65
ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK MANDIRI, TBK
Oleh:
Aristan Gulo, Thorman Lumbanraja, S.E.,M.Si,
[email protected] STIE Surya Nusantara, Pematangsiantar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk pada tahun 2017 & 2018 ditinjau dari aspek likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan efisiensi usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk pada tahun 2017 & 2018 ditinjau dari aspek likuiditas adalah sehat (cash ratio =36,20% dan 42,81%; loan to assets ratio =63,31 dan 66,50%). Ditinjau dari aspek rentabilitas adalah sehat (ROA = 2,41% dan 2,82%; ROE = 13% dan 14%). Ditinjau dari aspek solvabilitas sehat (primary ratio = 15% dan 15%; secondary risk ratio = 14% dan 15%). Ditinjau dari aspek efisiensi usaha (leverage multiplier = 6,62% dan 6,50%; assets utilization = 6,88% dan 6,74%).
Kata Kunci : Likuiditas, Rentabilitas, Solvabilitas, dan Efisiensi Usaha
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri perbankan yang semakin membaik, dimana perbankan merupakan salah satu bisnis yang signifikan pada kemajuan perekonomian di Indonesia. Peranan perbankan pada bidang ekonomi adalah sebagai pengontrol peredaran uang kepada masyarakat. Pada umumnya dana operasi bank di alihkan dalam bentuk kredit untuk membantu para nasabah dalam mengelola bisnis ataupun usaha yang akan dijalankan. Kegiatan utama perbankan adalah pemberian kredit kepada nasabah, salah satu fungsi intermediasi namun konsekuensinya sangat besar. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya, agar pertumbuhan perusahaan dapat terus berjalan dengan baik pada tahun berikutnya.
Laporan keuangan adalah laporan yang terdiri dari atas laporan laba rugi, neraca saldo, dan laporan perubahan modal. Analisis laporan keuangan suatu perusahaan merupakan perhitungan rasio-rasio untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu sehingga peusahaan dapat memudahkan data-data laporan keuangan pada pihak-pihak yang membutuhkan.
Untuk mengetahui kinerja suatu usaha perbankan yaitu melalui analisis laporan keuangan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat. Apabila kondisi kesehatan perbankan kurang membaik maka para nasabah telah kehilangan kepercayaan dan dapat menarik dananya sewaktu-waktu. Oleh karena itu pihak bank harus memperhatikan dan mempertahankan tingkat kinerja yang optimal.
Dalam penelitian ini penulis memaparkan alasan memilih penelitian di Bank Mandiri karena, Bank mandiri salah satu dari 4 bank di Indonesia yang telah
66
mencapai peringkat #462 dalam daftar 2000 perusahaan dunia versi Forbes The Global 2000 tahun 2016. Bank mandiri adalah upaya penggabungan dari 4 bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Dagang Negara dan Bank Penggabungan Indonesia. Bank mandiri merupakan salah satu bank yang memiliki kinerja keuangan yang bagus ditinjau dari aspek modal, laba, dan aspek kapitalisasi pasar yang luas sehingga menjadi aset berharga yang bisa di banggakan, (Wadiyo, SE:2019)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk.”
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk dari aspek Likuiditas, Rentabilitas, Solvabilitas, dan aspek Efisiensi usaha
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Laporan Keuangan
Menurut (Hery 2012:3), Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivasi perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan yang kedua adalah pihak eksternal seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.
Menurut (Werner R. Murhdi, 2019), Laporan keuangan dapat diibaratkan sebuah peta bagi pihak-pihak yang sedang melakukan perjalanan. Dengan melihat pada peta yang ada, maka pihak yang sedang melakukan perjalanan tersebut dapat mencapai tujuan akhir dengan cara yang tepat dan tidak tersesat di tengah perjalanan.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Bank
Menurut (Kasmir, 2017) jenis-jenis laporan keuangan bank sebagai berikut: 1. Neraca
Neraca adalah laporan yang menjelaskan suatu kondisi keuangan pada periode tertentu. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah posisi harta atau aktiva yang dimiliki dan posisi passiva (liabilitas dan ekuitas) pada bank. Laporan komitmen dan kontinjensi
Laporan komitmen adalah suatu perjanjian yang tidak boleh diganggu gugat oleh pihak manapun dan harus dilakukan jika persyaratan yang berlaku terpenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen kredit, komitmen penjualan dan pembelian aktiva bank dengan syarat Repurchase Agrement (Repo), dan laporan kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang timbul karena suatu peristiwa atau lebih peristiwa pada waktu yang akan datang.
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah suatu hasil laporan keuangan bank yang menunjukkan hasil usaha bank pada waktu tertentu. pada laporan ini dideskripsikan jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang telah dikeluarkan.
67 3. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menguraikan aspek yang berhubungan dengan kegiatan bank, baik yang langsung ataupun tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas dibuat berdasarkan konsep kas selama satu waktu pelaporan.
4. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan arus kas adalah laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai kondisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang, ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan dan aktivitas lainnya. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
5. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi
Laporan gabungan adalah laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan, maupun di dalam negri dan diluar negri, sedangkan laporan konsolidasi adalah laporan bank yang bersangkutan dengan pihak anak perusahannya.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Memberikan informasi mengenai posisi kinerja keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomidan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan memberikan informasi dalam pengambilan keputusan yang bermanfaat untuk kreditor, investor, dan pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan. Laporan keuangan dapat menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: “aset, liabilitis, ekuitas, pendapatan dan beban, laba rugi, dan kontribusi sebagai pemilik entitas”.
Menurut (Wahyudiono Bambang, 2014:7), laporan keuangan ini satu-satunya dokumen yang dapat kita peroleh untuk memahami perusahaan. Selainnya, misalnya hal-hal teknis, rincian lebih lanjut, atau keterangan tambahan dianggap sebagai rahasia perusahaan. Kita sebagai pihak luar tidak akan bisa mendapat akses pada informasi tambahan itu. Sebaliknya, pihak internal perusahaan atau karyawan dilarang merilis informasi itu ke publik.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan kinerja keuangan sangat berguna bagi pihak manager, analisis kredit, dan analisis sekuritas. Dengan analisa laporan keuangan para pemakai lebih mudah menginterprestasikannya.
Menurut (Hery, 2015:132) analisis laporan keuangan suatu cara untuk membagi laporan keuangan kedalam komponen-komponennya dan menelaah sendiri-sendiri dari unsur tersebut dengan maksud supaya memperoleh defenisi dan pemahaman yang lebih baik dan tepat mengenai paparan keuangan itu sendiri. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dalam mengkaji laporan keuangan sebuah perusahaan, para analis harus memahami dengan teliti prosedur dalam penyusunan laporan keuangan dan dapat di interprestasikan dengan mudah.
68
Analisis rasio keuangan merupakan tingkat penilaian yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan yang disampaikan oleh pihak bank secara periodik. Penyampaian suatu laporan keuangan dilakukan berdasarkan standar yang berlaku. Maka kita dapat membandingkan rasio keuangan industri dan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari waktu tertentu untuk memperoleh informasi yang memadai suatu perusahaan.
Rasio yang paling penting ialah pengambilan atas ekuitas Return On Equity (ROE), yang adalah laba bersih pada pemegang saham di bagi dengan total ekuitas pemegang saham. Para pemegang saham pastinya akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih atas modal yang mereka investasikan. ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan akan meningkatkan harga saham.
Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses bisnis dengan pengorbanan dari berbagai macam sumber daya dan keuangan perusahaan. Bilamana kinerja perusahaan meningkat dapat dilihat dilihat dari meningkatnya kegiatan usaha perusahaan dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan perusahaan yang semakin meningkat.
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi deskriptif yang meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis dan menjawab mengenai pertanyaan mengenai keadaan terakhir dari subjek yang diteliti (Kuncoro 2009”12)
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam riset ini adalah penelelitian deksriptif pendekatan kuantitatif. Data kualitatif ialah data yang berbentuk uraian-uraian dan tidak berupa angka-angka. Data kuantitatif adalah pengolahan data-data berupa angka-angka, dalam hal ini data dari laporan keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah lampiran dari keuangan perusahaan disektor industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Bank Mandiri, Tbk dari tahun 2017 dan 2018 melalui web resmi www.idx.co.id.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik dokumentasi adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang akan dibutuhkan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan dalam riset ini merupakan data sekunder laporan keuangan PT Bank Mandiri, Tbk dari www.idx.co.id.yang telah diaudit.
Metode Analisis Data
Teknik analisa data yang diterapkan adalah dengan melakukan pendekatan metode kuantitatif, yaitu menjelaskan tentang data yang akan diteliti berhubungan dengan angka-angka dari data laporan keuangan dan dapat mengambil kesimpulan terhadap kinerja keuangan perusahan. Rasio keuangan yang dipakai yaitu Rasio Likuiditas (Cash Ratio Bank, Loan to Assets Ratio), Rasio Rentabiltas (ROA, dan ROE), Rasio Solvabilitas (Primary ratio, Secondary Risk Ratio) dan Efisiensi Usaha (Leverage Multiplier, dan Assets Utilization.
69
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bank mandiri didirikan sejak tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program pemerintahan yaitu restrukturisasi perbankan Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank BUMN: Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia digabung menjadi Bank mandiri. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999 (https://www.bankmandiri.co.id).
Analisis Hasil Penelitian
1. Kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk ditinjau dari aspek likuiditas
A. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menila kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimilki oleh bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung cash ratio adalah:
Cash Ratio = Likuid Asset
Short Term Borrowing𝑥 100% Tahun 2017
Cash Ratio = Likuid Asset
Short Term Borrowingx 100% =
74.456.681
205.703.427𝑥100% = 36,20% Berdasarkan perhitungan diatas Cash Ratio pada tahun 2017 tingkat likuiditasnya sebesar 36,20%. Artinya kesanggupan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan aktiva yang dimiliki bank adalah Rp.36,20 dan termasuk kedalam kategori sehat karena dapat mencukupi standar ketetapan rasio Bank Indonesia yaitu 3%.
Tabel 4.1
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio likuiditas tahun 2017 (Cash Ratio)
Rasio
Likuiditas 2017 Standar BI Predikat
Cash Ratio 36,20% 3% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri
Tahun 2018
Cash Ratio = Likuid Asset
Short Term Borrowingx 100% =
87.201.675
203.666.950𝑥100% = 42,81% Berdasarkan perhitungan diatas Cash Ratio pada tahun 2018 tingkat likuiditasnya sebesar 42,81%. Artinya kesanggupan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta yang dimiliki bank adalah Rp.42,81 dan termasuk kedalam kategori sehat karena mencukupi standar ketetapan rasio Bank Indonesia yaitu 3%.
70
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio likuiditas tahun 2018 (Cash Ratio)
Rasio
Likuiditas 2018 Standar BI Predikat
Cash
Ratio 42,81% 3% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri B. Loan to Asset Ratio
Rasio ini dipakai untuk mengetahui kesanggupan bank dalam mencukupi permintaan kredit dari para debitur melalui aktiva yang dimiliki. Rasio menunjukkan jumlah kondisi dana yang telah dialokasikan dalam bentuk kredit dari total aktiva yang dimiliki bank. Jika nilai rasio tinggi, maka semakin rendahnya tingkat likuiditas bank. Untuk mencari nilai Loan to Assets Ratio dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Loan to Assets Ratio = Total Loan
Total Assetsx100%
Total Loan : Pinjaman yang diberikan/pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan Pihak ketiga yang berelasi
Total Assets : Jumlah aktiva Tahun 2017
Loan to Assets Ratio = Total Loan
Total Assetsx100% =
712.037.865
1.124.700.847𝑥100% = 63,31% Berdasarkan penilaian pada tahun 2017 Loan to Assets Ratio sebesar 63,31% yang berarti bahwa permintaan yang disalurkan oleh bank dengan jumlah harta yang dimiliki sebesar Rp.63,31. Apabila tingkat loan to assets ratio makin tinggi maka rendahnya likuiditas bank.
Tabel 4.3
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio likuiditas tahun 2017 (LAR)
Rasio
Likuiditas 2017 Standar BI Predikat
LAR 63,31% 10% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri Tahun 2018
Loan to Assets Ratio = Total Loan
Total Assetsx100% =
799.557.188
1.202.252.094= 66,50%
Berdasarkan hasil perhitungan pada tahun 2018 Loan to Assets Ratio sebesar 66,50% yang berarti permintaan yang disalurkan oleh bank dengan jumlah harta yang dimiliki sebesar Rp.66,50. Jika tingkat loan to assets ratio ini makin tinggi, maka likuiditas bank akan rendah.
Tabel 4.4
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio likuiditas tahun 2018 (LAR)
Rasio
71
LAR 66,50% 10% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri
2. Kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas
A. Return on Assets (ROA)
Return on assets mendeskripsikan kemampuan suatu bank untuk mendapatkan profit melalui aset yang dimilikinya. Semakin besar nilai return on assets, maka semakin besar tingkat laba yang telah dihasilkan oleh bank. Rumus untuk mengetahui nilai ROA dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
Return On Assets = Net Profit
Total Assetsx100% Net Profit : Laba sebelum pajak penghasilan Total Asset : Jumlah aktiva
Tahun 2017
Return On Assets = Net Profit
Total Assetsx100% = 27.156.863
1.124.700.847𝑥100% = 2,41
Return on assest sebesar 2,41% dapat diartikan bahwa PT Bank Mandiri Tbk pada tahun 2017 dapat menghasilkan profit sebesar Rp.2,41. untuk setiap Rp.1,00 aktiva yang dimilikinya. Besar kecilnya nilai return on assets sangat dipengaruhi oleh penilaian kinerja rentabilitas suatu bank. Yang menjadi pengaruh terhadap besar kecilnya nilai rasio ini adalah net profit dan total assets.
Tabel 4.5
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio rentabilitas tahun 2017 (ROA)
Rasio
Rentabilitas 2017 Standar BI Predikat
ROA 2,41% 0,05-1,25% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri Tahun 2018
Return On Assets = Net Profit
Total Assetsx100% = 33.943.369
1.202.252.094𝑥100% = 2,82%
Return on assets sebesar 2,82% dapat diartikan bahwa PT Bank Mandiri Tbk pada tahun 2018 mampu menghasilkan laba sebesar Rp.2,82 untuk setiap Rp.1,00 aktiva yang dimilikinya. Besar kecilnya laba yang dihasilkan oleh suatu bank dapat dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang dialokasikan kedalam bentuk earning assets, salah satunya pinjaman yang diberikan.
Tabel 4.6
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio rentabilitas tahun 2018 (ROA)
Rasio
72
ROA 2.82% 0,05-1,25% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri B. Return on Equity (ROE)
Return on equity adalah perbandingan antara jumlah laba yang ada bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah sendiri yang memperoleh profit yang besar. Dengan kata lain return on equity adalah kemampuan suatu bank dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Apabila nilai rasionya besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang berhasil di peroleh, yang berarti semakin besar pula bagian laba yang diperuntukkan bagi pemilik bank. Return on equity atau ROU rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.
Adapun rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai Return On Equity adalah sebagai berikut:
Return On Equity = Net Profit
Total Equityx100% Tahun 2017
Return On Equity = Net Profit
Total Equityx100% = 21.443.042
170.006.132x100% = 13%
Tabel 4.7
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio rentabilitas tahun 2017 (ROE)
Rasio
Rentabilitas 2017 Standar BI Predikat
ROE 13% 5-12% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri
Tahun 2018
Return On Equity = Net Profit
Total Equityx100% =
25.851.937
184.960.305𝑥100% = 14%
Tabel 4.8
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio rentabilitas tahun 2018 (ROE)
Rasio
Rentabilitas 2018 Standar BI Predikat
ROE 14% 5-12% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri
Return on equity pada tahun 2017 menunjukkan nilai 14% yang artinya bahwa setiap Rp.1,00 modal sendiri yang dimiliki mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,14. Pada tahun 2018 return on equity menjadi 14% yang artinya bahwa setiap Rp.1,00 modal sendiri yang dimiliki dapat memperoleh laba bersih sebesar Rp. 0,14.
73
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham sendiri maupun pemegang saham lainnya). Serta para investor dipasar modal yang akan membeli saham bank yang telah go public). Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada ROE sebesar 5%-12%. Pada tahun 2017 dan 2018 dapat kita bandingkan perbedaan nilai return on equity yang sedikit meningkat dan kita dapat nilai bahwa modal sendiri yang dimiliki oleh Bank Mandiri sehingga nilai rentabilitas secara signifikan mempengaruhi komponen laba bersih dengan modal sendiri.
3. Kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk ditinjau dari aspek solvabilitas
A. Primary Ratio
Primary ratio digunakan untuk mnegetahui kemampuan modal bank untuk menutup penurunan aset yang diakibatkan kerugian yang tidak dapat dihindari. Atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset yang masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Rumus yang dapat digunakan untuk mencari primary ratio adalah sebagai berikut:
Primary Ratio =Equity Capital
Total Assets x100% Tahun 2017
Primary Ratio = 170.006.132
1.124.700.847 X100% = 15%
Berdasarkan perhitungan diatas tingkat solvabilitas PT. Bank Mandiri pada tahun 2017 sebesar 15 % artinya setiap rupiah total aktiva dijamin oleh modal Rp.0,15.
Tabel 4.9
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio solvabilitas tahun 2017 (Primary Ratio)
Rasio
Solvabilitas 2017 Standar BI Predikat Primary
Ratio 15% >3% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri Tahun 2018
Primary Ratio = 184.960.305
1.202.252.094 x100% = 15%
Berdasarkan perhitungan diatas tingkat solvabilitas PT.Bank Mandiri pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 15% artinya setipa rupiah total aktiva dijamin oleh modal Rp.0,15.
Tabel 4.10
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio solvabilitas tahun 2018 (Primary Ratio)
Rasio
Solvabilitas 2018 Standar BI Predikat Primary
Ratio 15% >3% Sehat
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri B. Secondary Risk Ratio
74
Secondary risk ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan modal yang dimiliki bank untuk menutup penurunan aset yang dapat mempunyai risiko lebih tinggi. Rumus untuk mencari nilai secondary risk ratio adalah:
Secondary Risk Ratio = Equity Capital
Secondary Risk Assetsx100%
Komponen secondary risk assets = Total Assets + Cash Assets (kas, giro bank indonesia, giro pada bank lain pihak ketiga, penempatan pada bank lain pihak ketiga) - low risk asset / Equity Capital.
Tahun 2017
Secondary Risk Ratio = 170.006.132
1.232.020.476x100% = 14%
Berdasarkan perhitungan diatas solvabilitas PT. Bank Mandiri pada tahun 2017 adalah 14% artinya setiap rupiah total aktiva dikurang dengan kas, giro bank indonesia, giro pada bank lain pihak ketiga, penempatan pada bank lain pihak ketiga, aktiva tetap, aktiva lain-lain dijamin oleh modal Rp.0,14.
Tabel 4.11
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio solvabilitas tahun 2017 (Secondary Risk Ratio)
Rasio
Solvabilitas 2017 Standar BI Predikat Secondary
Risk Ratio 14% >10% Sehat Sumber: Laporan keuangan bank mandiri
Tahun 2018
Secondary Risk Ratio = 184.960.305
1.268.879.796x100% = 15%
Berdasarkan perhitungan diatas tingkat solvabilitas PT. Bank Mandiri pada tahun 2018 adalah 15% artinya setiap rupiah total aktiva dijamin oleh modal Rp.0,15.
Tabel 4.12
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio solvabilitas tahun 2018 (Secondary Risk Ratio)
Rasio
Solvabilitas 2018 Standar BI Predikat Secondary
Risk Ratio 15% >10% Sehat Sumber: Laporan keuangan bank mandiri
4. Kinerja keuangan PT Bank Mandiri Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha A. Leverage Multiplier
Leverage multiplier adalah alat untuk mengetahui kemampuan manajemen dalam mengelola harta karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aktiva. Untuk memperoleh nilai Leverage Multiplier dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Leverage Multiplier = Total Asset
75 Tahun 2017
Leverage Multiplier = 1.124.700.847
170.006.132 x100% = 6,62%
Tabel 4.13
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio efisiensi usaha tahun 2017 (Leverage Multiplier)
Rasio Efisiensi Usaha 2017 Predikat
Leverage Multiplier 6,62% -
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri Tahun 2018
Leverage Multiplier = 1.202.252.094
184.960.305 x100% = 6,50%
Berdasarkan perhitungan leverage Multiplier pada tahun 2017 sebesar 6,62 kali. Artinya setiap rupiah kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya karena adanya biaya yang dibayar akibat penggunaan aktiva sebesar Rp.62. Pada tahun 2018 leverage multiplier sebesar 6,50 kali. Artinya setiap rupiah kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya karena adanya biaya yang harus dibayar akibat penggunaan aktiva sebesar Rp.6,50.
Tabel 4.14
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio efisiensi usaha tahun 2017 (Leverage Multiplier)
Rasio Efisiensi Usaha 2018 Predikat
Leverage Multiplier 6,50% -
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri B. Asset Utilization
Assets utilization diperoleh melalui perbandingan antara jumlah pendapatan dengan jumlah aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan manajemen suatu bank dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan operating income dan non-operating income. Adapun rumus untuk mencari nilai asset utilization adalah:
Asset Utilization =Operating income+non−operating Total Assets Tahun 2017
Asset Utilization =Operating income+non−operating Total Assets =77.124.700.847
1.124.700.847 = 6,88%
76
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio efisiensi usaha tahun 2017 (Assets Utilization)
Rasio Efisiensi Usaha 2017 Predikat
Assets Utilization 6,88% -
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri Tahun 2018
Asset Utilization =Operating income + non − operating Total Assets
= 81.030.142
1.202.252.094 = 6,74%
Tabel 4.16
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk pada rasio efisiensi usaha tahun 2017 (Assets Utilization)
Rasio Efisiensi Usaha 2018 Predikat Assets Utilization 6,74% -
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas nilai Assets Utilization pada tahun 2017 & 2018 menghasilkan 6,88% & 6,74% artinya bahwa dapat menhasilkan pendapatan sebesar Rp.0,688 & Rp 0,674 untuk setiap Rp.1,00 aktiva yang dimilikinya. Perubahan terhadap nilai rasio efeisiensi usaha ini dipengaruhi oleh komponen pendapatan dan aktiva yang dimiliki. Semakin besar earning asset suatu bank, maka semakin besar pendapatan yang akan diperoleh bagi bank tersebut.
Tabel 4.13
Hasil Statistik Deskriptif pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Tahun 2017-2018
Rasio Keuangan 2017 2018 Standar BI Predikat
Cash Ratio 36,20% 42,81% 3% Sehat
LAR 63,31% 66,50% 10% Sehat
ROA 2% 3% 0,05-1,25% Sehat
ROE 13% 14% 5-12% Sehat
Primary Ratio 15% 15% >3% Sehat
Secondary Risk
77 Leverage
Multiplier 6,62% 6,50% - -
Assets Utilization 6,88% 6,74% - -
Sumber: Laporan keuangan bank mandiri/Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kinerja keuangan Bank Mandiri tahun 2017 & 2018 apabila ditinjau dari aspek likuiditas, melalui pendekatan cash ratio dan loan to asset ratio adalah sehat. Berdasarkan analisa laporan keuangan tahun 2017 cash ratio adalah 36,20% dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 42,81%. Loan to asset ratio tahun 2017 adalah 63,31%, lebih rendah 3.19% dibanding tahun 2018 yaitu sebesar 66,50%. Bila rasio Semakin besar ini menandakan perusahaan dalam kondisi baik dan likuid serta bank mempunyai kemampuan didalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain perusahaan dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.
2. Kinerja keuangan Bank Mandiri untuk tahun 2017 & 2018 apabila ditinjau dari aspek rentabilitas, melalui pendekatan ROA dan ROE adalah sehat. Berdasarkan analisa laporan keuangan bank mandiri yang dilakukan oleh peneliti, nilai ROA untuk Tahun 2017 sebesar 2,41%, pada tahun 2018 nilai ROA menjadi 2,82%. Berdasarkan analisa laporan keuangan nilai ROE untuk tahun 2017 adalah 13%, dan untuk tahun 2018 nilai ROE menjadi 14%. Rasio rentabilitas ini dalam posisi yang hal ini dikarenakan bank mandiri mempunyai tingkat profitabilitas yang dapat dicapai.
3. Kinerja keuangan Bank Mandiri pada tahun 2017 & 2018 apabila ditinjau dari aspek solvabilitas, melalui pendekatan primary ratio dan secondary risk ratio adalah sehat. Berdasarkan nilai primary ratio pada tahun 2017 sebesar 15%, dan pada tahun 2018 nilai primary ratio sebesar 15%. Berdasarkan nilai secondary risk ratio pada tahun 2017 sebesar 14%, dan pada tahun 2018 secondary risk ratio sebesar 15%. Rasio solvabilitas ini berada dalam posisi yang ini berarti posisi ini harus dipertahankan dan ditingkatkan agar bank mandiri tidak mengalami kesulitan dalam mencari dana untuk membiayai segala kegiatannya jangka panjang.
4. Kinerja keuangan Bank Mandiri pada tahun 2017 & 2018 apabila ditinjau dari aspek efisiensi usaha, melalui pendekatan leverage multiplier dan assets utilization adalah baik. Berdasarkan nilai leverage multiplier sebesar 6,62%, dan pada tahun 2018 nilai leverage multiplier sebesar 6,50%. Berdasarkan nilai assets utilization pada tahun 2017 sebesar 6,88%, dan pada tahun 2018 nilai assets utilization sebesar 6,74%. Rasio efisiensi ini mempunyai tingkat posisi yang baik ini dikarenakan bank mandiri mampu mencapai tingkat efisiensi usaha yang telah di jalankan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis teliti, maka dapat memberikan saran-saran kepada berbagai pihak.
78
Berdasarkan rasio likuiditas, bank mandiri mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu, maka pihak bank dapat mempertahankan kondisi bank tetap dalam keadaan likuid. Berdasarkan rasio rentabilitas, bank mandiri mampu menghasilkan kinerja rentabilitas yang baik. Untuk itu diharapkan pada tahun berikutnya akan mampu meningkatkan laba. Berdasarkan rasio solvabilitas, bank mandiri dapat memprioritaskan agar tidak terjadi penurunan dan mampu meningkatkan kinerja keuangan sehingga memperoleh hasil yang baik. Berdasarkan rasio efisiensi usaha, bank mandiri dapat mengelola asetnya untuk biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk penggunaan aktiva dan menambah jumlah earning asset untuk memperoleh pendapatan.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, dapat menggunakan variabel untuk melakukan penelitian dengan menggunakan rasio lain untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan sampel yang luas atau menambah tahun penelitian untuk memperoleh hasil kinerja keuangan yang lebih baik.
3. Pembaca
Melalui penelitian ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran lain dari pihak yang telah membaca agar memperoleh hasil yang lebih baik sehingga dalam penyajian laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Daftar Pustaka
Fahmi, I. (2015). Analisis Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hery. (2012). Rahasia Cermat & Mahir Menganalisis Laporan Keuangan. PT
Grasindo, anggota Ikapi, Jakarta
Hery. (2014). pengendalian akuntansi dan manajemen, PT. Fajar Interpratama mandiri
Hery. (2015a). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta.
Hery. (2015b). Teori akuntansi: pendekatan konsep dan analisis. Gramedia Widiasarana.
Hery. (2017). Teori akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis. Gramedia Widiasarana.
Kasmir. (2012) Analisis laporan keuangan. Jakarta: Rajawali pers.
Kasmir. (2016). Analisis laporan keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Kasmir. (2017). Analisis laporan keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. T. Hani Handoko. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
V.siregar, D. M. dan S. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 2. Salembaempat. Salemba empat.
Wadiyo, S.E (2019). https://manajemenkeuangan.net/analisis-laporan-keuangan-bank/.
Werner R. Murhdi. (2019). Analisis laporan keuangan: proyeksi dan valuasi saham penerbit salemba empat.
Wahyudiono B. QIA (2014). Mudah Membaca Laporan Keuangan, Jakarta : Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup).
Http://accounting-media.blogspot.com/2014/05/pemakai-laporan-keuangan.html. (2014). Pemakai-Laporan-Keuangan.
79