• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa SMA Menggunakan Metode Extended Promethee SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa SMA Menggunakan Metode Extended Promethee SKRIPSI"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

i

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa SMA

Menggunakan Metode Extended Promethee

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Informatika

Oleh:

Maretha Elistyana

165314110

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

TAHUN

2020

(2)

ii

THE DECISION SUPPORT SYSTEM OF

SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT MAJORS

USING EXTENDED PROMETHEE METHOD

THESIS

Prsented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer

Degree In Informatics Engineering Study Program

By:

Maretha Elistyana

165314110

INFORMATICS STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Keberhasilan adalah proses mengatasi rasa takut akan ketidakberhasilan”

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa, Orang Tua, Adik, Keluarga, Dosen & Sahabat

Terimakasih untuk dukungan, motivasi, kasih sayang, bantuan yang telah diberikan

kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan penuh perjuangan.

(4)

viii

ABSTRAK

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan merupakan sistem komputer yang

interaktif, yang membantu pengambilan keputusan memanfaatkan data dan model

untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur.

Penjurusan merupakan pengelompokkan siswa sesuai dengan program

pengajaran yang ada di SMA. Dalam memilih jurusan, siswa harus menyesuaikan

minat dan kemampuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini, SMA Stella Duce 2

memiliki 3 jurusan, terdiri dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS), dan Bahasa. Penjurusan yang dilakukan oleh SMA Stella Duce 2

berdasarkan nilai placement test dan nilai UN SMP. Nilai placement test yang menjadi

kriteria terdiri dari nilai Matematika, nilai Fisika, nilai Kimia, nilai Biologi, nilai

Geografi, nilai Ekonomi, nilai Sejarah, nilai Bahasa Indonesia dan nilai Bahasa Inggris.

Selain itu nilai UN SMP yang menjadi kriteria terdiri dari nilai UN Matenatika, nilai

UN IPA, nilai UN Bahasa Indonesia, dan nilai UN Bahasa Inggris. Dari kriteria-kriteria

tersebut, nilai diproses secara manual untuk menentukan jurusan yang diterima oleh

siswa. Berdasarkan proses manual tersebut menjadi kurang praktis dan membutuhkan

waktu yang lama.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibangun Sistem Pendukung

Keputusan Penjurusan Siswa SMA Menggunakan Metode Extended Promethee yang

merupakan metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria.

Hasil akhir yang diperoleh adalah Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Penjurusan Siswa SMA yang mampu menentukan penjurusan siswa dengan

memberikan hasil yang valid. Dari 148 data siswa setelah diuji menggunakan SPPK

Penjurusan SMA tersebut diperoleh hasil akurasi sebesar 83,78%.

Kata kunci: SMA Stella Duce 2, Extended Promethee, Sistem Pendukung

Pengambilan Keputusan, Penjurusan Siswa SMA.

(5)

ix

ABSTRACT

The Decision Support System is an interactive computer system, which helps

decision makers utilize data and models to solve structured problems.

The Major is groups of students according to the teaching programs in high

school. In choosing a major, students must adjust their interests and abilities. In this

study, Stella Duce 2 High School has 3 majors, consisting of Sciences, Social Sciences,

and Indonesian Language and English. The majors carried out by Stella Duce 2 High

School are based on the placement test and junior high school report card. Placement

test values that become criteria consist of Mathematics, Physics, Chemistry, Biology,

Geography, Economic, Historical, Indonesian and English. In addition, the junior high

school report cards which are the criteria consist of the Mathematics, Sciences, Social

Sciences, and Indonesian Language and English. From these criteria, grades are

processed manually to determine the majors accepted by students. Based on the manual

process it becomes less practical and requires a long time.

Based on these problems, The Decision Support System for High School

Student Majors is built using the Extended Promethee Method which is a method of

determining the order or priority in multicriteria analysis.

The final result obtained is The Decision Support System for High School

Student Majors Decision Making which provides student majors decisions by

providing valid results. From 148 students after being approved using the SPPK High

School Majors, the completion results were 83.78%.

Keywords: Stella Duce 2 High School, Extended Promethee, Decision Making Support

System, Majors of High School Students.

(6)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSUTUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPERLUAN KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR TABEL ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

1.5 Batasan Masalah ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) ... 4

(7)

xiii

2.1.2 Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

... 4

2.1.3 Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 6

2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan dalam Sistem Pendukung Pengambilan

Keputusan ... 7

2.1.5 Tujuan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 8

2.1.6 Manfaat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 9

2.2 Metode Extended Promethee ... 9

2.2.1 Normalisasi ... 10

2.2.2 Fungsi Preferensi Pj(i,i’) ... 11

2.2.3 Weak Preference (WP) ... 12

2.2.4 Nilai SPj (i,i’)... 12

2.2.5 Strict Preference (SP) ... 13

2.2.6 Total Preference (TP) ... 13

2.2.7 Leaving Flow dan Entering Flow ... 14

2.2.7.1 Leaving Flow ... 14

2.2.7.2 Entering Flow ... 14

2.2.8 Net Flow dan Perankingan ... 15

2.3 Minat ... 15

2.3.1 Pengertian Minat ... 15

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 16

2.4 Minat Jurusan SMA ... 16

(8)

xiv

3.1 Metode Penelitian ... 18

3.1.1 Tahap Perencanaan ... 18

3.1.2 Pengumpulan Data ... 18

3.1.3 Studi Literatur ... 19

3.1.4 Pembangunan Sistem ... 19

3.1.5 Uji Coba Sistem ... 20

3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras ... 21

BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM ... 22

4.1 Communication ... 22

4.1.1 Analisa Sistem ... 22

4.1.1.1 Analisa Sistem Lama ... 22

4.1.1.2 Analisa Sistem Baru ... 23

4.1.1.3 Gambaran Sistem yang akan Dibangun ... 23

4.2 Planning ... 24

4.2.1 Analisa Kebutuhan Pengguna ... 24

4.2.1.1 Tabel Analisa Kebutuhan Pengguna ... 24

4.2.1.2 Diagram Use Case Admin, Kepala Sekolah dan Staf ... 26

4.2.1.3 Diagram Konteks ... 27

4.2.1.4 Diagram Berjenjang ... 27

4.2.1.5 Diagram Aliran Data (DFD)... 28

4.2.1.5.1 DFD Level 0 Proses 1 ... 28

4.2.1.5.2 DFD Level 0 Proses 2 ... 28

(9)

xv

4.2.1.5.4 DFD Level 1 Proses 1.2 ... 29

4.2.1.5.5 DFD Level 1 Proses 1.3 ... 30

4.2.1.5.6 DFD Level 1 Proses 1.4 ... 31

4.2.1.5.7 DFD Level 1 Proses 1.5 ... 32

4.3 Modelling ... 32

4.3.1 Desain Manajemen Data ... 33

4.3.1.1 Desain Basis Data Konseptual ... 33

4.3.1.2 Desain Basis Data Logikal ... 34

4.3.1.3 Desain Basis Data Fisikal ... 34

4.3.1.3.1 Tabel Siswa ... 34

4.3.1.3.2 Tabel Kriteria ... 35

4.3.1.3.3 Tabel Detail ... 35

4.3.1.3.4 Tabel Login ... 36

4.3.1.3.5 Tabel Jurusan ... 36

4.3.1.3.6 Tabel Hasil ... 37

4.3.2 Desain Manajemen Model ... 37

4.3.2.1 Kriteria dan Tujuan ... 37

4.3.2.2 Proses Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 39

4.3.2.2.1 Proses Pengambilan Keputusan Metode Extended Promethee ... 39

4.3.2.2.2 Proses Perhitungan dan Contoh Perhitungan Manual menggunakan

Metode Extended Promethee ... 41

4.3.3 Desain Manajemen Dialog ... 137

(10)

xvi

4.3.3.1.1 Desain Halaman Login ... 137

4.3.3.1.2 Desain Halaman Utama ... 137

4.3.3.1.3 Desain Halaman Kelola Kriteria ... 138

4.3.3.1.4 Desain Halaman Tambah Kriteria ... 139

4.3.3.1.5 Desain Halaman Edit Kriteria ... 140

4.3.3.1.6 Desain Halaman Hapus Kriteria ... 140

4.3.3.1.7 Desain Halaman Kelola Jurusan ... 141

4.3.3.1.8 Desain Halaman Tambah Jurusan ... 142

4.3.3.1.9 Desain Halaman Edit Jurusan ... 142

4.3.3.1.10 Desain Halaman Hapus Jurusan ... 143

4.3.3.1.11 Desain Halaman Kelola Siswa ... 143

4.3.3.1.12 Desain Halaman Tambah Siswa ... 144

4.3.3.1.13 Desain Halaman Edit Siswa ... 145

4.3.3.1.14 Desain Halaman Hapus Siswa ... 145

4.3.3.1.15 Desain Halaman Detail Siswa ... 146

4.3.3.1.16 Desain Halaman Hasil Perhitungan Penjurusan ... 147

4.3.3.2 Desain Halaman Kepala Sekolah ... 148

4.3.3.2.1 Desain Halaman Utama ... 148

4.3.3.2.2 Desain Halaman Lihat Data Siswa ... 148

4.3.3.2.3 Desain Halaman Lihat Data Kriteria... 149

4.3.3.2.4 Desain Halaman Lihat Jurusan ... 150

4.3.3.2.5 Desain Halaman Lihat Hasil Penjurusan ... 150

(11)

xvii

4.3.3.3.1 Desain Halaman Utama ... 151

4.3.3.3.2 Desain Halaman Kelola Siswa ... 151

4.3.3.3.3 Desain Halaman Tambah Siswa ... 152

4.3.3.3.4 Desain Halaman Edit Siswa ... 153

4.3.3.3.5 Desain Halaman Hapus Siswa ... 153

4.3.3.3.6 Desain Halaman Detail Data Siswa ... 154

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM ... 155

5.1 Implementasi Manajemen Data ... 155

5.1.1 Tabel Login ... 155

5.1.2 Tabel Kriteria ... 156

5.1.3 Tabel Siswa ... 157

5.1.4 Tabel Detail ... 157

5.1.5 Tabel Jurusan ... 158

5.1.6 Tabel Hasil ... 159

5.2 Implementasi Manajemen Model ... 159

5.3 Implementasi Manajemen Dialog (Antar Muka) ... 160

5.3.1 Halaman Login ... 160

5.3.1.1 Halaman Login Admn, Kepala Sekolah dan Staf ... 160

5.3.2 Halaman Utama Admin ... 160

5.3.2.1 Halaman Kelola Kriteria ... 161

5.3.2.2 Halaman Tambah Kriteria ... 162

5.3.2.3 Halaman Edit Kriteria ... 163

(12)

xviii

5.3.2.5 Halaman Tambah Siswa ... 165

5.3.2.6 Halaman Edit Siswa ... 167

5.3.2.7 Halaman Kelola Jurusan ... 169

5.3.2.8 Halaman Tambah Jurusan ... 169

5.3.2.9 Halaman Edit Jurusan ... 170

5.3.2.10 Halaman Tampilkan Hasil ... 171

5.3.3 Halaman Kepala Sekolah ... 174

5.3.3.1 Halaman Utama Kepala Sekolah ... 174

5.3.3.2 Halaman Kelola Kriteria ... 174

5.3.3.3 Halaman Kelola Siswa ... 175

5.3.3.4 Halaman Kelola Jurusan ... 176

5.3.3.5 Halaman Tampilkan Hasil ... 176

5.3.4 Halaman Staf ... 177

5.3.4.1 Halaman Utama Staf ... 177

5.3.4.2 Halaman Kelola Siswa ... 178

5.3.4.3 Halaman Tambah Siswa ... 178

5.3.4.4 Halaman Edit Siswa ... 179

BAB VI PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL ... 181

6.1 Uji Validasi ... 181

6.2 Uji Akurasi ... 190

6.3 Tahap Pengujian Terhadap Pengguna ... 200

6.3.1 Manfaat Teknologi (Percieved of Usefullness) ... 201

(13)

xix

6.3.3 Hasil Uji Coba Sistem ... 206

BAB VII PENUTUP ... 209

7.1 Kesimpulan ... 209

7.2 Saran ... 209

DAFTAR PUSTAKA ... 210

(14)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Model Waterfall ... 19

Gambar 4. 1 Diagram Use Case ... 26

Gambar 4. 2 Diagram Konteks... 27

Gambar 4. 3 Diagram Berjenjang ... 27

Gambar 4. 4 DFD Level 0 Proses 1 ... 28

Gambar 4. 5 DFD Level 0 Proses 2 ... 28

Gambar 4. 6 DFD Level 0 Proses 3 ... 29

Gambar 4. 7 DFD Level 1 Proses 1.2 ... 29

Gambar 4. 8 DFD Level 1 Proses 1.3 ... 30

Gambar 4. 9 DFD Level 1 Proses 1.4 ... 31

Gambar 4. 10 DFD Level 1 Proses 1.5 ... 32

Gambar 4. 11 Desain Basis Data Konseptual ... 33

Gambar 4. 12 Desain Basis Data Logikal ... 34

Gambar 4. 13 Flowchart Extended Promethee ... 41

Gambar 4. 14 Halaman Login ... 137

Gambar 4. 15 Halaman Utama Admin ... 137

Gambar 4. 16 Halaman Kelola Kriteria ... 138

Gambar 4. 17 Halaman Tambah Kriteria ... 139

Gambar 4. 18 Halaman Edit Kriteria ... 140

Gambar 4. 19 Halaman Hapus Krieria ... 140

Gambar 4. 20 Halaman Kelola Jurusan... 141

Gambar 4. 21 Halaman Tambah Jurusan ... 142

Gambar 4. 22 Halaman Edit Jurusan... 142

Gambar 4. 23 Halaman Hapus Jurusan ... 143

Gambar 4. 24 Halaman Kelola Siswa ... 143

Gambar 4. 25 Halaman Tambah Siswa ... 144

(15)

xxi

Gambar 4. 27 Halaman Hapus Siswa ... 145

Gambar 4. 28 Halaman Detail Data Siswa... 146

Gambar 4. 29 Halaman Hasil Penjurusan ... 147

Gambar 4. 30 Halaman Utama Kepala Sekolah... 148

Gambar 4. 31 Halaman Lihat Data Siswa ... 148

Gambar 4. 32 Halaman Lihat Data Kriteria ... 149

Gambar 4. 33 Halaman Lihat Jurusan ... 150

Gambar 4. 34 Halaman Lihat Hasil Penjurusan ... 150

Gambar 4. 35 Halaman Utama Staff ... 151

Gambar 4. 36 Halaman Kelola Siswa ... 151

Gambar 4. 37 Halaman Tambah Siswa ... 152

Gambar 4. 38 Halaman Edit Siswa ... 153

Gambar 4. 39 Halaman Hapus Siswa ... 153

Gambar 4. 40 Halaman Detail Data Siswa... 154

Gambar 5. 1 Halaman Login Admin, Kepala Sekolah dan Staf ... 160

Gambar 5. 2 Halaman Utama Admin ... 161

Gambar 5. 3 Halaman Kelola Kriteria ... 162

Gambar 5. 4 Halaman Tambah Kriteria ... 162

Gambar 5. 5 Source Code Tambah Kriteria ... 163

Gambar 5. 6 Halaman Edit Kriteria ... 164

Gambar 5. 7 Source Code Edit Kriteria ... 164

Gambar 5. 8 Halaman Kelola Siswa ... 165

Gambar 5. 9 Halaman Tambah Siswa ... 166

(16)

xxii

Gambar 5. 11 Halaman Edit Siswa ... 168

Gambar 5. 12 Source Code Edit Siswa ... 169

Gambar 5. 13 Halaman Kelola Jurusan... 169

Gambar 5. 14 Halaman Tambah Jurusan ... 170

Gambar 5. 15 Source Code Tambah Jurusan ... 170

Gambar 5. 16 Halaman Edit Jurusan... 170

Gambar 5. 17 Source Code Edit Jurusan ... 171

Gambar 5. 18 Halaman Tampilkan Hasil ... 172

Gambar 5. 19 Source Code Tampilkan Hasil ... 172

Gambar 5. 20 Source Code Perhitungan Extended Promethee ... 174

Gambar 5. 21 Halaman Utama Kepala Sekolah... 174

Gambar 5. 22 Halaman Kelola Kriteria ... 175

Gambar 5. 23 Halaman Kelola Siswa ... 176

Gambar 5. 24 Halaman Tampilkan Hasil ... 177

Gambar 5. 25 Halaman Utama Staf ... 178

Gambar 5. 26 Halaman Kelola Siswa ... 178

Gambar 5. 27 Halaman Tambah Siswa ... 179

Gambar 5. 28 Halaman Edit Siswa ... 180

Gambar 6. 29 Data Kriteria Sistem ... 183

Gambar 6. 30 Data Siswa Sistem ... 184

Gambar 6. 31 Hasil Perhitungan Sistem ... 188

(17)

xxiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 24

Tabel 4. 2 Siswa ... 34

Tabel 4. 3 Kriteria ... 35

Tabel 4. 4 Detail ... 35

Tabel 4. 5 Login ... 36

Tabel 4. 6 Jurusan ... 36

Tabel 4. 7 Hasil ... 37

Tabel 4. 8 Data Sample Siswa... 41

Tabel 4. 9 Nilai IPA ... 43

Tabel 4. 10 Nilai IPS ... 43

Tabel 4. 11 Nilai Bahasa ... 44

Tabel 4. 12 Kriteria Penjurusan IPA, IPS dan Bahasa ... 44

Tabel 4. 13 Jenis Kriteria ... 45

Tabel 4. 14 Normalisasi Nilai IPA ... 46

Tabel 4. 15 Normalisasi Nilai IPS ... 47

Tabel 4. 16 Normalisasi Nilai Bahasa ... 47

Tabel 4. 17 Fungsi Preferensi IPA ... 48

Tabel 4. 18 Fungsi Preferensi IPS ... 53

Tabel 4. 19 Fungsi Preferensi Bahasa ... 57

Tabel 4. 20 Weak Preference IPA ... 63

Tabel 4. 21 Weak Preference IPS ... 70

Tabel 4. 22 Weak Preference Bahasa ... 75

Tabel 4. 23 Nilai SPj IPA ... 81

Tabel 4. 24 Nilai SPj IPS ... 87

Tabel 4. 25 Nilai SPj Bahasa ... 92

Tabel 4. 26 Strict Preference IPA ... 99

(18)

xxiv

Tabel 4. 28 Strict Preference Bahasa ... 109

Tabel 4. 29 Total Preference IPA ... 115

Tabel 4. 30 Total Preference IPS ... 119

Tabel 4. 31 Total Preference Bahasa... 124

Tabel 4. 32 Matriks Akhir IPA ... 129

Tabel 4. 33 Matriks Akhir IPS ... 130

Tabel 4. 34 Matriks Akhir Bahasa ... 131

Tabel 4. 35 Leaving, Entering, Net Flow IPA ... 134

Tabel 4. 36 Leaving, Entering, Net Flow IPS ... 134

Tabel 4. 37 Leaving, Entering, Net Flow Bahasa ... 135

Tabel 4. 38 Hasil Perbandingan Jurusan ... 135

Tabel 5. 1 Login ... 155

Tabel 5. 2 Kriteria ... 156

Tabel 5. 3 Siswa ... 157

Tabel 5. 4 Detail ... 157

Tabel 5. 5 Jurusan ... 158

Tabel 5. 6 Hasil ... 159

Tabel 5. 7 Tabel Manajemen Model ... 159

Tabel 6. 1 Data Siswa... 181

Tabel 6. 2 Data Kriteria IPA, IPS dan Bahasa ... 182

Tabel 6. 3 Data Siswa Bagian IPA ... 184

Tabel 6. 4 Data Siswa Bagian IPS ... 185

Tabel 6. 5 Data Siswa Bagian Bahasa ... 185

Tabel 6. 6 Extended Promethee IPA ... 186

Tabel 6. 7 Extended Promethee IPS ... 187

Tabel 6. 8 Extended Promethee Bahasa ... 187

Tabel 6. 9 Hasil Perhitungan Manual ... 188

Tabel 6. 10 Perbandingan Hasil SPPK Penjurusan Extended Promethee dengan

(19)

xxv

Penjurusan SMA Stella Duce 2 ... 189

Tabel 6. 11 Perbandingan Hasil SPPK Penjurusan Extended Promethee dengan

Penjurusan Real di SMA Stella Duce 2 ... 193

Tabel 6. 12 Tabel Skor Jawaban ... 201

Tabel 6. 13 Tabel Skor Ideal ... 201

Tabel 6. 14 Hasil Perceived of Usefullness 1 ... 201

Tabel 6. 15 Hasil Perceived of Usefullness 2 ... 202

Tabel 6. 16 Hasil Perceived of Usefullness 3 ... 202

Tabel 6. 17 Hasil Perceived of Usefullness 4 ... 203

Tabel 6. 18 Hasil Perceived Easy of Use 1 ... 203

Tabel 6. 19 Hasil Perceived Easy of Use 2 ... 204

Tabel 6. 20 Hasil Perceived Easy of Use 3 ... 204

Tabel 6. 21 Hasil Perceived Easy of Use 4 ... 205

Tabel 6. 22 Hasil Perceived Easy of Use 5 ... 205

Tabel 6. 23 Hasil Perceived Easy of Use 6 ... 206

Tabel 6. 24 Skala Persentase Penilaian ... 206

Tabel 6. 25 Hasil Rangkuman Pengujian Percieved of Usefullness ... 207

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penjurusan merupakan pengelompokkan siswa sesuai dengan program pengajaran

yang ada di SMA. Dalam memilih jurusan, siswa harus menyesuaikan minat dan

kemampuan yang dimiliki. Penjurusan bertujuan untuk mengarahkan siswa agar dapat

mengembangkan minat dan kemampuan diri yang dimiliki. Penjurusan di SMA

meliputi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa.

Berdasarkan kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini, penjurusan tidak lagi dilakukan

ketika kenaikan kelas XI melainkan mulai dari kelas X. Siswa yang baru memasuki

jenjang SMA, harus sudah menentukan jurusan yang diminati sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

Dalam penelitian ini menggunakan data di SMA Stella Duce 2. Penjurusan di SMA

Stella Duce 2 ditentukan beberapa kriteria, yaitu nilai UN SMP yang terdiri dari UN

IPA, UN Matematika, UN Bahasa Indonesia, UN Bahasa Inggris, hasil placement test

IPA meliputi nilai test Matematika, Kimia, Biologi, dan Fisika, hasil placement test

IPS meliputi nilai test Geografi, Ekonomi dan Sejarah, hasil placement test Bahasa

meliputi nilai test Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dalam penjurusan siswa SMA

masih dilakukan dengan perhitungan manual. Hal ini seringkali terdapat kesalahan

dalam perhitungan manual karena hasil dari perhitungan tersebut terkadang tidak

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa mendapatkan

penjurusan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik mengatasi hal tersebut

dengan mengambil judul Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Siswa SMA

Menggunakan Metode Extended Promethee. Metode ini merupakan metode penentuan

urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria yang membandingkan tiap-tiap

(21)

alternatif berpasangan dan menghitung jarak deviasi antar alternatif berpasangan untuk

mendapatkan preferensi tertinggi sehingga keputusan yang diperoleh valid dan terbaik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana membangun suatu sistem pendukung pengambilan keputusan untuk

menentukan penjurusan siswa SMA IPA, IPS dan Bahasa dengan metode

Extended Promethee.

2. Berapa hasil akurasi menggunakan metode Extended Promethee dalam

penentuan penjurusan siswa dibanding dengan hasil perhitungan yang sudah

dilakukan oleh pihak SMA Stella Duce 2.

3. Seberapa jauh SPPK Penjurusan Siswa yang dibangun ini bermanfaat

(Perceived of Usefullness) dan mudah digunakan (Perceived Easy of Use) bagi

pihak pengguna SMA Stella Duce 2.

1.3 Tujuan

1. Mampu membangun sistem pendukung pengambilan keputusan dalam

menentukan jurusan siswa SMA sesuai dengan kemampuan IPA, IPS dan

Bahasa menggunakan metode Extended Promethee.

2. Mengetahui hasil akurasi yang diperoleh menggunakan metode Extended

Promethee dengan membandingkan hasil perhitungan manual data sekolah

2019.

4. Mengetahui bahwa SPPK Penjurusan Siswa yang dibangun ini bermanfaat

(Perceived of Usefullness) dan mudah digunakan (Perceived Easy of Use) bagi

pihak pengguna SMA Stella Duce 2.

1.4 Manfaat

1. Menyediakan software (perangkat lunak) Sistem Pendukung Pengambilan

Keputusan dalam membantu mengambil keputusan penjurusan siswa SMA

IPA, IPS dan Bahasa.

(22)

menggunakan sistem keputusan dengan metode Extended Promethee.

1.5 Batasan Masalah

1. Data yang digunakan siswa kelas X tahun 2019/2020.

2. Data yang digunakan berupa:

• Nilai UN SMP yaitu UN IPA, Matematika, Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris.

• Nilai placement test IPA, berupa Matematika, Biologi, Kimia dan

Fisika.

• Nilai placement test IPS, berupa Geografi, Ekonomi, dan Sejarah.

• Nilai placement test Bahasa, berupa Bahasa Inggris dan Bahasa

Indonesia.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan

masalah dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian

yang digunakan dan mendukung perancangan dan implementasi selama penelitian,

meliputi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan menggunakan metode

Extended Promethee.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian

yang terdiri dari rumusan masalah yang diselesaikan, tahap perencanaan,

pengumpulan data, studi literatur, pengembangan sistem, metode waterfall yang

digunakan, serta kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras.

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisi tentang analisa dan perancangan sistem pendukung pengambilan

keputusan penjurusan siswa, meliputi tahap metode waterfall yang terdiri analisis

(23)

sistem, gambaran sistem, usecase, desain database, ER diagram dan user interface.

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM DAN ANALISA HASIL

Dalam bab ini mengimplementasikan perancangan yang sudah dibuat pada bab

sebelumnya ke dalam bentuk program dan menganalisis hasil dari perhitungan

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk pengembangan program ke

depannya.

(24)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK)

2.1.1 Definisi SPPK

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) merupakan CBIS

(Computer Based Information System) yang interaktif, fleksibel dan dapat

diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah

manajemen spesifik yang semiterstruktur dan yang tidak terstruktur. Sistem

Pendukung Pengambilan Keputusan menggunakan data, memberikan

antarmuka pengguna yang mudah dan dapat menggabungkan pemikiran

pengambil keputusan (Turban, 2005).

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan lebih ditujukan untuk

mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis

dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas

(Kusrini, 2007).

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan tidak dimaksudkan untuk

mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat

interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untu melakukan berbagai

analisis menggunakan model-model yang tersedia (Kusrini, 2007).

2.1.2 Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Pengambilan

Keputusan

Karakteristik dan kapabilitas kunci dari Sistem Pendukung Keputusan

adalah sebagai berikut (Turban, 2005):

1. Memberikan dukungan untuk pengambilan keputusan, pada situasi

semiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian

(25)

manusia dan informasi terkomputerisasi.

2. Memberikan dukungan untuk semua level manajerial, mulai dari

eksekutif puncak sampai manajer lini.

3. Memberikan

dukungan

untuk

individu

dan

kelompok.

Permasalahan yang kurang terstruktur sering memerlukan

keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional

yang berbeda.

4. Memberikan dukungan untuk keputusan independen dan atau

sekuensial. Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali, atau

berulang.

5. Memberikan dukungan di semua fase proses pengambilan

keputusan yaitu inteligensi, desain, pilihan dan implementasi.

6. Memberikan dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan

keputusan.

7. Mampu beradaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan

seharusnya realtif, dapat menghadapi perubahan kondisi secara

cepat, dan dapat mengadaptasikan Sistem Pendukung Keputusan

untuk memenuhi perubahan tersebut.

8. Mampu menyediakan kenyamanan bagi pengguna, kapabilitas

grafis yang sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin interaktif

dengan satu bahasa alami yang meningkatkan keektifan Sistem

Pendukung Keputusan.

9. Mampu meningkatkan keefektifan pengambilan keputusan

(akurasi, timeliness, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya

pengambilan keputusan).

10. Pengambil keputusan memiliki kontrol penuh terhadap semua

langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu

masalah.

(26)

sistem sederhana.

12. Model-model yang digunakan untuk menganalisis situasi

pengambilan keputusan.

13. Menyediakan akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe,

mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai

berorientasi-objek.

14. Pengguna menggunakan Sistem Pendukung Keputusan sebagai alat

standalone pada suatu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi

keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai

persediaan.

2.1.3 Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Untuk dapat menerapkan SPPK, ada empat komponen subsistem yang

harus disediakan yaitu (Turban, 2005):

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi

data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak

sistem manajemen database (DBMS).

2. Subsistem Manajemen Model

Subsistem ini memasukkan model keuangan, statistic, ilmu

manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan

kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.

Perangkat lunak ini sering disebut sistem manajemen basis model

(MBMS).

3. Subsistem Antarmuka Pengguna

Subsistem ini pengguna dapat berkomunikasi dengan dan

memerintahkan sistem pendukung keputusan. Dalam subsistem ini

beberapa kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan berasal

(27)

dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.

4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan

Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak

sebagai suatu komponen independen yang memberikan inteligensi

untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan.

2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan dalam Sistem Pendukung

Pengambilan Keputusan

Langkah-langkah pemodelan dalam pembangunan Sistem Pendukung

Pengambilan Keputusan, sebagai berikut (Kusrini, 2007):

a. Studi Kelayakan (Intelligence)

Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian

prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi

kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya

terbentuk sebuah pernyataan masalah.

b. Perancangan (Design)

Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan

dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif

model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah

selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian,

ditentukan variabel-variabel model.

c. Pemilihan (Choice)

Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternative model

beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan

pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut.

Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti

beberapa variabel.

(28)

2.1.5 Tujuan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan memiliki tujuan untuk

pengguna, sebagai berikut (Turban,2005):

1. Sistem Pendukung Pengambilan Keptusan dapat membantu untuk

pengambilan keputusan pada masalah terstruktur ataupun masalah

yang tidak terstruktur.

2. Memberikan bantuan pada berbagai tingkatan manajer.

3. Memberikan dukungan pengambilan keputusan individu maupun

kelompok.

4. Memberikan dukungan pengambilan keputusan yang saling

berhubungan dan berurutan.

5. Mendukung semua tahap dari semua proses pengambilan keputusan

yaitu: penelusuran, desain, pemilihan, dan implementasi.

6. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan mendukung berbagai

gaya dan variasi dalam proses pengambilan keputusan sehingga ada

kesesuaian antara SPPK dengan atribut-atribut yang digunakan

individu pembuat keputusan

7. Dapat beradaptasi sewaktu-waktu.

8. Mudah untuk digunakan.

9. Dapat meningkatkan efektivitas dari pembuatan keputusan

bedasarkan keakuratan, ketepatan waktu, kualitas dan efisiensinya.

10. Pengguna adalah pengontrol keputusan. SPPK hanya bertujuan untuk

mendukung saja.

11. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dapat terus berevolusi

terutama ketika muncul tuntutan baru dan penambahan pengetahuan

sistem. Penambahan pengetahuan sistem secara terus menerus akan

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan SPPK tersebut.

12. Sistem Pendukung Keputusan mudah untuk dibangun.

(29)

13. Berbasiskan model-model untuk menganalisa situasi-situasi.

2.1.6 Manfaat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan memiliki manfaat bagi

pengguna, antara lain (Utami, 2012):

1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam

memproses data/informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah

terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak

terstruktur.

3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya

dapat diandalkan.

4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan

masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun SPK dapat

menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami

persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif

pemecahan.

2.2 Metode Extended Promethee

The Extended Promethee (EXPROM) yang dikembangkan oleh Diakoulaki dan

Koumoutsosa adalah versi modifikasi Promethee II yaitu perbandingan deviasi atau

jarak antar alternatif berpasangan untuk setiap kriteria. Dalam metode ini, nilai relatif

dari salah satu alternatif dari yang lain didefinisikan oleh dua indeks preferensi.

Pertama adalah indeks preferensi yang lemah berdasarkan agregat atau selisih kriteria,

sebagaimana ditentukan dalam Promethee II. Kedua adalah indeks preferensi yang kuat

berdasarkan pada gagasan dari solusi ideal dan ideal. Nilai-nilai ideal dan

anti-ideal yang langsung berasal dari matriks keputusan dan mereka mencerminkan batas

ekstrim untuk kriteria tertentu.

(30)

Sebuah indeks preferensi total dihitung dengan menambahkan nilai indeks

preferensi yang lemah dan kuat yang memberikan ukuran yang akurat dari preferensi

satu alternatif dengan alternatif yang lain untuk semua kriteria. Perhitungan net flow

atau aliran bersih sebuah alternatif ditentukan berdasarkan penjumlahan leaving dan

entering flow. EXPROM menghasilkan perangkingan alternatif berdasarkan nilai net

flow setiap alternatif sehingga memberikan alternatif terbaik dengan net flow tertinggi.

Langkah-langkah perhitungan Extended Promethee, sebagai berikut:

1. Membuat matriks keputusan.

Matriks keputusan adalah matriks yang terdiri dari nilai alternatif i untuk setiap

kriteria j.

2. Normalisasi matriks keputusan.

3. Penentuan fungsi preferensi Pj(i,i’).

4. Menghitung nilai Weak Preference (WP).

5. Menghitung nilai SP j(i,i’).

6. Menghitung nilai Strict Preference (SP).

7. Menghitung nilai Total Preference (TP).

8. Menghitung nilai Leaving dan Entering Flow.

9. Menghitung nilai Net Flow.

10. Perhitungan alternatif berdasarkan Net Flow tertinggi.

2.2.1 Normalisasi

Normalisasi matriks keputusan untuk setiap atribut berdasarkan benefit

dan cost. Atribut benefit jika nilai kecocokan setiap kriteria semakin tinggi

nilainya semakin baik atau semakin diprioritaskan, Atribut cost, jika nilai

kecocokan setiap kriteria semakin kecil nilainya semakin baik.

Persamaan untuk jenis kriteria benefit:

𝑅

𝑖𝑗

=

𝑥

𝑖𝑗

− 𝑚𝑖𝑛⁡(𝑥

𝑖𝑗

)

(31)

Persamaan untuk jenis kriteria cost:

𝑅

𝑖𝑗

=

𝑚𝑎𝑥

(

𝑥

𝑖𝑗

)

− 𝑥

𝑖𝑗

[𝑚𝑎𝑥

(

𝑥

𝑖𝑗

)

− 𝑚𝑖 𝑛

(

𝑥

𝑖𝑗

)

]

(2.2)

(i = 1,2,…m ; j=1,2,…n)

Dimana:

Rij

= matriks ternormalisasi untuk suatu alternatif pada

suatu kriteria.

i

= alternatif.

j

= kriteria

2.2.2 Fungsi Preferensi Pj(i,i’)

Ada enam jenis fungsi preferensi yang utama, yaitu

1. Kriteria biasa

2. Kriteria bentuk U

3. Kriteria bentuk V

4. Kriteria tingkat

5. Kriteria pengabaian bentuk V

6. Kriteria Gaussian.

Berdasarkan metode Extended Promethee, menentukan fungsi

preferensi menggunakan kriteria biasa. Adapun rumusnya sebagai

berikut:

𝑃𝑖𝑗(𝑖, 𝑖) = 0⁡𝑖𝑓⁡𝑅

𝑖𝑗

≤ 𝑅

𝑖′𝑗

(32)

Dimana:

Pij

= fungsi preferensi untuk sua

R

ij

= matriks ternormalisasi untuk suatu alternatif pada

suatu kriteria.

R

i’j

= matriks ternormalisasi untuk suatu alternatif

berpasangan pada suatu kriteria.

2.2.3 Weak Preference (WP)

Perhitungan indeks preferensi yang lemah dengan mempertimbangkan

kriteria dengan nilai bobot yang berbeda-beda untuk setiap kriteria

menggunakan persamaan berikut:

𝑊𝑃(𝑖, 𝑖

) = [∑ = 1

𝑛 𝑗

⁡𝑤𝑗 × 𝑃𝑗(𝑖. 𝑖

)] / ∑ = 1⁡𝑊𝑗

𝑛 𝑗

(2.4)

Dimana :

WP = weak Preference

n = jumlah kriteria

wj = bobot untuk setiap kriteria

2.2.4 Nilai SPj (i,i’)

Fungsi preferensi SPj(i.i’) merupakan fungsi preferensi kuat berdasarkan

perbandingan nilai-nilai perbedaan (dmj) dengan rentang nilai seperti yang

didefinisikan oleh evaluasi dari seluruh rangkaian alternatif untuk kriteria.

Adapun rumus menghitung fungsi preferensi kuat sebagai berikut:

Dimana:

SPj

= strict preference kriteria j

(33)

dj

= R

ij

– R

i’j

dmj

= 1

Lj

= 0

2.2.5 Strict Preference (SP)

Nilai fungsi preferensi kuat berdasarkan perbandingan nilai-nilai

perbedaan (dmj) dengan rentang nilai seperti yang didefinisikan oleh evaluasi

dari seluruh rangkaian alternatif untuk kriteria.

𝑆𝑃⁡(𝑖, 𝑖

) = [∑ = 1

𝑛 𝑗

𝑊𝑗⁡ × 𝑆𝑃𝑗(𝑖, 𝑖

)] / ∑ = 1

𝑛 𝑗

⁡⁡𝑊𝑗

(2.6)

Dimana :

SP = strict preference

n = jumlah kriteria

wj = bobot untuk setiap kriteria

2.2.6 Total Preference (TP)

Dalam hal ini, Total Preference (TP) diperoleh dari nilai Weak Preference

(WP) dan Strict Preference (SP). Dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

𝑇𝑃⁡(𝑖, 𝑖) = 𝑀𝑖𝑛[1, 𝑊𝑝(𝑖, 𝑖

) + 𝑆𝑃(𝑖, 𝑖

)]

(2.7)

Dimana :

WP = Weight Preference (WP)

SP = Strict Preference (SP)

i = alternatif

(34)

i’ = alternatif yang dipasangkan

2.2.7 Leaving Flow dan Entering Flow

2.2.7.1 Leaving Flow

Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh

dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking.

Untuk setiap nilai node a dalam grafik nilai outranking ditentukan

berdasarkan leaving flow. Perhitungan leaving flow menggunakan

persamaan sebagai berikut:

𝜑

+

(𝑖) = ⁡

1

𝑚 − 1

𝑇𝑃⁡

(

𝑖, 𝑖

)

(𝑖 ≠ 𝑖′)

𝑛 𝑖′=1

(2.8)

Dimana:

m

= banyaknya jumlah alternatif.

n

= banyaknya jumlah kriteria.

𝑛

𝑇𝑃(𝑖, 𝑖

)

𝑖′=1

= nilai total preference untuk alternatif

berpasangan

dari

matriks

akhir

dijumlahkan secara horizontal.

2.2.7.2 Entering Flow

Entering Flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekati

dari node a dan hal ini merupakan pengukuran outranking. Perhitungan

Entering Flow menggunakan persamaan sebagai berikut :

𝜑

(𝑖) = ⁡

1

𝑚 − 1

𝑇𝑃⁡

(

𝑖, 𝑖

)

(𝑖 ≠ 𝑖′)

𝑛 𝑖′=1

(2.9)

Dimana:

(35)

n

= banyaknya jumlah kriteria.

𝑛

𝑇𝑃(𝑖, 𝑖

)

𝑖′=1

= nilai total preference untuk alternatif

berpasangan

dari

matriks

akhir

dijumlahkan secara vertikal.

2.2.8 Net Flow dan Perankingan

Perhitungan dari aliran perangkingan (i) untuk setiap alternatif

lainnya:

𝜑 = ⁡ 𝜑

+

(𝑖) − ⁡ 𝜑

(𝑖)

(2.10)

Dimana:

𝜑

+

(i) = nilai leaving flow

𝜑

(i) = nilai entering flow

Penentuan peringkat semua alternatif yang dipertimbangkan

tergantung pada nilai-nilai dari

𝜑 (i). Semakin tinggi nilai dari 𝜑 (i),

maka semakin baik pula alternatifnya. Dengan demikian, alternatif

terbaik adalah alternatif yang memiliki nilai 𝜑 (i) tertinggi.

2.3 Minat

2.3.1 Pengertian Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto,

2010:180).

Minat adalah suatu yang penting bagi seseorang dalam melakukan

kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja

mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih daripada itu minat mendorong orang

(36)

untuk melakukan kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan

merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan (Nasution, 1999:1).

Menurut beberapa pengertian minat yang sudah dikemukakan di atas,

dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa ketertarikan yang muncul dari

diri seseorang terhadap suatu hal yang memberikan kesenangan ketika

melakukan hal tersebut. Maka dari itu, minat seseorang sangat berpengaruh

pada perbuatan yang dilakukannya. Apabila seseorang itu memiliki

kemampuan mempelajari sesuatu, tetapi jika tidak memiliki minat atau

kehendak untuk mempelajari, maka tidak bisa untuk mengikuti proses belajar.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Minat

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya minat menurut Crow &

Crow 26, antara lain:

1. Faktor dorongan dalam, misalnya dorongan ingin makan akan

memotivasi aktivitas untuk mencari makanan dan membangkitkan

minat untuk menyiapkan makanan.

2. Faktor motif sosial yaitu faktor lingkungan sosial yang

membangkitkan suatu aktivitas, misalnya kehadiran orang lain

dalam bersepeda mendorong orang lain untuk bersepeda dengan

lebih cepat.

3. Faktor emosional, bahwa bila seseorang mendapatkan kesuksesan

dari suatu aktivitas maka akan menimbulkan rasa senang dan akan

memperkuat aktivitas tersebut dan sebaliknya kegagalan akan

memperlemah suatu aktivitas.

2.4 Minat Jurusan SMA

Jurusan merupakan tempat untuk menampung minat siswa sesuai dengan

keinginan dan kemampuan yang dimiliki agar mampu mendalami dan

(37)

mengembangkan minat yang diambil agar berguna bagi masa depan terutama

memasuki jenjang perkuliahan. Jurusan di SMA terdapat 3 macam, antara lain:

1. Jurusan IPA

IPA memiliki kepanjangan Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari Matematika,

Fisika, Kimia, dan Biologi. IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang

diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan seperti

keterampilan dalam hal melaksanakan penyelidikan ilmiah. Proses ilmiah

yang dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang

bersifat rasional.

2. Jurusan IPS

IPS atau Ilmu Pengetahuan Sosial, menurut Djahiri merupakan ilmu

pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang

ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan

dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran dari tangkat persekolahan

(Sapriya, dkk, 2007). IPS mempunyai mata pelajaran yang terdiri dari Georafi,

Ekonomi, dan Sejarah.

3. Jurusan Bahasa

Ilmu bahasa terdiri dari Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ilmu Bahasa

merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bahasa itu sendiri, meliputi

bentuk bahasa, unsur-unsur bahasa hingga terbentuknya suatu bahasa.

(38)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian dalam menyelesaikan permasalahan penelitian ini sebagai

berikut:

3.1.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan tujuan dibangunnya suatu sistem. Tahap ini

merupakan langkah pertama menentukan pemilihan jenis sistem pendukung

keputusan yang akan direncanakan serta metode pendekatan yang akan

digunakan dalam penelitian. Setelah menentukan jenis sistem pendukung

keputusan maka didapatkan kebutuhan sistem yang akan digunakan dalam

penelitian. Setelah proses perencanaan dilakukan maka dilanjutkan proses

pembuatan sistem.

3.1.2 Pengumpulan Data

a. Survei Awal

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan

dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjurusan Siswa

SMA Stella Duce 2, Yogyakarta. Tahap awal yang dilakukan adalah

survey ke sekolah SMA Stella Duce 2 untuk mendapatkan nilai siswa

kelas X dengan cara wawancara pada pihak sekolah dalam bidang

akademik siswa. Nilai akademik siswa kelas X yang didapatkan berupa

nilai placement test Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi,

Ekonomi, Sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggrs, nilai Ujian Nasional

(UN) SMP yang terdiri dari UN IPA, UN Matematika, UN Bahasa Inggris

dan UN Bahasa Indonesia. Data tersebut berjumlah 162 siswa.

(39)

b. Sumber Data

Data-data yang diperlukan dalam Sistem Pendukung Pengambilan

Keputusan Penjurusan Siswa SMA Stella Duce 2 adalah data pribadi

siswa, nilai placement test, nilai UN SMP.

3.1.3 Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang berkaitan

dengan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) dan metode

Extended Promethee. Sumber literatur yang digunakan diperoleh dari jurnal,

buku dan referensi skripsi yang berhubungan dengan permasalahan yang

dibahas.

3.1.4 Pembangunan Sistem

Pada tahap ini dalam pembangunan sistem digunakan metode waterfall

dengan menggunakan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan.

Waterfall model merupakan pengembangan software yang diperkenalkan oleh

Winston Royce tahun 70-an. Model ini merupakan model klasik sederhana

dengan aliran sistem linier-keluaran dari tahap sebelumnya nantinya aan

digunakan untuk tahap selanjutnya. Metode ini digunakan untuk

mengembangkan perangkat lunak secara berurutan yang alurnya terus mengalir

ke bawah melewati fase perencanaan, pemodelan, implementasi, dan pengujian.

Berikut ini merupakan gambaran dari model waterfall:

Gambar 3. 1 Model Waterfall

a. Communication

Pada langkah ini dilakukan analisis dan pengumpulan data yang

diperlukan ketika pembangunan sistem, sehingga sistem yang akan

(40)

dibangun sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna. Dalam

kasus ini melakukan wawancara dengan pihak bagian akademik

siswa mengenai kriteria apa saja yang diperlukan dalam penjurusan

siswa SMA Stella Duce 2, Yogyakarta.

b. Planning

Pada tahap ini merancang dokumen bagi kebutuhan user dalam

bentuk diagram usecase, diagram konteks, Data Flow Diagran

(DFD).

c. Modeling

Pada langkah ini melakukan perancangan sistem diantaranya

merancang basis data dan user interface pada sistem. Langkah ini

menggunakan

komponen

sistem

pendukung

pengambilan

keputusan, antara lain subsitem manajemen data, subsistem

manajemen model dan subsistem antar muka pengguna.

d. Construction

Pada langkah ini dilakukan implementasi desain sistem dengan

komponen sistem pengambilan pendukung keputusan dan

berhubungan dengan proses coding menggunakan sistem

pemrograman PHP dan basis data MySQL.

e. Deployment

Jika semua langkah sudah dijalankan dengan baik, maka langkah ini

melakukan pengujian sistem dengan menjalankan setiap model

untuk mengetahui apakah Sistem Pendukung Pengambilan

Keputusan yang telah dibuat sudah memenuhi kebutuhan sesuai

keinginan user.

3.1.5 Uji Coba Sistem

Uji coba sistem bertujuan untuk mengetahui apakah hasil

perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan sudah valid dan

(41)

sudah sesuai dengan kriteria kebutuhan pengguna dan tujuan yang

diinginkan. Dalam proses pengujian dilakukan oleh pengguna

(administrator, staf dan kepala sekolah) untuk mengetahui sistem apakah

dapat bermanfaat membantu pengguna (Perceived of Usefullness) dalam

mengetahui hasil keputusan penjurusan siswa sesuai dengan kriteria

selain itu apakah sistem ini mudah digunakan (Perceived Easy of Use)

dalam menentukan penjurusan siswa.

3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Perangkat Lunak dan Perangkat Keras yang digunakan dalam implementasi

sistem, sebagai berikut:

a. Perangkat Lunak

• Sistem Operasi Windows 10 64-bit.

• XAMPP

• Sistem manajemen basis data MySQL

b. Perangkat Keras

• Processor Intel(R) Core (TM) i5-7200U CPU @2.50GHz 2.71 GHz

• RAM 4.00

(42)

22

BAB IV

ANALISA DAN DESAIN SISTEM

4.1 Communication

Tahap ini melakukan wawancara dengan pihak sekolah SMA Stella Duce 2

mengenai informasi kriteria dalam penjurusan di SMA tersebut. Hasil wawancara yang

diperoleh untuk menentukan penjurusan adalah nilai placement test Matematika, nilai

placement test Fisika, nilai placement test Kimia, nilai placement test Biologi, nilai

placement test Sejarah, nilai placement test Ekonomi, nilai placement test Geografi,

nilai placement test Bahasa Indonesia, nilai placement test Bahasa Inggris, nilai UN

SMP IPA, nilai UN SMP Matematika, nilai UN SMP Bahasa Indonesia dan nilai UN

SMP Bahasa Inggris. Dari setiap kriteria sudah ditentukan bobot oleh pihak sekolah

dalam menentukan jurusan siswa.

4.1.1 Analisa Sistem

4.1.1.1 Analisa Sistem Lama

Penentuan

penjurusan

siswa

SMA,

sekolah

mempertimbangkan beberapa aspek salah satunya yaitu nilai yang

menjadi aspek penting dalam menentukan penjurusan. Dalam

menentukan jurusan siswa masih dilakukan secara manual. Hal ini dapat

menimbulkan kesalahan dalam perhitungan sehingga menjadi kurang

praktis dan membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu, dalam hal

ini membutuhkan sistem pendukung pengambilan keputusan penjurusan

untuk membantu pihak sekolah dalam menentukan jurusan siswa.

Dalam pembobotan kriteria, pihak sekolah bebas menentukan bobot

yang dibutuhkan, sehingga nantinya mendapatkan hasil penjurusan

yang tepat bagi siswa.

(43)

4.1.1.2 Analisa Sistem Baru

Pada tahap ini menyangkut tentang membangun sistem

pendukung pengambilan keputusan dengan memanfaatkan teknologi

untuk menentukan jurusan siswa berdasarkan nilai yang diperoleh

siswa. Pembangunan sistem ini, terdapat kriteria yang perlu

dipertimbangkan adalah nilai placement test IPA, terdiri dari nilai

Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, nilai placement test IPS, terdiri dari

Geografi, Ekonomi, Sejarah dan nilai placement test Bahasa, terdiri dari

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris serta nilai UN SMP yang terdiri

dari UN IPA, UN Matematika, UN Bahasa Indonesia dan UN Bahasa

Inggris.

4.1.1.3 Gambaran Sistem yang akan Dibangun

Sistem yang akan dibangun merupakan sistem pendukung

pengambilan keputusan untuk memberikan rekomendasi jurusan pada

siswa. Sistem ini menggunakan metode Extended Promethee berbasis

web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Metode

Extended Promethee merupakan metode penentuan urutan atau prioritas

dalam analisa multikriteria yang membandingkan tiap-tiap alternatif

berpasangan dan menghitung jarak deviasi antar alternatif berpasangan

untuk mendapatkan preferensi tertinggi sehingga keputusan yang

diperoleh valid dan terbaik. Dalam sistem pendukung pengambilan

keputusan terdapat tiga aktor yang terlibat, diantaranya admin, kepala

sekolah, dan staf. Admin memiliki tugas untuk pengelolaan sistem

dalam mengelola data kriteria, data siswa, data jurusan dan nilai siswa.

Kepala sekolah bisa melihat kriteria dan jurusan yang digunakan untuk

penjurusan siswa, data siswa dan hasil penjurusan siswa. Staf hanya

memasukkan data siswa dan dapat melakukan registrasi untuk

menambahkan actor staf. Dalam sistem, Admin, Kepala Sekolah dan

(44)

Staf harus login terlebih dahulu dengan menginputkan username dan

password ketika masuk ke sistem. Hasil penjurusan merupakan

perangkingan dari nilai alternatif kemudian sistem mendapatkan output

untuk merekomendasikan jurusan kepada siswa.

4.2 Planning

Tahap planning, lanjutan dari tahap communication. Tahap ini merancang

dokumen kebutuhan pengguna sistem yang dibangun dalam diagram usecase, diagram

konteks, dan Data Flow Diagram (DFD).

4.2.1 Analisa Kebutuhan Pengguna

4.2.1.1 Tabel Analisa Kebutuhan Pengguna

Tabel 4. 1 Analisa Kebutuhan Pengguna

No

Aktor

Wewenang

1.

Admin

• Melakukan login dan logout admin

• Menambah data kriteria

• Mengedit data kriteria

• Mencari data kriteria

• Menghapus data kriteria

• Menambah data siswa

• Mengedit data siswa

• Mencari data siswa

• Melihat data siswa secara detail

• Menambah data jurusan

• Mengedit data jurusan

• Menghapus data jurusan

• Mencari data jurusan

(45)

• Melihat data jurusan

• Melihat hasil perhitungan extended

promethee

• Mencetak

hasil

keputusan

penjurusan

2.

Kepala

Sekolah

• Melakukan login dan logout siswa

• Melihat data kriteria

• Mencari data kriteria

• Melihat data siswa secara detail

• Mencari data siswa

• Melihat data jurusan

• Mencari data jurusan

• Melihat hasil sistem keputusan

penjurusan

• Mencetak

hasil

keputusan

penjurusan

3.

Staff

• Melakukan login dan logout siswa

• Menambah data siswa

• Mengedit data siswa

• Mencari data siswa

• Menghapus data siswa

(46)

4.2.1.2 Diagram Use Case Admin, Kepala Sekolah dan Staf

(47)

4.2.1.3 Diagram Konteks

Gambar 4. 2 Diagram Konteks

4.2.1.4 Diagram Berjenjang

(48)

4.2.1.5 Diagram Aliran Data (DFD)

4.2.1.5.1 DFD Level 0 Proses 1

Gambar 4. 4 DFD Level 0 Proses 1

4.2.1.5.2 DFD Level 0 Proses 2

(49)

4.2.1.5.3 DFD Level 0 Proses 3

Gambar 4. 6 DFD Level 0 Proses 3

4.2.1.5.4 DFD Level 1 Proses 1.2

(50)

4.2.1.5.5 DFD Level 1 Proses 1.3

(51)

4.2.1.5.6 DFD Level 1 Proses 1.4

(52)

4.2.1.5.7 DFD Level 1 Proses 1.5

Gambar 4. 10 DFD Level 1 Proses 1.5

4.3 Modelling

Pada tahap ini mengenai syarat yang dibutuhkan pada desain sistem. Pada desain

sistem ini dilakukan perancangan database dan user interface yang dibutuhkan oleh

sistem. Dalam tahap ini dibutuhkan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan

yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen modal, dan subsistem antar

muka pengguna. Pada manajemen data merancang desain konseptual, desain logical

dan desain fisikal. Pada manajemen modal merancang kriteria dan tujuan, proses sistem

(53)

pendukung pengambilan keputusan dan perhitungan manual sistem pendukung

pengambilan keputusan menggunakan metode Extended Promethee. Pada subsistem

antar muka pengguna berhubungan dengan user interface yang membantu user untuk

menggunakan sistem.

4.3.1 Desain Manajemen Data

4.3.1.1 Desain Basis Data Konseptual

(54)

4.3.1.2 Desain Basis Data Logikal

Gambar 4. 12 Desain Basis Data Logikal

4.3.1.3 Desain Basis Data Fisikal

4.3.1.3.1 Tabel Siswa

Tabel 4. 2 Tabel Siswa

Nama

Tipe

Size Keterangan Key

no_pendaftaran varchar 15

Berisi

nomor

pendaftaran

siswa

Primary Key

nama_siswa

varchar 50

Berisi nama

siswa

tahun_angkatan year

4

Berisi tahun

angkatan

siswa

(55)

4.3.1.3.2 Tabel Kriteria

Tabel 4. 3 Tabel Kriteria

Nama

Tipe

Size Keterangan Key

id_kriteria

int

5

Berisi id

kriteria

Primary Key

id_jurusan

int

5

Berisi id

jurusan

Foreign key

nama_kriteria varchar 100 Berisi nama

kriteria

bobot

double

Berisi bobot

kriteria

jenis_kriteria

varchar 15

Berisi jenis

kriteria

4.3.1.3.3 Tabel Detail

Tabel 4. 4 Tabel Detail

Nama

Tipe

Size Keterangan Key

id

int

5

Berisi id

untuk detail

Primary Key

no_pendaftaran int

7

Berisi

nomor

pendaftaran

siswa

Foreign Key

id_kriteria

int

5

Berisi id

kriteria

Foreign Key

nilai_siswa

double

Berisi nilai

(56)

4.3.1.3.4 Tabel Login

Tabel 4. 5 Tabel Login

Nama

Tipe

Size Keterangan Key

id

int

10

Berisi id

login

Primary

Key

username

varchar 200 Berisi

username

password

varchar 200 Berisi

password

nama_lengkap varchar 100 Berisi nama

lengkap

user

level

varchar 20

Berisi level

atau jabatan

user

4.3.1.3.5 Tabel Jurusan

Tabel 4. 6 Tabel Jurusan

Nama

Tipe

Size Keterangan Key

id_jurusan

int

5

Berisi id

jurusan

Primary

Key

nama_jurusan varchar 50

Berisi nama

jurusan

(57)

4.3.1.3.6 Tabel Hasil

Tabel 4. 7 Tabel Hasil

Nama

Tipe

Size Keterangan

Key

no_pendaftaran int

10

Berisi id

login

Foreign

Key

id_jurusan

Int

5

Berisi

id_jurusan

Foreign

Key

entering_flow

double

Berisi

entering_flow

leaving_flow

double

Berisi

leaving_flow

net_flow

double

Berisi

net_flow

4.3.2 Desain Manajemen Model

Dalam proses penjurusan siswa SMA (SMA Stella Duce 2)

menggunakan metode Extended Promethee sesuai kemampuan yang dimiliki

siswa.

4.3.2.1 Kriteria dan Tujuan

Data kriteria dibawah ini diperoleh dari pihak sekolah SMA

Stella Duce 2 dilakukan dengan wawancara dan telah mendapatkan

persetujuan dari pihak sekolah tersebut.

1. Nilai placement test Bahasa Indonesia (j1)

Kriteria ini berdasarkan hasil nilai placement test Bahasa

Indonesia siswa saat mengikuti ujian placement test. Ujian

placement test dilakukan ketika siswa sudah diterima di

Gambar

Tabel 4. 1 Analisa Kebutuhan Pengguna  No  Aktor  Wewenang
Gambar 4. 2 Diagram Konteks  4.2.1.4 Diagram Berjenjang
Gambar 4. 4 DFD Level 0 Proses 1  4.2.1.5.2 DFD Level 0 Proses 2
Gambar 4. 6 DFD Level 0 Proses 3  4.2.1.5.4 DFD Level 1 Proses 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui volume beton dan berat tulangan pada Portal As-D gedung rumah sakit gigi dan mulut 10 lantai yang dihitung ulang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi Collaborative Writing dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Berdasarkan grafik yang diperoleh maupun uji statistik yang telah dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Tapak Dara dapat

[r]

pada ukuran S dan nilai Z pada ukuran S: Lihat himpunan µkecil pada himpunan produksi S.. Dalam menggunakan metode tsukamoto ini dibutuhkan 3 variabel yaitu

Saran yang peneliti berikan setelah melakukan penelitian ini adalah: (1) Penelitian sejenis perlu dikembangkan baik dengan memperhatikan alokasi waktu pembelajaran

Pembuatan media pembelajaran fisika berbasis komputer dirancang berdasarkan alur dan konsep yang telah direncanakan. Software yang digunakan menggunakan software

Tanah juga memiliki unsur – unsur hara esensialyang diperlukan oleh tanaman dan fungsinya pada tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga bila