• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan proses sains siswa jurusan IPA beberapa SMA di Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keterampilan proses sains siswa jurusan IPA beberapa SMA di Yogyakarta"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA JURUSAN IPA BEBERAPA SMA DI YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Oleh: Hutomo Eri Pratama NIM : 111424006. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA JURUSAN IPA BEBERAPA SMA DI YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Oleh: Hutomo Eri Pratama NIM : 111424006. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Yesaya 41:10). “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pengkothbah 3:11a). Karya ini kupersembahkan untuk : Orangtuaku: Drs. Sarindi dan Es Suwandarti, S.Pd. Adikku: Hernadito Medika Putra dan Hizkia Tri Pamungkas.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. Hutomo Eri Pratama. 2015. Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA Beberapa SMA Di Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains siswa kelas XI jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta (2) untuk mengetahui kecenderungan keterampilan proses sains yang dikuasai oleh siswa jurusan IPA kelas XI pada empat SMA di Yogyakarta (3) untuk mengetahui perbedaan penguasaan keterampilan proses sains siswa kelas XI jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 pada empat SMA di Yogyakarta. SMA tersebut adalah SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA PIRI 1 Yogyakarta, dan SMA IMMANUEL Yogyakarta. Jumlah Sampel dari penelitian ini adalah 127 siswa kelas XI jurusan IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Keterampilan Proses Sains Terpadu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tingkat penguasaan siswa jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta masih dalam tingkat cukup. Terdapat perbedaan tingkat penguasaan keterampilan proses sains secara signifikan dari siswa jurusan IPA dari empat sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Ada kemungkinan sistem pengajaran yang berbeda, fasilitas pembelajaran yang berbeda, serta input kualitas siswa jurusan IPA yang berbeda menjadi penyebab perbedaan penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA tersebut. (2) Penguasaan siswa jurusan IPA akan keterampilan proses sains untuk klasifikasi menyajikan data dan merumuskan hipotesis merupakan keterampilan yang dikuasai siswa dengan baik sedangkan untuk klasifikasi mengidentifikasi variabel merupakan keterampilan yang sangat kurang dikuasai oleh siswa. (3) penguasaan siswa jurusan IPA untuk keterampilan proses sains untuk klasifikasi merancang eksperimen dan mendefinisikan variabel secara operasional masih dalam tingkat penguasaan yang cukup. Kata kunci: Keterampilan Proses Sains, Siswa jurusan IPA. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT. Hutomo Eri Pratama. 2015. Science Process Skills of Science Students in Several Senior High Schools in Yogyakarta. Thesis. Physics Education Study Program, Department Mathematics and Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research tends to (1) look for how far the eleventh grade students of science classes in four senior high schools in Yogyakarta master science process skills (2) look for science process skills tendency mastered by the eleventh grade students of science classes in four senior high schools in Yogyakarta (3) look for the differences on science process skills mastered by the eleventh grade students of science classes among the four senior high schools in Yogyakarta. This research is conducted on March to April 2015 in four senior high schools in Yogyakarta. Those are SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA PIRI 1 Yogyakarta, and SMA IMMANUEL Yogyakarta. The samples taken for this research are 127 eleventh grade students of science classes. The instrument used for this research is the Test of Integrated Process Skills. The result shows that (1) the mastery level of science process skills by the science students in four senior high schools in Yogyakarta is on average level. There are some significant differences on the science process skills mastery by the science students in the four senior high schools set as the research place. There is a possibility that the different teaching system, teaching-learning facility, or the science students’ quality input cause the difference on the science process skills mastery by the science students. (2) Clarifying to interpret data and formulate a hypothesis is mastered well by the students, while clarifying to identify variables is less mastered. (3) Clarifying to design an experiment and define variables operationally by the eleventh grade students of science classes is on average level. Keywords: Science Process Skills, Science Students.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Keterampilan Proses Sains Siswa jurusan IPA Beberapa SMA di Yogyakarta. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP USD sekaligus dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. 2.. Segenap dosen Pendidikan Fisika dan karyawan Progrm Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing, mendidik, dan memberikan pengetahauan selama ini serta layanan administrasi dengan baik kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 3.. Kepala sekolah, guru dan karyawan serta siswa-siswi kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.. Kepala sekolah, guru dan karyawan serta siswa-siswi kelas XI IPA 2 dan XI IPA 4 SMA Negeri 9 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.. 5.. Kepala sekolah, guru dan karyawan serta siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA IMMANUEL Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.. 6.. Kepala Sekolah, guru dan karyawan serta siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.. 7.. Bapak, ibu, adik-adikku yang banyak memberikan motivasi, dukungan baik doa maupun materi.. 8.. Kelompok skripsi, Pery, Dion dan Niken yang bersama-sama saling membantu dan berbagi ilmu selama menyelesaikan tugas akhir ini.. 9.. Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011 Universitas Sanata Dharma yang telah berjuang dalam kebersamaan guna menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL..................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..............................................vi ABSTRAK .................................................................................................................vii ABSTRACT .................................................................................................................viii KATA PENGANTAR ...............................................................................................ix DAFTAR ISI ..............................................................................................................xi DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1 A. Latar Belakang..................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................4 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................5 1. Bagi Peneliti .................................................................................................5 xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Bagi Siswa ..................................................................................................5 3. Bagi Pembaca...............................................................................................5 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................6 A. Keterampilan Proses Sains ...............................................................................6 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains.........................................................6 2. Keterampilan Proses Sains Terpadu ............................................................8 3. Pentingnya Keteramplan Proses Sains dalam Pembelajaran IPA ................11 B. Penjurusan IPA ................................................................................................12 C. Siswa Jurusan IPA ...........................................................................................13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................16 A. Jenis Penelitian ................................................................................................16 B. Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................................16 C. Subjek Penelitian .............................................................................................16 D. Variabel Penelitian...........................................................................................16 E. Desain Penelitian .............................................................................................17 1. Kegiatan Penelitian ......................................................................................17 2. Pengumpulan Data .......................................................................................17 F. Instrumen Penelitian .........................................................................................17 G. Analisis Data .....................................................................................................22. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV DATA DAN ANALISIS ............................................................................25 A. Pelaksanaan Penelitian.....................................................................................25 B. Deskripsi Sekolah ............................................................................................26 C. Analisis Data ....................................................................................................29 1. Keterampilan Proses Sains Terpadu Siswa Jurusan IPA .............................29 2. Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA ...........................................33 D. Pembahasan .....................................................................................................35 E. Implikasi ..........................................................................................................40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................43 A. Kesimpulan ......................................................................................................43 B. Saran ................................................................................................................44 1. Bagi Sekolah ................................................................................................44 2. Bagi Siswa ...................................................................................................44 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................45. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Klasifikasi Item Tes TIPS II Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Terpadu .....................................................................................................18 Tabel 3.2 Tujuan dan Contoh Soal Tes dalam TIPS II ............................................19 Tabel 3.3 Keterampilan Proses Sains siswa jurusan IPA untuk masing-masing Sekolah ......................................................................................................23 Tabel 3.4 Kualifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains ....................24 Tabel 4.1 Distribusi (%) Siswa Jurusan IPA dalam penguasaan keterampilan proses sains ...........................................................................................................29 Tabel 4.2 Kualifikasi (%) Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA untuk masing-masing Sekolah ..............................................31 Tabel 4.3 Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA ........................................33 Tabel 4.4 Hasil Uji ANOVA Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA...........34. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 4.1 Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA untuk masing-masing Sekolah ..............................................................31. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1A. Soal TIPS II ........................................................................................48 Lampiran 1B. Lembar Jawab .....................................................................................56 Lampiran 2A. Daftar Presensi Siswa SMAN 6 Yogyakarta ......................................57 Lampiran 2B. Daftar Presesensi Siswa SMAN 9 Yogyakarta ...................................59 Lampiran 2C. Daftar Presensi Siswa SMA IMMANUEL Yogyakarta .....................61 Lampiran 2D. Daftar Presensi Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta ................................62 Lampiran 3A. Contoh Hasil Jawaban Siswa SMAN 6 Yogyakarta ..........................63 Lampiran 3B. Contoh Hasil Jawaban Siswa SMAN 9 Yogyakarta ...........................65 Lampiran 3C. Contoh Hasil Jawaban Siswa SMA IMMANUELYogyakarta ...........67 Lampiran 3D. Contoh Hasil Jawaban Siswa SMA PIRI 1 Yogyakarta .....................69 Lampiran 4A. Rekap Skor Siswa pada Klasifikasi Merumuskan Hipotesis ..............71 Lampiran 4B. Rekap Skor Siswa pada Klasifikasi Mengidentifikasi Variabel .........75 Lampiran 4C. Rekap Skor Siswa pada Klasifikasi Mendefinisikan Variabel secara Operasional .........................................................................................79 Lampiran 4D. Rekap Skor Siswa pada Klasifikasi Merancang Eksperimen .............83 Lampiran 4E. Rekap Skor Siswa pada Klasifikasi Menyajikan Data ........................87. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 5A. Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................................91 Lampiran 5B. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian...................................96 Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................ 100. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mewujudkan cita-citanya. Keberhasilan pembangunan bangsa dan Negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia saat ini ditandai oleh majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan memiliki andil yang cukup besar dalam pembangunan, karena dengan pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi akan maju dan berkembang. Pendidikan dasar dan menengah di Indonesia terbagi atas beberapa tingkatan, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada semua tingkatan khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) telah mengikuti kurikulum pendidikan yang mempunyai tujuan tersendiri yang dijabarkan atas tujuan di bidang kognitif, psikomotorik dan afektif (Winkel, 2004: 40). Pada kurikulum ini, Sekolah Menengah Atas (SMA) telah menyediakan tiga pilihan jurusan untuk dipilih oleh siswa sesuai minat dan bakatnya. Tiga jurusan yang biasanya ditawarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Proses Penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya dilakukan pada kelas XI. 1.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Menurut Depdiknas dalam Supardi, salah satu poin penting dalam menentukan sekolah tersebut baik yaitu siswa yang masuk terseleksi dengan ketat dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prestasi akademik, psikotes, serta minat dan bakat siswa. Poin tersebut juga semestinya dipertimbangkan dalam proses penjurusan siswa di sekolah. Sekolah yang baik dapat diukur dari cara sekolah tersebut menjuruskan siswanya berdasarkan potensi yang dimilikinya. Salah satu potensi yang seharusnya dikuasai oleh siswa yang telah memilih jurusan IPA yaitu keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan ilmuan untuk melakukan kegiatan ilmiah (Semiawan, 1987: 1718). Pembelajaran IPA atau sains di sekolah menengah pada umumnya menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah. Bidang sains atau IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses ilmiah, karena dalam bidang sains atau IPA terdapat banyak fenomena, peristiwa, dan fakta yang dapat ditemukan dan diselidiki. Oleh karena itu, pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains sangat penting dimiliki oleh siswa karena sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di masyarakat sebab siswa dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. suatu masalah (Uzer Usman, 1993: 78). Pengembangan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA perlu dilakukan. Salah satu alasan yang melandasinya dikemukakan oleh Semiawan (1987: 14) bahwa siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yg konkret, sehingga siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan keterampilan untuk memproseskan perolehan konsep. Lebih lanjut Semiawan (1987: 15) juga mengemukakan bahwa keterampilan proses sains sangat penting diimplementasikan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat berlatih untuk bertanya, berpikir kritis, dan menumbuhkembangkan keterampilan fisik dan mental. Sebagai siswa yang telah dijuruskan ke jurusan IPA seharusnya sudah memiliki pemahaman dan kecakapan tentang keterampilan proses sains. Sehingga siswa mampu memahami berbagai fenomena, peristiwa, dan fakta yang berkaitan dengan alam sekitar. Maka pemahaman dan kemampuan siswa terkait keterampilan proses sains menjadi penting untuk diperhatikan. Untuk mengukur keterampilan proses sains pada siswa jurusan IPA dapat digunakan Test of Integrated Process Skills II (TIPS II). Instrumen ini bersifat pilihan ganda dan pertanyaan-pertanyaannya mencakup berbagai keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa jurusan IPA seperti merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel secara. operasional,. merancang. eksperimen,. dan. menyajikan. data.. Berpedoman pada TIPS II maka peneliti menggunakan instrumen tersebut.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. untuk mengetahui sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA di beberapa SMA di Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini antara lain: 1. Sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA kelas XI pada empat SMA di Yogyakarta. 2. Bagaimana kecenderungan keterampilan proses sains yang dikuasai oleh siswa jurusan IPA kelas XI pada empat SMA di Yogyakarta? 3. Apakah ada perbedaan penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA kelas XI pada empat SMA di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA kelas XI pada empat SMA di Yogyakarta. 2. Kecenderungan keterampilan proses sains yang dikuasai siswa jurusan IPA kelas XI pada empat SMA di Yogyakarta. 3. Perbedaan penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA kelas XI pada empat SMA di Yogyakarta..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat mengetahui tentang sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains dan kecenderungan keterampilan proses sains secara umum dari para siswa yang telah dijuruskan ke jurusan IPA. 2. Bagi Siswa Memberikan informasi tentang keterampilan proses sains yang telah dikuasai dengan baik, maupun yang belum dikuasai. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterampilan Proses Sains 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian (Devi, 2013). Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori (Trianto, 2012: 141). Sains atau IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang bersifat fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu pengetahuan proses penemuan (Devi, 2013). Keterampilan proses sains dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat keterampilan kompleks yang dapat digunakan oleh seseorang dalam melakukan penelitian ilmiah.. 6.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental berkaitan dengan kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, dikuasai, dan diterapkan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru (Semiawan, 1987: 17). Dalam proses pembelajaran siswa dilatih untuk berbuat seperti apa yang dilakukan oleh ilmuan, tetapi tidak dengan tujuan menjadikan setiap siswa menjadi ilmuan. Siswa diharapkan dapat menemukan fakta atau teori baru bagi siswa itu sendiri dan bukan menemukan fakta atau teori baru IPA (Fuadi, 2008). Menurut Dahar (1985: 11) Keterampilan Proses Sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, memperoleh, atau mengembangkan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang berorientasi pada proses belajar mengajar IPA. Keterampilan proses sains bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif dalam memahami, menguasai rangkaian yang telah dilakukannya. Rangkaian kegiatan tersebut seperti kegiatan mengamati,. membuat. hipotesa,. membuat. definisi. operasional,. merencanakan penelitian, mengklasifikasi, menyimpulkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan (Ango, 2002: 15)..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. Keterampilan proses sains sebagai keterampilan dasar harus dimiliki oleh setiap siswa terutama siswa yang memilih jurusan IPA sebelum mereka menggunakan metode ilmiah. Oleh karena itu, proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pengembangan keterampilan proses. Dalam pembelajaran IPA dengan mengembangkan keterampilan proses, siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teoriteori dan sikap ilmiah yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap proses maupun produk pendidikan (Trianto, 2012: 143). Dalam mengembangkan keterampilan proses sains dapat digunakan metode eksperimen (Fuadi, 2008). Melalui metode eksperimen ini siswa secara langsung terlibat sendiri dalam melakukan dan mengikuti suatu proses, mengamati, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu obyek. Sehingga keterampilan proses sains dalam pembelajaran dapat diajarkan atau dilatihkan. melalui kegiatan. eksperimen. 2. Keterampilan Proses Sains Terpadu American Association for the Advancement of Science (1970) dalam Devi (2013), telah mengklasifikasikan keterampilan proses sains menjadi dua bagian yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilam proses dasar meliputi: mengamati, meramalkan, mengukur, menggolongkan, menyimpulkan, serta mengkomunikasikan. Sedangkan, keterampilan proses terpadu meliputi: perumusan hipotesa,.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. pengidentifikasian variabel, pendefinisian variabel secara operasional, perancangan eksperimen, dan penyajian data. Berdasarkan penjelasan diatas, keterampilan proses terpadu diuraikan sebagai berikut: a. Perumusan Hipotesa Hipotesa. dirumuskan. dalam. bentuk. pernyataan. bukan. pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti. Hipotesa juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah. b. Pengidentifikasian Variabel Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat berubah bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Keterampilan. mengidentifikasi. variabel. dapat. diukur. berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut: 1) Mengidentifikasi variabel dari suatu peryataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen. 2) Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. 3) Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu eksperimen. Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel, yaitu variabel. bebas,. variabel. terikat,. dan. variabel. kontrol.. Penjabarannya adalah sebagai berikut: a) Variabel. bebas adalah suatu variabel yang secara sengaja. diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi. b) Variabel. terikat adalah variabel yang berubah sebagai hasil. akibat dari kegiatan manipulasi. c) Variabel. kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan. konstan agar tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. c. Pendefinisian variabel secara operasional Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen.. d. Perancangan Eksperimen.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data dalam menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesa. Setiap eksperimen harus dirancang terlebih dahulu kemudian di uji coba. Melatihkan merencanakan suatu eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji suatu hipotesa yang berhubungan dengan suatu konsep. e. Penyajian Data Keterampilan. penyajian. data. biasanya. diawali. dengan. pengumpulan data, analisia data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang telah dianalisa kemudian ditafsirkan menjadi suatu kesimpulan dalam bentuk pernyataan. 3. Pentingnya Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran IPA Keterampilan proses sains perlu dilatihkan dan dikembangkan dalam proses belajar mengajar IPA karena keterampilan proses memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar IPA. Menurut Trianto (2012), terdapat beberapa peranan dari keterampilan proses sains, yaitu: a) b) c) d). Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan. Meningkatkan daya ingat siswa. Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu. e) Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. Dengan menggunakan keterampilan proses sains akhirnya akan terjadi interaksi antara konsep, prinsip maupun teori yang telah ditemukan atau dikembangkan dengan pengembangan keterampilan proses sains itu sendiri. Akibat dari interaksi tersebut, akan timbul sikap dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Nilai ini meliputi: teliti, kreatif, tekun, tenggang rasa, tanggung jawab, kritis, objektif, rajin, jujur, terbuka, dan disiplin. Dengan mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangakan sikap nilai yang dituntut (Trianto, 2012: 148). B. Penjurusan IPA Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa mulai diperkenalkan dengan sistem penjurusan. Penjurusan merupakan suatu proses penempatan dalam pemilihan program studi para siswa (Ruslan, 1986: 13). Lebih lanjut Ruslan (1986: 14) mengemukakan beberapa tujuan dilakukannya penjurusan di sekolah, yaitu: 1) Untuk mengelompokkan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama. 2) Untuk membantu mempersiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya. 3) Untuk membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik; dalam kelanjutan studi dan dunia kerjanya. 4) Untuk membantu memperkokoh keberhasilan, dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja). Pada umumnya sistem penjurusan di SMA terbagi atas tiga pilihan jurusan, yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Salah satu keunggulan dari jurusan IPA yaitu siswa dapat memilih jurusan lain diluar IPA saat mereka memutuskan untuk.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. menempuh studi di Perguruan Tinggi dalam mempersiapkan karir mereka di masa depan. Menurut Ruslan (1986: 37-38) bahwa keputusan suatu penjurusan sebaiknya didasari oleh beberapa hal, yakni: a) Atas kepentingan masa depan siswa bersangkutan. b) Oleh pertimbangan kecakapan nyata (prestasi belajar) dan kecakapan potensial (Bakat) c) Tidak untuk kepentingan pribadi tertentu (guru, siswa, orangtua, atau sekolah). d) Bila terjadi keterlambatan penjurusan bagi siswa yang dikarenakan oleh hal-hal tertentu tidak melebihi tiga bulan setelah yang lainnya di juruskan. e) Bahwa keputusan terakhir adalah benar-benar final setelah melalui berbagai pertimbangan. Hal-hal diatas hendaknya diperhatikan oleh pihak sekolah yang terlibat dalam penjurusan siswa, agar siswa dapat memilih karier yang tepat untuk masa depannya sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. C. Siswa Jurusan IPA Siswa adalah peserta didik yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depannya (Dirman: 2014), sedangkan jurusan IPA adalah salah satu program atau pilihan yang disediakan dalam sistem penjurusan, sehingga dapat disimpulkan siswa jurusan IPA. adalah peserta didik yang berada pada tingkat Sekolah. Menengah Atas (SMA) yang telah memilih jurusan di bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)..

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Berdasarkan karakteristiknya, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan penarikan kesimpulan untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Terdapat tiga kemampuan dalam bidang kajian IPA, yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, serta dikembangkannya sikap ilmiah (Trianto, 2012: 151). Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam sekitar malalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah (mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa, melakukan eksperimen untuk menguji hipotesa atau prediksi). Dalam belajar IPA siswa diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi siswa dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah (Trianto, 2012: 152). Lebih lanjut Trianto (2012: 152) mengungkapkan bahwa pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”. Hal ini akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Keterampilan untuk mencari tahu dan berbuat tersebut dikenal dengan.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. keterampilan. proses. menggolongkan,. sains. yang. mengajukan. 15. meliputi. mengamati,. mengukur,. pertanyaan,. menyusun. hipotesa,. merencanakan eksperimen, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya. Dengan demikian, siswa yang telah memilih jurusan IPA dituntut untuk tidak hanya memahami konsep-konsep dan fakta-fakta sains tetapi juga diharapkan dapat mengembangkan dan melakukan proses sains. Oleh karena itu, siswa jurusan IPA diharapkan sudah memiliki kemampuan atau kecakapan mengenai keterampilan proses sains dengan baik..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Penelitian dengan metode survei merupakan penelitian dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo, 2013:143). Jenis kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner ini sudah disediakan jawaban berupa pilihan ganda sehingga responden tinggal memilih. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 dan dilakukan di kelas XI Jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta (SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta) Tahun Ajaran 2014/2015. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa jurusan IPA kelas XI yang berjumlah 127 siswa dari empat SMA di Yogyakarta D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabelnya adalah keterampilan proses sains siswa jurusan IPA.. 16.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. E. Desain Penelitian. 1. Kegiatan Penelitian Peneliti mengajukan tes kepada siswa jurusan IPA berupa pertanyaanpertanyaan dalam bentuk pilihan ganda untuk menguji keterampilan proses sains. Hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA serta kecenderungan keterampilan proses sains yang dikuasai oleh siswa jurusan IPA. Hasil tes tersebut kemudian dianalisis dengan mengoreksi jawaban yang benar dan jawaban yang salah. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan satu macam instrumen yaitu soal pilihan ganda tentang keterampilan proses sains terpadu (TIPS II). Data tentang tingkat penguasaan keterampilan proses sains siswa diperoleh dari hasil jawaban siswa. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Test of Integrated Process Skills (TIPS II). TIPS II merupakan sebuah alat ukur yang. digunakan. untuk. menguji. sejauh. mana. tingkat. penguasaan. keterampilan proses sains terpadu. Tes ini diambil dari sebuah jurnal yaitu Journal of Research In Science Teaching yang berjudul Development of an Integrated Process Skills Test: TIPS II (Burns, 1985). Soal terdiri dari tiga.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. bidang sains yaitu fisika, biologi, dan kimia. Pertanyaan-pertanyaan dalam soal tersebut mencakup berbagai keterampilan seperti merumuskan hipotesis,. mengidentifikasi. variabel,. mendefinisikan. variabel. secara. operasional, merancang eksperimen dan menyajikan data. Soal-soal yang diajukan dalam penelitian ini awalnya masih dalam Bahasa Inggris. Agar mudah dipahami oleh siswa, maka soal-soal tersebut diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Proses alih bahasa dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dilakukan dengan bantuan ahli yang mahir dalam Bahasa Inggris. Soal-soal dari jurnal tersebut berjumlah 36 butir soal, kemudian diseleksi untuk memilih soal-soal yang baik dan cukup mewakili klasifikasi keterampilan proses sains terpadu. Dari hasil penyeleksian tersebut menghasilkan 20 butir soal pilihan ganda. Berikut klasifikasi soal-soal dari TIPS II secara lebih rinci; Tabel 3.1. Klasifikasi Item Tes TIPS II Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Terpadu No. 1. 2. 3. 4. 5.. Keterampilan Proses Sains Terpadu Merumuskan Hipotesis Mengidentifikasi Variabel Mendefinisikan Variabel secara operasional Merancang Eksperimen Menyajikan Data. Item Soal 3, 7, 8, 17, 20 1, 9, 10, 11 2, 12, 13, 16, 19 5, 14 4, 6, 15, 18.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. Tabel 3.2. Tujuan dan Contoh Soal Tes dalam TIPS II No. 1.. Tujuan Memberikan deskripsi tentang penyelidikan, mengenali pendefinisian operasional yang cocok untuk variabel. 2.. Memberikan deskripsi sebuah penyelidikan, mengenali variabel bebas, terikat dan variabel kontrol. 3.. Memberikan deskripsi dari variabel yang rumit, memilih hipotesis yang akan diuji. Contoh Soal Sebuah penelitian tentang efisiensi mobil telah dilakukan. Hipotesa yang diuji adalah penambahan campuran zat additive pada bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi mesin. Lima mobil yang identik diisi dengan jumlah dan jenis bensin yang sama tetapi jumlah zat additive (zat tambahan) yang berbeda. Mobil berjalan pada jalur yang sama sampai bahan bakar habis. Peneliti mencatat jarak yang dapat ditempuh setiap mobil. Bagaimana efisiensi mesin diukur dalam penelitian ini? A) Waktu yang ditempuh mobil hingga kehabisan bensin. B) Jarak tempuh tiap mobil. C) Jumlah bahan bakar yang digunakan. D) Jumlah zat additive (zat tambahan) yang digunakan. Deska ingin mengetahui jika suhu mempengaruhi jumlah gula yang akan larut di dalam air. ia menuangkan 50 mL air yang bersuhu 0°C, 50°C, 75°C, dan 95°C kedalam empat botol. Kemudian, ia melarutkan gula sebanyak mungkin di setiap botol dengan mengaduknya. Manakah yang merupakan variabel kontrol dalam penelitian tersebut A) Jumlah gula yang larut di dalam setiap botol B) Jumlah air dalam setiap botol C) Jumlah botol air yang digunakan D) Suhu air Mellinda sedang meneliti jumlah zat makanan yang dihasilkan oleh tanaman buncis. Dalam percobaan, peneliti mengubah intensitas cahaya, jumlah karbon dioksida, dan jumlah air yang diterima oleh tanaman. Hipotesis manakah.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.. Memberikan deskripsi sebuah penyelidikan, memperoleh data, mengenali grafik dari data, dan menjelaskan hubungan antar variabel. 20. yang dapat diujikan, jika Susan akan melakukan uji tersebut? A) Semakin banyak tanaman memperoleh karbon dioksida, semakin banyak zat makanan yang dihasilkan. B) Semakin banyak zat makanan dihasilkan oleh tanaman, semakin banyak cahaya yang dibutuhkan. C) Semakin banyak tanaman buncis mendapat air, semakin banyak karbon dioksida yang dibutuhkan. D) Semakin banyak tanaman buncis menerima cahaya, semakin banyak karbon dioksida yang dihasilkan. Seorang peneliti sedang menguji pupuk baru dengan menggunakan lima lahan yang berukuran sama. Ia memberikan jumlah pupuk yang berbeda di setiap lahan. Satu bulan kemudian, ia mengukur tinggi rata-rata rumput di setiap lahan tersebut. Hasil pengukurannya ada pada tabel di bawah ini. Jumlah Pupuk (kg) 10 30 50 80 100. Tinggi rata-rata rumput (cm) 7 10 12 14 12. Manakah grafik yang paling menggambarkan data pada tabel??. tepat.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5.. 21. Merencakanan Kia berpikir bahwa semakin tinggi penyelidikan untuk tekanan udara pada bola basket, semakin menguji hipotesis tinggi pula bola akan memantul. Untuk meneliti hipotesa ini, dia mengumpulkan beberapa bola basket dan memompanya dengan alat pengukur tekanan udara. Bagaimanakah Kia menguji hipotesanya? A) Memantulkan bola basket dengan gaya yang berbeda dari ketinggian yang sama. B) Memantulkan bola basket yang memiliki tekanan udara yang berbeda dari ketinggian yang sama. C) Memantulkan bola basket yang memiliki tekanan udara yang sama dari kemiringan dari lantai yang berbeda. D) Memantulkan bola basket yang memiliki tekanan udara yang sama dari sudut lantai yang berbeda..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. G. Analisa Data Data-data yang telah diperoleh melalui instrumen tersebut telah dianalisis secara kuantitatif untuk setiap klasifikasi keterampilan proses sains terpadu. Untuk setiap jawaban siswa, jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Kemudian jawaban siswa tersebut dikelompokkan berdasarkan masing-masing klasifikasi dihitung skor setiap siswa serta dibuat persentase. Kemudian dihitung rata-rata skor seluruh siswa berdasarkan sekolah untuk setiap klasifikasi keterampilan proses sains terpadu. Untuk melihat tingkat penguasaan keterampilan proses sains pada setiap sekolah dan untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat penguasaan keterampilan proses sains antar sekolah, digunakan uji Anova. Uji Anova yang digunakan adalah One Way Anova atau Anova satu jalur, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara tiga kelompok atau lebih yang independen (Priyatno, 2012: 31). Berikut adalah tabel yang digunakan untuk menghitung skor rata-rata siswa jurusan IPA untuk setiap klasifikasi dalam keterampilan proses sains terpadu;.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. Tabel 3.3. Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA untuk masing-masing Sekolah; No.. Keterampilan Proses Sains Terpadu. 1.. Merumuskan Hipotesis. 2.. Mengidentifikasi Variabel. 3.. SMAN 6 Yogyakarta. SMAN 9 Yogyakarta. SMA IMMANUEL. SMA PIRI 1. Mendefinisikan Variabel secara operasional. 4.. Merancang Eksperimen. 5.. Menyajikan Data. Keseluruhan Keterampilan Proses Sains Terpadu. Dari skor rata-rata siswa jurusan IPA untuk masing-masing klasifikasi, maka dapat dilihat tingkat penguasaan siswa untuk masing-masing klasifikasi keterampilan proses sains terpadu. Skor rata-rata yang diperoleh siswa kemudian digolongkan berdasarkan kualifikasi tingkat pengusaan yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Kualifikasi tersebut dibuat berdasarkan nilai tertinggi adalah 100 dan dibuat dalam bentuk persen sehingga apabila benar seluruhnya maka mendapat 100%. Kualifikasi disajikan dalam bentuk tabel berikut:. Total.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 3.4. Kualifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Rata-rata nilai benar (%) Kualifikasi ≥ 80. Sangat Baik. 66 – 79. Baik. 56 – 65. Cukup. 46 – 55. Kurang. ≤ 45. Sangat Kurang. Sumber: Anas Sudijono. 24.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV DATA DAN ANALISIS. A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada empat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Yogyakarta. Subjek penelitian yaitu siswa-siswi kelas XI Jurusan IPA. Kegiatan. Penelitian. dilaksanakan. pada. bulan. Maret-April. 2015.. Pengambilan data dilakukan dengan mengajukan tes kepada siswa berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menguji keterampilan proses sains. Pelaksanaan kegiatan pengambilan data pertama dilakukan di SMA Negeri 6 Yogyakarta pada hari Kamis, tanggal 26 Maret 2015. Pengambilan data pada hari tersebut dilaksanakan pada pukul 09.30-10.15 WIB di Ruang 208 untuk IPA 5 dengan jumlah responden sebanyak 25 siswa sedangkan untuk IPA 6 dilaksanakan pada pukul 11.15-12.00 WIB di Ruang 209 dengan jumlah responden sebanyak 26 siswa. Pengambilan data kedua dilakukan di SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta pada hari Senin, tanggal 30 Maret 2015, pengambilan data dilaksanakan di Ruang 3.03 untuk IPA 1 pada pukul 08.45-09.30 WIB dengan jumlah responden sebanyak 22 siswa. Pada hari dan tanggal yang sama, pengambilan data dilanjutkan pada pukul 14.0014.45 WIB di SMA Negeri 9 Yogyakarta, dilaksanakan di Ruang A.202 untuk IPA 2 dengan jumlah responden sebanyak 24 siswa sedangkan untuk IPA 4 dilaksanakan di Ruang B.104 dengan jumlah responden 22 siswa. Pengambilan data terakhir dilaksanakan di SMA Swasta IMMANUEL 25.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. Yogyakarta pada hari Sabtu, tanggal 11 April 2015 pukul 10.15-11.00 WIB untuk IPA 1 dengan jumlah responden sebanyak 8 siswa. Jumlah siswa seluruhnya yang mengikuti tes keterampilan proses sains sebanyak 127 siswa, yang terdiri dari 46 siswa laki-laki dan 81 siswi perempuan. Jenis soal yang digunakan yaitu soal pilihan ganda. Dalam soal pilihan ganda siswa diminta untuk memilih jawaban yang telah disediakan. B. Deskripsi Sekolah 1. SMA Negeri 6 Yogyakarta SMA Negeri 6 merupakan salah satu jenis sekolah Negeri yang terletak di Jalan Cornelis Simanjuntak 2, Yogyakarta. SMA Negeri 6 telah terakreditasi A. Program atau jurusan yang ada di SMA Negeri 6 terbagi atas jurusan IPA dan IPS. Jumlah kelas yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 sebanyak 24 kelas yang terbagi atas 8 kelas untuk kelas X (6 kelas IPA & 2 kelas IPS), 8 kelas untuk kelas XI (6 kelas IPA & 2 kelas IPS), dan 8 kelas untuk kelas XII (6 kelas IPA & 2 kelas IPS). Nilai terendah untuk bisa bersekolah di SMA Negeri 6 yaitu 36,25 pada Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan nilai rata-rata Passing Grade. pada. Tahun Ajaran 2014/2015 SMA Negeri 6 menduduki peringkat ke 6 dari 11 SMA Negeri di Kota Yogyakarta. Seiring banyaknya prestasi siswa di bidang penelitian, SMA Negeri 6 Yogyakarta kini dijuluki sebagai: “The Research School of Jogja”..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. 2. SMA Negeri 9 Yogyakarta SMA Negeri 9 merupakan salah satu jenis sekolah Negeri yang terletak di Jalan Sagan 1, Yogyakarta. SMA Negeri 9 telah terakreditasi A. Program atau jurusan yang ada di SMA Negeri 9 terbagi atas jurusan IPA dan IPS. Jumlah kelas yang dimiliki oleh SMA Negeri 9 sebanyak 20 kelas yang terbagi atas 6 kelas untuk kelas X (5 kelas IPA & 1 kelas IPS), 7 kelas untuk kelas XI (5 kelas IPA & 2 kelas IPS), dan 7 kelas untuk kelas XII (5 kelas IPA & 2 kelas IPS). Nilai terendah untuk bisa bersekolah di SMA Negeri 9 yaitu 35,85 pada Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan nilai rata-rata Passing Grade pada Tahun Ajaran 2014/2015 SMA Negeri 9 menduduki peringkat ke 7 dari 11 SMA Negeri di Kota Yogyakarta. Karena memiliki potensi dan keunggulan di bidang seni dan budaya, SMA Negeri 9 Yogyakarta kini dijuluki sebagai: “The Art and Culture School”. 3. SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta SMA IMMANUEL Yogyakarta merupakan salah satu jenis sekolah Swasta Kristen yang terletak di Jalan Solo Km. 15, Gampar Tamanmartani,. Kalasan,. Yogyakarta.. SMA. IMMANUEL. telah. terakreditasi B. Program atau jurusan yang ada di SMA IMMANUEL terbagi atas jurusan IPA dan IPS. Jumlah kelas yang dimiliki oleh SMA IMMANUEL sebanyak 5 kelas yang terbagi atas 1 kelas untuk kelas X, 2.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. kelas untuk kelas XI (1 kelas IPA & 1 kelas IPS), dan 2 kelas untuk kelas XII (1 kelas IPA & 1 kelas IPS). 4. SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta SMA PIRI 1 Yogyakarta merupakan salah satu jenis sekolah Swasta Islam yang terletak di Jalan Kemuning 14 Baciro, Yogyakarta. SMA PIRI 1 telah terakreditasi A. Program atau jurusan yang ada di SMA PIRI 1 terbagi atas jurusan IPA dan IPS. Jumlah kelas yang dimiliki oleh SMA PIRI 1 sebanyak 6 kelas yang terbagi atas 2 kelas untuk kelas X (kelas A dan kelas B), 2 kelas untuk kelas XI (1 kelas IPA & 1 kelas IPS), dan 2 kelas untuk kelas XII (1 kelas IPA & 1 kelas IPS)..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. C. Analisis Data 1. Keterampilan Proses Sains Terpadu Siswa Jurusan IPA Tabel 4.1. Distribusi (%) Siswa Jurusan IPA dalam Penguasaan Keterampilan Proses Sains SMAN 6 Yogyakarta. SMAN 9 Yogyakarta. SMA IMMANUEL. SMA PIRI 1. Total. Sangat Baik. 5,88. 0,00. 12,50. 0,00. 4,60. Baik. 19,60. 21,74. 0,00. 9,10. 12,61. Cukup. 39,20. 36,95. 37,50. 18,18. 32,96. Kurang. 29,41. 28,26. 50,00. 18,20. 31,46. Sangat Kurang. 5,88. 13,04. 0,00. 54,55. 18,36. Kualifikasi. Berdasarkan Tabel 4.1, maka:  Distribusi. persentase. siswa. jurusan. IPA. dalam. penguasaan. keterampilan proses sains di SMAN 6 Yogyakarta pada kualifikasi sangat baik sebesar 5,88 %; pada kualifikasi baik sebesar 19,60 %; pada kualifikasi cukup sebesar 39,20 %; pada kualifikasi kurang sebesar 29,41 %; dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 5,88 %.  Distribusi. persentase. siswa. jurusan. IPA. dalam. penguasaan. keterampilan proses sains di SMAN 9 Yogyakarta pada kualifikasi sangat baik sebesar 0,00 %; pada kualifikasi baik sebesar 21,74 %; pada kualifikasi cukup sebesar 36,95 %; pada kualifikasi kurang sebesar 28,26 %; dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 13,04 %..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. . 30. Distribusi persentase siswa jurusan IPA dalam penguasaan keterampilan proses sains di SMA IMMANUEL Yogyakarta pada kualifikasi sangat baik sebesar 12,50 %; pada kualifikasi baik sebesar 0,00 %; pada kualifikasi cukup sebesar 37,50 %; pada kualifikasi kurang sebesar 50,00 %; dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 0,00 %.. . Distribusi persentase siswa jurusan IPA dalam penguasaan keterampilan proses sains di SMA PIRI 1 Yogyakarta pada kualifikasi sangat baik sebesar 0,00 %; pada kualifikasi baik sebesar 9,10 %; pada kualifikasi cukup sebesar 18,18 %; pada kualifikasi kurang sebesar 18,20 %; dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 54,55 %.. . Distribusi persentase siswa jurusan IPA dalam penguasaan keterampilan proses sains pada empat SMA di Yogyakarta pada kualifikasi sangat baik sebesar 4,60 %; pada kualifikasi baik sebesar 12,61 %; pada kualifikasi cukup sebesar 32,96 %; pada kualifikasi kurang sebesar 31,46 %; dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 18,36 %..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. Tabel 4.2. Kualifikasi (%) Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA untuk masing-masing Sekolah; No.. Keterampilan Proses Sains Terpadu. SMAN 6 Yogyakarta. SMAN 9 Yogyakarta. SMA IMMANUEL. SMA PIRI 1. Total. 1.. Merumuskan Hipotesis. 73,33. 67,83. 82,50. 56,36. 70,00. 2.. Mengidentifikasi Variabel. 22,06. 31,52. 12,50. 35,23. 25,33. 62,75. 62,17. 60,00. 45,45. 57,60. 3.. Mendefinisikan Variabel secara operasional. 4.. Merancang Eksperimen. 65,69. 64,13. 50,00. 54,55. 58,60. 5.. Menyajikan Data. 84,31. 71,20. 81,25. 54,55. 72,83. 61,63. 59,37. 57,25. 49,23. Keseluruhan Keterampilan Proses Sains Terpadu. Gambar 4.1. Tingkat penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA untuk masing-masing Sekolah..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.1, maka:  Secara keseluruhan siswa jurusan IPA di SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan keterampilan proses sains terpadu yang cukup dengan persentase sebesar 61,63 %.  Secara keseluruhan siswa jurusan IPA di SMA Negeri 9 Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan keterampilan proses sains terpadu yang cukup dengan persentase sebesar 59,37 %.  Secara keseluruhan siswa jurusan IPA di SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan keterampilan proses sains terpadu yang cukup dengan persentase sebesar 57,25 %.  Secara keseluruhan siswa jurusan IPA di SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan keterampilan proses sains terpadu yang kurang dengan persentase sebesar 49, 23 %.  Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah di Yogyakarta memiliki penguasaan keterampilan proses sains terpadu yang baik pada klasifikasi menyajkan data dan merumuskan hipotesa.  Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah di Yogyakarta memiliki penguasaan keterampilan proses sains terpadu yang. cukup. pada. klasifikasi. merancang. mendefinisikan variabel secara operasional.. eksperimen. dan.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33.  Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah di Yogyakarta memiliki penguasaan keterampilan proses sains terpadu yang sangat kurang pada klasifikasi mengidentifikasi variabel. 2. Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA Dari empat sekolah yang berbeda terkumpul 127 data untuk dikoreksi jawabannya. Setiap data dianalisis jawaban yang benar untuk setiap kelas XI jurusan IPA berdasarkan sekolah, kemudian di analisis menggunakan salah satu uji statistika yaitu F-test atau uji Anova untuk kelompok independen. Uji Anova digunakan karena ada empat kelompok berbeda berdasarkan sekolah yang diteliti dengan tes yang sama. Hasil uji Anova dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui perbedaan rata-rata antar sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA Descriptives Skor 95% Confidence Interval for N. Mean. Std.. Std.. Deviation. Error. Mean Lower Bound. Upper Bound. Minimum. Maximum. SMAN 6. 51. 61.86. 9.847. 1.379. 59.09. 64.63. 40. 85. SMAN 9. 46. 59.46. 10.394. 1.532. 56.37. 62.54. 40. 75. SMA IMMANUEL. 8. 59.38. 9.039. 3.196. 51.82. 66.93. 50. 80. SMA PIRI 1. 22. 48.86. 13.268. 2.829. 42.98. 54.75. 30. 75. Total. 127. 58.58. 11.494. 1.020. 56.56. 60.60. 30. 85.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. Berdasarkan hasil uji Anova yang disajikan pada Tabel 4.3., tingkat penguasaan siswa jurusan IPA secara keseluruhan menghasilkan rata-rata sebesar 58,58 %. Sehingga kualifikasi siswa jurusan IPA secara keseluruhan memiliki tingkat penguasaan keterampilan proses sains yang cukup. Tabel 4.4. Hasil Uji ANOVA Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA ANOVA Skor Sum of Squares Between Groups. Df. Mean Square. 2666.964. 3. 888.988. Within Groups. 13977.918. 123. 113.642. Total. 16644.882. 126. F 7.823. Sig. .000.  Bila dirumuskan dua hipotesis terhadap apakah ada perbedaan penguasaan keterampilan proses pada keempat sekolah, hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:  H0: Tidak ada perbedaan rata-rata skor antara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta.  Ha: Ada perbedaan rata-rata skor antara siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. Untuk menguji hipotesis mana yang diterima atau ditolak maka pengambilan keputusan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:  Signifikansi > 0,05 jadi H0 diterima (varian sama).  Signifikansi ≤ 0,05 jadi H0 ditolak (varian berbeda). Dari hasil analisis menggunakan uji Anova (Lihat pada Tabel 4.3) didapatkan bahwa signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha diterima. Hal ini berarti bahwa dalam hal penguasaan keterampilan proses sains ada perbedaan rata-rata skor antara siswa kelas XI jurusan IPA antara SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta. D. Pembahasan. Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental berkaitan dengan kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, dikuasai, dan diterapkan dalam suatu kegiatan ilmiah, sedangkan keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami,. memperoleh,. atau. mengembangkan. ilmu. pengetahuan.. Keterampilan proses sains terpadu sangat penting dimiliki oleh siswa dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah untuk memecahkan suatu masalah. Dari hasil analisis menggunakan uji Anova one way, menunjukkan bahwa. terdapat. perbedaan. secara. significant. tingkat. penguasaan. keterampilan proses sains dari siswa jurusan IPA dari empat sekolah yang.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. dijadikan tempat penelitian. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan penguasaan keterampilan proses sains pada siswa jurusan IPA kelas XI di SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengamatan saat pengambilan data pada keempat sekolah tersebut didapati sistem pengajaran yang berbeda. Di SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta. ternyata. sering. melakukan. kegiatan. praktikum. pada. pembelajaran IPA, sedangkan di SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta jarang melakukan kegiatan praktikum. Selain itu, fasilitas penunjang pembelajaran seperti laboratorium pun berbeda untuk SMAN 6 Yogyakarta dan SMAN 9 Yogyakarta kondisi laboratorium baik serta ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap, untuk SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta kondisi laboratorium cukup baik serta ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap, dan untuk SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta kondisi laboratorium kurang baik dan ketersediaan alat kurang lengkap. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut ada kemungkinan aspek-aspek ini berpengaruh pada penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA pada empat sekolah tersebut. Ada kemungkinan perbedaan itu juga disebabkan oleh kualitas input siswa jurusan IPA di setiap sekolah yang berbeda saat dilakukan penjurusan. Hal tersebut mungkin terjadi, misalnya semestinya siswa yang idealnya ke jurusan IPS, tetapi karena harus ada jurusan IPA, maka sebagian siswa.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. dimasukkan ke jurusan IPA atau siswa yang idealnya ke jurusan IPA, tetapi karena terdapat guru IPS, maka sebagian siswa dimasukkan ke jurusan IPS. Untuk masing-masing klasifikasi dan kualifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA disajikan dalam Tabel 4.1. dan Tabel 4.2. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat distribusi persentase siswa jurusan IPA dalam penguasaaan keterampilan proses sains serta dapat dilihat kecenderungan keterampilan proses sains mana yang paling dikuasai dan yang kurang dikuasai oleh siswa jurusan IPA. Secara keseluruhan distribusi persentase siswa jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta dalam penguasaan keterampilan proses sains pada kualifikasi sangat baik sebesar 4,60 %; pada kualifikasi baik sebesar 12,61 %; pada kualifikasi cukup sebesar 32,96; pada kualifikasi kurang sebesar 31,46 %; dan pada klasifikasi sangat kurang sebesar 18,36%. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa hampir sebagian siswa jurusan IPA kurang memiliki penguasaan keterampilan proses sains yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan beberapa usaha yang dapat mengembangkan keterampilan proses yang baik seperti optimalisasi kegiatan praktikum dalam pembelajaran sains dan pengembangan model praktikum melalui pendekatan discovery atau penemuan. Penguasaan keterampilan proses sains terpadu pada klasifikasi menyajikan data memiliki nilai rata-rata tertinggi dibandingkan dengan klasifikasi keterampilan proses sains terpadu yang lainnya. Nilai rata-rata.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. yang diperoleh siswa jurusan IPA secara keseluruhan yaitu 72,83 %. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa penguasaan keterampilan proses sains terpadu pada klasifikasi menyajikan data paling dikuasai siswa dengan baik diantara klasifikasi keterampilan proses sains terpadu yang lain, sehingga secara keseluruhan siswa jurusan IPA memiliki penguasaan yang baik pada keterampilan proses menyajikan data. Penguasaan siswa jurusan IPA paling baik pada klasifikasi ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan kegiatan praktikum dalam hal mengumpulkan data dan menyajikan data dalam bentuk tabel maupun grafik. Penguasaan keterampilan proses sains terpadu pada klasifikasi merumuskan hipotesa memiliki nilai rata-rata tertinggi kedua. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa jurusan IPA secara keseluruhan yaitu 70,00 %. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa penguasaan keterampilan proses sains terpadu pada klasifikasi merumuskan hipotesa telah dikuasai siswa dengan baik, sehingga secara keseluruhan siswa jurusan IPA memiliki penguasaan yang baik pada keterampilan proses merumuskan hipotesa. Penguasaan keterampilan proses sains terpadu pada klasifikasi merancang eksperimen dan mendefinisikan variabel secara operasional memiliki nilai rata-rata yang cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa jurusan IPA secara keseluruhan untuk merancang eksperimen yaitu 58,60 % dan untuk mendefinisikan variabel secara operasional sebesar 57,60 %..

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa penguasaan keterampilan proses sains terpadu pada klasifikasi merancang penelitian dan mendefinisikan variabel secara operasional masih dalam tingkat kualifikasi yang cukup. Penguasaan keterampilan proses sains terpadu pada klasifikasi mengidentifikasi variabel memiliki nilai rata-rata terendah dibandingkan dengan klasifikasi keterampilan proses sains terpadu yang lainnya. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa jurusan IPA secara keseluruhan yaitu 25,33 %. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa penguasaan. keterampilan. proses. sains. terpadu. pada. klasifikasi. mengidentifikasi variabel paling tidak dikuasai siswa dengan baik diantara klasifikasi keterampilan proses sains terpadu yang lain, sehingga secara keseluruhan siswa jurusan IPA memiliki penguasaan yang sangat kurang pada keterampilan proses mengidentifikasi variabel. Sebelumnya terkait dengan calon guru dan guru telah dilakukan penelitian serupa oleh Ong Saw Lan (2005), Budi Lindrawati (2014), dan Wahyu Prabawati (2014), dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa untuk mengidentifikasi variabel calon guru dan guru yang ditelitinya memiliki penguasaan yang rendah. Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan yang dapat berubah-ubah dan bermacam-macam jenisnya, sehingga pengenalan akan variabel menjadi sangat penting di awal sebelum keterampilan yang lainnya. Rendahnya penguasaan akan keterampilan mengidentifikasi variabel ini.

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 40. disebabkan oleh kurangnya pengenalan variabel oleh guru kepada siswa jurusan IPA saat melakukan kegiatan praktikum. Keterampilan proses sains dilatihkan dan diterapkan secara khusus melalui kegiatan praktikum. keterampilan proses sains terpadu diperlukan saat melakukan kegiatan penelitian atau praktikum untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga saat melakukan kegiatan penelitian maupun praktikum siswa jurusa IPA dapat memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi yang harus di pelajari. E. Implikasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan keterampilan proses sains siswa jurusan IPA, mengetahui kecenderungan keterampilan proses sains yang dikuasai oleh siswa jurusan IPA serta mengetahui perbedaan tingkat penguasaan keterampilan proses sains pada empat sekolah di Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisa jawaban siswa jurusan IPA menunjukkan bahwa terdapat tingkat penguasaan yang berbeda atau beragam. Bila dilihat dari setiap klasifikasi pada keterampilan proses sains terpadu, tingkat penguasaan siswa jurusan IPA pada klasifikasi menyajikan data dan merumuskan hipotesa termasuk dalam tingkat penguasaan yang baik. Pada klasifikasi merancang penelitian dan mendefinisikan variabel secara operasional termasuk dalam tingkat penguasaan yang cukup. Pada klasifikasi mengidentifikasi variabel tingkat penguasaan siswa jurusan IPA masih sangat kurang..

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan ilmuan untuk melakukan penyelidikan ilmiah. Berdasarkan definisi tersebut, berarti klasifikasi-klasifikasi dalam keterampilan proses sains tersebut saling terkait. Dalam penguasaannya harus sama, tidak boleh ada yang lebih dipahami maupun kurang dipahami. Berdasarkan hasil uji Anova menggunakan SPSS, terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena sistem pengajaran yang berbeda, fasilitas pendukung pembelajaran yang berbeda, serta kualitas input siswa jurusan IPA yang berbeda pada keempat sekolah tersebut. Berdasarkan nilai rata-rata keseluruhan keterampilan proses sains pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan usaha yang lebih keras (extra) untuk siswa jurusan IPA di SMA yang memiliki keterampilan proses sains yang rendah dibandingkan dengan siswa jurusan IPA di SMA yang memiliki keterampilan proses sains yang tinggi bila sebuah sekolah memutuskan untuk menerima para siswa yang kurang menguasai keterampilan proses sains, maka harus jauh lebih berat usaha yang dilakukan siswa jurusan IPA di SMA yang memiliki keterampilan proses sains yang kurang untuk mencapai levelnya, dibandingkan dengan siswa jurusan IPA di SMA yang memiliki keterampilan proses sains yang cukup. Sebagai siswa.

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 42. jurusan IPA perlu memiliki penguasaan keterampilan proses sains yang cukup atau memadai. Hal tersebut dikarenakan keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan dalam suatu penelitian maupun kegiatan praktikum. Dalam kegiatan praktikum, keterampilan proses sains digunakan untuk merumuskan tanggapan terhadap pertanyaan, menganalisis data, mengumpulkan data, serta mendeskripsikan data, sehingga siswa dapat memecahkan suatu masalah. Berdasarkan penjelasan diatas, maka terdapat beberapa usaha yang perlu dilakukan agar siswa jurusan IPA dapat menguasai keterampilan proses sains dengan baik. Usaha-usaha tersebut diantaranya: 1. Perlunya optimalisasi kegiatan praktikum. Dalam melaksanakan kegiatan praktikum diharapkan siswa jurusan IPA dapat menemukan sesuatu yang baru dan dapat memecahkan suatu masalah. 2. Perlu dikembangkannya model praktikum melalui pendekatan discovery atau penemuan. Melalui pendekatan ini, dapat membantu siswa untuk belajar menemukan suatu pengetahuan yang baru, melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri, serta melatih siswa untuk dapat mengumpulkan data dan menganalisis data sendiri..

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Siswa jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta memiliki rata-rata tingkat penguasaan keterampilan proses sains yang cukup dengan persentase sebesar 58,58 %. Siswa jurusan IPA di SMAN 6 Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan sebesar 61,86 %; siswa jurusan IPA di SMAN 9 Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan sebesar 59,46 %; siswa jurusan IPA di SMA IMMANUEL Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan sebesar 59,38 %; dan siswa jurusan IPA di SMA PIRI 1 Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan sebesar 48,86 %. 2. Siswa jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta memiliki tingkat penguasaaan keterampilan proses sains yang baik pada klasifikasi menyajikan data dan merumuskan hipotesa, atau dapat dikatakan bahwa siswa jurusan IPA menguasai kedua klasifikasi ini. 3. Siswa jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan keterampilan proses sains yang cukup pada klasifikasi merancang eksperimen dan mendefinisikan variabel secara operasional, siswa jurusan IPA belum terlalu menguasai kedua klasifikasi ini.. 43.

(62) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 44. 4. Siswa jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta memiliki tingkat penguasaan keterampilan proses sains yang sangat kurang pada klasifikasi mengidentifikasi variabel, atau dapat dikatakan bahwa siswa jurusan IPA belum menguasai klasifikasi ini. 5. Dalam hal penguasaan keterampilan proses sains, terdapat perbedaan tingkat penguasaan keterampilan proses sains dari siswa jurusan IPA dari empat. sekolah. yang. dijadikan. tempat. penelitian.. Hal. tersebut. kemungkinan disebabkan karena sistem pengajaran yang berbeda, fasilitas pembelajaran yang berbeda, serta kualitas input siswa jurusan IPA yang berbeda pada keempat sekolah tersebut. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas,. maka peneliti. menyampaikan. beberapa saran, yaitu: 1. Bagi sekolah, perlu selektif dalam menjuruskan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Jika siswa sudah sudah berada di jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, maka siswa tersebut akan lebih mudah berproses di dalam pembelajaran. 2. Bagi siswa jurusan IPA, perlu mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran agar siswa dapat memecahkan suatu masalah. Pengembangan keterampilan proses sains dalam pembelajaran dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian atau kegiatan praktikum di sekolah..

(63) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA Ango, Mary L. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effectve Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educolog. Vol. 16. No. 1: 11-30. Burns, J.C., Okey, J.R. & Wise K.C. 1985. Development of an Integrated Process Skills Test: TIPS II. Journal of Research in Science Teaching. Vol. 22. No. 2: 169-177. Dahar, Ratna Wilis. 1985. “Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar Ditinjau dari Segi Pengembangan Keterampilan Proses Sains”. Disertasi Tidak Dipublikasikan. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Devi, Poppy Kamalia. 2013. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk Guru SMP. Bandung: PPPPTK IPA. Dirman dan Cici Juarsih. 2014. Karakteristik Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fuadi, M.Agus.2008. “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Melalui Eksperimen Menggunakan KIT dan Alat Sederhana pada Pembelajaran Fisika”. (dalam editor: Dr. Ferdy S. Rondonuwu dkk. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains: Pembelajaran Sains yang Menarik dan Menantang). UKSW, Salatiga. Gani, Ruslan A. 1986. Bimbingan Penjurusan. Bandung: Angkasa.. 45.

(64) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 46. Lan, Ong Saw. 2005. Assesing Preservice Science Teachers Competency in Integrated Science Process Skills. Paper presented in National Conference on Skills & Competencies in Education 2005. Di Unduh pada tanggal 10 Mei 2015 dalam: http://eprints.usm.my/5601/1/Assessing_Competency_In_Integrated_Scienc e_Process_Skill_And_Its_Relation_With_Science_Achievement.pdf Lindrawati, Budi. 2014. “Keterampilan Proses Sains Calon Guru Fisika di Universitas Sanata Dharma”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Prabawati, Wahyu. 2014. “Keterampilan Proses Sains Guru IPA Beberapa SMA di Kabupaten Bantul”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Semiawan, Conny. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?. Jakarta: PT Gramedia. Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Supardi. 2013. Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada..

Gambar

Tabel 3.1  Klasifikasi Item Tes TIPS II Berdasarkan Keterampilan Proses Sains   Terpadu  ....................................................................................................
Gambar 4.1   Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa Jurusan IPA  untuk masing-masing Sekolah .............................................................
Tabel 3.1. Klasifikasi Item Tes TIPS II Berdasarkan Keterampilan                      Proses Sains Terpadu
Tabel 3.2. Tujuan dan Contoh Soal Tes dalam TIPS II
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Persaingan bisnis dalam Rumah Sakit di sekitar kota medan tengah berkembang sangat pesat.Dan menuntut setiap perusahaan untuk melakukan strategi baik dari segi kualitas layanan

Kecamatan Panei merupakan daerah penghasil beras di Kabupaten Simalungun yang dilayani oleh sistem irigasi teknis dengan target produktifitas padi yang dihasilkan dapat

Dengan menggunakan bahasa pemograman Quick Basic mikrokontroller dengan mudah dikontrol sehingga dapat mengeluarkan output

Kompleksitas perusahaan yang didorong oleh perubahan lingkungan yang sangat dinamis perlu didukung dengan adanya suatu rancangan desain baru yang dapat menunjang pelayanan

MarZaNis merupakan produk makanan baru yang merupakan perpaduan antara martabak manis (jajanan indonesia) dan pizza (jajanan italia). MarZaNis sendiri adalah sebuah

partikel kecil dengan ukuran 0,20-0,25 mm, tingkat ekstraksi dan jumlah hasil dalam hal komponen tertentu tinggi untuk CA, sementara untuk UA dan OA, tingkat

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli atau rekaman yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang untuk setiap data yang telah dikirim melalui

Untuk mengetahiu kawasan terumbu karang dapat dilakukan dengan menggunakan data satelit penginderaan jauh untuk memberikan gambaran tentang distribusi dan kondisi terumbu karang