• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK 5W + 1H.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK 5W + 1H."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

ABSTRAK………. iv

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2 Identifikasi Masalah………. 8

1.3 Rumusan Masalah Penelitian... 9

1.4 Tujuan Penelitian... 9

1.5 Manfaat Penelitian... 10

1.6 Anggapan Dasar... 10

1.7 Hipotesis... 11

1.8 Metode Penelitian... 11

1.9 Lokasi dan Sampel Penelitian... 11

BAB II MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK 5W + 1H... 13

2.1 Menulis... 13

2.1.1 Pengertian Menulis... ... 13

2.1.2 Fungsi Menulis... . 15

2.1.3 Tujuan Menulis... .. ... 15

2.1.4 Pembelajaran Menulis... ... 18

2.1.5 Pelajaran Menulis Sebagai Proses... 24

2.1.6 Strategi Pembelajaran Menulis... ... 27

2.2 Karangan Narasi... 32

2.2.1 Jenis-Jenis Karangan... ... 33

2.2.2 Pengertian Karangan Narasi... 37

2.2.3 Ciri-Ciri Narasi... 38

(2)

2.2.4 Struktur Narasi... 40

2.2.5 Jenis-Jenis Karangan Narasi... 42

2.2.6 Bentuk-Bentuk Khusus Narasi... ... 46

2.2.7 Syarat Menulis Karangan Narasi... 46

2.2.8 Pentingnya Karangan Narasi... ... 49

2.3 Tentang 5W + 1H... 53

2.3.1 Pengertian 5W + 1H……… 53

2.3.2 Unsur-Unsur 5W + 1H……… 54

2.3.3 Hubungan 5W + 1H dengan Cerita/Narasi………. 58

BAB III METODE PENELITIAN………...…………... 62

3.1 Metode Penelitian………... ... 62

3.2 Data Penelitian………...………... 63

3.2.1 Deskripsi Lokasi Penelitian…...………... ... 64

3.2.2 Populasi………....………... 64

3.2.3 Sampel………... 65

3.3 Teknik Penelitian………...……... 65

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data…………... ... 65

3.3.2 Teknik Pengolahan Data………...…………... 67

3.4 Instrumen Penelitian... 69

3.4.1 Instrumen Persiapan Pembelajaran………... 69

3.4.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran...……... 70

3.4.3 Instrumen Pedoman Penilaian………... ……… 73

3.5 Paradigma Penelitian………... 74

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA……… 76

4.1 Persiapan Pembelajaran………. 76

4.1.1 Teknik 5W + 1H dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi... 78

4.1.2 Penyusunan Program Pembelajaran………... 80

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Teknik 5W + 1H... 82

4.2.1 Pembelajaran I... ... 82

4.2.2 Pembelajaran II... ... 85

4.2.3 Pembelajaran III... 89

(3)

4.3 Analisis Kemampuan Menulis Karangan Narasi... 91

4.3.1 Analisis Kemampuan Tes Awal... 91

4.3.2 Analisis Kemampuan Menulis pada Proses Pembelajaran... 99

4.3.3 Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis dengan Teknik 5W+1H ... 114

4.3.4 Analisis Kemampuan Tes Akhir... 116

4.4 Pembahasan Hasil Analisis Kemampuan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Tes Awal dan Tes Akhir... …………. ……… 121

4.5 Pengujian Hipotesis... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...…… 126

5.1 Kesimpulan……... 126

5.2 Saran………. ... 127

DAFTAR PUSTAKA……….. . 129

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam proses pendidikan di sekolah, yang menjadi tujuan umum pengajaran bahasa Indonesia ialah agar siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar mengajar harus diprioritaskan pada latihan-latihan keterampilan berbahasa.

Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup penting adalah keterampil-an menulis. Menurut Badudu (1985:10) ”menulis merupakan suatu keterampilan yang produktif dan ekspresif, artinya selalu diperlukan dalam berbagai ke-pentingan dalam berbagai bidang kehidupan dan dapat mengungkapkan gagas-an/ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan lawan bicara.”

Dalam kegiatan belajar mengajar, latihan keterampilan menulis bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan menulis hanya dengan menunggu, mendengarkan atau mencatat uraian guru. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan praktik yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus lang-sung berlatih menulis. Tanpa adanya proses berlatih tidak mungkin keterampilan atau kemampuan menulis pada diri siswa akan muncul.

(5)

baik.” Hal ini senada dengan pendapat Tarigan (1986:25) yang mengemukakan bahwa keterampilan menulis dan membaca merupakan keteram-pilan yang kompleks dan sukar dibandingkan dengan keterampilan berbicara dan menyimak. Oleh karena kompleksnya keterampilan menulis, pengajaran menulis di sekolah-sekolah harus dilakukan seoptimal mungkin.

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa menulis merupakan ke-terampilan yang berada pada urutan teratas jika dibandingkan dengan keteram-pilan berbahasa lainnya. Di dalam kegiatan menulis, seorang penulis dituntut harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Keteram-pilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1993:4).

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan menulis siswa masih rendah dibandingkan dengan kegiatan berbahasa lainnya yaitu berbicara, mem-baca, dan menyimak. Dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa tidak dapat mengungkapkan gagasan dan pikirannya. Kondisi ini diperkuat oleh pernyataan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah kita selama ini masih belum mencapai hasil yang diharapkan, apalagi untuk disebut memuaskan (Jamaludin, 2003:45).

(6)

Banyak pihak yang menuding bahwa kegagalan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sumber masalah dari rendahnya minat baca, ketidak-mampuan siswa dalam menulis, atau minimnya sikap berbahasa dalam interaksi sosial di tengah kehidupan masyarakat. Artinya, kompetensi para lulusan sekolah dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik dalam komuni-kasi lisan maupun komunikasi tulis masih minim.

Sri Hastuti P.H. (1991:1-2) mengemukakan bahwa:

“Apa yang terjadi di sekolah-sekolah tentang pengajaran bahasa (termasuk di dalamnya pengajaran menulis), yaitu adanya sikap jenuh para siswa terhadap pengajaran bahasa Indonesia. Kejenuhan itu disebabkan oleh faktor internal pengajaran bahasa Indonesia yaitu komponen guru, siswa dan materi pengajaran yang dirasakan oleh kebanyakan siswa kurang dinamis; sedangkan faktor eksternalnya seperti pengaruh-pengaruh yang mengganggu proses belajar.”

(7)

dengan pembelajaran yang menuntut lebih dari sekedar menghapal materi pembelajaran sampai kepada proses aktivitas pembelajaran di dalam kelas.

Faktor-faktor yang meliputi guru, siswa, dan materi pelajaran yang saling mendukung akan menjadi penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Untuk itu guru tentunya harus mempunyai kredibilitas atau kemampuan dan pengetahuan yang cukup dalam melakukan kegiatan pembelajaran; memilih metode dan teknik dalam pembelajaran yang tepat, susuai, dan bervariasi; dapat membangkitkan ke-mampuan, minat, dan bakat siswa, terutama dalam pembelajaran menulis.

Sebetulnya setiap siswa mempunyai peluang untuk terampil menulis karena keterampilan menulis merupakan proses pembelajaran yang dapat di-pelajari dan dilatih. Hal itu sesuai dengan pernyataan Tarigan (1993:1) bahwa keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan, walaupun tidak semua orang mempunyai minat dan bakat yang sama terhadap menulis.

(8)

Sebagai jenis kompetensi yang bisa dipelajari dan dibutuhkan dalam banyak bidang kehidupan, sudah saatnya sekolah, dalam hal ini guru, menum-buhkembangkan kompetensi ini pada anak didiknya melalui tradisi menulis.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi, teknik pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia tidak dijabarkan secara rinci. Dengan demikian, guru diberi kesempatan dan keleluasaan untuk memilih model dan teknik pembelajaran di kelas. Guru dipacu untuk menampilkan model pembelajar-an yang dianggap cocok dengan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa kemampuan guru menerapkan metode dan teknik meru-pakan salah satu penentu keberhasilan kegiatan pembelajaran.

Standar kompetensi yang harus dimiliki siswa SMA dalam keterampilan menulis adalah mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan yang terdapat dalam berbagai ragam tulisan nonsastra serta menuliskannya dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksposisi, dan argumentatif). Adapun salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa di antaranya adalah menulis ragam paragraf. Dengan demikian, menulis pragraf merupakan suatu kegiatan mengekspresikan kembali pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan sebagai salah satu bentuk mengasah kemampuan berbahasa siswa, terutama melatih kemampuan menulisnya.

(9)

tentang kaidah-kaidah menulis. Hambatan yang terakhir, kurangnya kesa-daran akan pentingnya latihan menulis. Oleh karena itu, menjadi tugas gurulah untuk memilih metode dan teknik yang tepat dan bervariasi dalam pembelajaran menulis di kelas untuk mencari solusi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam menulis.

Dalam kehidupan sehari-hari siswa memikirkan, merasakan, menanyakan sesuatu yang dilihat, dirasakan, dan didengar. Apa yang dilihat, dirasakan, dan didengar itulah peristiwa. Simbolon (1997:89) mengemukakan bahwa peristiwa adalah sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia. Peristiwa adalah kejadian yang dialami manusia atau berdampak bagi kehidupan manusia.

Semua yang dilihat, dirasakan, dan didengar atau yang disebut peristiwa itu dapat dijadikan wahana untuk berlatih menulis sebagai penuangan ide atau gagasan yang disusun menggunakan bahasa yang mengikuti kaidah agar dapat dipahami dengan baik dan logis. Hal ini sejalan dengan pendapat Faruk HT (2004:23) bahwa budaya tulis bukan sekedar menulis atau membaca dan menulis, tetapi budaya tulis itu menciptakan kontinuitas antara tulisan dan kehidupan. Kalau tulisan bisa menjadi kehidupan maka baru bisa disebut sebagai budaya tulis.

(10)

pokok sebuah narasi, dan ketiganya secara keseluruhan biasa pula disebut plot, atau alur.

Tulisan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari alternatif dalam pembelajaran menulis, khususnya kemampuan menulis karangan narasi . Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik 5W+1H sebagai teknik menulis karangan narasi bagi siswa SMA.

Teknik 5W+1H adalah teknik mempertanyakan topik untuk memperoleh atau membuat pikiran keluar. Jadi dengan mempertanyakan topik, pikiran-pikiran atau ide-ide dapat ditarik keluar. Menurut Ahmadi (1990:63) teknik ini banyak digunakan oleh penulis-penulis berita dengan teknik bertanya 5W+1H dari: what (unsur peristiwa), where (unsur tempat), when (unsur waktu), who (unsur pelaku), why (unsur latar belakang) , dan how (unsur pemaparan). Teknik menghasilkan informasi tersebut diharapkan dapat menjadi efektif dalam berlatih menulis khususnya menulis narasi bagi siswa SMA.

Dalam aktivitas menulis narasi sebagai karangan kisahan.suatu kejadian ada bagian penting, yaitu peristiwa-peristiwa di dalamnya dituturkan dalam urutan secara kronologis. Hal ini sejajar dengan teknik 5W+1H yang diharapkan dapat membantu siswa untuk memperoleh kemampuan menulis karangan narasi.

(11)

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Pengajaran menulis di sekolah belum terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menulis masih minim. Kelemahan ini selain disebabkan oleh siswa, juga karena diperlukan cara mengajar yang lebih menarik, dan lebih bervariasi.

2. Penggunaan metode atau teknik pembelajaran menulis harus lebih bervariasi. Suatu metode atau teknik yang digunakan guru akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu suatu metode atau teknik yang tepat dan bervariasi dapat mendukung keber-hasilan pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, permasalahan penelitian ini dapat di-rumuskan dalam pertanyaan berikut. Bagaimana gambaran kemampuan siswa kelas X SMA Pasundan 2 Kota Cimahi menulis narasi dengan teknik 5W+1H?

Pertanyaan tersebut dirinci sebagai berikut.

1. Kesalahan apa yang terdapat pada karangan narasi siswa kelas X? 2. Apakah pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik 5W+1H

(12)

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil tes menulis karangan narasi siswa kelas X sebelum dilakukan pembelajaran dengan sesudah pembelajaran menggunakan teknik 5W+1H?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendes-kripsikan :

1. kesalahan yang terdapat pada karangan narasi siswa kelas X,

2. peningkatan kemampuan siswa kelas X menulis karangan narasi dengan teknik 5W+1H,

3. perbedaan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi sebelum dilakukan pembelajaran dengan sesudah pembelajaran menggunakan teknik 5W+1H.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap proses pembelajaran kemampuan menulis khususnya. Penelitian ini diharapkan pula dapat mengemukakan model pengajaran yang dapat mening-katkan kreativitas pembelajaran, dan memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran kemampuan menulis .

(13)

1. dapat memberikan gambaran perbandingan kemampuan siswa menulis karangan narasi sebelum dilakukan proses belajar mengajar dengan teknik 5W+1H dengan sesudah proses belajar mengajar;

2. dapat memberikan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman kepada siswa dalam menulis karangan narasi;

3. dapat dijadikan alternatif untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya kemampuan menulis karangn narasi.

1.6 Anggapan Dasar

1. Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting.

2. Kemampuan menulis siswa harus ditingkatkan dan mendapat latihan yang proporsional dengan teknik yang bervariasi.

3. Menulis karangan narasi merupakan latihan yang dapat memberi peluang untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

4. Teknik 5W+1H dapat membantu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa menulis karangan narasi.

1.7 Hipotesis

Hipotesis yang dikemuakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

(14)

1.8 Metode Penelitian

Sesuai dengan topik penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, dalam penelitian ini akan digunakan penelitian kuasi eksperimen. Sedangkan untuk mendapatkan data yang relevan, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penyebaran angket/kuesioner, wawancara, dan tes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data berupa instrumen persiapan pembelajaran, instrumen pelaksanaan pembelajaran, dan instrumen penilaian karangan narasi.

1.9 Lokasi dan Sampel Penelitian

(15)

SMA Pasundan 2 Kota Cimahi terletak di Jalan Melong Raya no. 4 Cijerah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

(16)

61 01 X 02

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk mencari kebenaran yaitu dengan melakukan penelitian. Pada dasarnya penelitian adalah upaya untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Ber-eksperimen berarti mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hal itu akan menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausal dari variabel-variabel yang diselidiki (Surakhmad, 1980:149). Metode tersebut dipandang relevan dengan penelitian ini karena memiliki ciri: (1) memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah akual, dan (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.

Model penelitian eksperimen yang digunakan adalah model pretes – postes (Arikunto, 1995:508). Model tersebut bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan data hasil nilai sebelum dan sesudah perlakuan pada subjek yang sama. Model penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut.

(17)

Keterangan: 01 = Pemberian tes awal ( pretes )

X = Perlakuan dengan teknik 5W+1H 02 = Pemberian tes akhir ( postes )

Rancangan ini (the one group, pretest- posttest design) memberikan beberapa penyempurnaan. Dalam rancangan ini, pengaruh atau efek suatu tritmen diputuskan berdasarkan perbedaan antara pretest dengan postest. Tidak ada pembanding dengan kelompok kontrol. ( Faisal, 1982:101)

Penelitian ini menggunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran (01), lalu dikenakan perlakuan (X) dalam jangka waktu tertentu,

kemudian dilakukan pengukuran (02) untuk kedua kalinya. Pengukuran yang

dilakukan menggunakan instrumen yang sama yaitu menulis karangan narasi.

Dalam penelitian ini, penulis berperan sebagai observer yaitu mengamati jalannya proses penerapan teknik 5W+1H dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

(18)

dengan jumlah siswa mencapai 1231 orang . Jumlah tenaga pengajar yaitu seba-nyak 47 orang yang terdiri atas 19 guru negeri dipekerjakan (DPk), 2 guru tetap yayasan (GTY), 8 orang guru bantu sekolah (GBS), dan 29 guru honorer, serta 8 orang tata usaha, dan 4 orang staf tata laksana.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan salah seorang guru bahasa dan sastra Indonesia sebagai guru mitra.

3.2.2 Populasi

[image:18.842.231.646.235.634.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah karangan siswa kelas X SMA Pasundan 2 Cimahi tahun pelajaran 2006/2007. Keadaan siswa kelas X SMA Pasundan 2 Cimahi pada tahun pelajaran 2006/2007 terdiri dari 10 kelas. Jumlah siswa kelas X sebanyak 480 orang yang rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Keadaan Siswa Kelas X

SMA Pasundan 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2006/2007

Sumber: Bag. Tata Usaha SMA Pasundan 2 Cimahi 3.2.2 Sampel

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan pemilihan sampel. Sampel yang diambil sebanyak satu kelas. Penentuan kelas eksperimen ini

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X-1 18 30 48

X-2 20 28 48

X-3 18 30 48

X-4 20 27 47

X-5 19 29 48

X-6 22 26 48

X-7 21 28 49

X-8 22 26 48

X-9 19 29 48

(19)

dilakukan secara acak (system random) melalui undian kelas mengingat pengklasifikasian kelas menunjukkan perlakuan yang seimbang, baik ditinjau dari jumlah siswa maupun latar belakang dan keadaan prestasi siswa. Karena di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi, khususnya kelas X tidak ada kelas unggulan, maka melalui penentuan undian kelas, sebagai kelas eksperimen adalah kelas X 6.

Hasil menulis karangan narasi dengan teknik 5W+1H yang dijadikan sampel penelitian berjumlah 40. Data yang digunakan untuk keperluan penelitian berupa karangan narasi siswa sebanyak 40 karangan untuk setiap tes mulai dari pretes sampai dengan postes.

3.3 Teknik Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan, digunakan teknik pengumpulan data berupa tes. Data tes yang dikumpulkan berupa data tes awal dan akhir. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian, yaitu bentuk tes terdiri atas pertanyaan atau suruhan yang berupa uraian yang relatif panjang, yaitu menulis karangan narasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan tes.

1) Observasi

(20)

rekaman atau catatan secara teliti dan utuh peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan penelitian.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan dalam pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan teknik 5W+1H. Secara khusus, observasi ini dilakukan untuk mencermati beberapa hal yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik 5W+1H, antara lain: (1) kegiatan pengajaran dari mulai pembukaan, kegiatan inti, dan akhir pengajaran, (2) aktivitas interaksi proses belajar-mengajar antara guru dengan siswa, antara siswa, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran, serta (3) penerapan teknik 5W+1H dalam menulis karangan narasi.

2) Angket

Angket atau kuesioner merupakan alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Keterangan yang diingin-kan terdiingin-kandung dalam pikiran, perasaan dan sikap.

(21)

3) Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan bahan peng-ajaran serta tujuan pengajaran. Tes ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tentang prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan tertentu dalam kegiatan belajar-mengajar.

Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian, yaitu bentuk tes yang terdiri atas pertanyaan atau suruhan yaitu menulis karangan narasi menggunakan teknik 5W+1H. Tes dilakukan dalam bentuk tes awal dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi sebelum diberikan pembelajaran (perlakuan), dan tes akhir digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik 5W+1H.

Pengumpulan data dilakukan oleh penulis serta dibantu oleh guru bahasa Indonesia sebagai guru model menulis karangan narasi mulai tes awal, siklus pembelajaran, dan tes akhir. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik yang merupakan rangkaian proses berupa langkah-langkah yang sesuai dengan rencana dan sistematika untuk mendapatkan data dalam memecahkan masalah.

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

(22)

Dalam mengolah data penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis statistik chi2 (x2). Teknik ini digunakan untuk menilai karangan narasi siswa juga untuk menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran sebelum dan setelah memperoleh perlakuan teknik 5W + 1H. Rumusan statistik berikut hipotesis penelitian dalam penulisan karangan narasi sebagai berikut.

1. Deskripsi Hasil Penelitian. Menguraikan hasil pengolahan karangan yang kemudian dibuat daftar rekapitulasi.

2. Pengujian Hipotesis. Pengolahan secara statistik terhadap

pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik 5W+1H dengan bantuan pertanyaan penelitian.

a. Kesalahan apa yang terdapat pada hasil menulis karangan narasi siswa kelas X dalam menulis karangan?

b. Apakah pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik 5W+1H dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa?

c. Adakah perbedaan yang signifikan antara karangan narasi sebelum dilakukan pembelajaran dengan sesudah pembelajaran menggunakan

teknik 5W+1H?

Pertanyaaan penelitian di atas kemudian diturunkan menjadi:

Ho : Tidak terdapat peningkatan kemampuan siswa menulis karangan narasi

sebelum menggunakan teknik 5W+1H.

Hi : Terdapat peningkatan kemampuan siswa menulis karangan narasi setelah

(23)

Perhitungan statistik yang digunakan dalam mengukur hipotesis penelitian tersebut di atas adalah dengan menggunakan pengujian statistik Chi Kuadrat. Uji ini digunakan apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan p[roporsi subjek, objek, kejadian dan lain-lain. ( Sudjana, 2001: 144 )

Perhitungan statistik chi kuadrat adalah sebagai berikut : Ho : x2 hitung = x2 tabel

H1 : x2 hitung > x2 tabel

Rumus statistik :

x2 = (fo - fe)2 + (fo - fe)2 fe fe

1). Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Setelah karangan narasi siswa terkumpul dilakukan penilaian dengan menggunakan format penilaian yang sudah ada. Penilaian kemampuan menulis narasi dilakukan terhadap pengembangan aspek tema, alur cerita, tokoh, latar, dan aspek kabahasaan.

2 . Tabulasi Data

(24)

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang penulis gunakan untuk mengumpulkan sejumlah data penelitian diuraikan sebagai berikut.

3.4.1 Instrumen Persiapan Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam persiapan pembelajaran adalah instru-men penyusunan persiapan mengajar untuk pembelajaran menulis karangan narasi yang dihasilkan dari penyusunsn, persiapan pembelaja berupa rencana (skenario) pembelajaran dengan teknik 5W+1H yang dirumuskan penulis dengan guru. Penyusunan instrumen tersebut diantaranya:

1) menentukan topik pembelajaran; 2) menentukan alokasi waktu;

3) merumuskan tujuan pembelajaran;

4) menentukan dan menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan; 5) menyusun rencana pembelajaran.

3.4.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam mengamati pelaksanaan proses pembe-lajaran yaitu lembar observasi, angket, dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data yang dijadikan bahan informasi tentang kualitas pembelajaran. Lembar tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan menulis narasi para siswa.

(25)

3.4.3 Instrumen Pedoman Penilaian Narasi

(26)
[image:26.842.51.822.111.504.2]

Tabel 3.2

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Program : X

Semester : 1

Standar Kompetensi : 4. Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan nonsastra melalui menulis berbagai paragraf (naratif, deskriptif, eksposisi, dan argumentasi), meringkas teks, menyusun kamus, menulis hasil wawancara, dan menulis teks pidato.

Kompetensi Dasar

Materi/Pokok dan Uraian

Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator

Penulisan Alokasi

Waktu (menit)

Sumber/ Bahan/

Alat

Jenis Tagihan Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen Menulis ragam paragraf

Teks paragraf narasi Menceritakan peristiwa, kejadian

∼ terlihat adanya urutan

peristiwa/kejadian

∼ ada peristiwa awal dan ada peristiwa akhir

∼ ada pelaku peristiwa/kejadian Struktur paragraf narasi

∼ Pembuka narasi (awal peristiwa/ cerita)

∼ Isi narasi (peristiwa yang diceritakan) Mencari beberapa contoh paragraf. (kecakapan hidup: berpikir rasional, menggali informasi).

Memilih paragraf narasi. (kecakapan hidup: berpikir rasional, mengambil keputusan). Mencermati bagian-bagian narasi. (kecakapan hidup keterampilan akademik: mengidentifikasi variabel). Menunjukkan karakteristik paragraf naratif.

Mengidentifikasi struktur paragraf naratif.

Mengembangkan kerangka dari sebuah topik menjadi paragraf naratif (dengan memperhatikan kronologi dan peristiwa)

Pertanyaan lisan

Jawaban singkat

Uraian bebas

Terlampir 2 x 45 A

B

(27)

Buku Sumber

A. Buku Berbahasa dan Sastra Indonesia 1 B. Komposisi Gorys Keraf

∼ Akhir narasi (menceritakan peristiwa dalam akhir narasi) Penyusunan paragraph narasi ∼ Memenuhi persyaratan yang sesuai dengan isi dan struktur narasi

Menandai penggunaan kata yang menggambarkan cerita. (kecakapan hidup akademik skill: mengidentifikasi varibel). Mendiskusikan paragraf narasi dan menyimpulkan ciri-ciri paragraf naratif yang baik. (kecakapan hidup kecakapan sosial: mampu bekerja sama dan berkomunikasi). Membuat kerangka paragraf naratif. (kecakapan hidup: kecakapan komunikasi tertulis). Menyunting paragraf narasi yang ditulis teman. (kecakapan hidup: memecahkan masalah)

Menulis paragraf naratif dengan mengurutkan waktu dan peristiwa sesuai kerangka.

Menyunting paragraf narasi yang ditulis teman dengan

(28)

Pedoman Penilaian Narasi

No. Aspek Penilaian Interval

Skor

Bobot Maksimal

(1) (2) (3) (4)

1.

Kesesuaian antara tema dan isi cerita 1. Tema sangat sesuai dengan isi cerita 2. Tema sesuai dengan isi cerita 3. Tema agak sesuai dengan isi cerita 4. Tema tidak sesuai dengan isi cerita

13-30 27-30 22-26 17-21 13-16

30 = 4 26 = 3 21= 2 16= 1

2.

Penggambaran alur cerita:

1. Pengenalan, konflik cerita sangat jelas dan penyelesaian cerita sangat tepat

2. Pengenalan, konflik cerita jelas dan penyelesaian cerita tepat

3. Pengenalan, konflik cerita kurang jelas dan penyelesaian cerita kurang tepat

4. pengenalan, konflik cerita tidak jelas dan penyelesaian cerita tidak ada

7-20 18-20

14-17

10-13

7-9

20 = 4

17 = 3

13 = 2

9 = 1

3.

Penggambaran tokoh dan karakter tokoh 1. Gambaran fisik dan karakter tokoh sangat

jelas

2. Gambaran fisik dan karakter tokoh jelas 3. Gambaran fisik dan karakter tokoh kurang

jelas

4. Gambaran fisik dan karakter tokoh tidak logis 7-20 18-20 14-17 10-13 7-9

20 = 4

17 = 3

13 = 2

9 = 1

4.

Penggambaran latar tempat, waktu dan ruang kejadian

1. Latar tempat, waktu sangat jelas dan ruang kejadian peristiwa sangat mendukung 2. Latar tempat, waktu jelas dan ruang

kejadian peristiwa mendukung

3. Latar tempat, waktu kurang jelas dan ruang kejadian peristiwa kurang mendukung 4. Latar tempat, waktu tidak jelas dan ruang

kejadian peristiwa tidak mendukung

1-15

11-15

6-10

2-5

0-1

15 = 4

10 = 3

5 = 2

1 = 1

5.

Aspek Kebahasaan

1. Amat menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan

2. Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan banyak kesalahan

3. Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan banyak kesalahan 4. Tidak menguasai kaidah penulisan kata

dan ejaan, dengan banyak kesalahan

1-15

11-15

6-10

2-5

0-1

15 = 4

10 = 3

5 = 2

[image:28.595.102.498.108.739.2]
(29)

Fenomena:

Menulis sebagai keteram-pilan berbahasa

Menulis masih menjadi beban

Pengajaran Menulis Nara-si kurang Mendapat Per-hatian

Teknik pembelajaran ma-sih kurang bervariasi

Solusi:

Adanya teknik pembelajaran yang lebih memusatkan pada penemuan

Teknik 5 W + 1 H:

What Who Where When Why How

Tes Awal Menulis Narasi PenerapanTeknik

5W + 1H dalam

Pembelajaran Menulis Narasi Proses Pembelajaran I Proses Pembelajaran II Proses

Pembelajaran III Tes Akhir Menulis Narasi

SISWA:

• Adanya Keefektifan dalam Pembelajaran Menulis Narasi

• Adanya Peningkatan dalam Pembelajaran Menulis Narasi

GURU:

• Alternatif Teknik

(30)

171 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai teknik 5W+1H dalam pembelajaran menulis karangan narasi terhadap siswa kelas X SMA Pasundan 2 Kota Cimahi.

1. Kesalahan siswa dalam penulisan karangan narasi meliputi aspek kesesuaian antara tema dengan isi cerita, penggambaran alur cerita, penggambaran tokoh dan karakter tokoh, penggambaran latar tempat, waktu dan ruang kejadian, serta aspek kebahasaan.

(31)

rata-rata tes awal mendapat 4,28 pada tes akhir meningkat menjadi 7,13. Dengan melihat hasil yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa setelah para siswa mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik 5W+1H terdapat peningkatan kemampuan setiap aspek dalam menulis karangan narasi.

3. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil karangan narasi siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran dan sesudah pembelajaran menggunakan teknik 5W + 1H.

5.2 Saran

Merujuk kepada hasil penelitian, diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Kemajuan belajar tidak sekedar dilihat dari hasil, tetapi juga dari proses

pembelajaran. Melalui proses pembelajaran dapat diketahui respon yang ditunjukkan dalam partisipasi dan keaktifan siswa baik saat membahas atau mendiskusikan materi pengajaran, maupun saat menyelesaikan tugas khususnya menulis karangan.

(32)
(33)

129

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Malang: Yayasan Asah Asih Asuh.

Akhadiah, S. dkk, 1994 . Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Ali, Mohamad. 1983. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung, Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu, JS. 1985. “ Pelajaran Mengarang Dianaktirikan”, Kompas 21 Oktober 1984, halaman 4.

Depdikbud 2003. Kurikulum dan GBPP Bahasa Indonesia untuk SMA.

Ermanto. 2005. Menjadi Wartawan Handal dan Profesional. Yogyakarta: Cinta Pena.

Erneste, Panusuk. 1982. Proses Kreatif. Jakarta: Gramedia.

Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Kusumaningrat, Purnama dan Hikmat Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Rosda.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Jakarta: Depdikbud. Keraf, Gorys. 1986 Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys. 1982 Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah. Marahimin, Ismail. 1994 Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Nasution. 1982 . Azas- Azas Kurikulum. Bandung: Jemmars.

(34)

Nurwati, Nunung. 2004. Kefektifan Pendekatan Kontekstual dalam Belajar Mengajar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Eksposisi. Tesis pada PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Parera, Jos Daniel. 1993 . Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Rusyana, Yus. 1986 . Keterampilan Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Dipenogoro.

Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumardi, Mulyanto. 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengjaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Syamsul M. Romli, Asep. 2005. Jurnalistik Terapan, Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Bandung: Batic Press.

Tarigan, Djago. 1994. Penerapan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, SLTP dan SMU Berdasarkan Kurikulum 1994. Bandung: FPBS.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilam Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wiedarti, P. 2005. Menuju Budaya Menulis. Suatu Bunga Rampai. Yogyakarta: Tiara. Wacana.

Gambar

Tabel 3.1 Keadaan Siswa Kelas X
Tabel 3.2 SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Narasi

Referensi

Dokumen terkait

ELI SAYIDAH.

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MOBIL-MOBILAN PADA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT (PadaSiswaKelas IV

Sahabat MQ/ Pengembalian data uji publik pemegang KMS/ dari 45 kelurahan di Yogyakarta/ yang seharusnya selesai hari ini/ ternyata mundur// Hingga saat ini/ baru sekitar 20

pemahaman matematis penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (pada siswa kelah IV SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun ajaran 2013-2014).. Universitas Pendidikan

Tali busur akan mencapai panjang maksimum jika tali busur tersebut adalah diameter Kunci jawaban :

Untuk mendukung upaya integrasi sosial nasional dalam mencegah terjadinya konflik masyarakat yang multikultural, dapat dilakukan melalui hal berikut, kecuali …d.

PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD D ENGAN BERBASIS MED IA INTERAKTIF TERHAD AP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sistem pengendalian jarak jauh tersebut sangat efisien digunakan untuk mengatasi gangguan pada jaringan distribusi listrik tegangan menengah 20 kV yang menggunakan jaringan