• Tidak ada hasil yang ditemukan

brosur temu sharing yayasan dan rumah sakit pelkesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "brosur temu sharing yayasan dan rumah sakit pelkesi"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Dewasa ini, fenomena yang muncul dalam praktik penyelenggaraan rumah sakit menunjukkan adanya pergeseran orientasi pelayanan rumah sakit antara bentuk kelembagaan dengan manajemen pengelolaannya. Artinya rumah sakit dengan bentuk kelembagaan yayasan dikelola sebagaimana manajemen perusahaan (PT). Seharusnya kelembagaan yayasan sebagai badan sosial (rumah sakit) bukan untuk mencari keuntungan melainkan untuk melaksanakan sesuatu yang idiil atau filantropis. Jadi penekanannya bukan pada keuntungan (profit), melainkan pada kemanfaatan ( benefit). Sehingga eksistensi rumah sakit menjadi melemah, ditambah lagi dengan tuntutan persaingan global perumahsakitan yang semakin tinggi. Hal ini disadari betul terasa di rumah sakit-rumah sakit Kristen khususnya maupun rumah sakit berbadan nirlaba umumnya.

Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan peran dan tanggung jawab yayasan kesehatan menjadi “kabur” dalam mengembangkan rumah sakit Kristen yang berkualitas. Penerapan UU Yayasan yang tidak sepenuhnya dipahami keperbedaannya dengan UU Perumahsakitan dapat menjadi konflik antara yayasan dengan pengelola rumah sakit, adanya perubahan UU Yayasan saat ini dengan mulai diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2008 tentang Pelaksanaan UU tentang Yayasan, ternyata memberikan dampak polemik yang tidak sederhana. Begitu juga perkembangan realitas yayasan yang seringkali menghadapi kendala dalam melaksanakan fungsi dan tugas memimpin dan mengarahkan rumah sakit. Tidak jarang, yayasan hanya berperan pada awal penentuan direksi rumah sakit dan pada akhir tahun pada saat menerima laporan direksi dan penyusunan rancangan anggaran dan belanja rumah sakit tahun berikutnya. Persoalan akreditasi yang sangat banyak membutuhkan sumber daya dan dana ataupun kerja sama dengan BPJS Kesehatan yang rumit terkadang tidak dipahami secara serius oleh yayasan. Kemungkinan-kemungkinan seperti : terjadinya saling lempar tanggung jawab antar organ yayasan; pengunaan kekuasaan secara berlebih, atau bisa juga mengartikan delegasi kewenangan secara berlebihan; tidak menjalankan kewajibannya; dan berbisnis secara tidak wajar dengan menggunakan jabatannya, bisa saja terjadi. Sinode Gereja dalam bidang diakonia mengemban tugas untuk menyelaraskan dari aspek kesehatan, pendidikan dan sosial, termasuklah rumah sakit didalamnya. Namun dalam realitasnya bahwa peran itu banyak tidak dipahami dan sulit diterapkan oleh gereja. Permasalahan-permasalahan di rumah sakit yang timbul seperti penurunan kualitas layanan, penurunan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit, adanya kasus-kasus penyimpangan keuangan yang menyebabkan terjadinya penundaan pembayaran upah karyawan, yang semua itu sangat mempengaruhi dinamika layanan mutu dan keuangan di rumah sakit.

Pemikiran-pemikiran tersebut di atas telah mendorong PELKESI untuk mengajak para pengurus yayasan dan pimpinan gereja bersama-sama membahas posisi dan kondisi pelayanan kesehatan Kristen saat ini, melalui Temu Sharing yang bertema “Peran dan Tanggung Jawab Yayasan dan Gereja dalam Menciptakan Good Hospital Corporate Governance”.

PERAN

GOOD

GOVERNANCE

DAN

TANGGUNG JAWAB

YAYASAN

DAN

GEREJA

DALAM

HospitaL

MENCIPTAKAN

CORPORATE

Bandung, 12 - 13 November 2015

Temu Sharing:

(2)

Materi

Pelaksanaan Kegiatan

Peserta

Tujuan

Susunan Acara

Informasi dan Pendaftaran

1. Adanya persamaan persepsi terhadap tata kelola dan tata hubungan antara yayasan dan rumah sakit.

2. Mengidentifikasi tantangan yayasan dan gereja dalam pengelolaan RS dan pengendalian biaya.

3. Merumuskan upaya konkrit untuk memperkuat peran PELKESI dalam memfasilitasi yayasan kesehatan Kristen sebagai pemilik rumah sakit.

1. Organ yayasan kesehatan Kristen yang memiliki rumah sakit. 2. Pimpinan gereja.

3. Pengurus PELKESI. 4. Pemerhati PELKESI.

Hari / Tanggal : Kamis - Jumat, 12 - 13 November 2015 Tempat : Aula Agape RS Immanuel Bandung

1. Sejarah PELKESI dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia

2. Update Regulasi dan Tantangan Pelayanan Kesehatan Kristen (UU Yayasan dan UU Rumah Sakit, Perlakuan Pajak Terhadap Yayasan)

3. Tata Kelola dan Tata Hubungan Yayasan dan Rumah Sakit

4. Gereja dan Yayasan dalam Akses Pendanaan dan Pengendalian Biaya Rumah Sakit 5. Belajar dari Pengalaman Yayasan Kesehatan Pemilik RS Islam dan RS Katholik

Untuk Informasi lebih lanjut dan melakukan pendaftaran, dapat menghubungi contact person : Ita (0811-811-3233), Ratna (0812-8878-5510).

Pendaftaran kami tunggu paling lambat tanggal 9 November 2015. Temu Sharing ini tidak dipungut biaya.

Hotel Harris ( ) dan

Conventions Festival Citilink

Jl. Peta No. 241 Pasir Koja Bandung Hp: 0877-2223-3664 / 0822-4000-0848 (Bpk Zacky)

Hotel Grand Pasundan ( )

Jl. Peta No.147-149 (Lingkar Selatan) Bandung

Hp: 0818-0909-8128 (Ibu Mira)

Hotel Grand Kopo ( )

Jl. Kopo No. 163 Bandung Tlp: 022-520-6252 (Ibu Ratih)

Info Hotel

Penginapan di sekitar RS Immanuel :

Melati

4

4

11.00 –12.00 Registrasi ulang 12.00 –13.00 Makan siang

13.00 –13.30 Ibadah Pembukaan oleh Pdt. KrisnaL. Suryadi, STh

13.30–13.50 SambutanKetua Yayasan BRS GKP dan Ketua Umum PELKESI 13.50 –14.30 Sejarah PELKESI dalam Pelayanan Kesehatandi Indonesia

Pembicara : dr. Bert A. Supit

14.30 –16.00 Update Regulasi dan Tantangan Pelayanan Kesehatan Kristen: UU Yayasandan UU Rumah Sakit

Pembicara : dr. Subroto PH 16.00–16.30 Coffee break

16.30 –18.00 Update Regulasi dan Tantangan Pelayanan Kesehatan Kristen: Perlakuan Pajak terhadap Yayasan

Pembicara : Kanwil Pajak Jawa Barat 18.00 –19.00 Makan malam

19.00 –20.30 Belajar dari Pengalaman Yayasan Kesehatan Pemilik RS Islam dan Katholik 20.30 –21.00 Ibadah Malam

08.00 –08.30 Ibadah Pagi

08.30–10.00 Tata Kelola dan Tata Hubungan Yayasan dan Rumah Sakit Pembicara : dr. Andreasta Meliala, DPH, MKes, MAS

10.00 –10.15 Coffee Break

10.15–11.30 Yayasan dan Gereja dalam Akses Pendanaan dan Pengendalian Biaya Rumah Sakit

Pembicara : Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan 11.30 –12.30 Rencana Tindak Lanjut

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di tiga Rumah Sakit yaitu Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Rantau Prapat, Rumah Sakit PTPN III Aek

Berdasarkan isi undang-undang Rumah Sakit mengenai bentuk dan pengelola Rumah Sakit, bahwa badan hukum yang dapat mengelola Rumah Sakit adalah Perseroan Terbatas, sehingga

Rumah sakit terdiri dari rumah sakit milik pemerintah dan swasta baik swasta yayasan keagamaan maupun kemanusiaan, sebagai suatu organisasi yang ingin berkembang dan survive

Dengan suatu anggapan bahwa orang di Indonesia orang sehat saja belum tentu membaca buku, apalagi orang sakit 6 , karena perpustakaan rumah sakit belurn

Sebagai contoh, sebuah visi rumah sakit pemerintah yang salah satu kalimatnya menyatakan bahwa di masa mendatang rumah sakit ini akan menjadi lembaga pelayanan

(a) secara yuridis normatif hal ini merupakan penerapan ketentuan Pasal 1367 KUHPerdata, dan Pasal 46 UU Rumah Sakit, dan Standar pro- fesi dan akreditasi

Kewaj iban rumah sakit di Indonesia, t elah dit ent ukan dalam Pasal 29 UU Rumah Sakit , ya- it u: memberikan inf ormasi yang benar t ent ang pelayanan rumah sakit

ini dibuat sejalan dengan pedoman umum tersebut Dengan adanya pedoman ini diharapkan tiap rumah sakit dapat direncanakan pelayanan laboratorium sesuai dengan keias rumah sakit