biaya Masukan yang berlaku.

14.600.000 16.600.000 23.600.000

2 Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, surat menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan laporan, publikasi, bahan laboratorium, komponen prototype, dsb.

7.400.000 4.400.000 4.150.000

3 Perjalanan untuk biaya survei/sampling data, seminar/workshop, biaya akomodasi-konsumsi,

perdiem/lumpsum, transport, dsb. 8.000.000 5.000.000 25.000.000 4 Lain-lain: sewa untuk peralatan/mesin/ruang

laboratorium, kendaraan, kebun percobaan, peralatan

penunjang penelitian lainnya, dsb. 30.000.000 34.000.000 7.250.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Program Kerja & Koordinasi Penelitian X

2 Studi Literatur X X X X X X X X

3 Penyusunan Rencana Pengujian Batu Pelindung X X

4 Persiapan Peralatan Pengujian, Kalibrasi Peralatan dll X X X

5 Pengujian Model Batu Pelindung di Laboratorium X X X X

6 Evaluasi Hasil Pengujian X X X

7 Rapat Rutin X X X X X X X X

8 Pembuatan Laporan Tahunan X X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Program Kerja & Koordinasi Penelitian X

2 Studi Literatur X X X X X X X X

3 Penyusunan Rencana Pengujian Batu Pelindung X X

4 Persiapan Peralatan Pengujian Lapangan X X X

5 Pembuatan Prototipe dan Penempatan di lapangan X X X X X

6 Pengujian Purwarupa Batu Pelindung di Lapangan X X X X X

7 Evaluasi Hasil Pengujian X X X

8 Rapat Rutin X X X X X X X X

9 Pembuatan Laporan Tahunan X X

Jenis Kegiatan Tahun II - Uji Model Fisik

(26)

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

• Sulaiman, Dede M (2016), “PeGAR ; Pemecah Gelombang Ambang Rendah berbahan Karung Geotekstil”, Trim Komunikata Bandung, xxx,98

• Armono, HD (1999a), “Flow Field Around Single And Multi Hollow Hemispherical Ball Artificial Reefs used for Fish Habitats”, Proceedings of 18th International Conference on Offshore Mechanics and Arctic Engineering (OMAE99), St. Johns, Newfoundland, Canada

• Armono, HD (1999b), Flow Field around Single and Multiple Hollow Hemispherical Artificial Reefs used for Fish Habitat, Thesis, Memorial University of Newfoundland, Canada 1999

• Armono, HD (2003), “Hemisherical Shape Artificial Reefs” Ph.D Disertasi, Queen University, Ontario Canada.

• Bakker, Pieter., van den Berge,Arnould., Hakenberg, Ronald., Klabbers, Martijn., Muttray, Markus., Reedijk, and Rovers, Ineke., (2003). “Development Of Concrete Breakwater Armour Units”, 1st Coastal, Estuary and Offshore Engineering Specialty Conference of the Canadian Society for Civil Engineering.

• F. Dentale, S. D. Russo, E. Pugliese Carratelli. (2014) ” Innovative Numerical Simulation To Study The Fluid Motion Within Rubble Mound Breakwaters And The Armour Stability” https://www.flow3d.com/wp-content/uploads/2014/08/innovative-numerical- simulation-to-study-the-fluid-motion-within-rubble-mound-breakwaters-and-the-armour-stability-01-10.pdf

• Hatta, A. M., Taufany, F., & Jaelani, L. M. (2020). Panduan Penelitian Dana ITS Tahun 2020. Retrieved from

https://www.its.ac.id/drpm/wp-content/uploads/sites/71/2020/03/Panduan-Penelitian-Dana-ITS-2020-040320.pdf • Hirt, C.W., and Nichols, B.D., (1981). "Volume of Fluid (VOF) Method for the Dynamics

of Free Boundaries", Journal of Computational Physics Vol. 39, pp. 201-225.

• Neelamani, R. Rajendran, 2002a, “Wave interaction with T-type breawaters” Coastal Engineering 29, pp 151-175.

• Neelamani, M. Vedagiri, 2002b, “Wave interaction with partielly immersed twin vertical barries” Technical Note, Coastal Engineering 29, pp 215-238

• J.S. Reedijk, P. Bakker,C.V.A. van der Vorm-Hoek, I. Vos-Rovers, (2005). “Development and Application of an Innovative Breakwater Armour Unit” 1st International Conference On Coastal Zone Management and Engineering In The Middle East.

• US Army Corps of Engineers., (1984), “Shore Protection Manual” • US Army Corps of Engineers., (2000), “Coastal Engineering Manual”

• Vidal, C., Losada, M.A., Medina, R., Mansard, E.P.D. and Gomez-Pina, G., 1992, “An Universal Analysis for The Stability of Both Low-Crested and Submerged Breakwaters”,

(27)

BAB VII LAMPIRAN

BIODATA TIM PENELITIAN 1. Ketua

a. Nama Lengkap : Haryo Dwito Armono, ST, M.Eng, Ph.D

b. NIP / NIDN : 196808101995121001 / 0010086806

c. Fungsional/Pangkat/Gol : Lektor Kepala/IV/a d. Bidang Keahlian : Teknik Pantai

e. Departemen / Fakultas : Teknik Kelautan / Teknologi Kelautan f. Alamat Rumah dan No Telp. : Sukolilo Park regency, Blok A 24

Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111 Telp: 081330459203

g. Riwayat Penelitian / Pengabdian Masyarakat yang Relevan

Tahun Kegiatan Posisi

2008-2011

Rancang Bangun Terumbu Buatan untuk Pelindung

Pantai Ketua

2017 Terumbu Buatan Hexagonal untuk Perlindungan Pantai

Ramah Lingkungan Ketua

h. Publikasi (2) yang paling Relevan

Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal

2018 Experimental Study of Scouring Characteristic Around

Hexagonal Artificial Reef

Haryo Dwito Armono and Harish Wirayuhanto

MATEC Web of Conferences 177, 01009

2012 Wave Spectrum Change in The Vicinity of Artificial Reef,

Armono, HD., Akhwady, R., Sujantoko, Kurniawan, A.

Journal of Indonesian Coral Reefs Vol 1. No.1, 2012

i. Paten (2) terakhir

Pendaftaran Merek "Bottle Reef"

No. Pendaftaran IDM000403646 Tanggal 09-11-2011

No. Paten Granted BRMA64, Tanggal 28-08-2013

Hasil Penelitian Disertasi Sdr. Rudhy Akhwady (bimbingan ketua peneliti) serta Hibah Penelitian Pasca Sarjana kontrak No:

0172.0/023-04.2/XV/2010

j. Tugas Akhir/Thesis dan Disertasi (2 terakhir yang paling relevan) yang sudah selesai di bimbing

No. Tahun Judul Thesis / Disertasi

1 2009 Kajian Perilaku Transmisi dan Stabilitas Pemecah Gelombang Kantong

Pasir Tipe Tenggelam (Disertasi Doktor) Ferry Fatnanta (NRP 4104 301 005)

2 2012 Kinerja Terumbu Buatan Silinder Berongga (Bottle Reef) sebagai Pemecah

Gelombang Ambang Terbenam (Disertasi Doktor) Rudhy Akhwady (NRP 4107 301 004)

(28)

2. Anggota

a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Wahyudi Citrosiswoyo, MSc

b. NIP / NIDN : 196012141989031001/ 0014126005

c. Fungsional/Pangkat/Gol : Lektor / III / d

d. Bidang Keahlian : Marine Geologist / Marine Disaster e. Departemen / Fakultas : Teknik Kelautan / Teknologi Kelautan f. Alamat Rumah dan No Telp. : Wisma Indah Blok C - 3, Wonorejo,

Rungkut,

Surabaya (60296), Telp : +62-31-871-5011 g. Riwayat Penelitian / Pengabdian Masyarakat yang Relevan

Tahun Kegiatan Posisi

2013-2014

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Kualitas Airtanah di

Kawasan Pantai Timur Surabaya Ketua

2013 Studi Risiko Bencana Akibat Gempabumi di Pesisir Pacitan Ketua

h. Publikasi (2) yang paling Relevan

Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal

2016 Karakteristik Stabilitas Pemecah Gelombang

Kantong Pasir Tipe Tenggelam

Fatnanta, F., Pratikto, WA., Armono HD ,

Citrosiswoyo, W

Jurnal Makara Seri Teknologi, Univ. Indonesia Vol 14, No 2 Nopember 2010

2016 LPI-Based Severity Mapping of Earthquake

Induced Soil Liquefaction in Pacitan City Coastal Area Indonesia

Applied Mechanics and Materials Vol. 862, pp 144-153

i. Paten (2) terakhir : -

j. Tugas Akhir, Thesis dan Disertasi (2 terakhir yang paling relevan) yang sudah selesai di bimbing

No. Tahun Judul Thesis

1 2009 Kajian Perilaku Transmisi dan Stabilitas Pemecah Gelombang Kantong Pasir

Tipe Tenggelam (Disertasi Doktor) Ferry Fatnanta (NRP 4104 301 005)

2 2009 Studi Peredam Gelombang Tenggelam Bentuk Gigi Gergaji di Daerah

Tropis (Disertasi Doktor)

(29)

3. Anggota

a. Nama Lengkap : Sholihin, ST., MT

b. NIP / NIDN : 196908282000121001 / 0028086906 c. Fungsional/Pangkat/Gol : Asisten Ahli / III / b

d. Bidang Keahlian : Struktur Pantai

e. Departemen / Fakultas : Teknik Kelautan / Teknologi Kelautan f. Alamat Rumah dan No Telp. : Perumahan Semolowaru Elok E-2,

Surabaya

Telp. (031) 5948150, 081553130647 g. Riwayat Penelitian / Pengabdian Masyarakat yang Relevan

Tahun Kegiatan Posisi

2000 Transmisi Gelombang pada Roublemound Breakwater Anggota

2010-2011 Rancang Bangun Floating Breakwater HDPE untuk

Pulau-pulau Kecil di Indonesia Anggota

h. Publikasi (2) yang paling Relevan

Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal

2005 Pengaruh Spektrum Gelombang Terhadap Stabilitas

Batu Pecah Pada Permukaan Cellular Coverdam Akibat Gelombang Overtoping

Wahyudi, Sholihin, Fery Setiawan

Jurnal Teknologi Kelautan Vol. 9 / No. 1

2013 Buku : Struktur Pelindung Pantai

Penulis: Widi A Pratikto, Suntoyo, K Sambodho, Sholihin

Penerbit : BPFE Jogyakarta

i. Paten (2) terakhir : -

j. Tugas Akhir, Thesis dan Disertasi (2 terakhir yang paling relevan) yang sudah selesai di bimbing

No. Tahun Judul Thesis

1 2005 Pengaruh Spektrum Gelombang Terhadap Stabilitas Batu Pecah Pada

Permukaan Cellular Cofferdam Akibat Gelombang Overtopping

Fery Setiawan

2 2005 Pengaruh Wave Steepness Terhadap Stabilitas Batu Pecah Pada

Permukaan Cellular Cofferdam Akibat Gelombang Overtopping

(30)

4. Anggota

a. Nama Lengkap : Dr. Ir. I Ketut Suastika, MSc

b. NIP / NIDN : 196912312006041178 / 0031126920 c. Fungsional/Pangkat/Gol : Lektor Kepala/IV/a

d. Bidang Keahlian : Teknik Pantai

e. Departemen / Fakultas : Teknik Perkapalan / Teknologi Kelautan f. Alamat Rumah dan No Telp. : Jl. Marina Emas Timur IV/34 Surabaya

60111

Telp : 081385661278 g. Riwayat Penelitian / Pengabdian Masyarakat yang Relevan

Tahun Kegiatan Posisi

2010-2011 Rancang Bangun Floating Breakwater HDPE untuk

Pulau-pulau Kecil di Indonesia Anggota

2014-2015 Prediksi umur kelelahan struktur keel buoy tsunami dengan metode spectral fatigue analysis berbasis data uji

laboratorium

Ketua

h. Publikasi (2) yang paling Relevan

Tahun Judul Artikel Ilmiah Vol / No Nama Jurnal

2009 I.K. Suastika and J.A. Battjes, “A model for

blocking of periodic waves,” pp. 81-99

51(2) Coastal Engineering

Journal (CEJ) 2012 K. Suastika, “Nonlinear-dispersion effects in

modeling of blocking of Stokes waves”, pp. 829-842

28(4) Journal of Coastal

Research (JCR)

i. Paten (2) terakhir : -

j. Tugas Akhir, Thesis dan Disertasi (2 terakhir yang paling relevan) yang sudah selesai di bimbing

No. Tahun Judul, Nama Mahasiswa, NRP

1 2019

Kajian Eksperimental dan Numerik Hambatan Kapal Crew Boat Hard Chine Orela dengan Variasi Posisi Foil Belakang (Thesis S2)

Soegeng Riyadi, 04111650030005

2 2016

Kajian Eksperimental dan Numerik Olah Gerak (Seakeeping) Kapal Crew Boat Orela dengan dan tanpa Foil Belakang (Tugas Akhir S1)

(31)

SURAT PERNY ATAAN KESEDIAAN MITRA

Yang bertanda tangan di bawah ini kami: Nama

Jabatan NamaMitra

: Andi Kurniawan, ST : Chief Engineer

: PT. Rekabhwni Segarayasa Bestari

menyatakan bersedia untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai mitra penelitian: Judul Penelitian

Ketua Tim Peneliti

: Rancang Bangun Struktur Komposit Rangka Beton dan Batu Alam untuk Bangunan Pelindung Pantai : Haryo Dwito Armono, ST., MEng., PhD

Dengan memberi kontribusi atau dana pendamping in cash sebesar Rp 5.000.000 dan atau in kind berupa -dukungan kegiatan survei hidrooseanografi, penyediaanfasilitas komputer, perangkat lunak untuk pemodelan serta ruang untuk pertemuan dan kooordinasi penelitian.

Surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.

Mengetahui Surabaya, 6 Maret 2020.

Pimpinan Mitra Yang membuat pemyataan

(32)

DATA USULAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL DANA LOKAL ITS 2020

1. Judul Penelitian

Rancang Bangun Struktur Komposit Rangka Beton dan Batu Alam untuk Bangunan Pelindung Pantai

Skema : PENELITIAN KEMITRAAN

Bidang Penelitian : Sains dan Teknologi Kelautan-Kebumian Topik Penelitian : Infrastruktur ramah lingkungan

2. Identitas Pengusul Ketua Tim

Nama : R. Haryo Dwito Armono ST.,M.Eng.,Ph.D.

NIP : 196808101995121001

No Telp/HP : 081330459203

Laboratorium : Laboratorium Pantai dan Lingkungan Laut Departemen/Unit : Departemen Teknik Kelautan

Fakultas : Fakultas Teknologi Kelautan Anggota Tim

No Nama Lengkap Asal Laboratorium Departemen/Unit Perguruan

Tinggi/Instansi 1 Dr. Ir. I Ketut Suastika

M.Sc Laboratorium Hidrodinamika Departemen Teknik Perkapalan ITS 2 R. Haryo Dwito Armono ST.,M.Eng.,Ph.D. Laboratorium Pantai dan Lingkungan Laut Departemen Teknik Kelautan ITS

3 Dr. Ir. Wahyudi M.Sc. Departemen Teknik

Kelautan ITS 4 Sholihin ST.,MT Laboratorium Pantai dan Lingkungan Laut Departemen Teknik Kelautan ITS

3. Jumlah Mahasiswa terlibat : 2 4. Sumber dan jumlah dana penelitian yang diusulkan

a. Dana Lokal ITS 2020 :

b. Sumber Lain :

(33)

65.000.000,-Tanggal Persetujuan Nama Pimpinan Pemberi Persetujuan Jabatan Pemberi Persetujuan Nama Unit Pemberi Persetujuan QR-Code 10 Maret 2020

Prof. Ir. I Ketut Aria Pria Utama

M.Sc., Ph.D. Kepala Pusat Penelitian/Kajian/Unggulan Iptek Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Kelautan-Kebumian 10 Maret 2020 Agus Muhamad Hatta , ST, MSi, Ph.D Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Gambar

Gambar II-1. Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PeGAR)
Tabel II.1. Kebaruan Teknologi
Tabel  III.1  di  bawah  ini  menunjukkan  sejarah  penggunaan  Batu  Pelindung  untuk  pertama kalinya dan lokasi negara dimana Batu Pelindung tersebut ditemukan
Gambar III-1. Sejarah Perkembangan Batu Pelindung dengan Penempatan Acak   (Redijk dkk, 2005)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai “Satu Data” dibutuhkan data yang valid dan mutakhir, untuk itu dibutuhkan suatu perancangan arsitektur manajemen data master dan teknologi penunjang

Pengujian PLTHk Sistem Terapung dilakukkan di Laboratorium konversi energi dan pengkondisian lingkungan di DTF menggunakan water tunnel Fabrikasi Turbin

Oleh karena itu pada penelitian ini di desain sistem kontrol kecepatan motor BLDC berbasis Fuzzy Logic Controller untuk mengetahui bagaimana respon kecepatan dari motor

Pengujian PLTHk Sistem Terapung dilakukkan di Laboratorium konversi energi dan pengkondisian lingkungan di DTF menggunakan water tunnel Fabrikasi Turbin

Gambar 4.4 Skema pengujian percepatan korosi dengan metode galvanostatic Tahapan selanjutnya adalah menerapkan konsep repairing balok beton bertulang setelah

Microbial Fuel Cells (MFC) adalah suatu teknologi alternatif pengolahan air limbah secara anaerob atau disebut dengan sel elektrokimia berbasis mikroba (Ibrahim 2017), yang

Pada mobil dengan bahan bakar BBM atau Listrik, suplai energi untuk lighting support system diambil dari batrai.. 3.2

Fokus kajian pada penelitian ini adalah: (1) mengetahui status kesehatan pohon-pohon yang ada di jalur hijau RTH kota Surabaya; (2) mengetahui bentuk serangan