• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL

SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1

NIA KAMELIA DESTI NPM 11080019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)
(4)

THE ABILITY IN WRITING NARRATIVE SUGGESTIVE ESSAY BY USING TECHNIQUES IMITATING MODELS

GRADES STUDENT OF PADANG PUBLIC SENIOR HIHG SCOOL 9 By

Nia Kamelia Desti

1

, Drs. Wirsal Chan

2

, Rahayu Fitri, M. Pd.

3

1) Student Of STKIP PGRI West Sumatera 2) Lecturer Program Study Education Of Languange and Art Indonesia

Of

STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT

This research is motivated by the lack of student interest in writing a narrative essay writing especially suggestive. Students also lack the vocabulary to write a narrative essay suggestive. Students feel bored in a suggestive narrative essay writing because teachers have not found the right technique to motivate students in the spirit of suggestive narrative essay writing. The purpose of this research is to describe the suggestive narrative essay writing skills by using technique of imitating models of class X SMA Negeri 9 Padang . This research is a quantitative study using descriptive methods . The population in this study were students of class X SMA Negeri 9 Padang enrolled in the academic year 2015/2016. T Sampling 15 % of the total population of each class that is numbered 30 person. The results of the study indicate that the suggestive narrative essay writing skills by using technique of imitating models of class X SMA Negeri 9 Padang , it can be concluded suggestive narrative essay writing skills are at a good qualifying with an average value of 82,95 is in the range of 76-85 % .

Keywords : Writing Narrative Essays Suggestive, Techkniques Imitating Models .

(5)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL

SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG Oleh

Nia Kamelia Desti

1

, Drs. Wirsal Chan

2

, Rahayu Fitri, M. Pd.

3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat siswa dalam menulis khususnya menulis karangan narasi sugestif. Siswa juga kurang menguasai kosakata dalam menulis karangan narasi sugestif. Siswa merasa jenuh dalam menulis karangan narasi sugestif karena guru belum menemukan teknik yang tepat untuk memotivasi semangat siswa dalam menulis karangan narasi sugestif. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 320 orang adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel 15% dari jumlah populasi setiap kelas yaitu berjumlah 30 0rang. Hasil penelitian menunujukkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang, dapat disimpulkan kemampuan menulis karangan narasi sugestif berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 82,95 berada pada rentangan 76 – 85%.

Kata Kunci: Menulis Karangan Narasi Sugestif, Teknik Meniru Model.

(6)

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yang saling berhubungan erat dengan proses berfikir yang mendasari bahasa dengan cara beraneka ragam. Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemerolehan keterampilan ini terjadi secara alamiah. Seseorang mampu menyimak bahasa kemudian melafalkannya. Setelah belajar di sekolah seseorang akan mampu membaca kemudian mampu menulis. Keterampilan menulis merupakan tujuan akhir yang harus dicapai dalam keterampilan berbahasa.

Peran guru dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan.

Upaya yang dapat dilakukan guru adalah mengajarkan materi pelajaran semenarik mungkin. Hal lain yang dapat dilakukan guru adalah dengan memilih dan menggunakan teknik untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran agar materi pembelajaran dapat direspon baik oleh siswa. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis sangat penting untuk dikuasai oleh siswa. Bentuk kemampuan menulis yang diajarkan kepada siswa adalah salah satunya kemampuan menulis karangan narasi.

Karangan narasi dikenal sebagai sebuah cerita. Di dalam karangan narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam suatu urutan waktu kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (2007:136) bahwa “Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu”. Karangan narasi menggunakan nalar dengan menghubungkan serta membangdingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah dilakukan jika tidak menulis. Jika pembaca tidak memahami gagasan yang disampaikan oleh penulis, berarti penulis belum terampil dalam menulis karangan narasi.

Pada kemampuan menulis karangan narasi, pengetahuan seseorang dalam menulis melibatkan daya khayal (imajinasi) yang tinggi. Hal itu dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam menulis karangan narasi sugestif.

Karangan narasi sugestif merupakan suatu rangkaian yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang tersurat mengenai obyek atau subyek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna yang baru dalah sesuatu yang tersirat.

Keterampilan menulis yang diajarkan di Sekolah MenengahAatas (SMA) kelas X semester 1 Standar Kompetensi (SK) ke-4 yang berbunyi mengungkapkan informasi dalam bentuk karangan (narasi, deskripsi, dan eksposisi). Kompetensi Dasar (KD) 4.1 yaitu menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu tertentu dan tempat dalam bentuk karangan naratif.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa dan salah seorang guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia Dra. Hj. Armita di kelas X SMA Negeri 9 Padang diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, siswa kurang menguasai kosakata dalam menciptakan sebuah karangan narasi sugestif.

Kedua, kemampuan siswa untuk menulis karangan narasi sugestif masih kurang, terlihat dari kemampuan siswa dalam menemukan unsur intrinsik pada karangan narasi sugestif. Ketiga, siswa merasa jenuh dalam menulis karangan karena guru belum menemukan teknik yang tepat untuk memotivasi siswa dalam memahami karangan narasi sugestif. Keempat, dalam proses pembelajaran kurangnya keingintahuan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.

Salah satu strategi yang dapat memotivasi siswa dalam menulis karangan narasi sugestif adalah dengan menerapkan teknik meniru model. Teknik meniru model ini merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mencapai hasil kerja siswa dengan baik. Di dalam teknik ini guru harus mempersiapkan sebuah contoh karangan narasi sugestif yang akan diberikan kepada siswa sebagai contoh oleh siswa untuk menyusun sebuah karangan baru.

Karangan yang akan dibuat oleh siswa tidak boleh sama dengan contoh karangan yang diberikan oleh guru, yang boleh sama di dalam karangan adalah struktur karangan tersebut.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang yang terdaftar pada tahun 2015/2016. Berdasarkan dari data statistik sekolah, diketahui jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran tersebut 320 orang yang terdiri dari 10 kelas. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 siswa, perlu adanya teknik penarikan sampel penelitian. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas. Data penelitian ini berupa skor karangan narasi siswa dalam menulis alur, latar, dan penokohan melalui teknik meniru model.

(7)

HASIL PENELITIAN

Tabel Klasifikasi Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Teknik Meniru Model Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk Gabungan Ketiga Indikator

Tabel nilai kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang, dapat dilihat pada tabel berikut ini

No Kualifikasi Tingkat Penguasaan

Nilai Frekuensi Persentase

1 Sempurna 96 – 100% 10 14 46,66%

2 Baik Sekali 86 – 95 % 9 0 0,00

3 Baik 76 – 85% 8 0 0,00

4 Lebih dari Cukup

66 – 75% 7 14 46,66%

5 Cukup 56 – 65% 6 0 0,00

6 Hampir Cukup

46 – 55% 5 0 0,00

7 Kurang 36 – 45% 4 0 0,00

8 Kurang Sekali

26 – 35% 3 2 6,66%

9 Buruk 16 – 25% 2 0 0,00

10 Buruk Sekali 0 – 15% 1 0 0,00

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data dalam tabel yang terdapat pada lampiran 7 yang sudah diolah dengan menggunakan rumus persentase, tingkat penguasaan tertinggi yang diperoleh siswa 100 dan terendah 55,55. Gambaran kemampuan menulis karangan naarsi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang secara berurutan sebagai berikut. Pertama, siswa dengan tingkat penguasaanya 100 berjumlah 6 orang (20%). Kedua, siswa dengan tingkat penguasaanya 88,88 berjumlah 11 orang (36,66%). Ketiga, siswa dengan tingkat penguasaanya 77,77 berjumlah 5 orang (16,66%). Keempat, siswa dengan tingkat penguasaanya 66,66 berjumlah 7 orang (23,33%). Kelima, siswa dengan tingkat penguasaanya 55,55 berjumlah 1 orang (3,33%). Untuk lebih jelasnya

dapat digambarkan dalam bentuk histrogram di bawah ini.

Keterangan

HC : Hampir Cukup LDC: Lebih Dari Cukup S: Sempurna

B : Baik BS : Baik Sekali C : Cukup K : Kurang KS : Kurang Sekali BK : Buruk

BKS : Buruk Sekali

0 5 10 15

HC LDCB BS S C K KS BR BRS

(8)

Gambar 5. Histogram Gambaran Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Teknik Meniru Model Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk Gabungan Ketiga Indikator

PEMBAHASAN

1. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Teknik Meniru Model Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk Indikator 1 (Alur)

Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat kemampuan menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk indikator 1 (Alur) tergolong Baik (B) dengan rata-rata tingkat 77,77 berada pada rentangan 76 – 85% pada skala 10. terlihat bahwa siswa masih belum cukup mampu menggambarkan alur dalam sebuah karangan narasi sugestif dengan baik, hal ini dapat terlihat dari cara mengembangkan alur dinilai dari hubungan kausalitas pada karangan narasi sugestif yang terdapat pada sampel 02. Pada sampel 02 ini memenuhi kriteria yang terdapat pada indakator 2 jika dilihat dari peristiwa logis dan adanya peralihan dari suatu ke adaan ke keadaan yang lain, tetapi tidak memiliki hubungan kausalitas. Dari segi penggambaran alur yang terdapat pada sampel 23 sangat baik, hal ini terdapat pada sampel 23 yang telah memenuhi ke 3 kriteria indikator. Jika peristiwa logis, ada peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dan mempunyai hubungan kausalitas. Muhardi dan Hasanuddin (1992:28) menjelaskan , “Alur adalah hubungan antara satu peristiwa atau sekelompok peristiwa dengan peristiwa lain”. Sebuah peristiwa dapat dikatakan telah berlangsung jika seorang atau sekelompok tokoh melakukan kegiatan pada suatu tempat dan pada suatu waktu tertentu.

2. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Teknik Meniru Model Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk Indikator 2 (Latar)

Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat kemampuan menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk indikator 2 (Latar) tergolong Baik Sekali (BS) sebesar 91,10 berada pada penguasaan 86-95% pada skala 10. Berdasarkan hasil karangan narasi sugestif yang terdapat pada sampel 11, diketahui bahwa sampel 11 telah memenuhi 3 kriteria indikator yang terdapat pada latar, yaitu latar alur, latar tempat, dan latar suasana. Selanjutnya dapat ditampilkan pada siswa yang memiliki hasil karangan narasi sugestif dari segi latar yang kurang baik, dapat dilihat dari hasil yang memperoleh skor 2 terdapat pada sampel 09. Pada sampel 09 hanya dapat memenuhi 2 kriteria indikator latar. Terlihat dari segi penggambaran latar tempat, dan latar suasana. Semi (1988:46) menjelaskan bahwa “Latar atau landas tumpu atau setting cerita adalah tempat terjadi peristiwa. Latar dapat pula menciptakan suatu suasana, yang sesuai dengan perasaan yang telah kita alami mengenai suatu lokasi.”

3. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Teknik Meniru Model Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk Indikator 3 (Penokohan)

Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat kemampuan menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk indikator 3 (Penokohan) tergolong Baik (B) sebesar 79,99 karena berada pada penguasaan 76-85% pada skala 10. Berdasarkan hasil karangan yang terdapat pada sampel 05 dapat dilihat bahwa sampel 05 telah memenuhi kriteria indikator 3. Adanya Penokohan penamaan, penokohan fisik, dan penokohan karakter. Selanjutnya dapat ditampilkan pada siswa yang memiliki hasil karangan narasi sugestif dari segi penokohan yang kurang baik, dapat dilihat dari hasil yang memperoleh skor 2 terdapat pada sampel 08. Terlihat bahwa sampel 08 hanya memenuhi 2 kriteria yang terdapat pada indikator. Indikator penokohan penamaan, dan indikator penokohan fisik. Ramadansyah (2012:155) juga mengemukakan bahwa “ Penokohan berkaitan dengan sifat tokoh, perwatakan, dan karakteristik tokoh cerita. Sifat tokoh cerita diperoleh dari kata sifatnya, gambaran tindak tanduk, dan ucapan para tokohnya.” Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perbuatan dan motivasi para tokoh cerita dapat diuukur melalui tindakan tokoh, ucapan, dan kebiasaan perilaku tokoh cerita.

(9)

4. Tabel 12. Klasifikasi Gambaran Kemampuan Menulis Karangan Naras Sugestif dengan Menggunakan Teknik Meniru Model Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk Gabungan Ketiga Indikator

Berdasarkan data dalam tabel yang terdapat pada lampiran 7 yang sudah diolah dengan menggunakan rumus persentase, tingkat penguasaan tertinggi yang diperoleh siswa 100 dan terendah 55,55. Gambaran kemampuan menulis karangan naarsi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang secara berurutan sebagai berikut. Pertama, siswa dengan tingkat penguasaanya 100 berjumlah 6 orang (20%). Kedua, siswa dengan tingkat penguasaanya 88,88 berjumlah 11 orang (36,66%). Ketiga, siswa dengan tingkat penguasaanya 77,77 berjumlah 5 orang (16,66%). Keempat, siswa dengan tingkat penguasaanya 66,66 berjumlah 7 orang (23,33%). Kelima, siswa dengan tingkat penguasaanya 55,55 berjumlah 1 orang (3,33%).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk ketiga indikator tergolong baik (B) dengan rata-rata 82,95 berada pada rentangan 76 – 85% pada skala 10. Kedua, kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk indikator alur tergolong baik (B) dengan rata-rata 77,77 berada pada rentangan 76 – 85% pada skala 10.

Ketiga, kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk indikator latar tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata 91,10 berada pada rentangan 86 – 95% pada skala 10. Keempat, kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk indikator penokohan tergolong baik (B) dengan rata-rata 79,99 berada pada rentangan 76 – 85% pada skala 10.

SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan tiga saran sebagai berikut. Pertama, disarankan kepada siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk lebih meningkatkan kemampuan menulis, hal itu dapat dilakukan dengan cara berlatih menulis berbagai jenis keterampilan menulis misalnya saja dalam menulis karangan narasi sugestif. Kedua, disarankan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 9 Padang untuk lebih meningkatkan pembelajaran menulis dengan berbagai teknik, terutama teknik meniru model agar kemampuan siswa lebih baik lagi dan menuju kesempurnaan. Ketiga, peneliti lain dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan skripsi ini.

KEPUSTAKAAN

Keraf,Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Jakarta.

Muhardi dan Hasanuddin, WS. 1992. “Prosedur Analisis Fiksi”. Padang: IKIP Padang.

Ramadansyah. 2012. Paham dan Terampil Berbahasa dan Berbahasa Sastra Indonesia. Bandung: Dian Aksara Press

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Padang.

Gambar

Tabel nilai kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik meniru model siswa kelas X  SMA Negeri 9 Padang, dapat dilihat pada tabel berikut ini

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik tandur dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas

Dari hasil perbandingan kemampuan menulis karangan narasi dari kedua kelompok penelitian, disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar menulis narasi yang signifikan antara

Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh strategi 3M (Meniru- Mengolah-Mengembangkan) terhadap kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Swasta Free

Kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bintan belum maksimal, siswa masih banyak harus belajar menulis dan membudayakan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pasaman dengan teknik pemodelan untuk

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi sugestif siswa kelas IV SDN Kemuningsari Kidul 01 Jember. Pada siklus

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Kemampuan Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Kartika 1-5 Padang Menggunakan Teknik Menulis Buku Harian

PEMBAHASAN Dari hasil pre test dan post test dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas X² SMA Negeri 9 Kota Kupang, secara menyeluruh menunjukan bahwa nilai rata-rata