• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Karya Ilmiah | INFO SMAN 2 MENGGALA KARIL ABDUL ROFI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Karya Ilmiah | INFO SMAN 2 MENGGALA KARIL ABDUL ROFI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI CONTOH LINGKUNGAN ALAM DAN LINGKUNGAN BUATAN KELAS III

DI SDN BOJONG 03 KECAMATAN PAMEUNGPEUK KABUPATEN GARUT

ABDUL ROFI MUSTAWAN, 823207976, Rofimustawan89@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam memahami contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran dan hasil tes akhir pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Bojong 03 Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut siswa yang menguasai materi hanya ( 36 %). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur penerapannya media gambar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyebutkan contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III SDN Boojong 03 Kecamatan Pameungpeuk tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 15 siswa, terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Mata pelajaran yang menjadi subjek penelitian adalah Ilmu Pengetahuan Sosial dengan pokok bahasan contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan. Hasil penelitian menunjukan nilai evaluasi siswa pada siklus I dengan rata-rata 72.87 meningkat pada evaluasi siklus II dengan nilai rata-rata 77,27. Tingkat pencapaian nilai tersebut sudah tergolong cukup tinggi dengan tingkat pemahaman siswa yang cukup merata, kemampuan siswa seluruhnya sudah diatas KKM. Penggunaan media gambar terbukti berdampak terhadap peningkatan keaktifan siswa, dan prestasi siswa. Jadi, media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa tentang materi contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Kata Kunci: Media Gambar, Contoh Lingkungan Alam dan Buatan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(2)

belajar. Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antar individu dan indvidu dengan lingkungannya.

Didalam UU Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan tentang Sitem Pendidikan Nasional, pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pada kenyataan untuk menjadikan tujuan tersebut, masih banyak dihadapkan pada berbagai kendala. Kondisi diatas juga didalami pada pencapaian tujuan pendidikan dasar (SD).

1. Identifikasi Masalah

Di SDN Bojong 03 Kecamatan Pemeungpeuk Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Permasalahan pendidikan masih banyak dirasakan seperti salahsatunya pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III. Dimana masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM.

Tabel2.1

No KKM Jumlah Presentase

1 Diatas 5 25%

2 Sesuai 5 25%

3 Dibawah 10 50 %

Berdasarkan tabel diatas. Secara umum permasalahan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III SDN Bojong 03 yang dihadapi adalah :

1. Siswa banyak yang mengantuk saat proses belajar mengajar. 2. Kurangnya media pembelajaran dalam materi lingkungan alam

dan lingkungan buatan.

3. Siswa masih banyak yang tidak mengetahui contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan beserta manfaatnya.

(3)

Dari hasil identifikasi masalah, untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dari berbagai aspek pembelajaran yang ada, penggunaan media gambar dapat dipilih sebagai cara untuk meningkatkan pembelajaran pemahaman “ Contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan “ pada siswa kelas III.

Media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto, lukisan, poster, dan lain-lain. Dengan menggunakan media gambar memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Hasil identifikasi dan analisis masalah, maka sebagai alternatif pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah “ Dengan mengunakan media gambar prestasi siswa kls III dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat”.

B. Rumusan Masalah

Dari hasil refleksi permasalahan yang dipaparkan, tentang “ penggunaan media gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media gambar dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan pada siklus 1 ?

2. Bagaimana mengoptimalkan media gambar terhadap materi contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan pada siklus 2 ? 3. Apakah prestasi belajar siswa meningkat setelah guru

mengoptimalkan media gambar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dari siklus 1 ke siklus 2 ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pelajaran

(4)

adalah untuk:

1. Mendapat pemahaman materi tentang contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan pada siklus 1.

2. Mendapat pemahaman materi tentang contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan beserta manfaatnya pada siklus 2. 3. Agar prestasi belajar siswa meningkat terhadap mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial Kls III SD pada siklus 1 dan siklus 2. D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran pada penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru

Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.

2. Bagi Siswa

Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Disamping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.

3. Bagi Sekolah

Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

4. Bagi Peneliti

(5)

II. KAJIAN PUSTAKA A. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran/pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs (1977)

(http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-pembelajaran)

media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, vidio dan sebagainya.

Kemudian menurut National Education Associaton (1969) (http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-pembelajaran) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses media pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media media pembelajaran menempari posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2. Pengertian Media Gambar

(6)

anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana.

Materi gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.

Menurut Purwanto dan Alim (dalam buku: Pengembangan Modul) kelebihan media gambar adalah :

1. Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Media gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dan bidang apa saja. 5. Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan. Sedangkan kelemahan media gambar menurut Purwanto dan Alim (dalam buku: Pengembangan Modul) adalah 1. Gambar menekankan persepsi indera mata

2. Gambar berada yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Menurut Sadiman Arief S. (dalam buku Media Pendidikan) ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh media gambar, yaitu:

a. Harus Autentik

(7)

b. Sedrhana

Komposisinya hendak cukup jelas menunjukan poin-poin pokok dalam gambar.

c. Ukuran Relatif

Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda sebenarnya.

d. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Gambar yang tersedia perlu digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

f. Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Dengan demikian, pada saat guru mencoba mengajarkan strategi ini, penekanan perlu dilakukan bahwa gambar atau diagram yang dibuay tidak perlu sempurna, terlalu bagus atau terlalu detail. Hal ini perlu digambar atau dibuat diagramnya adalah bagian-bagian terpenting yang diperkirakkan mampu memperjelas permasalahan yang dihadapi.

B. PEMBELAJARAN IPS

1. Pengertian Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang berbobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.

(8)

berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, memanfaatkan sumberdaya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupanmasyarakat manusia.

IPS juga dikenal dengan nama social studies adalah kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem kehidupan bermasyarakat. IPS mengkaji bagaimana hubungan manusia dengan sesamanya di lingkungan sendiri, dengan tetangga yang dekat sampai jauh. IPS juga mengkaji bagaimana manusia bergerak dan memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, IPS mengkaji tentang keseluruhan kegiatan manusia

2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran IPS

Pendidikan IPS memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengatasi masalah sosial, sebab pendidikan IPS memiliki fungsi dan peran dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan tentang harkat dan martabat manusia sebagai makhluk sosial, keterampilan menerapkan pengetahuan tersebut dan mampu bersikap berdasarkan nilai dan norma sehingga mampu hidup bermasyarakat. III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN

PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu

Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran serta pihak yang membantu meliputi :

1. Subjek Penelitian Perbaikan Pembelajaran

(9)

Perbaikan tersebut antara lain adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan penggunaan media gambar.

2. Tempat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tempat penelitian perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 dilaksanakan di SDN Bojong 03 yang beralamat di Desa Boojong Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2016 sampai Mei 2016. Adapun mata pelajaran yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Bojong 03. Jumlah siswa yang diteliti terdiri dari 10 laki-laki dan 5 perempuan. Siswa kls III SDN Bojong 03 sudah dikelompokan secara heterogen, dengan kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan tes awal.

Waktu penelitian terbagi menjadi dua fase, antara lain sebagai berikut:

a. Siklus 1 dilaksanakan di SDN Bojong 03 pada tanggal 26 April 2016.

b. Siklus 2 dilaksanakan di SDN Bojong 03 pada tanggal 10 Mei 2016.

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(10)

PERENCANAAN

SIKLUS I TINDAKAN REFLEKSI

PENGAMATAN

PERENCANAAN

SIKLUS II TINDAKAN

HASIL

o Pelajaran Pelajaran

1 Selasa, 26-04-2016 IPS I 3

2 Selasa, 10-05-2016 IPS II 3

4. Pihak Yang Membantu

- Kepala UT UPBJJ Bandung - Supervisor 1

- Supervisor 2 - Pengelola UT - Kepala Sekolah - Teman Sejawat

A. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1. Desain Perbaikan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilalui selama 2 siklus,. Yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

(11)

2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran Kegiatan Awal ( 5 Menit )

 Mengkondisikan siswa kedalam situasi kelas yang kondusif dengan cara merapikan tempat duduk, berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa menyiapkan siswa menyiapkan buku pelajaran dan alat-alat tulis.

 Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk untuk mengaitkan materi yang akan dibahas. (Pernahkah kalian mengamati lingkungan sekitarmu? Kamu akan melihat sawah, sungai irigasi, jalan raya, dan taman.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti ( 20 Menit )

 Siswa mengamati gambar hutan, sungai, pemukiman penduduk, bangunan sekolah dan sawah lalu mengamati lingkungan sekitar.  Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengetahui tentang contoh

lingkungan alam dan lingkungan buatan beserta kegunaannya  Melakukan tanya jawab hasil pengamatan siswa

 Siswa satu persatu ke depan untuk menunjukan contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan

 Guru Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya  Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi  Guru Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan

 Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja siswa ( LKS Terlampir )

(12)

 Guru bersama-sama siswa membahas hasil diskusi Kegiatan Akhir ( 10 Menit )

 Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan

 Melaksanakan evaluasi akhir

 Menindaklanjuti pembelajaran dengan pemberian PR

B. Teknik Analisis Data

1. Penggunaan rumus dalam menghitung nilai

X = Z x N X = nilai rata-rata X = nilai siswa N = jumlah siswa

2. Persentase Dengan Rumus

P = Jumlah siswa yang nilai X x 100

Jumlah siswa

3. Menggunakan Grafik

Grafik yang digunakan untuk menggambarkan persentase nilai pada siklus 1 dan 2 adalah stacked column.

(13)

KKM Nilai Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

70 72.87

85

65

Column3

Berdasarkan hasil analisis data evaluasi belajar siswa Siklus 1 seperti Tabel 4 di atas terlihat bahwa, jumlah siswa yang telah tuntas dalam belajar sebanyak 10 orang ( 66,67% ) dan yang belum tuntas

sebanyak 5 orang ( 33,33% ). Nilai tertinggi diperoleh siswa yang bernama Pian, dan nilai terendah diperoleh siswa yang bernama Husnul. Hal ini berarti indikator keberhasilan belum tercapai pada siklus 1.

(14)

KKM

Setelah melalui proses refleksi, maka guru telah berupaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar pada Siklus 2 yang cenderung meningkat hingga mencapai indikator keberhasilan. Pada siklus 2 terlihat bahwa seluruh siswa telah tuntas dalam belajar( 100% ). Nilai tertinggi pada siklus ke 2 diperoleh siswa yang bernama Ega Setiawan dan nilai terendah diperoleh siswa yang bernama Maya Rosani.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Hasil penelitian perbaikan pembelajaran diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Siklus I a. Proses Pembelajaran

Sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran dan hasil belajar studi awal yang sangat rendah, maka peneliti melakukan PTK dengan melakukan proses perbaikan pembelajaran siklus I. Sesuai dengan jadwal yang ditentukan, proses pembelajaran siklus I dilakukan pada tanggal 26 April 2016.

(15)

sekilas materi kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS). Peneliti memberikan petunjuk dalam kegiatan diskusi tersebut.

Selama proses pembelajaran peneliti berkeliling untuk memantau dan memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan.

Siswa bekerjasama berdiskusi dalam kelompok mereka, beberapa diantara mereka antusias dan aktip, namun ada juga siswa kurang aktif dalam bekerja secara kelompok.

Pada kegiatan pembelajaran ini, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

Siswa masih terlihat malu-malu dan tidak terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, namun dengan arahan dan bimbingan peneliti akhirnya siswa menjadi lebih percaya diri dan lebih baik dalam presentasi hasil diskusi kelompok.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya siklus 1 mengalami peningkatan yang baik, hanya ada beberapa siswa yang belum tuntas atau masih mendapatkan nilai di bawah KKM.

Hal ini dapat dilihat dari data nilai siswa Siklus 1 pada tabel di bawah ini:

(16)
(17)

2. Hasil Penelitian Siklus II a. Proses Pembelajaran

Siklus II dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran dan hasil belajar pada siklus I yang belum optimal. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Meia 2016 .

Peneliti membagi siswa dalam kelompok kecil dengan jumlah 3 atau 4 siswa dalam satu kelompok. Peneliti menjelaskan sekilas materi, kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS). Peneliti memberikan petunjuk dalam mengerjakan LKS

Siswa bekerjasama berdiskusi dalam kelompok mereka. Pada Siklus II ini siswa sangat antusias dan aktip. Dalam melakukan pengamatan proses, peneliti dibantu oleh Supervisor 2 sebagai observer.

Pada kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II ini, kegiatan yang dilakukan siswa adalah mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Pada siklus II ini siswa sangat percaya diri. Hal ini dimungkinkan siswa telah terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

b. Hasil Belajar

(18)

Hal ini dapat dilihat dari data nilai Siklus II berikut ini: Tabel 5.1 : Tabel Siklus 2

No Nama Siswa KKM NilaiSiklus 2Persentas Ket e

Setelah melalui proses refleksi, maka guru telah berupaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar pada Siklus II yang cenderung meningkat hingga mencapai indikator keberhasilan. Pada siklus II terlihat bahwa seluruh siswa telah tuntas belajar (100%). Nilai tertinggi pada siklus ke II diperoleh siswa yang bernama Ega Setiawan dan nilai terendah diperoleh siswa yang bernama Maya Rosani.

(19)

Proses pembelajaran pada siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sudut awal pembelajaran. Proses pembelajaran pada studi awal aktivitas. Proses pembelajaran pada studi awal aktivitas dan motivasi siswa belum muncul, hal ini disebabkan pembelajaran masih bersifat konvensional. Penyampaian materi hanya dengan metode ceramah saja tanpa dibarengi dengan media pembelajaran yang konkrit dan belum dilaksanakannya pengelolaan kelas yaitu dengan diskusi kelompok, sehingga aktivitas siswa belum terlihat.

Proses pembelajaran pada Siklus I aktivitas siswa mulai terlihat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran juga meningkat. Hal ini disebabkan adanya media gambar dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas yang sangat baik. Peneliti tidak hanya menyampaikan materi dengan ceramah, melainkan dibantu dengan media gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Peningkatan aktivitas dan motivasi dalam pembelajaran siklus I memang telah mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut menurut peneliti belum optimal, sehingga peneliti melanjutkan PTK dalam siklus II.

- Siklus II

Proses pembelajaran pada siklus II lebih meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Proses pembelajaran pada siklus I siswa hanya memahami materi dari metode ceramah dan media gambar yang disediakan, dan kegiatan diskusi yang dilakukan masih belum maksimal.

(20)

melainkan peneliti mengajak siswa keluar kelas untuk melihat secara langsung contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan yang ada lingkungan sekitar. Sehingga pembelajaran pada siklus II tingkat pemahaman iswa terhadap contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan beserta manfaatnya sangat baik.

Berikut rekapitulasi nilai dari mulai siklu I sampai siklus II digambarkan dalam grafik di bawah ini :

Gambar 4.5 Grafik Rekapitulasi Nilai Siklus I, dan Siklus II

Nilai Rata-Rata Siklus I Nilai Rata-Rata Siklus II 70

71 72 73 74 75 76 77 78

72.86

77.27 Series 3

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran tentang contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan dapat meningkatkanpemahaman hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Bojong 03 Kecamatan Pameungpeuk. Hal ini terlihat dari siklus I ketuntasan siswa mencapai 72,86 % dan siklus II ketuntasan siswa mencapai 86,67 %.

(21)

Setelah melaksanakan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran ternyata masih ada siswa yang nilaina di bawah standar atau rendah dengan demikian walaupun telah melakukan perbaikan dengan 2 siklus, peneliti sarankan agar melakukan perbaikan lagi atau remedial sampai tidak ada satupun siswa yang tertinggal atau nilainya rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Taufiq, Puji Lestari Prianto, Hera lestari Mikarsa (2015). Pendidikan Anak di SD. Tangerang Selatan: Pusat penerbitan Universitas pendidikan

http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-pembelajaran

Ngadi Marsinah, dkk.(2014).Pengembang desain (PKP). Jakarta: penerbitan Universitas Terbuka

Purwanto, Alim (2010). Pengembangan Modul. Sadiman Arief S. (2003) Media Pendidikan

Tim FKIP-UT (2014) Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Gambar

Gambar. 4.4 Siklus II
Tabel 5.1 : Tabel Siklus 2
Gambar  4.5 Grafik Rekapitulasi Nilai Siklus I, dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu, Pal Joko menyuruh anak-anak untuk mengisi Lembar Kerja (LK) diperiksa oleh Pak Joko ternyata hasilnya sangat mengecewakan, karena hanya 12 anak yang dapat menjawab dari

Telah dibuka sampul Ulangan Akhir Semester untuk mata pelajaran ……… dengan nomor kode ……… dengan disaksikan para peserta, yang berisi lembar soal

Pada beberapa penelitian sebelumnya media sosial hanya menjadi salah satu aspek yang diamati dari berbagai media digital, sedangkan pada penelitian ini media sosial menjadi

” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai penggunaan metode latihan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa

Aspek penanaman nilai merupakan hal yang menjadi tujuan utama dalam berbagai mata pelajaran tak terkecuali Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena dalam IPS terdapat pembelajaran

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Studi ini dengan Pendekatan

Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau

Kenyataannya, proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih sebatas transfer ilmu dari guru teaching oriented learning, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipandang sebagai mata