PRINSIP
PEMBUATAN SIMPLISIA
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR UPT MATERIA MEDICA BATU
JL. LAHOR NO. 87 KOTA BATU TELP. (0341) 593396
SIMPLISIA
Simplisia : bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain berupa berupa bahan yang telah
dikeringkan. Berdasarkan asalnya simplisia dibedakan menjadi tiga : • Simplisia nabati • Simplisia hewani • Simplisia pelikan atau mineral
Tata nama simplisia
Pemberian nama atau penyebutan simplisia
didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti
dengan nama bagian tanaman
CONTOH :
Genus + nama bagian tanaman • Thymi Herba (Thymus vulgaris) Spesies + nama bagian tanaman • Belladonnae Herba (Atropa belladonna) Genus + spesies + nama bagian tanaman • Curcuma aeruginosae Rhizoma (Curcuma aeruginosa)NAMA LATIN DARI BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN DALAM NAMA SIMPLISIA
NAMA LATIN BAGIAN TANAMAN
Radix Akar
Rhizome Rimpang Bulbus Umbi Lapis
Tubera Ubi
Flos Bunga
Fructus Buah
Semen Biji
Lignum Kayu Cortex Kulit Kayu
Caulis Batang
Folia Daun
Herba Seluruh Tanaman Amyllum Pati
Tujuan pengelolaan pasca panen (1)
1
• Mencegah kerugian karena perlakuan panen yang tidak tepat
2
• Menghindari kerusakan akibat waktu dan cara panen yang tidak tepat
3
• Mengurangi kerusakan saat pengumpulan, pengemasan, dan pengangkutan saat distribusi hasil panen
4
• Menghindari kerusakan karena teknologi pascapanen yang kurang tepat
Tujuan pengelolaan pasca panen (2)
5 • Menekan penyusutan kuantitatif dan kualitatif hasil6
• Terjaminnya suplai bahan baku produksi tanaman obat meskipun bukan musimnya
7
• Pengelolaan limbah yang dapat memberikan nilai tambah
8
• Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam dan menjamin kelestariannya
CPOTB
BAB 1 MANAJEMEN MUTU BAB 2 PERSONALIA
BAB 3 BANGUNAN,
FASILITAS, DAN PERALATAN
BAB 4 SANITASI DAN HIGIENE
BAB 5 DOKUMENTASI BAB 6 PRODUKSI
BAB 7 PENGAWASAN MUTU
BAB 8 PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK BAB 9 CARA PENYIMPANAN DAN
PENGIRIMAN OBAT
TRADISIONAL YANG BAIK BAB 10 PENANGANAN KELUHAN
TERHADAP PRODUK,
PENARIKAN KEMBALI PRODUK DAN PRODUK KEMBALIAN
BAB 11 INSPEKSI DIRI
CPOB
BAB 1 MANAJEMEN MUTU BAB 2 PERSONALIA
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS
BAB 4 PERALATAN
BAB 5 SANITASI DAN HIGIENE
BAB 6 PRODUKSI
BAB 7 PENGAWASAN MUTU
BAB 8 INSPEKSI DIRI, AUDIT MUTU DAN AUDIT & PERSETUJUAN PEMASOK
BAB 9 PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK DAN
PENARIKAN KEMBALI PRODUK
BAB 10 DOKUMENTASI
BAB 11 PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK BAB 12 KUALIFIKASI DAN VALIDASI
BANGUNAN
Cahaya dan ruang. Gedung paska panen sebaiknya
menyediakan ruang dan cahaya yang cukup untuk kemudahan jalannya proses paska panen.
Pengendalian serangga. Rancangan dan pengelolaan gedung
paska panen harus dapat mencegah masuknya serangga dan hewan pengerat.
Kebersihan. Rancangan dan pengelolaan gedung paska panen
harus mengutamakan kebersihan guna mencegah terjadinya kontaminasi dari bahan pencemar.
BANGUNAN (2)
Rancang bangun. Penataan ruangan pembuatan, hendaklah
sesuai urutan proses pembuatan, sehingga tidak menimbulkan lalu lintas kerja yang simpang siur dan pencemaran silang
Penyekatan. Penyekatan ruang pembuatan disesuaikan dengan
kegiatan pembuatan sehingga tidak terjadi pencemaran silang
Pembuangan limbah. Mempunyai sarana pembuangan dan atau
pengolahan limbah yang memadai dan berfungsi dengan baik
PERALATAN
Material Alat. Bahan tidak beracun, bersifat inert (netral),
serta mudah dibersihkan.
Perawatan.Perawatan berkala untuk mesin harus
dijadwalkan, dan alat timbang harus ditara secara teratur.
Bersih. Peralatan setelah digunakan hendaklah
dibersihkan serta dijaga dan disimpan dalam kondisi bersih dan diberi tanda.
Hindari pencemaran silang. Bersihkan alat yang
digunakan untuk paska panen, sebelum digunakan untuk penanganan bahan panen yang lain.
PERALATAN (2)
1/20/2016
Sesuai proses pembuatan dan bentuk sediaan yang akan dibuat :
- Alat / mesin yang memadai pencucian dan penyortiran
- Alat / mesin pengering mengeringkan simplisia (kadar air sesuai yang dipersyaratkan)
- Alat / mesin pembuat serbuk merubah simplisia menjadi serbuk (derajat kehalusan tertentu)
- Alat / mesin pengayak mengayak serbuk (derajat kehalusan tertentu) - Alat penimbang / pengukur
- Peralatan pengolahan bentuk rajangan merubah simplisia menjadi rajangan (ukuran yang dikehendaki)
2. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Sehat. Karyawan yang sakit atau menderita luka terbuka dilarang melakukan proses pengolahan
Karyawan mengenakan pakaian kerja, penutup rambut, masker, sarung tangan yang bersih
Terlatih dan memiliki kompetensi di bidang
paska panen
Identifikasi tanaman, guna mencegah kesalahan dalam penanganan paska panen
Menjaga kebersihan diri dan lingkungannya mencegah pencemaran simplisia dari mikroba
3. PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA
PANEN SORTASI BASAH PENCUCIAN PENIRISAN PENGUBAHAN BENTUKPENGERINGAN KADAR AIR
SORTASI KERING
PEMANENAN
Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen dan cara pemungutan atau panen
Waktu yang tepat untuk panen tanaman obat
disesuaikan dengan :
•
kadar kandungan senyawa aktif
•
bagian tanaman yang akan dipanen
•
kondisi iklim untuk menghindari pengeringan,
fermentasi, pertumbuhan jamur, atau
pembusukan bahan
•
jumlah biomasa
PEMANENAN
• Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah
BIJI
• Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah dilakukan saat menjelang masak (misalnya, Piper nigrum), setelah benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan warna/bentuk dari buah yang bersangkutan (misalnya jeruk, asam, dan pepaya)
BUAH
• Pemanenan bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup, (seperti pada Jasminum sambac, melati), atau saat bunga sudah mulai mekar (misalnya Rosa sinensis, mawar)
• Panen daun atau herba dilakukan pada saat fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua
DAUN ATAU HERBA
• Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau
KULIT BATANG
• Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan
UMBI LAPIS
• Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau
RIMPANG
• Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umumnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan
Alat panen
harus bersih dan bebas dari cemaran serta dalam keadaan kering. Alat disiapkan sebelum
panen dilakukan dan
disesuaikan dengan bahan yang akan dipanen untuk mengurangi
terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan
Wadah panen
penempatan dalam wadah
(keranjang, kantong, karung, dan lain-lain) tidak boleh terlalu
penuh sehingga bahan tidak menumpuk dan tidak rusak
Cara Pemilihan Simplisia Daun :
Pilih daun yang sehat
dipilh daun yang tua sebelum menguning, dipetik secara manual (satu persatu) dengan tangan
contoh : daun jati belanda, daun sirsak
Cara Panen Daun
Cara Panen Umbi Lapis
• Tanaman dicabut, umbi dipisahkan dari daun dan akar, dibersihkan
• Contoh : umbi bawang merah (Allium cepa Bulbus)
Cara Panen Akar
• Akar digali pada jarak minimal 30 cm dari batang atau akar utama.
• Hanya akar pada bagian tepi yang dipanen.
• Setelah penggalian, lubang ditutup kembali untuk perlindungan dari infeksi dan hama.
• Contoh : akar pule pandak
Cara Panen Akar :
Cara Panen Akar (2) Kumpulkan Akar Lateral Dan
Tutup Kembali Akar Yang Tersisa Dengan Tanah
Cara Panen Kulit Batang (Cortex)
• Dari batang utama atau cabang dikelupas dengan panjang dan lebar tertentu. Untuk bahan yang mengandung minyak atsiri atau senyawa fenol hindari penggunaan alat logam • Contoh : kulit kayu manis (Burmani Cortex)
SORTASI BASAH
Tujuan : memisahkan kotoran atau bahan asing serta bagian tanaman lain yang tidak diinginkan dari bahan simplisia.
Kotoran yang dimaksud tanah, kerikil, rumput/gulma, tanaman lain yang mirip, bahan yang telah busuk/rusak, bagian tanaman lain yang memang harus dipisahkan dan dibuang.
Pemisahan bahan simplisia dari kotoran bertujuan menjaga kemurnian dan mengurangi kontaminasi awal yang dapat mengganggu proses selanjutnya, mengurangi cemaran mikroba serta memperoleh simplisia dengan jenis dan ukuran seragam. Maka, dalam tahapan ini juga dilakukan pemilihan bahan berdasarkan panjang, lebar, besar, kecil, dll.
PENCUCIAN
PENCUCIAN
Tujuan : menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat pada bahan simplisia.
Sumber air : mata air, sumur, PDAM, yang bersih dan tidak tercemar.
Proses :
Direndam dulu, bersihkan sisa tanah.
Cuci dengan air mengalir sampai bersih. Jika perlu dengan disikat untuk menghilangkan kotoran.
Tiriskan (biarkan sehari jemur)
Khusus untuk bahan yang mengandung senyawa aktif mudah larut dalam air, pencucian dilakukan secepat mungkin (tidak direndam).
PENIRISAN
Untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan air di permukaan bahan
Dilakukan sesegera mungkin sehabis pencucian
Selama penirisan bahan dibolak-balik untuk mempercepat penguapan
Dilakukan di tempat teduh dengan aliran udara cukup agar terhindar dari fermentasi dan pembusukan
PENGUBAHAN
• Dimaksudkan memenuhi standar kualitas
• Memudahkan kegiatan pengeringan, pengemasan, penggilingan dan penyimpanan, pengolahan selanjutnya
• Praktis
• Tahan lebih lama dalam penyimpanan. • Gunakan pisau atau alat pemotong khusus.
• Pengubahan bentuk dilakukan dengan hati-hati dengan pertimbangan tepat karena perlakuan yang salah justru berakibat turunnya kualitas simplisia yang diperoleh.
• Hasil pengubahan bentuk : irisan, potongan dan serutan.
Rimpang, daun, herba dirajang.
Untuk rimpang tidak boleh terlalu tipis agar minyak atsiri tidak berkurang. Ketebalan ± 3 mm
Buah, kayu, kulit kayu pengupasan
Akar, batang, kayu, kulit kayu, ranting dipotong
Kayu diserut
PENGUBAHAN
Hindari pengeringan/penjemuran seperti ini
PENGERINGAN
1
• Bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan dapat disimpan
2 • Menghentikan reaksi enzimatis
3 • Mencegah pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain.
4
• Hal yang perlu diperhatikan suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan
5 • Pengeringan umumnya suhu < 60
oC.
6
• Bahan kimia simplisia bersifat volatil, termolabil dikeringkan pada suhu antara 30-40oC
Face Hardening
Irisan/rajangan simplisia terlalu tebal sehingga panas sulit menembusnya
Suhu pengeringan terlalu tinggi dengan waktu yang singkat
Keadaan yang menyebabkan penguapan air di permukaan bahan jauh lebih cepat dari pada
difusi air dari dalam ke permukaan bahan. Akibatnya bagian luar bahan menjadi keras dan
menghambat proses pengeringan lebih lanjut
PENGERINGAN – SINAR MATAHARI
Sinar matahari langsung :• Bagian tanaman yang relatif keras (kayu,
akar, buah, kulit batang, biji)
• Senyawa aktif relatif stabil
• Tergantung iklim (udara panas dan
kelembaban rendah)
• Mudah dan murah
• Suhu, kelembaban, dan aliran udara
tidak terkontrol
• Maksimal : jam 11 siang
Tidak langsung (dianginkan/gedung pengering):
• Daun, bunga, rimpang
• TO yang memiliki senyawa tidak
PENGERINGAN – OVEN
Suhu pengeringan
merata
Tidak dipengaruh
cuaca
– Suhu maks 60°C
– Untuk bunga
25-35°C
Contoh Simplisia Hasil Proses Pengeringan
Kadar air merupakan salah satu parameter kontrol kualitas proses pengeringan
Kadar air maksimal yang dipersyaratkan dalam suatu simplisia adalah 10%
Kadar air yang tinggi dapat memperpendek waktu simpan simplisia karena lebih cepat
ditumbuhi jamur/kapang
Bagian tanaman, cara pengumpulan dan kadar air simplisia
No Bagian tanaman Cara pengumpulan Kadar air
1. Kulit batang
Dari batang utama dan cabang, dikupas dengan ukuran panjang dan
lebar tertentu, untuk kulit batang mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa fenol digunakan
alat pengupas dari logam
10 %
2. Batang Dari cabang dipotong-potong dengan panjang tertentu dan diameter cabang
tertentu.
10%
3. Kayu Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut (disugu) setelah
dikupas kulitnya.
10%
4. Daun Tua atau muda ( daerah pucuk),
dipetik dengan tangan satu persatu 5% 5. Bunga Kuncup atau bunga mekar atau
mahkota bunga , atau daun bunga , dipetik dengan tangan.
No Bagian tanaman Cara pengumpulan Kadar air
6. Pucuk Dari batang utama dan cabang, dikupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu,
untuk kulit batang mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa fenol digunakan alat pengupas dari logam
8%
7. Akar Dari cabang dipotong-potong dengan panjang tertentu dan diameter cabang
tertentu.
10%
8. Rimpang Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau
diserut (disugu) setelah dikupas kulitnya. 8% 9. Buah Tua atau muda ( daerah pucuk), dipetik
dengan tangan satu persatu 8% 10. Biji Kuncup atau bunga mekar atau mahkota
bunga , atau daun bunga , dipetik dengan tangan.
10%
11. Kulit buah Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci 8% 12. Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisah dari daun dan
akar dengan memotongnya, dicuci
8%
Bagian tanaman, cara pengumpulan dan kadar air simplisia
SORTASI KERING
Menjamin simplisia benar-benar bebas dari bahan asing
Dilakukan dengan cara memisahkan :
- bahan-bahan asing, serangga, kotoran lain - simplisia yang belum kering seutuhnya.
Dilakukan setelah penjemuran
PENGGILINGAN
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan bentuk serbuk
1
• Untuk mengendalikan bahan berdebu hendaklah diterapkan suatu sistem yang dapat mencegah penyebaran debu
2
• Sistem penyaringan dan penghisap debu efektif dan dipasang
dengan letak lubang pembuangan tepat untuk mencegah pencemaran produk, karyawan dan lingkungan sekitar
3
• Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk melindungi produk dari pencemaran serpihan logam, kaca, kayu atau batu dari peralatan yang digunakan
4
• Karyawan yang bekerja di ruang pembuatan serbuk hendaklah memakai masker dan penutup kepala yang bersih.
PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN
1 • Tidak cepat rusak
2 • Menghindari pengotor (debu , pasir)
3 • Menghindari lembab agar tidak tumbuh jamur
4 • Menghindari gangguan serangga
5 • Menghindari dehidrasi
6 • Menghindari pengaruh udara, cahaya
7 • Stok untuk menjaga kesinambungan ketersediaan bahan jamu
PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN
TEMPAT/WADAH
Tidak beracun
Tidak bereaksi dengan bahan terjadi perubahan warna, bau, rasa
Mampu melindungi simplisia dari kerusakan mekanis
Mampu mencegah kerusakan fisologis, misal karena pengaruh sinar dan kelembaban
Bahan : karung goni, kantong plastik, drum, peti, karton, kaleng besi, aluminium foil, wadah gelas
PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN
JENIS WADAH & GUNANYA
Kaleng atau aluminium untuk simplisia kering, dg tutup
vakum. Untuk aluminium dilapisi oleoresin, vinil, malam agar tidak bereaksi dengan bahan
Wadah gelas inert, untuk semua jenis, tetapi berat
menyulitkan pengangkutan
Kertas atau karton kurang baik untuk pembungkus, perlu
dilapisi lilin, damar, lak atau plastik
Plastik untuk simplisia kering , tetapi tidak tahan panas
dan mudah mengembun
Aluminium foil lebih mudah dipakai, tidak menyerap udara
PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYIMPANAN
• Cahaya dapat mempengaruhi mutu simplisia secara fisik dan kimiawi (misal terjadi proses isomerasi dan polimerasi). • Oksidasi oksigen dari udara dapat menyebabkan
teroksidasinya senyawa aktif simplisia kualitas menurun kemasan vakum
• Dehidrasi bila kelembaban di luar lebih rendah dari pada di dalam simplisia, akan terjadi proses kehilangan air yang
disebut ”shrinkage”
• Absorpsi air pada simplisia yang higroskopis dapat menyerap air dari lingkungan sekitarnya
• Kontaminasi
• Serangga kerusakan dan pengotoran simplisia dalam bentuk larva, imago dan sisa-sisa metamorfosisnya (kulit telur,
kerangka yang telah usang, dll). • Kapang
• Suhu kamar ( 15-30 oC )
• Kelembaban (kelembaban relatif tidak lebih dari 60 %) • Tempat kering, tidak terkena sinar matahari langsung • Tempat khusus, tidak campur dengan bahan lain
• Konstruksi permanen
• Bahan dan material yang disimpan tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai
• Jarak antar bahan mempermudah pembersihan dan inspeksi • Sirkulasi udara lancar tetapi tidak terlalu terbuka
• Bersih dan higienis
• Sistem FIFO (first in first out) yang pertama masuk, keluar lebih dahulu
• Beri label : nama bahan, tanggal penyimpanan, berat/ jumlah • Penyimpanan jangan terlalu lama pengecekan berkala
• Simplisia yang rusak dan tercemar segera dimusnahkan
4. DOKUMENTASI
Mengapa dokumentasi penting? Mengkomunikasikan bagaimana dan
apa yang harus dilakukan
“ TULIS APA YANG TELAH DILAKUKAN, LAKUKAN APA YANG TELAH DITULIS “
TUJUAN DOKUMENTASI
1
• Memastikan telah ada spesifikasi untuk semua material dan telah ada metode pembuatan beserta kontrolnya
2
• Memastikan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang tertulis
3
• Memastikan personel yang melakukan aktivitas tersebut tahu apa yang harus dilakukan dan kapan harus melakukannya
4
• Memastikan bahwa personel yang berwenang memiliki semua informasi cukup yang diperlukan untuk menetapkan keputusan
5 • Sebagai data riwayat suatu aktivitas yang dilakukan
DOKUMENTASI
CATATAN TERTULIS TENTANG FORMULA, PROSEDUR, PERINTAH, DAN CATATAN TERTULIS
LAINNYA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN OBAT
Kebijaksanaan/ Pedoman Mutu Prosedur Sistem Mutu/Kerja Baku, Prosedur Produksi Induk
Instruksi Kerja, Struktur
Organisasi, Uraian & Spesifikasi Tugas, Program/jadwal,
Sertifikat, Logbook, Kartu, Label Catatan Mutu
Jenis-jenis dokumen cpotb
PEDOMAN MUTU PROSEDUR MUTU Dokumen Pembuatan Induk Spesifikasi/ standar Metode AnalisaProtokol Kerja Label/identitas
Protokol Validasi Formula Induk Prosedur Pengolahan Induk Prosedur Pengemasan Induk
Bahan baku & kemasan
Ruahan
Produk Jadi Catatan Pengolahan Bets
Catatan Penanganan Produk Kembalian
Catatan Penarikan Produk
Catatan Pemusnahan Produk
Catatan Keluhan
Catatan Distribusi
Status Peralatan
Status Bahan
Status Produk
Catatan Uji Stabilitas Catatan Pemantauan Mikroba & Partikel Catatan dan Laporan Hasil Uji
Catatan pengolahan bets merupakan catatan proses pengolahan produk mulai dari penimbangan bahan baku sampai dihasilkan produk ruahan untuk tiap bets. Melalui catatan tersebut dapat ditelusuri riwayat pengolahan bets yang bersangkutan.
Catatan pengolahan bets hendaklah memuat: 1.Nama produk;
2.Bentuk sediaan;
3.Nomor bets dan jumlah produk tiap bets; 4.Tanggal mulai dan selesai pengolahan; 5.Urutan tiap tingkat proses pengolahan; 6.Jumlah bahan baku yang digunakan; 7.Jumlah produk yang diperoleh;
8.Data lain yang diperlukan.
NAMA TANAMAN OBAT : TANGGAL MASUK : NO. BETS : BERAT (KG) : NAMA PEMASOK : ASAL TANAMAN :
5. PENGAWASAN
Pengawasan dalam proses dilakukan untuk mencegah hal-hal yang menyebabkan kerugian terhadap produk jadi.
Hasil pengawasan dalam proses (in process control) dari produk antara dan produk ruahan setiap bets hendaklah dicatat dicocokkan terhadap persyaratan yang berlaku.
Bila ada penyimpangan yang berarti hendaklah diambil perbaikan sebelum pengolahan bets tersebut dilanjutkan.
1. Nama Latin 2. Uraian Bahan 3. Nama Daerah
4. Gambaran Makroskopik & Mikroskopik 5. Kemurnian
Kadar Abu
Kadar sari larut Air Kadar sari larut Etanol Bahan Organik Asing Cemaran Mikroba Cemaran Aflatoksin
Cemaran Residu Aflatoksin Cemaran Logam Berat
6. Susut Pengeringan 7. Kadar Air 8. Zat Identitas 9. Pengeringan Tertentu 10. Cara Penyimpanan
Parameter
mutu
simplisia
nabati
1. Pemanenan dilakukan dari sumber yang jelas pada waktu dan cara yang tepat
2. Penyediaan dan pengerjaan bahan dilakukan melalui prosedur baku meliputi sortasi, pembersihan, pengubahan bentuk, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan
3. Pengawetan dan penyimpanan dilakukan secara tepat terhadap bahan yang sudah bersih, kering, tidak tercampur bahan lain dan dijaga dari pencemaran debu, basah, lembab, jamur, serangga dan gangguan binatang pengerat