9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka 1. Penjadwalan
Penjadwalan (schadulling) adalah gambaran waktu yang di perlukan untuk melaksanakan tugas dengan memperhatikan beberapa faktor antar lain: (1) syarat-syarat tugas (2) Perkiraan permintaan, dan (3) Kapasitas yang tersedia. Masalah penjadwalan sangat erat hubunganya dengan waktu penyerahan dan beban (loading). Tanggal penyerahan merupakan masukan utama dalam pembuatan jadwal, sedangkan beban kerja hanya hanya dapat di tentukan dari jadwal, dan jadwal hanya dapat di susun setelah mempertimbangkan beban (Yamit, 1998).
Penjadwalan operasi merupakan inti dari Manufacturing Execution System (MES). MES adalah sistem informasi yang menjadwalkan, melakukan dispatching, melacak, mengawasi, dan mengendalikan produksi di lantai produksi (Jacobs & Chase, 2016).
Berdasarkan penjelasan di atas, menurut Haning & Nurnajamuddin, (2012) penjadwalan penjadwalan adalah menentuan waktu dan kuantitas atas sumber daya produktif, yang meliputi kapasitas, peralatan dan fasilitas produksi,serta tenaga jerja yang di butuhkan dalam pembuatan produk agar berjalan dengan lancar, tepat, dan bermutu.
2. Fungsi Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi berfungsi untuk membuat arus produksi dapat berjalan langcar agar produksi selesai dengan tepat waktu. Sehingga penjadwalan produksi buat agar mesing mesing berjalan sesuai dengan kapasitas yang ada dengan biaya yang seminim mugkin.
Menurut Murfidin dan Mahmud (2017;68) fungsi penjadwalan adalah:
1) mengefisiensikan penggunaan sumber daya. jika produsdi barang kurang baik maka tinggkat penggunaan mesin dan masukan tidak akan efisien. kapasitas dapat menghadapi penggangguran sumber daya, termasuk sumber daya manusia.
2) Mengefektifkan sumber daya. Jadwal yang baik membuat kapasitas produksi yang sesuai dengan kapasitas yang di inginkan.
Kondisi ini akan menekan biaya pengerjaan sehingga mengurangi biaya produksi sehingga dapat meningkatkan daya sain perusahaan.
3. Macam-macam penjadwalan produksi
Ada tiga macam penjadwalan yang di kenal, yaitu penjadwalan jangka pendek, penjadwalan agregat, dan penjadwalan proyek. Perbedaan penjadwalan menurut waktu di dasarkan atas waktu pelaksanaan kegiatan yang terdapat pada jadwal yang bersangkutan.
a. Penjadwalan jangka pendek
Penjadwal ini berkaitan dengan jadwal pengerjaan produk untuk memenuhi permintaan jangka pendek. Jika penjadwalan proyek hanya di pakai satu kali untuk proyekk yang bersangkutan dan tidak di gunakan kembali, jadi
penjadwalan jangka pendek ini di gunakan untuk pekerjaan yang di ulang, maka dari itu penjadwalan jangka pendek di sebut penjadwalan operasi.
b. Penjadwalan agregat
Penjadwalan ini menyangkut penentuan jumlah produksi dan kapan pengerjaan dalam waktu dekat. Biasanya 3 sampai 18 bulan ke depan. Perencanaan jangka menengah di mulai saat keputusan jangka panjang telah di buat. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan manajemen operasi.
c. Penjadwalan proyek
Penjadwalan ini merupakan aktivitas yang memerlukan jangka waktu yang panjang, bulanan sampai tahunan. Penjadwalan proyek menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus di selesaikan. Penjadwalan yang terpisah untuk kebutuhan personalia berdasarkan jenis personalia berdasarkan jenis kemampuan di buat dalam sebuah diagram. Diagram juga dapat dikembangkan untuk menjadwalkan bahan baku.
4. Penjadwalan jangka pendek
1. Pentingnya penjadwalan jangka pendek
a. Dengan menggunakan penjadwalan yang efektiv, perusahaan menggunakan asetnya dengan maksimal dan menghasilkan income yang besar.
b. Penjadwalan juga menambah kapasitas dan fleksibilitas yang akan mempercepat pengiriman, dengan demikian pelayan kepada pelanggan lebih baik.
c. Kelebihan yang lainya adalah keunggulan kompetitif dengan pengiriman yang tepat waktu.
2. Isu isu penjadwalan a. Penjadwalan maju
Penjadwalan ini menggunakan sistem pemesanan kemudia menjadwalkan setiap pesanan yang harus di selesaikan dalam waktu ke depan. Sistem yang menggunakan penjadwalan maju dapat di peroleh informasi mengenai tanggal paling awal pesanan dapat di selesaikan.
b. Penjadwalan mundur
Penjadwalan ini di hitung dari tanggal di masa mendatang (tanggal jatuh tempo) dan menjadwalkan operasi dengan urutan terbalik penjadwalan ini menentukan kapan pesanan mulai di kerjakan dan selesai pada waktu yang di tentukan.
5. Kriteria penjadwalan
Heizer & Render, (2017) menyatakan bahwa teknik penjadwalan yang benar bergantung pada volume pemesanan, sifat alami operasi dan kompleksitan pengerjaan secara keseluruhan demikian pula kepentingan yang telh di tetapkan pada keempat kriteria. Keempat kriteria tersebut adalah:
1. Minimasi waktu penyelesaian. Kriteria ini di gunakan untuk menyelesaikan waktu rata-rata pengerjaan produk.
2. Minimasi utilisasi. Kriteria ini dievaluasi dengan menghitung presentasi waktu digunakan fasilitas.
3. Minimasi waktu tunggu pelanggan. Kriteria ini di evaluasi dengan menentukan jumlah keterlambatan rata-rata.
6. Aturan Priorotas
Jacobs & Chase (2016) proses penentuan urutan pekerjaan pada beberapa mesin atau pada beberapa workcenter di sebut pengurutan atau sequencing atau pengurutan prioritas (priority sequencing). Aturan prioritas merupakan aturan yang digunakan untuk memperoleh urutan pekerjaan. Hal tersebut sangat sederhana yang hanya memerlukan pengurutan pekerjaan berdasarkan satu data , seperti waktu pemrosesan, tanggal jatuh tempo, atau urutan kedatangan.
Sedangakan menurut Heizer & Render (2017) aturan prioritas (priority rules) di terapkan bagi tempat fasilitas yang berorientasi pada proses. Aturan prioritas berupaya untuk meminimalkan waktu penyelesaian sejumlah pekerjaan pada sebuah sistem dan keterllambatan dalam pengerjaan sementara itu memanfaatkan tempat fasilitas secara maksimal.
a. FCFS ( Fist Come Firs Serve)
Merupakan sebuah metode dengan aturan yang pertama datang adalah yang pertama di kerjakan. Pekerjaan akan diselesaikan sesuai datangnya pesanan pada perusahaan. Keunggulan metode FCFS ini adalah di nilai adil oleh para pelanggan.
b. SPT (shortest Processing Time)
Merupakan sebuah metode dengan aturan pekerjaan dengan waktu penyelesaian paling singkat akan di kerjakan terlebih dahulu. Kelemahan metode ini adalah pekerjaan dengan durasi yang lama akan terus di undur karena perusahaaan lebih mendahulukan pekerjaan yang durasinya pendek.
c. EDD (earliest Due Date)
Merupakan sebuah metode dengan aturan pekerjaan yang memiliki tanggal jatuh tempo terdekat yang pertama kali di selesaikan. Metode ini akan miminimalisir keterlambatan maksimum, metode ini akan dapat berjalan baik ketika keterlambatan merupakan permasalahan pada perusahaan.
d. LPT (longestest Processing Time)
Merupakan metode dengan aturan pekerjaan dengan waktu yang terlama, maka itu yang akan di kerjakan terlebih dahulu (Heizer & Render, 2017).
7. Gantt Chart
Gantt Chart digunakan untuk membantu merencanakan dan melacak pekerjaan. Gantt Chart jenis diagram batang yang menggambarkan tugas tugas dan alokasi waktu. Gant Chart digunakan untuk merencanakan proyek serta untuk mengkoordinasikan sejumlah aktivitas terjadwal (Heizer & Render, 2017).
Terdapat dua jenis Gantt Chart, yaitu: a. Load Chart
Load chart adalah sebuah Gantt Chart yang menunjukan perbedaan dan waktu menganguur sekelompok mesin atau departemen. Chart ini juga menunjukan kapan pekerjaan di mulai untuk di jadwalkan dan kapan selesai, dan dimana seharusnya menempatkan waktu menganggur tersebut.
b. Schadule chart
Schadule chart adalah sebuah gantt chart yang menunjukan sebuah pesanan yang dipesan atau pekerjaan yang sedang dalam tahap pengerjaan dan apakah pesanan tersebut dapat terjadwalkan. Schadule chart biasanya sering di gunakan
oleh manajer untuk merekam segala jenis pekerjaan yang sedang yang sedang di kerjakan. Chart ini mengidentifikasikan pekerjaan mana yang terjadwal dan mana yang seharusnya berada diawal.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan ntu acuan untuk sebuah penelitian skripsi. Maka penelitian terdahulu di gunakan untuk referensi dan tolak ukur penelitian untuk menulis dan menganalisis sebuah penelitian. Tujuan penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui langkah penulisan benar atau salah. Beberapa penelitian terdahulu yang di gunakan oleh peneliti untuk referensi adalah sebagai berikut:
No Nama Variabel Metode Hasil
1 Clamaya Arin Nurpraja, Ahmad Chirzun (2017)
penjadwalan Metode yang digunakan dalam penjadwalan adalah metode penjadwan, Short Pocessing Time
Hasil dari penelitian ini adalah minimasi dari jumlah keterlambatan, jumlah maksimum keterlambatan, rata rata keterambtan, an proses yang dapat di mnimasi waktunya menunjukkan data yang di peroleh 20, 6 jam dari data
sebelumnya 27,46 jam. Rata rata keterlambatan secara keseluruhan setelah menggunakan metode SPT adalah 8,34 jam. 2 Nunung Nurhasanah (2010) Penjadwalan Produksi menggunakan kondisi berdasarkan waktu baku dengan bantuan Gantt Chart
Hasil dari penelitian ini adalah waktu baku yang diperlukan IKM DM dalam memproduksi satu unit celana panjang model big size adalah 31,58 menit,
No Nama Variabel Metode Hasil penjadwalan yang
digunakan adalah kondisi berdasarkan waktu baku dengan rata-rata
pekerjaan 1,89 hari, biaya Rp. 841.631.337, waiting for operator 44,16%, dan blocked 15,51%. Dengan menggunakan kondisi pertama dapat meningkatkan efektifitas sebesar 45%. 3 Kulsum, Evi febianti, dan Fifi Apriani (2009) Penjadwalan Penjadwalan eksisting perusahaan dengan aturan FCFS, penjadwalan menggunakan metode jadwal aktif dan CDS Hasil Penelitian menunjukkan bahwa makespan yang diperoleh pada penjadwalan
eksisting perusahaan dengan aturan FCFS yaitu sebesar 4246,347 menit dengan urutan pengerjaan job yaitu Nut M36–Nut M24–Nut M24. Hasil penjadwalan menggunakan metode jadwal aktif dan CDS memperoleh makespan selama 4088,58 menit dengan iterasi yang dilakukan sebanyak 15 kali pada jadwal aktif dan 4 iterasi pada metode CDS, maka diperoleh urutan job terbaik pada metode jadwal aktif yaitu M24–Nut M24–Nut M36. Metode yang tepat untuk diterapkan adalah metode jadwal aktif. 4 Andri Sulaksmi, Annisa Kesy Garside dan Fithriany (2014) Penjadwalan Produksi Metode heuristik Pour
Hasil dari penelitian ini adalah penjadwalan dengan menggunakan metode heuristik Pour menghasilkan makespan lebih cepat sebesar 8,09
No Nama Variabel Metode Hasil
jam dari metode FCFS pada Bulan September 2013. Dalam aplikasi algoritma heuristik Pour maka perlu adanya dokumentasi mengenai data-data produksi atau waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan pada setiap elemen kerja agar dapat memudahkan untuk pengembangan produksi selanjutnya 5 Roy Khrisman P, Evi febrianti, Lely Herlina Penjadwalan Produksi Metode penjadwalan produksi Campbell Dudek Smith dan metode penjadwalan Nawaz Enscore Ham yang bertujuan menentukan urutan produksi optimal untuk meminimumkan makespan pada perusahaan dengan pola lantai produksi flow shop
Hasil dari penelitian ini adalah perhitungan dengan metode CDS, terdapat urutan job dengan total makespan terkecil yaitu sebesar 6828,375 menit. Dengan urutan prioritas job 3-2- 4-1-5-6 yang di peroleh dari K2, K4 dan K6. Perhitungan dengan metode NEH, terdapat urutan job dengan total makespan terkecil yaitu sebesar 6828,375 menit. Dengan urutan 3-2-4-1-5-6 (Sand). Penjadwalan produksi dengan metode CDS dapat meminimumkan makespan sebesar 371,625 menit. 6 Rosalia Hadi dan Yohana Nugrahaeni (2016) Aplikasi Penjadwalan Menggunakan metode FCFS (First Come First Serve)
Hasil dalam penelitian ini adalah: 1) Fungsi sistem meliputi proses login, registrasi pasien, pengelolaan data pasien, pengelolaan data
treatment, dan penjadwalan terapi dengan 3 (tiga)
No Nama Variabel Metode Hasil
pasien dan pengunjung dimana masing-masing pengguna memiliki hak akses yang berbeda; 2) Rata-rata waktu tunggu yang dihasilkan terhadap empat orang pasien dengan menggunakan metode FCFS (First Come First Serve) adalah sebesar 13.75 menit; dan 3) Aplikasi penjadwalan terapi dapat membantu pihak Sixo Reflexology dalam menjadwalkan terapi bagi pasiennya.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa para peneliti menggunakan waktu proses yaiu aturan prioritas First Come Frst Serve FCFS), Shortest Processing Time (SPT), Long Processing Time ( LPT), Earliest Due Date (EDD). Peneliti mencari metode manakah yang tepat untuk di terapkan pada perusahaan yang di teliti.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalanya penelitian. Kerangka pikir penelitian ini akan di jelaskan pada bagan di bawah ini :
(Sumber : Jay Heizer & Barry Render, 2014)
Kerangka pikir menjelaskan mengenai proses yang akan di lakukan dalam penelitian (Subroto et al., 2019). Kerangka pikir dalam penelitian ini melakukan empat metode yaitu First Come First served (FCFS) , Shortest Processing Time (SPT), Earliest Due Date (EDD), Longest Processing Time (LPT). Pada perusahaan “Hara Tex” Konveksi.
Penjadwalan (daftar pesanan pelanggan, waktu
pemrosesan, tanggal jatuh tempo tiap pesanan)
Aturan Prioritas (FCFS, SPT, LPT, EDD)
Diagram Gantt
Hasil perhitungan dengan aturan prioritas
Memilih aturan prioritas yang terbaik
Dalam kerangka pikir penelitian ini menjelaskan ada beberapa variabel yang di butuhkan untuk membuat penjadwalan yang optimal. Tahap pertama dalam penelitian ini adalah menyiapkan data pesanan pelanggan, jumlah pesanan, tanggal masuk pesanan, tanggal jatuh tempo pesanan, tanggal keluar pesanan, dan keterlambatan. Tahap kedua melakukan pengurutan pesanan dengan menggunakan metode aturan prioritas yang terdiri dari First Come First served (FCFS) , Shortest Processing Time (SPT), Earliest Due Date (EDD), Longest Processing Time (LPT) Tahap ketiga adalah melakukan implementasi waktu proses yang di habiskan setiap pesanan pada setiap mesin dengan menggunakan Gantt Chart. Tahap keempat yaitu melakukan evaluasi perhitungan yang terdiri dari rata-rata waktu penyelesaian, utilitas, rata-rata jumlah pekerjaan di sistem, dan rata-rata keterlambatan pengerjaan.
Setelah melakukan semua perhitungan di atas langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil perhitungan ukuran efektivitas dari setiap metode aturan prioritas yang di gunakan. Ukuran efektivitas yang menunjukan bahwa penjadwalan itu optimal jika menghasilkan nilai waktu penyelesaian minimum, utilitas maksimum, jumlah pekerjaan di sistem minimum, dan keterlambatan pengerjaan minimum.