• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN

EKONOMI DAN

KEUANGAN

REGIONAL

PROVINSI JAWA

TENGAH

MEI

2017

(2)

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei 2017

menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.

Semarang, Mei 2017

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TENGAH Ttd

Hamid Ponco Wibowo Direktur Eksekutif

(3)

KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 DAFTAR TABEL ... 7 DAFTAR GRAFIK ... 9 TABEL INDIKATOR ...15 RINGKASAN EKSEKUTIF ...17

Perkembangan Ekonomi Makro Regional ...21

1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan I 2017 ... 21

1.1. 1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran ...23

1.1.1.1. Pengeluaran Konsumsi ...24

1.1.1.2. Pengeluaran Investasi ...28

1.1.1.3. Ekspor dan Impor Luar Negeri ...31

1.1.1.3.1. Ekspor Luar Negeri ...31

1.1.1.3.2. Impor Luar Negeri...35

1.1.1.4. Net Ekspor Antardaerah ...39

1.1.2. Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha ...39

1.1.2.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ...41

1.1.2.2. Industri Pengolahan ...43

1.1.2.3. Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor ...45

1.1.2.4. Lapangan Usaha Lainnya ...47

Tracking Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan II 2017 ... 48

1.2. 1.2.1. Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan II 2017 Sisi Pengeluaran ...48

1.2.2. Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan II 2017 Sisi Lapangan Usaha ...49

Keuangan Pemerintah ...51 2.

(4)

2.1.2. Realisasi Belanja Triwulan I 2017 ... 56

APBN Provinsi Jawa Tengah Triwulan I 2017 ... 58

2.2. Perkembangan Inflasi Daerah ... 61

3. Inflasi Secara Umum ... 61

3.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok ... 64

3.2. 3.2.1. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ... 64

3.2.2. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar ... 65

3.2.3. Kelompok Bahan Makanan ... 66

Disagregasi Inflasi ... 66

3.3. 3.3.1. Kelompok Administered Prices ... 67

3.3.2. Kelompok Inti ... 68

3.3.3. Kelompok Volatile Food ... 71

Inflasi Kota Kota di Provinsi Jawa Tengah ... 72

3.4. 3.4.1. Disagregasi Inflasi Cilacap ... 74

3.4.2. Disagregasi Inflasi Purwokerto ... 75

3.4.3. Disagregasi Inflasi Kudus ... 76

3.4.4. Disagregasi Inflasi Surakarta ... 77

3.4.5. Disagregasi Inflasi Semarang ... 78

3.4.6. Disagregasi Inflasi Tegal ... 79

Perkembangan Inflasi Triwulan II 2017 ... 80

3.5. 3.5.1. Inflasi April 2017 ... 80

3.5.2. Inflasi Triwulan II 2017 ... 82

Program Pengendalian Inflasi Daerah ... 83

3.6. Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ... 86

4. Perkembangan Stabilitas Sistem Keuangan Jawa Tengah ... 86

4.1. 4.1.1. Ketahanan Sektor Korporasi Jawa Tengah Triwulan IV 2016 ... 86

4.1.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi ... 86

4.1.1.2. Kinerja dan Penilaian Risiko Korporasi Jawa Tengah Triwulan IV 2016 ... 87

4.1.1.3. Perkembangan Indikator Perbankan pada Lapangan Usaha Utama Jawa Tengah Triwulan I 2017 ... 90

(5)

4.1.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga/Perseorangan (DPK RT) di Perbankan ...93

4.1.2.3. Kredit Perseorangan di Perbankan ...94

Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah ... 95

4.2. 4.2.1. Perkembangan Bank Umum ...98

4.2.1.1. Perkembangan Jaringan Kantor Bank ...98

4.2.1.2. Perkembangan Penghimpunan DPK ...99

4.2.1.3. Penyaluran Kredit ... 101

4.2.1.4. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum ... 104

4.2.1.5. Kualitas Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ... 105

Perkembangan Perbankan Syariah ... 106

4.3. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Provinsi Jawa Tengah .. 108

4.4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah ... 112

5. Perkembangan Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) ... 112

5.1. Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah ... 114

5.2. Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta Asing ... 118

5.3. Perkembangan Akses Keuangan ... 119

5.4. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ... 121

6. Ketenagakerjaan ... 121

6.1. Pengangguran ... 125

6.2. Nilai Tukar Petani ... 126

6.3. Tingkat Kemiskinan ... 129 6.4. Pembangunan Manusia ... 131 6.5. Pemerataan Penduduk ... 133 6.6. Prospek Perekonomian Daerah ... 135

7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2017 dan Keseluruhan Tahun 2017135 7.1. 7.1.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran ... 136

7.1.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha ... 137

Prospek Inflasi Triwulan III 2017 dan Tahun 2017 ... 139 7.2.

(6)
(7)

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)...22

Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar) ...24

Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar) ...24

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Pengeluaran (%, YOY) ...24

Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) ...40

Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) ...40

Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha (%, YOY) ...41

Tabel 2.1 Anggaran & Realisasi APBD Jawa Tengah 2017 (Rp Miliar) ...51

Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan Triwulan I tahun 2016 & 2017 ...53

Tabel 2.3 Realisasi Belanja triwulan I 2016 & 2017 ...57

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBN Jawa Tengah Triwulan I 2016 & 2017 per Jenis Belanja (Rp Miliar) ..59

Tabel 3.1 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan ...63

Tabel 3.2 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulanan ...63

Tabel 3.3 Tabel Inflasi Tahunan Kota Jawa Tengah ...64

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Per Kelompok ...64

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ..65

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar ....65

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan ...66

Tabel 4.1 Pengelompokkan Tabungan Perseorangan Berdasarkan Nilainya ...94

Tabel 4.2 Perkembangan NPL Kredit RT Jawa Tengah Per Kategori ...95

Tabel 4.3 Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan di Jawa Tengah ...99

Tabel 4.4 Pengelompokkan DPK Berdasarkan Nilainya ... 101

Tabel 4.5 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilainya ... 104

Tabel 4.6 Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Jawa Tengah ... 108

Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama (juta orang) ... 122

Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) ... 122

Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Februari 2013 Agustus 2017 (juta orang) ... 124

(8)

Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan (juta orang) ... 125

Tabel 6.6 Perbandingan IPM Provinsi Peers ... 132

Tabel 6.7 IPM Jawa Tengah Menurut Komponen ... 132

Tabel 7.1 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran ... 136

Tabel 7.2 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha ... 138

(9)

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah ...21

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, dan Nasional ...22

Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa berdasarkan Provinsi ...22

Grafik 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi ...23

Grafik 1.5 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran Kliring Harian dan Pertumbuhan Ekonomi ...23

Grafik 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (yoy) ...25

Grafik 1.7 Indeks Tendensi Konsumen ...26

Grafik 1.8 Perkembangan Inflasi Triwulanan dan Tahunan ...26

Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi dan Pertumbuhan Ekonomi ...26

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi berdasarkan Jenis Konsumsi ...26

Grafik 1.11 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT ...27

Grafik 1.12 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah ...27

Grafik 1.13 Pertumbuhan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan PDRB Konsumsi Pemerintah ...28

Grafik 1.14 Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ...28

Grafik 1.15 Jumlah dan Pertumbuhan Anggaran Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ...28

Grafik 1.16 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto ...29

Grafik 1.17 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB Konstruksi, dan Konsumsi Semen...29

Grafik 1.18 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga Kredit Investasi ...29

Grafik 1.19 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri ...30

Grafik 1.20 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU) dan Pertumbuhan PDRB Investasi ...30

Grafik 1.21 Perkembangan SBT Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Usaha (hasil SKDU) ...30

Grafik 1.22 Perkembangan Investasi Pelaku Usaha (Hasil Liaison) ...31

Grafik 1.23 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison) ...31

Grafik 1.24 Perkembangan Pertumbuhan Volume dan Nilai Impor Barang Modal ...31

Grafik 1.25 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri ...32

Grafik 1.26 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas Berdasarkan Komoditas ...32

Grafik 1.27 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT ...33

Grafik 1.28 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT ...33

Grafik 1.29 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu ...34

(10)

Grafik 1.33 Perkembangan Ketenagakerjaan Amerika Serikat ... 35

Grafik 1.34 Rasio Utang terhadap PDB Tiongkok ... 35

Grafik 1.35 Cadangan Devisa Tiongkok ... 35

Grafik 1.36 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri ... 36

Grafik 1.37 Perkembangan Impor Jawa Tengah... 36

Grafik 1.38 Pertumbuhan Tahunan Impor Migas Jawa Tengah ... 36

Grafik 1.39 Struktur Impor Nonmigas Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Pengeluaran ... 37

Grafik 1.40 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Pengeluaran ... 37

Grafik 1.41 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 38

Grafik 1.42 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Komoditas ... 38

Grafik 1.43 Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah ... 38

Grafik 1.44 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Asal ... 38

Grafik 1.45 Pertumbuhan Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Negara Asal ... 38

Grafik 1.46 Pertumbuhan PDRB Net Ekspor Antardaerah ... 39

Grafik 1.47 Pertumbuhan PDRB Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ... 41

Grafik 1.48 Perkembangan Luas Tanam dan Panen Padi di Jawa Tengah ... 42

Grafik 1.49 Pertumbuhan Luas Tanam dan Luas Panen Padi di Jawa Tengah ... 42

Grafik 1.50 Perkembangan Hasil Panen Padi di Jawa Tengah ... 42

Grafik 1.51 Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan ... 43

Grafik 1.52 Pertumbuhan dan NPL Kredit Industri Pengolahan ... 43

Grafik 1.53 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman ... 44

Grafik 1.54 Pertumbuhan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi ... 45

Grafik 1.55 Pertumbuhan Industri Kayu dan Furnitur ... 45

Grafik 1.56 Perkembangan Kapasitas Produksi Terpakai Industri Pengolahan (Hasil SKDU) ... 45

Grafik 1.57 Perkembangan Kapasitas Produksi Terpakai Subsektor Industri Pengolahan (Hasil SKDU) 45 Grafik 1.58 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor ... 46

Grafik 1.59 Indeks Penjualan Riil (Hasil SPE) dan Pertumbuhan PDRB Perdagangan ... 46

Grafik 1.60 IPR Perrdagangan Eceran berdasarkan Kelompok Komoditas ... 46

Grafik 1.61 Perkembangan Kegiatan Usaha (Hasil SKDU) Pertumbuhan PDRB Konstruksi ... 47

Grafik 2.1 APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2016 dan T.A. 2017 ... 52

Grafik 2.2 Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2016 dan T.A. 2017 ... 52

(11)

Grafik 2.6 Pertumbuhan Tahunan Pajak Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah ...55

Grafik 2.7 Kontribusi Pos Belanja Daerah Triwulan I 2017 ...56

Grafik 2.8 Alokasi APBN Provinsi Jawa Tengah 2017 Berdasarkan Jenis Belanja ...58

Grafik 2.9 Realisasi APBN Provinsi Jawa Tengah 2017 Berdasarkan Jenis Belanja ...59

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Jawa Tengah dan Nasional ...61

Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan Provinsi Jawa Tengah ...61

Grafik 3.3 Inflasi Bulanan Provinsi di Jawa ...62

Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Provinsi di Jawa ...62

Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Bulanan Jawa Tengah 2012-2016 ...62

Grafik 3.6 Event Analysis Inflasi Provinsi Jawa Tengah ...62

Grafik 3.7 Disagregasi Inflasi Tahunan ...67

Grafik 3.8 Disagregasi Inflasi Bulanan ...67

Grafik 3.9 Perkembangan Inflasi Triwulanan Kelompok Administered Prices Triwulan I 2017 ...68

Grafik 3.10 Perkembangan Subkelompok Inflasi Tahunan Kelompok Administered Prices ...68

Grafik 3.11 Perkembangan Inflasi Triwulanan Kelompok Inti Triwulan I ...69

Grafik 3.12 Perkembangan Output Gap, Pertumbuhan Ekonomi Tahunan, dan Inflasi Inti ...69

Grafik 3.13 Indeks Ekspektasi Konsumen terhadap Kenaikan Harga ...70

Grafik 3.14 Indeks Ekspektasi Harga Pedagang Eceran ...70

Grafik 3.15 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Inti Traded ...70

Grafik 3.16 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Volatile Food 2012-Tw I 2017 ...71

Grafik 3.17 Perkembangan Inflasi Triwulanan Kelompok Volatile Food 2012-Tw I 2017 ...71

Grafik 3.18 Perkembangan Subkelompok Inflasi Tahunan Kelompok Volatile Food ...72

Grafik 3.19 Lanjutan Perkembangan Subkelompok Inflasi Tahunan Kelompok Volatile Food ...72

Grafik 3.20 Inflasi Tahunan Triwulan I 2017 ...73

Grafik 3.21 Perkembangan Inflasi Tahunan ...73

Grafik 3.22 Inflasi Tahunan Enam Kota ...73

Grafik 3.23 Inflasi Kota di Provinsi Jawa Tengah per Kelompok Tw I 2017 ...73

Grafik 3.24 Disagregasi Inflasi Triwulanan Enam Kota 2016 ...74

Grafik 3.25 Disagregasi Inflasi Tahunan Enam Kota 2016 ...74

Grafik 3.26 Disagregasi Inflasi Tahunan Cilacap ...74

Grafik 3.27 Disagregasi Inflasi Triwulanan Cilacap ...74

(12)

Grafik 3.31 Disagregasi Inflasi Triwulanan Kudus ... 76

Grafik 3.32 Disagregasi Inflasi Tahunan Surakarta ... 77

Grafik 3.33 Disagregasi Inflasi Triwulanan Surakarta ... 77

Grafik 3.34 Disagregasi Inflasi Tahunan Semarang ... 78

Grafik 3.35 Disagregasi Inflasi Triwulanan Semarang ... 78

Grafik 3.36 Disagregasi Inflasi Tahunan Tegal ... 79

Grafik 3.37 Disagregasi Inflasi Triwulanan Tegal ... 79

Grafik 3.38 Ekspektasi Harga Berdasarkan Survei Konsumen... 83

Grafik 3.39 Ekspektasi Harga Berdasarkan Survei Pedagang Eceran ... 83

Grafik 4.1. Hasil SPE Jawa Tengah... 87

Grafik 4.2 Perkembangan SBT Penggunaan Tenaga Kerja Jawa Tengah ... 87

Grafik 4.3. Perkembangan ROA dan ROE Korporasi Jawa Tengah ... 88

Grafik 4.4 Perkembangan Asset Turnover Korporasi Jawa Tengah ... 89

Grafik 4.5 Perkembangan Inventory Turnover Korporasi Jawa Tengah ... 89

Grafik 4.6 Perkembangan TA/TL Jawa Tengah ... 89

Grafik 4.7 Perkembangan DER Jawa Tengah ... 89

Grafik 4.8 Perkembangan DSR dan ICR Korporasi Jawa Tengah ... 90

Grafik 4.9 Perkembangan Current Ratio Korporasi Jawa Tengah ... 90

Grafik 4.10 Perkembangan Pertumbuhan, Kredit dan Risiko Sektor Pertanian ... 91

Grafik 4.11 Perkembangan Pertumbuhan, Kredit dan Risiko Sektor Industri Pengolahan ... 91

Grafik 4.12 Perkembangan Pertumbuhan, Kredit dan Risiko Sektor Perdagangan Besar dan Eceran .. 92

Grafik 4.13 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah 94 Grafik 4.14 Perkembangan Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah ... 94

Grafik 4.15 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah 95 Grafik 4.16 Perkembangan Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah ... 95

Grafik 4.17 Perbandingan Laju Pertumbuhan Aset Perbankan Beberapa Provinsi di Pulau Jawa ... 97

Grafik 4.18 Perbandingan Laju Pertumbuhan DPK Perbankan Beberapa Provinsi di Pulau Jawa ... 97

Grafik 4.19 Perbandingan Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Beberapa Provinsi di Pulau Jawa ... 97

Grafik 4.20 Perbandingan LDR Perbankan Beberapa Provinsi di Pulau Jawa ... 97

Grafik 4.21 Perkembangan Indikator Perbankan di Provinsi Jawa Tengah ... 98

Grafik 4.22 Pertumbuhan Tahunan Indikator Perbankan di Provinsi Jawa Tengah ... 98

(13)

Grafik 4.26 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan Berdasarkan Sektor di Provinsi Jawa Tengah .. 102

Grafik 4.27 Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah .... 103

Grafik 4.28 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan Berdasarkan Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah ... 103

Grafik 4.29 Komposisi Kredit Perbankan Berdasarkan Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah ... 103

Gra fik 4.30 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Bank Umum di Provinsi Jawa Tengah ... 105

Grafik 4.31 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Bank Umum di Provinsi Jawa Tengah ... 105

Grafik 4.32 Perkembangan Suku Bunga Sektor Utama di Provinsi Jawa Tengah ... 105

Grafik 4.33 Perkembangan Risiko Kredit Berdasarkan Sektor di Provinsi Jawa Tengah ... 106

Grafik 4.34 Perkembangan Risiko Kredit Berdasarkan Penggunaan di Provinsi Jawa Tengah ... 106

Grafik 4.35 Perbandingan Laju Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Pulau Jawa... 107

4.36 Perbandingan DPK Perbankan Syariah di Pulau Jawa... 107

Grafik 4.37 Perbandingan Laju Pertumbuhan Pembiayaan Perbankan Syariah di Pulau Jawa ... 108

Grafik 4.38 Perbandingan FDR Perbankan Syariah di Pulau Jawa ... 108

Grafik 4.39 Perkembangan Pertumbuhan Aset BPR di Jawa Tengah ... 109

Grafik 4.40 Perkembangan Pertumbuhan DPK BPR di Jawa Tengah ... 109

Grafik 4.41 Pangsa DPK BPR di Jawa Tengah... 109

Grafik 4.42 Perkembangan Pertumbuhan Kredit BPR Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Penggunaan .. 110

Grafik 4.43 Pangsa Kredit BPR Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 110

Grafik 4.44 Pertumbuhan Kredit BPR Jawa Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 110

Grafik 4.45 Pangsa Kredit BPR Jawa Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 110

Grafik 4.46 Perkembangan NPL Kredit BPR Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 111

Grafik 4.47 Perkembangan NPL Kredit BPR Jawa Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 111

Grafik 4.48 Perkembangan LDR BPR Jawa Tengah ... 111

Grafik 5.1 Perkembangan Rata-Rata Perputaran Kliring Harian di Jawa Tengah ... 113

Grafik 5.2 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran Kliring dan IPR SPE dan SBT SKDU ... 113

Grafik 5.3 Pangsa Volume Transaksi SKNBI Berdasarkan Daerah Pengiriman... 114

Grafik 5.4 Pangsa Nominal Transaksi SKNBI Berdasarkan Daerah Pengiriman ... 114

Grafik 5.5 Perkembangan Rata-Rata Penarikan Cek dan Bilyet Giro Kosong Harian di Jawa Tengah . 114 Grafik 5.6 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran Uang Kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah ... 116

(14)

Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Wilayah ... 117

Grafik 5.11 Persentase Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan ... 117

Grafik 5.12 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Sumber Temuan ... 118

Grafik 5.13 Transaksi Penukaran Valuta Asing dan Kunjungan Wisatawan Asing di Jawa Tengah ... 119

Grafik 5.14 PangsaValuta Asing yang ditukarkan melalui KUPVA Bukan Bank di Jawa Tengah ... 119

Grafik 5.15Sebaran Jaringan Kantor Bank di Jawa Tengah ... 120

Grafik 5.16 Realisasi Jumlah Agen LKD dan Jumlah Transaksi melalui Agen LKD ... 120

Grafik 6.1 Perkembangan NTP dalam 5 Tahun Terakhir ... 123

Grafik 6.2 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan dan ... 126

Grafik 6.3 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan, dan Kegiatan Usaha yang Akan Datang ... 126

Grafik 6.4 NTP dengan PDRB Lapangan usaha Pertanian ... 127

Grafik 6.5 NTP Jawa Tengah dan Komponen Penyusunnya ... 128

Grafik 6.6 NTP Berdasarkan Subsektor di Jawa Tengah ... 128

Grafik 6.7 Indeks yang Diterima berdasarkan Subsektor ... 128

Grafik 6.8 . Indeks yang Dibayar berdasarkan Subsektor ... 128

Grafik 6.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Tengah Tahun 2011-2016 (ribuan orang) 129 Grafik 6.10 Perkembangan IPM Jawa Tengah dan Nasional ... 131

Grafik 6.11 Perkembangan Koefisien Gini Jawa Tengah dan Nasional ... 134

Grafik 6.12 Perkembangan Koefisien Gini Berdasarkan Wilayah ... 134

(15)

A. PDRB & Inflasi

2017

I II III IV I

Ekonomi Makro Regional *)

Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) 5,27 5,47 5,08 5,71 5,01 5,33 5,28 5,20

Berdasarkan Sektor

-Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -0,95 5,60 -1,96 -0,02 3,02 8,75 2,13 9,42

-Pertambangan dan Penggalian 6,66 3,05 21,59 16,53 17,30 19,65 18,73 6,73

-Industri Pengolahan 6,61 4,81 3,99 4,80 4,19 3,43 4,09 4,11

-Pengadaan Listrik dan Gas 6,50 2,43 9,12 8,72 5,78 6,80 7,57 6,09

-Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,45 1,63 -2,61 1,39 4,56 5,46 2,17 7,19

-Konstruksi 4,38 6,00 6,04 7,46 7,61 6,40 6,88 4,70

-Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 4,79 3,97 7,76 5,68 1,98 5,20 5,10 5,19

-Transportasi dan Pergudangan 9,26 7,80 7,13 6,97 7,29 5,31 6,66 5,44

-Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,61 6,79 6,26 6,82 6,54 6,00 6,40 6,06

-Informasi dan Komunikasi 13,00 9,53 9,07 9,62 7,58 7,06 8,31 7,08

-Jasa Keuangan dan Asuransi 4,12 8,02 8,44 13,95 10,07 6,61 9,67 3,40

-Real Estate 7,19 7,59 7,64 6,39 5,89 7,29 6,80 6,68

-Jasa Perusahaan 7,97 8,49 10,92 10,81 10,06 10,72 10,62 8,08

-Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,78 5,31 4,22 5,23 -0,10 0,30 2,37 -0,05

-Jasa Pendidikan 9,37 7,55 9,63 10,78 9,44 1,27 7,64 1,83

-Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,37 6,61 10,48 14,00 10,46 5,00 9,86 4,68

-Jasa lainnya 8,50 3,21 4,69 12,98 10,43 6,75 8,62 6,25

Berdasarkan Permintaan

-Konsumsi Rumah Tangga 4,31 4,45 4,75 4,80 4,36 4,41 4,57 4,59

-Konsumsi LNPRT 8,62 -3,04 8,73 9,17 3,47 1,60 5,61 3,24

-Konsumsi Pemerintah 2,19 3,71 3,26 7,48 -12,53 -1,45 -1,71 2,57

-PMTB 4,52 5,12 5,34 6,87 5,54 6,09 5,96 5,50

-Ekspor Luar Negeri 10,66 0,28 -0,28 -1,59 -10,48 3,13 -2,22 8,32

-Impor Luar Negeri -7,29 -16,03 -26,76 -12,77 -18,81 2,59 -14,49 27,27

-Net Ekspor Antardaerah -6,80 0,65 -34,48 -7,31 -0,26 59,79 -13,17 39,77

-Perubahan Inventori -22,63 -71,08 -0,39 -30,87 52,63 -34,57 11,14 28,47

Ekspor

-Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 6.097 6.206 1.579 1.689 1.382 1.603 6.253 1.717

-Volume Ekspor Non Migas (Juta Ton) 2.776 2.858 780 789 734 686 2.989 685

Impor

-Nilai Impor Non Migas (USD Juta) 6.120 5.476 1.259 1.398 1.194 1.560 5.411 1.500

-Volume Impor Non Migas (Juta Ton) 3.845 4.488 1.028 1.175 951 1.123 4.278 1.153

Indeks Harga Konsumen

Provinsi Jawa Tengah 118,60 121,84 122,60 122,70 123,69 124,71 124,71 126,65

Kota Purwokerto 117,36 120,32 121,31 121,36 121,81 123,23 123,23 125,22 Kota Surakarta 116,84 119,83 120,82 120,91 121,43 122,41 122,41 124,24 Kota Semarang 118,73 121,77 122,35 122,42 123,60 124,59 124,59 126,35 Kota Tegal 114,73 119,26 120,13 120,55 121,91 122,49 122,49 123,94 Kota Kudus 124,16 128,23 129,16 128,88 129,70 131,20 131,20 134,15 Kota Cilacap 121,18 124,37 125,32 125,79 126,96 127,81 127,81 130,59

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

Provinsi Jawa Tengah 8,22 2,73 4,21 2,96 2,71 2,36 2,36 3,30

Kota Purwokerto 7,09 2,52 4,15 2,95 2,36 2,42 2,42 3,22 Kota Surakarta 8,01 2,56 4,43 3,21 2,93 2,15 2,15 2,93 Kota Semarang 8,53 2,56 3,99 2,65 2,61 2,32 2,32 3,27 Kota Tegal 7,40 3,95 4,99 3,77 3,73 2,71 2,71 3,17 Kota Kudus 8,59 3,28 4,83 3,33 2,18 2,32 2,32 3,86 Kota Cilacap 8,19 2,63 3,79 3,23 2,87 2,77 2,77 4,21

*Mulai tahun 2014 perhitungan IHK menggunakan SBH 2012 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

2016

(16)

C. Sistem Pembayaran

2017

I II III IV I

Perbankan **)

Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) 188,11 216,17 217,92 225,02 228,39 240,40 240,40 245,78

-Giro 24,83 29,69 33,75 31,14 32,90 30,25 30,25 35,81 -Tabungan 97,60 109,04 104,36 112,08 112,90 123,34 123,34 119,59 -Deposito 65,68 77,44 79,82 81,80 82,59 86,81 86,81 90,38 Kredit (Rp Triliun) 198,15 216,71 217,89 226,15 229,91 236,76 236,76 237,77 -Modal Kerja 106,38 115,80 115,89 120,94 122,87 125,63 125,63 125,47 -Investasi 29,06 34,31 35,49 36,68 37,85 39,82 39,82 40,23 -Konsumsi 62,71 66,60 66,51 68,53 69,20 71,30 71,30 72,08

Loan to Deposit ratio (%) 105,33 100,25 99,99 100,50 100,67 98,49 98,49 96,74

NPL Gross (%) 2,23 3,02 3,22 3,43 3,26 2,84 2,84 3,06

**Data Perbankan merupakan data bank umum yang ada di Jawa Tengah (Lokasi Bank Pelapor)

Indikator 2014 2015 2016 2016

2017

I II III IV I

Sistem Pembayaran Transaksi Kliring

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 567 607 853 947 800 819 855 770 - Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) 14.459 14.612 18.817 19.694 18.545 19.085 19.035 18.555 Transaksi Kas (Rp Triliun)

-Inflow 62,32 71,23 18,75 12,45 26,63 14,67 72,49 18,38 -Outflow 39,11 46,84 7,00 23,06 10,88 12,03 52,98 10,12

2015 2016 2016

(17)

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Pada triwulan I 2017, ekonomi Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan 5,20% (yoy). Capaian ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,33% (yoy) . Meskipun demikian kinerja tersebut masih lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,08% (yoy). Tren perlambatan ini berbeda dengan perekonomian nasional dan kawasan Jawa yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi nasional tercatat sebesar 5,01% (yoy), melambat dari tingkat pertumbuhan 4,94% (yoy) pada triwulan sebelumnya; sementara perekonomian Kawasan Jawa mencatatkan pertumbuhan 5,66% (yoy) setelah tumbuh 5,45% (yoy) pada triwulan IV 2016.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, deselerasi terutama berasal dari kinerja investasi seiring dengan realisasi proyek investasi yang belum optimal di awal tahun. Selain itu, kinerja impor luar negeri sebagai komponen pengurang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami peningkatan dan turut menyebabkan perlambatan ekonomi. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi dan ekspor luar negeri tercatat meningkat sehingga dapat menahan perlambatan lebih dalam.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan pada triwulan laporan utamanya didorong oleh lapangan usaha konstruksi; serta pertambangan dan penggalian. Sebaliknya, lapangan usaha utama Provinsi Jawa Tengah, yaitu industri pengolahan; dan pertanian justru mengalami peningkatan, sedangkan lapangan usaha perdagangan mencatatkan kinerja pertumbuhan stabil.

Keuangan Pemerintah

Postur APDB Provinsi Jawa Tengah pada 2017 meningkat dibandingkan tahun anggaran 2016. Anggaran pendapatan meningkat menjadi Rp23,47 triliun atau naik 11,81% dibandingkan tahun 2016. Begitu pula dengan anggaran belanja yang meningkat menjadi Rp23,36 triliun atau naik 10,44% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, pada tahun 2017 sudah tidak terjadi defisit anggaran seperti tahun sebelumnya dengan surplus sebesar Rp104 milliar.

Ditinjau dari serapan terhadap anggaran, persentase realisasi pendapatan meningkat, namun persentase realisasi belanja mengalami penurunan. Realisasi pendapatan sampai dengan triwulan laporan sebesar 22,13% dari APBD 2017, lebih tinggi dibandingkan serapan pendapatan triwulan I 2016 yang sebesar 18,54%. Sementara itu, realisasi belanja sampai triwulan I 2017 sebesar 10,04% dari APBD 2017, relatif lebih rendah dibandingkan triwulan I 2016 sebesar 11,69%.

(18)

ekonomi1. Pada akhir triwulan I 2017 inflasi Jawa Tengah tercatat sebesar 3,30% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,36% (yoy). Secara triwulanan, inflasi Jawa Tengah pada periode laporan tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada triwulan I 2017, inflasi triwulanan tercatat sebesar 1,56% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan I 2016 yang mencatatkan inflasi sebesar 0,62% (qtq).

Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan, dan UMKM

Tekanan stabilitas keuangan Jawa Tengah pada triwulan IV 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan III 2016 sejalan dengan perbaikan kinerja perekonomian daerah pada periode tersebut. Indikator-indikator kinerja keuangan korporasi Jawa Tengah mengkonfirmasi penurunan tekanan tersebut yang tercermin pada peningkatan kinerja korporasi.

Sementara itu, kinerja perbankan Jawa Tengah pada triwulan I 2017 mengalami perlambatan setelah mengalami peningkatan pada triwulan IV 2016. Sesuai dengan pola musiman kinerja perekonomian daerah kembali melambat pada awal tahun. Pada triwulan I 2017, salah satu indikator utama kinerja perbankan yaitu aset tercatat tumbuh sebesar 13,04% (yoy); melambat dibandingkan triwulan IV 2016 yang tercatat sebesar 13,32% (yoy). Sedangkan kredit perbankan pada triwulan laporan mengalami peningkatan baik terjadi pada kredit umum maupun kredit UMKM.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Transaksi ekonomi di Jawa Tengah pada triwulan I 2017 dapat berjalan lancar dengan dukungan sistem pembayaran tunai dan non tunai yang aman, efisien, mudah diakses, serta melindungi konsumen. Aktivitas transaksi keuangan masyarakat di Jawa Tengah baik secara tunai maupun non tunai dapat terselenggara dengan baik, meskipun mengalami pertumbuhan yang melambat. Penyelesaian transaksi keuangan non tunai melalui SKNBI tertahan seiring dengan perlambatan aktivitas ekonomi pada triwulan I 2017. Pengelolaan uang Rupiah mencatatkan peningkatan net inflow dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi transaksi valuta asing, transaksi penukaran valuta asing mengalami perbaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang

1Pada tahun 2014, BPS mengubah tahun dasar penghitungan inflasi dengan SBH 2012. Untuk itu dalam mengolah penghitungan inflasi

(19)

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan I 2017 melambat dibandingkan triwulan IV 2016. NTP pada triwulan laporan tercatat sebesar 97,50; lebih rendah dibanding triwulan lalu yang mencapai 99,35. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan pada triwulan laporan yang relatif melambat. Lapangan usaha ini mencatatkan perbaikan pertumbuhan menjadi 9,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2016 yang tumbuh 8,75% (yoy).

Sementara itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. TPAK yang mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi, mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. TPAK Jawa Tengah pada Februari 2017 tercatat sebesar 70,20% meningkat dibandingkan Februari 2016 yang tercatat sebesar 69,89%. TPAK Jawa Tengah ini juga tercatat masih lebih baik dibandingkan dengan nasional yang tercatat sebesar 69,02%.

Prospek Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah diperkirakan mengalami deselerasi pada triwulan III 2017. Perlambatan ini merupakan normalisasi setelah peningkatan tinggi pada triwulan II 2017, atau periode Ramadhan dan Lebaran. Walaupun lebih lambat, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah periode tersebut diproyeksikan masih berada pada kisaran yang tinggi, yaitu 5,2%-5,6% (yoy). Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama bersumber dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara pada sisi lapangan usaha, perlambatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha perdagangan.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan 2016. Ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2017 diperkirakan tumbuh pada rentang 5,3% - 5,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2016 yang sebesar 5,28%. Perbaikan ekonomi global, terutama mitra dagang utama Jawa Tengah diperkirakan meningkatkan kegiatan usaha, khususnya ekspor. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kemudahan investasi dan berusaha di Indonesia, serta komitmen dalam pembangunan infrastruktur diperkirakan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017. Lebih lanjut, kinerja konsumsi

(20)

Sementara itu, Inflasi triwulan III 2017 diperkirakan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi di seluruh kelompok, terutama berasal dari kelompok volatile food dan

administered prices. Inflasi volatile food diperkirakan menurun seiring normalisasi permintaan pasca

Lebaran serta meningkatnya pasokan untuk komoditas bumbu-bumbuan. Sementara itu, inflasi

administered prices diperkirakan menurun di tengah hilangnya efek penyesuaian tarif listrik 900 VA

nonsubsidi pada bulan Mei 2017. Untuk keseluruhan tahun 2017, inflasi diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang utamanya ini berasal dari penyesuaian harga komoditas barang yang diatur pemerintah, terutama untuk kebijakan energi. Sementara untuk kelompok volatile food, masih meneruskantreninflasi rendah pada tahun 2016 lalu.

Ke depan, inflasi akan tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah, dan risiko moderat kenaikan harga volatile food.

(21)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.

Perekonomian Provinsi Jawa Tengah triwulan I 2017 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

 Ditinjau dari sisi pengeluaran, deselerasi pertumbuhan terutama disumbang oleh

perlambatan komponen investasi dan peningkatan impor luar negeri. Sementara itu, konsumsi dan ekspor luar negeri mengalami peningkatan sehingga menahan perlambatan lebih dalam.

 Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan didorong oleh lapangan usaha

konstruksi, serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Adapun lapangan usaha utama Jawa Tengah, yaitu industri pengolahan; serta lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami peningkatan pertumbuhan, sementara pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor relatif stabil.

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Triwulan I 2017

2

1.1.

Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,20% (yoy) pada triwulan I 2017. Kinerja perekonomian mengalami perlambatan dibandingkan triwulan triwulan IV 2016 yang sebesar 5,33% (yoy). Meskipun demikian kinerja tersebut masih lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,08% (yoy).

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

2Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah diambil dari Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan III tahun 2016

dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 yang dikeluarkan BPS Provinsi Jawa Tengah. Apabila terdapat perbedaan angka pertumbuhan tahunan yang tertera pada BRS periode saat ini dengan perhitungan ADHK rilis periode ini dengan periode sebelumnya, yang menjadi acuan dalam penulisan KEKR adalah angka PDRB ADHK berdasarkan BRS pada saat periode laporan. Hal ini dimungkinkan mengingat besaran PDRB tahun 2016 dan 2015 masih bersifat sementara.

-6 -4 -2 0 2 4 6 8

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%

PERTUMBUHAN EKONOMI (YOY) PERTUMBUHAN EKONOMI (QTQ)

(22)

Berbeda dengan Jawa Tengah, pada triwulan laporan, perekonomian nasional dan kawasan Jawa tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi nasional tercatat sebesar 5,01% (yoy), melambat dari tingkat pertumbuhan 4,94% (yoy) pada triwulan sebelumnya; sementara perekonomian Kawasan Jawa mencatatkan pertumbuhan 5,66% (yoy) setelah tumbuh 5,45% (yoy) pada triwulan IV 2016.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, dan Nasional

Pada kawasan Jawa, perlambatan juga dialami oleh perekonomian Jawa Timur dan Jawa Barat. Sementara itu, provinsi lainnya di Kawasan Jawa, yakni DKI Jakarta, Banten, dan DI Yogyakarta mengalami peningkatan pertumbuhan. Dibandingkan provinsi lainnya di Kawasan Jawa, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah menempati posisi kedua terendah, di atas DI Yogyakarta.

Pada periode laporan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah menyumbang 14,72% terhadap perekonomian kawasan Jawa. Nilai ini relatif tetap dibandingkan periode sebelumnya. Perekonomian Kawasan Jawa secara dominan disumbang oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Timur dengan sumbangan dari kedua daerah ini mencapai lebih dari 50%.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa berdasarkan Provinsi

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)

PROVINSI TW IV 2016 TW I 2017 DKI 5,51 6,48 BANTEN 5,53 5,90 JABAR 5,45 5,24 JATENG 5,33 5,20 DIY 4,71 5,12 JATIM 5,48 5,37 JAWA 5,45 5,66 Sumber: BPS, diolah

Kegiatan ekonomi dapat tercermin dari beberapa sarana pendukungnya, seperti aktivitas perbankan. Seiring dengan melemahnya aktivitas ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I 2017, kebutuhan akan pembiayaan turut melemah. Hal tersebut tercermin dari penyaluran kredit perbankan yang tumbuh

3 4 5 6 7

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY JAWA JATENG NASIONAL

DKI BANTEN JABAR JATENG DIY JATIM Triwulan I 2017 Triwulan IV 2016

(23)

melambat pada periode tersebut. Pada triwulan laporan, pertumbuhan kredit perbankan yang disalurkan di Jawa Tengah tercatat 11,84% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,62% (yoy). Lebih lanjut, perkembangan tersebut juga tercermin pada aktivitas sistem pembayaran. Pada triwulan I 2017, nilai rata-rata perputaran kliring harian mengalami kontraksi 9,74% (yoy), berbalik arah setelah tumbuh 13,52% (yoy) pada triwulan IV 2016.

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.5 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran Kliring Harian dan Pertumbuhan Ekonomi

Ditinjau dari sisi pengeluaran, deselerasi terutama berasal dari kinerja investasi seiring dengan realisasi proyek investasi yang belum optimal di awal tahun. Selain itu, kinerja impor luar negeri sebagai komponen pengurang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami peningkatan dan turut menyebabkan perlambatan ekonomi. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi dan ekspor luar negeri tercatat meningkat sehingga dapat menahan perlambatan lebih dalam.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan pada triwulan laporan utamanya didorong oleh lapangan usaha konstruksi; serta pertambangan dan penggalian. Sebaliknya, lapangan usaha utama Provinsi Jawa Tengah, yaitu industri pengolahan; dan pertanian justru mengalami peningkatan, sedangkan lapangan usaha perdagangan mencatatkan kinerja pertumbuhan stabil.

1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Berdasarkan sisi pengeluaran, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I 2017 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pangsa 61,57%. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi juga memberikan kontribusi signifikan, yaitu sebesar 29,88%. Lebih lanjut, peran ekspor luar negeri sebesar 9,27%, dan konsumsi pemerintah sebesar 5,00%. Selain itu, pangsa impor luar negeri, sebagai elemen pengurang dalam perekonomian Jawa Tengah, juga cukup besar, yaitu 16,32%. Komposisi ini tidak banyak berubah dibandingkan tahun sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada periode laporan terutama berasal dari kinerja investasi seiring dengan realisasi proyek investasi yang belum optimal di awal tahun. Selain itu, kinerja impor

3 4 5 6 7 8 12 16 20

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY %, YOY KREDIT PERBANKAN PDRB - SKALA KANAN

3 4 5 6 7 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY %, YOY NILAI RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN

(24)

luar negeri sebagai komponen pengurang PDRB mengalami peningkatan dan turut menyebabkan perlambatan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan impor didorong oleh masih kuatnya kinerja konsumsi dan lapangan usaha industri.

Pertumbuhan konsumsi dan ekspor luar negeri tercatat meningkat sehingga dapat menahan perlambatan lebih dalam. Meningkatnya kinerja konsumsi didukung oleh optimisme konsumen dan daya beli masyarakat yang terjaga. Selanjutnya, ekspor luar negeri turut mengalami peningkatan pertumbuhan seiring dengan mulai pulihnya perekonomian negara mitra dagang.

Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Pengeluaran (%, YOY)

*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 1.1.1.1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi mencatatkan pertumbuhan yang meningkat pada triwulan laporan. Lebih lanjut, peningkatan terjadi pada seluruh jenis konsumsi, baik konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, maupun konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT).

2017

I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 570,433 149,648 152,026 159,354 159,262 620,289 162,333 164,045 170,083 170,265 666,726 174,589 Konsumsi LNPRT 10,773 2,736 2,748 2,912 3,042 11,439 3,028 3,029 3,062 3,139 12,257 3,201 Konsumsi Pemerintah 75,556 11,991 17,657 23,013 33,483 86,144 13,546 20,453 20,319 33,583 87,901 14,192 Investasi 274,558 72,937 74,553 78,230 82,641 308,361 79,037 81,890 84,174 88,411 333,513 84,743 Ekspor 84,542 22,130 24,308 22,692 23,684 92,813 23,522 25,036 20,890 25,157 94,606 26,277 Impor 220,421 48,715 51,556 48,453 42,528 191,252 35,286 43,478 37,358 43,010 159,132 46,274 Net Ekspor Antardaerah 99,974 25,649 20,377 18,281 6,083 70,389 12,151 13,966 16,982 3,566 46,664 20,963 Perubahan Inventori 27,054 6,835 10,931 6,113 (10,212) 13,667 4,139 6,627 3,965 (5,235) 9,495 5,879 P D R B 922,471 243,211 251,044 262,141 255,455 1,011,851 262,469 271,567 282,117 275,877 1,092,031 283,571 Komponen Pengeluaran 2016 ** 2016** 2014 2015 * 2015* 2017 I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 465,234 118,543 120,292 123,688 123,427 485,951 124,171 126,063 129,082 128,866 508,182 129,872 Konsumsi LNPRT 8,299 1,939 1,934 2,046 2,129 8,047 2,109 2,111 2,116 2,163 8,499 2,177 Konsumsi Pemerintah 56,643 8,876 12,250 15,017 22,601 58,744 9,165 13,166 13,135 22,273 57,739 9,400 Investasi 220,773 55,555 56,439 58,684 61,400 232,079 58,521 60,317 61,937 65,141 245,916 61,741 Ekspor 68,523 17,003 18,147 16,444 17,123 68,717 16,955 17,858 14,721 17,660 67,193 18,365 Impor 118,498 25,636 26,917 24,941 22,007 99,500 18,775 23,478 20,250 22,577 85,080 23,894 Net Ekspor Antardaerah 47,723 17,086 14,371 15,483 1,096 48,035 11,194 13,320 15,443 1,751 41,708 15,646 Perubahan Inventori 16,261 2,658 4,454 1,234 -3,643 4,703 2,647 3,079 1,884 -2,383 5,227 3,401 P D R B 764,959 196,024 200,969 207,656 202,126 806,775 205,987 212,435 218,068 212,894 849,384 216,707 Komponen Pengeluaran 2015 * 2016** 2014 2015* 2016* 2017 I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 4.31 4.51 4.28 4.28 4.74 4.45 4.75 4.80 4.36 4.41 4.57 4.59 Konsumsi LNPRT 8.62 (9.66) (12.33) 3.19 8.35 (3.04) 8.73 9.17 3.47 1.60 5.61 3.24 Konsumsi Pemerintah 2.19 2.83 2.71 5.19 3.63 3.71 3.26 7.48 (12.53) (1.45) (1.71) 2.57 Investasi 4.52 6.24 3.11 4.31 6.81 5.12 5.34 6.87 5.54 6.09 5.96 5.50 Ekspor 10.66 (3.05) (1.56) 1.51 4.72 0.28 (0.28) (1.59) (10.48) 3.13 (2.22) 8.32 Impor (7.29) (12.04) (7.53) (18.48) (25.77) (16.03) (26.76) (12.77) (18.81) 2.59 (14.49) 27.27 Net Ekspor Antardaerah (6.80) 9.79 21.63 (3.58) (74.45) 0.65 (34.48) (7.31) (0.26) 59.79 (13.17) 39.77 Perubahan Inventori (22.63) (49.60) (20.99) (75.02) (988.66) (71.08) (0.39) (30.87) 52.63 (34.57) 11.14 28.47 P D R B 5.27 5.54 5.22 5.02 6.10 5.47 5.08 5.71 5.01 5.33 5.28 5.20 2015* 2015* Komponen Pengeluaran 2016 2016* ** 2014

(25)

Konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2017 tumbuh 4,59% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2016 sebesar 4,41% (yoy). Peningkatan ini diindikasikan sejalan dengan mulai membaiknya perekonomian domestik sehingga dapat menjaga daya beli masyarakat.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (yoy)

Percepatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini terkonfirmasi dari hasil Survei Tendensi Konsumen yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan survei tersebut, kondisi ekonomi rumah tangga triwulan laporan membaik dibandingkan triwulan IV 2016. Perkembangan tersebut ditunjukkan oleh nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan I 2017 yang sebesar 102,05; lebih tinggi dari ITK triwulan IV 2016 yang sebesar 99,93.

Peningkatan kondisi ekonomi rumah tangga ini terutama bersumber oleh meningkatnya volume konsumsi barang dan jasa (dari 99,45 menjadi 108,29), baik dalam bentuk makanan maupun non makanan. Selain itu, pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi juga mengalami penurunan, atau dengan kata lain, masyarakat semakin optimis dengan terjaganya daya beli di tengah inflasi. Hal tersebut tercermin dari peningkatan indeksnya dari 99,67 menjadi 104,10. Dengan terjaganya keyakinan konsumen ini, dampak dari inflasi yang relatif tinggi pada triwulan I 2017 masih dapat tertahan sehingga kinerja konsumsi rumah tangga tetap meningkat. Jawa Tengah mengalami inflasi 3,30% (yoy) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan inflasi 2,36% pada triwulan sebelumnya.

Adapun yang menahan keyakinan konsumen adalah pendapatan rumah tangga terindikasi mengalami penurunan, ditunjukkan oleh penurunan indeksnya dari 100,26 menjadi 98,33. Namun demikian, penurunan pendapatan ditengarai karena pada triwulan sebelumnya rumah tangga masih mendapatkan tambahan pendapatan dari bonus akhir tahun. Sementara penghasilan rutin justru mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) pada awal tahun.

3 4 5

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

(26)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.7 Indeks Tendensi Konsumen

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.8 Perkembangan Inflasi Triwulanan dan Tahunan Namun demikian, kinerja konsumsi yang meningkat ini belum tercermin dari kinerja kredit perbankan. Kredit konsumsi pada triwulan I 2017 tumbuh melambat dengan level 8,76% (yoy), dari 9,11% (yoy) pada triwulan IV 2016. Perlambatan terjadi pada Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB), yaitu dari 4,18% (yoy) menjadi 2,16% (yoy); serta kredit untuk perlengkapan rumah tangga, yaitu dari 76,19% (yoy) menjadi 46,64%(yoy). Sementara itu, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan kredit konsumsi lainnya mengalami peningkatan pertumbuhan.

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi dan Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi berdasarkan Jenis Konsumsi

Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada triwulan I 2017 tumbuh 3,24% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2016 yang tercatat 1,60% (yoy). Adapun peningkatan tersebut didorong oleh kegiatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang diselenggarakan 7 kabupaten/kota pada Februari 2017. Selain itu, berdasarkan hasil Focus Group

Discussion (FGD), perbaikan juga berasal dari semakin meningkatnya aktivitas komunitas hobi. Lomba

komunitas hobi yang diselenggarakan di Jawa Tengah juga turut mendorong kegiatan ekonomi kelompok tersebut. Sementara itu, kegiatan dan bantuan sosial masih terbatas sesuai pola musiman pada awal tahun.

90 95 100 105 110 115 120 125

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

ITK

PENDAPATAN RUMAH TANGGA

PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI VOLUME KONSUMSI BARANG/JASA

3 4 5 2 4 6 8 10

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

INFLASI PDRB KONSUMSI - SKALA KANAN

%, YOY %, YOY 3 4 5 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

KREDIT KONSUMSI

PDRB KONSUMSI - SKALA KANAN

%, YOY %, YOY -40 -20 0 20 40 60 80 100 -10 -5 0 5 10 15 20 25

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY %, YOY KKBKPR

LAINNYA - SKALA KANAN PERALATAN RUMAH TANGGA

(27)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.11 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT

Pertumbuhan konsumsi pemerintah pun mengalami perbaikan pada triwulan I 2017. Setelah mengalami kontraksi 1,45% (yoy) pada triwulan IV 2016, konsumsi pemerintah tumbuh 2,57% (yoy) pada triwulan laporan. Perbaikan diindikasikan berasal dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) di Jawa Tengah, serta Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada level kabupaten/kota. Sementara itu realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.12 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah (20) (10) 10 20 30

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 %, YOY -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 -20 -10 0 10 20

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

% %

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)

(28)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.13 Pertumbuhan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan PDRB Konsumsi Pemerintah

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.14 Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.15 Jumlah dan Pertumbuhan Anggaran Belanja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

1.1.1.2. Pengeluaran Investasi

Pada triwulan I 2017, investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 5,50% (yoy), melambat dari triwulan yang lalu yang tumbuh 6,09% (yoy). Secara triwulanan, investasi tercatat turun 9,70% (qtq), lebih dalam dari penurunan triwulan I 2016 yang sebesar 4,69% (qtq). -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 -20 -10 0 10 20 30 40

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY %, YOY

REALISASI BELANJA PEMPROV JAWA TENGAH

REALISASI BELANJA PEMPROV JAWA TENGAH (TANPA BELANJA MODAL) PDRB KONSUMSI PEMERINTAH - SKALA KANAN

0 20 40 60 80 100 120

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

% REALISASI PENDAPATAN REALISASI BELANJA

0 10 20 30 40 50 60 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 2012 2013 2014 2015 2016 2017 %, YOY RP MILIAR ANGGARAN BELANJA

PERTUMBUHAN TAHUNAN ANGGARAN BELANJA -SKALA KANAN

(29)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.16 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto

Sumber: Kemenperin, Kemendag, BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.17 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB Konstruksi, dan Konsumsi Semen

Pihak perbankan juga mengonfirmasi adanya pelemahan pertumbuhan investasi pada periode laporan. Pertumbuhan kredit yang disalurkan bank umum untuk kegiatan investasi di Jawa Tengah mengalami perlambatan menjadi 15,54% (yoy), dari pertumbuhan 18,41% (yoy) pada triwulan IV 2016. Sementara itu, tren penurunan suku bunga kredit sejak tahun 2014 sudah mulai berbalik arah dan mengalami peningkatan. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit investasi triwulan I 2017 tercatat meningkat dari 10,15% menjadi 10,34%.

Grafik 1.18 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga Kredit Investasi

Perlambatan kinerja ini diindikasikan bersumber dari investasi dalam bentuk bangunan. Kinerja investasi bangunan terkonfirmasi dari pertumbuhan ekonomi pada lapangan usaha konstruksi atau bangunan yang melambat menjadi 4,70% (yoy) pada triwulan laporan, setelah tumbuh 6,40% (yoy) pada triwulan IV 2016.

Ditinjau berdasarkan asal penanaman modal, perlambatan investasi diindikasikan terjadi pada investasi yang berasal dalam negeri, sementara pertumbuhan investasi dari pihak asing masih mengalami peningkatan. Nilai penanaman modal dalam negeri mengalami penurunan 5,74% (yoy), setelah tumbuh 178,53% (yoy) pada triwulan lalu. Sementara itu, nilai penanaman modal asing mengalami peningkatan pertumbuhan dari -5,08% (yoy) menjadi 144,05% (yoy).

(12) (10) (8) (6) (4) (2) 2 4 6 8

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) % 0 2 4 6 8 10

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY PDRB KONSTRUKSI PDRB INVESTASI

8 9 10 11 12 13 14 5 10 15 20 25 30 35 40

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

KREDIT INVESTASI

RRT SUKU BUNGA KREDIT INVESTASI - SKALA KANAN

(30)

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, diolah

Grafik 1.19 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri

Pada sisi swasta, perlambatan investasi terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), di mana Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan investasi triwulan I 2017 sebesar 9,58% (yoy) lebih rendah dari SBT triwulan IV 2016 yang sebesar 10,02% (yoy). Perlambatan terjadi pada hampir seluruh sektor, kecuali sektor perdagangan, hotel, dan restoran; listrik, gas, dan air bersih, serta pengangkutan dan komunikasi.

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.20 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU) dan Pertumbuhan PDRB Investasi

Grafik 1.21 Perkembangan SBT Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Usaha (hasil SKDU)

Hal tersebut juga tercermin pada hasil kegiatan liaison pada triwulan laporan. Sejumlah 59,18% responden mengkonfirmasi bahwa kegiatan investasi pada triwulan berjalan relatif tetap, dan hanya 38,78% responden yang menyatakan terdapat peningkatan kegiatan investasi. Likert scale investasi triwulan I 2017 tercatat 0,67; menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,08. Kegiatan investasi yang dilakukan lebih banyak bersifat investasi rutin meliputi pemeliharaan dan peremajaan mesin rutin, peremajaan sarana prasarana, serta pengadaan perlengkapan operasional.

-200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700 800

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 %, YOY PMA PMDN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 2 4 6 8 10 12 14

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

SBT REALISASI INVESTASI (SKDU) PMTB - SKALA KANAN

%, SBT %, YOY 0 1 2 3 P ERT AN IAN P ERTA M BA N GA N IN D US TRI P EN GOL AH AN LIS TRI K, G A S D A N AI R BER SIH BA N GUN AN P ERD AG AN GA N , HOTE L D AN RESTO RAN P EN GA N GKUT AN D AN KO M UN IK AS I KE UA N GA N , P ERSEW AA N D AN JA SA P ERUSA H AA N J A S A - J A S A %, SBT TRIWULAN IV 2016 TRIWULAN I 2017

(31)

Grafik 1.22 Perkembangan Investasi Pelaku Usaha (Hasil Liaison) Grafik 1.23 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison)

Kegiatan investasi rutin tersebut tercermin dari kinerja impor barang modal yang masih tinggi. Pada triwulan I 2017, impor barang modal Jawa Tengah tercatat tumbuh tinggi pada level 29,35% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2016 yang juga tinggi, yaitu 20,65% (yoy). Kegiatan impor ini salah satunya didukung oleh nilai tukar Rupiah yang masih mengalami apresiasi sejak triwulan III 2016. Pada triwulan laporan, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami apresiasi 1,32% (yoy), walaupun tidak setinggi apresiasi triwulan sebelumnya yang sebesar 3,80% (yoy).

Grafik 1.24 Perkembangan Pertumbuhan Volume dan Nilai Impor Barang Modal

1.1.1.3. Ekspor dan Impor Luar Negeri 1.1.1.3.1. Ekspor Luar Negeri

Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2017 tumbuh 8,32% (yoy), melanjutkan tren perbaikan dari triwulan IV 2016 yang mencatatkan pertumbuhan 3,13% (yoy). Secara triwulanan, ekspor luar negeri pada triwulan laporan tumbuh 3,99% (qtq) berbalik arah dari penurunan 0,98% (qtq) pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Naik Tetap Turun

Triwulan I 2017 Triwulan IV 2016 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 %, YOY (60) (40) (20) 20 40 60 80 100

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

NILAI IMPOR BARANG MODAL VOLUME IMPOR BARANG MODAL

(32)

Grafik 1.25 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri

Ekspor luar negeri Jawa Tengah didominasi oleh ekspor komoditas tekstil dan produk tekstil atau TPT (SITC kode 65 & 84) dengan pangsa pada triwulan laporan mencapai 45,56%, serta kayu dan barang dari kayu (SITC kode 63 & 82) dengan pangsa 20,69%. Selain kedua komoditas tersebut, ekspor permesinan dan alat transportasi (SITC kode 7), ekspor bahan makanan (SITC kode 0), serta ekspor kimia (SITC kode 5) juga turut berperan walaupun dengan pangsa masing-masing yang berada di bawah 10%. Komposisi ini relatif persisten selama beberapa tahun terakhir. Berdasarkan jenis komoditasnya, perbaikan pesat kegiatan ekspor Jawa Tengah pada triwulan IV 2016 ini dialami oleh seluruh komoditas utama, kecuali bahan makanan (SITC 0).

Grafik 1.26 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas Berdasarkan Komoditas

Nilai ekspor TPT (SITC 65 dan 84) menjadi pendorong utama perbaikan ekspor Jawa Tengah pada triwulan laporan dengan tingkat pertumbuhan 8,22% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,21% (yoy). Peningkatan terutama berasal dari ekspor produk tekstil seperti pakaian jadi atau garmen (SITC 84). Ekspor pakaian jadi Jawa Tengah tumbuh 17,89% (yoy) meningkat dari pertumbuhan triwulan IV 2016 yang sebesar 8,80% (yoy). Ekspor komoditas ini secara konsisten mencatatkan pertumbuhan selama hampir 5 tahun terakhir, walaupun terjadi perlambatan di beberapa periode. Industri ini merupakan industri yang bersifat padat karya sehingga biaya produksi dan harga jual lebih bergantung pada upah tenaga kerja. Upah Minimum

(20) (15) (10) (5) 5 10 15 20 25 30

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) %

TPT (SITC 65,84)

MEBEL DAN KAYU OLAHAN (SITC 63, 82)

BAHAN MAKANAN (SITC 0)

KIMIA (SITC 5)

PERMESINAN DAN ALAT TRANSPORTASI (SITC 7) LAINNYA

Triwulan III 2016 Triwulan IV 2016

(33)

Kabupaten/Kota (UMK) Jawa Tengah yang bersaing, dan disertai dengan peningkatan kondisi ekonomi negara tujuan utama ekspor mendorong kinerja ekspor industri ini meningkat lebih tinggi.

Sebaliknya, ekspor tekstil dalam bentuk benang dan kain tekstil (SITC 65) mengalami penurunan sebesar 13,28% (yoy), lebih dalam dari penurunan triwulan lalu yang sebesar 7,31% (yoy). Komoditas ini telah mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 2015. Berdasarkan hasil kegiatan liaison yang dilakukan Bank Indonesia, persaingan di pasar global, terutama pada aspek harga, merupakan masalah utama dalam ekspor komoditas tersebut. Dengan sifat industri tekstil (benang dan kain) yang bersifat padat modal, teknologi menjadi salah satu faktor utama dalam pembentukan biaya produksi dan harga jual. Teknologi industri tekstil di Indonesia, termasuk Jawa Tengah yang relatif tertinggal dibandingkan negara pesaing seperti Tiongkok dan Vietnam menyebabkan turunnya daya saing komoditas dimaksud di pasar global.

Grafik 1.27 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT Grafik 1.28 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT

Kinerja ekspor kayu dan barang dari kayu (SITC 63 dan 82) Jawa Tengah pada triwulan laporan relatif stabil dibandingkan triwulan lalu. Secara nilai, ekpor komoditas tersebut masih mencatatkan penurunan sebesar 0,99% (yoy), tidak jauh berbeda dibandingkan penurunan pada triwulan IV 2016 yang sebesar 1,01% (yoy). Komoditas mebel masih mencatatkan penurunan namun telah mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni dari -11,52% (yoy) menjadi -9,04% (yoy). Sementara itu, komoditas olahan kayu dan gabus (SITC 63) menunjukan pertumbuhan positif sebesar 6,27% (yoy) namun melambat dibandingkan pertumbuhan 8,14% (yoy) pada triwulan IV 2016.

-5 0 5 10 15 400 600 800 1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY USD JUTA NILAI EKSPOR

PERTUMBUHAN TAHUNAN - SKALA KANAN

-20 -10 0 10 20 30 100 200

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY

JUTA TON VOLUME EKSPOR

(34)

Grafik 1.29 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu Grafik 1.30 Pertumbuhan Volume Ekspor Kayu

Berdasarkan hasil kegiatan liaison, beberapa tantangan dalam ekspor komoditas kayu dan barang dari kayu diantaranya yaitu pergeseran preferensi masyarakat menjadi mebel minimalis dan produk masal dengan harga lebih murah. Lebih lanjut, untuk mebel outdoor, terdapat produk substitusi dengan material selain kayu seperti logam yang berdaya tahan tinggi untuk di luar ruangan. Berdasarkan keterangan para pelaku usaha, ekspor mebel outdoor memiliki pangsa relatif signifikan di Jawa Tengah. Lebih lanjut, industri ini juga mengalami tantangan dalam pemenuhan bahan baku, serta tenaga kerja.

Secara keseluruhan, mitra dagang utama Jawa Tengah untuk ekspor nonmigas masih belum mengalami perubahan signifikan dibandingkan periode sebelumnya, yaitu Amerika Serikat dan Eropa, dengan pangsa masing-masing 26,72% dan 17,92%. Setelah kedua mitra tersebut, ekspor dengan negara-negara tujuan ke Asia juga memegang peran cukup besar, yaitu Jepang (10,44%), Tiongkok (10,11%), dan ASEAN (7,34%). Pada triwulan laporan, perbaikan pertumbuhan ekspor khususnya terjadi dengan negara tujuan Amerika Serikat, Eropa, dan ASEAN. Sementara itu ekspor ke negara tujuan utama lainnya yaitu Tiongkok dan Jepang mengalami penurunan kinerja.

Grafik 1.31 Struktur Ekspor Nonmigas

Berdasarkan Negara Tujuan Grafik 1.32 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan

-20 -10 0 10 20 200 300 400 500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY

USD JUTA NILAI EKSPOR

PERTUMBUHAN TAHUNAN - SKALA KANAN

-20 -10 0 10 20 30 40 150 180 210 240 270 300

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY

JUTA TON VOLUME EKSPOR

PERTUMBUHAN TAHUNAN - SKALA KANAN

AS ASEAN JEPANG TIONGKOK EROPA LAINNYA

TRIWULAN I 2017 TRIWULAN IV 2016 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY

(35)

Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat yang merupakan negara tujuan dengan pangsa terbesar tumbuh tinggi sebesar 21,78% (yoy) pada triwulan laporan, jauh membaik dari pertumbuhan 9,37% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perbaikan ini seiring dengan membaiknya perekonomian negara tersebut, terutama pada kinerja konsumsi yang ditunjang oleh perbaikan kondisi ketenagakerjaan dan penghasilan.

Grafik 1.33 Perkembangan Ketenagakerjaan Amerika Serikat

Selain itu, ekspor ke Eropa juga mencatatkan perbaikan signifikan, yaitu dari pertumbuhan 1,91% (yoy) pada triwulan IV 2016 menjadi 7,00% (yoy) pada triwulan laporan. Perbaikan ini juga sejalan dengan perekonomian Eropa yang membaik pada sejak akhir 2016, khususnya pada konsumsi dan ekspor.

Sebaliknya, ekspor dengan mitra dagang Tiongkok mengalami kontraksi cukup dalam pada triwulan laporan, yakni sebesar 12,04% (yoy) setelah mengalami pertumbuhan 5,71% (yoy) pada triwulan IV 2016 . Hal ini sejalan dengan perekonomian Tiongkok yang ditengarai masih melanjutkan tren pelemahan, yang tercermin dari rasio utang terhadap PDB yang terus meningkat, serta cadangan devisa yang semakin menurun.

Grafik 1.34 Rasio Utang terhadap PDB Tiongkok Grafik 1.35 Cadangan Devisa Tiongkok

1.1.1.3.2. Impor Luar Negeri

Kinerja impor luar negeri Jawa Tengah masih melanjutkan tren perbaikan sejak triwulan IV 2016. Pada triwulan laporan, pertumbuhan komponen ini tercatat 27,27% (yoy), melonjak tinggi dari

(36)

pertumbuhan triwulan IV 2016 yang sebesar 2,59% (yoy). Tingginya pertumbuhan ini juga tidak terlepas dari kinerja impor triwulan I 2016 yang secara triwulanan mencatatkan kontraksi dalam sebesar 14,68% (qtq), sementara pada triwulan laporan terjadi pertumbuhan 3,99% (qtq).

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.36 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri

Peningkatan kinerja impor luar negeri terjadi baik pada komoditas migas maupun nonmigas. Impor komoditas migas pada triwulan laporan mencatatkan pangsa sebesar 44,47% dari total impor Jawa Tengah, sementara pangsa impor nonmigas sebesar 55,57%. Pangsa impor komoditas migas menurun selama beberapa tahun terakhir didorong oleh penurunan harga minyak dunia. Sebelum tahun 2015, impor luar negeri Jawa Tengah lebih didominasi oleh komoditas migas.

Walaupun mengalami penurunan pangsa, impor komoditas migas di Jawa Tengah masih memiliki peran signifikan, terkait dengan kilang minyak PT Pertamina di Cilacap. Unit pengolahan ini memasok sekitar 34% kebutuhan BBM nasional, atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.37 Perkembangan Impor Jawa Tengah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolahGrafik 1.38 Pertumbuhan Tahunan Impor Migas Jawa Tengah Seiring dengan tren penurunan harga minyak sejak akhir 2014, impor luar negeri untuk komoditas migas terus mengalami penurunan secara nominal, dengan penurunan pada triwulan lalu adalah sebesar 11,43% (yoy). Setelah penurunan selama lebih dari dua tahun, pada triwulan I 2017, impor luar negeri mencatatkan pertumbuhan tinggi sebesar 53,67% (yoy). Lonjakan ini seiring dengan

(40) (30) (20) (10) 10 20 30 40

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) % 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 USD JUTA MIGAS NONMIGAS -60 -40 -20 0 20 40 60

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

%, YOY

Gambar

Grafik 1.13 Pertumbuhan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi  Jawa Tengah dan PDRB Konsumsi Pemerintah
Grafik 1.27 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT  Grafik 1.28 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT
Grafik 1.31 Struktur Ekspor Nonmigas
Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha (%, YOY)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD, keterampilan berpikir kritis siswa, dan respon siswa. Metode

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SDN 03 Taman

Peranan polen trap dari bahan bahan plastik dan logam terhadap peningkatan produksi tepung sari lebah adalah salah satu teknologi yang belum terungkap secara

Dari interpretasi data tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah ada capaian dan peningkatan yang signifikan menggunakan model pembelajaran creative problem solving

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY (STUDI

Jika kita membuka langsung situs www.fotografer.net , di halaman muka telah tersedia ulasan kata sambutan, kolom meng-login anggota, nama-nama anggota baru, berbagai foto

Tujuan merancang sebuah antenna J-Pole yang bekerja pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz dengan polaradiasi J-pole berpolarisasi vertikal dengan arah pancaran yang omnidirectional

Dengan memperhatikan berbagai pandangan dari para ahli tersebut diatas maka yang dimaksud tektonika pada arsitektur adalah suatu teknik dan metode pengolahan material dalam