ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN KEDATANGAN
KAPAL SUPPLIER BATUBARA UNTUK PERENCANAAN
PENGADAAN BATUBARA YANG LEBIH OPTIMAL
(STUDI KASUS DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON)
FRANIGA KUSBANDI 2106 100 133
SIDANG TUGAS AKHIR
Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc
LATAR BELAKANG
PT. PJB Unit Pembangkitan Paiton mengoperasikan 2 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara dengan total
daya terpasang 800 MW
Batubara berasal dari banyak
supplier
yang berbeda (multisupplier
)*
High rank
* Low Rank
Hal tersebut menyebabkan kualitas batubara yang dipasok
(jika ditinjau dari nilai kalori yang dimiliki batubara) berbeda
BerdasarkanData yang ada (Rencana dan Realisasi Penerimaan dan Pemakaian Batu Bara PT PJB UP Paiton tahun 2009) menginformasikan terdapat 21 supplier yang terdaftar sebagai pemasok
batubara di PT PJB UP Paiton dengan rincian 3 supplier high rank dan 18 supplier low rank
Perencanaan dan realisasi kedatangan batubara dari para supplier kurang teratur dan banyak terjadi keterlambatan
Ketidakstabilan jumlah kedatangan batubara ini akan berdampak pula pada ketidakstabilan jumlah stok batubara di stockpile/coalyard.
Dilakukan analisis mengenai karakteristik dari para
supplier
DIAGRAM RENCANA DAN REALISASI PENERIMAAN BATUBARA
High Rank = Adaro & TBI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
RENCANA HIGH RANK 132,00 140,00 132,00 40,000 82,500 40,000 152,50 197,00 140,00 123,80 54,500 92,000 RENCANA LOW RANK 115,00 162,00 71,000 54,000 134,40 80,000 76,000 100,50 208,00 183,00 217,00 276,00 REAL HIGH RANK 59,708 99,084 138,55 81,063 55,087 45,353 126,07 226,23 99,179 34,811 35,670 92,596 REAL LOW RANK 161,29 192,24 86,290 60,386 132,90 83,999 75,674 66,493 202,75 193,73 202,48 250,98
-50,000.000 100,000.000 150,000.000 200,000.000 250,000.000 300,000.000 JU M LAH B AT U B AR A BULAN
RENCANA DAN REALISASI PENERIMAAN BATU BARA SELAMA TAHUN 2009
RENCANA HIGH RANK RENCANA LOW RANK REAL HIGH RANK REAL LOW RANK
Tanggal Supplier RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL 20 21 22 23 24 15 16 17 18 19 30 31 B PT. GHI 12 25 26 27 28 29 11 12 13 14 7 8 9 2 3 4 5 6 10 1 2 3 4 A 1 10 11 PT. ADARO PT. TBI PT. MLA PT. BSS 5 PT. EBPS PT. PV 7 JANUARI PT. AMB PT. AJG PT. SMP PT. ADARO SPOT PT. MCP 6 8 9 No.
Rencana dan Realisasi
Pasokan Batubara PT. PJB UP Paiton
SAMPEL UNTUK ILUSTRASI
KETERANGAN :
- Penerimaan pada tanggal A adalah penerimaan bulan kemarin untuk pasokan bulan sekarang (titipan). - Penerimaan pada tanggal B adalah penerimaan bulan sekarang untuk pasokan bulan depan (titipan).
Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendapatkan
karakteristik supplier batubara agar dapat digunakan untuk perencanaan pengadaaan batubara yang lebih optimal? 2. Bagaimana rekomendasi dalam
penyusunan perencanaan
kedatangan kapal supplier yang lebih baik dengan mempelajari karakteristik masing-masing
supplier dan kebutuhan
batubara sehingga menjaga agar stok batubara dalam batas aman?
TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik dari para supplier batubara agar dapat digunakan untuk
perencanaan pengadaan batubara yang lebih optimal.
2. Mendapatkan rekomendasi
dalam penyusunan perencanaan kedatangan kapal supplier yang lebih baik dengan mempelajari karakteristik masing-masing
supplier dan kebutuhan
batubara sehingga menjaga agar stok batubara dalam batas
Batasan Masalah
1. Data yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah Data Rencana dan Realisasi
Pemakaian dan Penerimaan
Batubara PT. PJB UP Paiton tahun 2009.
2. Karakteristik supplier adalah variasi jadwal kedatangan kapal dan variasi jumlah batubara dari kapal supplier.
1. Analisis penelitian ini dapat digunakan untuk proses klasifikasi supplier
2. Memberikan rekomendasi dalam penyusunan perencanaan
kedatangan kapal supplier yang lebih baik dengan mempelajari karakteristik masing-masing
supplier dan kebutuhan
batubara sehingga menjaga agar stok batubara dalam batas
Tinjauan pustaka
Penelitian oleh Marija Ulfija (2007) menitikberatkan pada kebijakan perusahaan yang harus diambil untuk meminimalkan kapal yang harus menunggu. Yang akhirnya didapatkan hasil yang menyatakan koordinasi harus dilakukan antara produksi, logistik, transportasi (pelabuhan) dan supplier (pihak pelayaran). Kekurangan pada penelitian ini adalah tidak disertai dengan penghitungan biaya sehingga belum dapat mengetahui berapa hasil minimalisasi biaya produksi yang diperoleh. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dilakukan penghitungan biaya.
Tinjauan pustaka
Penelitian selanjutnya oleh Moch. Irfan (2010) yang melakukan studi kasus tentang perencanaan kapasitas pelabuhan untuk menunjang operasional pabrik pupuk PT. Petrokimia Gresik. Pada penelitiannya, Moch. Irfan menggunakan metode simulasi untuk mengetahui sejauh mana pengembangan harus dilakukan yaitu dengan menganalisis kinerja operasionalnya sekarang. Dari hasil simulasi dapat diketahui dermaga mana yang beban operasionalnya terlalu tinggi dan perlu dilakukan pengembangan serta melihat skenario mana yang lebih murah dan optimal. Melalui simulasi didapatkan alternatif terbaik yaitu melakukan pengembangan dermaga baru dengan panjang 280 m yang dilengkapi alat bantu berupa grab dengan kapsitas 7000ton/day dan pompa dengan kapasitas 1800ton/day.
Dasar teori
Analisis Data dalam Statistik Pola Kedatangan Kapal
Kinerja Kapal
Produktifitas Fasilitas dan Peralatan Bongkar Muat Karakteristik Fasilitas Pelayanan dalam Sistem Antrian
Perilaku Biaya
Teori Sistem dan Pemodelan Simulasi
ANALISIS DATA DALAM STATISTIK
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan
tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi
Sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian
Baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik
kesimpulan tentang karakteristik populasi
(parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik)
TEORI SISTEM DAN PEMODELAN
Sistem merupakan sekumpulan objek yang bergabung menjadi satu yang mempunyai beberapa bentuk aksi dan interaksi yang teratur dalam mencapai suatu tujuan (definisi dari Schmidt and Taylor 1970 dikutip dari Law 1991).
Sistem juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan komponen atau entiti, yang berinteraksi dan bereaksi antar atribut
komponen untuk mencapai hasil akhir yang logis.
Modeling atau pemodelan adalah proses untuk menghasilkan suatu model (Anu Maria, 1997).
Model dapat didefinisikan sebagai representasi dari sistem yang mewakili suatu proses atau kejadian, dimana
representasi tersebut dapat menggambarkan secara jelas hubungan interaksi antar berbagai faktor yang diamati.
SIMULASI
Simulasi adalah proses merencanakan suatu model dari sistem nyata dan melakukan eksperimen dengan tujuan memahami tingkah laku sistem tersebut dan mengevaluasi berbagai strategi untuk mengoperasikan sistem yang dimaksud
Simulasi digunakan sebagai pengimitasian proses dari kejadian nyata. Imitasi pada simulasi bertujuan untuk menghadirkan sistem nyata dalam bentuk maya melalui penggunaan tiruan dari komponen-komponen dan strukturnya.
VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI
Verifikasi mengacu pada bagaimana membangun model dengan benar (building the model right).
Agar verifikasi proses dapat berjalan dengan sukses, maka model harus meliputi seluruh komponen yang dispesifikasikan di dalam sistem dan dapat dijalankan tanpa ada error atau warning.
Validasi model mengacu pada bagaimana membangun model yang benar-benar sesuai dengan sistem (the process of determining if
the
model accurately represents the system).
Tahap ini digunakan untuk menentukan apakah model simulasi yang
telah dirancang sesuai dengan kondisi sesungguhnya di lapangan. Suatu model dinyatakan valid jika mampu memberikan rata-rata
keluaran yang sama dengan rata – rata yang ada pada kondisi sesungguhnya di lapangan.
M e t o d o l o g I p e n e l I t i a n MULAI
Studi literatur, studi lapangan & identifikasi permasalahan yang ada.
Perumusan Masalah :
1. Bagaimana mendapatkan karakteristik supplier batubara agar dapat digunakan untuk perencanaan pengadaaan batubara yang lebih optimal.
2. Bagaimana rekomendasi dalam penyusunan perencanaan kedatangan kapal
supplier yang lebih baik dengan mempelajari karakteristik masing-masing supplier dan kebutuhan batubara sehingga menjaga agar stok batubara dalam
batas aman.
Pengumpulan Data
1. Data rencana dan realisasi pemakaian dan penerimaan batubara tahun 2009 2. Data nama-nama supplier batubara dan jumlah yang dipasok tiap bulannya. 3. Data kebutuhan batubara tiap bulan.
A
Pengolahan Data
1. Menentukan variasi jadwal kedatangan kapal supplier (data selisih waktu/hari) 2. Menentukan variasi jumlah batubara dari kapal supplier (data selisih jumlah/ton) 3. Menentukan supplier yang dianggap baik dalam perencanaan dan realisasi pasokan batubaranya berdasarkan kriteria tertentu.
4. Pembuatan skenario perencanaan pengadaan batubara.
Pembuatan model simulasi
Verifikasi model simulasi dengan kondisi ship scheduling para supplier dan kebutuhan batubara.
Apakah model yang dibuat sudah sesuai dan bisa dijalankan (run)?
Tidak
B
Analisis Hasil Simulasi
1. Menganalisis model simulasi yang telah dibuat yaitu dengan mencari hasil simulasi model yang paling optimal.
2. Menentukan rekomendasi dalam penyusunan perencanaan kedatangan kapal supplier yang terbaik dengan mempelajari karakteristik masing-masing supplier dan kebutuhan batubara.
Penarikan kesimpulan
PROSEDUR PENELITIAN
1 • Studi Literatur, Studi Lapangan & Identifikasi Permasalahan
2 • Perumusan Masalah 3 • Pengumpulan Data 4 • Pengolahan Data
5 • Pembuatan Model Simulasi 6 • Verifikasi Model
7 • Menjalankan Simulasi (run simulation) 8 • Validasi Model
9 • Analisis Data
Hasil dan Analisis
•
PENGOLAHAN DATA
*
Supplier
Pihak luar yang bekerjasama dengan PT PJB UP Paiton dalam proses pemenuhan kebutuhan pasokan batubaraHigh Rank
Low Rank
3 supplier 18 supplier*Berdasarkan Data Rencana dan Realisasi Penerimaan dan Pemakaian Batu Bara PT PJB UP Paiton Tahun 2009
Data Supplier Batubara di PT PJB UP
Paiton Tahun 2009
1 PT Adaro Indonesia High Rank
2 PT Adaro Spot High Rank
3 PT TBI High Rank
4 PT BSS Low Rank
5 PT SHM Low Rank
6 PT RKE Low Rank
7 PT KKU Low Rank
8 PT CAB Low Rank
9 PT REM Low Rank
10 PT BAAS Low Rank
11 PT KWS Low Rank
12 PT MLA Low Rank
13 PT AMB Low Rank
14 PT AJG Low Rank
15 PT EBPS Low Rank
16 PT GHI Low Rank
17 PT BSS 2 Low Rank
18 PT BSS 3 Low Rank
19 PT PKSDE Low Rank
20 PT MCP Low Rank
21 PT SMP Low Rank
Rencana dan Realisasi Pasokan Batubara
Tahun 2009
FLUKTUATIF
Tertinggi Terendah
Akan berdampak pada
ketidakstabilan jumlah stok batubara di stockpile/coalyard.
Menentukan Karakteristik dari Para Supplier
• Menentukan Variasi Jadwal Kedatangan Kapal dan Variasi Jumlah Batubara dari Kapal
Pertimbangan dalam menilai supplier adalah dengan melihat nilai dari rata-rata untuk selisih waktu dan selisih jumlah
SELISIH WAKTU
Semakin kecil nilai rata-rata maka semakin kecil juga tingkat keterlambatan kedatangan kapal supplier
(dengan kata lain, supplier tersebut lebih disiplin kedatangannya jika
dibandingkan dengan yang lain)
SELISIH JUMLAH
Semakin besar nilai rata-rata maka semakin besar kelebihan jumlah batubara dari kapal.
Artinya jumlah realisasi batubara dengan rencana surplus atau mendekati sesuai jumlahnya.
Grafik Rata-rata Selisih Waktu dan Selisih Jumlah
Rata-rata selisih waktu
dan selisih jumlah dari
masing-masing
supplier
memiliki variasi yang
berbeda. Variasi ini
dapat dilihat dari naik
turunnya grafik yang
ditampilkan di atas.
Dengan kata lain
grafik yang diperoleh
cenderung
random/acak.
Kemampuan Pasok
Supplier
BatubaraSalah satu parameter untuk mengetahui kemampuan
supplier
dalam proses pemenuhan kebutuhan batubaraDapat diketahui dengan melihat rasio atau perbandingan antara jumlah
batubara realisasi (RL) dengan jumlah batubara rencana (RC) selama
tahun 2009 Jika RL:RC = 1
Artinya jumlah batubara realisasi dan rencana sesuai
jumlahnya
Jika RL:RC < 1
Artinya kemampuan pasok supplier tersebut kecil atau kurang memenuhi
Data Kemampuan Pasok
Supplier
Batubara
Selama Tahun 2009
Pembuatan Model Simulasi
•
Model General Simulasi Ship Scheduling
Pembuatan Skenario
Perencanaan Pengadaan Batubara
Model alternatif dibuat agar diperoleh hasil simulasi yang terbaik diantara beberapa alternatif yang ada
Variabel yang akan divariasikan dalam model, adalah penggunaan jumlah
supplier batubara high rank dan low rank dalam perencanaan kedatangan
kapal batubara
Pemilihan supplier yang digunakan berdasar pertimbangan selisih keterlambatan (hari) dan selisih jumlah (ton) dari kapal supplier
Model alternatif dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jumlah supplier high rank dan low rank terhadap kondisi
Model-model Alternatif :
Skenario Jenis Supplier Jumlah Supplier (unit) Nama Supplier
High Rank 3 PT Adaro Spot, PT TBI dan PT Adaro Indonesia
Low Rank 4 PT MLA, PT SHM, PT BSS 2 dan PT KWS
High Rank 2 PT Adaro Spot dan PT TBI
Low Rank 4 PT MLA, PT SHM, PT BSS 2 dan PT KWS
High Rank 3 PT Adaro Spot, PT TBI dan PT Adaro Indonesia
Low Rank 3 PT MLA, PT SHM, dan PT BSS 2
High Rank 2 PT Adaro Spot dan PT TBI
Low Rank 2 PT MLA dan PT SHM
Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4
Analisis Hasil Simulasi
•
Analisis Antrian Kapal di Dermaga
Average Max Average Max
1 3 HR 4 LR 0.449 3.8 0.515 2.195
2 2 HR 4 LR 0.363 3 0.434 2.108
3 3 HR 3 LR 0.410 3.6 0.470 2.272
4 2 HR 2 LR 0.342 3 0.409 1.984
Skenario Keterangan Length Waiting Time
Tabel Rata-rata Antrian Kapal di Dermaga
Rata-rata panjang antrian kapal (length) dan waktu tunggu kapal
(waiting time) pada skenario 1 (3 HR 4LR) adalah yang PALING TINGGI
•
Perbandingan Skenario dengan Menggunakan Supplier
dengan tingkat keterlambatan kapal yang tinggi.
Average Max Average Max
A 0.449 3.8 0.515 2.195 B 0.451 4.2 0.526 2.469 A 0.363 3 0.434 2.108 B 0.373 3.8 0.453 2.303 A 0.410 3.6 0.470 2.272 B 0.421 3.6 0.495 2.044 A 0.322 3 0.409 1.984 B 0.271 3.2 0.374 1.679 3 3 HR 3 LR 2 HR 2 LR 4 Tipe Simulasi 1 3 HR 4 LR 2 HR 4 LR 2
Skenario Keterangan Length Waiting Time
Tabel Perbandingan Rata-rata Antrian Kapal di Dermaga
Rata-rata panjang antrian kapal dan waktu tunggu kapal pada skenario tipe A lebih baik jika dibandingkan dengan tipe B
NB : A = Supplier dengan tingkat keterlambatan rendah; B = Supplier dengan tingkat keterlambatan tinggi
Analisis Kondisi Stok Batubara di Coalyard
Gambar Jumlah Stok Batubara di Coalyard High
Average Max Average Max
1 3 HR 4 LR 260153 295577 183173 209228 2 2 HR 4 LR 250667 274017 183305 211984 3 3 HR 3 LR 256010 294836 185552 210548 4 2 HR 2 LR 241231 273165 182620 209621
Coalyard Low Rank
Skenario Keterangan Coalyard High Rank
Tabel Jumlah Stok Batubara di Coalyard
Average Max Average Max
A 260153 295577 183173 209228 B 258648 292630 170453 195384 A 250667 274017 183305 211984 B 201583 270000 172603 200091 A 256010 294836 185552 210548 B 255163 288398 168281 197136 A 241231 273165 182620 209621 B 181332 270000 152004 180783
Coalyard High Rank Coalyard Low Rank
2 2 HR 4 LR
3 3 HR 3 LR
4 2 HR 2 LR
Tipe Simulasi Skenario Keterangan
1 3 HR 4 LR
Tabel Perbandingan Jumlah Stok Batubara di Coalyard
NB : A = Supplier dengan tingkat keterlambatan rendah; B = Supplier dengan tingkat keterlambatan tinggi
•
Grafik Pasokan Batubara Menuju Boiler
Besar pasokan batubara high rank
Analisis Demurrage Cost Kapal Supplier
Demurrage adalah denda atau biaya keterlambatan atau biaya
tambahan yang harus dikeluarkan oleh pencharter kepada
pemilik/operator tongkang/ponton/barge jika waktu muat dan
bongkar melebihi dari waktu yang diberikan
Perhitungan biaya demurrage diasumsikan sebesar
Rp 150.000.000 untuk keterlambatan per kapal per hari.
Perhitungan keterlambatan ini dilakukan hanya dalam kurun
1 3 HR 4 LR 18000000000 2 2 HR 4 LR 21600000000 3 3 HR 3 LR 18600000000 4 2 HR 2 LR 19350000000
Skenario Keterangan Demurrage Cost
Tabel Perhitungan Demmurage Cost
A 18000000000 B 19500000000 A 21600000000 B 30600000000 A 18600000000 B 21000000000 A 19350000000 B 4 2 HR 2 LR 36600000000 Demurrage Cost 1 3 HR 4 LR 2 2 HR 4 LR 3 3 HR 3 LR
Tipe Simulasi Skenario Keterangan
Tabel Perbandingan Perhitungan Demmurage Cost
NB : A = Supplier dengan tingkat keterlambatan rendah; B = Supplier dengan tingkat keterlambatan tinggi
Kesimpulan
1. Berdasarkan data Rencana dan Realisasi Penerimaan dan
Pemakaian Batubara PT PJB UP Paiton tahun 2009, untuk supplier
high rank, diketahui bahwa PT Adaro Spot adalah supplier yang
memiliki rata-rata tingkat keterlambatan terkecil dalam mengirim
pasokan batubara. Sedangkan supplier yang memilki rata-rata
tingkat keterlambatan terbesar adalah PT Adaro Indonesia. Dalam
hal selisih jumlah (ton), supplier yang rata-rata jumlah realisasi
batubara surplus terbesar terhadap rencana, yaitu PT Adaro
Spot, sedangkan PT TBI merupakan supplier yang juga rata-rata
memberikan batubara melebihi rencana namun dalam jumlah yang
paling sedikit.
2. PT MLA dan PT SHM merupakan supplier low rank yang rata-rata
tingkat keterlambatan pengiriman pasokan batubara terkecil.
Selama satu tahun, dua supplier tersebut hanya terlambat selama
0,5 hari, sedangkan PT BSS 2 adalah supplier kategori low rank yang
juga memlilki rata-rata tingkat keterlambatan kecil, yaitu sebesar
0,7 hari selama satu tahun. Rata-rata keterlambatan pengiriman
selama 1,6 dialami oleh PT KWS. Untuk delapan supplier lainnya
memilki rata-rata keterlambatan pengiriman yang lebih dari dua
hari. Dalam hal rata-rata selisih antara jumlah realisasi pemberian
pasokan dengan jumlah pasokan saat direncanakan, maka PT KWS
memberikan kelebihan jumlah batubara yang terbesar, yaitu 882
ton. Sedangkan PT BSS 2, PT BSS dan PT MLA merupakan tiga
urutan teratas dalam hal memberikan kelebihan pasokan batubara
selama pengiriman.
3. Dari rangkuman distribusi data antara musim hujan dan kemarau
diketahui bahwa untuk variasi kedatangan kapal saat musim hujan
tidak menunjukkan adanya kenaikan variasi.
4. Skenario perencanaan untuk simulasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi yaitu rata-rata panjang antrian kapal (length) dan waktu tunggu kapal (waiting time) pada skenario 1 (3HR 4LR) terbilang paling tinggi jika dibandingkan dengan skenario lainnya. Hal ini diakibatkan oleh padatnya antrian kapal di dermaga. Panjang antrian dan waktu kapal mengantri di dermaga dipengaruhi antara lain oleh hari kedatangan kapal dan kecepatan bongkar ship unloader. Pada skenario ini menggunakan jumlah supplier yang paling banyak sehingga variasi kedatangan kapal dari supplier semakin besar pula. Rata-rata panjang antrian kapal dan waktu tunggu kapal yang terendah pada skenario 4 (2HR 2LR).
Skenario Jenis Supplier Jumlah Supplier (unit) Nama Supplier
High Rank 3 PT Adaro Spot, PT TBI dan PT Adaro Indonesia
Low Rank 4 PT MLA, PT SHM, PT BSS 2 dan PT KWS
High Rank 2 PT Adaro Spot dan PT TBI
Low Rank 4 PT MLA, PT SHM, PT BSS 2 dan PT KWS
High Rank 3 PT Adaro Spot, PT TBI dan PT Adaro Indonesia
Low Rank 3 PT MLA, PT SHM, dan PT BSS 2
High Rank 2 PT Adaro Spot dan PT TBI
Low Rank 2 PT MLA dan PT SHM
Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4
5. Berdasarkan hasil simulasi untuk kondisi stok batubara di
coalyard, dapat diketahui bahwa:
a. Jumlah stok batubara untuk coalyard high rank pada skenario 1 (3HR 4LR) terbilang paling tinggi jika dibandingkan dengan skenario lainnya, disusul skenario 3 (3HR 3LR) di urutan kedua. Hal ini
diakibatkan oleh penggunaan jumlah supplier high rank pada kedua
supplier tersebut paling banyak yaitu 3 supplier sehingga variasi
jumlah pasokan juga semakin besar. Jumlah stok batubara high rank yang paling rendah terjadi pada skenario 4, dimana hanya
menggunakan 2 supplier saja.
b. Jumlah stok batubara untuk coalyard low rank paling tinggi terjadi pada skenario 3 (3HR 3LR). Untuk skenario 1 (3HR 4LR) dan 2 (2HR 4LR) memiliki jumlah stok batubara yang hampir sama karena
menggunakan jumlah supplier low rank yang sama yaitu 4 supplier. Jumlah stok paling rendah terjadi pada skenario 4 (2HR 2LR). Hal ini diakibatkan oleh penggunaan jumlah supplier low rank pada
6. Berdasarkan perhitungan biaya demurrage dapat
diketahui bahwa biaya demurrage pada skenario 2 (2HR
4LR) terbilang paling tinggi jika dibandingkan dengan
skenario lainnya, disusul kemudian oleh skenario 4 (2HR
2LR) di urutan kedua. Hal ini diakibatkan karena
banyaknya keterlambatan kapal yang terjadi pada
skenario tersebut. Untuk skenario 1 (3HR 4LR) dan 3 (3HR
3LR) memiliki nilai demurrage yang tidak jauh berbeda.
7. Berdasarkan hasil simulasi perencanaan stok awal dapat
diketahui bahwa besarnya stok aman adalah 220000 ton.
Sedangkan stok minimum adalah 130000 atau 110000
ton. Stok maksimumnya yaitu kebutuhan batubara untuk
Saran
1.Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika
ditambahkan dengan karakteristik
tambahan, yaitu pengaruh ketinggian
gelombang laut terhadap pasokan
batubara.
2. Mengingat banyaknya kebutuhan akan
batubara high rank, maka pasokan untuk
batubara ini perlu diperhatikan terutama
dengan mencari alternatif supplier high
MOHON KRITIK DAN SARAN DEMI
PENYEMPURNAAN TUGAS AKHIR INI
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN KEDATANGAN KAPAL
SUPPLIER BATUBARA UNTUK PERENCANAAN PENGADAAN
BATUBARA YANG LEBIH OPTIMAL
(STUDI KASUS DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON)
FRANIGA KUSBANDI 2106 100 133
SIDANG TUGAS AKHIR
Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc