CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN
ANGGARAN LABA RUGI
ANGGARAN PENJUALAN A. Apa itu Anggaran Penjualan ?
Anggaran Penjualan adalah master budget yang menyajikan informasi tentang perkiraan
jumlah barang jadi yang akan dijual oleh perusahaan dan harga jual yang ditetapkan diharapkan diperoleh untuk peridode anggaran mendatang.
Anggaran penjualan ini harus dibuat pertama kali karena dalam melaksanakan usahanya, perusahaan memerlukan target pencapaian penjualan untuk pengambilan keputusan yang lebih lanjut bagi manajemen dan juga untuk dijadikan sebagai target berkaitan dengan pendapatan hasil usaha perusahaan tersebut.
B. Mengapa diperlukan Anggaran Penjualan ?
Anggaran Penjualan sangat dibutuhkan bagi perusahaan sebagai dasar dalam menetapkan jumlah barang yang akan dijual yang tentunya berpengaruh langsung bagi pendapatan usaha perusahaan.
Anggaran penjualan juga dpt menjadi dasar kuantitas kinerja perusahaan baik dalam segi waktu maupun strategi dan kebutuhan lainnya. Anggaran penjualan ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan lebih lanjut bagi manajemen.
Anggaran penjualan ini juga dijadikan dasar dalam menentukan jumlah unit yang akan diproduksi dan tentunya untuk kebutuhan informasi mengenai biaya-biaya yang diperlukan dalam proses produksi kedepannya.
C. Apa akibat tidak disusunnya Anggaran Penjualan ?
Apabila anggaran penjualan tidak disusun maka perusahaan tidak akan memiliki dasar kinerja dan target mengenai usaha mereka, yang tentunya akan mengakibatkan tidak teraturnya kinerja perusahaan.
Dampak lain adalah perusahaan tidak mampu membuat anggaran produksi dan biaya produksi dan anggaran lainnya, walaupun bisa maka hasilnya akan tidak akurat dan tidak memiliki dasar yang signifikan.
A. Hal apa saja yang mempengaruhi saat penyusunan Anggaran Penjualan? - Data penjualan sebelumnya (kuantitas dan harga jual)
- Target penjualan yang akan direalisasikan (kuantitas)
- Harga jual yang akan direalisasikan
- Variable independent / faktor bebas yang mempengaruhi anggaran penjualan (jika dalam metode
analisis regresi)
- Penjualan Industri sekitar
- Market share / pangsa pasar (dalam metode analisis industry)
- Dan faktor-faktor lain yang mendukung dalam manajemen untuk mengambil keputusan
mengenai anggaran penjualanya (seperti: strategi pemasaran, dampak lingkungan, dll).
B. Teknis dan Contoh Penyusunan Anggaran Penjualan
1. Metode Rata-rata bergerak
PT Izath Sentosa adalah perusahaan yang membuat topi , berikut data penjualan 3 bulan terakhir, tentukan penjualan bulan April
Bulan Penjualan (kuantitas) Januari 2000 February 2300 Maret 2450 Penyelesaian Bulan Penjualan (kuantitas) Januari 2000 February 2300 Maret 2450 April *2250
*2250 diperoleh dari (rata-rata 3 bulan sebelumnya)
2. Metode Trend moment
Berikut adalah data penjualan PT Izath Sentosa dari tahun 2006-2011, tentukan penjualan tahun 2012
Tahun Y
2006 240
2007 250
2009 290
2010 305
2011 330
Berikut perhitungan untuk memudahkan metode trend moment
Tahun Y X XY X2 2006 240 0 0 0 2007 250 1 250 1 2008 280 2 560 4 2009 290 3 870 9 2010 305 4 1220 16 2011 330 5 1650 25 Ʃ 1695 15 4550 55
Y = data penjualan tahun sebelumnya X = tahun
ke-Kemudian masukkan kedalam rumus
ƩY = n.a + b. ƩX 1695 = 6.a +b.15 ƩXY = a. ƩX + b. ƩX2 4550 = 15a + b. 55
Kemudian susun menggunakan metode eliminasi untuk mendapatkan nilai a atau b terlebih dahulu
1695 = 6.a +b.15 (x 2,5) 4237,5 = 15a + 37,5b
4550 = 15a + b. 55 ( x 1 ) 4550 = 15a + 55b
--312,5 = -17,5b b = 17,8571
Kemudian masukkan nilai b ke salah satu persamaan, 1695 = 6a + 267,8571*
a = 237,86
(*267,8571 = 15 x 17,8571)
Terakhir masukkan nilai a dan b kedalam persamaan Y= a + bX Y = 237,86 + 17,8571*6
Y = 350
Jadi penjualan tahun 2012 dianggarkan sebesar 350 unit
3. Metode Perkiraan asosiatif: Regresi dan Analisis Korelasi
Contoh: PT Izath Sentosa memproduksi topi yang ditujukan untuk pria usia 14-23tahun . selama bertahun-tahun perusahaan memiliki pengetahuan bahwa penjualan topi tersebut sangat dipengaruhi oleh pengeluaran iklan dimajalah-majalah. Berikut tabel yang menyajikan data penjualan (x) dan pengeluaran iklan (y) actual selama 2006-2011.
Tahun Penjualan
2006 1.000.000
2008 1.375.000
2009 1.500.000
2010 1.500.000
2011 1.785.000
Berikut tabel untuk memudahkan pencarian anggaran penjualan tahun 2012
Tahun Penjualan (X) Pengeluaran
Iklan (Y) X2 XY 2006 1000000 55000 3025000000 55000000000 2007 1250000 70000 4900000000 87500000000 2008 1375000 83500 6972250000 114812500000 2009 1500000 100000 10000000000 150000000000 2010 1500000 122500 15006250000 218662500000 2011 1785000 157500 24806250000 315787500000 Ʃ 8915000 588500 64709750000 941762500000
Dapat kita lihat disini X adalah Penjualan dan Y adalah pengeluaran iklan, Y dapat ditentukan bebas oleh manajemen sehingga dampak dr perubahan Y adalah X akan mengikuti perubahan secara fleksibel berdasar perubahan Y.
Selanjutnya masukkan dalam formula :
b=
b= 9,64
a = *y – bx a= 540.477,5
Terakhir masukkan a dan b kedalam persamaan y = a + bx Penjualan = 540.477,5 + 9.64*175.000
= Rp.2.227.477.500
*175.000 adalah apabila dianggarkan pengeluaran iklan sebesar Rp.175.000.
4. Metode Analisis Industri
Contoh pada tahun 2010, PT Izath Sentosa mampu menjual produknya sbesar 20.000 unit. Pada tahun yang sama, total penjualan industry mencapai 100.000 unit. Jika penjualan industry tahun 2011 diperkirakan naik sebesar 25% dan manajemen PT Izath Sentosa memperkirakan pangsa pasar perusahaan untuk tahun 2011 naik 10% dari tahun 2010, buat anggaran penjualan PT Izath Sentosa tahun 2011
- Langkah pertama tentukan pangsa pasar
- Kemudian tentukan penjualan industry untuk tahun 2011
Penjualan industry tahun 2011= 100.000 x (1+25%)
= 130.000 - Kemudian hitung kenaikan pangsa pasar tahun 2011
Pangsa pasar tahun 2011 = 30%
- Terakhir tentukan anggaran penjualan tahun 2011
Penjualan PT I.S tahun 2011 = Penj. Industri 2011 x pangsa pasar 2011
= 125.000 x 30% = 37.500 unit
BAB II
ANGGARAN PRODUKSI A. Apa itu Anggaran Produksi ?
Anggaran produksi adalah anggaran atau rencana perusahaan dalam menentukan kuantitas barang yang akan diproduksi berdasarkan anggaran penjualan yang telah dibuat sebelumnya.
Disinilah manajemen dapat menentukan range antara barang yang dijual dan barang yang akan diproduksi tentunya dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan pasar.
B. Mengapa Diperlukan Anggaran Produksi ?
Anggaran produksi diperlukan guna untuk membantu perusahaan menetapkan kuantitas barang yang akan diproduksinya dalam suatu periode, anggaran produksi ini dapat menjadi pedoman bagi bagian produksi dalam target kerjanya.
Anggaran produksi membantu manajemen dalam menetapkan estimasi persediaan akhir dalam suatu periode
Anggaran produksi juga menjadi dasar dalam menentukan anggaran biaya produksi dimana untuk mengetahui biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama proses produksi.
C. Apa Akibat Tidak Adanya Anggaran Produksi ?
Apabila tidak ada anggaran produksi, maka perusahaan akan tidak mengetahui jumlah produk jadi yang akan diproduksinya dan tentunya akan membuat kinerja perusahaan tidak beraturan. Hal ini berdampak langsung pada jumlah persediaan yang kelebihan atau terlalu sedikit.
Perusahaan juga akan kesulitan dalam penempatan barang jadi yang tentunya juga harus memperhatikan luas gudang dan permintaan konsumen.
D. Hal Apa Saja yang Mempengaruhi Saat Anggaaran Produksi Disusun ? Berikut hal yang berpengaruh saat anggaran produksi disusun
- Estimasi Jumlah unit yang akan dijual dalam periode mendatang (didapat dari anggaran
penjualan)
- Data persediaan periode sebelumnya yang akan menjadi persediaan awal periode mendatang
- Estimasi sisa persediaan akhir periode mendatang
- Faktor-faktor lingkungan perusahaan juga berpengaruh apabila dibutuhkan pengambilan
keputusan khusus (faktor pasar, luas gudang, dll).
Dalam penyusunan Anggaran penjualan lebih dari satu bulan juga diperluka data estimasi penjualan lebih dari satu bulan pula, terdapat dua metode dalam penentuan anggaran produksi tersebut:
1. Kebijakan Tingkat Produksi
Contoh: PT. Izath Sentosa menggunakan kebijakan stabilisasi tingkat produksi dalam membuat anggaran produksinya, berikut adalah data yang bersangkutan
Bulan Unit Terjual
Januari 2500
Februari 3000
Maret 3250
Nama
Produk Persediaan Akhir(Maret) Persediaan Awal(Januari)
Sepatu Sneakers 150 200
PENYELESAIAN Langkah 1:
PT Izath Sentosa Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 2500 3000 3250 *8750
Ditambah: Persediaan Akhir **150
Total Barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi: Persediaan Awal ***200
Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi
Ket: *8750 = (2500+3000+3250)
**150 = persediaan akhir bulan terakhir
***200 = persediaan awal bulan pertama
Langkah 2:
PT Izath Sentosa Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 2500 3000 3250 8750
Ditambah: Persediaan Akhir 150 *150
Total Barang jadi yang dibutuhkan (1)8900
Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi
(2)8700
Ket : *150 = persediaan akhir bulan terakhir menjadi persediaan akhir kuartal
**200= persediaan awal bulan pertama menjadi pers akhir kuartal
(1)8900= 8750+150
(2)8700= 8900-200
Langkah 3:
PT Izath Sentosa Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 2500 3000 3250 8750
Ditambah: Persediaan Akhir 150 150
Total Barang jadi yang dibutuhkan 8900
Dikurangi: Persediaan Awal 200 200
Jumlah Barang Jadi yg akan
diproduksi *2900 *2900 *2900 8700
Ket: *2900 = 8700:3
Dibagi 3 karena jumlah bulan yang bersangkutan 3bulan
Langkah 4:
PT Izath Sentosa Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 2500 3000 3250 8750
Ditambah: Persediaan Akhir 150 150
Total Barang jadi yang dibutuhkan (1)3400 8900
Dikurangi: Persediaan Awal 200 (2)500 200
Jumlah Barang Jadi yg akan
diproduksi 2900 2900 2900 8700 Ket: (1)3400 = 3250-150 (2)500 = 3400-2900 Langkah 5 PT Izath Sentosa Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Ditambah: Persediaan Akhir (3)600 (1)500 150 150
Total Barang jadi yang dibutuhkan 3100 (2)3500 3400 8900
Dikurangi: Persediaan Awal 200 600 500 200
Jumlah Barang Jadi yg akan
diproduksi 2900 2900 2900 8700
Ket: (1)500 = Persediaan awal bulan Maret menjadi persediaan bulan
sebelumnya (Februari)
(2)3500 = 3000+500
(3)600 = persediaan awal bulan Februari yg menjadi persediaan akhir bulan
Januari
Jadi PT Izath Sentosa akan berproduksi sebanyak 2900 unit setiap bulannya pada kuartal
pertama 2012
2. Kebijakan Tingkat Persediaan
Contoh: PT Izath Sentosa menetapkan Stabilitas tingkat persediaan untuk menyusun anggaran produksi perusahaannya, berikut adalah data yang bersangkutan
Bulan Unit Terjual
Januari 4800 Februari 4200 Maret 3000 Nama Produk Persediaan Akhir (Maret) Persediaan Awal (Januari) Sepatu Sneakers 600 300
Berikut adalah Langkah dalam menyusun Laporan produksi
PENYELESAIAN Langkah 1:
Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 4800 4200 3000 13000
Ditambah: Persediaan Akhir 600 600
Total Barang jadi yang dibutuhkan
Dikurangi: Persediaan Awal 300 (2)400 (1)500 300
Jumlah Barang Jadi yg akan diproduksi
Ket: a. 600 adalah persediaan akhir bulan terakhir yg menjadi persediaan akhir
kuartal
c. (persediaan akhir – persediaan awal) = 600 – 300 = 300 d. kemudian 300 : 3 = *100 e. (2)400 = 300 + *100 f. (1)500 = (2)400 + *100 Langkah 2: PT Izath Sentosa Anggaran Produksi Kuartal Pertama Tahun 2012
Januari Februari Maret Total
Penjualan (unit) 4800 4200 3000 12000
Ditambah: Persediaan Akhir 400 500 600 600
Total Barang jadi yang dibutuhkan 5200 4700 3600 12600
Dikurangi: Persediaan Awal 300 400 500 300
Jumlah Barang Jadi yg akan
diproduksi 4900 4300 3100 12300
Ket :
a. Seperti sebelumnya persediaan awal bulan maret menjadi persediaan akhir bulan februari dan
demikian juga pada persediaan awal bulan februari yang menjadi persediaan akhir bulan januari b. Jumlah barang yang diproduksi didapat dari
(penjualan+persediaan akhir-persediaan awal)
Jadi PT Izat Sentosa akan memproduksi produk jadi sebanyak Januari = 4900 unit
Februari = 4300 unit, dan Maret = 3100 unit
Dan total 12.300 unit selama kuartal pertama tahun 2012
BAB III
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU
1. Apa itu Anggaran Pemakaian Bahan Baku ?
Anggaran Pemakaian bahan baku adalah anggaran yang dibuat untuk mengetahui jumlah unit dan biaya bahan baku yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Anggaran ini dibuat dengan
bersumber dari anggaran produksi sehingga dapat diketahui total biaya pemakaian bahan baku setelah diketahui biaya pemakaian bahan baku per unit produk yang akan dibuat.
2. Mengapa diperlukan Anggaran Pemakaian Bahan Baku ?
Anggaran Pemakaian bahan baku diperlukan untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat satu unit produk jadi, kemudian dapat diketahui pula total biaya yang akan dikeluarkan dalam satu periode produksi.
3. Apa akibat jika Anggaran Pemakaian Bahan Baku tidak dibuat ?
Apabila anggaran pemakaian bahan baku tidak dibuat maka manajemen tidak akan mengetahui jumlah biaya yang diperlukan untuk membuat produk jadi dan tentunya akan sulit dalam menentukan harga pokok produksi suatu produk yang akan dijual.
4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pemakaian Bahan Baku ?
- Kuantitas Produksi periode yang akan dihitung
- Jenis bahan baku untuk setiap produk jadi (berapa jenis bahan baku yang digunakan)
- Standar kebutuhan bahan baku untuk setiap unit produk jadi
- Harga bahan baku per satuan
5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Contoh : PT Izath Sentosa adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, pada akhir bulan desember manajemen PT Izath Sentosa hendak menyusun anggaaran pemakaian bahan baku untuk produksi Dress wanita “DS001” untuk bulan januari 2013. Berikut adalah anggaran produksi Dress wanita “DS001” untuk bulan januari 2013.
Anggaran Produksi PT Izath Sentosa Bulan Januari 2013 Nama Produk “DS001”
Penjualan (unit) 8.000
Ditambah: Persediaan akhir barang jadi 4000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 12.000
Dikurang: Persediaan awal barang jadi 2.000
Jumlah Barang jadi yang akan diproduksi 10.000
Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat dress adalah 2 m kain dan 3 buah manik. Harga kain per meter adalah Rp.60.000,- sedangkan satu buah manik adalah
Rp.3.000,-PENYELESAIAN
Anggaran Pemakaian Bahan Baku PT Izath Sentosa
Nama Produk “DS001”
Kain Manik
Jumlah produksi barang jadi 10.000 10.000
Standar Kebutuhan Bahan baku per unit 2 3
Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi (1)20.000 (1)30.000
Harga bahan baku per unit 60.000 3.000
Total biaya bahan baku untuk produksi (2)1.200.000.000 (2)90.000.000
(1)20.000 = 10.000 x 2 (2)1.200.000.000=20.000 x 60.000
(1)30.000 = 10.000 x 3 (2)90.000.000 = 30.000 x 3.000
Jadi total biaya untuk pemakaian bahan baku adalah 2.000 m kain seharga Rp.1,2 M dan 30.000 buah manik seharga
Rp.90.000.000,-BAB III
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
1. Apa itu Anggaran Pembelian Bahan Baku ?
Anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran yang disusun untuk memperoleh kuantitas dan biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku yang akan dipakai untuk proses produksi periode tertentu. Anggaran ini disusun setelah membuat anggaran pemakaian bahan baku.
Pada anggaran ini diperhatikan jumlah persediaan awal bahan baku dan estimasi persediaan akhir bahan baku yang akan digunakan.
2. Mengapa diperlukan Anggaran Pembelian Bahan Baku ?
Setelah kita mengetahui jumlah kuantitas dan biaya bahan baku yang akan dipakai dalam satu periode produksi, kemudian kita harus mengetahui jumlah bahan baku yang perlu dibeli dengan memperhatikan jumlah persediaan awal bahan baku sebelum periode yg hendak dihitung dan estimasi persediaan akhir yang akan disisakan pada akhir periode produksi.
3. Apa akibat jika Anggaran Pembelian Bahan Baku tidak dibuat ?
Apabila anggaran pembelian bahan baku tidak dibuat maka manajemen akan kesulitan dalam menentukan jumlah bahan baku yang akan dibeli dan tentunya biaya yang harus dikeluarkan tidak akan diketahui.
Anggaran ini juga dapat menggambarkan biaya produksi bahan baku yang akan dikeluarkan selama periode dan memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan.
4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku ?
- Jumlah kuantitas barang jadi yang akan diproduksi
- Standar kebutuhan bahan baku untuk produk jadi per unit nya
- Harga bahan baku per satuan
- Data persediaan bahan baku awal periode yg akan meproduksi
- Estimasi persediaan bahan baku akhir yang akan disisakan akhir periode
5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku
Setelah melakukan penyusunan anggaran pemakaian bahan baku PT. Izath Sentosa menyusun anggaran pembelian bahan baku untuk bulan januari 2013. Berikut adalah data yang bersangkutan
Anggaran Pemakaian Bahan Baku PT Izath Sentosa
Bulan Januari 2013 Nama Produk “DS001”
Kain Manik
Jumlah produksi barang jadi 10.000 10.000
Standar Kebutuhan Bahan baku per unit 2 3
Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi 20.000 30.000
Harga bahan baku per unit 60.000 3.000
Total biaya bahan baku untuk produksi 1.200.000.000 90.000.000
Berikut disajikan pula estimasi jumlah persediaan bahan baku awal dan akhir januari 2013
1 januari 2013 31 januari 2013
Kain 2.000 3.000
Manik 4.000 3.000
PENYELESAIAN
Anggaran Pembelian Bahan Baku PT Izath Sentosa
Bulan Januari 2013 Nama Produk “DS001”
Kain Manik
Jumlah kebutuhan BB untuk diproduksi 20.000 30.000
Persediaan Akhir BB 3000 3000
Jumlah kebutuhan BB untuk produksi (1)23.000 (1)33.000
Persediaan Awal BB 2.000 4.000
Jumlah BB yang harus dibeli (2)21.000 (2)29.000
Harga BB per unit 60.000 3.000
Total Biaya Pembelian BB (3)1.260.000.000 (3)87.000.000
(1)23.000 = 20.000 + 3.000 (3)1.260.000.000 = (2)21.000 x 60.000
(2)21.000 = (1)23.000 – 2.000
BAB III
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Anggaran BTKL adalah anggaran yang dibuat untuk menghitung biaya yang digunakan untuk member upah bagi pekerja langsung yang melakukan proses produksi yang tentunya akan menambah harga pokok produksi. Anggaran ini dibuat berdasarkan jumlah produksi yang akan dibuat dalam periode tertentu.
2. Mengapa diperlukan Anggaran BTKL ?
Anggaran BTKL diperlukan agar manajemen mengetahui jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk member upah TKL dalam satu unit produk jadi dan tentunya sekaligus dapat mengetahui total biaya tenga kerja langsung
3. Apa akibat jika Anggaran BTKL tidak dibuat ?
Jika anggaran BTKL tidak dibuat maka perusahaan akan kesulitan dalam menentukan harga pokok produksi dan kesulitan dalam menentukan biaya tenaga kerja langsung yang akan dikeluarkan dalam satu unit produk jadi dan satu periode produksi
4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran BTKL ?
- Jumlah produk jadi yang akan di produksi (dari anggaran produksi)
- Standar penggunaan jam TKL
- Biaya per-jam TKL
- Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran BTKL
PT Izath Sentosa hendak menyusun anggaran BTKL untuk bulan Januari 2013. berikut
Anggaran Produksi PT Izath Sentosa Bulan Januari 2013 Nama Produk “DS001”
Penjualan (unit) 8.000
Ditambah: Persediaan akhir barang jadi 4000
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 12.000
Dikurang: Persediaan awal barang jadi 2.000
Jumlah Barang jadi yang akan diproduksi 10.000
Produksi Dress Wanita “DS001” dilakukan oleh dua departemen. 1. Departemen Penjahitan
Waktu yang dibutuhkan untuk menjahit 1 Dress wanita adalah 2 jam. Honor pegawai departemen penjahitan per jam nya sebesar
Rp.10.000,-2. Departemen Obras
Diperlukan waktu 30 menit untuk mengobras satu dress wanita. Honor untuk pegawai departemen obras perjam nya sebesar Rp.8.000
PENYELESAIAN Langkah 1
Susun Format anggaran seperti tabel berikut dan masukkan nilai data yang sudah diketahui *0,5 jam = 30 menit
PT Izath Sentosa Anggaran BTKL Januari 2013 Nama Produk : “DS001” Departemen Penjahitan Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 2
Jumlah Jam TKL
Upah perjam Rp.10.000
Anggaran BTKL Dept.Penjahitan
Departemen Obras
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL *0.5
Jumlah Jam TKL Upah perjam Rp.8.000 Anggaran BTKL Dept.Obras Total Biaya TKL PT Izath Sentosa Anggaran BTKL Januari 2013 Nama Produk : “DS001” Departemen Penjahitan Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 2
(1)Jumlah Jam TKL 20.000
Upah perjam Rp.10.000
(2)Anggaran BTKL Dept.Penjahitan
Rp.200.000.000,-Departemen Obras
Jumlah Produksi 10.000
Standar Penggunaan Jam TKL 0.5
(1)Jumlah Jam TKL 5.000
Upah perjam Rp.8.000
(2)Anggaran BTKL Dept.Obras
Rp.40.000.000,-(3)Total Biaya TKL
Rp.240.000.000,-Ket:
(1) Jumlah Jam TKL = Jumlah Produksi x Standar penggunaan jam TKL
(2) Anggaran BTKL Dept. = (1)Jumlah Jam TKL x Upah Perjam
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PRODUKSI
1. Apa itu Anggaran BOP?
Anggaran BOP adalah anggaran yang mencakup tentang estimasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran BOP ini mencakup biaya variable, biaya fixed, dan biaya semivariable maupun semifixed.
2. Mengapa diperlukan Anggaran BOP ?
Anggaran BOP diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi perusahaan dalam satu periode, anggaran ini juga dapat menjadi motivasi dan pedoman bagi karyawan dalam melakukan proses produksi.
Anggaran BOP ini dibuat agar manajemen dapat mengetahui besaran biaya overhead terkait dengan proses produksi dan agar dapat menyusun anggaran-anggaran yang diperlukan selanjutnya, seperti anggaran beban operasi dan anggaran laba-rugi.
3. Apa akibat jika Anggaran BOP tidak dibuat ?
Apabila anggaran BOP tidak disusun, maka manajemen akan tidak mengetahui estimasi besaran biaya overhead yang dikeluarkan terkait dalam proses produksi, dengan tidak disusunya anggaran BOP ini juga menyebabkan tidak dapat disusunya anggaran laba-rugi sehingga perusahaan tidak akan memiliki pedoman untuk kinerja periode mendatang.
4. Hal Apa yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran BOP ?
- Departemen yang berkaitan dalam proses produksi
- Penentuan BOP variable, BOP tetap dan BOP semivariable
- Biaya-biaya yang termasuk dalam BOP
- Satuan alokasi setiap biaya untuk tiap departemen
- Kuantitas unit yang diproduksi
5. Contoh dan Teknis Penyusunan Anggaran BOP
Berikut ini adalah data yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh PT. Izath Sentosa untuk bulan maret 2013:
a. Biaya gaji pengawas produksi tetap sebesar Rp.4.000.000,- per bulan. Biaya gaji pengawas
produksi yang dialokasikan ke Departemen Perakitan dan Departemen Penyelesaian dibagi secara merata.
b. Biaya tetap untuk perawatan mesin sebesar Rp.2.000.000,- perbulan dialokasikan berdasarkan
jumlah mesin yang terdapat di tiap departemen. Biaya variable untuk perawatan mesin untuk kedua departemen sebesar Rp.1.000,- perjam.
c. Biaya tetap untuk sewa pabrik sebesar Rp.6.000.000,- perbulan dialokasikan berdasarkan luas
bangunan yang dipakai oleh tiap departemen.
d. Biaya listrik yang bersifat variable untuk setiap pemakaian mesin perjam adalah Rp.3.000,-.
Tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap departemen ditentukan oleh waktu pekaian mesin. Biaya listrik yang bersifat tetap sebesar Rp.4.000.000,- dialokasikan ke tiap departemen dengan proporsi 60% untuk Dep.Perakitan dan 40% untuk Dep. Penyelesaian.
e. Biaya asuransi tetap pegawai pabrik sbesar Rp.5.000.000,- perbulan dialokasikan ke tiap
departemen berdasarkan BTKL per departemen perbulanya.
Berikut adalah tabel yang diperlukan untuk mengalokasikan BOP untuk Dep. Perakitan dan Dep. Penyelesaian untuk bulan maret 2013:
Keterangan DepartemenPerakitan PenyelesaianDepartemen
Jumlah mesin 5 15
Jumlah jam mesin 1.500 2.000
Jumlah luas pabrik 1.000 m2 2.000 m2
Biaya tenaga kerja langsung Rp.1.380.000,-
Rp.522.000,-PENYELESAIAN
PT. IZATH SENTOSA ANGGARAN BOP
Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Maret 2013
Biaya FOH Variabel Biaya FOH Fixed Total Departemen Perakitan
Biaya gaji supervisor (1)2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 1.500.000 (2)500.000 2.000.000
Biaya sewa pabrik (3)2.000.000 2.000.000
Biaya listrik (5)4.500.000 (4)2.400.000 6.900.000
Biaya asuransi (6)3.571.430 3.571.430
Total 6.000.000 10.471.430 16.471.430
Biaya FOH Variabel Biaya FOH Fixed Total Departemen Penyelesaian
Biaya gaji supervisor (1)2.000.000 2.000.000
Biaya perawatan mesin 2.000.000 (2)1.500.000 3.500.000
Biaya listrik (5)6.000.000 (4)1.600.000 7.600.000
Biaya asuransi (6)1.428.570 1.428.570
Total 8.000.000 10.528.570 18.528.570
Keterangan:
(1) Biaya gaji dibagi secara merata
- Biaya gaji Dep. Perakitan 4.000.000:2 = 2.000.000
- Biaya gaji Dep Penyelesaian 4.000.000:2 = 2.000.000
(2) Biaya Perawatan mesin berdasar jumlah mesin yang ada tiap departemen
- Dep. Perakitan =
- Dep. Penyelesaian =
(3) Biaya sewa pabrik tetap berdasarkan luas setiap departemen
- Dep. Perakitan =
- Dep. Penyelesaian =
(4) Biaya Listrik Tetap
- Dep. Perakitan = 60% x 4.000.000 = Rp. 2.400.000
- Dep. Penyelesaian = 40% x 4.000.000 = Rp.1.600.000
(5) Biaya Listrik Variabel
- Dep. Perakitan = Rp.3.000 x Rp.1.500 = Rp.4.500.000
- Dep. Penyelesaian = Rp.3.000 x Rp.2.000 = Rp.6.000.000
(6) Biaya asuransi berdasarkan BTKL
- Dep. Perakitan =
- Dep. Penyelesaian =
BAB 6
ANGGARAN LABA RUGI
1. Apa itu Anggaran Laba Rugi ?
Anggaran Laba Rugi adalah anggaran yang disusun untuk mengetahui estimasi biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh, sehingga dapat diketahui besaran laba/rugi dari usaha suatu perusahaan.
2. Mengapa diperlukan Anggaran Laba Rugi ?
Dengan adanya anggaran laba rugi ini manajemen dapat mengestimasi biaya2 yang dikeluarkan (variable maupun tetap) dan besaran pendapatan yang diharapkan agar dapat memperoleh laba dalam menjalankan usahanya.
Dengan adanya anggaran ini maka laba dari usaha akan diketahui dan tentunya dapat memotivasi seluruh karyawan dengan adanya gambaran keuntungan dari usaha tersebut.
3. Apa akibat tidak disusunnya Anggaran Laba Rugi ?
Apabila anggaran laba rugi tidak disusun maka manajemen akan kesulitan dalam mengetahui biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan sehubungan dengan usahanya, manajemen juga akan kesulitan dalam menentukan besaran pendapatan yang akan diperolehnya, sehingga estimasi akan laba atau rugi perusahaan tidak akan diketahui.
4. Hal apa saja yang mempengaruhi saat penyusunan Anggaran Laba Rugi?
- Besaran penjualan dan harga jual dari anggaran penjualan
- Pengahasilan perusahaan lainnya
- Saldo awal persediaan barang jadi (unit maupun harga)
- Saldo akhir persediaan barang jadi (unit maupun harga)
- Pembelian (jika pada perusahaan dagang)
- Biaya produksi yang mencakup (BBB, BTKL, dan BOP, (unit maupun harga))
- Beban operasi yang berkaitan dengan usaha
- Perkiraan besaran kewajiban membayar pajak
- Beban diluar usaha
5. Teknis dan Contoh Penyusunan Anggaran Laba Rugi
Contoh:
Dari data-data berikut ini, susunlah anggaran laba rugi PT.Izath Sentosa untuk 3 bulan yang berakhir pada 31 maret 2006
a. Anggaran penjualan bulan januari, februari, maret adalah sbb:\
- Januari : 500.000 unit dengan harga per unit
Rp.100.000,-- Februari : 550.000 unit dengan harga per unit
Rp.100.000,-- Maret : 550.000 unit dengan harga per unit
Rp.125.000,-b. Informasi dari anggaran produksi adalah sbb:
- Persediaan barang jadi 1 januari 2006 adalah 47.500 unit dengan nilai persediaan awal
Rp.2.375.000.000,-- Persediaan akhir barang jadi setiap bulan adalah 10% dari penjualan tiap bulan
c. Anggaran biaya produksi memperlihatkan data-data sbb:
- Harga beli bahan baku sebesar Rp.30.000,-/unit
- Upah tenaga kerja langsung sebesar Rp.15.000,-/unit
- Biaya overhead produksi sebesar Rp.5.000,-/unit dan
Rp.1.000.000.000,-d. Asumsi arus biaya yang digunakan untuk persediaan barang dagang adalah metode rata-rata
e. Berikut informasi tentang beban operasi yang diperoleh dari anggaran beban operasi:
Beban Operasi Variable
- Beban administrasi : 0,075% dari penjualan tiap bulannya
Beban Operasi Tetap
- Beban penjualan
Rp.1.260.000.000,-- Beban Administrasi
Rp.1.500.000.000,-f. Pajak penghasilan yang diterapkan atas penghasilan perusahaan sebesar 30%
PENYELESAIAN
PT. IZATH SENTOSA Anggaran Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir pada 31 maret 2006
Penjualan (1)173.750.000.000
Beban Pokok Penjualan
Saldo Awal Persediaan Barang jadi 2.375.000.000
Biaya Produksi
BBB (4)51.375.000.000 BTKL (4)25.687.500.000 BOP (4)9.562.500.000
Psd. Barang jadi tersedia dijual 89.000.000.000
Psd. Akhir Barang Jadi (2)( 17.375.000.000 )
Beban Pokok Penjualan ( 71.625.000.000 )
Laba Kotor yang Dianggarkan 102.125.000.000
Beban Operasi
Beban Penjualan (5)4.735.000.000
Beban Administrasi (6)1.630.312.500 ( 6.365.312.500 )
Laba Sebelum Pajak Dianggarkan 95.759.000.000
Perkiraan Beban PPh (7)( 28.727.906.250 )
Laba Bersih yang dianggarkan 67.031.781.250
Keterangan: (1) Penjualan :Januari : 500.000 x 100.000 = 50.000.000.000 Februari : 550.000 x 100.000 = 55.000.000.000 Maret : 550.000 x 125.000 = 68.750.000.000 Penjualan total : 173.750.000.000 (2) Persediaan akhir Januari = 50.000 x 100.000 = 5.000.000.000
Februari = 55.000 x 100.000 = 5.500.000.000
Maret = 55.000 x 125.000 = 6.875.000.000
Psd akhir 160.000 unit
Rp.17.375.000.000,-(3) Penjualan = Psd.Awal + Unit yang diproduksi – Psd. Akhir Unit yang diproduksi = Penjualan – Psd.Awal + Psd.Akhir
Unit yang diproduksi = 1.600.000 – 47.500 + 160.000
= 1.712.000 unit (4) Biaya Produksi BBB :1.712.500 x 30.000 = 51.375.000.000 BTKL :1.712.500 x 15.000 = 25.687.500.000 BOP :1.712.500 x 5.000 = 8.562.500.000 BOP : 1.000.000.000+
Total biaya produksi 86.625.000.000
(5) Beban Penjualan
Januari : 50.000.000.000 x 2% = 1.000.000.000
Februari : 55.000.000.000 x 2% = 1.100.000.000
Maret : 68.750.000.000 x 2% = 1.375.000.000+
Beban Penjualan Variabel 3.475.000.000
Beban Penjualan Tetap 1.260.000.000+
Total Beban Penjualan 4.735.000.000
(6) Beban Administrasi
Januari : 50.000.000.000 x 0,075% = 37.500.000
Februari : 55.000.000.000 x 0,075% = 41.250.000
Maret : 68.750.000.000 x 0,075% = 51.562.000+
Beban Administrasi Variabel 130.312.500
Beban Administrasi Tetap 1.500.000.000+
Total Beban Administrasi 1.630.312.500
(7) Perhitungan Beban PPh