• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEBONHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEBONHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI

PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI KEBONHARJO KLATEN

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat Sarjana S-1

UUN SUNDARI A54B090112

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Pos I Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, 719483, Fax: 715448 Surakarta 57102 http://www.ums.ac.id E-mail: ums@ums.ac.id

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir: Nama : Drs. Saring Marsudi, M.Pd

NIP/NIK : 19521125 198003 1 001

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi, yang merupakan ringkasan Skripsi/Tugas Akhir dari mahasiswa:

Nama : UUN SUNDARI

NIM : A54B090112

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEBONHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 25 Maret 2013 Pembimbing

(3)
(4)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI

PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI KEBONHARJO KLATEN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Uun Sundari*, A54B090112, Drs. Saring Marsudi, M.Pd** Program Studi Pendiikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan penerapan Strategi Role Playing pda siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo sebanyak 26 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, wawancara dan tes. Teknik analisa data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Langkah pelaksanaan penelitian menggunakan 2 siklus yang dalam setiap siklusnya mencakup 4 kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, obervasi dan refleksi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : Penggunaan strategi Role playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo, Klaten tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditandai dengan mengingkatnya persentase isi pembicaraan, tujuan pembicaraan, nada bicara dan kesopanan berbicara dalam proses pembelajaran. Pada siklus I persentase klasikal isi pembicaraan siswa sebesar 61,5%, tujuan pembelajaran 30,7%, nada bicara 65,4% dan kesopanan berbicara 76,9%. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu persentase klasikal isi pembicaraan siswa sebesar 84,5%, tujuan pembelajaran 88,5%, nada bicara 92,3% dan kesopanan berbicara 96,2%. Penggunaan strategi role playing dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo tahun ajaran 2012/2013. Dilihat dari hasil tes berbicara pada Siklus I diketahui 15 siswa (57,7%) dari 26 siswa telah mencapai KKM (60) dan meningkat pada Siklus II sebanyak 25 siswa (96,2%) dari 26 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM.

Kata Kunci : Peningkatan Keterampilan Berbicara, Strategi Role Playing

* : Peneliti ** : Pembimbing

(5)

A. PENDAHULUAN

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Djago Tarigan (1992:132) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.

Permasalahan rendahnya keterampilan berbicara tersebut juga terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo. Data yang diperoleh dari hasil pembelajaran keterampilan berbicara oleh guru kelas V pada tugas berbicara semester 1 terdapat 10 siswa atau sekitar 38,5% yang mendapat nilai 60 ke atas (batas KKM), sedangkan sisanya 16 siswa atau sekitar 61,5% mendapat nilai di bawah 60. Kenyataan yang demikian dapat diindikasikan bahwa keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar masih rendah khususnya pada kelas V SD Negeri Kebonharjo. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai landasan yang melatarbelakangi adanya upaya peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo.

Sebagai solusi permasalah yang ada, maka peneliti menerapkan strategi

role playing dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Adapun alasan pemilihan

strategi tersebut adalah dengan pertimbangan bahwa metode ini dirasa lebih efektif dan lebih efisien untuk diterapkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Dikatakan efektif karena penerapan strategi role playing akan lebih menghemat waktu hal ini disebabkan karena siswa dapat tampil praktik berbicara secara berkelompok. Sedangkan dikatakan efisien, dimungkinkan karena proses belajar di SD lebih banyak dilakukan dengan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.

Keterampilan berbicara dapat meningkatkan apabila guru pandai dalam merancang strategi dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Strategi

(6)

kelas V SD Negeri Kebonharjo, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role

Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo KlatenTahun Ajaran

2012/2013”.

B. METODE PENELITIAN

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kebonharjo yang terletak di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten dengan kepala sekolah yang dijabat oleh Bapak Drs. Seno Sutopo pada kelas V Tahun Ajaran 2012/2013. Waktu Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan penelitian, yaitu mulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013.

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo Polanharjo, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan Ibu Sri Mesrapi, A.Ma.Pd bertindak sebagai guru kelas V. Jenis Data Menurut Sugiyono (1997:15) data dibedakan sebagai berikut: 1) Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. 2) Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, kualitatif yang diangkakan. Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi nilai pretes dan postes. Sedangkan nilai kualitatif adalah hasil observasi, refleksi maupun tanggapan siswa terhadap pembelajaran tentang keterampilan berbicara. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan empat teknik pengumpulan data yang terdiri dari: 1) Dokumentasi, dokumentasi digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa Silabus kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

dan daftar nilai Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Kebonharjo, 2) Observasi, dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung untuk

mengetahui perkembangan kemampuan bercerita dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dan

(7)

observer. Bertindak sebagai observer pada saat Siklus I dan bertindak sebagai pengajar pada Siklus II, 3) Wawancara/interview; cara mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara lisan pula. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan penilaian dan lembar observasi. 4) Tes, dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan perkembangan kemampuan bercerita. Tes dalam penelitian ini akan dilaksanakan tes awal (pretest) sebelum tindakan dan setiap akhir pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes diberikan pada siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo dalam bentuk tes lisan yaitu dengan praktik berbicara melalui strategi role playing yang dilakukan semua siswa di

depan kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Dokumen pembelajaran berupa RPP, Buku Pegangam, Arsip Nilai, Silabus,

2) Observasi berupa pedoman observasi tentang keterampilan berbicara, 3) Wawancara berupa pedoman wawancara, 4) Tes dalam bentuk tes lisan (post tes). Semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Menurut Iskandar (2009:84) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap suatu data. Dapat diartikan bahwa untuk menarik simpulan yang mantap dan bisa diterima kebenarannya, peneliti perlu mengkajinya dari berbagai sudut pandang. Teknik-teknik uji validitas yang

dilakukan peneliti adalah sebagi berikut: 1) Triangulasi sumber data, 2) Triangulasi metode Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah

teknik analisis interaktif model Milles dan Huberman yaitu meliputi tahap: 1) Reduksi Data, 2) Penyajian Data (Display), 3) Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi. Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai berikut: a) Tahap Perencanaan, b) Tahap Pelaksanaan Tindakan, c) Tahap Observasi, d) Tahap Refleksi. Indikator ketercapaian merupakan rumusan indikator ketercapaian yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam

(8)

menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2009: 61).

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, baik proses maupun hasil kemampuan berbicara dengan menggunakan strategi role playing dari Siklus I dan Siklus II. Secara garis besar penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti, yaitu apakah penerapan strategi role playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013?. Adapun jawaban untuk perumusan masalah di atas adalah: Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research) terhadap peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V

SD Negeri Kebonharjo, Klaten melalui penerapan strategi role playing ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan, guru dikatakan telah berhasil melaksanakan pembelajaran berbicara dengan penerapan strategi role playing sehingga mampu menarik minat siswa yang berakibat pada meningkatnya kemampuan berbicara siswa. Keberhasilan penerapan strategi role playing dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1) Meningkatkan isi pembicaraan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Sebelum tindakan penelitian dilaksanakan, siswa dalam menyampaikan isi pembicaraan kurang tepat. Berdasarkan data awal penelitian, diketahui bahwa jumlah siswa yang dapat menyampaikan isi pembicaraan terhadap pembelajaran keterampilan berbicara sebanyak 8 siswa atau sebesar 30,7% dari jumlah keseluruhan 26 orang. Setelah pelaksanaan tindakan, maka diperoleh simpulan bahwa jumlah siswa yang dapat menyampaikan isi pembicaraan dalam pembelajaran keterampilan berbicara semakin meningkat, yaitu menjadi 61,5% atau sebanyak 16 siswa (pada Siklus I) dan 84,5% atau sebanyak 22 siswa (pada

(9)

Siklus II), 2) Meningkatnya kemampuan siswa dalam menyampaikan tujuan pembicaraan dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Sebelum tindkaan penelitian dilakukan, sebagian besar siswa tidak mampu menyampaikan tujuan pembicaraan dengan tepat. Berdasarkan data awal penelitian, diketahui bahwa jumlah siswa yang dapat menyampaikan tujuan pembicaraan terhadap pembelajaran keterampilan berbicara sebanyak 4 siswa atau sebesar 19,2% dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Setelah pelaksanaan tindkaan, maka diperoleh simpulan bahwa jumlah siswa yang dapat menyampaikan tujuan pembicaraan semakin meningkat, yaitu menjadi 8 siswa atau 30,7% (pada Siklus I) dan 23 siswa atau 88,5% (pada Siklus II), 3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengucapkan nada bicara dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Sebelum tindakan penelitian dilakukan, sebagian besar siswa masih kurang tepat dalam pengucapan nada bicara pada pembelajaran keterampilan berbicara. Berdasarkan data awal penelitian diketahui bahwa jumlah siswa yang dapat mengucapkan nada bicara secara tepat dalam pembelajaran keterampilan berbicara sebanyak 12 siswa atau sebesar 46,2% dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Setelah pelaksanaan tindakan, maka diperoleh simpulan bahwa jumlah siswa yang dapat mengucapkan nada bicara semakin meningkat, yaitu menjadi 17 siswa atau

65,4% (pada Siklus I) dan 24 siswa atau 92,3% (pada Siklus II), 4) Meningkatkan kesopanan siswa dalam melakukan kegiatan berbicara.

Sebelum diadakan tindakan, sebagian besar siswa tidak sopan dalam berbicara. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil observasi kondisi awal siswa saat mengikuti pembelajaran berbicara di kelas. Berdasarkan data awal penelitian diketahui bahwa jumlah siswa yang sopan dalam kegiatan berbicara sebanyak 13 siswa atau sebesar 50% dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Setelah pelaksanaan tindakan, maka diperoleh simpulan bahwa jumlah siswa yang sopan dalam berbicara semakin meningkat, yaitu 20 siswa atau sebesar 76,9% (pada Siklus I) an 25 siswa atau sebesar 96,2% (pada Siklus II), 5) Meningkatnya hasil belajar siswa pada setiap siklus. Guru dan peneliti menetapkan batas minimal ketuntasan belajar siswa pada Siklus I sebesar

(10)

57,7% atau sebanyak 15 siswa. Pada Siklus II diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa sebesar 96,2% atau sebanayk 25 siswa.

D. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksankaan dalam dua siklus dengan menggunakan strategi role playing dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo, Klaten dapat disimpulkan bahwa: 1) Penggunaan strategi role

playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD

Negeri Kebonharjo, Klaten tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditandai dengan mengingkatnya persentase isi pembicaraan, tujuan pembicaraan, nada bicara dan kesopanan berbicara dalam proses pembelajaran. Pada Siklus I persentase klasikal isi pembicaraan siswa sebesar 61,5%, tujuan pembelajaran 30,7%, nada bicara 65,4% dan kesopanan berbicara 76,9%. Pada Siklus II terjadi peningkatan yaitu persentase klasikal isi pembicaraan siswa sebesar 76,9%, tujuan pembelajaran 88,5%, nada bicara 92,3% dan kesopanan berbicara 96,2%, 2) Penggunaan strategi role playing dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Kebonharjo Tahun Ajaran 2012/2013. Dilihat dari hasil tes berbicara pada Siklus I diketahui 15 siswa (57,7%) dari 26 siswa telah mencapai KKM (60) dan meningkat pada Siklus II sebanyak 24 siswa (96,2%) dari 26 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Budi Wahyudi. 2011. Pembelajaran Bahasa dan Ssatra Indonesia untuk

Guru Sekolah Dasar. Surakarta: Qinant.

Asri Pratiwi. 2009. Peningkatan Pemahaman Konsep “Persiapan Kemerdekaan

Indonesia” dalam Pembelajaran IPS melalui Metode Role Playing pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Blorong Tahun Pelajaran 2009/2010. UNS:

Skripsi.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. 200. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar Model Silabus Kelas V. Jakarta: Diknas.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djago Tarigan. 1992. Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 1. Jakarta:

Depdikbud.

Gino, dkk. 1996. Belajar dan pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.

Gorys Keraf. 2001. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, Cetakan XII. Ende: Nusa Indah.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Salah Satu Keterampilan

Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Herman J. Waluyo. 2002. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT. Prasetya Widya Pratama.

Hhtp://edusogem.blogsport.com/2010/11. Diakses pada tanggal 28 Januari 2013 Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.

Maidar G. Arsyad dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Made Pidarta. 1990. Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju. Jakarta: Bumi Aksara

(12)

Mulyani Sumantri dan Johan Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.

Nurhatim. 2009. Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan

Kemampuan Menceritakan Isi Cerpen Siswa Kelas X SMA Darul Quran Singosari. UM : Skripsi.

Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Puji Santosa, dkk. 2008. Materi Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sabarti Akhadiah MK, dkk. 1991/1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Karya

Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

Soemarjadi dan Musni Ramanto. 2001. Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang.

St. Y. Slamet. 2008. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.

Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Suharyanti. 1996. Berbicara. Surakarta: UNS Press.

Sutino. 2011. Peningkatan Ketrampilan Berbicara Melalui Metode Bermain

Peran Pada Siswa Kelas III SD Negeri I Sidoarjo Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

Tri Budiharto. 2008. Pendidikan Keterampilan. Surakarta: UNS Pres.

Tri Priyadi. 2010. Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 1 Karangmalang, Sragen Tahun Ajaran 2009/2010. UNS : Tesis.

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok IV (Gambar 12) secara morfologi memiliki karakter rimpang putih kecoklatan, rimpang ini dikonsumsi masyarakat, daun bulat telur, tepi rata, daun berwarna hijau

Salah satu penyebabnya adalah karena sudut antara kateter dan dinding lateral dari vena cava superior lebih dari 40% dilihat dari rontgen thoraks, sehingga walaupun posisi

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden sebanyak 71 orang atau sebesar 77,2% menyatakan sistem pelayanan yang diterapkan perpustakaan

Berdasarkan pewilayahan tersebut dapat ditentukan model aditif Vector Autoregressive Exogenous (VARX) ordo 1 atau VARX (1) yang pemodelannya difokuskan pada Wilayah 2 dan

Hal ini menandakan bahwa fage FY51-X memiliki protein sensor yang hanya dapat mengenali protein reseptor pada Shigella 51-X saja, dengan demikian hanya inang ini saja yang

Teaching and learning is the main activities of education so the principal is expected to be able to be the leader of learning due to teaching and learning activities are not

STUDI KASUS HARGA DIRI PADA PENYANDANG TUNA DAKSA DEWASA AWAL AKIBAT KECELAKAAN.. Duhita Laksmi Husnul Chotimah

Perilaku menonton acara televisi prime time pada masyarakat Desa Cibanteng termasuk dalam kategori yang tinggi dan memiliki hubungan dengan karakteristik