• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN OJK KEPADA UMKM DAN DORONGAN KEPATUHAN PASKA AMNESTI PAJAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DUKUNGAN OJK KEPADA UMKM DAN DORONGAN KEPATUHAN PASKA AMNESTI PAJAK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DUKUNGAN OJK KEPADA UMKM DAN

DORONGAN KEPATUHAN PASKA AMNESTI PAJAK

M. Ihsanuddin

Kepala Kantor OJK Regional III Jawa Tengah dan DIY

Disampaikan pada Seminar Nasional

dalam rangka Dies Natalis UNS ke 40

(2)

AGENDA

1.

• POTENSI DAN DUKUNGAN OJK PADA SEKTOR PRODUKTIF & UMKM

2.

• REGULASI OJK KEPADA SEKTOR JASA KEUANGAN UNTUK MENDORONG SEKTOR

PRODUKTIF DAN UMKM

3.

• STATISTIK KREDIT/ PEMBIAYAAN KEPADA SEKTOR UMKM

4.

• MENDORONG WAJIB PAJAK SEKTOR PRODUKTIF & UMKM

(3)
(4)

Tahun 2030, jumlah penduduk usia

produktif diperkirakan di atas 60% dan 27%

di antaranya adalah penduduk muda

(16-30 tahun). Penduduk muda Indonesia berpotensi menjadi Creative Class.

BONUS DEMOGRAFI

Potensi Kewirausahaan Sektor Produktif UMKM di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam satu dekade terakhir telah mendorong

tumbuhnya kelas menengah Indonesia yang muda, produktif, kreatif dan inovatif.

Kelas menengah Indonesia akan menjadi entrepreneur penggerak UMKM, industri kreatif dan

Perusahaan Rintisan (

Start Up

) yang potensinya sangat besar di Indonesia.

Teknologi digital dan internet telah

menjangkau lebih dari 90% populasi

Indonesia dan mendorong perkembangan start up.

PERKEMBANGAN

GAYA HIDUP DIGITAL

Pada tahun 2030, diperkirakan 135 juta penduduk Indonesia

akan memiliki penghasilan bersih (netincome) di atas USD3.600 sebagai konsumen ekonomi kreatif

PENINGKATAN JUMLAH KELAS MENENGAH

Peningkatan di pasar global terutama produk berbasis media dan teknologi informasi/ICT

(content industry)

PENINGKATAN PERMINTAAN

PRODUK KREATIF

Jumlah UMKM di Indonesia

mencapai 99,9% dari total usaha

dan mempekerjakan lebih dari 114 juta penduduk Indonesia.

(5)

DUKUNGAN OJK PADA SEKTOR PRODUKTIF & UMKM

1.

NAWA-CITA

Presiden

Jokowi – JK

2. Mewujudkan

Kedaulatan

Ekonomi

3. Mewujudkan

Kedaulatan

Keuangan

Melalui

Kebijakan Inklusi Keuangan

50% Penduduk

Tujuan

Meningkatkan Peran Sektor Jasa

Keuangan (SJK)

Melalui

Pemberian Kredit atau

Pembiayaan Kepada Sektor

Produktif dan UMKM

Dengan Tetap Mengedepankan

Prinsip Kehati-Hatian dan

Praktek Tata Kelola Yang Sehat,

Efisien dan Menguntungkan

Dukungan

Upaya yang telah dan akan dilakukan:

1. Regulasi yang kondusif terhadap industri perbankan dalam menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor produktif/UMKM;

2. Pengawasan (Supervisory Actions)

terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB) dalam menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor produktif/UMKM a.l. Pertanian, Kelautan & Perikanan, Energi, dan Pangan, serta Industri Kreatif

3. Implementasi LAKU-PANDAI yang memberikan kemudahan akses pelaku ekonomi kecil (inklusi keuangan

4. Tahap awal: Pembentukan Tim Kerja Lintas Lembaga (OJK, Kementerian, KADIN, SJK) untuk akselerasi kredit dan pembiayaan kepada sektor prioritas, produktif dan kreatif

DUKUNGAN

(6)

2. REGULASI OJK KEPADA SEKTOR JASA KEUANGAN UNTUK MENDORONG

SEKTOR PRODUKTIF DAN UMKM

(7)

1. Bank wajib memenuhi porsi penyaluran

pembiayaan produktif berdasarkan klasifikasi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) sesuai PBI No.14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank 2. Bank wajib menyalurkan kredit/pembiayaan kepada

usaha produktif yaitu paling rendah:

a. 55% dari total kredit/pembiayaan bagi BUKU 1 (Modal Inti < Rp1 T).

b. 60% dari total kredit/pembiayaan bagi BUKU 2 (Modal Inti Rp1 T s/d Rp5 T).

c. 65% dari total kredit/pembiayaan bagi BUKU 3 (Modal Inti Rp5 T s/d Rp30 T).

d. 70% dari total kredit/pembiayaan bagi BUKU 4 (Modal Inti > Rp30 T).

3. Bagi Bank yang memenuhi persyaratan tingkat kesehatan dan Alokasi Modal Inti (AMI) memperoleh insentif tambahan jumlah pembukaan jaringan kantor apabila menyalurkan kredit/pembiayaan kepada:

a. UMKM paling rendah 20% dari total kredit/pembiayaan.

b. UMK paling rendah 10% dari total kredit/pembiayaan.

4. Kewajiban Bank menyalurkan kredit/pembiayaan kepada usaha produktif dipenuhi paling lambat akhir bulan Juni 2016.

Keterangan: Kredit/Pembiayaan Produktif meliputi: Modal Kerja dan Investasi (tidak termasuk Konsumsi)

Kewajiban

Porsi Penyaluran

Pembiayaan

Produktif & UMKM

Kewajiban

Sektor Produktif & UMKM

Penyaluran

Pembiayaan

1. Bank wajib menyalurkan kredit/pembiayaan

kepada UMKM sesuai PBI No.14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit/Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan UMKM

2. Bank umum wajib menyalurkan

kredit/pembiayaan UMKM secara bertahap, yaitu:

a. 5% dari total kredit atau pembiayaan tahun 2015;

b. 10% dari total kredit atau pembiayaan tahun 2016;

c. 15% dari total kredit dan pembiayaan tahun 2017, dan

d. 20% dari total kredit atau pembiayaan tahun 2018.

3. Kredit/pembiayaan UMKM, dilakukan secara: a.Langsung kepada usaha UMKM dan/atau b.Tidak langsung melalui kerja sama pola

executing, pola channeling dan/atau pembiayaan bersama (sindikasi). Yang dimaksud tidak langsung adalah pemberian kredit atau pembiayaan UMKM oleh bank umum kepada BPR, BPRS, dan/atau lembaga keuangan lainnya.

Insentif

Penilaian

Kualitas Kredit

UMKM

Penilaian kualitas kredit dapat hanya berdasarkan 1 pilar (ketepatan membayar pokok dan/atau bunga) dan khusus untuk kredit debitur UMKM dengan plafon tertentu, yaitu:

1. Antara Rp1 M s/d Rp20 M bagi bank dengan Kualitas Penerapan Manajamen Risiko (KPMR) Kredit dengan peringkat “sangat memadai” (Strong), CAR sesuai ketentuan, dan tingkat kesehatan paling kurang PK-3 (Cukup Baik).

2. Antara Rp1 M s/d Rp10 M bagi bank dengan KPMR Kredit dengan peringkat “memadai” (satisfactory), CAR sesuai ketentuan, dan tingkat kesehatan paling kurang PK-3 (Cukup Baik).

Keterangan:

1. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur yang memenuhi definisi & kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sesuai UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM yaitu usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih & hasil penjualan tahunan.

2. UMKM didasarkan pada plafon, yaitu: a. Kredit mikro < s.d Rp50juta,

b. Kredit kecil antara Rp50juta s/d Rp500 juta,

c. Kredit menengah antara Rp500juta s/d Rp5 M.

(8)

3. STATISTIK KREDIT/ PEMBIAYAAN KEPADA SEKTOR UMKM

DAN SEKTOR EKONOMI KREATIF

(9)

Kredit UMKM tumbuh 63,75% dari tahun 2011 sampai dengan 2016 dengan rata-rata NPL 3,8%

Kredit UMKM selama kurun waktu 2010-2016 menunjukkan peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 13,16% yoy.

KINERJA SEKTOR UMKM (RP T)

382,622 482,334 550,339 635,927 731,836 791,187 856,957 3.9% 3.4% 3.2% 3.2% 4.0% 4.2% 4.2% 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 0.0% 0.5% 1.0% 1.5% 2.0% 2.5% 3.0% 3.5% 4.0% 4.5% 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tren Penyaluran Kredit UMKM

Outstanding (Rp Miliar) Rasio NPL

70,801 87,494 97,170 118,889 158,640 175,169 195,621 2.7% 2.3% 2.5% 2.5% 3.3% 2.7% 2.1% 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 0.0% 0.5% 1.0% 1.5% 2.0% 2.5% 3.0% 3.5% 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tren Pertumbuhan Kredit serta Kualitas Kredit Sektor UMKM-Mikro

Outstanding (Rp Miliar) Rasio NPL

144,671 169,113 188,255 213,444 216,141 230,804 255,504 5.0% 4.7% 4.5% 4.3% 4.7% 5.0% 4.3% 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 3.8% 4.0% 4.2% 4.4% 4.6% 4.8% 5.0% 5.2% 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tren Pertumbuhan Kredit serta Kualitas Kredit Sektor UMKM-Kecil

Outstanding (Rp Miliar) Rasio NPL 167,149 225,727 264,915 303,594 357,055 385,214 405,832 3.6% 2.9% 2.5% 2.7% 3.8% 4.5% 5.2% 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000 0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0% 5.0% 6.0% 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tren Pertumbuhan Kredit serta Kualitas Kredit Sektor UMKM-Menengah

Outstanding (Rp Miliar) Rasio NPL

(10)

AGUSTUS 2016 160.5 110.3 92.7 90.3 50.4 32.7 28.0 22.0 20.5 20.4 20.4 15.0 15.0 14.6 13.2 12.9 10.8 9.4 8.9 8.4 7.9 7.9 7.7 7.0 6.3 5.8 5.7 3.7 3.2 2.8 2.5 2.2 1.7 - 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0 160.0 180.0 Provinsi DKI Jaya

Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Bali Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Riau Provinsi Banten Provinsi Sumatera Barat Provinsi Lampung Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Barat Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Jambi Provinsi NAD Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Papua Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Kep. Riau Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Bengkulu Provinsi Kep. Bangka Belitung Provinsi Papua Barat Provinsi Gorontalo Provinsi Maluku Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Maluku Utara

Berdasarkan sebaran wilayah, provinsi dengan penyaluran UMKM

tertinggi adalah sebagai berikut: 1. DKI Jakarta (Rp160,5T 2. Jawa Timur (Rp110,3T) 3. Jawa Barat (Rp92,7T)

Untuk luar Jawa, provinsi dengan penyaluran UMKM tertinggi adalah sebagai berikut:

1. Sumatera Utara (Rp50,4T) 2. Sulawesi Selatan (Rp32,7T) 3. Bali (Rp28,0T)

REALISASI PENYALURAN PEMBIAYAAN UMKM

(11)

1. Pemanfaatan Agen Laku Pandai;

2. Pembangunan infrastruktur dalam

mendukung program Laku Pandai;

3. Pemanfaatan TPAKD di daerah

untuk

bersinergi

dengan

perbankan/perusahaan;

pembiayaan dalam meningkatkan

akses pembiayaan; dan

4. Menggeser pembiayaan UMKM

dari sektor Hilir (Perdagangan

Besar dan Eceran) ke sektor hulu

(pertanian,

pariwisata

dan

Kelautan & Perikanan)

1. Keterbatasan dalam penyediaan

agunan;

2. Tidak memiliki agunan;

3. Memiliki agunan tetapi tidak

mencukupi;

4. Memiliki agunan, tetapi tidak

memenuhi aspek legalitas

5. Umumnya

non-bankable;

dan

6. Pembiayaan masih didominasi oleh

Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran rata-rata >45% per tahun

OPSI SOLUSI:

ISU PEMBIAYAAN UMKM

(12)

Kinerja Penyaluran Kredit Usaha Rakyat

Realisasi penyaluran KUR per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp94,4 Triliun (94,4% dari

target penyaluran Rp 100 T), dengan kinerja Non Performing Loans/NPL yang cukup rendah

yakni sebesar 0,37%. Dilihat dari trend penyaluran KUR, terdapat kecenderungan peningkatan di

setiap tahunnya, provinsi-provinsi di Pulau Jawa masih mendominasi porsi penyaluran terbesar.

Rp51,4 Triliun

JAWA

Rp5,8 Triliun

KALIMANTAN

Rp2,2 Triliun

Papua & Maluku

Rp9,3 Triliun

SULAWESI

Penyaluran KUR Berdasarkan Sebaran

Pulau

Rp18,5 Triliun

SUMATERA

Realisasi Penyaluran KUR

2007-2016, Rp Triliun

Oleh karena itu, kami di OJK telah meminta industri jasa keuangan penyalur KUR di tahun

2017 ini untuk lebih fokus pada penyaluran di sektor-sektor produktif dan daerah-daerah

potensial di luar pulau Jawa.

Rp7,1 Triliun

(13)

480,828 548,093 632,401 727,697 787,379 877,894 3.44% 3.19% 3.22% 3.99% 4.26% 4.85% 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 2011 2012 2013 2014 2015 Sep-16 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000

Outstanding Kredit (Miliar Rp) NPL (%)

Trend Penyaluran Kredit UMKM

Penyaluran Kredit Perbankan ke UMKM selama

kurun waktu 2011-Sep/16 menunjukkan

peningkatan dengan rata-rata Non Performing

Loans/NPL 3,82% masih dibawah threshold. Selain itu, porsi Kredit kepada Sektor Ekonomi Kreatif (Rp121 T) terhadap Total Kredit Perbankan adalah sekitar 2,87%.

Oleh karena itu, OJK meminta perbankan untuk

terus mendukung pembiyaan kepada sektor produktif dan kreatif serta padat karya.

Sub Sektor Ekonomi Kreatif: 1. Aplikasi dan Game Developer 2. Arsitektur

3. Desain Interior

4. Desian Komunikasi Visual 5. Desain Produk

6. Fashion

7. Film, Animasi dan Video 8. Fotografi 9. Kriya 10. Kuliner 11. Musik 12. Penerbitan 13. Periklanan 14. Senin Pertunjukan 15. Seni Rupa

16. Televisi dan Radio

Kinerja Penyaluran Kredit Perbankan kepada UMKM dan Sektor Ekonomi Kreatif

• Porsi NPL (posisi Sept. 16) Kredit Sektor Ekonomi (Rp6,3 T) thd :

1. Total Kredit Sektor Ekonomi Kreatif sekitar 5,19%;

2. Total Kredit Perbankan sekitar 0,15%

• NPL tertinggi BUKU 3 mendominasi 45,67% dari Total NPL Kredit Sektor Ekonomi Kreatif, diikuti BUKU 4 (36,51%)

• OJK meminta bank menjaga NPL dalam level yang rendah pada semua sektor termasuk Sektor Ekonomi Kreatif

(14)

Revitalisasi Perusahaan Modal Ventura bertujuan untuk mendorong perkembangan wirausaha di Indonesia,

baik perusahaan Rintisan (Start Up), maupun UMKM, yang terutama berbasis inovasi dan teknologi baru.

Pembiayaan Modal Ventura

Penyertaan Saham

Pembelian Obligasi Konversi

Pembiayaan melalui Pembelian Surat

Utang yang Diterbitkan Pasangan Usaha

pada Tahap Rintisan Usaha (Start-Up)

dan/atau Pengembangan Usaha

Pembiayaan Usaha Produktif

Pembiayaan bagi UMKM dan

Koperasi

Tujuan Modal Ventura

PENGEMBANGAN DAN PENGATURAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

1.

Pengembangan suatu penemuan baru;

2.

Pengembangan perusahaan atau usaha orang

perseorangan yang pada tahap awal usahanya

mengalami kesulitan dana;

3.

Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah,

dan koperasi;

4.

Membantu perusahaan atau usaha orang

perseorangan yang berada pada tahap

pengembangan atau tahap kemunduran usaha;

5.

Mengambil alih perusahaan atau usaha orang

perseorangan yang berada pada tahap

pengembangan atau tahap kemunduran usaha;

6.

Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa,

(15)

2013 2014 2015 Nov-16 21.30% 19.59% 19.45% 24.02%

66.47% 70.00% 74.25% 69.10%

12.23% 10.42% 6.30% 6.88%

Penyertaan Saham Pembiayaan Bagi Hasil Obligasi Konversi

Pasca Revitalisasi Modal Ventura

Komposisi Pembiayaan Perusahaan Modal Ventura

2013 s/d November 2016

Untuk meningkatkan peran modal ventura,

khususnya dalam memberikan dukungan

pembiayaan terhadap UMKM, kami di OJK

telah mengeluarkan 4 (empat) POJK, yang

salah satunya mengatur tentang

penyelenggaraan kegiatan usaha modal

ventura wajib memiliki pasangan usaha

dan/atau Debitur UMKM dan koperasi

minimal 5% (lima persen) dari total kegiatan

usaha

1

.

Kebijakan revitalisasi modal ventura ini sudah menampakkan hasil dimana porsi penyertaan

saham (

equity participation

) sudah menunjukkan peningkatan pasca diterbitkannya paket

kebijakan regulasi modal ventura.

Oleh karena itu, kami akan tetap mengawal dan mendorong perusahaan modal ventura untuk

lebih berkontribusi dalam pembiayaan UMKM khususnya pada perusahaan rintisan.

1 (​POJK No. 35 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura)

(16)
(17)

DUKUNGAN REGULASI TERKAIT

TAX AMNESTY

POJK Nomor 25/POJK.03/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.03/2015 Tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan Dengan Pengelolaan (Trust) dan POJK Nomor 26/POJK.04/2016 tentang Produk Investasi Di Bidang Pasar Modal Dalam Rangka Mendukung Undang-Undang Tentang Pengampunan Pajak.

• Berbagai instrumen investasi keuangan dapat dimanfaatkan untuk menampung dana hasil repatriasi. Sesuai dengan Pasal 6 angka (2) PMK Nomor 119 /PMK.08/2016, Jenis Instrumen Investasi keuangan yang dapat digunakan dalam rangka Tax Amnesty adalah

a. Efek Bersifat Utang, termasuk MTN; b. Sukuk;

c. Saham;

d. Unit penyertaan Reksadana; e. Efek Beragun Aset;

f. Unit Penyertaan dana investasi real estat; g. Deposito;

h. Tabungan; i. Giro; dan/atau

j. Instrumen pasar keuangan lainnya termasuk produk asuransi, perusahaaan pembiayaan, dana pensiun, atau modal ventura, yang mendapatkan persetujuan OJK.

• OJK menyadari bahwa dana repatriasi yang diperoleh dari

program Tax Amnesty selain dapat membantu pembiayaan

infrastruktur, juga secara bersamaan akan memperkuat likuiditas, mendorong pendalaman pasar keuangan, serta mendorong suku bunga kredit yang lebih murah.

• Dalam rangka mendukung program pemerintah tersebut, OJK

telah meluncurkan berbagai kebijakan strategis yang diharapkan dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan program Tax Amnesty pemerintah, baik melalui relaksasi atas beberapa ketentuan terkait produk-produk keuangan dan investasi, ataupun melalui percepatan proses penerbitan produk-produk investasi tersebut.

• OJK juga telah membentuk satuan tugas Tax Amnesty yang nantinya akan mengkaji, mengawasi dan mengevaluasi

pelaksanaan program tersebut di sektor keuangan, untuk kemudian mengambil langkah antisipasi agar program tax amnesty dapat berjalan dengan lancar.

(18)

Beberapa relaksasi ketentuan yang diatur dalam kedua POJK

tersebut, antara lain:

1. POJK No. 25 ; Nasabah perorangan dapat menempatkan

dananya di instrumen

Trust

.

2. POJK No. 26 ; Penyederhanaan pembukaan rekening efek

oleh Wajib Pajak (WP) untuk keperluan

Tax Amnesty

, dimana

nasabah

cukup

melampirkan

Surat

Keputusan

Pengampunan Pajak;

Penyederhanaan persyaratan dokumen dalam pernyataan

pendaftaran penerbitan RDPT, KPD, EBA – KIK, DIRE;

Tidak diwajibkan adanya jaminan kebendaan atas investasi

RDPT;

Penghapusan kewajiban adanya Perusahaan Sasaran bagi

RDPT pada saat pencatatan sampai dengan tahun pertama;

Penyesuaian nilai minimal investasi untuk setiap nasabah

pada instrumen KPD dari minimum Rp10 miliar menjadi Rp5

miliar; dan

Produk investasi di Bidang Pasar Modal yang diatur dalam

POJK ini tidak hanya dapat digunakan sebagai instrumen

investasi konvensional, tetapi dapat juga digunakan sebagai

instrumen investasi berbasis syariah.

L

ANJUTAN

UMKM memiliki kontribusi yang besar terhadap produk

domestik bruto (PDB) sekitar 63%. Dengan demikian “

Tax

amnesty”

bukan hanya memberikan kesempatan bagi

pengusaha besar yang memiliki dana luar negeri tetapi

juga memberikan kesempatan kepada pengusaha sektor

produktif dan UMKM untuk turut berpartisipasi.

Disamping itu, pendeklarasian pajak oleh sektor produktif

dan UMKM dapat menjadikan basis pajak menjadi lebih

akurat.

Relaksasi Ketentuan

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan parameter kinetik teras silisia dengan kerapatan 3,55 g U/cc telah dilakukan dan dalam makalah ini ditunjukkan hasil perhitungan parameter kinetik dengan kerapatan 4,8

(2) Seksi Pemerintahan mempunyai tugas membantu camat dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan Tata Pemerintahan, pembinaan

Amnesti tidak mencederai rasa keadilan bagi wajib pajak yang patuh Seperti yang sudah sedikit dijelaskan diatas bahwa adanya amnesti pajak adalah untuk menambah basis wajib

Guru yang sejahtera secara psikologisnya, adalah guru yang ramah terhadap orang lain, pintar dalam menjaga lingkungan sosialnya, mau terbuka terhadap hal-hal baru, menerima saran

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 26 Bukit Kerikil

Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administratif, kesesuaian farmasetik, serta pertimbangan klinis. c) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep. d)

Saya sudah memberikan target kepada Menteri Keuangan, kepada Dirjen Pajak, agar yang bisa ikut amnesti pajak ini dari UKM minimal 10.000, minimal, karena ini tarifnya juga sangat

Selain memperhatikan KMP 69/1998 juga memperhatikan tulisan Purwanto dan Karmilah [4], yaitu penelitian yang berkenaan dengan kecepatan elaborasi data sekunder