• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis, sebab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis, sebab"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis, sebab hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya harus di jawab berdasarkan data-data yang sengaja dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tentang hal ini Arikunto (2010:110) menyatakan bahwa hipotesis merupakan “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Dalam penelitian ini diperlukan suatu metode yang sesuai dengan tujuan penelitian, karena metode yang digunakan itulah yang akan menentukan hasil penelitian yang dilakukan, dengan kata lain oleh Surakhmad (2004:131) dijelaskan “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh data-data yang mampu memberi makna dari penelitian yang dilakukan. Tentang metode penelitian eksperimen, Surakhmad (2004:149) mejelaskan “Eksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat hasil. Hasil itu sendiri menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausial antara variabel-variabel yang diselidiki”.

(2)

Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang di uji cobakan, dan dalam penelitian ini faktor yang di uji cobakan merupakan variabel bebas yaitu latihan metode stabilisasi. Sedangkan variabel terikatnya adalah kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai.

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Kolam Renang Karang Setra yang berada di sebelah barat Kota Bandung yang dilakukan setiap hari minggu, senin, dan selasa pada pukul 15.30 sampai selesai.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dan yang akan memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Data-data diperoleh dari hasil tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal maupun tes akhir. Mengenai pengertian populasi, Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sudjana (1992:6) menyatakan bahwa “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet PRI Aquarius Kota Bandung pada KU III .

(3)

3. Sampel Penelitian

Dalam suatu proses penelitian dari populasi, tidak perlu seluruh populasi diteliti akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari populasi tersebut. Hal ini seperti yang dijelaskan Surakhmad (2004:93) sebagai berikut:

Karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki segenap populasi, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidik terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat dipandang refresentatif terhadap populasi itu.

Sedangkan mengenai penjelasan sampel penelitian, Arikunto (2010:174) berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa “purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan pengambilan sampel ini karena sampel tersebut telah menguasai teknik gerakan renang dengan baik. Dan melalui penelitian ini, penulis ingin mencoba memberikan treatment mengenai metode latihan stabilisasi, apakah memberikan pengaruh atau tidak terhadap kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai pada sampel-sampel tersebut yang berjumlah 10 orang yang merupakan atlet PRI Aquarius Kota Bandung pada KU III.

(4)

C. Desain Penelitian

Untuk penelitian eksperimen terdapat beberapa macam desain penelitian yang dapat digunakan. Diantaranya adalah pre-test and post test group. Pre-test

and post test group yaitu suatu desain penelitian eksperimen yang diawali dengan

tes awal (pre-test) sebelum dilakukannya treatment atau eksperimen, dan diakhiri dengan tes akhir (post-test) setelah treatment atau eksperimen. Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010:124) tentang pre-test and post test group sebagai berikut:

Pola :

Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2)

disebut post-test.

Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 - O1 diasumsikan merpakan efek dari treatment atau eksperimen.

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan pada gambar 3.1 seperti yang tertera pada halaman selanjutnya.

(5)

Gambar 3.1

Kekuatan otot tungkai Kekuatan otot lengan

Kekuatan otot tungkai Kekuatan otot lengan

Sampel Tes awal Treatment Analisis Data Kesimpulan Populasi Tes akhir

(6)

Langkah-Langkah Penelitian

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:342). Sedangkan menurut Surakhmad (2004:131) menjelaskan bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”.

Latihan adalah 1 hasil berlatih; 2 pelatihan; 3 pendidikan untuk memperoleh

kemahiran atau kecakapan, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:285). Menurut Harsono (1988:101) latihan atau „Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya‟.

Stabilisasi diambil dari kata dasar stabil adalah 1 mantap; kokoh; tidak goyah

(tt bangunan dsb); 2 tetap jalannya; tenang; tidak goyang (tt kendaraan dsb); 3 tidak berubah-ubah; tetap; tidak naik turun (tt harga barang, nilai uang, dsb), (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:571). Menurut Yadi (2011:7) yang dikutip dari skripsi Luguzt Agil (2011:4) menerangkan bahwa stabilisasi

(7)

adalah „kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangannya terhadap gangguan yang datang dari luar. Semakin stabil atlet semakin besar tahanan yang diciptakan untuk mengatasi gaya yang mengganggunya‟.

Metode Latihan Stabilisasi adalah suatu cara latihan yang dilakukan

berulang-ulang dengan tujuan untuk menyeimbangkan posisi tubuh agar sejajar dengan permukaan air pada saat melakukan renang khususnya dalam renang gaya kupu-kupu.

2. Kekuatan adalah 1 gaya; tenaga; 2 kekuasaan; keeguhan; kekukuhan,

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:261). Menurut Satriya, dkk (2007:61) kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.

Otot adalah 1 urat yang keras; 2 jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan

hewan yang fungsinya untuk menggerakan organ tubuh, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:392).

Lengan adalah 1 anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke bahu; 2

kaki depan (tt binatang berkaki empat); 3 ki bagian benda yang menyerupai lengan;

~ atas lengan bagian atas antara siku dan pundak; ~ bawah lengan bagian bawah antara pergelangan tangan dan siku, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:292).

Tungkai adalah 1 kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah).

~ atas paha (dari sesudah lutut sampai pangkal paha); ~ bawah bagian kaki

(8)

Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan dalam mengatasi

tegangan terhadap suatu tahanan dalam air.

Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai dalam mengatasi

tegangan terhadap suatu tahanan dalam air.

3. Perenang adalah orang yang ahli (berolahraga) dalam berenang; orang yang

gemar berenang, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:491).

Gaya adalah 1 kekuatan; kesanggupan berbuat; 2 kuat; 3 sikap; gerakan; 4

irama dan lagu (dalam nyanyi, musik); 5 cara melakukan gerakan dalam olahraga (renang, lompat), (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:146).

Kupu-kupu adalah serangga bersayap lebar, berasal dari kepompong ulat,

dan biasanya sering hinggap di bunga untuk mengisap madu, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:268).

Perenang gaya kupu-kupu adalah orang yang ahli dalam melakukan

gerakan renang yang dilakukan dengan cara melebarkan kedua lengan seperti sayap kupu-kupu.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini diperjelas oleh Arikunto (2010:203) bahwa instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Terdapat jenis-jenis metode atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan

(9)

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. (Arikunto, 2010:193).

Untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian, maka diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data. Nurhasan dan Cholil (2007:5) mengemukakan bahwa “pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu subyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kekuatan otot lengan (hand

dynamometer) dan tes kekuatan otot tungkai (leg dynamometer) yang dikutip

dalam buku Nurhasan yang berjudul Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga (2008:93) dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.1

Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang dan Teknik

Pengukurannya Serta Kategori Kemampuan Setiap Komponen Gaya Kupu-Kupu/ Dolphin (Putera)

No Komponen Teknik

Pengukuran

Kategori

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali Sempurna

1 Kekuatan

-Otot lengan dan bahu -Otot tungkai -Otot punggung Hand Dynamometer Leg Dynamometer Back Dynamometer 23-29 77-145 59-79,5 30-35 146-214 80-100,5 37-43 215-282 101-122 44-50 > 283 122,5-143 > 51 > 143,5

2 Kecepatan Lari 50 meter 9-8 7,9-6,9 6,8-5,8 5,7-4,7 < 4,6

3 Power -Otot lengan -Otot tungkai Medicine ball put Vertical jump 2,63-3,67 38-45 3,68-4,42 46-42 4,53-5,37 53-61 5,38-6,22 62-69 > 6,22 > 70 4 Kelenturan Flexometer 1-5 6-11 12-17 18-23 > 24 5 Daya Tahan

(10)

Otot -Otot lengan -Otot tungkai Pull-Ups Squat Jumps 1-4 4-24 5-8 25-45 9-12 46-66 13-16 67-87 > 17 > 88 6 Daya Tahan Umum (Cardio Vascular) -Lari 15 menit (VO2 Max) Kg -Lari multy tahap < 49 < 36 50-52 37-47 53-55 48-57 56-58 58-74 > 59 > 75 Tabel 3.2

Komponen Fisik Dasar Cabang Olahraga Renang dan Teknik

Pengukurannya Serta Kategori Kemampuan Setiap Komponen Gaya Kupu-Kupu/ Dolphin (Puteri)

No Komponen Teknik

Pengukuran

Kategori

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali Sempurna

1 Kekuatan

-Otot lengan dan bahu -Otot tungkai -Otot punggung Hand Dynamometer Leg Dynamometer Back Dynamometer 9-17 6-64 29,5-39 18-26 65-123 39,5-49,5 27-35 124-182 50-60 36-44 183-241 60,5-70 > 45 > 242 > 70,5

2 Kecepatan Lari 50 meter 9,9-9,2 9,1-8,4 8,3-7,6 7,5-6,9 > 6,8

3 Power -Otot lengan -Otot tungkai Medicine ball put Vertical jump 1,81-2,37 29-32 2,38-2,94 33-37 2,95-3,51 38-43 3,52-4,03 44-47 > 4,04 > 48 4 Kelenturan Flexometer 2-6 7-11 12-18 19-23 > 24 5 Daya Tahan Otot -Otot lengan -Otot tungkai Pull-Ups Squat Jumps 10-28 12-22 29-47 23-33 48-68 34-44 69-87 45-55 > 88 > 56 6 Daya Tahan Umum (Cardio Vascular) -Lari 15 menit (VO2 Max) Kg -Lari multy tahap < 44 < 30 45-48 31-42 49-52 43-53 53-55 54-68 > 56 > 69

(11)

1. Alat Ukur Kekuatan Otot Lengan

Untuk mengetahui besarnya otot lengan maka digunakan alat ukur yang dinamakan push and pull hand dynamometer. Alat ini sudah menjadi standar pengukuran kekuatan otot lengan dan layak digunakan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan seperti dibawah ini :

a. Tujuan : mengukur komponen kekuatan otot lengan.

b. Alat/fasilitas : push and pull hand dynamometer dan alat tulis.

c. Pelaksanaan : naracoba berusaha menarik dengan kedua

lengan/tangannya secara bersama-sama sekuat-

kuatnya, kemudian alat tersebut menunjukkan besarnya dari kemampuan otot dari naracoba.

Tiap-tiap orang diberi kesempatan masing- masing dua kali percobaan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gmbar 3.2 s/d 3.3 di bawah ini :

(12)

Push and Pull Hand Dynamometer

Gambar 3.3

Tes Kekuatan Otot Lengan Sumber Budi Setianto (2007:60)

2. Alat Ukur Kekuatan Otot Tungkai

Untuk mengetahui besarnya otot tungkai maka digunakan alat ukur yang dinamakan leg dynamometer. Alat ini sudah menjadi standar pengukuran kekuatan otot tungkai dan layak digunakan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan seperti dibawah ini :

a. Tujuan : mengukur komponen kekuatan otot tungkai.

b. Alat/fasilitas : leg dynamometer dan alat tulis.

c. Pelaksanaan : naracoba memakai pengikat pinggang kemudian, berdiri dengan membengkokkan kedua lututnya hingga bersudut kyrang

(13)

lebih 450, lalu alat ikat pinggang tersebut dikaitkan pada leg dynamometer. Setelah itu naracoba berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya. Setelah naracoba itu meluruskan kedua tungkainya dengan maksimum, lalu kita lihat jarum pada alat tersebut menunjukkan angka berapa. Angka ini menunjukkan besarnya kekuatan otot tungkai orang tersebut.

Gambar 3.4 Kekuatan Otot Tungkai

Sumber: http://www.nexgenergo.com/medical/images/baseline2.jpg (diunduh pada tanggal 24 April 2013)

F. Program Latihan

Lamanya masa latihan menjadi suatu hal yang penting dan akan berpengaruh terhadap suatu hasil yang diperoleh. Penulis menetapkan batas waktu untuk penelitian adalah 6 minggu, dengan 3 kali pertemuan dalam tiap minggunya sehingga total adalah 18 kali pertemuan.

Lamanya waktu eksperimen tersebut berdasarkan pada pernyataan Harsono (1988:194) yang menyatakan bahwa : “...sebaiknya latihan dilakukan tiga kali seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untk memberikan kesempatan bagi otot dalam berkembang dan mengadaptasi diri pada hari isitirahat tersebut.”

(14)

Untuk lamanya jangka waktu latihan selama 6 minggu berdasarkan pada Harsono (1988:154) yang mengemukakan : “Latihan kondisi fisik per-season yang intensif selama 6-10 minggu... ” Pendapat ini juga sama dengan yang dinyatakan oleh Kosasih yang penulis kutip dari skripsi Apolonia Kharisma: “Sebaiknya berlatih paling sedikit tiga kali seminggu.”

Latihan dilaksanakan 3 kali dalam semingu di Kolam Renang Karang Setra Bandung yaitu pada hari Minggu, Senin, dan Rabu 16:30 sampai selesai. Masa latihan atau perlakukan terhadap sampel dimulai dari tanggal 6 April 2013 sampai 15 Mei 2013 dengan demikian jumlah latihan yang diberikan adalah sebanyak 18 kali, dengan pre test dan post test 1 kali menjadikan total 20 kali pertemuan.

Dalam melaksanakan latihan, ada beberapa prinsip yang penulis terapkan, yaitu: prinsip sistematis, berulang-ulang dan penambahan beban lebih. Latihan dinyatakan sisitematis apabila dimulai dari beban yang ringan sampai dengan beban yang berat. Mengenai latihan yang sistematis oleh Harsono (1988:101) dijelaskan bahwa: “Yang dimaksud sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, latihan yang teratur, dari sederhana ke yang lebih kompleks.”

Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang agar terjadi otomatisasi atau kebiasaan tertentu yang bersifat reflek. Dalam hal ini Harsono (1988:101) menjelaskan: “Berulang-ulang maksudnya ialah agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis dan reflektif.”

(15)

Prinsip beban lebih atau “Overload” dengan system tangga atau “Step type

approach” dalam latihan merupakan hal penting karena menyangkut peningkatan

kemampuan kerja tubuh terhadap suatu tugas. Apabila beban latihan tetap maka ini berarti tidak akan terjadi peningkatan kemampuan kerja tubuh. Harsono (1988:103) mengemukakan: “Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta harus diberikan berulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi.” Prinsip ini dilakukan dengan harapan agar tujuan pencapaian prestasi akan tercapai. Peningkatan beban latihan ini dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini;

Beban Latihan 6 8 3 5 7 2 4 1 Prestasi

Gambar 3.5 Penambahan Beban Secara Bertahap (Harsono, 1988:105)

Adapun contoh program latihan yang akan penulis terapkan adalah sebagai berikut :

Contoh Program Latihan Stabilisasi

Pertemuan Materi Volume Istirahat Set Keter

angan 1. Minggu ke-1  Latihan pendahuluan berisi pemanasan berupa lari

15-30 menit

(16)

keliling kolam renang, peregangan statis, dan peregangan dinamis.  Melakukan 8 bentuk

latihan (squats, push up,

forward lunge, straight leg lifts, elbow press up and hold, kneeling position, side body right and left, dan backward push up)  Pendinginan dengan latihan fleksibilitas 16 detik setiap bentuk latihan 3 menit 8 set 2.  Latihan pendahuluan berisi pemanasan berupa lari keliling kolam renang, peregangan statis, dan peregangan dinamis.  Melakukan 8 bentuk

latihan (squats, push up,

forward lunge, straight leg lifts, elbow press up and hold, kneeling position, side body right and left, dan backward push up)

 Pendinginan dengan latihan fleksibilitas

15-30 Menit

20 detik 3 menit 6 set

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik. Rumus-rumus yang

(17)

digunakan dikutip dari buku “Metode Statistik” karangan Sudjana. Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menghitung Nilai Rata-rata

Melalui pendekatan rumus:

n X

X  i

Keterangan :

X = Nilai rata-rata yang dicapai i

X = Skor yang diperoleh

n = Jumlah sampel

= “Sigma” yang berarti jumlah.

2. Mencari Simpangan Baku

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

1 2    n X X S i Keterangan : S = Simpangan baku i

X = Skor yang dicapai seseorang

n = Banyaknya jumlah sampel 1 = Angka tetapi

3. Mencari Varians

Pendekatan statistik yang digunakan: n

X12- (

X1) 2 n(n-1) 4. Uji Normalitas =

(18)

Untuk menguji normalitas kedua kelompok sampel, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyusun data hasil pengamatan yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan

Z skor, yaitu : S X X Z __ 1 

c. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan jika nila Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas daerah distribusi Z pada tabel.

d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nila Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

e. Hitung selisih antara F(zi) – S (zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

g. Dengan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.

h. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria :

- Terima Ho jika Lo < L α = Normal - Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal

(19)

5. Uji Perbedaan Rata-Rata 2 1 2 1 1 1 n n s X X t    dengan ( 1) ( 2 1) 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n S n S n S Dengan kriteria :

S : Simpangan baku gabungan n1 : Jumlah sampel tes awal

n2 : Jumlah sampel tes akhir

1

X : Rata-rata tes awal 2

X : Rata-rata tes akhir

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak Ho, jika thitung > t1 - α. dengan

tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2 - 2).

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :

Terima hipotesis jika –t1- ½ α < t < t1 – ½ α, dimana t1 – ½ α di dapat dari daftar

Gambar

Gambar 3.4  Kekuatan Otot Tungkai

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pada itu ketika Ki Go-thian harus menghindarkan diri lagi dari suatu serangan si orang aneh yang dipandangnya paling tangguh diantaranya tiga lawan itu, diluar dugaan

Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L) sebanyak 10% dan setara dengan urea.. Saran- saran yang dapat digunakan sebagai

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

Sertiflkasi produk pupuk kalium sulfat dilakukan oleh LPK yang telah terakreditasi oleh KAN berdasarkan SNI ISO/IEC 17065, Penilaian Kesesuaian - Persyaratan untuk

Oleh karena itu, Artha Wiweka hadir untuk menjadi solusi dalam penyaluran edukasi mengenai literasi keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik di masyarakat

Nilai gel strength akan mengalami kenaikan yang berbanding lurus dengan waktu pembentukan gel. Gel strength kemudian akan mengalami penurunan jika sudah mencapai

Untuk memahami komunikasi yang baik antara suami yang berasal dari papu dan istri yang berasal dari jawa haruslah keduanya adanya saling mengerti satu masa