• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. usaha perusahaan (Soemarso 2004:34). Laporan keuangan digunakan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. usaha perusahaan (Soemarso 2004:34). Laporan keuangan digunakan oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Soemarso 2004:34). Laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda, oleh karena itu laporan keuangan yang disajikan harus mengandung informasi yang memenuhi kriteria atau standar yang berlaku sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan. Standar Akuntansi Keuangan (2009) menetapkan kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi agar berguna bagi pengambilan keputusan. Salah satu kriteria tersebut adalah relevan dan reliable. Informasi akuntansi dikatakan relevan bila dapat mempengaruhi keputusan, baik menguatkan atau mengubah harapan para pembuat keputusan,sedangkan dikatakan reliable bila informasi dapat dipercaya dan menyebabkan penggunanya bergantung pada informasi yang terkandung dalam laporan tersebut.

Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 paragraf 22 tahun 2007 tentang tujuan akuntansi untuk perusahaan bisnis, pada umumnya informasi laba menjadi perhatian utama pengguna laporan keuangan untuk menilai kinerja atau pertanggungjawaban manajemen karena informasi laba dinilai dapat membantu stakeholders dalam penaksiran atau earning power perusahaan dan risiko investasi atau kredit. Hal ini menyebabkan para investor

(2)

cenderung lebih memperhatikan laba dalam laporan laba rugi sebagai dasar pengambilan keputusan.

Pada saat ini hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada perusahaan didirikan tanpa mengejar laba. Laba merupakan tujuan dari didirikannya perusahaan yang berorientasi bisnis. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dalam menghadapi persaingan pasar global. Setiap perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya melalui perbaikan berkelanjutan pada kegiatan bisnis yang terfokus pada konsumen, yaitu meliputi keseluruhan organisasi dan penekanan pada fleksibilitas dan kualitas. Oleh karena itu, kualitas dan pengelolaannya selalu dikaitkan dengan aktivitas perbaikan berkelanjutan (continous-improvement) perusahaan (Efilia, 2014).

Kualitas menjadi salah satu kunci memenangkan persaingan bisnis saat ini. Perusahaan harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi (better quality), dengan biaya produksi yang ditekan serendah mungkin (lower cost), dengan harga produk dan jasa yang layak (reasonable price), memiliki keunggulan terhadap mutu yang diminta (quality in demand), kegiatan promosi yang efektif (more effective), serta proses pendistribusian produk atau jasa yang semakin cepat ke pelanggan. Perusahaan harus mampu menciptakan nilai bagi konsumen dalam bentuk produk atau jasa, serta pelayanan yang berkualitas untuk dapat bertahan dalam lingkungan seperti ini, sehingga akan ada nilai yang di dapat oleh perusahaan (Simamora, 1999). Perusahaan harus mampu menyesuaikan diri sedekat mungkin dengan kompetisi pasar yang sedang dihadapi (Wijayanti, 2011:1).

(3)

Perusahaan Perseroan (PT) Industri Telekomunikasi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PT. INTI (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi. Berdiri tahun 1974-hingga kini, PT. INTI (Persero) telah banyak menghasilkan berbagai produk yang telah digelar diseluruh pelosok tanah air. Pasang surut perjalanan binis yang dialami, menjadikan PT. INTI (Persero) semakin kokoh dan matang dalam berperan sebagai “prime mover” industri ICT nasional. Hal itu ditandai dengan keberhasilan PT. INTI (Persero) dalam menghubungkan seluruh Indonesia melalui proyek Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) dua dekade lalu. (www.inti.co.id).

PT. INTI (Persero) mencatat laba bersih Rp. 4,3 miliar disepanjang tahun 2013. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 74,2% dari tahun sebelumnya. Tahun 2012 PT. INTI (Persero) mencatat laba sebesar Rp. 16,69 miliar. Awalnya PT. INTI (Persero) menargetkan pendapatan laba bersih tahun 2012 sebesar Rp. 38 miliar. Untuk pendapatan dari hasil penjualan PT. INTI (Persero) di sepanjang tahun 2012 sebesar Rp. 1,23 triliun. Perusahaan menginginkan untuk pencapaian laba dari tahun ke tahun harus meningkat minimal 20% dari tahun sebelumnya. Perusahaan berharap dapat memaksimalkan value (nilai) perusahaan serta mengupayakan growth (pertumbuhan) yang berkesinambungan. Industri pelayanan jasa telekomunikasi di Indonesia khususnya yang dimiliki oleh Negara atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) telah dihadapkan dengan berbagai persoalan, salah satunya adalah masalah mutu

(4)

pelayanan bagi pengguna jasa yang selama ini kurang memenuhi standar konsumen. Adanya keluhan mengenai penggunaan jasa yang digunakan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pengguna jasa. Fenomena tersebut berkaitan dengan Total Quality Management (TQM) di PT. INTI (Persero) selama tahun 2013 dilaksanakan kurang maksimal sehingga menyebabkan penurunan laba (www.inti.co.id).

Berdasarkan pencarian data di divisi akuntansi PT. INTI (Persero) Bandung, penulis mendapatkan data laporan laba rugi PT. INTI (Persero) Bandung dari rentan tahun tahun 2009-2013 yang mengalami masalah penurunan, dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Laporan Laba Rugi PT. INTI (Persero) Bandung Tahun 2009-2013 (Disajikan dalam juta rupiah)

Laba 2009 2010 2011 2012 2013

Laba Usaha 4.835,6 29.173,4 21.293,8 42.477,5 76.167,8 Laba Sebelum Pajak 13.862,8 21.319,8 23.476,6 30.305,7 24.552,5 Laba Bersih 2.788,7 4.585,7 10.429,5 16.688,8 4.300,4 Sumber: Divisi Akuntansi PT. INTI (Persero) Bandung

Pembenahan manajemen yang dilakukan PT. INTI (Persero) dengan melakukan pengaturan fokus bisnis, akses sumber pendanaan baru, meningkatkan produktivitas karyawan, reorganisasi, tata ulang sistem, efesiensi dan pengelolaan perusahaan. PT. INTI (Persero) merupakan perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang perakitan produk ponsel dan juga produk gadget lainnya. PT. INTI (Persero) juga menangani solusi dan layanan jaringan untuk industri telekomunikasi (industri.kontan.co.id).

Penerapan TQM dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang

(5)

bersangkutan (Fandy Tjiptono& Anastasia Diana, 2003). TQM yang berfokus pada perbaikan kualitas secara berkesinambungan akan mendorong perusahaan dalam memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan produk yang bebas dari kerusakan. Perbaikan posisi dalam persaingan dapat meningkatkan penjualan, pangsa pasar, dan akhirnya meningkatkan laba. Peningkatan produk yang bebas dari kerusakan pun dapat menurunkan biaya operasi dan akhirnya meningkatkan laba (Dewi dan Wiwik, 2009). Laba merupakan selisih antara semua pendapatan dengan semua biaya dalam kegiatan bisnis (Soemarso 2000:233).

Berikut pengertian laba menurut Sofyan S Harahap (2008:115) sebagai berikut :

“Laba adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba adalah naiknya nilai”.

Tahun 1970-an kualitas barang manufaktur di Jepang melampaui kualitas yang dihasilkan pesaing dari barat. Total Quality Management (TQM) atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Manajemen Mutu Terpadu merupakan konsep yang terlahir dari studi tentang keberhasilan perusahaan-perusahaan Jepang dalam menerapkan pengendalian mutu (Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 2001:9).

Di Indonesia Total Quality Management (TQM) mulai diterapkan pada berbagai perusahaan pada awal tahun 1980-an. Penerapan Total Quality Management (TQM) disuatu perusahaan khususnya perusahaan jasa sangat berperan dalam mendukung pencapaian standar mutu dan menjaga konsistensi

(6)

mutu produk dan pelayanan yang dihasilkannya. Melalui penerapan Total Quality Management (TQM), perusahaan diharapkan mampu memperbaiki mutu produk dan pelayanan jasanya bersama-sama dengan pengurangan biaya mutu. Dengan demikian hasil tersebut akan memungkinkan mereka bergerak maju dalam tingkat penerimaan pelanggannya yang tinggi, stabilitas laba dan pertumbuhan usaha yang pesat pula (kompas.com).

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya (Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 2003:4). Faktor penting selain produk berkualitas yang mempengaruhi keunggulan daya saing tersebut yaitu, biaya produksi yang rendah. Perusahaan yang fleksibel dalam memenuhi tuntutan tersebut yang dapat merubah dan mampu menghasilkan produk atau jasa yang mampu bertahan dalam persaingan global, sehingga tujuan serta kesejahteraan perusahaan dapat tercapai. Total Quality Management (TQM) diakui sebagai pendekatan manajemen yang dapat memperbaiki kinerja perusahaan (Wijayanti, 2011:2). Menurut Khim dan Larry (1998) dalam Supratiningrum (2003) mengemukakan TQM adalah suatu filosofi yang menekankan pada proses pemanufakturan dengan mengeliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, mengembangkan keterampilan dan mengurangi biaya produksi. Menurut Tresna dalam Supratiningrum (2003) mengemukakan bahwa TQM merupakan suatu prinsip dasar bagi suatu organisasi yang ingin secara terus

(7)

menerus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam operasi pelayanan kepada konsumen untuk usaha jasa.

Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2001:10) mengemukakan bahwa: “Dasar pemikiran perlunya TQM sagatlah sederhana yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan ligkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM.”

Secara empiris implementasi TQM juga diakui sangat berarti dalam menciptakan keunggulan perusahaan di seluruh dunia. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa implementasi TQM secara efektif berpengaruh positif terhadap sistem pengukuran kinerja (Kurnianingsih dan Retno, 2000); Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial (Narsa, I Made & Rani yuniawati, 2003); Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran dan Sistem Penghargaan (Reward) sebagai variabel moderating (Supratiningrum dan Zulaikha, 2003).

Penerapan Total Quality Management (TQM) pada suatu perusahaan sangat berperan dalam mendukung pencapaian standar mutu sehingga dengan diterapkannya Total Quality Management (TQM) pada perusahaan diharapkan dapat memperbaiki kualitas produk. Dengan demikian hasil tersebut akan memungkinkan mereka bergerak maju dalam volume penjualan, menghasilkan produk dengan tingkat penerimaan pelanggan yang tinggi, stabilitas laba dan pertumbuhan yang pesat pula. Upaya memperbaiki dan meningkatkan laba perusahaan perlu dilakukan secara terencana dan melibatkan partisipasi aktif dari

(8)

semua unsur terkait dalam perusahaan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik (Munizu, 2010).

Berdasarkan permasalahan dari teori yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Total Quality Management (TQM) dalam meningkatkan laba perusahaan dengan menggunakan metode penelitian studi kasus. Penelitian diambil dengan judul: “Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) Terhadap Laba Perusahaan” (Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh dari penerapan Total Quality Management (TQM) terhadap laba PT. INTI (Persero) Bandung.”

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini sesuai dengan identifikasi masalah, yaitu untuk:

“Mengetahui besarnya pengaruh penerapan Total QualityManagement (TQM) terhadap laba PT. INTI (Persero) Bandung.”

(9)

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diharapkan akan berguna, bagi:

1. Penulis

a. Merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan terutama mengenai pengaruh penerapan Total Quality Management (TQM) terhadap laba perusahaan.

2. Perusahaan

a. Memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian mengenai permasalahan yang dihadapi khususnya masalah Total Quality Management (TQM) dan laba perusahaan.

b. Sebagai bahan analisis mengenai penerapan teori tentang Total Quality Management (TQM) dan laba pada perusahaan yang bersangkutan.

3. Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian dengan topik yang sama.

(10)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia yang berlokasi di Jalan Mochamad Toha No. 77 Bandung untuk memperoleh data yang objektif sebagaimana yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini. Penelitian ini dilakukan bulan Mei 2014 sampai dengan April 2015.

Referensi

Dokumen terkait

iii.. berpusatkan pelajar dalam proses pengajaran dan pembelajaran di makmal sains sama ada menggunakan atau tidak menggunakan komputer. Selain itu, hasil kajian turut

Dari latar belakang tersebut kemudian dimunculkan permasalahan “mengapa democracy assistance USAID yang diberikan melalui kerangka Election and Political Processes

Dari ketiga jenis lemak yang digunakan dalam proses enfleurasi, jenis lemak snow white yang paling efektif dalam menyerap aroma wangi pada bunga sedap malam dan

Dan… anda juga bolehlah menyediakan jawapan untuk – “Apakah yang anda rancang atau matlamat anda bagi kerjaya ini dalam masa 5 tahun akan datang…” (Kalaulah disoal,

Di bawah ini adalah beberapa saran untuk pengembangan selanjutnya: (1) berdasarkan nilai daya gabung umum, untuk keperluan persilangan dapat menggunakan tetua 6 untuk karakter bobot

Pemboran berarah adalah salah satu seni membelokan lubang sumur untuk kemudian diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal di bawah mulut

Pasal 21 yang bersangkutan harus dilampiri fotokopi surat izin kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja atau Instansi yang berwenang. g) Pemotong pajak

penjualan tunai harus diotorisasi oleh fungsi penjualan agar menjadi dokumen yang sah, yang dapat dipakai sebagai dasar bagi fungsi penerimaan kas untuk menerima kas dari pembeli,