• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Produksi 2017 2 Rd Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Produksi 2017 2 Rd Produksi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

1

Kelola Produksi

Berdasarkan Hasil Evaluasi Potensi sumberdaya hutan KPH Randublatung tahun

2011-2016, kondisi luas Kelas Hutan.

Pembagian Kawasan Menurut Kelas Hutan

No Kelas Hutan Sat RPKH HASIL AUDIT

Perusahaan Teb. Habis Ha 30.383,8 27.628,4 27.270,9 27.358,4 27.644,2 27.670,2 27.931,4

Menghasilkan (A) Ha 28.084,4 28.082,8 28.029,8 27.948,0 27.948,0 27.918,5 27.948,4

diperkenankan ) guna mendukung kelestarian hasil/hutan, sebagai tabel 3 berikut :

(2)

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

2

Cara perhitungan etat :

• Inventaris hutan untuk memperoleh susunan kelas hutan sehingga menghasilkan kelas hutan produktif (KUI-KUVII, MR, MT), data bonita, dan Kbd rata-rata per kelas Umur. Data diperoleh dengan membuat PU (Petak Ukur dengan ukuran luas 0,02; 0,04; 0,10 Ha berbentuk lingkaran) dengan Intensitas Sampling ½ - 2 ½ %. Penentuan PU menggunakan sampling sistimatik dengan penentuan awal secara acak.

• Berdasarkan Kelas Hutan produktif dihitung umur rata-rata dari tanaman, untukmenentukan umur tebang rata-rata (UTR) = URT + ½ x Daur.

• Berdasarkan hasil UTR dipergunakan untuk menghitung volume akhir per Kelas Umur.

• Etat luas per tahun dihitung dari jumlah luas hutan produktif (KU I-KUVII, MR, MT) dibagi daur. • Etat volume (massa) per tahun dihitung dengan cara penjumlahan volume per kelas umur dibagi daur.

a. Kawasan Perlindungan Pada Hutan Produksi

Kawasan perlindungan adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan perlindungan KPH Randublatung ditetapkan sebesar 3.318,30 Ha atau 10,23 % dari total luas pengelolaan (32.438,72 Ha).

Pembagian kawasan perlindungan

No Uraian Luas (ha) %

1 2 3 4

I Kawasan Perlindungan Setempat (KPS)

A. KPS 1.250,5 3,85

B. HAS 1.993,0 6,14

C. KPKn 3,8 0,01

D. T B P 134,4 0,41

JUMLAH TOTAL : 3.381,7 10,42

Realisasi Kelola Produksi 2015

Pengelolaan kawasan hutan KPH Randublatung sebagai penghasil kayu jati merupakan kegiatan jangka panjang yang mengelola/mengatur segala sumber daya yang ada untuk mendapatkan hasil secara lestari. Sehingga perencanaan yang mantap terhadap keadaan struktur hutan yang normal pada jangka waktu daur tebang akan mempengaruhi kelangsungan pengelolaan perusahaan.

Rencana pengelolaan aspek produksi adalah meliputi kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan pengelolaan hutan sebagai komunitas tegakan kayu jati dan rimba antara lain terdiri dari tanaman (penanaman), pemeliharaan, dan pemanenan. Untuk meminimalkan dampak negatif kegiatan penebangan terhadap lingkungan, dilakukan upaya-upaya :

1. Lokasi penebangan tidak terkonsentrasi pada 1 (satu) hamparan yang luas, Pengalokasian penebangan pada lokasi yang berbeda dan jarak antar lokasi berjauhan.

2. Pemeriksaan kondisi lapangan (berkaitan dengan aspek lingkungan) sebelum pelaksanaan tebangan. 3. Melatih tenaga penebangan, agar mampu melaksanakan penebangan yang ramah lingkungan. 4. Tidak membuang limbah (oli bekas, bahan bakar) pada lokasi tebangan.

5. Penyaradan kayu tidak menggunakan alat berat (traktor/skider), melainkan dengan sapi.

6. Penyaradan dilakukan pada lokasi berkemiringan < 8%, sedang pada lokasi berkemiringan > 8% dengan memikul.

7. Pemeriksaan kondisi lapangan (berkaitan dengan aspek lingkungan) setelah pelaksanaan tebangan dan merencanakan perbaikan dampak negatif yang timbul akibat penebangan.

8. Perlindungan ketenaga kerjaan berupa Jamsostek dan K3 diberikan kepada karyawan dan pekerja yang bekerja pada bidang pekerjaan beresiko tinggi.

Peralatan tebangan yang digunakan, adalah :

➢ Chain saw, Bow saw atau gergaji tangan. Gegaji tangan pada umumnya digunakan untuk memotong / menebang kayu / pohon yang berukuran kecil, Baji, Palu, Meteran/meet band

Untuk melindungi pekerja, diberlakukan penerapan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Tindakan yang dilakukan dalam penerapan SMK3, antara lain :

(3)

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

3

Realisasi kegiatan kelola produksi KPH Randublatung tahun 2016 sebagaimana tersaji pada berikut :

Realisasi Kelola Produksi Tahun 2016

No. Kegiatan Satuan Rencana

4 Pemeliharaan Tan. Th. Ke III (2014)

a. Tanaman Rutin Ha 247.5 247.5

7 Pemeliharaan (Penjarangan) Ha 140,5 140,5

8 Hama-Penyakit Tanaman /HPT

a.Monitoring HPT Petak - -

c. E (Pemeliharaan/Penjarangan) Ha 4.224,6 100,0

Pohon 4.478 4.478

M3 4.458 419,1

Sumber : Laporan Definitif tahun 2016

Kegiatan persemaian terealisasi 100%, sedangkan untuk jenis rimba sebanyak 20 jenis yaitu (jambu klampok, salam, kepoh, weru, kluwih, duwet, nangka, ringin, mekudu, waru, trembesi, johar, jati londo, asem, ploso, rengas, jambu mete, kersen). Pembuatan persemaian yang terdiri dari berbagai jenis, adalah untuk menghindari terbentuknya tanaman/tegakan hutan monokultur, melainkan untuk mendukung terwujudnya kondisi hutan yang memiliki keanekaragaman jenis vegetasi yang mampu mempertahankan kestabilan ekosistem.

1. Kegiatan Tanaman Tahun I terealisasi 29% khusus tanaman rutin Jati, hal ini dikarenakan adanya kebijakan efisiensi dari Direksi.

2. Kegiatan pemeliharaan tanaman tahun ke- II (2015) terealisasi 100 %, pada tanaman rutin seluas 251,4 ha berupa pemeliharaan dangir, pemupukan. Pada tanaman pembangunan seluas 426,3 ha terealisasi 100% kegiatan pemeliharaan babat, dangir dan sulaman tanaman pokok.

3. Kegiatan pemeliharaan tanaman tahun ke-IV (2013) terealisasi 62%, pemeliharaan tanaman tahun ke V (2012) terealisasi 44,5% hal ini dikarenakan adanya kebijakan efisiensi oleh Direksi.

(4)

RINGKASAN PUBLIK KPH RANDUBLATUNG TAHUN 2016

4

Rencana Kelola Produksi 2017

Rencana kelola Produksi tahun 2017 tersaji sebagaimana Tabel berikut ini :

Rencana Kelola Produksi Tahun 2017

No. Kegiatan Rencana

Satuan Volume

1 2 3 4

1 Persemaian

a. Jati Plc 973.996

b. Rimba Plc 480.812

2 Tanaman Tahun I (Tahun 2017)

a. Tanaman Rutin Ha 281,50

b. Tanaman Pembangunan Ha 645,40

3 Pemeliharaan Tan. Th. Ke II (Tan. 2016)

a. Tanaman Rutin Ha 279.6

b. Tanaman Pembangunan Ha 684,3

4 Pemeliharaan Tan. Th. Ke III (Tan. 2015)

a. Tanaman Rutin Ha 251,4

b. Tanaman Pembangunan Ha 974,2

5 Pemeliharaan Tan. Th. Ke IV (Tan. 2014) Ha 778,7

6 Pemeliharaan Tan. Th. Ke V (Tan. 2013) Ha 342,4

7 Pemeliharaan (Penjarangan) Ha 5.274,4

8 Monitoring Hama-Penyakit Petak -

9 Teresan Ha 253,1

10 Tebangan

a. Tebangan A2 ( Jati & Mahoni ) Ha 255,4

Pohon -

M3 29.047,00

b. Tebangan B ( Jati, Mahoni & Mindi ) Ha 645,4

Pohon -

M3 9.104,00

c. Tebangan E (Pemel - Penjarangan ) Ha 10.124,90

Pohon -

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan Pasal 14 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2007 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi

Rencana Pengelolaan Sumberdaya Hutan KPH Banyuwangi Utara Tahun 2016 dapat dilihat. pada tabel

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2007 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi

2 2.1 2.1.1 2.1.1 a Memenuhi Terdapat dokumen perencanaan yang lengkap berupa Revisi Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HT)

Definisi Pengelolaan Sumberdaya Hutan adalah kegiatan yang meliputi penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya hutan, pemanfaatan sumberdaya hutan dan kawasan hutan,

RPH-JP KPHL Rinjani Barat merupakan rencana induk dan roh penggerak seluruh aspek kegiatan pengelolaan hutan jangka panjang (10 tahunan) untuk periode 2014-2023, yang

Pada ayat (4) pasal 22 UU 41/1999, diatur bahwa berdasarkan blok dan petak yang dihasilkan dari kegiatan tata hutan disusun rencana pengelolaan jangka waktu tertentu, pasal