• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDEKATAN KUALITATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PENDEKATAN KUALITATIF"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDEKATAN KUALITATIF

“Studi Kasus”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif Dosen Pengampu : Retno Pandan Arum

Disusun oleh:

Siti Muridatul H 14710016

Desy Purnamarini 14710070

Khoirunnisa DL 14710071

Aditya Wiharnanto 14710072

Ahmad Manan Darmawan 14710073

Ahmad Awaluddin Aras 14710080

M Fahmi Ghifari 14710087

Zaen Isnaini Sabilla 14710091

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA 2016

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pendekatan kualitatif dengan judul “Studi Kasus” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif, Ibu Retno Pandan Arum K., M.Si secara khususnya.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya, karena masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 4 Maret 2016

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI . BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………....………...……..4 B. Rumusan Masalah………...……..5 C. Tujuan Makalah..……….……….5

BAB II. PEMBAHASAN A. Sejarah Studi Kasus……….6

B. Pengertian Studi Kasus………..………...……….…..6

C. Ciri Khas Studi Kasus……….7

D. Karakteristik Studi Kasus………7

E. Tipe-tipe Studi Kasus………..9

F. Prosedur Pelaksanaan Studi………11

G. Tantangan dalam Pelaksanaan Studi Kasus………12

H. Keistimewaan Studi Kasus……….…….12

BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan………..…..14

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi kasus merupakan salah satu jenis pendekatan kualitatif yang menelaah sebuah “kasus” tertentu dalam konteks atau setting kehidupan nyata kontemporer. Peneliti studi kasus bisa memilih tipe penelitiannya berdasarkan tujuan, yakni studi kasus instrumental tunggal (yang berfokus pada satu isu atau persoalan tertentu), studi kasus kolektif (yang memanfaatkan beragam kasus untuk mengilustrasikan satu persoalan penting dari berbagai perspektif), studi kasus intrinsic (yang fokusnya pada kasus itu sendiri, karena dianggap unik atau tidak biasa).

Prosedur utamanya melibatkan sampling purposeful (memilih kasus yang dianggap penting), kemudian dilanjutkan dengan analisis holistic atau melalui deskripsi detail atas pola-pola, konteks dan setting di mana kasus itu terjadi.

Oleh karena itu studi kasus lebih berfokus pada kasus tertentu, peneliti didorong untuk mencari suatu kasus yang kemudian dianalisis terkait dengan mitos atau yang terjadi di lokasi penelitian. Pertanyaan riset yang bisa diajukan adalah bagaimana respon masyarakat atau responden dan informan setempat. Untuk menjawabnya, peneliti dituntut untuk melakukan analisis holistik.

Kelompok berkebudayaan sama dapat dianggap sebagai pokok bahasan etnogrfi, yang membedakan adalah untuk memahami bagaimana kebudayaan tersebut berjalan daripada mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang kasus tunggal atau mengeksplorasi isu atau permasalahan dengan menggunakan kasus tersebut sebagai ilustrasi yang spesifik, yang merupakan tujuan dari studi kasus.

(5)

Pendekatan studi kasus sangat familier bagi para ilmuwan sosial karena popularitasnya dalam psikologi (Freud), kedokteran (analisis kasus tentang permasalahan), hukum (hukum kasus), dan sains politik (laporan kasus).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari studi kasus? 2. Apakah kegunaan dari studi kasus? 3. Bagaimana sejarah studi kasus? 4. Apa saja ciri utama dari studi kasus? 5. Apa saja tipe-tipe dari studi kasus?

6. Bagaimana prosedur pelaksanaan studi kasus?

7. Bagaimanakah tantangan dalam menggunakan studi kasus? 8. Apa saja keistimewaan dari studi kasus?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui definisi studi kasus 2. Untuk mengetahui kegunaan studi kasus 3. Untuk mengetahui sejarah studi kasus 4. Untuk mengetahui ciri utama studi kasus 5. Untuk mengetahui tipe-tipe studi kasus

6. Untuk mengetahui prosedur pelaksaan studi kasus 7. Untuk mengetahui tantangan dalam studi kasus 8. Untuk mengetahui keistimewaan studi kasus

(6)

BAB 1I PEMBAHASAN

A. Sejarah Studi Kasus Sejarah dari studi kasus :

 Hamel, Dufour, dan Fortin (1993) menelusuri asal mula studi kasus ilmu pengetahuan sosial modern melalui antropologi dan sosiologi. Contohnya studikasus tentang Kepulauan Trbriand dari antropolog situs Malinowski, studi tentang keluarga dari sosiolog Perancis LePlay, dan studi kasus dari jurusan Jurusan Sosiologi Universitas Chicago dari 1920-an dan 1930-an hingga 1950-an (misalnya, studi 1958 oleh Thomas dan Znaniecki tentang para petani Polandia di Eropadan Amerika) sebagai antesenden dari riset studi kasus kualitatif.

 Sekarang para penulis studi kasus memiliki banyak teks pendekatan yang dapat dipilih : Yin (2009), mendukung pendekatan kuantitaif dan kualitatif untuk pengembangan studi kasus dan membahas studi kasus kualitatif eksplanatoris, eksloratoris, dan deskriptif.

Merriam (1998) mendukung pendekatan umum untuk studi kasus kualitatif dalam bidang pendidikan. Stake (1995) secara sistematis menetapkan prosedur untuk riset studi kasus dan menyebutkan secara panjang lebar, contoh karyanya adalah “sekolah Harper”.

B. Pengertian Studi Kasus

Berawal dari tujuan etnografi yang hanya memahami bagaimana kebudayaan tersebut berjalan tanpa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang kasus tunggal atau mengeksplorasi isu dan permasalahan dengan menggunakan kasus tersebut sebagai ilustrasi yang spesifik. Maka dari itu riset studi kasus mencakup studi tentang suatu kasus dalam kehidupan nyata, dalam konteks atau setting kontemporer (Yin, 2009).

Studi kasus bukan merupakan metodologi, melainkan pilihan atas sesuatu yang hendak dipelajari (kasus dalam sistem terbatas, yang dibatasi waktu dan tempat) yang lain

(7)

menganggapnya sebagai strategi penelitian, metodologi, atau strategi riset komprehensif (Denzin & Lincoln, 2005; Merriam, 1998; Yin, 2009).

Penelitian studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem terbatas kontemporer (kasus) atau beragam sistem terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi atau sumber informasi majemuk (pengamatan, wawancara, bahan audiovisual, dan dokumen laporan) dan melaporkan deskripsi kasus dan tema kasus.

Adapun kegunaan dari studi kasus adalah untuk memahami individu, kelompok, lembaga, latar tertentu secara mendalam.

C. Ciri Khas Studi Kasus

 Dimulai dengan mengidentifikasi satu kasus yang spesifik dengan dibatasi oleh tempat dan waktunya

 Tujuan studi kasus kualitatif sebagai pengilustrasian kasus yang unik yang perlu diperinci dan dideskripsikan, disebut kasus instrinsik (Stake, 1995).

 Ciri utama dari studi kasus kualitatif adalah memperlihatkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut. Untuk menyempurnakannya, peneliti mengumpulkan beragam bentuk data kualitatif seperti wawancara, pengamatan, dokumen, hingga bahan audiovisual. Satu data saja tidak cukup untuk mengembangkan pemahaman ini

 Riset studi kasus melibatkan deskripsi tentang kasus tersebut yang berlaku baik untuk studi kasus intrinsic maupun instrumental

 Tema atau masalah dapat diorganisasikan menjadi kronologi oleh peneliti, menganalisis keseluruhan kasus untuk mengetahui berbagai persamaan dan perbedaan di antara kasus tersebut, atau menyajikannya dalam suatu model teoretis

 Diakhiri denga kesimpulan yang dibentuk peneliti tentang makna keseluruhan yang diperoleh dari kasus tersebut.

D. Karakteristik Studi Kasus

Creswell dalam bukunya penelitian kualitatif dan desain riset memilih diantara lima pendekatan :

a) Riset studi kasus dimulai dengan mengidetifikasi satu kasus yang spesifik. Kasus ini dapat berupa entitas yang konkret, misalnya individu, kelompok kecil,

(8)

organisasi atau kemitraan. Pda level yang kurang konkret, kasus ini mungkin komunitas, relasi, proses keputusan, atau proyek yang spesifik (Yin, 2009). Jadi pada intinya untuk mendefinisikan kasus yang dapat dibatasi atau dideskripsikan dalam arameter tertentu, misalnya tempat dan waktu yang spesifik.

b) Tujuan dari pelaksanaan studi kasus. Studi kasus kualitatif dapat disusun untuk mengilustrasikan kasus yang unik, kasus yang memilki kepentingan yang tidak biasa dalam dirinya dan perlu dideskibsikan atau diperinci. Kasus ini disebut kasus intrinsik (Stake 1995). Atau, tujuan dari studi kasus tersebut adalah memahami isu, problem, atau keprihatinan yang spesifik (misalnya, kehamilan remaja) dan kasus atau beberapa kasus diseleksi untuk dapat memahami permasalahan tersebut dengan baik. Kasus ini disebut dengan kasus instrumental (Stake, 1995).

c) Ciri studi kasus yang baik yaitu kasus itu memperlihatkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut. Untuk menyempurnakan penelitian, peneliti mengumpulkan beragam bentuk data kualitatif, mulai dari wawancara, pengamatan, dokumen, hingga bahan audiovisual. Apabila bersandar pada satu dat saja tidak cukup untuk mengembangkan pemahaman mendalam.

d) Pemilihan pendekatan untuk analisis data yang berbeda-beda. Sebagian studi kasus melibatkan analisis terhadap unit-unit dalam kasus tersebut (misalnya, sekolah, distrik sekolah), sementara itu sebagian yang lainn melaporkan tentang keseluruhan kasus (misalnya distrik sekolah). Demikian juga, pada sebagian studi, eneliti memilih kaus majemuk untuk dianalisis dan diperbandingkan, sementara itu dalam studi kasus yang lain dipilih kasus tunggal untuk dianalisis. e) Agar analisisnya dapat dipahami dengan baik, riset studi kasus yang baik juga

melibatkan deskripsi tentang kasus tersebut. Deskripsi ini berlaku untuk studi kasus intrinsik maupun instrumental. Peneliti dapat mengidentifikasikan tema atau isu/masalah atau situasi spesifik yang hendak dipelajari dalam masing-masing kasus. Studi kasus dapat menghasilkan temuan yang lengkap maka harus melibatkan deskripsi tentang kasus tersebut dan tema atau masalah yang telah diungkap oleh penelitiketika kasus tersebut dipelajari.

f) Tema atau maslah dapat diorganisasikan menjadi kronologi oleh peneliti, menganalisis keseluruhan kasus untuk mengetahui berbagai persamaan dan perbedaan di antara kasu tersebut, atau menyajikannya dalam suatu model teoritis.

(9)

g) Studi kasus sering diakhiri dengan kesimpulan yang dibentuk oleh peneliti tentang makna keseluruhan yang diperoleh dari kasus atau kasus tersebut. Stake (1995) menyebutnya sebagai “penegasan” atau pembentukan “pola”, sedangkan Yin (2009) disebut sebagai “penjelasan”, dan Creswell (2015) sebagai “pelajaran umum” yang diperoleh dari studi kasus tersebut.

E. Tipe Studi Kasus

Tipe Studi Kasus menurut Creswell dalam bukunya penelitian kualitatif dan desain riset memilih diantara lima pendekatan :

a. Tipe studi kasus kualitatif dibedakan berdasarkan ukuran batasan dari kasus tersebut. Misalnya, apakah kasus tersebut melibatkan satu individu, bebrapa individu, suatu kelompok, suatu program besar, atau suatu aktivitas.

b. Studi kasus dibedakan dalam hal tujuan dari analisis kasusnya. Terdapat tiga variasi dalam hal tujuan :

1. Studi kasus eksperimental tunggal, peneliti memfokuskan pada isu atau persoalan, kemudian memilih satu kasus terbatas untuk mengilustrasikan persoalan ini.

2. Studi kasus kolektif atau majemuk, satu isi atau persoalan juga dipilih tetapi peneliti memilih beragam studi kasus untuk mengilustrasikan isu atau persoalan tersebut. Peneliti sering kali memilih hal ini untuk memperlihatkan beragam perspektif tentang isu tersebut.

3. Studi kasus intrinsik, yang fokusnya pada kasus itu sendiri (misalnya mengevaluasi program, mempelajari seorang siswa untuk memiliki kesulitan – Stake 1995) karena kasus tersebut menghadirkan situasi yang tidak biasa atau unik.

Tipe studi kasus Stake 1995 :

1. studi kasus intrinsik (intrinsic case study), studi kasus dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang individu tertentu, kelompok, peristiwa, atau organisasi. Hal ini dilakukan karena ingin mengetahui secara intrinsik, bukan untuk menciptakan sebuah teori atau melakukan generalisasi temuan riset kepada populasi.

2. Studi kasus instrumental (instrumental case study), studi atas kasus untuk alasan eksternal, bukan karena ingin mengetahui hakikat kasus tersebut. Kasus hanya

(10)

dijadikan sebagai saranauntuk memahami hal lain di luar kasus, misalnya untuk membuktikan suatu teori yang sebelumnya sudah ada. Tujuan utama adalah untuk memahami pertanyaan atau masalah yang terkait dengan teori yang melandasi masalah tersebut.

3. Studi kasus kolektif (collective case study), untuk menarik kesipulan atau generalisasi atas fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut. Hal ini untuk membentuk suatau teori atas dasr persamaan dan keteratran yang diperoleh dari setiap kasus yang diselidki.

Tipe studi kasus oleh Yin (2003) :

1. Studi kasus eksploratori (exploratory case-study)

Studi kasus yang bertujuan untuk mendukung studi yang lebih besar (makro). Hal ini dilakukan peneliti merencanakan studi yang luas dan komperhensif, sementara penelit membutuhkan plot study atau studi pendahuluan untuk memperkuat studi yang mendalam tersebut. Studi kasus ksploratori digunakan dalam pilot study atau studi pendahuluan tersebut. Dalam melakukan studi kasus studi kasus eksploratori, studi lapangan, dan koleksi data yang dilakukan dilakukan sebelum menentukan pertanyaan penelitian pada studi makro. Hasil dari studi kasus eksloratori akan memperkuat landasan bagi riset makro tersebut.

2. Studi kasus eksplanatori (explanatory case study)

Studi ini digunakan ketika peneliti melakukan penelitian sebab-akibat. Contoh yang dikemukakan oleh Berg (2001) adalah studi kasus eksplanatori digunakan untuk mendapatkan penjelasan (explanation) mengenai banyak faktor atau kasus yang mempengaruhi sesuatu yang diteliti.

3. Studi kasus deskriptif (descriptive case study)

Dilaukan ketika peneliti mengangkat sebuah teori yang melandasi riset yang dilakukan dengan mengacu kepada pendekatan terori tersebut. Teori tersebut digunakan sebagai landasan berfikir dan landasan bertindak bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian dan digunakan sebagai pedoman dalamm melakukan analisis yang dilakukan.

Studi kasus desain dan metode. Robert K. Yin. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2015 Penelitian kualitatif & desain Riset memilih diantara lma pendekatan. John W. Creswell. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2015

(11)

Metodolog penelitian kualitatif untuk ilmu pskologi. Haris Herdiansyah. Salemba Humanika. 2015

F. Prosedur Pelaksanaan Studi Kasus

 Peneliti menemukan terlebih dahulu apakah pendekatan studi kasus sudah tepat untuk mempelajari permasalahan risetnya.

 Peneliti perlu mengidentifikasi kasus atau beberapa kasus mereka. Dalam memilih kasus mana yang hendak dipelajari, tersedia banyak kemungkinan bagi sampling purposeful.  Pengumpulan data meluas, dari berbagai informasi, seperti pengamatan, wawancara,

dokumen, rekaman arsip, dll

Tipe analisis data dapat berupa analisi holistik dan keseluruhan kasus atau analisis melekat dari salah satu aspek kasus tersebut. Peneliti memperinci berbagai aspek seperti sejarah kasus, kronologi peristiwa, atau perkembangan kasus dari hari ke hari.

 Pada tehap penafsiran akhir, peneliti melaporkan makna dari kasus tersebut, baik dari pembelajaran tentang persoalan dari kasus tersebut atau pembelajaran tentang situasi yang tidak biasa, yang kemudian membentuk pelajaran yang dapat diambil dari kasus tersebut.

(12)

G. Tantangan

Tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan studi kasus kualitatif adalah peneliti harus mengidentifikasi kasus tersebut. Kasus terpilih mungkin memiliki ruang lingkup yang luas (organisasi) atau ruang lingkup yang sempit (pengambilan keputusan). Peneliti harus memutuskan sistem terbatas mana yang hendak dipelajari, mempertimbangkan apakah akan mempelajari kasus tunggal atau kasus majemuk. Peneliti juga harus menetapkan dasar pemikiran bagi strategi sampling purposeful-nya untuk memilih kasus dan mengumpulkan informasi tentang kasus tersebut.

H. Keistimewaan

Lincoln dan Guba mengemukakan keistimewaan studi kasus sebagai berikut:

 Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneliti emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti

 Menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari

 Merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden  Memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya

merupakan konsistensi gaya dan fsktual tapi juga kepercayaan (truth-worthiness)  Memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas. Keunikan studi kasus menurut Bungin (dalam Herdiansyah. 2010) :

1. Case study dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel sera proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas.

2. Case study memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep –konsep dasar periilaku manusia. Melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-hubungan yang mungkin tidak diduga sebelumnya.

3. Case study dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial. Menurut Black & Champion kelebihan dari studi kasus :

(13)

1. Bersifat luwes dalam hal metodee pengumoulan data yang digunakan. Metode yang digunakan berbagai macam seperti wawancara, observasi, materi audiovisual, focused group discussion dan dokumentasi. Konteks dari kasus yang diangkat meliputi situasi dan setting-nya.

2. Dapat lebih menjangkau dimensi yang lebih spesifk dari topik yang diselidki. 3. Dapat dilakukan secara lebih praktis pada lingkungan sosial. faktor lingkungan

sosial apa pun tidak menjadi halangan dan hambatan bag peneliti.

4. Case study dapat digunakan sebagaii penguji suatu teori. Jenis case study yang dapat digunakan untuk mengji suatu teori adalah instrumental case study.

(14)

BAB III PENUTUP

Sekarang para penulis studi kasus memiliki banyak teks pendekatan yang dapat dipilih, mendukung pendekatan kuantitaif dan kualitatif untuk pengembangan studi kasus dan membahas studi kasus kualitatif eksplanatoris, eksloratoris, dan deskriptif, dengan ciri khasnya yaitu dimulai dengan mengidentifikasi satu kasus yang spesifik dengan dibatasi oleh tempat dan waktunya. Tujuan studi kasus kualitatif sebagai pengilustrasian kasus yang unik yang perlu diperinci dan dideskripsikan, disebut kasus instrinsik. Tema atau masalah dapat diorganisasikan menjadi kronologi oleh peneliti, menganalisis keseluruhan kasus dan menyajikannya dalam suatu model teoretis. Diakhiri dengan kesimpulan yang dibentuk peneliti tentang makna keseluruhan yang diperoleh dari kasus tersebut.

Tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan studi kasus kualitatif adalah peneliti harus mengidentifikasi kasus tersebut. Adapun keistimewaan studi kasus antara lain, merupakan sarana utama bagi peneliti emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti. Menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden. Memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan fsktual tapi juga kepercayaan (truth-worthiness). Memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.

Kelebihan dari studi kasus yaitu, bersifat luwes dalam hal metodee pengumoulan data yang digunakan. Dapat lebih menjangkau dimensi yang lebih spesifk dari topik yang diselidki.Dapat dilakukan secara lebih praktis pada lingkungan sosial. faktor lingkungan sosial apa pun tidak menjadi halangan dan hambatan bag peneliti.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyana, Dedi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yin, Robert. 2015. Studi Kasus Desain dan Mode. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Herdiansyah, Haris. 2015. Metodolog Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Salemba Humanika

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mewujudkan visi dan misi pendidikan Islam sesuai dengan paradigma baru manajemen pendidikan, disarankan perlunya mem- berdaya kan masyarakat dan lingkungan secara optimal

waktu ± 6 bulan ke depan. ฀aya tidak mempermasalahkan bila berat badan meningkat ketika saya memutuskan untuk berhenti merokok.. SS S

36. Pada pengamatan objek dengan mikroskop menggunakan perbesaran lensa okuler 15X dan lensa objektif 40X, maka perbesaran mikroskop pada saat digunakan

Berdasarkan dari data tersebut, dapat dikatakan bah- wa induk dan benih tiram mutiara dari hasil perka- winan silang semua varietas merupakan produk bio- logi yang memiliki nilai

Naskah Kempalan Kitab-kitab Islam dilihat posisi dan maknanya dengan menelaah dua teks di dua tradisi (keraton dan pesantren), yang sama-sama dalam satu lingkungan

Didukung oleh penelitian yang dilakukan Correia dan Kozak (2016) menyatakan bahwa pengaruh persepsi nilai terhadap kepuasan tidak signifikan, karena produk imitasi

Brand awareness merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan oleh Pikiran Rakyat Online mengingat masih sedikit yang mengetahui bahwa perusahaan surat kabar tersebut sudah

Pada penelitian ini dihitung nilai setting rele jarak berdasarkan data kemudian melakukan uji coba perhitungan ketika terjadi gangguan pada sistem transmisi gardu induk