commit to user
ANALISIS PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM POSEDUR
PEMBERIAN KREDIT PENSIUN PT BTPN CABANG SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi diploma III Akuntansi
Oleh :
AllanaTalitaZabrina F3308014
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
ABSTRACT
ANALISIS PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PENSIUN PT BTPN CABANG SURAKARTA
Allana Talita Zabrina
F3308014
Purpose of the research is to know standart operating procedur (SOP) of
credit awarding and to know application of client recognizing principle of the credit awarding of PT BTPN of Surakarta branch.
The research is conducted by comparing the theory of client recognizing principle and its actual application in field.
Findings of the research are strengths and weakness of the standard operating procedure of credit awarding in application of client recognizing principle of PT BTPN of Surakarta branch. Strengths of the standard are: the standard operating system was made and implemented properly, document examination and analysis of credit approval were conducted, authorization for credit approval document was performed by stages, document withprinted serial number was used, a clear format of client recognizing from agreeing with Indonesian Bank rules was used, rate of credit return of the BTPN bank was high and very secured with SKEP collateral. The weaknesses were the BTPN bank had no receipt note of collateral for its custodian division, and there was inadequate and less clear information provided for client candidates.
Based on the research, it can be concluded that PT BTPN of Surakarta branch had a good standard operating procedur of credit awarding in attempts of recognizing its client more accurately because the bank has a fixed procedur and format as guidelines of operational works of credit awarding.
For weaknesses of the standard, author recommends that receipt note of collateral receiving, the bank should direct credit to productive one and provide better service and information to customer.
commit to user
commit to user
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
...Sesungguhnya yang memperolehilmupengetahuanhanyalah orang-orang yang berfikir. (Q.S. Az-Zumar:9)
Semuakeberhasilanbutuhharapan, perjuangan, dandoa. (Penulis)
Karya Tulis ini penulis persembahkan
kepada:
Mamaku tercinta dan tersayang
My father and my younger brother’s
My big family
My lovely HF
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PRINSIP MENGENAL
NASABAH DALAM PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PENSIUN PT BTPN
CABANG SURAKARTA.
Penulisan Tugas Akhir disusun untuk memenuhi syarat akhir perkuliahan,
dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis dalam menyusunan Tugas Akhir ini secara langsung maupun tidak
langsung mendapat bantuan dari beberapa pihak, baik yang berupa pengumpulan
informasi, pengarahan, saran, kritik dan motivasi. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, MSi, Ak selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Sri Hanggana, Drs, MSi, Ak selaku Pembimbing Kegiatan Magang
commit to user
vii
5. Bapak Anis Widjajanto, SE, Ak selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak maupun Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori
selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
7. Seluruh tenaga administrasi (kepala bagian tata usaha, bagian pendidikan,
bagian kemahasiswaan, bagian keuangan dan kepegawaian serta bagian
umum dan perlengkapan) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang
telah membantu kelancaran proses perkuliahan.
8. Bapak Kirno, bapak Siswanto yang telah menyediakan waktunya
membimbing dalam memberikan bimbingan selama pelaksanaan kegiatan
magang, membantu menyediakan dan memberi informasi yang penulis
butuhkan.
9. Bapak-ibu bagian operasonal di PT. BTPN Tbk cabang Surakarta yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan magang, Bapak
Rumanto, Bapak Eko, Ibu Susan, Pak Tommy, Mas Nanang, Mas Memet,
mbak Rossi.
10. Mama dan Papa tercinta yang sabar memberikan dorongan, do’a dan restu
serta perhatian untuk kelancaran dan kemajuan penulis.Dekallandandekrama
yang selalumenghibur.
11. Oma Yan yang selalu mendorong dan mendesak penulis untuk segera
commit to user
viii
12. Keluarga besar Dahniar Soetarto Yan atas semua yang diberikan do’a,
dorongan dan materiil.
13. Eyang uti, Keluarga besar Soewarso.
14. Helza yang selalu sabar dalam memberikan dorongan, bimbingan, saran saat
penulis mengalami berbagai masalah dan hambatan.
15. Yanna dan Juwita sesama teman satu bimbingan, hehehe...
16. Teman-teman mahasiswa seangkatan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret yang selalu memberikan dukungan dan semangat luar biasa.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah banyak
memberikan bantuan
Penulis menyadari meskipuntelahberusahasemaksimalmungkintentu tidak terlepas
dari kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, Penulis
dengan tangan terbuka menerima saran dan kritik yang dapat digunakan sebagai
bahan koreksi atas penuliasn Tugas Akhirini. Semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi akademi, perusahaan serta para pembaca pada umumnya dan bagi
penulis pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRACK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ...vii
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ...1
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 1
2. Visi dan Misi Perusahaan ...3
3. Struktur Organisasi ...4
4. Deskripsi Jabatan ... 6
5. Kegiatan Perusahaan ... 13
B. Latar Belakang Masalah ...15
C. Perumusan Masalah ...17
D. Tujuan Penelitian ... 18
commit to user
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka 21
1. Prinsip Mengenal Nasabah ...21
2. Pengertian Sistem dan Prosedur ...23
3. Pengertian Kredit ...24
4. Unsur-unsur Kredit ... ...25
5. Tujuan dan Fungsi Kredit ...26
6. Jenis-jenis Kredit ... ...28
7. Prosedur Umum Perkreditan ...30
8. Prinsip-prinsip pemberian Kredit ... 31
9. Jaminan Kredit ... 35
B. Standar Operasional Prosedur Pemberian Kredit PT BTPN cabang Surakarta 36 1. Kriteria Utama yang diatur dalam Product Approval 2. Memorandum ... 36
3. Jaminan Kredit ... 37
4. Fungsi Terkait ... 38
5. Dokumen-dokumen Kredit ...40
C. Prosedur Operasional Prinsip Mengenal Nasabah PT BTPN cabang Surakarta ... 43
D. Analisis Prinsip Mengenal Nasabah dalam Standard Operating Procedur Pemberian Kredit PT BTPN cabang Surakarta ... 46
commit to user
xi
A. KELEBIHAN ... ...52
B. KEKURANGAN ... 54
BAB IV PENUTUP
C. SIMPULAN ... ... 55
D. REKOMENDASI ... 56
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. SuratPernyataanTugasAkhir
2. SuratKeteranganMagang
3. Aplikasi permohonan kredit pensiun
4. Memorandum persetujuan kredit
5. Documentation check list
6. Permohonan pelunasan/ penarikan/ SKEP
7. LembarWawancaraProdukkreditpensiun
8. SuratPernyataanPembayaranPensiunanmelaluiRekening/ SP3R
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Perusahaan pada dasarnya merupakan suatu organisasi, yang dari waktu ke
waktu mengalami perubahan, baik perubahan jenis, bentuk maupun
strukturnya. Demikian juga dengan sejarah dan perkembangan bentuk
usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional(yang selanjutnya disingkat
“BTPN”) Tbk cabang Surakarta. PT BTPN Tbk terlahir dari pemikiran 7
(tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada
tahun 1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian mendirikan
Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer (selanjutnya disebut
”BAPEMIL”) dengan status usaha sebagai perkumpulan yang menerima
simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL
memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan beban ekonomi
para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun
sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang
terjerat rentenir.
Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada
tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT BTPN
commit to user
ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
Perbankan untuk melanjutkan kegiatan usaha BAPEMIL.
Berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
(sebagaimana selanjutnya diubah dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998) yang antara lain menetapkan bahwa status bank hanya ada
dua yaitu: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, maka pada tahun
1993 status PT BTPN diubah dari Bank Tabungan menjadi Bank Umum
melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
055/KM.17/1993 tanggal 22 Maret 1993. Perubahan status PT BTPN
tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana
ditetapkan dalam surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal
22 April 1993 yang menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum.
Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank
Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret
1993. Pada tahun 1997 BTPN diakuisisi oleh Bank Nusa Nasional (BNN)
dan Bakrie Group. PT BTPN diakuisisi sampai dengan tahun 2002. Setelah
itu BTPN diambil alih oleh BPPN / IBRA. Tahun 2003 Bakrie Group
menjual kepemilikannya di PT BTPN kepada PT Recapital, PT Danatama
Makmur dan Fuad Hasan Mansyhur.
PT BTPN Cabang Surakarta saat ini membawahi regional seluruh
Surakarta dengan dibantu oleh 8 Kantor Cabang Pembantu yang tersebar
di seluruh wilayah Surakarta. Kantor-kantor Cabang Pembantu itu adalah
commit to user
KCP Karang Pandan, KCP Sukoharjo, KCP Delanggu, KCP Wonogiri,
KCP Karanganyar.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
PT. BTPN Tbk cabang Surakarta senantiasa berupaya dengan
mempunyai visi yang kuatmenjadi penyedia jasa keuangan retail yang
terpilih dan penuh kepedulian di Indonesiadan menjadi bank – bank
market (masyarakat berpenghasilan rendah dan segmen usaha mikro)
mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia.
b. Misi
Dalam rangka mencapai visi perusahaan, PT BTPN cabang
Surakarta mempunyai beberapa misi dengan slogan “Bersama, kita
ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti”, sedangkan
misi yang dilakukan antara lain:
1) Melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) di setiap
pengoperasian bisnis PT BTPN Tbk.
2) Menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan
bisnis PT BTPN Tbk kepada nasabah.
3) Menjamin keamanan, kepercayaan, dan kemudahan akses bagi
nasabah PTBTPN melalui penggunaan teknologi mutakhir di setiap
commit to user
4) Manajemen sumber daya manusia dengan mengembangkan
pelatihan yang mengarah kepada peningkatan kompetensi
penguasaan industri jasa keuangan, inovatif dalam pengembangan
produk dan layanan.
3. Struktur Organisasi
PT BTPN Tbk berupayameningkatkan produktivitas dan kinerja yang
dilakukan melalui perbaikan kualitas pengelolaan Sumber Daya Manusia
(SDM) dimulai dari penempatan karyawan sesuai dengan kompetensinya
(staffing), Penyempurnaan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia dan
membangun Human Resource Information System (HRIS) termasuk
menata system remunerasi yang berbasis dimensi kompetensi skill.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menciptakan kesempatan
pengembangan karir merupakan aspek penting dari strategi jangka panjang
perusahaan. Oleh karena itu disusun struktur organisasi yang baik untuk
menjelaskan hubungan wewenang dan menggambarkan adanya pemisahan
fungsi dan tanggung jawab dalam bidangnya masing-masing.
PT BTPN telah nenyusun struktur organisasi yang dirancang dan dibangun
sesuai dengan perkembangan organisasi dan sumber-sumber
aktivitasnya.Untunk mencapai tujuan perusahaan, penyusunan struktur
organisasi ini diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan aktivitas dan
koordinasi antar bagian/divisi dalam suatu perusahaan. Adapun struktur
organisasi PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Cabang Surakarta adalah
commit to user
Gambar 1
Struktur Organisasi PT.Bank Tabungan Pensiun Nasional (BPTN)
Cabang Surakarta
Keterangan:
PBM : Personal Bussines Manager
PB : Personal Banker
SS : Servis Supervisor
BSMM : Branch Sales dan Marketing Manager
CAS : Credit Acceptance Supervisor
CAO : Credit Acceptance Officer
Area Branch Leader Regional Operation Head
Branch Head
PBM BSMM BOM
SS PB CAS COH SMS LAS OS
CSO SMO CAO Back
Office
commit to user
COH : Cash Office Head
COS : Cash Office Staff
SMS : Sales Marketing Supervisor
SMO : Sales Marketing Officer
BOM : Branch Operation Manager
LAS : Loan Admin Supervisor
LAO : Loan Admin Officer
CSO : Customer Service Operation
OS : Operational Supervisor
4. Deskripsi Jabatan
Struktur organisasi kurang lengkap tanpa adanya penjabaran deskripsi
jabatan yang berisi identifikasi wewenang,kewajiban dan tugas pokok untuk
pelaksanaan kerja masing-masing bagian. Untuk memahami dengan jelas
dan baik dalam melaksanakan keefektifan pekerjaan deskripsi jabatan dibuat
secara tertulis. Deskripsi jabatan ini pun digunakan dalam penentuan nilai
relative suatu pekerjaan, dan oleh karena itu bermanfaat untuk memelihara
kewajaran upah baik secara eksternal maupun internal. Berikut ini deskripsi
jabatan yang telah dibuat oleh PT BTPN cabang Surakarta sesuai struktur
organisasi yang telah disusun:
a. Area Branch Leader
1) Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab mengkoordinir dan mengelola kinerja kantor-kantor
commit to user
2) Fungsi Jabatan
a) Melakukan pengawasan kinerja operasional kantor cabang baik
kegiatan marketing, operasional dan funding.
b) Melaporkan kegiatan kantor cabang ke kantor pusat dan
mengkoordinasikan kegiatan kantor cabang ke kantor pusat agar
sesuai dengan target bisnis kantor pusat.
b. Branch Head
1) Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab merencanakan, mengkoordinir, mengelola dan
mensupervisi seluruh kegiatan kantor cabang yang meliputi kegiatan
operasional dan pengembangan kantor cabang guna menjamin
tercapainya target anggaran kantor cabang.
2) Fungsi Jabatan
a) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas prosedur kerja
sekaligus pelaksanaannya yang meliputi operasional dan marketing
untuk memastikan kegiatan tersebut sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan.
b) Melakukan koordinasi dan kerjasama ditingkat cabang
pembantu sesuai kewenangan tugasnya dan memantau pelaksanaan
commit to user
c. Regional Operation Head
1) Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab mengelola, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan
operasional kantor cabang.
2) Fungsi Jabatan
a) Mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan operasional kantor
cabang agar berjalan dengan baik.
b) Merencanakan dan melakukan pengendalian kegiatan operasional
kantor cabang.
d. Sub Branch Manager
1) Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinir dan
mengelola seluruh kegiatan kantor cabang pembantu yang meliputi
kegiatan operasional dan pemasaran dengan peraturan yang ditetapkan
untuk mencapai target yang telah direncanakan. Jabatan Sub Branch
Manager terdiri dari PBM(Personal Bussines Manager), BSMM (Branch
Sales dan Marketing Manager), dan BOM (Branch Operation Manager).
2) Fungsi Jabatan
a) Menyusun rencana kerja anggaran dan rencana kerja kantor cabang
pembantu guna memastikan kegiatan operasional dapat berjalan
commit to user
b) Melakukan evaluasi terhadap kredit bermasalah dan melakukan
pengawasan atas prosedur kerja yang meliputi operasional dan
marketing.
c) Meningkatkan kerjasama dengan perusahan/instansi lain yang
terkait.
e. Operational Supervisor
1) Deskripsi Jabatan
Merencanakan, mengkoordinir dan mengelola seluruh kegiatan
operasional di kantor cabang pembantu yang meliputi akuntansi dan
customer service untuk mencapai target yang diinginkan.
Operational Supervisor tediri dari SS (Servis Supervisor), CAS
(Credit Acceptance Supervisor), SMS (Sales Marketing Supervisor),
LAS ( Loan Admin Supervisor) dan OS (Operation Supervisor).
2) Fungsi Jabatan
a) Melakukan pengawasan dan pengendalian prosedur kerja dan
pelaksanaan operasional kantor cabang pembantu untuk
memastikan bahwa kegiatan operasional tersebut telah berjalan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
b) Mengelola dan memantau ketersediaan uang tunai untuk
menjaga likuiditas persediaan uang kas. Serta mengkoordinasi
commit to user
f. Accounting Officer
1) Deskripsi Jabatan
Melaksanakan kegiatan pembukuan dan melakukan pelaporan
kepada pihak eksternal maupun internal sesuai standar akuntansi.
Accounting officer juga mengkoordinir temuan audit intern untuk
memastikan bahwa kegiatan operasinal berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Accounting officer terdiri dari CAO (Credit
Acceptance Officer), SMO (Sales Marketing Officer) dan LAO
(Loan Admin Officer).
2) Fungsi Jabatan
a) Melakukan pembukuan tarnsaksi dari aktivitas kantor cabang
pembantu dan melakukan pengarsipan terhadap dokumen yang
terkait dengan data-data akuntansi.
b) Memantau kelengkapan data atas laporan eksternal seperti
laporan pajak maupun laporan informasi debitur.
c) Mengawasi kegiatan operasional pelayanan kas, pembukuan
dan laporan yang dibuat.
g. Teller/Customer Service Operation
1)Deskripsi Jabatan
Mengelola dan melakukan transaksi harian yang mencakup
penerimaan dan membayarkan uang kepada nasabah, serta
commit to user
2)Fungsi Jabatan
a) Memeriksa jumlah saldo awal dengan dana tunai yang tersedia
di kas kecil serta menyusun laporan kas harian.
b)Melakukan pembukuan hasil transaksi harian dan meneliti
kebenaran bukti kas yang diterima.
h. Credit Acceptance Supervisor
1)Deskripsi Jabatan
Bertugas melakukan seluruh aktifitas pelayanan terhadap calon
debitur tentang informasi atau persyaratan menjadi nasabah baru dan
pembaharuan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2)Fungsi Jabatan
a) Memberikan pelayanan terbaik kepada calon debitur dan
memastikan seluruh persyaratan telah dilengkapi sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan.
b)Memberitahukan kepada calon debitur tentang segala risiko dan
sanksi yang akan diterima jika melanggar prosedur yang
berlaku.
i. Credit Acceptance Officer
1)Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab atas administrasi kredit dan dokumentasi
berkas-berkas terkait proses pemberian kredit dan jaminan kredit sebelum
commit to user
2)Fungsi Jabatan
a) Melakukan pengecekan terhadap jaminan untuk memastikan
kelayakan dokumen.
b)Membuat dan mencetak Surat Perjanjian Kredit (SPK) serta
memeriksa kelengkapan formulir permohomam pemberian
kredit beserta dokumen pendukung yang dilampirkan.
j. Credit Admin Officer
1) Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab atas administrasi kredit dan mengecek hasil
perhitungan kredit serta memeriksa kelengkapan dokumen kredit.
2) Fungsi Jabatan
a) Membuat laporan tagihan pinjaman dan payment schedule
untuk transaksi penyaluran kredit pensiun.
b) Menganalisis transaksi penyaluran kredit.
k. Sales and Marketing Supervisor
1) Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan kredit pensiun dan
mengawasi pelaksanaan pemberian kerdit kepada calon debitur.
2)Fungsi Jabatan
a) Melakukan analisis terhadap data calon debitur untuk membuat
daftar prospek nasabah potensial dan analisis terhadap laporan
bulanan kegiatan pemasaran.
commit to user
l. Sales and Marketing Officer
1)Deskripsi Jabatan
Bertanggung jawab melaksanakan program pemasaran pinjaman
pensiun kepada calon debitur baru maupun pembaharuan untuk
meningkatkan jumlah nasabah.
2)Fungsi Jabatan
a) Menyimpan dokumen milik calon debitur sampai dokumen
tersebut diserahkan kembali kepada nasabah.
b) Menyediakan data-data pendukung untuk menyusun daftar calon
debitur potensial serta membantu proses pelunasan kredit di
instansi yang berkaitan.
5. Kegiatan Perusahaan
Bank BTPN menyediakan berbagai produk simpanan dan tabungan. Yang
paling utama adalah fasilitas kredit kepada para pensiun dengan
persyaratan mudah, pelayanan cepat, fleksibel jangka waktu dan
penggunaannya. Tidak hanya untuk para pensiun, melainkan fasilitas
kredit untuk pegawai aktif pun telah disediakan.Setiap simpanan yang ada
di PT. BTPN memiliki nilai lebih yang hasil bunga premiumnya dapat
dinikmati melalui produk-produk bank BTPN, misalnya:
a. Produk kredit
Bank BTPN memberikan fasilitas kredit dengan syarat yang mudah
serta jangka waktu dan penggunaan yang dapat disesuaikan dengan
commit to user
1) KPN (Kredit Pensiun BTPN)
Kredit yang diberikan kepada pensiunan yang gajinya dibayarkan
di loket PT BTPN.
2) KPP (Kredit Pensiun Non BTPN)
Kredit yang diberikan kepada pensiunan yang gajinya dibayarkan
melalui instansi lain yang memiliki kerjasama dengan PT BTPN.
3) KPT (Kredit Pensiun Tunjangan)
Kredit yang diberikan kepada “calon pensiunan” dalam rangka
penerimaan tunjangan hari tua.
4) Joint Financing
Kredit pensiunan dengan pola pembiayaan bersama antara PT
BTPN dengan mitra joint financingsesuai porsi yang disepakati.
b. Produk-produk lain
1) Deposito
Deposito adalah sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank
kepada masyarakat. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu
di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Suku bunga
yang diberikan dapat mencapai 7,00%. Produk deposito PT BTPN ada
2,yaitu D’bonus yang memberikan bonus dari tambahan bunga deposito
yang diberikan bank dan deposito berjangka.
2) Giro
Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang
commit to user
kepada pihak penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di
bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke
banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak
penerima, langsung ke akun mereka. Giro atau rekening Koran ini dapat
mendukung kelancaran usaha calon nasabah.
3) Tabungan
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak
dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam
jangka pendek. PT BTPN mempunyai produk TASETO yaitu tabungan
setara deposito yang berarti tabungan yang memberikan bunga setara
dengan deposito.
Di dalam aktivitasnya, setiap hari yaitu di akhir hari, semua kantor Cabang
Pembantu harus melaporkan semua aktivitas atau transaksi-transaksi yang
terjadi ke kantor cabang beserta dengan bukti-bukti dasar yang melandasi
transaksi-transaksi itu. Bukti-bukti dasar itu berupa bukti setoran
tabungan/Giro, bukti penarikan, Warkat kliring dan Inkaso (bisa berupa cek
atau Bilyet Giro) dan lain sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa setiap
kegiatan kantor cabang pembantu itu diketahui dan dikendalikan oleh kantor
cabang.
B. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan lembaga keuangan yang bergerak dibidang jasa keuangan
commit to user
menjalankan bisnisnya. Kegiatan bank yang paling pokok adalah
menghimpun dana dari pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada pihak- pihak yang membutuhkan
dana. Kegiatan penyaluran dana tersebut dilakukan bank melalui pemberian
pinjaman atau kredit (Kasmir, 2004: 29).
Pemberian pinjaman atau kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak
dicapai yang tentunya sesuai orientasi bisnis bank itu sendiri. Kegiatan
pemberian pinjaman atau kredit merupakan kegiatan bank yang paling
berperan terhadap besar kecilnya pendapatan operasional bank. Pendapatan
operasional ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah. Pendapatan operasional dari pemberian kredit ini penting untuk
kelangsungan hidup bank, disamping itu pendapatan operasional ini dapat
memperbesar usaha bank (Kasmir, 2004: 105).
Pemberian pinjaman atau kredit tidak dapat dipungkiri memang sangat
berperan dalam orientasi bisnis bank, namun demikian tidak berarti bahwa
bisnis pemberian pinjaman atau kredit ini tidak mempunyai resiko sama
sekali. Pemberian pinjaman atau kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan
sangat membahayakan bank. Dalam hal ini nasabah akan dengan mudah
memberikan data-data fiktif,sehingga kredit diberikan kepada pihak-pihak
yang tidak layak menerima kredit, yang dapat berakibat penyalahgunaan dana
kredit ataupun sulit ditagihnya pembayaran kredit pada waktu jatuh tempo
commit to user
. Bank dalam memberikan pinjaman atau kredit harus benar-benar merasa
yakin bahwa pinjaman atau kredit yang diberikan akan kembali. Keyakinan
tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut
disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara
untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur
penilaian yang benar dan sungguh-sungguh untuk menerapkan prinsip
mengenal nasabah.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas penulis tertarik untuk
mengkaji tentang “ANALISIS PRINSIP MENGENAL NASABAH
DALAM PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI BANK BTPN
CABANG SURAKARTA.”
C. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak penulis rumuskan adlah sbg berikut:
1. Bagaimana Standard Operating Procedures (SOP) pemberian pinjaman
atau kredit kepada Nasabah di PT BTPN cabang Surakarta?
2. Bagaaimana prosedur operasional Know Your Customer (KYC) PT BTPN
cabang Surakarta?
3. Bagaimana pelaksanaan prosedur operasional terkait prinsip mengenal
nasabah dalam pemberian pinjaman atau kredit di PT BTPN cabang
commit to user
D. Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan penelitian harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai
dengan jelas. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui Standard Operating Procedures (SOP) pemberian
pinjaman atau kredit kepada Nasabah di PT BTPN cabang Surakarta.
b. Untuk mengetahui prosedur operasional Know Your Customer
(KYC)PT BTPN cabang Surakarta.
c. Untuk mengetahui penerapan prinsip mengenal nasabah dalam
pemberian pinjaman atau kredit di PT BTPN cabang Surakarta.
2. Tujuan Subjektif
a. Untuk menambah pengetahuan penulis di bidang Perbankan dalam hal
pemberian pinjaman atau kredit pada PT BTPN cabang Surakarta.
b. Untuk melatih kemampuan penulis dalam menerapkan teori ekonomi,
mengembangkan dan memperluas wacana pemikiran serta
pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan guna
menganalisis penerapan prosedur prinsip mengenal nasabah dalam
pemberian kredit di PT BTPN cabang Surakarta.
c. Untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahlimadya di
commit to user
E. Manfaat Penelitian
Salah satu nilai dari sebuah penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang
dapat diambil dari adanya penelitian tersebut. Adapun manfaat yang penulis
harapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pada
khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Membantu memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada pihak terkait dengan masalah yang
ditulis, dan juga kepada berbagai pihak yang berminat pada permasalahan
yang sama.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur
kepustakaan tentang penerapan prosedur prinsip mengenal nasabah dalam
pemberian kredit di bank.
3. Bagi Penulis
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penalaran, membentuk
pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengembangkan kemampuan
penulis dalam menerapkan ilmu ekonomi yang diperoleh selama
dibangku kuliah.
commit to user
4. Bagi PT BTPN cabang Surakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu tambahan masukan demi
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Prinsip Mengenal Nasabah
Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh
penyelanggara dalam hal ini lembaga keuangan bank untuk mengetahui
antara lain identitas pengirim dan atau penerima, memantau kegiatan usaha
pengiriman uang, dan melaporkan transaksi yang mencurigakan
sebagaimana diatur dalam peraturan mengenai tindak pidana pencucian
uang ( Taswan, 2008: 290). Pengenalan nasabah harus dilakukan terhadap
semua transaksi perbankan, dilakukan mulai dari identitas nasabah,
prosedur penerimaan nasabah, nasabah secara kontinyu dan kemudian
melaporkan pihak yang berwenang. Yang dimaksud dengan nasabah disini
adalah pihak yang menggunakan jasa bank dan meliputi perorangan,
perusahaan (termasuk yayasan dan badan sejenis lainnya), lembaga
pemerintah, lembaga internasional, dan perwakilan negara asing serta
bank.
Bank Indonesia selama ini telah mengharuskan kepada lembaga
commit to user
prinsip mengenal nasabah tidak saja penting dalam rangka pemberantasan
pencucian uang, tetapi juga dalam rangka prudential banking untuk
melindungi bank atau perusahaan jasa keuangan lain dari berbagai risiko
dalam berhubungan dengan nasabah dan counter-party. Lahirnya prinsip
mengenal nasabah (KYC) di Indonesia sekitar 18 juni 2002 di mana Bank
Indonesia melakukan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001
tentang prinsip mengenal nasabah. Latar belakang Bank Indonesia
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tersebut adalah karena
semakin berkembangnya kegiatan usaha perbankan sehingga bank
dihadapkan pada berbagai risiko, baik risiko operasional, risiko hukum,
terkonsentrasinya transaksi, maupun risiko reputasi. Ketidak cukupan
prinsip mengenal nasabah dapat memperbesar risiko yang di hadapi bank,
dapat mengakibatkan kerugian keuangan yang signifikan bagi bank, baik
dari sisi aktiva maupun passiva (Adrian, 2008:147)
Untuk penerapan prinsip mengenal nasabah ini, bank wajib
menetapkan beberapa hal, yakni:
a. Kebijakan penerimaan nasabah;
b. Kebijakan dan prosedur dalam mengidentifikasi nasabah;
c. Kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi
nasabah; dan
d. Kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan
commit to user
Agar penerapan prinsip mengenal nasabah dapat berjalan efektif, maka
direksi bank diwajibkan membentuk unit kerja khusus atau menunjuk
pejabat yang bertanggung jawab untuk itu.
Berdasarkan PBI tersebut, sebelum melakukan hubungan dengan nasabah,
bank wajib meminta informasi mengenai:
a. Identitas calon nasabah;
b. Maksud dan tujuan hubungan usaha yang akan dilakukan nasabah
dengan bank;
c. Informasi lain untuk dapat mengetahui profil calon nasabah; dan
d. Identitas pihak lain dalam hal calon nasabah bertindak untuk dan atas
nama pihak lain (beneficial owner).
Identitas calon nasabah tersebut harus dapat dibuktikan dengan
dokumen pendukung dan bank wajib meneliti kebenaran dokumen
pendukung tersebut. Jika diperlukan bank dapat melakukan wawancara
dengan calon nasabah untuk meneliti dan meyakini keabsahan dan
kebenaran dokumen pendukung identitas nasabah.
2. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem menurut James Hall (2001: 5) adalah sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem -
subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common
purpose). Pengertian sistem yaitu merupakan suatu kesatuan yang terdiri
dari bagian yang saling berhubungan yang bertujuan untuk mencapai
commit to user
menurut Mulyadi (2001: 5) adalah jaringan yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Prosedur menurut Mulyadi (2001: 5 ) adalah suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian
departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
komponen-komponen yang saling berkaitan menjadi suatu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan prosedur adalah suatu rangkaian
urut-urutan pekerjaan untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.
3. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti
kepercayaan atau dalam bahasa latin “creditum” yang berarti kepercayaan
akan kebenaran (Mulyono, 2001:9). Kredit dapat diartikan sebagai
kepercayaan dalam arti luas. Percaya bagi pemberi kredit bahwa kredit
yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Percaya bagi
pemberi kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai
kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. (Kasmir, 2004:101).
Kredit menurut Hasibuan (2006:87) adalah pinjaman yang harus dibayar
kembali beserta bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 atas
commit to user
adalah penyediaan uang atau tagiahan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasar persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan,
atau pembagian hasil keuntungan. Dari pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa kredit adalah kemampuan untuk melakukan pinjam
meminjam atas dasar kepercayaan dengan surat perjanjian dalam waktu
tertentu dengan jumlah tertentu yang telah disepakati.
4. Unsur-unsur Kredit
Kredit mengandung beberapa unsur yang menjadi satu. Sehingga
membicarakan kredit termasuk membicarakan unsur-unsur didalamnya.
Unsur-unsur kredit dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa
kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali di masa yang akan
datang sesuai jangka waktu kredit.
b. Kesepakatan
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian antara si pemberi kredit
dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini akan ditandatangi
keduanya. Hak dan kewajiban masing-masing pihak juga tertuang
didalamnya dan akan terjadi akad kredit sebelum kredit benar-benar
commit to user
c. Jangka waktu
Merupakan masa pengembalian kredit, dengan kata lain merupakan
jangka waktu pengembalian angsuran kredit. Dalam kondisi tertentu
jangka waktu dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan kesepakatan
kedua belah pihak.
d. Risiko
Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya,
memungkinkan adanya risiko dalam perjanjian kredit tersebut. Untuk
mencegah terjadinya risiko tersebut (berupa wanprestasi), maka
diadakan pengikatan jaminan/agunan yang dibebankan kepada pihak
nasabah debitur.
e. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian kredit. Dalam
bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga. Biaya
administrasi kredit juga merupakan balas jasa yang dibebankan bank
kepada nasabah. (Kasmir, 2004: 103-104).
5. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian kredit mempunyai beberapa tujuan tertentu yang hendak
dicapai biasanya tergantung tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian
kredit tersebut tentunya juga tidak akan terlepas dari misi bank didirikan.
commit to user
a. Memperoleh keuntungan, keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga
yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana.
c. Membantu pemerintah dalam berbagai bidang diantaranya adalah
peningkatan penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja,
meningkatkan jumlah barang atau jasa.
Disamping memiliki tujuan, pemberian kredit juga memiliki suatu fungsi
yang sangat luas. Fungsi kredit secara luas antara lain:
a. Meningkatan daya guna uang, dengan kredit bank dapat menyalurkan
uang yang telah dihimpunnya dan dapat bermanfaat lebih untuk
produktivitas masyarakat.
b. Meningkatan peredaran dan lalu lintas uang, melalui kredit peredaran
uang giral ataupun uang kartal akan lebih berkembang misalnya
penggunaan kredit rekening koran,cek, giro, wesel, promes, dan kartu
kredit yang diterbitkan oleh bank
c. Meningkatan daya guna barang, dengan pemberian kredit barang akan
dihasilkan menjadi bermanfaat oleh produsen.
d. Meningkatan peredaran barang, biasanya dengan kredit ekspor impor
dapat memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.
e. Sebagai alat stabilitas ekonomi, selain kredit dapat menambah jumlah
commit to user
pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri
sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
f. Meningkatkan kegairahan berusaha, dengan bantuan kredit akan
meningkatkan kegairahan berusaha debitur.
g. Meningkatkan pemerataan pendapatan nasional, peningkatan usaha
dengan adanya kredit menyebabkan peningkatan pula pendapatan.
6. Jenis-jenis Kredit
Beragam jenis usaha dan kebutuhan akan dana menyebabkan beragam
jenis kredit. Secara umum beragam jenis kredit menurut kasmir
(2004:109-114) dibedakan berdasarkan beberapa aspek, antara lain:
a. Menurut Tujuannya
1) Kredit produksi atau eksploitasi, yaitu kredit yang digunakan untuk
peningkatan usaha atau produksi atau investasi untuk meningkatkan
barang atau jasa.
2) Kredit perdagangan, kredit yang digunakan untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada
supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang
commit to user
3) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi
pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa
yang dihasilkan, karena memang digunakan atau dipakai oleh
seorang atau badan usaha.
b. Menurut Jangka waktunya
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum
satu tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu biasanya oleh bank
diberi perpanjangan waktu lagi atas permohonan debitur.
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara
satu tahun sampai tiga tahun.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari
tiga tahun. Kredit jangka panjang ini pada umumnya adalah investasi
yang bertujuan untuk menambah modal perusahaan dalam jangka
rehabilitasi, ekspansi (perluasan), dan pendirian proyek baru.
c. Menurut segi penggunaannya
1) Kredit investasi, yaitu kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek
atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
2) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan
commit to user
d. Menurut jaminannya
1) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan, jaminan itu dapat berbentuk barang berwujud dan tidak
berwujud atau jaminan orang.
2) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan atau
orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha
dan karakter serta loyalitas atau nama baik debitur.
7. Prosedur Umum Perkreditan
Tahap-tahap yang biasa dilalui dalam prosedur perkreditan yang harus
ditangani oleh bank adalah:
a. Permohonan fasilitas kredit
1) Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis kredit.
2) Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
3) Permohonan perpanjangan atau pembaharuan masa laku kredit yang
telah berakhir jangka waktunya.
4) Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat
fasilitas kredit yang sedang berjalan.
b. Penyidikan kredit
1) Wawancara dengan pemohon kredit.
2) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit
commit to user
3) Pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban
mengenai hal-hal yang dikemukakan oleh nasabah dan informasi lain
yang diperoleh.
4) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang
telah dilaksanakan.
c. Analisis kredit
1) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan, penguraian dari segala aspek
baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui
kemungkinan dapat atau tidaknya suatu permohonan kredit
dipertimbangkan.
2) Menyusun laporan analisis yang diperlukan yang berisi penguraian
dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dan
permohonan kredit nasabah. (Thomas Suyatno, 1995:69-71)
8. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum bank memberikan kredit, dilakukan suatu penilaian atas
permohonan kredit tersebut. Hal ini dimaksud untuk meletakkan
kepercayaan dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di
kemudian hari setelah kredit diberikan. Diharapkan pula dengan penilaian
ini dapat mengurangi risiko kredit. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan
commit to user
a. Prinsip 5C
1) Character (watak)
Analis kredit harus meneliti dan meyakini calon debitur mempunyai
watak atau karakter yang baik untuk memberikan kredit. Karakter
calon debitur dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan informasi
dari referensi nasabah bank-bank lain tentang perilaku, kejujuran,
tepat janji, adanya keinginan untuk membayar (willingness to pay)
kewajibannnya.
2) Capacity (kemampuan)
Calon debitur perlu dianalisis usahanya untuk mengetahui secara pasti
kemapuan melakukan pembayaran atas kreditnya.
3) Capital(modal)
Calon debitur perlu dianalisis besar modal, struktur modal, tingkat
likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas perusahaannya (jika
mempunyai perusahaan). Jika tidak mempunyai perusahaan dilihat
dari pendapatan yang selalu meningkat atau pun kekayaan lain yang
dimiliki.
4) Condition of Ekonomi
Kondisi perekonomian perlu menjadi pertimbangan, karena akan
commit to user
5) Collateral(agunan)
Jaminan yang diberikan calon debitur mutlak harus dianalisis secara
yuridis dan ekonomis. Merupakan syarat utama penentuan disetujui
atau tidaknya permohonan kredit.
b. Prinsip 7P
1) Personality (kepribadian)
Sifat dan perilaku calon debitur juga merupakan pertimbangan analis
kredit dalam melakukan penilaian kredit. Pribadi yang baik akan
berusaha membayar pinjamannya, sedangkan kepribadian yang jelek
akan sulit membayar pinjamannya. Semua itu dapat diketahui dengan
mengumpulkan informasi tentang keturunan, pendidikan, pekerjaan,
ataupun latar belakang lingkungan (pergaulan).
2) Party
Bank perlu mengklasifikasikan calon debitur berdasarkan watak.
Modal, dan loyalitas. Hal ini untuk memberikan arah bagi analis bank
untuk bersikap dalam pemberian fasilitas kredit.
3) Purpose (tujuan)
Bank melihat tujuan calon debitur dalam permohonan kredit sebagai
pertimbangan dampak positif atau negatifnya dari sisi ekonomi dan
commit to user
4) Prospect
Prospek perusahaan di masa datang, akan menguntungkan atau
merugikan. Hal ini perlu diketahui analis kredit untuk kelancaran
pengembalian kredit.
5) Payment
Pembayaran yang dilakukan debitur atas pinjaman yang diberikan
bank akan lancar jika analisis kredit mengestimasi dan
memperhitungkan penjualan ataupun pendapatan calon debitur.
6) Profitability
Analis kredit menganalisis calon debitur berdasarkan kemampuan
calon debitur untuk memperoleh keuntungan dari kredit yang
diberikan bank. Kemampuan ini diukur dengan jumlah kewajiban,
baik angsuran, bunga, dan biaya-biaya kredit yang harus dibayar oleh
calon debitur. Bila diperkirakan mampu untuk mengatasinya, maka
calon debitur dipandang memiliki kemampuan memperoleh
keuntungan.
7) Protection
Pemberian kredit dilakukan jika bank mendapatkan perlindungan.
Dengan jaminan, bank telah mendapat pengaman dan telah diikat
commit to user
c. Prinsip 3R
1) Retuns
Analis kredit mengestimasi sejauh mana calon debitur dapat
memperoleh pendapatan yang cukup untuk mengembalikan kredit
beserta kewajibannya.
2) Repayment
Analis kredit memperhitungkan kemampuan calon debitur melakukan
pembayaran kredit dengan usaha yang dilakukan calon debitur tetap
berjalan.
3) Risk Bearing Ability
Analis kredit memperhitungkan besarnya kemampuan calon debitur
untuk menghadapi kemungkinan risiko kegagalan
perusahaan.(Johannes Ibrahim, 2004:16-19)
9. Jaminan Kredit
Jaminan kredit adalah penyerahan kekayaan dari debitur kepada kreditur
sebagai pernyataan kesanggupan seseorang untuk menangggung
pembayaran kembali suatu hutang (Suyatno, 2003:81). Menurut kasmir
(2004:113) tujuan jaminan adalah untuk melindungi kredit dari risiko
kerugian, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sedangkan
jaminan atau agunan kredit menurut Malayu Hasibuan (2006:109) adalah
barang-barang dan atau surat-surat efek yang diserahkan debitur kepada
bank dan menjadi syarat-syarat dalam menentukan besarnya plafond
commit to user
No.23/69/KEP/DIR, tanggal 28 februari 1991 tentang Jaminan Pemberian
Kredit Pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa: Bank tidak diperkenakan
memberikan kredit kepada siapa pun tanpa adanya jaminan. Yang
dimaksud dengan jaminan pemberian kredit adalah keyakinan bank atas
kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan perjanjian.
Dari deskripsi-deskripsi jaminan diatas dapat disimpulkan jaminan
kredit adalah barang-barang, surat-surat atau pun kekayaan debitur untuk
kepastian melunasi kredit demi menghindari risiko kerugian kredit
sehingga memberikan keyakinan bank dalam pemberian kredit. Bank
harus menilai jaminan yang diberikan debitur, dimana jaminan harus
memenuhi keabsahan hukum dan mempunyai nilai ekonomi.
B. Standar Operasional Prosedur Pemberian Kredit PT BTPN cabang
Surakarta
PT. BTPN cabang Surakarta dalam menjalankan proses pemberian kredit
mempunyai standar operasional untuk mempertimbangkan keputusan
pemberian kredit dan menghidarkan masalah – masalah yang ada dalam
jangka waktu kredit. Standar operasional prosedur yang selanjutnya disebut
SOP pemberian kredit berdasarkan memorandum direksi No
:001/DIR-OP/II/2003 adalah:
1. Kriteria utama yang diatur dalam Product Approval Memrandum
a. Pensiun merupakan pensiun sendiri, pensiunan janda atau duda.
commit to user
c. Penerima uang pensiun setiap bulannya melalui Bank BTPN (kantor
cabang/ kantor cabang pembantu).
d. Jumlah yang dapat dijadikan angsuran kredit pensiun 90% dari jumlah
uang pensiun bulanan.
e. Analisis kredit seperti plafond kredit (tingkat suku bunga, tarif, dan
jenis biaya kredit) dan jangka waktu kredit ditetapkan sendiri setelah
pengajuan.
f. Kelengkapan dokumen pokok nasabah yang berisi antara lain:
1)Asli dan foto copy SKEP (Surat Keputusan Pensiun).
2) Asli dan fotocopy Kartu regristasi Induk Pensiun.
3)Asli dan Fotocopy KTP, KK, dan rekening listrik.
4)Asli danfotocopy NPWP bagi pensiun yang pensiunan bulanannya
lebih dari Rp 1.320.000,00.
5)Asli dan foto copy bukti pembayaran uang pensiun bulan
sebelumnya.
2. Jaminan kredit
Jaminan kredit pensiun pada PT BTPN cabang Surakarta adalah surat
berharga pensiunan yang menyatakan kebenaran akan dana pensiun yang
berupa SKEP dan surat kuasa pendebitan rekening ditandatanagani debitur
commit to user
3. Fungsi Terkait
a. Fungsi Akuntansi
Fungsi Akuntansi dilakukan oleh Accounting Officer. Tugas dan tanggung
jawab Accounting Officer dalam SOP pemberian kredit pensiun adalah:
1) Menyimpan dokumen fotokopi lembar kedua Surat Perjanjian
Kredit (SPK) sebagai arsip jika ada pemeriksaan dari kantor pusat.
2) Menyetorkan uang tunai pada fungsi kas.
3) Mengelola ketersediaan uang tunai untuk menjaga persediaan uang
kas harian.
b. Fungsi Sekretariat
Fungsi Sekretariat dilakukan oleh Credit Acceptanece Officer dan Credit
Admin Officer. Tugas dan tanggungjawab Credit Acceptane Officer
dalam kaitannya prosedur pemberian kredit adalah:
1) Menerima pengajuan kredit pensiun.
2) Memeriksa kelengkapan dokumen persyaratan kredit.
3) Menyiapkan aplikasi permohonan kredit.
4) Membuat dan mencetak dokumen SPK.
5) Membantu calon debitur dalam mengisi dan menandatangani
dokumen kredit.
Tugas dan tanggungjawab Credit Admin Officer adalah:
1) Menginput data pinjaman.
2) Membuat dan mencetak rincian jadwal angsuran.
commit to user
c. Fungsi Perhitungan
Fungsi perhitungan dilakukan oleh Credit Acceptance Supervisor.
Tanggungjawab Credit Acceptance Supervisor pemberian kredit adalah:
1) Memastikan kelengkapan dokumen.
2) Melakukan wawancara dan analisa nasabah untuk persetujuan
pemberian kredit.
3) Melakukan simulasi/ perhitungan kredit.
4) Bertanggungjawab terhadap otorisasi/ persetujuan pemberiaan
kredit yang tertuang dalam dokumen SPK.
d. Fungsi pembukaan Nomor Customer
Fungsi ini dilakukan oleh Customer service. Tugas dan tanggungjawab
Customer Service adalah:
1) Melaksanakan pembukaan monor nasabah.
2) Melaksanakan input data diri debitur.
e. Fungsi Kas
Fungsi kas dilakukan oleh teller. Tugas dan tanggungjawab teller
dalam prosedur pemberian kredit adalah:
1) Bertanggungjawab terhadap keamanan uang tunai.
2) Mencairkan pinjaman.
3) Menandatangani dan memberi stempel PAID pada dokumen SPK
dan Rincian pinjaman.
commit to user
5) Menyelenggarakan Laporan harian penerimaan dan pengeluaran
sebagai bahan pertanggungjawaban terhadap fungsi akuntansi.
f. Fungsi Pemeriksaan Intern
Sub Branch Manager dalam prosedur pemberian kredit melaksanakan
fungsi pemeriksaan intern. Tugas dan tanggungjawab Sub Branch
Manager adalah:
1) Memeriksa isi dokumen SPK terkait plafond, jangka waktu dan
jenis kredit.
2) Bertanggungjawab atas otorisasi atau persetujuan kredit sesuai
SPK.
g. Fungsi Penyimpanan
Fungsi penyimpanan dilakukan oleh Sales Marketing Officer. Tugas dan
tanggungjawab Sales Marketing Officer adalah:
1) Mencatat manual pinjaman kredit pensiun dalam buku penyaluran
kredit pensiun.
2) Menyimpan dokumen nasabah ke dalam brangkas.
3) Bertanggung jawab atas ke absahan SKEP dan bertanggungjawab
menyimpan dokumen sampai SKEP dikembalikan.
4. Dokumen-dokumen kredit pensiun
a. Dokumen persyaratan kredit pensiun merupakan dokumen yang harus
dilampirkan calon debitur yang akan mengajukan kredit pensiun.
Berupa dokumen asli dan fotokopi rangkap 2 anatra lain: KARIP,
commit to user
pensiunnya Rp 1.320.000 per bulan dan bukti pembayaran uang pensiun
bulan sebelumnya.
b. Aplikasi permohonan kredit pinjaman, formulir yang diiisi dan di
tandatangani calon debitur yang akan mengajukan kredit pensiun, yang
berisi data pribadi pemohon, data suami/istri, data pinjaman.
c. Analisa pinjaman merupakan dokumen hasil perhitungan kredit
pensiun yang berisi data pinjaman kredit pensiun, data dari debitur, dan
data tambahan antara lain nomor SKEP, tanggal SKEP, penerbit SKEP.
Analisa pinjaman dibuat oleh Credit Acceptance Supervisor dan
ditandatangani oleh debitur dan petugas bank (CAS)
d. Test wawancara debitur merupakan dokumen kredit pensiun yang berisi
wawancara data diri debitur, suami/ istri, anak, dan ibu kandung yang
dilakukan oleh Credit Acceptance Supervisor dan ditandatangani oleh
debitur dan petugas bank (CAS).
e. Memorandun Persetujuan Kredit (MPK), merupakan dokumen yang
dibuat berdasarkan analisa pinjaman dan hasil wawancara dengan
debitur yang berisi antara lain: aspek yuridis, aspek keuangan, dan
kriteria persetujuan utama. MPK dibuat oleh Credit Acceptance
Supervisordan ditandatangani oleh debitur dan petugas bank (CAS).
f. Surat Pernyataan, merupakan dokumen khusus yang Credit Acceptance
Supervisor bagi pensiunan janda atau duda yang mengajukan kredit
commit to user
g. SPK (Surat Perjanjian Kredit), merupakan dokumen hukum yang berisi
perjanjian kredit antara debitur dan pihak bank. Dokumen ini harus
ditandatangani debitur dan pihak bank (Sub Branch Manager dan
Credit Acceptance Supervisor). SPK dicetak oleh Credit Acceptance
Officer dan dibuat rangkap 5 yaitu: asli dan fotokopi lembar pertama
sebagai arsip kantor dan fotokopi lembar kedua sebagai arsip
accounting officer. Sebelum pencairan pinjaman kredit pensiun, SPK
harus diotorisasi Sub Branch Manager. SPK meliputi: SPK, surat kuasa
pendebitan rekening, bukti penerimaan premi asuransi, rincian
pinjaman, dan surat persetujuan suami atau istri.
h. Rincian Jadwal Angsuran (Payment Schedule), merupakan dokumen
yang berisi rincian pokok pinjaman dan bunga pinjaman sampai jangka
waktu yang telah disepakati yang didalamnya tertera kode transaksi
untuk membuka blokir komputer agar pinjaman dapat dicairkan, dicetak
oleh Credit Admin Officer melalui program komputer YR2 dan dibuat
rangkap dua yaitu asli dan fotokopi.
i. Bukti pengeluaran kas yaitu dokumen yang berisi bukti pengeluaran kas
pencairan kredit pensiun. Bukti pngeluaran kas dicetak oleh teller
melalui program komputer YR1 dan dibuat rangkap 2 yaitu asli sebagai
arsip teller dan fotokopi sebagai arsip accounting officer.
j. Bukti Penyerahan Jaminan Kredit, merupakan dokumen yang berisi
commit to user
C. Prosedur Operasional Prinsip Mengenal Nasabah PT BTPN cabang
Surakarta
Prinsip mengenal nasabah diharuskan Bank Indonesia kepada lembaga
keuangan untuk semua transaksi dan dilakukan diawal sebelum bank
menerima nasabah dalam rangka melindungi Bank. Bank Indonesia
mewajibkan bank meminta data dan informasi calon nasabah serta identifikasi
calon nasabah. Hal-hal lain yang berkaitan dengan profil calon nasabah juga
harus diteliti. Dengan dokumen pendukung dan wawancara, bank dapat
dengan jelas dan pasti mengenali calon nasabahnya.
PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta menetapkan prinsip kehati- hatian dalam
setiap menerima calaon nasabahnya.. Hal tersebut dikarenakan agar
mengurangi risiko yang terjadi berhubungan dengan Nasabah yang berisiko
tinggi terhadap kemungkinan penyalahgunaan produk perbankan.Produk
berisiko tinggi (High Risk Product) yaitu produk yang digunakan sebagai
sarana untuk pencucian uang dan penyalahgunaan pendanaan. Produk berisiko
tinggiantara lain: electronik banking, Internet Banking, Transfer Dana,
pemberian kredit dan pendanaan, Credit Card, Safe Deposit Box, LC. PT
BTPN cabang Surakarta mempunyai prosedur operasional KYC (Know Your
customer). Prosedur ini telah dibuat secara umum untuk semua transaksi
terutama transaksi yang berkaitan dengan produk berisiko tinggi guna
commit to user
prosedur operasional KYC pada PT BTPN cabang Surakarta adalah sebagai
berikut:
1. Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Calon Nasabah
a) Lakukan pertemuan (tatap muka) dengan calon nasabah.
b) Lakukan identifikasi dan verifikasi lebih ketat antaraCustomer Due
Dilligencedan Extensive Due Dilligence.
c) Pastikan form pembukaan rekening diisi lengkap oleh nasabah.
d) Lakukan rekonfirmasi seluruh data yang diisi pada form pembukaan
rekening.
e) Lakukan identifikasi dan verifikasi atas dokumen yang diberikan
nasabah (kebenaran/keaslian dokumen).
f) Pastikan nasabah tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank
Indonesia (DHBI).
g) Untuk Extensive Due Dilligence (EDD), catat hasil EDD pada form
EDD dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di cabang.
h) Pastikan kewajaran perilaku nasabah saat melakukan pembukaan
rekening
i) Pastikan field mandatory KYC telah diisi baik pada formulir dan
sistem.
j) Untuk EDD pembukaan rekening high risk ditandatangani oleh
pejabat yang setingkat lebih tinggi dari pejabat yang berwenang
commit to user
Penolakan Calon Nasabah
a) Tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI).
b) Tidak diyakini kebenaran/keaslian dokumen pendukung.
c) Tidak bersedia memberikan informasi yang diminta.
d) Memberikan informasi yang tidak lengkap/kurang
memuaskan/menyesatkan/palsu.
e) Menyulitkan petugas saat melakukan verifikasi terhadap informasi
yang diberikan.
2. Monitoring
a) Monitoring dilakukan pada transaksi keuangan yang dilakukan atau
batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga
berasal dari tindak pidana, transaksi nasabah yang patut diduga
dilakukan dengan tujuan untuk menghidari pealaporan transaksi,
transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola transaksi nasabah..
b) Deteksi terjadinya transaksi keuangan tunai yang dilakukan dengan
cara memantau aliran uang tunai masuk atau uang tunai keluar yang
terjadi pada masing-masing bank.
c) Proses pengkiniian data
3. Pelaporan ke Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK).
D. Analisis Prinsip Mengenal Nasabah dalam Standard Operating
commit to user
PT BPTN telah membuat kebijakan dalam mengenali dan menerima calon
nasabahnya. Bisnis utama PT BTPN adalah pemberian kredit, dalam
menjalankan bisnisnya dibuatlah Standard Operating Procedur (SOP)
pemberian kredit yang tentunya telah dirancang semedemikian rupa untuk
mengurangi risiko kredit. Prinsip mengenal nasabah dalam hal ini diterapkan
dalam SOP untuk transaksi pemberian kredit, olehkarena itu dapat dibuktikan
dengan penerapan prinsip-prinsip pemberian kredit yang ada pada Standard
Operating Procedur. Pelaksanaan standar operasional prinsip mengenal
nasabah (KYC) terkait transaksi pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Calon Nasabah
a) Lakukan pertemuan (tatap muka) dengan calon nasabah.
Credit Acceptance Officer telah melakukan face to face dalam
penerimaan calon nasabah atau dalam hal transaksi pemberian kredit
adalah calon debitur.
b) Pastikan form pembukaan rekening diisi lengkap oleh nasabah.
Credit Acceptance Officer membantu calon nasabah dalam pengisiian
formulir dan memeriksa dokumen persyaratan kredit.
c) Lakukan rekonfirmasi seluruh data yang diisi pada form pembukaan
rekening.
Credit Acceptance supervisor telah memeriksa data yang telah diinput
Customer Service Operation, dan melakukan wawancara terkait data
commit to user
d) Lakukan identifikasi dan verifikasi atas dokumen yang diberikan
nasabah (kebenaran / keaslian dokumen).
Credit Acceptance Supervisor telah memeriksa keabsahan dokumen
yang diberikan calon nasabah.
e) Pastikan nasabah tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia
(DHBI).
Credit Acceptance Supervisor memastikan calon nasabah tidak terdapat
dalam daftar internal bank maupun DHBI.
f) Lakukan identifikasi dan verifikasi lebih ketat antara Customer Due
Dilligence (CDD) dan (Extensive Due Dilligence).
Credit Acceptance Officer mengidentifikasi calon debitur sesuai tingkat
risiko calon nasabah berdasarkan profil yang diberikan calon nasabah.
Nasabah yang tergolong tinggi dan Politically Exposed Persons (PEP)
dilakukan CDD yang lebih mendalam atau EDD.
g) Untuk Extensive Due Dilligence (EDD), catat hasil EDD pada form
EDD dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di cabang.
h) Pastikan kewajaran perilaku nasabah saat melakukan pembukaan
rekening.
i) Pastikan field mandatory KYC telah diisi baik pada formulir dan
sistem.
j) Untuk EDD pembukaan rekening high risk ditandatangani oleh pejabat
yang setingkat lebih tinggi dari pejabat yang berwenang menyetujui
commit to user
pejabat yang berwenang dalam penandatanganan rekening high risk
adalah Cash Operating Head.
2. Monitoring
a) Monitoring dilakukan pada transaksi keuangan yang dilakukan atau
batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga
berasal dari tindak pidana, transaksi nasabah yang pa